BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi di abad XXI ini, diperlukan persiapan sumber daya manusia yang merupakan kunci utama untuk memetik kemenangan dalam persaingan era globalisasi tersebut. Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan setiap manusia memperoleh informasi dengan cepat, mudah dan melimpah dari berbagai sumber. Dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah, kompetitif dan tidak pasti. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini berjalan dengan sangat pesat, pemanfaatan teknologi informasi telah dilakukan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang telah memanfaatkan teknologi informasi adalah pelayanan administrasi perkantoran. Pengelolaan arsip merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan didalam pelayanan administrasi perkantoran di berbagai organisasi. Permasalahan pengelolaan arsip secara konvensional masih sering terjadi. Solusi pengelolaan arsip saat ini adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk mengelola arsip secara elektronik. Efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaaan arsip kantor akan terwujud apabila dilakukan secara elektronik dengan melalui aplikasi sistem kearsipan elektronik (Elektronic Filing System). Perkembangan teknologi yang begitu pesat belakangan ini di satu sisi mempunyai dampak positif terhadap kelancaran dan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatannya, tetapi di pihak lain perkembangan ini juga menimbulkan dampak khususnya di bidang kearsipan yang perlu segera diantisipasi. Perkembangan di bidang kearsipan dirasakan sangat lambat jika dikaitkan dengan perkembangan teknologi yang secara langsung ataupun tidak langsung menghasilkan arsip yang cenderung selalu berubah. Untuk itu para pengelola kearsipan hendaknya selalu tanggap dan 1
2
mengikuti perkembangan tersebut dan sebisa mungkin agar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kearsipan. Proses perkembangan teknologi akan berjalan terus melaju seakan tak mungkin terkejar, teknologi akan terus bergerak maju dengan produk-produk yang selalu up to date dengan perubahan generasi dari waktu ke waktu. Dampak perubahan itu sedemikan besar, sehingga produk-produk out of date tidak sinkron dengan produk terbaru, karena setiap produk baru dipastikan memiliki spesifikasi yang lain. Pengelolaan kearsipan diberbagai instansi khususnya di sekolah untuk kegiatan pembelajaran maupun kedinasan masih banyak dijumpai dengan menggunakan sistem yang kosvensional yang sudah out of date. Seiring berjalannya waktu dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikas (TIK) yang up to date maka sudah saatnya pengelolaan dan pembelajaran kearsipan disekolah dirancang dengan berbasis komputer atau file. Pengelolaan arsip dengan berbasis Teknologi Komunikasi dan Informasi akan mempermudah dan juga menghemat waktu dalam pekerjaan dan pembelajaran. Siswa akan memiliki pengalaman yang baru dengan memadukan pengelolaan arsip konvensional dengan pengelolaan arsip yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pembelajaran kearsipan yang dilaksanakan disekolah seharusnya dapat membantu dalam penyusunan pekerjaan yang berkaitan dengan penataan maupun penyimpanan dokumen. Sehingga diharapkan dalam pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melakukan pekerjaan penyimpanan arsip dengan baik. Berdasarkan pengamatan dan kondisi yang terjadi di SMK Negeri 1 Purwodadi selama pembelajaran masih sering dijumpai siswa dalam melakukan kegiatan penyimpanan arsip masih kurang aktif dan cenderung pasif. Hal ini dapat dilihat ketika guru memberikan materi siswa cenderung hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hanya mencatat saja dan mengikuti perintah yang disampaikan guru. Selain itu apabila guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran hanya beberapa siswa saja yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Siswa cenderung diam dan belum berani
3
mengungkapkan pendapatnya. Demikian juga ketika siswa melakukan praktik penyimpanan arsip, siswa cenderung mengerjakan tugas menunggu perintah dari guru dan harus dibimbing dengan baik. Terkadang menunggu teman yang sudah selesai mengerjakan baru mereka mengerjakaan pekerjaan sesuai dengan yang dikerjakan teman lain. Siswa yang memiliki kemampuan dalam menyimpan arsip cenderung segera menyelesaikan pekerjaan dan segera diperlihatkan pada guru apakah pekerjaannya benar atau salah. Sebaliknya siswa yang kurang mampu cenderung diam atau bahkan ada yang ramai sambil mengerjakan tugas. Tentunya hal ini akan menimbulkan kesenjangan dalam perolehan hasil terutama dalam keterampilan pengelolaan arsip. Rendahnya
nilai
yang
diperoleh
siswa
dikarenakan
pada
pembelajaran kearsipan yang dilakukan disekolah masih dilakukan secara sederhana dengan memberikan contoh-contoh peralatan penyimpanan arsip dan juga kurangnya siswa praktik melakukan penyimpanan arsip secara langsung. Selain itu apabila siswa mengerjakan soal praktik tidak ditentukan waktunya dalam mengerjakan. Sehingga siswa cenderung mengerjakan soal dengan santai tanpa memperhatikan ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan pekerjaan. Siswa yang rajin cenderung mengerjakan pekerjaan dengan cepat, sedangkan siswa yang kurang cenderung mengerjakan pekerjaan dengan santai. Sehingga hal ini akan berpengaruh pada keterampilan siswa dalam mengerjakan tugas. Penentuan nilai ulangan harian yang sudah ditetapkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menjadi patokan apakah siswa kompeten atau belum kompeten dalam mata pelajaran. Pada mata pelajaran kearsipan ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal 78 point. Artinya apabila siswa memperoleh nilai kurang dari kriteria yang ditentukan tentunya siswa tersebut belum kompeten pada maata pelajaran kearsipan. Berdasarkan data ulangan harian siswa pada pelajaran kearsipan masih dijumpai nilai yang kurang terutama pada penyimpanan arsip. Pada mata pelajaran kearsipan siswa kelas XI Administrasi Perkantoran dalam
4
materi menyimpan dan menemukan kembali arsip sistem Abjad hanya 6 siswa dari 39 siswa yang dapat menemukan kembali arsip yang diminta pada waktu yang telah ditentukan. Pada materi selanjutnya yang berkaitan dengan sistem Subjek hanya 10 siswa dari 39 siswa yang dapat menemukan kembali arsip yang disimpan dalam waktu yang ditentukan. Rendahnya hasil ulangan harian siswa tentunya akan mempengaruhi perolehan nilai siswa pada mata pelajaran kearsipan. Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Siswa Aspek Skor Terendah Skor Tertinggi Rata-Rata Kelas
Observasi 1 60 71 65
Observasi 2 65 80 70
Terlihat bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam praktik kearsipan masih rendah, karena banyak siswa yang cenderung melakukan kesalahan ketika mencari kembali arsip yang telah disimpan dan kalaupun bisa menemukan melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Hal ini memperlihatkan bahwa pembelajaran praktik kearsipan dengan model manual kurang mendukung kemampuan siswa pada mata pelajaran praktik kearsipan. Pembelajaran kearsipan yang selama ini digunakan di sekolah adalah sistem penyimpanan arsip yang masih manual, yaitu dengan sistem kartu kendali yang disimpan melalui filling cabinet. Dimana kontrol dalam penyimpanan arsip masih lemah. Sehingga apabila siswa diminta mencari kembali arsip yang telah disimpan, membutuhkan waktu yang lama. Apalagi kalau jumlah arsip yang disimpan semakin banyak. Padahal penilaian dari mata pelajaran kearsipan adalah terampil dalam menemukan arsip dalam waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu perlu terobosan baru melalui pembelajaran yang menggunakan kemajuan teknologi. Teknologi yang digunakan memberi sentuhan kepada filling cabinet siswa tidak memberi tempelan-tempelan pada kode yang berbentuk tulisan atau angka-angka, dan mempermudah siswa mengelola arsip yaitu bagaimana menyimpan dan menemukan kembali
5
dengan waktu yang lebih cepat. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menurut Horij Singh (2013) dapat mengubah pola pikir seseorang bahwa teknologi itu perlu diikuti sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam kegiatan ekonomi dan sosial Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Guru harus mempunyai strategi agar pembelajaran menjadi menarik dan siswa dapat belajar secara efektif. Oleh karena itu pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat penting, karena tidak semua pendekatan pembelajaran dapat digunakan pada tiap pokok bahasan. Kebanyakan
guru
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
dengan
pendekatan mekanistik, yaitu pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan ekspositori dalam menyajikan pelajaran. Metode ini cenderung terpusat pada guru, sehingga dominasi guru akan mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang bisa berpikir kritis karena siswa menganggap semua yang disampaikan guru adalah benar dan harus diikuti. Untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan arsip, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu hal yang perlu perhatian serius adalah proses pembelajaran kearsipan, terutama bagaimana siswa dapat mengelola arsip dengan baik. Hal yang paling penting adalah bagaimana siswa dapat melakukan penyimpanan dan penemuan arsip dengan cepat, tepat dan sesuai dengan waktunya. Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan tidak hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkan materi yang disampaikan guru, melainkan siswa dituntut aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus mampu berpikir kritis dan berargumen dalam memecahkan berbagai persoalan dalam pengelolaan arsip. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Pembelajaran Kearsipan Dengan Media Elektronik dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi”
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah - masalah yang timbul dalam penelitian, meliputi : 1.
Rendahnya keterampilan pengelolaan arsip pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi dikarenakan pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan cara konvensional dalam menyimpan dokumen.
2.
Rendahnya
keterampilan
pengelolaan
arsip
disebabkan
karena
pembelajaran yang kurang tepat. 3.
Rendahnya keaktifan siswa dalam keterampilan pengelolaan arsip dikarenakan siswa belum memahami cara penyimpanan arsip.
4.
Rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran dikarenakan belum tersedianya peralatan yang memadai disekolah.
5.
Rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran dikarenakan dalam pembelajaran masih menggunakan cara konvensional dalam menyimpan dokumen.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, agar penelitian ini dapat lebih terfokus, perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Membandingkan penggunaan media pembelajaran kearsipan elektronik dan pembelajaran kearsipan konvensional pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2. Karakteristik siswa yang dilihat adalah keaktifan belajar dan keterampilan siswa dalam keterampilan pengelolaan arsip. 3. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Purwodadi Kelas XI Administrasi Perkantoran Semseter Gasal tahun pelajaran 2015-2016.
D. Perumusan Masalah Penelitian ini menggunakan studi eksperimen untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi terhadap
7
kondisi pembelajaran yang dilaksanakan saat ini.Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan penerapan pembelajaran kearsipan elektronik dan
penerapan
pembelajaran
kearsipan
konvensional
terhadap
keterampilan pengelolaan arsip elektronik pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016? 2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan pengelolaan arsip elekronik ditinjau dari keaktifan belajar pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016? 3. Apakah ada korelasi penerapan pembelajaran kearsipan elektronik dan keaktifan belajar terhadap keterampilan pengelolaan arsip pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 20152016?
E. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan guna memperoleh penilaian praktis dalam situasi konkret yaitu implementasi pembelajaran kearsipan elektronik untuk meningkatkan
keterampilan
pengelolaan
arsip
siswa
Administrasi
Perkantoran. Secara lebih rinci tujuan penelitian ini untuk: 1.
Untuk mengetahui perbedaan penerapan pembelajaran kearsipan elektronik dan penerapan pembelajaran kearsipan konvensional terhadap keterampilan pengelolaan arsip pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016.
2.
Untuk mengetahui perbedaan keterampilan pengelolaan arsip elektronik ditinjau dari keaktifan belajar pada siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Semester Gasal tahun pelajaran 2015-2016.
F. Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan
kualitas
pendidikan
khususnya
untuk
meningkatkan
8
keterampilan pengelolaan arsippada siswa Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi, maupun SMK lain di wilayah Kabupaten Grobogan. Manfaat lain dari penelitianini diuraikan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis: Memberikan sumbangan bagi pengayaan khasanah penelitian dibidang pendidikan kearsipan khususnya dan pendidikan pada umumnya. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi Siswa: 1. Memberikan kemudahan siswa dalam mempelajari sistem kearsipan elektronik. 2. Mendapatkan gambaran tentang manfaat pembelajaran kearsipan elektronik untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan arsip. b. Bagi Guru : 1. Memberikan wawasan dan pemahaman tentang penyimpanan arsip elektronik. 2. Memberi masukan bahwa pembelajaran kearsipan elektronik dapat diterapkan pada siswa disekolah