BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada periode golden age atau periode keemasan. Suderadjat (Trianto, 2011:5) berpendapat bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasa. Masa the Golden Age yang dimiliki anak, memerlukan suatu pendekatan yang tepat untuk dapat memfasilitasi optimalnya aspek-aspek perkembangan yang mereka miliki (Mulyasa, 2012:121). Adapun maksud dari pendapat tersebut pendidik hendaklah memberikan perhatian dan penanganan yang tepat terhadap berbagai potensi yang dimiliki oleh anak dengan memberikan berbagai rangsangan bimbingan dan bantuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan membentuk satuan PAUD dan menyusun kerangka dasar kurikulum serta standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UUSPN No. 58 tahun 2009). Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak berdasarkan minat, kebutuhan perkembangan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan yang dilalui oleh anak didik. Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Pengembangan keterampilan bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang penting karena bahasa digunakan sebagai sarana memperoleh informasi, ilmu pengetahuan maupun belajar menganalisis dan memecahkan masalah menyatakan
bahwa
sehari-hari (problem
bahasa
memungkinkan
solving). Susanto anak
untuk
(2011:73)
menerjemahkan
pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Perkembangan bahasa terdiri dari dimensi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan menyimak merupakan dasar dari perkembangan bahasa, karena kualitas
hubungan
menyimak memiliki dampak besar terhadap
pembicaraan
dengan
orang
lain
melalui
indera
pendengarannya. Menyimak tidak hanya mendengarkan tetapi sebagai proses memperoleh fakta, bukti atau informasi secara informasi tertentu didasarkan pada penilaian dan penetapan sebuah reaksi individual. Menurut Tarigan (1980: 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Menyimak dimulai melalui mendengar kemudian melakukan proses interpretasi terhadap informasi yang datang dengankemampuan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh agar memperoleh pemahaman. Selain itu harus memahami isi, maksud, kebiasaan, nilai, sikap dan kepercayaan terhadap pendapat yang telah didengar sehingga akan mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan sesuai dengan kebutuhan. Melalui aktivitas menyimak pendengar dapat memahami orang lain secara baik. Menyimak tidak hanya datang secara alami, sehingga perlu kerja keras untuk dapat menyimak secara efektif. Pendengar dituntut untuk memperhatikan pesan-pesan verbal serta non verbal pembicara (Hermawan, 2011: 30). Begitu pula dengan anak, kemampuan menyimak merupakan bahasa verbal yang penting dalam menerima materi pembelajaran di sekolah. Melatih Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
kemampuan anak dalam menyimak diperlukan pengembangan kemampuan berbahasa dengan menirukan dan menyebutkan suara yang didengarnya, karena dengan menyimak anak dapat memahami lingkungannya dan mendengarkan pendapat. Berdasarkan hasil observasi di TK Kelas B Aisyiyah 7 mengenai kemampuan menyimak menunjukkan anak belum mampu menyimak secara aktif, tidak memberikan perhatian, kurang mengerti perintah yang diberikan guru, sulit untuk berpendapat, gaya pembicara guru yang kurang dan teknik penyajian materi menggunakan metode penugasan membuat anak jenuh dan bosan sehingga mempengaruhi proses menyimak, seperti visualisasi dan pengenalan konsep secara bertahap. Hubungan komunikasi dilaksanakan secara klasikal dan kurang memberikan metode yang bervariasi sehingga sulit untuk menyimak instruksi yang diberikan guru. Ketika melakukan kegiatan bercakap-cakap hanya sedikit anak yang mampu menjawab mengenai pertanyaan yang diberikan, sedikit anak yang mampu mengajukan pertanyaan serta menjelaskan dengan kalimat yang terbata-bata. Selain itu, guru kurang melaksanakan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran sehingga kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan ide atau gagasan pada kegiatan sehari. Permasalahan tersebut diduga disebabkan karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dengan menggunakan metode penugasan sehingga anak hanya duduk secara klasikal, jarang melakukan permainan atau metode baru dalam kegiatan pembelajaran. Moeslichatoen (2004:7) mengemukakan Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan kegiatan. Namun yang harus diingat taman kanak-kanak mempunyai cara yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode yang lebih sesuai bagi anak TK dibandingkan dengan metode lain. Misalnya guru TK jarang menggunakan metode ceramah. Orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak berdaya guna bagi anak TK. Metode-metode yang memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan akan lebih memenuhi kebutuhan dan minat anak. Anak kurang bersemangat dan jenuh dalam melaksanakan kegiatan karena diberikan metode pembelajaran kurang menyenangkan. Guru hendaklah Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
mengembangkan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan senantiasa memberi kesempatan anak untuk memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan mendengarkan dan berbicara. Anak lajimnya memiliki daya perhatian yang pendek kecuali terhadap halhal yang secara instrinsik menarik dan menyenangkan, jangan terlalu berharap banyak anak yang tahan jika harus memperhatikan segala hal yang diinginkan jika melakukannya secara monoton (Eliyawati, 2005:7). Kegiatan bermain anak dapat melatih kemampuan menyimak yaitu dengan cara mendengarkan beraneka bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa indonesia. Mayesty (Nurani, 2012: 144) menunjukan bahwa bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Permainan pesan berantai merupakan salah satu permainan bahasa yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak. Hartono, (2008:7) menjelaskan Permainan bahasa adalah salah satu bentuk permainan yang dilakukan untuk melibatkan unsur bahasa yang difokuskan terhadap bidang tertentu. Permainan bahasa meliputi permainan bahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Permainan bahasa menyimak terdiri dari berbagai bentuk antara lain:Dengar-Ucap, Dengar-tiru, Dengar-gaya, Pesan Berantai dan Dengar Cerita. Permainan pesan berantai dilaksanakan dengan cara mendengarkan kata atau kalimat yang diucapkan guru kemudian anak membisikkan kepada anak lain secara
beruntun.
Permainan
tersebut
melatih
keterampilan
menyimak,
mendengarkan, melatih kemampuan bahasa, konsentrasi, daya ingat dan interaksi (Dewi, 2013:22). Anak akan belajar menyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok permainan, melalui interaksi tersebut maka anak akan belajar berkomunikasi dengan cara mendengar, mengingat petunjuk dan pesan sederhana dalam penggunaan metode bermain. Model permainan dan bermain akan memberikan rasa aman dan lingkungan yang meningkatkan minat dan motivasi pada anak.
Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti memfokuskan kajian “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini melalui Permainan Pesan Berantai” (Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah 7 Jl. Sindang Sirna no.7 Kecamatan Karang Setra Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Anak belum mampu memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 2. Pembelajaran hanya menggunakan metode penugasan pada buku kerja sehingga tidak memberikan pengalaman langsung terhadap kemampuan menyimak anak usia dini. 3. Anak bersikap pasif pada kegiatan tanya jawab dengan guru, hanya beberapa anak yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Pembelajaran bersifat klasikal, sehingga anak sulit untuk berinteraksi dengan guru karena suasana kelas yang ribut. 5. Proses pembelajaran melalui bentuk permainan kurang berinovasi.
C. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menyimak anak disebabkan karena penggunaan metode yang masih berpusat pada guru (teacher centered). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam kalimat pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan menyimak anak usia dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no. 7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kemampuan menyimak anak usia dini setelah pelaksanaan permainan pesan berantai di kelompok B TK Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Aisyiyah 7 Jl. Sindang Sirna no. 7 Kec.Karang Setra tahun ajaran 20142015? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan menyimak anak usia dini setelah dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no. 7 Kec.Karang Setra tahun ajaran 2014-2015? D. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui beberapa peningkatan kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai yang diterapkan pada anak TK Aisyiyah 7, sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui : 1. Kondisi objektif kemampuan menyimak anak usia dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015. 2. Pelaksanaan pembelajaran kemampuan menyimak anak usia dini melalui permainan pesan berantai kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015. 3. Peningkatan
kemampuan
menyimak
anak
usia
dini
setelah
dilaksanakan permainan pesan berantai di Kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015.
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum adalah dapat membantu dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran bahasa bagi anak TK. Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mendapatkan kajian teori mengenai kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
1) Menambah wawasan melalui pengalaman langsung dengan berbagai bukti yang bersifat empirik berkaitan dengan metode pengembangan kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai. 2) Dapat digunakan dalam metode taman kanak-kanak dengan menggunakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak (student centered). b. Bagi Anak 1) Anak mampu belajar menyimak melalui metode permainan yang menyenangkan yaitu melalui permainan bahasa yang diaplikasikan melalui permainan pesan berantai. 2) Mengembangkan daya pikir dan konsentrasi, mengenal, mengingat dan mengevaluasi kata, bunyi dan kalimat. Anak belajar menahan gangguan dan suara-suara yang ada di lingkungan sekitar kecuali suara teman yang ada di belakangnya tersebut. 3) Anak mampu belajar mengamati dan mengambil kesimpulan dari kegiatan mendengarkan berusaha menyampaikan pendapat dan pesan yang telah disampaikan. c. Bagi guru 1) Mengembangkan kreativitas dan inovasi baru dalam pembelajaran. 2) Sebagai salah satu wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan berkaitan dengan kemampuan perkembangan bahasa khususnya bahasa reseptif yaitu kemampuan menyimak anak. 3) Dapat
meningkatkan
keterampilan
guru
dalam
kegiatan
pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menyimak anak.
F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi BAB 2 Kajian Teori A. Konsep Menyimak 1. Perkembangan Bahasa Anak 2. Kemampuan Menyimak a. Pengertian Menyimak b. Fungsi Menyimak c. Jenis-Jenis Menyimak d. Tahap-tahap Menyimak e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menyimak f. Strategi Pengembangan Kemampuan Menyimak g. Metode-metode
untuk
mengembangkan
Kemampuan
Menyimak Anak Usia Dini B. Konsep Permainan Pesan Berantai, 1. Pengertian Permainan 2. Permainan bahasa 3. Definisi Permainan Pesan Berantai 4. Manfaat Permainan Pesan Berantai, 5. Tujuan Permainan Pesan Barantai 6. Implementasi Permainan Pesan Berantai. C. Penelitian yang Relevan BAB 3 Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Metode Penelitian C. Desain Penelitian, Langkah-langkah penelitian D. Definisi Operasional Variabel (DOV) E. Instrumen Penelitian Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
F. Teknik Pengumpulan data G. Pengujian Validasi H. Teknik Analisis. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Obyektif Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di Kelompok B TK Aisyiyah 7 2. Pelaksanaaan
Permainan
Pesan
Berantai
untuk
meningkatkan
Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di kelompok B TK Aisyiyah 7 3. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini setelah pelaksanaan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7. B. Pembahasan 1. Kondisi Obyektif Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di Kelompok B TK Aisyiyah 7 2. Pelaksanaan
Permainan
Pesan
Berantai
untuk
meningkatkan
kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di kelompok B TK Aisyiyah 7 3. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini setelah Pelaksanaan Permainan Pesan Berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7. BAB 5 Simpulan dan Rekomendasi A. Simpulan B. Rekomedasi Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Hidup
Ani Yulianti Rahayu, 2014 Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini Melalui Permainan Pesan Berantai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu