1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia diberikan kepercayaan dan keyakinan terhadap suatu kekuatan yang berada diluar dirinya untuk menyalurkan kepercayaan dan keyakinan terhadap kekuatan tersebut, maka manusia melakukan berbagai ritual yang kita kenal dengan istilah ibadah. Dengan beribadah jiwa akan mendapat ketentraman. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai aliran kepercayaan dan keyakinan. Akan tetapi, kepercayaan dan keyakinan yang memiliki jumlah penganutnya banyak hanya ada empat, yaitu agama Islam, agama Kristen, agama Hindu dan agama Budha. Keempat agama tersebut memiliki pedoman bagi penganutnya untuk menunjukkan jalan hidup yang baik dan benar. Pedoman tersebut tertuang dalam kitab suci. Kunci untuk mengetahui dan memahami pedoman tersebut adalah dengan membaca kitab suci tersebut. Bagi pemeluk agama Islam, perintah membaca merupakan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, tepatnya surat Al-Alaq ayat 1, yaitu Iqro yang artinya bacalah. Dengan membaca kitab suci Al-Qur’an, maka umat muslim dapat menemukan dan memahami jalan kehidupannya. Membaca Al-Qur’an sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim, sebagaimana yang diungkapkan dalam kitab Ma’tsurot himpunan Hasan Al-Bana (Ulwan, 1992:51) janganlah melewatkan satu hari pun tanpa membaca Al-Qur’an. Selain mengetahui jalan kehidupan yang baik dan benar, membaca AlQur’an merupakan sebuah ibadah yang pahalanya berlipat ganda, karena bagi orang yang membaca Al-Qur’an maka baginya dari setiap huruf akan mendapatkan kebaikan sepuluh. At Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata; Rasulullah SAW. mengatakan bahwa: Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan dan kebaikan tersebut akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim itu satu huruf, tapi aku mengatakan bahwa alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf. Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Al-Qur’an berisikan ajaran-ajaran Allah SWT. untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada manusia sepanjang masa, sebagai firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 2, yang artinya Kitab (AlQur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang takwa. Sehingga orang yang sering membaca akan mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Bahkan di hari kiamat nanti, Al-Qur’an memberikan syafa’at bagi orang yag membacanya. Imam muslim meriwayatkan dari Abu Umamah dari Rasulullah SAW. : bacalah Al-Qur’an sebab dia akan datang di hari kiamat nanti sebagai pemberi syafa’at atas pembacanya. Membaca Al-Qur’an kita harus tartil, yaitu membaguskan bacaan huruf/kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu, dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru dan bercampur aduk, sesuai dengan hukum-hukum tajwid. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Mujammil ayat 4 yang artinya : dan bacalah Qur’an itu dengan tartil. Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, akan tetapi mempergunakan ilmu itu dalam membaca Al-Qur’an adalah fardhu’ain. Oleh sebab itu, maka belajar Al-Qur’an dan ilmu tajwid sangat penting sekali. Pembelajaran membaca Al-Qur’an sebaiknya diberikan pada anak-anak sejak dini. yang dimulai dengan pengenalan huruf hijaiyah. Akan tetapi, para orang tua sekarang malah merasa bangga jika anak pada usia kelas persiapan sudah dapat membaca atau mengenal huruf latin. Akan tetapi, jika anak yang sudah memasuki SMP tidak bisa membaca Al-Qur’an tidak menjadi permasalahan dan orang tuanya pun tidak menganggap permasalahan yang serius, bahkan masih banyak orang dewasa yang belum dapat membaca Al-Qur’an. Pembelajaran membaca Al-Qur’an harus diberikan pada tingkat sekolah dasar, tidak terkecuali bagi siswa tunanetra, yang dimulai pengenalan huruf hijaiyah. Membaca Al-Qur’an braille sama pahala dengan membaca Al-Qur’an yang biasa dibaca oleh orang awas, yang membedakan hanya bentuk tulisannya saja.
Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Bagi anak-anak awas, pengenalan huruf hijaiyah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Banyak metode maupun media yang dapat kita pakai dalam mengenalkan huruf hijaiyah kepada anak-anak, bahkan sekarang ini, metode dan media dalam pengenalan huruf hijaiyah sudah dalam bentuk video. Orang tua dengan mudah dapat mengajarkan anak-anaknya dengan menggunakan video tersebut. Akan tetapi, metode dan cara pengenalan huruf hijaiyah bagi anak-anak tunanetra masih terbatas. Media yang biasa dipakai dalam pengenalan huruf braille ini adalah papan tulis braille (Pantule). Sebagaimana yang biasa dilakukan oleh guru-guru SLB-A di tingkat sekolah dasar dalam pengenalan huruf latin braille pada siswa tunanetra. Akan tetapi, pembelajaran seperti ini dirasakan kurang efektif karena ukuran titik-titik pada pantule lebih besar dari pada ukuran titik-titik pada reglet, sehingga pada saat anak diberikan tulisan arab braille yang ditulis dengan reglet harus beradaptasi terlebih dahulu. Dengan demikian, anak cukup kesulitan dalam mengenali huruf-huruf hijaiyah braille yang ditulis dengan menggunakan reglet atau alat tulis braille lainnya. Selain itu, pembelajaran seperti ini akan berdampak kepada kemampuan membaca anak terutama kecepatan dalam membaca. Karena anak tidak terbiasa dalam membaca tulisan arab braille yang tulis dengan reglet dan belum terlatih taktil dalam meraba tulisan braille pada kertas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah metode dalam pembelajaran pengenalan huruf arab atau hijaiyah braille pada anak tunanetra di sekolah dasar. Sehingga pembelajaran lebih efektif. Salah
satu
metode
pembelajaran
yang
dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran pengenalan huruf arab braille ialah Gillingham. Metode Gillingham merupakan suatu metode yang terstruktur dan berorientasi pada kaitan bunyi dan huruf, di mana setiap huruf dipelajari secara multisensoris (Myers, 1976:279). Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, pengajaran yang merangsang beberapa alat indera selama proses belajar membaca. Hal ini memperkuat anggapan bahwa melalui metode ini anak dapat belajar membaca dengan lebih baik, ditunjang oleh proses pelaksanaan yang mudah dipraktekkan guru dan aman bagi anak–anak, serta media belajar yang mudah dibuat. Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Akan tetapi, peneliti melakukan beberapa modifikasi dalam metode Gillingham ini dengan memperhatikan ketunanetraan, tingkat usia, ketersediaan waktu, serta tingkat kemampuan mengenali tulisan huruf yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sehingga metode ini dapat diterapkan bagi siswa tunanetra. Atas dasar itulah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian mengenai pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah bagi anak tunanetra tingkat SDLB, dengan judul “Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB di SLBN-A Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Banyak permasalahan yang dapat di identifikasi dalam pengenalan huruf braille bagi siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung, dari banyaknya permasalahan yang ada, peneliti melakukan identifikasi masalah. Adapun indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya media pembelajaran pengenalan huruf arab braille bagi siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. 2. Pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille yang dilaksanakan oleh guru tingkat SDLB menggunakan media Pantule, sehingga siswa harus beradaptasi lagi ketika belajar membaca atau mengenali tulisan huruf arab braille yang ditulis dengan reglet atau alat tulis lainnya. 3. Kemampuan siswa tunanetra tingkat SDLB dalam mengenali tulisan huruf arab braille masih terbatas sehingga dengan diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode Gillingham dapat meningkatkan kemampuan siswa mengenali tulisan huruf arab braille.
Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
C. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Bidang yang diteliti hanya mencakup kemampuan mengenali tulisa huruf arab braille melalui metode Gillingham bagi siswa tunanetra pada kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. 2. Kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille. 3. Subyek yang diteliti adalah siswa tunanetra pada Kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah metode Gillingham berpengaruh terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung?”.
E. Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung”.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille melalui metode Gillingham pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. b. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan Metode Gillingham dalam pembelajaran tulisan huruf arab braille kelas III SDLB SLBN-A Bandung.
Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kepentingan
praktisi
pendidikan
sebagai
bahan
masukan
mengenai
penggunaan metode Gillingham dalam meningkatkan proses belajar mengajar di antara siswa tunanetra. b. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi program Pendidikan Luar Biasa dalam mengembangkan disiplin ilmu pengajaran. c. Sebagai pengetahuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Asep Sunandar, 2014 Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu