20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang di bangun oleh bangsa Belanda pada zaman dahulu, yang sekarang telah mengalami banyak perubahan karena adanya pergantian pemimpin, yang pada akhirnya bergerak kearah perbaikan. Kedaan sekolah yang terletak strategis yang berada di dekat jalan raya, menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal itu di sebabkan karena adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising, sehingga proses belajar mengajar sedikit mengalami gangguan Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika proses belajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan dapat diterima oleh siswa dengan baik, berbeda halnya jika keadaan dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu di serap oleh siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar siswa yang kurang, khususnya dalam hal ini adalah dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut terjadi pula di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Surakarta. SMPN 5 Surakarta terdiri dari 18 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E dan F kelas VIII A, B, C, D, E dan F dan kelas IX A, B, C, D, E dan F. Peneliti memfokuskan perhatian pada kelas VII, yang terdiri dari enam kelas. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VII SMPN 5 Surakarta terutama pada kelas VII E. Kelas VII E tersebut memiliki permasalahan prestasi belajar rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata PKn kelas VII E semester gasal yaitu 49,95 padahal batas ketuntasan minimalnya yaitu 70. Berdasar data tersebut siswa yang mampu
21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai rata-rata PKn kelas VII E ini merupakan rata - rata nilai yang terendah di antara kelas VII yang lainnya. Dapat dilihat sebagai berikut: nilai rata-rata untuk kelas VII A pada semester gasal 74, 93 ; kelas VII B rata- rata kelas 74,93 ; kelas VII C rata- rata kelas 72,26 ; kelas VII D rata- rata kelas 73,96 ; kelas VII E rata-rata kelas 49,95 sedangkan kelas VII F rata-rata kelas 73,96 . Data ini peneliti dapatkan setelah melakukan wawancara dengan guru PKn di SMP tersebut. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta tersebut disebabkan kerena dalam kenyataannya di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap sebagai pelajaran sepele oleh siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta dan hal itu juga terjadi pada kelas yang lainnya. Padahal Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal tersebut seharusnya PKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan ini juga sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena dapat membentuk warga negara seperti yang dikemukakan dalam Departemen Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa : Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 20) Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VII E pada saat pembelajaran PKn berlangsung hasil belajar yang rendah pada siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta juga dipengaruhi karena siswa cepat merasa bosan, jenuh, serta sulit untuk menerima pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Siswa yang
22 bosan akan mengalami suatu kejenuhan, jika seorang guru hanya menerangkan saja dan pada akhirnya mereka kehilangan minat serta perhatian dalam berlangsungnya proses belajar, hal inilah yang harus disiasati oleh seorang guru bagaimana caranya agar perhatian siswa dapat terfokus terhadap pelajaran yang disampaikan dan mereka berminat untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Dari uraian yang menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang di wajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi, disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk warga negara, dari hal tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan, maka dari itu perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar PKn yakni dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya yang digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dari belajar siswa, disamping metode pembelajaran. Karena jika “motivasi siswa terdorong maka hasil belajarnya pun dapat meningkat”. (Angkowo dan A. Kosasih Robertus, 2007: 35). Disamping itu, dengan penggunaan media dapat mempermudah suatu proses pembelajaran yang sebenarnya sulit untuk diterima hanya dengan kata-kata saja dan proses belajar mengajar lebih efektif. Dalam hal ini media yang digunakan adalah media gambar, hal ini disebabkan gambar bersifat lebih konkrit, karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata. Selain itu ternyata dengan gambar upaya untuk mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan lebih mudah dari pada menggunakan cara pencatatan dengan tulisan dan kata saja. Seperti yang telah dikemukakan oleh Ching dalam bukunya Susilo (2009: 37) “Bahwa dengan media gambar, mata pikiran mampu melihat pandangan yang
23 mendalam yang tidak terbatas pada tempat dan saat sekarang. Dengan gambar mata pikiran dapat membentuk, memanipulasi, dan mentransformasikan imajinasi di luar batas-batas ruang dan waktu”.
Penggunaan media pembelajaran terutama media gambar mempunyai pengaruh yang positif terhadap proses belajar yaitu bahwa media gambar yang digunakan dalam sebuah pembelajaran akan menarik perhatian siswa serta dapat memperjelas sajian ide, seperti yang telah dikemukakan oleh Angkowo dan A. Kosasih Robertus (2007: 26) yang menyatakan bahwa “ Media gambar berfungsi untuk menarik perhatian , memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi variasi pada fakta yang kemungkinan akan dilupakan atau diabaikan”. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa begitu besar pengaruh media gambar terhadap pembelajaran Penggunaan media gambar ini merupakan salah satu upaya yang digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pada dasarnya siswa yang bersikap tidak perhatian terhadap pelajaran yang di sajikan, bosan dalam mengikuti pelajaran serta tidak terfokus dalam pelajaran akan mengalami kesulitan dalam meraih hasil belajar yang bagus karena mereka tidak bisa menerima pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru tersebut. Pengguanaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta dapat membuat pelajaran lebih menarik, karena jika siswa mempunyai motivasi serta ketertarikan terhadap pelajaran, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru dapat diterima baik oleh siswa sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran berdasarkan pada suatu fenomena yang menunjukkan
bahwa kebanyakan orang lebih suka melihat
gambar-gambar, apalagi anak-anak. Tujuan ini berdasarkan pada fungsi dari media gambar, yaitu membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.
24 Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti bermaksud mencobakan penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran di kelas VII E SMPN 5 Surakarta. Penggunaan media gambar ini diterapkan agar dapat membantu guru khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar PKn menjadi lebih menarik, sehingga diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran. Berdasarkan uraian dan fenomena diatas, yang menarik perhatian bagi penulis untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Materi Pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas VII E SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta rendah 2. Guru kesulitan mencari media yang tepat untuk menyampaikan materi tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat 3. Siswa
mempunyai
ketidaktertarikan
pada
meteri
kemerdekaan
mengemukakan pendapat
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka masalah diatas dapat di batasi agar lebih jelas, pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Media yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media gambar
25 2. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 3. Materi pelajaran yang diteliti pada penelitian dibatasi pada materi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) kelas VII semester genap yaitu materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat 4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah tindakan
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah disampaikan di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 pada materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah serta perumusan masalah di atas maka penulis mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut : Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 pada materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan menggunakan media gambar.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis
26 Penelitian ini mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penggunaan media gambar terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Siswa 1) Siswa dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasa sehingga mereka tidak bosan dan jenuh 2) Siswa termotivasi, berminat serta tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung 3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa b. Manfaat Bagi Sekolah 1) Dapat mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa 2) Dapat mengetahui cara mengatasi siswa yang tidak perhatian, menarik motivasi serta minat terhadap pelajaran 3) Dapat mengelola kelas sesuai dengan minat siswa c. Manfaat Bagi Perpustakaan Sekolah Dapat menambah koleksi karya ilmiah yang ada di perpustakaan BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Teori Tentang Media Pendidikan dan Hasil Belajar
Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang manfaat media pendidikan terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut “Some educators are convinced that learnes differing in “learning styles” may benefit most from media presentations that match their styles. What these learning stlyes differences are and wheather they may be efective with different media has not been definityly established.”
27 Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa beberapa pendidik atau guru mempunyai gaya yang berbeda dalam mengadakan pembelajaran, yang menyebutkan bahwa gaya atau model pembelajaran guru yang diadakan akan lebih bermanfaat dengan menggunakan media, serta pembelajaran yang diadakan akan lebih efektif dengan menggunakan media yang berbeda secara berkelanjutan. Maksudnya adalah pembelajaran akan lebih efektif jika penggunaan media pembelajarn tersebut tidak monoton, tetapi divariasikan dengan media yang lainnya secara bervariasi. Dalan hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih berminat dalam mengikuti pelajaran, karena dengan penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam menerima pelajaran sehingga siswa mendapat nilai yang lebih tinggi. Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang pengajar yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan mengalami kesulitan jika hanya menggunakan halaman yang diprint adalah sebagai berikut “Learners who score low in this ability will undoubtedly have difficulty in learning from the printed pag without media. Because this ability is cloosy correlated with performance in oral language understanding, low ability learners are also likely to learn poorly from speech that is semantically complex”. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengajar yang mengajar tanpa menggunakan media, maka pengajar akan lebih sulit dalam mengajar, hal ini akan dapat mempengaruhi hasil belajar serta pemahaman dari siswa, karena pengajar yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan mempengaruhi materi yang disampaikan sehingga materi yang disampaiakan akan lebih sulit untuk diterima oleh siswa dan hal ini akan menyebabkan pencapaian nilai yang rendah, karena pelajaran yang di terima tidak sesuai dengan kenyataan dan hal ini akan lebih sulit lagi karena pelajaran hanya menggunakan kata-kata sehingga lebih komplek. “ Penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa”. (Azhar Arsyad, 2002: 24). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa
28 dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa. Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu media juga berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. “Media dapat meningkatkan
pengetahuan,
memperluas
pengetahuan, serta memberikan
fleksibilitas dalam penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar”. ( Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007: 27 ). Media pembelajaran yang digunakan dalam sebuah pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, hal itu disebabkan jika dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di ajarkan, maka siswa akan memiliki pandangan serta pengetahuan yang lebih konkrit dan dapat digunakan sebagai alat pengingat bagi siswa. Media pembelajaran dapat meningkatkan daya tarik sehingga dapat memberikan rangsangan untuk belajar hal ini di sebabkan karena materi pelajaran di kemas dalam bentuk lain dari biasanya yaitu dengan menggunakan media, maka dengan begitu daya tarik siswa akan meningkat terhadap pelajaran, jika sudah tertarik mereka akan mempunyai motivasi untuk belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar pada seorang siswa. Media pendidikan dapat di pakai sesuai dengan kebutuhan baik oleh pengajar ataupun oleh siswa, maksudnya adalah penggunaan media dapat digunakan dan di sesuaikan dengan materi yang berkaitan
sehingga dapat
memperjelas penyajian materi yang di sampaikan oleh pengajar sedangkan siswa juga dapat menggunakan media pendidikan sebagai sarana penunjang belajar. Dari hal tersebut seorang pengajar dapat memanfaatkan media yang ada misalnya
29 gambar yang termuat dalam media cetak atau internet maupun sumber – sumber belajar lainnya yang berkaitan sehingga dapat digunakan untuk menerangkan tentang mata pelajaran PKn pada standar kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, karena dengan adanya penggunaan media siswa mempunyai daya tarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Motivasi muncul karena dalam diri seorang siswa terdapat dorongan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu yang di anggapnya perlu untuk dilakukan demi kebaikannya. Motivasi belajar siswa dapat terdorong jika pelajaran yang di ajarkan dapat menarik minat serta dapat membuat siswa menjadi ingin tahu. Uraian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut, bahwasanya dengan penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran akan memunculkan pengaruh yang bersifat positif, yaitu diantaranya sebagai berikut : media pendidikan dapat meningkatkan hasil belajar, kemampuan siswa, daya tarik siswa sehingga dapat meningkatkan minat serta motivasi bagi siswa.
2. Teori Tentang Media Gambar dan Hasil Belajar “Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”. (Azhar Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika penggunaan media gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan disertai dengan penjalasan – penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan penjelasan – penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen – elemen pengetahuan dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 286) yang menyatakan bahwa :
30 Every visual consists of number of elements presented in adeliberate arrangement. There are three primery categories of design elements: visual, text, and affective elements. Visual elements may include graphics, symbol, real object, or organizational visuals. Text elements include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen to the font style, colors, and size used. Affective elements are those components of visual that can elicit a response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor. Selecting and arranging these elements appropriately result in effective display. Folling the guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective visual. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian diatas adalah bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat menarik perhatian, jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan dapat menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Menurut Levie dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16) menyatakan bahwa “Media pembelajaran, khususnya media visual (gambar) mempunyai 4 fungsi yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta (d) fungsi kompentsatoris”. “Media
visual
(gambar)
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007: 28). Secara singkat dapat dikatakan bahwa media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang di kemukakan oleh Parker dalam bukunya
Judy Lever-
Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 288) menyatakan bahwa: All of the individual pieces must be correctly fitted together to create the visual picture. This big picture is massage to communicated, and each piece representations a design element. When creating visual
31 display for the learning environment, you need to first envision the picture or massage you wish to communicate and then, elemnent by element, build the massage to communicate your vision to your learners. Because visual learning is nessesery for many learner, being skillful in creating and using effective visuals is a critical skill for educators. Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang telah disampaikan oleh guru.
B. Penelitian yang Relevan Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah ini yaitu penelitian mengenai penggunaan media gambar yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian yang telah peneliti temukan. Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah seperti di bawah ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh 1)
Nama
: Ana Ratnaningsih
Judul
: Pengaruh Motivasi Belajar dan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pada
Admininstrasi
Siswa
Kelas
Perkantoran
X
Jurusan
SMK
N
9
Semarang Tahun
: 2007
Kesimpulan
: Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang langsung antara motivasi siswa dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,398 dan ada
32 pengaruh langsung antara media gambar yaitu gambar tentang contoh ketrampilan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan misalnya cara menggunakan mesin- mesin dengan benar dengan prestasi belajar pada kompetensi dasar ketrampilan – ketrampilan K3 bagi pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja siswa sebesar 0,454. 2)
Nama
: Sulistyowati ( K5198031 )
Judul
: Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas VII D Di SMP N 1 Gatak
Tahun
: 2006
Kesimpulan
: Berdasarkan hasil olah data yang dikerjakan dengan bantuan SPSS Windaws Relase II dan diperoleh harga uji 2 sisi untuk harga Z = -2,385. harga peroleh P
0,017 berada
dibawah = 0,05 dan diatas P = 0,01. Dan hasil P untuk Z hitug lebih besar daripada P untuk Z tabel = 0,017 lebih kecil 0,05 maka Ho
ditolak.
Penolakan
Ho
berarti
diterimanya Ha yang menyatakan “ ada pengaruh positif terhadap penggunaan media gambar yaitu gambar tentang macam-macam alat komunikasi terhadap prestasi belajar dalam hal menemukan istilah- istilah dalam bidang komunikasi serta membuat suatu kalimat dan membuat karangan pada bidang studi Bahasa Indonesia.”
33 3)
Peneliti/ Penulis
: Murdjanti ; Khamid ; Dinik Rahayu
Institusi
: 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2) Guru SDN Serayu Yogykarta
Judul
: Meningkatkan Penggunaan
Prestasi Media
Belajar
Melalui
Gambar
Dalam
Pembelajaran PKPS Kelas IV SD Serayu Tahun laporan
: 2005
Bidang ilmu
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang Kajian
: Pembelajaran Pengetahuan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial
Kata Kunci
: Prestasi belajar pada kompetensi dasar mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang
pernah
ditampilkan
dalam
misi
kebudayaan internasional, media gambar yaitu berupa contoh – contoh kebudayaan yang diikutsertakan pada misi kebudayaan internasional. Kesimpulan
: Dalam penelitian yang dilakukan dapat menunujukkan
bahwa
bila
guru
dapat
memilih media pembelajaran yang tepat, mereka akan lebih mudah melaksanakan proses
pembelajaran
yang
dapat
menyenangkan siswa. Siswa akan suka terhadap pelajaran tersebut dan prestasi belajar merekapun meningkat pula. Oleh sebab itu model-model pembelajaran dengan media gambar ini dapat diterapkan pula pada mata pelajaran yang lain. Untuk itu guru dapat merancang gambar-gambar yang lebih
34 banyak dan jelas. Guru dapat bekerja sama dengan para siswanya . Penyajian gambar bisa dengan kliping di tempelkan di karton dan tidak selalu harus di gambar di OHP. 4)
Nama
: Tri Winarni (K6405032 )
Judul
: Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika Anak Tuna Grahita Kelas D2 YSLTB C Kerten Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007
Tahun
: 2007
Kesimpulan
: Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis data pembahasan penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh media gambar tehadap prestasi belajar bidang studi matematika anak tuna grahita kelas D2 YSLB C Kerten Surakarta tahun ajaran 2006/2007. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan statistik yang menggunakan Wilxocon
analisis
diperoleh
To
uji =
Rangking 21
yang
dikonsultasikan dengan Tt = 0 untuk N = 6 pada taraf significant 5 % sehingga dapat disimpulkan “ ada pengaruh positif media gambar
yaitu gambar tentang berbagai
macam gambar buah beserta banyaknya jumlah buah untuk mempermudah siswa untuk menghitung jumlah buah tersebut terhadap
prestasi
matematika
anak
belajar
bidang
studi
tuna
grahita
pada
kompetensi dasar penjumlahan di kelas D2
35 YSLB C Kerten Surakarta tahun ajaran 2006/2007.” Dari beberapa penelitian diatas jika ditarik kesimpulan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : a) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK N 9 Semarang pada Mata Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) b) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di kelas VII D SMP N 1 Gatak pada Bidang Studi Bahasa Indonesia c) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar di kelas IV SD Serayu pada pembelajaran PKPS d) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar di kelas D2 YSLTB C Kerten Surakarta pada Bidang studi Matematika
C. Kerangka Berfikir Proses Belajar Mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus dihadapi dan di selesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga menghadapi masalah dimana masalah tersebut
muncul sebelum penggunaan
media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar yakni dalam pembelajaran PKn ini, siswa sering kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn serta minat dan motivasi belajar siswa rendah, hal tersebut akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang dicapai oleh siswa rendah. Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan siswa serta kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, maka diperlukan adanya suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yakni media gambar, sehingga guru
36 perlu memberikan kemudahan dan rangsangan untuk meningkatkan minat dan semangat belajar agar tidak membosankan serta agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik yaitu agar perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang sedang diajarkan karena pada dasarnya siswa senang jika melihat gambar-gambar. Hal ini bertujuan agar siswa lebih jelas dan mudah untuk memahami pelajaran yang disampaikan serta menanggulangi rasa bosan pada siswa, sehingga hasil belajar meningkat. Pada saat penggunaan media gambar, maka dapat memunculkan objek yang abstrak menjadi konkrit yaitu dengan memvisualisasikan bentuk melalui gambar sehingga akan lebih menarik minat siswa untuk memperhatikan, selain itu pelajaran yang berlangsung secara konkrit melalui gambar akan membantu mempermudah anak dalam menerima pelajaran, siswa akan lebih menjadi tertarik dalam mengikuti pelajaran, minat serta motivasi belajar siswa meningkat, dengan terjadinya perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn. Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
37 Siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKN
Minat dan motivasi belajar siswa rendah
Hasil belajar siswa rendah
Perencanaan Tindakan Penelitian : Penggunaan media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
Hasil akhir setelah dilakukan tindakan
Siswa tertarik dan mudah memahami materi pelajaran PKN
Minat dan motivasi belajar meningkat
Hasil belajar meningkat
Gambar.1. Skema Kerangka Berfikir
C. Perumusan Hipotesis
38 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “ Media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta dalam bidang studi PKn tahun ajaran 2008/2009, hal ini disebabkan dengan menggunaan media gambar maka minat serta ketertarikan siswa terhadap pelajaran akan terdorong kearah yang positif sehinnga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sesuai dengan tujuan dan judul penelitian, maka pengambilan data di dalam penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 5 Surakarta. Keberadaannya yang strategis menjadi pertimbangan untuk mengadakan penelitian, maka SMP N 5 Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian ini
2.Waktu Penelitian Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 9 bulan yaitu bulan Januari 2009 sampai September 2009. Adapun pelaksanaannya setelah mendapat ijin dari pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2008/2009 dimulai pada bulan Januari 2009. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap-tahap sebagai berikut: a. Bulan Januari - April 2009: tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, penyususnan proposal, perijinan penelitian, survey sekolah yang bersangkutan dan konsultasi instrument penelitian.
39 b. Bulan April – Juli 2009 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrument penelitian dan pengambilan data. c. Juli – September 2009 : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu “ Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya “. (Suharsimi Arikunta, Suhardjono dan Supardi, 2008 : 58). Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Kasihani Kasbolah (2001:2) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas”. Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri. Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas diharapkan pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas. Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbollah, 2001:15 ) yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru 2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual 3. Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan 4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif
40 Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :
1
Perencanaan 4
2
Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS I
3 Pengamatan 1 Perencanaan
4 Refleksi
2 SIKLUS II
3 Pengamatan
Pelaksanaan
41
? Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru PKn SMP N 5 Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIE. Siswa tersebut berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Sri Soejanti, S.Pd,M.Pd.
D.Data dan Sumber data 1. Data Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa : Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM. Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data dalam penelitian ini adalah : Data primer berupa hasil wawancara dengan guru serta nilai prestasi belajar siswa sesudah dilksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta fotofoto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Sumber Data Ada dua sumber data yang biasa dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sumber data primer dan sekunder. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa : Sumber data primer adalah siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak
1
secara langsung mengatahui keberadaan siswa atau berhubungan langsung dengan siswa; sumber data sekunder antara lain pengawasan sekolah, pejabat dinas pendidikan, dewan pendidikan, dan pengurus komite sekolah. Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Informan Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta atau yang ditentukan oleh penelitinya. Informan dalam penelitian kualitatif posisinya sangat penting yaitu berbagai individu yang memiliki informasi. Dalam penelitian ini yang di tunjuk sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan. Adapun beberapa informan yang diperlukan: 1) Ibu Sri Soejanti, S.Pd, M.Pd selaku guru PPKn SMP N 5 Surakarta yang mengajar kelas VII E 2) Siswa SMP N 5 Surakarta khususnya siswa kelas VIIE
b. Dokumen Menurut H.B Sutopo (2002: 54), bahwa yang dimaksud dengan dokumen adalah “Bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.” Dokumen sebagai sumber data untuk melengkapi data yang diperoleh dari informan, catatan-catatan yang penting untuk melengkapi data penelitian, sehingga dokumen dan arsip ini penting pula sebagai sumber data yang terdiri dari kurikulum, rencana pembelajaran dan daftar nilai.
c. Tempat dan Peristiwa Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang di manfaatkan dalam penelitian ini. Lokasi merupakan tempat dimana penelitian dapat dilakukan. Dari pemahaman lokasi peneliti bisa cermat mencoba mengkaji secara kritis menarik kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2
Sebagai
tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 5 Surakarta
terutama tempat dimana aktivitas penggunaan media gambar dalam pembelajaran yaitu kelas VII E SMP N 5 Surakarta, sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah peneliti mengamati penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar di kelas VII E.
E.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Menurut Mills dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 59) menyatakan bahwa “Dari segi teknik pengumpulan data kualitatifnya, ada 3 teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang disebut sebagai 3 E (Experienceing, Enquiring, dan Examining )”. Seperti yang dikemukakan oleh Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 59) tentang 3 E adalah sebagai berikut : a. Experienceing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman sendiri, terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan, atau membuat catatan lapangan. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa a) observasi partisipan sebagai partisipan aktif; b) pengamat aktif yang khusus; dan c) pengamat pasif. b. Enquiring yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti. Hal ini dapat berupa a) wawancara informal; b) wawancara formal terstruktur; c) kuesioner; d) skala sikap yang mungkin berupa skala Likert atau skala perbedaan makna; e) tes baku. c. Examining yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan yang berupa a) data arsip; b) jurnal; c) peta; d) audiotape; e) artifak; dan f) catatan lapangan
Dari uraian di atas tentang pengumpulan data, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Siklus I 1) Observasi (Pengamatan ) Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa “ Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah
3
ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta terhadap guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas VII E. 2) Wawancara Formal Berstruktur Wawancara yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah wawancara formal berstruktur. Wawancara Formal berstruktur adalah “Suatu jenis wawancara yang menggunakan format wawancara terstruktur
yaitu dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada
seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media gambar, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran, serta faktor penyebabnya. 3) Pencatatan Arsip dan Dokumen a) Arsip Kurikulum (silabus) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII terlampir dalam lampiran no.1 b) Dokumen Berupa nilai tes awal untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. 4) Tes Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus 1. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang
4
sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui
validitas dan
reliabilitasnya. a) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak. Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):
rx1 y =
N . å X 1Y - (å X 1 )(å Y ) {N . å X 1 - (å X 1 ) 2 }{N . å Y 2 - (å Y ) 2 } 2
Keterangan : rxy
:
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X
: Skor masing-masing item
∑Y
: Skor total
∑XY
: Jumlah penelitian X dan Y
2 ∑X
: Jumlah
2 ∑Y
: Jumlah kuadrat dari Y
N
: Jumlah subjek
kuadrat dari X
Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 30 diperolah hasil sebagai berikut (1) dari 15 soal pada kondisi awal item valid sejumlah 13 soal (lampiran 2) (2) dari 15 soal pada tes siklus I item valid sejumlah 12 soal (lampiran 3) b) Uji Reliabilitas Uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila
5
diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasilhasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut : Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 180) yaitu: 11 22 r11 = 1 1ö æ ç1 + r ÷ 2 2ø è 2´ r
Dengan keterangan:
r11
: Reliabilitas instrumen
r 1 21 2
: rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut : 0.800 – 1.000
= reliabilitas sangat tinggi
0.600 – 0.800
= reliabilitas tinggi
0.400 – 0.600
= reliabilitas cukup
0.200 – 0.400
= reliabilitas rendah
0.000 – 0.200
= reliabilitas sangat rendah (Suharsimi Arikunto,2006:276)
Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka diperoleh r11 =0,781 untuk soal tes kondisi awal dan r11 =0,792 untuk soal tes siklus 1 5) Foto “Foto digunakan untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti”. (H.B. Sutopo. 2002: 35) 6) Angket Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “ Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui”.
6
Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan jawaban responden sendiri. b)
kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban yang sudah disediakan. Berdasarkan pendapat di atas peneliti menggunakan angket
tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masingmasing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh
data penelitian yang
diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda. Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut : 1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4. 2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3 3. Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat skor 2. 4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1. Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut:
7
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1. 2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2 3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3. 4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4. Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn. Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan media gambar .Dapat dilihat dalam lampiran no.4 untuk form angket dan lampiran no 5 untuk kisi-kisi angket. b.Siklus 2 1) Observasi (Pengamatan ) Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa “Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta terhadap guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kleas VII E. 2) Wawancara Formal Berstruktur “Wawancara formal berstruktur adalah suatu jenis wawancara yang menggunakan format wawancara terstruktur yaitu dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media gambar, berbagai informasi mengenai
8
kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran, serta faktor penyebabnya 3) Pencatatan Arsip dan Dokumen a) Arsip Kurikulum ( silabus ) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII b) Dokumen Berupa nilai tes siklus I untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. 4) Tes Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus 2. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesukaran dan validitasnya. a) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):
rx1 y =
N . å X 1Y - (å X 1 )(å Y ) {N . å X 1 - (å X 1 ) 2 }{N . å Y 2 - (å Y ) 2 } 2
Keterangan : rxy
:
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X
: Skor masing-masing item
∑Y
: Skor total
∑XY
: Jumlah penelitian X dan Y
9
2 ∑X
: Jumlah
2 ∑Y
: Jumlah kuadrat dari Y
N
: Jumlah subjek
kuadrat dari X
Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 15 soal , dari 15 soal pada tes siklus II item valid sejumlah 13 soal. Item soal invalid 32 soal (lampiran 6) b) Uji Reliabilitas uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasilhasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut : Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 180) yaitu: 11 22 r11 = 1 1ö æ ç1 + r ÷ 2 2ø è 2´ r
Dengan keterangan:
r11
: Reliabilitas instrumen
r 1 21 2
: rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut : 0.800 – 1.000
= reliabilitas sangat tinggi
0.600 – 0.800
= reliabilitas tinggi
0.400 – 0.600
= reliabilitas cukup
0.200 – 0.400
= reliabilitas rendah
0.000 – 0.200
= reliabilitas sangat rendah (Suharsimi Arikunto,2006:276)
10
Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka diperoleh r11 = 0,796 untuk soal tes siklus 2 5) Foto “Foto digunakan
untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan
perilaku subjek yang diteliti” . (H.B. Sutopo. 2002: 35) 6) Angket Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan jawaban responden sendiri. b) kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban yang sudah disediakan. Berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masingmasing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda. Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut :
11
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4. 2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3 3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 2. 4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1. Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut: 1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1. 2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2 3. Apabila responden memlih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3. 4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4. Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn. Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan media gambar . Dapat dilihat dalam lampiran no.7 untuk form angket dan lampiran no.8 untuk kisi-kisi angket.
2. Alat Pengumpulan Data Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi
12
proses dan sisi hal yang diamati”.
Maka alat yang dapat di gunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut: a.Siklus 1 1) Dari Sisi Proses a) Alat untuk Input Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah : (1) Dokumen berupa hasil tes awal . Untuk soal tes awal dapat dilihat pada lampiran no 9 dan lampiran no 10 untuk kisi – kisi soal kondisi awal dan lampiran no 11 kunci jawaban tes awal (2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka dan tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran, serta faktor penyebabnya. Selain itu juga melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui metode pembelajaran yang di terapkan oleh guru dan untuk mengetahui bagaimana cara yang digunakan oleh guru tersebut. Terlampir no 12 b) Alat Untuk Proses Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah : (1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Terlampir dalam lampiran no. 13 (2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses belajar mengajar berlangsung pada siklus I. Terlampir pada lampiran no.14 c) Alat Untuk Output Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah :
13
(1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah dilakukan tindakan. Soal tes siklus I dapat dilihat pada lampiran no 15, kisi-kisi soal tes siklus I dapat dilihat di lampiran no 16 dan kunci jawaban untuk siklus I dapat dilihat di lampiran no 17. 2) Dari Sisi Hal yang Diamati Selain dari sisi
proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang
diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu a) Pengamatan Terhadap Guru “Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68). Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi terhadap guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran no.18 b) Pengamatan Terhadap Kelas Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya. c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya. b.Siklus 2 1) Dari Sisi Proses a) Alat Untuk Input Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah : (1) Dokumen berupa hasil tes pada siklus I
14
b) Alat Untuk Proses Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah : (1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi atau cek list tentang keaktifan siswa pada siklus I dapat di lihat pada lampiran no.19 (2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses belajar mengajar berlangsung pada siklus II. Dapat dilihat pada lampiran no 20 c) Alat Untuk Output Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah : (1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah dilakukan tindakan II. Soal tes siklus 2 dapat dilihat dilampiran no 21, untuk kisi-kisi soal tes siklus 2 dapat dilihat pada lampiran no 22, untuk kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran no 23. 2) Dari Sisi Hal yang Diamati a) Pengamatan Terhadap Guru “Pengamatan merupakan alat yang terbukkti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68). Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi pada guru untuk siklus 2 dapat dilihat pada lampiran no.24
15
b) Pengamatan Terhadap Kelas Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya. c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya.
F. Validitas Data Validitas adalah kesahihan data di dalam suatu penelitian, hal ini data di catat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, oleh karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas ini merupakan jaminan kemantapan dan tafsir makna penelitiannya. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain menurut Priyono (2000:11) dalam bukunya Basrowi dan Suwandi (2008: 123) antara lain : 1. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan. 2. Trianggulation (Trianggulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian 3. Critical Reflection (Refleksi Kritis), setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatakan kualitas pemahaman. Apabila setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka pengambilan keputusan dan dapat dijamin 4. Catalityc validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement)
16
Dari beberapa teknik validitas data tersebut maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulation data hal ini disebabkan dengan teknik Trianggulation peneliti ingin mengumpulkan data yang sejenis dari berbagai sumber untuk melengakapi data yang diperolehnya. Teknik validitas data ini di berlakukan sama antara siklus 1 dan 2.
G. Teknik Analisis Data “Analisis data dan interprestasi data di dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas merupakan hal yang penting baik ketika dan setelah proses Penelitian Tindakan kelas” . (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2008:97). Analisis data dalam penelitian ini di mulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis mengacu pada model analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagaimana di kutip dari bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 103 ) “ teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, salah satunya modelnya adalak teknik analisis interakif ”. HB Sutopo (2002: 92 ) berpendapat bahwa” Dalam proses analisis data terdapat 3 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.”
1. Pengumpulan Data Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis data agar menjadi teratur. 2.Reduksi Data Menurut H.B Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa” Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
17
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.”
3. Sajian Data Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja kegiatan, data tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. 4
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada ahkir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggung jawabkan. Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut di atas, terdapat empat langkah secara sederhana gambar posisinya adalah sebagai berikut: 1 Pengumpulan Data
2 Reduksi Data
3 Sajian Data 4 Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002: 96) Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka proses analisa data akan lebih jelas. Data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan pada suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga komponen-komponen tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa
18
dipisahkan, yang kemudian akan menghasilkan data yang tersusun secara sistematis. Langkah- langkah Analisis a. Siklus I 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus 4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi susunan laporan. 6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian yang akan dilanjutkan dengan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus 2
b. Siklus II 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus 4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi susunan laporan. 6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian 7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir untuk penelitian berikutnya.
19
H. Indikator Kerja. Indikator kerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian . Berikut ini tabel indikator keberhasilan kerja dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 1 Indikator Keberhasilan Kerja Siklus 1 Kualitas Hasil Belajar Aspek yang Dinilai
Target
Cara Penilaian(x 100%)
ٱRasa ingin tahu
60 %
Dihitung dari ∑Siswa yang bertanya ∑Seluruh siswa
ٱHasil Belajar (Prestasi
70 % tuntas
Dihitung dari ∑Siswa tuntas
Belajar)
∑Seluruh siswa
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kerja Siklus II Kualitas Hasil Belajar Aspek yang Dinilai
Target Siklus I
Target Siklus II
ٱRasa ingin tahu
60 %
75 % tuntas
ٱHasil Belajar
70 % tuntas
85 % tuntas
Keterangan : Penentuan target rasa ingin tahu ini berdasarkan pada kemampuan siswa yang rata-rata yang tidak mendukung. Yang dimaksud batas tuntas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang di tentukan sendiri oleh setiap sekolah. Batas tuntas untuk mata pelajaran PKN di SMP N 5 Surakarta ini adalah 70 dan batas tuntas ini digunakan sebagai pedoman ketuntasan pada penelitian ini. I. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang digunakan mengikuti model yang dikembangkan olek Kemmis dan Mc Taggart (Kasihani Kasbuloh, 2001: 63-65) yang berupa model spiral. Perencanaan
20
Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan masalah. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII E SMP N 5 Surakarta yaitu Ibu Sri Soejantini, S.Pd, M. Pd Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian tahap persiapan, tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi , tahap analisis serta tahap tindak lanjut. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Tahap Persiapan a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru PKn SMP N 5 Surakarta b. Observasi untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelajaran PKn
2. Tahap Perencanaan a.Tahap Perencanaan Siklus I Pada siklus I yaitu perencanaan pembelajaran PKN khususnya adalah tentang materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat, dalam tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut : 1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu a) Menyusun RPP (RPP siklus I terlampir dalam lampiran no.25) dengan (1) Standar
Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2) Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat (4) Indikator
menganalisis
menunjukkan
sikap
positif
terhadap
penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan
21
bertanggung jawab serta menghargai cara menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab c)
Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan dengan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
2)
Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut a) Menyusun pedoman wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab menggunakan media gambar. b) Menyusun
lembar
observasi
tentang
proses
berlangsungnya
pembelajaran dengan menggunakan media gambar 3)
Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan I dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
4)
Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan menggunakan alat format observasi, yaitu sebagai berikut a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan menggunakan
media
gambar
pada
kompetensi
dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab b.Tahap Perencanaan Siklus 2 Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKN yaitu tentang mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
22
bebas dan bertanggung jawab . Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran sebagai beikut : 1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu sebagai berikut a) Menyusun RPP(RPP siklus II terlampir di lampiran no.26) dengan (1) Standar
Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2) Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat (4)
Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan masyarakat.
b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab c) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan dengan tentang
mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab 2)
Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut: Menyusun lembar observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan
media
gambar
pada
kompetensi
dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. 3)
Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan II dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
23
4)
Menetapkan
teknik
pemantapan
pada
setiap
tahapan
dengan
menggunakam alat format observasi dan angket balikan untuk siswa ,yaitu sebagai berikut : a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan menggunakan
media
gambar
pada
kompetensi
dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab b) Menetapkan angket balikan untuk siswa tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran PKn pada materi pokok Kemerdekaan menyampaikan Pendapat
3.Tahap Pelaksanaan/Tindakan a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I 1)
Menggunakan 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (1)
Standar Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2)
Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3)
Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
(4)
Indikator menganalisis menunjukkan sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (1)
Standar Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2)
Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3)
Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
24
(4)
Indikator menghargai cara menyampaikan pendapat yang dilakukan secara bebas dan bertanggung jawab
2)
Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
3)
Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan
4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang materi sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab 5)
Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang materi menghargai cara menyampaikan pendapat yang dilakukan secara bebas dan bertanggung jawab
6) Mengadakan tes b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Menggunakan 2 rencana pelaksanaan pembelajaran a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (1) Standar
Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2) Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat (4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah b)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (1) Standar
Kompetensi
menampilkan
perilaku
kemerdekaan
mengemukakan pendapat (2) Kompetensi
Dasar
mengaktualisasikan
kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab (3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
25
(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan masyarakat 2)
Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
3)
Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan
4)
Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah
5)
Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan masyarakat
6)
Mengadakan tes
4.Tahap Observasi a.Tahap Observasi pada Siklus I Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar melakukan observasi dengan memakai format observasi yaitu berupa lembar observasi atau cek list tentang penggunaan media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Fokus ditekankan pada implementasi media pembelajaran gambar sebagai penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan tindakan b. Tahap Observasi pada Siklus II Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua. Serta mengumpulkan data pada tindakan II. Fokus ditekankan pada implementasi media pembelajaran gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab sebagai penunujang hasil belajar yang telah dilaksanakan
26
untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan melalui tindakan pertama.
5.Tahap Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu adanya perbaikan atau disempurnakan dan bagian mana yang memenuhi syarat atau target Berdasarkan
pelaksanaan
tahap
observasi
dan
evaluasi
sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk 1) Melakukan evalusi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evalusi jumlah dan waktu dari setiap jenis tindakan. 2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evalusi, untuk pembelajaran berikutnya (pada siklus II). 3) Melakukan evalusi tindakan I Dimana target pencapaian pada siklus pertama adalah peningkatan pada hasil belajar siswa 70% siswa tuntas. b.Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap pemebelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II dengan penggunaan media gambar pada pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan
27
pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat digunakan sebagai penyusunan laporan melakukan evaluasi tindakan II. Pada siklus II diharapkan hasil yang diperoleh meningkat dengan rincian sebagai berikut peningkatan pada hasil belajar: 85 %
6.Tahap Tindak Lanjut Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru PKn untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan model pembelajaran yang tepat agar kompetensi dapat tercapai secara maksimal.
28
Tahap-tahap penelitian diatas dapat dilukiskan seperti pada gambarr di bawah ini : SIKLUS I Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar
Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar Permasalahan Hasil belajar Rendah
Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran
Evaluasi/ Refleksi 70 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas
29
SIKLUS II Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar
Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar Permasalahan Sisa dari siklus I Masalah baru(apabila muncul) Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran
Evaluasi/ Refleksi 85 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas
Gambar 4. Skema Penelitian
30