BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang berlangsung seumur hidup yang dapat dilaksanakan di sekolah ataupun di masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan pendidikan berdasarkan standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah saja, tetapi seluruh komponen bangsa seperti masyarakat dan pemerintah wajib ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Sanjaya (2010: 13) menyatakan “Komponen yang selama ini sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru.” Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subyek dan obyek belajar. Keidealan kurikulum dan lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, namun tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka pembelajaran tersebut akan menjadi kurang bermakna. Guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran disekolah, yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, nyaman, menarik minat, dan memotivasi siswa untuk senantiasa belajar lebih giat lagi. Sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman, siswa akan mudah mengerti dan menerima materi pelajaran yang disampaikan, sehingga berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar dengan optimal. Dalam tingkat sekolah dasar khususnya, guru dituntut untuk mampu menguasai berbagai mata pelajaran. Dibutuhkan 1
kejelian untuk dapat
2 menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kejelian guru adalah mata pelajaran matematika. Namun sayangnya, mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti dan dihindari oleh sebagian besar anak, Mereka menggangap matematika merupakan pelajaran yang paling sulit dibanding mata pelajaran yang lainnya. Untuk menghadapi kesulitan tersebut dibutuhkan suatu model pembelajaran yang menarik agar siswa tidak beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sulit dan menakutkan, namun belajar matematika merupakan hal yang sangat menyenangkan. Media sangat diperlukan dalam pembelajaran, sebab media pembelajaran juga memiliki peranan besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut Gagne (Asyhar, 2011: 5) media pembelajaran adalah berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar untuk belajar. Dengan adanya media pembelajaran maka proses pembelajaran yang berlangsung akan lebih menarik dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Penggunaan media secara efektif menuntut seorang guru untuk memahami latar belakang secara teoritis tentang pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar. Ada berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran, diantaranya yaitu media konkret. Media konkret juga dapat diartikan sebagai media nyata, realita, atau realia. Anitah (2009: 6.28) mengemukakan bahwa media konkret merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa (direct experiences). Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media khususnya media konkret dapat mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan keterampilan berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. Berdasar hasil pengamatan pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Jlegiwinangun yang berlokasi di Jalan Pramuka km 4, Desa Jlegiwinangun, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen pada tanggal 24 November 2015, saat pembelajaran berlangsung siswa tidak mempunyai semangat dalam
3 kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui pada saat proses pembelajaran berlangsung terdapat 6 anak yang sering asyik berbicara dengan teman sebangkunya. Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti, guru sudah menggunakan model pembelajaran.
Model yang digunakan oleh guru yaitu
diskusi dengan teman sebangku. Namun saat pembelajaran berlangsung siswa masih terlihat pasif, sebagian besar hanya berbagi tugas yang diberikan guru tanpa berdiskusi. Kemudian siswa mengerjakan tugas dan langsung dikumpulkan kepada guru tanpa saling mengecek. Guru hanya mengecek beberapa hasil diskusi siswa karena terbatasnya waktu, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan diskusi. Guru menggunakan buku paket sebagai sumber utama tanpa didampingi oleh alat peraga atau media pembelajaran lain yang lebih menunjang terjadinya interaksi positif peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Buku paket yang dimiliki tiap siswa mempunyai peranan yang sangat penting karena guru selalu berpedoman pada buku paket, baik dilihat dari materi yang diajarkan, tugas-tugas yang dikerjakan tiap siswa maupun evaluasi yang dikerjakan. Padahal pada usia tersebut, siswa sangat membutuhkan suatu media yang dapat membantu siswa memahami konsep yang abstrak ke konsep yang konkret. Media yang dapat digunakan yaitu media konkret. Berdasarkan hasil ulangan harian matematika siswa kelas IV SDN 1 Jlegiwinangun tahun ajaran 2015/2016, dari 19 siswa terdapat 10 siswa atau 52,63% yang belum mencapai KKM = 65 dan hanya 9 siswa atau 47,37 % yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar serta memiliki nilai rata-rata kelas 64,95. Data selengkapanya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 201. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya hasil pembelajaran matematika di kelas IV SDN 1 Jlegiwinangun. Peneliti berharap nilai rata-rata tes hasil belajar siswa dapat meningkat dengan standar dari peneliti mencapai nilai 70 serta kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan semakin menarik sehingga siswa semakin aktif dan meningkatkan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang baik, peran guru hanya sebagai fasilitator. Guru memberi penekanan pada proses belajar, bagaimanakah seharusnya proses yang dilakukan bermakna agar dapat melaksanakan pembelajaran aktif dan bermakna
4 tanpa mengubah unsur pokok materi pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa dengan baik sehingga proses dan hasilnya pun akan meningkat. Hal yang demikian akan menjadi fokus pada penelitian. Dalam hal ini, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan membuat belajar semakin bermakna. Pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan bermakna akan memberi pengalaman yang sesungguhnya karena pengalaman tersebut diperoleh dari hasil pemahaman dan sesuai karakteristik siswa tersebut. Model pembelajaran inovatif yang dapat
mengaktifkan siswa
yaitu model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif sangat banyak tipenya, salah satu di antaranya yaitu tipe Pair Check yang tepat digunakan pada pelajaran matematika di sekolah dasar. Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan model kooperatif tipe Pair Check. Menurut Shoimin (2014: 119) model kooperatif tipe Pair Check model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check, guru bertindak sebagai motivator aktivitas siswa. Model ini bertujuan untuk : (1) melatih rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan memberi penilaian; (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, penglaman, dan pendapatnya dengan benar, (3) memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan saling memberikan saran. Dalam penelitian ini, pembelajaran pecahan pada siswa kelas IV SD tepat menerapkan model kooperatif tipe Pair Check karena ditinjau dari karakteristik siswanya, siswa kelas IV berada pada fase operasional konkret di mana masa ini merupakan masa untuk berkelompok dan berorganisasi karena penerimaan temanteman seusia penting bagi mereka. Mereka berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga mereka merasa bahwa dirinya merupakan sebagian dari lingkungan yang ada. Penyesuaian sosial dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai pertanyaan (Sobur, 2003: 133). Penerapan model pembelajaran ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yantiani, Wiarta dan Putra (2013:1) dengan judul Pembelajaran Kooperatif Pair Check Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar Siswa Kelas IV Gugus IV Semarapura. Hasil penelitian tersebut yaitu model kooperatif tipe Pair Check
5 dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi bangun ruang dan bangun datar siswa kelas IV Gugus IV Semarapura. Selain penerapan model yang inovatif dalam proses pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran juga tidak kalah penting agar pembelajaran berjalan dengan efektif. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat siswa dan keinginan yang baru dalam belajar sehingga siswa akan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Media yang paling baik dipilih oleh guru untuk mengajarkan konsep pecahan adalah media benda konkret. Alasan penggunaan media konkret karena media benda konkret dapat membantu guru untuk menanamkan konsep matematika dari konsep yang abstrak ke konsep yang konkret sehingga konsep itu dapat diterima dengan jelas oleh siswa dan tersimpan dengan baik dalam ingatan siswa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian tentang penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun tahun 2015/2016, agar pembelajaran matematika yang dilaksanakan lebih meningkat, baik dari proses maupun hasil pembelajaran. Penelitian yang dilaksanakan berkolaboratif dengan guru kelas IV SD N 1 Jlegiwinangun. Penerapan model pembelajaran tipe Pair Check ini sebagai upaya untuk memberikan peningkatan pembelajaran melalui langkah yang tepat dengan judul penelitian “ Penerapan Model Kooperatif Tipe Pair Check dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Pecahan pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016?
6 2.
Apakah penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016?
3.
Apa kendala dan solusi penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan
langkah-langkah
pembelajaran
menggunakan
model
kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan melalui penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini dapat ditinjau dari dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoretis Informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya tentang penerapan model
7 kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Meningkatkan pemahaman tentang pecahan, khususnya bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jlegiwinangun Tahun Ajaran 2015/2016.
b.
Bagi Guru Dapat memberikan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif melalui penerapan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret dalam pembelajaran matematika tentang pecahan agar pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan bermakna.
c.
Bagi Sekolah Sebagai sumbangan prestasi sekolah karena pembelajaran matematika meningkat khususnya tentang pecahan dengan diterapkannya model kooperatif Tipe Pair Check dengan media konkret.
d.
Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan acuan program pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe Pair Check dengan media konkret untuk menanggulangi kurang bermaknanya pembelajaran matematika tentang pecahan.