1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan presentase pernikahan usia muda tertinggi di dunia (ranking 37), dan tertinggi kedua di ASEAN setelah kamboja, pada tahun 2010 terdapat 158 negara dengan usia legal minimum menikah adalah 18 tahun ke atas, dan di Indonesia masih diluar itu (Kajian BKKBN 2012). Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi umur perkawinan pertama antara 15-16 tahun sebanyak 41,9 persen. Secara nasional rata-rata usia kawin pertama di Indonesia 19,70 tahun, rata-rata usia kawin didaerah perkotaan 20,53 tahun dan didaerah pedesaan 18,94 tahun, masih terdapat beberapa propinsi rata-rata umur kawin pertama dibawah angka nasional, yaitu provinsi Jambi 19,26 tahun, Lampung 19,38 tahun, Banten 19,40 tahun, Jawa Tengah 19,43 tahun, Kalimantan Tengah 19,43 tahun, Bengkulu 19,48 tahun, Nusa Tenggara Barat 19,69 tahun, Sulawesi Utara 19,71 tahun, Sumatara Selatan 19,80 tahun, Sulawesi Barat 19,84 tahun, Sulawesi Tengah 19,96 tahun (Data Susenas, 2010 dalam Puslitbang Kependudukan BKKBN). Menurut laporan MDGS tahun 2008, jumlah perkawinan dini di Indonesia mencapai 34,5 %. Menurut catatan KPAI, jumlah perkawinan tercatat di Indonesia setiap tahun mencapai 2 sampai 2,5 juta pasang. Berarti setiap tahun ada perkawinan anak mencapai sekitar 600.000.
1
2
Kekurangtahuan tentang seks dengan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat yang merasa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. UU Perkawinan NO 1 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan syah usia remaja meningkat. Dari Profil Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah 2008, dinyatakan bahwa dari jumlah perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin di Jawa Tengah sebesar 38,65 % menikah pada umur 16 – 18 tahun, dan 38,79 persen menikah pada umur 19 – 24 tahun. Meskipun demikian, ternyata di Jawa Tengah masih relatif banyak perempuan yang menikah pada usia dibawah 16 tahun yaitu 12,78 %. Rata-rata umur perkawinan pertama di pedesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan, ini dimungkinkan karena masih banyak perkawinan dibawah umur di pedesaan. Usia kawin pertama yang dilakukan oleh setiap perempuan memiliki resiko terhadap persalinannya. Semakin muda usia kawin pertama seseorang perempuan semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu dan anak. Hal ini terjadi karena belum matangnya rahim seorang perempuan usia muda untuk memprodusi anak dan belum siapnya mental dalam rumah tangga (Puslitbang Kependudukan BKKBN, 2011). Dampak buruk dari pernikahan dini mencakupi pemisahan dari keluarga, isolasi serta kurangnya kebebasan untuk berinteraksi dengan teman – teman sebaya. Karena perkawinan anak – anak sering menyebabkan kehamilan usia dini, maka akses mereka ke pendidikan berkurang, yang selanjutnya mengakibatkan berkurangnya potensi penghasilan dan meningkatkan ketergantungan pada pasangan. Selain itu
2
3
mereka juga rentan terhadap resiko kesehatan seperti, kehamilan dini, penyakit menular seksual serta HIV / AIDS (Erica, 2009). Menurut laporan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Japah Tahun 2012 usia menikah kurang dari 16 tahun, desa Bogorejo merupakan desa dengan angka usia pernikahan dini tertinggi di Kecamatan Japah dengan jumlah 14 orang, orang tua masih ada yang menjodohkan anaknya, dengan alasan orang itu kaya materi, sehingga nantinya mampu membahagiakan anaknya. Pengetahuan orang tua tentang pernikahan dini itu sendiri masih sangat kurang, yang mereka tahu tentang pernikahan dini adalah usia kawin pertama umur 16 tahun, sedangkan untuk dampak atau resiko pernikahan usia dini mereka belum mengetahui secara pasti. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Usia Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora “. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa kurangnya pengetahuan orang tua tentang pernikahan dini maka peneliti akan meneliti “ Adakah hubungan pengetahuan orang tua dengan pernikahan usia dini di desa Bogorejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora ? “. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan orang tua dengan pernikahan usia dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora.
3
4
2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora b. Mendeskripsikan pengetahuan orang tua tentang pernikahan usia dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora c. Mendeskripsikan tentang Pernikahan usia dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora d. Menganalisis hubungan pengetahuan orang tua dengan pernikahan usia dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat khususnya orang tua Sebagai masukan bahan pengetahuan untuk orang tua, sehingga mereka dapat mengetahui tentang pernikahan dini. Dengan demikian diharapkan orang tua mampu mengarahkan anaknya dan memberikan pengetahuan pada anaknya bahwa pernikahan dini itu berdampak negatif. 2. Bagi calon pengantin Sebagai masukan bahan pengetahuan untuk calon pengantin, sehingga yang masih muda
diharapkan calon pengantin muda dapat
menangguhkan keinginannya untuk menikah. 3. Bagi tenaga kesehatan Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan, yang berada di masyarakat untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan memberikan pengetahuan bagi orang tua tentang pernikahan.
4
5
4. Bagi institusi pendidikan a. Menambah referensi yang menunjang ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa tentang pernikahan usia dini. b. Penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. 5. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan teori khususnya mengenai kesehatan reproduksi pada perempuan yang diperoleh selama pendidikan di bangku kuliah.
5
6
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Judul, Nama, Tahun
Sasaran
Variabel yang diteliti
Metode
Hasil
1.
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 15 – 17 tahun tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan di Desa Gumulan Intan Indriana, 2011
Remaja putri di Desa Gumulan, Klaten yang berusia 15 – 17 tahun dan belum menikah sebanyak 50 responden.
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini.
Metode Penelitian yang dilakukan ini tergolong pada penelitian deskriptif, pendekatan waktu menggunakan metode cross sectional
Hasil dari penelitian yang dilakukan ini adalah Tingkat pengetahuan remaja putri usia 1517 tahun tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan di Desa Gumulan Klaten Tahun 2011 adalah baik sebanyak 33 remaja putri (66%), cukup sebanyak 16 remaja putri (32%) dan kurang sebanyak 1 remaja putri (2%)
2.
Perkawinan Usia Muda (Studi Kasus Di Desa Sapan, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamasa) 2011
penduduk yang berada di desa Sapan Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa dengan informan pasangan perkawinan usia muda yang lama pernikahannya dua tahun keatas dan sudah mempunyai anak
Perkawinan usia muda
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif Dasar penelitian ini adalah studi kasus
Siswi kelas II SMU Negeri 1 Walenrang Kec. Walenrang, Kab. Luwu Kota Palopo yakni 95 orang.
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan cara purposive.
kesimpulan bahwa pada umumnya penduduk desa Sapan melakukan perkawinan usia muda disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi (Mengurangi beban keluarga), faktor kemauan sendiri (merasa sudah saling mencintai), Faktor pendidikan (Kurangnya pengetahuan orang tua dan anak), dan faktor keluarga (orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri resiko pernikahan dini pada kehamilan dan persalinan masih kurang karena rata-rata siswi yang diteliti berpengatahuan kurang
Kamban,Normawati Muhammad, Rahmad; S., Sultan
3.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Resiko Pernikahan Dini Di SMU NEGERI 1 Walenrang. Kec. Walenrang, KAB. Luwu, Kota Palopo. 2011 Darmawati
6
7
Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah terdapat pada variabel yang akan diteliti, tempat dan waktu. Pada penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan orang tua tentang pernikahan dini, sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Intan Indriana variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang dampak pernikahan dini, penelitian oleh Kamban Normawati Muhammad Rahmad; S. Sultan variabel yang diteliti adalah perkawinan usia muda dengan studi kasus, penelitian oleh Darmawati variabel yang akan diteliti adalah tingkat pengetahuan remaja putri tentang resiko pernikahan dini. Tempat yang akan penulis lakukan penelitian
adalah
di
Desa
Bogorejo
Kecamatan
Japah
dengan
pertimbangan Desa Bogorejo merupakan daerah yang penduduknya banyak yang melakukan pernikahan usia dini, dan masih mengikuti tradisi bahwa takut menjadi perawan tua.
7