BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang sedang coba diterapkan oleh pemerintah ke beberapa sekolah sasaran saat ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk lebih melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan serta mempresentasikan apa yang diperoleh atau diketahui siswa setelah menerima materi pelajaran. Kurikulum 2013 tersebut pada dasarnya lebih menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri,
sedangkan
guru
dalam
pembelajaran tidak hanya sebagai pengajar yang menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan sebagai fasilitator dan motivator siswa yang membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran dalam kurikulum ini adalah proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran berpusat pada siswa, siswa diminta untuk menjadi lebih aktif dan bertanggung jawab sendiri dalam belajar. Konsep pembelajaran yang berpusat pada siswa akan membuat pemahaman siswa berkembang dan dapat meningkatkan mutu kualitas dari siswa itu sendiri. Student centered learning menjadikan guru sebagai pendamping bagi peserta didik dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sidik (2010) diketahui bahwa aktivitas pembelajaran masih terfokus pada guru, siswa tidak dilibatkan dalam beragumen secara kritis, siswa tidak aktif dalam pembelajaran termasuk dalam mencari sumber pembelajaran dan kegiatan pembelajaran masih terasa menjemukan karena metode yang digunakan masih klasikal. Selain itu, melihat hasil penelitian yang telah dilakukan pula oleh Harisanti (2014) di salah satu SMP/Mts menemukan pembelajaran masih berorientasi pada guru, siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
siswa enggan untuk mengorganisasiskan dan mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan dalam membuat proses pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Melalui kurikulum 2013 pemerintah mengharapkan sekolah mampu mengembangkan tiga ranah yang terdapat dalam Standar Kompetensi Lulusan, yaitu Pertama, ranah sikap yang diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Kedua, ranah pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta dan Ketiga, ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pada kurikulum 2013 ini, selain menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan juga mengembangkan mata pelajaran tematik terpadu, dimana salah satu dari mata pelajaran tematik terpadu tersebut adalah Mata Pelajaran IPS. Mata Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isuisu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tujuan mata pelajaran IPS sendiri dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kemdikbud 2013 yaitu agar siswa memiliki kemampuan: 1). Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2). Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social. 3). Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan. 4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan global. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dituntut untuk memahami materi yang telah dipelajari dan menghubungkan dengan kehidupan Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
sehari-hari, terlebih untuk menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa dituntut pula untuk memiliki kemampuan berpikir logis dan kritis, sedangkan yang kita ketahui bahwa tidak sedikit siswa yang belum berpikir kritis saat ini. Hal itu terjadi karena guru belum bisa mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Seperti yang dikemukakan oleh Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut Bambang Winarji dalam harian Berita Sore, www.beritasore.com yang diakses pada 14 Maret 2014 menyatakan bahwa : Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran dan pengajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Gurulah yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan masalah tersebut, dapat dilihat bahwa siswa kurang terlatih mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah, sehingga aspek tingkat tinggi pada ranah kognitif seperti analisis mengolah masalah, mengevaluasi, dan menciptakan belum tercapai dengan baik karena siswa masih kesulitan dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain masalah di atas, peneliti juga melakukan studi pendahuluan ke SMP Negeri 4 Bandung dengan melihat aktifitas siswa saat pembelajaran di kelas dan diketahui bahwa kemampuan siswa dalam berpikir kritis masih kurang serta hanya beberapa siswa yang aktif dan siswa lainnya cenderung pasif. Kenyataanya kemampuan berpikir kritis ini perlu dilatihkan kepada siswa untuk melatih siswa membuat keputusan dari berbagai sudut pandang secara logis. Senada dengan hal tersebut, Hasruddin (2009) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa : Menanamkan kebiasan berpikir kritis bagi pelajar perlu dilakukan agar mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
bangku sekolah dalam berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari. Selain itu, Liberna (2012) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa : berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir serius, aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima dengan menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan adalah benar. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan berpikir kritis dapat membuat siswa mampu mengungkapkan pendapatnya sendiri dan dapat menganalisis pendapat orang lain. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih siswa untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi
secara
kritis.
Guru
juga
perlu
mendorong
siswa
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif agar tercapainya tujuan dari pembelajaran IPS. Guru harus mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar dan berperan aktif dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Suasana pembelajaran yang kondusif dapat diciptakan dengan adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Model pembelajaran tersebut dapat ditentukan oleh guru sebagai fasilitator dalam memilih model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut terdapat salah satu model pembelajaran
yang
dapat
diterapkan
yaitu
Problem
Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Model pembelajaran PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. Model pembelajaran PBL ini mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, refleksi, mengenalkan gagasan- gagasan pada saat yang tepat, Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
mencoba gagasan baru, dan mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri. Dalam proses pembelajarannya, model ini melibatkan permasalahanpermasalahan dalam dunia nyata yang harus dipecahkan oleh siswa yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
dalam
menyelesaikan masalah. Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka PBL merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Oleh sebab itu, dengan mempelajari model PBL guru diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang ada pada dirinya. Seperti yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu Sidik (2010) mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PKn yang dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas, diketahui bahwa model PBL dalam pembelajaran PKn telah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu melihat kesimpulan yang dikemukakan pula oleh penelitian lain Harisanti (2014) mengenai pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa melalui Problem Based Learning (PBL) dalam mata pelajaran IPS yang dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas, diketahui bahwa penerapan model PBL dalam mata pelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Melihat penelitian terdahulu tersebut, model PBL ini cocok digunakan oleh penulis untuk diujicobakan dalam pembelajaran di kelas untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan atas dasar itu pula penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Maka dari itu
penulis merumuskan
penelitian ini dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.
B. Rumusan Masalah Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional?”
Secara khusus masalah tersebut dapat dibedakan menjadi : 1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek menganalisis (C4) antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung? 2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek mengevaluasi (C5) antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek menciptakan (C6) antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung?
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung dalam meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis pada ranah kognitif. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek menganalisis (C4) antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung. 2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek mengevaluasi (C5) antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada ranah kognitif aspek menciptakan (C6) antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada Mata Pelajaran IPS terpadu di SMPN 4 Bandung.
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada ranah kognitif, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap aspek lainnya yang lebih luas lagi. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Siswa Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat pada kegiatan pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
b. Manfaat bagi Guru Penelitian ini memberi masukan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis. c. Manfaat bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan dapat mengetahui seberapa pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Nira Tiarawati, 2014 Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Peningkatan .Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu