perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU No. 20/2003 SISDIKNAS). Handerson dalam Muhamad Arif (2011:118) dalam konteks luas memberikan penjelasan tentang pendidikan sebagai berikut: But to see education as a process of growth and development taking place as the result of the interaction of an individual with his environment, both physical and social, beginning at birth and lasting as long as life itslife a process in wich the social heritage as a part of the social environment become as tool to be used toward the development of the best and most intelligent person possible, men and woman who will promote human welfare, that is to see the educate process as philosophers and aducational reformers conceived it . Pernyatan diatas mengandung makna bahwa pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan social dan lingkungan fisik yang berlangsung sepanjang hayat dan dimulai sejak manusia lahir. Pendidikan membutuhkan lingkungan, salah satunya adalah warisan social, yang merupakan media manusia untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Keseluruhan proses pendidikan tersebut dimuarakan pada kesiapan manusia guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan merupakan aspek fundamental pembanguan manusia. Melalui pendidikan, perilaku manusia dapat mengalami perubahan, dan melalui pendidikan tersebut nilai dan norma sosial dapat diteruskan kepada generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan di Indonesia termuat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999: 44-48 RI, yakni sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualiatas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan tidak hanya membentuk kemampuan intelektual semata, tetapi juga membentuk sikap dan berbagai keterampilan, sebab apabila pendidikan hanya memberikan kemampuan intelektual tanpa didasari moralitas dan nilai-nilai dalam diri siswa, maka justru kemampuan intelektual itu akan menjerumuskan manusia kearah kemerosotan moral. Sebagai konsekuensi, maka pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Minat siswa dapat dilihat dari kesediaan siswa dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, minat merupakan faktor intern yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam menekuni pelajaran. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran cenderung mudah memahami dan berkonsentrasi dengan materi yang dipelajarinya tersebut. Dengan adanya minat maka siswa akan berkonsentrasi dan akan tetap fokus dalam menerima pelajaran sehingga akan tetap mengenang apa yang telah disampaikan oleh guru. Menurut Muhibbin Syah (1995: 132), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor internal yaitu faktor dalam individu yang meliputi aspek fisiologis, misalnya kesehatan mata dan telinga, sedangkan faktor psikologis misalnya intelegnsi, minat, bakat dan motivasi. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial misalnya keluarga, masyarakat dan sekolah. Faktor internal yang ikut menentukan keberhasilan siswa salah satunya adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri dan bukan pengaruh dari luar. Kemandirian belajar menurut Wedemeyer (1983) perlu diberikan kepada peserta didik suaya mereka memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa dituntut untuk melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan pada diri siswa dan bukan sematamata tekanan dari guru atau dari pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dalam diri siswa maka tujuan belajar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Kemandirian ini menekankan pada akivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab demi keberhasilannya dalam belajar. Dengan
demikian
kemandirian
belajar
akan
mengembangkan
kemampuan kognitif atau kemampuan berfikir yang tinggi. Hal ini disebabkan siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan teman bila menghadapi kesulitan. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar sehingga terjadi proses belajar mandiri. Usaha untuk peningkatan mutu pendidikan harus diprioritaskan antara lain adalah upaya untuk menumbuhkan kembali kesadaran nasional melalui kesadaran sejarah, sikap hidup yang disiplin dalam hidup bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara. Salah satu caranya adalah melalui pengajaran sejarah di jalur pendidikan formal, khususnya sejarah nasional bangsa Indonesia. Menurut Sartono Kartodirdjo dalam Muhamad Arif (2011: 127) salah satu sarana untuk membangun bangsa adalah dengan melalui pengetahuan sejarah dan kesadaran sejarah. Dalam rangka pembangunan bangsa, pengajaran sejarah tidak hanya berfungsi memberi pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi juga menyadarkan siswa untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Suatu peristiwa sejarah barulah bermakna secara langsung dalam kehidupan masyarakat apabila peristiwa sejarah itu dapat dipahami secara objektif, menyimak sebab akibat dari peristiwa sejarah itu dan berusaha menarik pelajaran terhadap apa yang terjadi di masa lampau. Dari sejarah manusia dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
mengetahui segala keteladanan, kelemahan, dan berusaha secara maksimal untuk tidak membuat kesalahan yang sama, pengetahuan sejarah masa lalu akan sangat membantu dalam pemecahan persoalan-persoalan masyarakat sekarang ini. Penyajian materi sejarah dalam proses pembelajaran di kelas harus memperhatikan karakteristik ilmu sejarah. Ismaun dalam Muhamad Arif (2011:122) menjelaskan bahwa tujuan ideal dari pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu (1) memahami sejarah, (2) memiliki kesadaran sejarah, dan (3) memiliki wawasan sejarah. Tetapi pada saat ini pengajaran sejarah kurang diminati oleh para pemuda. Adanya erosi jiwa dan semangat nasionalisme dan pengajaran sejarah, antara lain: (1) adanya kemerosotan pengetahuan, kesadaran, dan pengajaran sejarah di SMA, (2) adanya keluhan bahwa pengajaran sejarah tidak menarik dan membosankan siswa dan bahkan diremehkan sebagai mata pelajaran hafalan yang gampang dan tidak berguna, (3) kurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran sejarah di setiap sekolah, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran sejarah sangat kurang. Seperti yang dikatakan oleh Muhamad Arif bahwa Rendahnya motivasi dikalangan para pelajar memberikan pengertian bahwa selama ini penyelenggaraan pembelajaran sejarah belum dikemas secara serius sehingga kurang menarik per Menurut Ismaun dalam Muhamad Arif (2011:122) menjelaskan bahwa tujuan ideal dari pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu (1) memahami sejarah, (2) memiliki kesadaran sejarah, dan (3) memiliki wawasan sejarah. Kesadaran sejarah memang harus dimulai dari mengetahui fakta-fakta sejarah yang tidak lepas dari tuntutan menghafal kronologi kejadian-kejadian sejarah. Tetapi mengingat dan mengatahui fakta-fakta sejarah saja tidak menjamin kesadaran sejarah, sehingga diperlukan pemahaman. Dengan pemahaman berarti selain mengetahui fakta-fakta sejarah juga memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
dengan
judul
KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KESADARAN SEJARAH PADA SISWA
KELAS
XI
SMA
NEGERI
2
KARANGANYAR
TAHUN
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu : 1. Kemandirian belajar dalam diri siswa yang rendah mengakibatkan siswa tidak mencapai hasil belajar yang optimal. 2. Minat siswa yang kurang dalam mengikuti pelajran sejarah mengakibatkan rendahnya kesadaran sejarah siswa. 3. Melalui pengajaran sejarah bisa menanamkan dan memperkuat pemahaman kesadaran sejarah siswa.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan. Masalah dalam penelitian ini selanjutnya akan dibatasi mengingat keterbatasan waktu, biaya, serta tenaga. Secara singkat masalah yang akan diteliti adalah : 1. Pembatasan pada dua veriabel bebas, yaitu minat dan kemandirian belajar, dan satu variabel terkait yaitu kesadaran sejarah. 2. Penelitian dilakukan di SMA N 2 Karanganyar pada siswa kelas XI tahun ajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat mengkaji secara jelas dan terarah, maka rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara minat dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah ada hubungan antara minat dan kemandirian belajar secara bersamasama dengan kesadaaran sejarah pada siswa kelas XI SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar kemandirian belajar dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kesadaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian yang sifatnya sejenis. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai kemandirian belajar dan minat terhadap kesadaran sejarah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana kependidikan program pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. b. Sebagai bahan referensi bagi pemecahan masalah atau penelitian yang relevan dengan masalah ini. c. Dapat menambah khasanah penelitian di lingkungan sekolah sebagai salah satu bentuk perkembangan pola pikir siswa.
commit to user