BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tantangan
globalisasi
sekarang
ini
membuat
persaingan
dalam
menghadapi masa depan yang semakin ketat. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang bermutu dan kompeten. Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan masa depan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Masalah pendidikan menjadi perhatian serius bagi bangsa Indonesia mengingat pentingnya peranan pendidikan dalam kemajuan bangsa, oleh karena itu pemerintah berupaya melakukan perbaikan dan pembaharuan secara bertahap dan terus menerus untuk membentuk sistem pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang kompleks, sehingga dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan mencakup berbagai bidang di antaranya peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, dan usaha-usaha lain yang tercakup dalam komponen pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Semakin baik proses
pembelajaran
yang
dilakukan
maka
semakin
baik
pula
mutu
pendidikannya. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru guna menciptakan suasana yang menyenangkan dalam lingkungan belajar dan menarik minat siswa agar giat belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang guru memiliki peranan yang sangat penting. Menurut Sudarman (2009), kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Oleh karena itu guru perlu memiliki keterampilan dalam memilih metode yang tepat ketika menyampaikan suatu materi kepada siswanya agar menjadi lebih menarik, tidak mengalami kebosanan dan dapat menerima materi tersebut dengan mudah, yang tentu hal tersebut akan menunjang prestasi belajarnya.
1
2 Kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang berlaku pada kurikulum SMA. Mata pelajaran kimia ini merupakan mata pelajaran yang membutuhkan hafalan, hitungan, dan konsep. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari juga erat hubungannya dengan ilmu kimia, sehingga mata pelajaran ini sangat penting manfaatnya. Tata nama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia adalah salah satu mata pelajaran kimia di kelas X semester I. Mata pelajaran ini membutuhkan penerapan konsep dan hafalan sehingga memerlukan konsentrasi dan perhatian siswa dalam mengikuti mata pelajaran. Akibatnya apabila guru tidak memberikan penyajian materi dan proses pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran tata nama dan persamaan reaksi kimia akan menyebabkan siswa cepat bosan dan tidak tertarik dalam memahami konsep-konsep pada materi tersebut sehingga prestasi belajarnya menjadi rendah. Oleh karena itu, maka setiap guru mata pelajaran kimia diharapkan mampu menyajikan materi-materi kimia dengan lebih menarik dan inovatif. SMA Negeri Gondangrejo merupakan salah satu sekolah yang terdapat di kabupaten Karanganyar, yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap, akan tetapi fasilitas pembelajarannya masih perlu ditingkatkan, seperti LCD dan peralatan laboratorium yang masih kurang. Para siswa di sekolah berasal dari kabupaten Karanganyar dan sekitarnya dengan kemampuan yang beragam. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran kimia ternyata ketuntasan belajar siswa masih rendah. Dari hasil nilai ulangan harian siswa pada materi tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia selama tiga tahun terakhir dapat diketahui bahwa masih terdapat banyak siswa yang nilainya berada di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) dengan nilai KKM pelajaran kimia kelas X adalah 70, seperti yang tercantum pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Materi Tatanama Senyawa Kimia dan Persamaan Reaksi Kimia Kelas X2 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013. Tahun Banyaknya siswa Persentase (%) 2010/2011
38
34,21%
2011/2012
37
29,73%
2012/2013
38
31,58%
3
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai murni ulangan hariannya banyak yang masih belum tuntas. Adapun permasalahan-permasalahan rendahnya nilai kimia siswa dikarenakan siswa kurang aktif dalam menggali informasi materi kimia, metode konvensional dan pemberian tugas belum sepenuhnya mengatasi kesulitan siswa. Dari observasi awal didapatkan informasi juga bahwa interaksi guru dan siswa dalam proses KBM berlangsung tidak berjalan dua arah, tetapi hanya berjalan satu arah, yakni dari guru. Proses KBM yang hanya berjalan satu arah mengakibatkan siswa cenderung memiliki tingkat kerjasama serta interaksi antar siswa yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya tenaga pendidik mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan KTSP dan mencoba menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan KTSP salah satunya dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai. Metode
pembelajaran
sangat
penting
diterapkan
dalam
proses
pembelajaran karena akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Dengan memilih metode pembelajaran yang tepat dalam materi pembelajaran kimia akan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran dan mengingatnya dalam jangka waktu yang sangat lama. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok - kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran, untuk mengasah kemampuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing - masing agar tujuan pembelajaran dapat tercapai (Slavin,2010:4). Pada pembelajaran kooperatif banyak dikenal metode pembelajaran kooperatif seperti : Student Team Achievement Division (STAD), Teams Games Tournaments (TGT), Group Investigation (GI), Team Assisted Individualization (TAI), Numbered Heads Together (NHT), Think Pair Share (TPS), dan masih banyak metode kooperatif yang lain. Pada penelitian ini menggunakan
metode
TAI
(Team
Assisted
Individualization).
Metode
pembelajaran TAI merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana ada seorang asisten yang membantu secara individual. Seorang siswa yang lebih
4 mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompoknya. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar, serta menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Pada pengajaran TAI, akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan
peran
individu
tanpa
mengorbankan
aspek
kooperatif
(Purwaningrum, 2010: 3). Metode pembelajaran kooperatif TAI sangat cocok diterapkan dalam materi tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia karena metode ini menerapkan pemahaman konsep pada materi yang diajarkan. contohnya seperti konsep penamaan senyawa organik dan anorganik serta konsep penyetaraan reaksi kimia sederhana. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar yakni, pada penelitian yang dilakukan oleh Adeneye dan Majorleen (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa sangat meningkat ketika dalam pembelajarannya menggunakan metode TAI apabila dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan metode TAI membuat siswa lebih reflektif dan kritis dalam pemikiran mereka ketika dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional yang menekankan aktivitas guru dengan mengorbankan keterlibatan murid. Hal yang sama diperoleh dari penelitian Ikmah, S.F., Marguyani, & Yulianto, A. (2012) menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif TAI berbantuan modul terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi pada pokok bahasan penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi. Selain menuntut siswa membangun pengetahuannya sendiri, metode pembelajaran kooperatif TAI juga menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Interaksi sosial adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Banyak jenis interaksi sosial yang dapat dilakukan antar siswa di sekolah. Interaksi itu dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan (conflict), persesuaian
5 (accomodation), perpaduan (assimilation). kebanyakan siswa kelas X di SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar secara umum mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi penuh selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang melakukan kegiatan lain di luar proses belajar mengajar antara lain mengobrol, bersenda gurau, bahkan mengantuk. Maka dengan adanya metode pembelajaran kooperatif TAI diharapkan membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga pada akhirnya tercipta suasana kelas yang lebih hidup. Beberapa penelitian sebelumnnya yang berkaitan dengan interaksi sosial sebagai tolak ukur kegiatan siswa telah memberikan hasil yang baik. Candido J. Ingles, Delgago dan Fernandes (2010) dalam penelitiannya untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan prestasi belajar. penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak hubungan antara tipe sosiometri dengan interaksi sosial siswa di kelas. Siswa yang mempunyai tipe interaksi agresif lebih ditolak oleh teman sekelasnya. Namun presentase tipe prosocial-disukai lebih tinggi dibanding prosocial-ditolak. Alasan siswa memilih temannya menjadi kategori disukai adalah baik, menyenangkan dan sahabat yang baik. Penelitian yang sama dilakukan oleh Tri Lukitaningsih (2011) menyimpulkan bahwa interaksi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi. Berdasarkan uji lanjut variansi diketahui bahwa interaksi sosial rendah memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi. Jadi siswa yang memiliki interaksi sosial rendah mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi. Sebaliknya, hasil uji lanjut variansi juga diketahui bahwa interaksi sosial tinggi memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi. Meskipun berbeda dalam metode dan materi pelajaran, namun penelitian tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui pengaruh interaksi sosial siswa di dalam kelas pada saat mengikuti suatu pelajaran. Metode
pembelajaran
TAI
menuntut
siswa
untuk
membangun
pengetahuannya sendiri. Sehingga diperlukan media penyampaian materi yang mendukung hal tersebut. Salah satu media penyampaian materi adalah dengan
6 menggunakan handout. Isi handout diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa. Penyusunan handout yang menggunakan berbagai literatur diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia dengan metode pembelajaran TAI yang akan dilakukan. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini ditinjau dari hasil belajar yang dikaitkan dengan aspek kognitif dan afektif, hal ini disebabkan karena pada materi tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia merupakan materi yang memerlukan hafalan dan pemahaman konsep sehingga tidak memerlukan praktikum di laboratorium. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi Media Handout Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Pada Materi Pokok Tatanama Senyawa Kimia dan Persamaan Reaksi Kimia Kelas X2 SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah
penerapan
metode
pembelajaran
TAI
(Team
Assisted
Individualization) dilengkapi media Handout dapat meningkatkan interaksi sosial siswa pada materi pokok tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia? 2. Apakah
penerapan
metode
pembelajaran
TAI
(Team
Assisted
Individualization) dilengkapi media Handout dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia?
7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: 1. Penerapan metode pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dilengkapi media Handout dapat meningkatkan interaksi sosial siswa pada materi pokok tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia, dan 2. Penerapan metode pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dilengkapi media Handout dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Beberapa manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang upaya peningkatan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan metode TAI (Team Assisted Individualization), b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan teoritis bagi masyarakat, guru, mahasiswa yang memerlukan tambahan dasar teori bagi penelitian mereka, baik untuk pengembangan pembelajaran, maupun penyelesaian tugas akhir, dan c. penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta acuan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan terarah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini ada empat hal. a. Manfaat bagi Siswa Penelitian ini dapat menambah pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna. Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI,
8 dapat memotivasi siswa agar lebih aktif sehingga diharapkan prestasi belajar akan meningkat. b. Manfaat bagi Pengembangan Profesi Guru Penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan model pembelajaran TAI dalam penelitian ini memberikan alternatif bagi guru untuk pembelajaran kimia khususnya pada materi tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia. c. Manfaat bagi Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah/Kelas Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan masukan bagi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. d. Manfaat bagi Inovasi Pembelajaran Meningkatkan kualitas atau memperbaiki proses pembelajaran serta dapat meningkatkan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang sebelumnya telah dilakukan oleh guru khususnya pada materi pokok tatanama senyawa kimia dan persamaan reaksi kimia.