1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat ditempuh melalui sekolah. Salah satunya yaitu jenjang Sekolah (SD). Sekolah dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia dan bagian dari program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Sekolah dasar merupakan fondasi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar pada siswa serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan tersebut dicapai melalui pembelajaran dan akan tercapai jika proses pembelajaran dilaksanakan secara optimal sesuai karakteristik dan perkembangan anak. Terlaksanakannya pembelajaran yang baik, tidak lepas dari peranan guru yang profesional. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada siswa (student center). Guru dalam melaksanakan pembelajaran diharapkan tidak hanya berperan sebagi pemberi informasi atau mengajar saja, tetapi juga dapat berperan sebagai pembimbing atau pendidik siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara optimal. Melalui pembelajaran ini, siswa dapat berperan aktif baik dari fisik atau psikisnya, sehingga keantusiasan siswa dalam belajar tinggi. Pada sekolah dasar diberikan berbagai ilmu yang terbagi dalam beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran IPA tidak hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah. 1
2 Berdasarkan hal tersebut, peneliti berinisiatif untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pada tanggal 6 November 2014 peneliti mengadakan observasi di SD Negeri 1 Sikayu, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 1 Sikayu dapat diketahui bahwa penyampaian mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV masih menggunakan model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan merangkum materi dan mengerjakan soal-soal, sebagian besar kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh guru, guru belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Dalam mengajar, guru juga belum memanfaatkan sumber belajar secara optimal, padahal di lingkungan sekitar sekolah terdapat banyak potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, seperti adanya sumber mata air di dekat pegunungan yang terdapat sumber daya alam yang kayunya banyak dimanfaatkan penduduk sekitar, begitu juga berbagai macam tanaman yang memang menjadi potensi lingkungan tersebut, sepeti cabai, dan singkong yang dapat diolah menjadi lanthing yang merupakan makanan khas daerah Buayan. Berdasarkan nilai ulangan untuk mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu yang dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015, dari 30 siswa terdapat sebanyak 12 siswa atau 40% yang nilainya lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72, sedangkan 18 siswa lainnya atau 60%, nilainya masih di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 60,3. Berdasarkan uraian hasil observasi tersebut, perlu dilakukan perbaikan agar kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara mewujudkan hal tersebut dengan menerapkan berbagai model pembelajaran yang inovatif, memanfaatkan alam sekitar dalam belajar, melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas serta membimbing siswa untuk menemukan dan merekonstruksi pengetahuannya sendiri. Keterlibatan anak-anak dalam pembelajaran IPA mengharuskan pembelajaran yang dilakukan sebaiknya dikemas semenarik mungkin untuk memancing keaktifan serta minat
3 belajar siswa. Pembelajaran IPA di SD akan lebih efektif apabila menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatankegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
dan
menanamkan
pemahaman
konsep-konsep
baru
dan
mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Solusi yang paling tepat berdasarkan masalah di atas adalah dengan menerapkan model guided inquiry. Guided Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan suatu tingakatan dari model pembelajaran inkuiri. Hamalik (Putra, 2013: 88) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa; kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaa di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Sedangkan pada tahap guided inquiry
atau inkuiri
terbimbing tugas guru lebih seperti memancing siswa untuk melakukan sesuatu. Menurut beberapa ahli seperti Bonnstetter, Hansen, dan Oliver-Hoyo (Anam, 2015:17) menyebutkan bahwa tahap inkuiri terbimbing meliputi guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh siswa, kemudian siswa dibimbing untuk menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Jadi dengan menggunakan guided inkuiri siswa akan diarahkan dalam menyelesaikan masalah yang didasarkan pada penyelidikan atau eksperimen, tidak hanya menerima informasi dari guru melainkan siswa sendiri nanti yang akan menyelesaikan masalah dengan bimbingan guru, terutama mengenai materi sumber daya alam. Dengan materi sumber daya alam, maka siswa tidak akan lepas hubungannya dengan lingkungan, oleh karena itu dibutuhkan juga sumber belajar yang berasal dari lingkungan, khususnya lingkungan sekitar sekolah. Sesuai dengan pendapat Herry (Komalasari, 2013:124-125) nilai-nilai yang diperoleh dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar diantaranya dengan menggunakan sumber belajar lingkungan, belajar siswa akan lebih bermakna (meaningfull learning) sebab siswa dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para
4 siswa seperti cinta lingkungan. Namun mengingat siswa SD yang masih sangat butuh pengawasan khususnya apabila berada di luar lingkungan sekolah, selain nantinya siswa akan diaajak untuk belajar langsung di luar kelas, guru atau siswa juga bisa membawa contoh bahan ajar yang di dapatkan dari lingkungan sekitar untuk dipelajari di dalam kelas. Melalui model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan pada pembelajaran IPA tentang sumber daya alam, siswa diajak untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya tentang sumber daya alam dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Pengetahuan siswa dapat terbentuk dengan sendirinya melalui proses menemukan sendiri dengan cara penyelidikan. Dalam hal ini peneliti mengharapkan melalui penerapan model pembelajaran yang akan diteliti yaitu dengan menerapkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan maka akan menumbuhkan sikap perduli siswa terhadap lingkungan sekitar. Dari uraian di atas, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas kolaborasi dengan guru kelas IV SDN 1 Sikayu sebagai pelaksana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA. Peneliti mengajukan judul “Penerapan Model Guided Inquiry dengan Sumber Belajar Lingkungan dalam Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam Siswa Kelas IV SDN 1 Sikayu Tahun 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu tahun ajaran 2015/2016?
5 3. Apa kendala dan solusi penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu?
C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu Tahun Ajaran 2015/2016, sedangkan tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam meningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam Kelas IV SD Negeri 1 Sikayu tahun ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a.
Dapat menambah pengetahuan tentang peningkatan pembelajaran IPA melalui model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.
Sebagai dasar penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan pembelajaran, penggunaan model guided inquiry, atau penggunaan sumber belajar lingkungan.
6 2. Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Dapat berinteraksi secara langsung dengn lingkungan. Dalam hal ini, rasa ingin tahu siswa sangat diperlukan untuk melakukan penyelidikan guna mendapatkan suatu hasil. Dengan siswa melakukan pembelajaran secara langsung siswa akan mengalami, sehingga pembelajaran akan lebih mudah dipahami, lebih bermakna dan dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam dengan nilai rata-rata kelas lebih 75.
b.
Bagi Guru Dapat mengembangkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam pembelajaran selanjutnya sebagai sarana untuk menumbuhkan kreativitas dalam mengajar.
c.
Bagi Sekolah Dasar Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Sikayu melalui model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan serta hasil penelitian dapat digunakan
sebagai buku referensi dalam
perpustakaan sekolah dasar. d.
Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti, khususnya penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam peningkatan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam.