BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Indonesia terkenal dengan negara maritim. Negara maritim mempunyai arti suatu
negara dengan struktur geografis yang sebagian besar terdiri dari air. Air merupakan suatu sumber daya yang besar bagi bangsa ini yang wajib kita kelola. Namun demikian masih segar dalam ingatan kita bahwa bencana di negeri tercinta ini salah satunya disebabkan karena air. Tsunami di Aceh, banjir di Jakarta tahun 2007 lalu dan beberapa daerah di seluruh propinsi Indonesia. Sungguh merupakan suatu kekuatan alam yang sangat besar. Sebagai manusia yang juga makhluk ciptaan Tuhan, kita sering kali tidak berdaya menghadapi bencana-bencana yang ada dari tahun ke tahun. Namun itu bukanlah hal yang akan membuat kita menyerah. Banjir biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang penting adalah curah hujan. Banjir di Jakarta yang menyebabkan lumpuhnya ibu kota Negara tahun 2007 silam disebabkan karena meningkatnya intensitas curah hujan pada bulan Oktober hingga bulan Maret yang mencapai puncaknya pada bulan Febuari. Pada bulanbulan ini berjuta-juta gallon air di tumpahkan ke Jakarta melalui sistem drainase yang ada. Namun karena buruknya sistem drainase di Jakarta maka air yang mengalir tidak dapat tersalurkan dengan baik sehingga terjadilah luapan air. Kita bisa melihat sebagai contohnya sungai-sungai di Jakarta yang mengalami pendangkalan dari tahun ke tahun. Belum lagi kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai.
2 Rata-rata sungai di Jakarta berwarna hitam dan di beberapa sungai permukaanya tertutup oleh sampah. Namun dalam pembahasan ini tidak membahas tentang kerusakan sistem drainase. Tetapi kita akan melihat bahwa perubahan curah hujan pada bulan-bulan tertentu akan menyebabkan perubahan tinggi permukaan air serta debitnya. Perubahan yang teratur dalam jangka waktu tertentu berarti menghasilkan pola data time series. Jika data times series bisa kita dapatkan maka kita bisa melakukan peramalan pada datadata yang telah lalu untuk memperkirakan bagaimana pola datanya di masa yang akan datang. Sampai saat ini PSDA ( Pemberdayaan Sumber Daya Air dan Pantai ) adalah badan pemerintah yang berkewenangan dalam mengendalikan banjir melalui sistem pintu air masih belum mempunyai sistem peramalan yang digunakan dalam proses peramalan banjir. Oleh sebab itu penulis melihat pentingnya pembuatan karya tulis ini karena sistem peramalan yang baik adalah merupakan suatu kebutuhan bagi daerahdaerah yang rawan terkena banjir. Aplikasinya tidak hanya berada di Jakarta namun juga bisa di gunakan di daerah-daerah lain. Dengan menggunakan metode analisis deret berkala multivariant maka penulis mencoba untuk membuat suatu pemodelan yang aktual tentang hubungan antara curah hujan, temperatur, lama penyinaran matahari, kelembaban nisbi dan ketinggian permukaan air sungai. Di daerah Jakarta sendiri penyumbang air terbanyak berasal dari Bogor. Dengan demikian pastilah ada suatu hubungan yang erat antara banjir ketinggian sungai dengan data-data klimatologi yang lain seperti curah hujan, temperatur, penyinaran matahari, serta kelembaban nisbi. Sungai yang diteliti kali ini adalah sungai Manggarai. Alasan penulis mengambil sungai Manggarai karena sungai ini
3 mengendalikan aliran air di tengah-tengah kota Jakarta dan juga sebagai palang pintu terakhir sebelum air masuk ke istana Negara. Untuk pembentukan model sendiri peneliti meneliti seluruh data-data yang sudah didapat. Mulai dari tahap explorasi data sampai dengan peramalan yang di harapkan.
1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan linear antara ketinggian permukaan air di sungai Manggarai dengan data-data klimatologi di Bogor? 2. Indikator data klimatologi mana yang paling berpengaruh terhadap ketinggian permukaan air?
1.3. Ruang Lingkup Permasalah pada penelitian ini begitu luas sehingga tidak dapat diuraikan semuanya pada skripsi ini, maka perlu diberikan batasan-batasan permasalahan yang dibahas, yaitu : a. Daerah yang diuji terbatas untuk daerah pintu air Manggarai Kanal Barat Jakarta yang meliputi daerah Kapuk Muara dan Pluit dengan melewati sepanjang jalan Sultan
Agung
(Stasiun
Dukuh),
jalan
Galunggung,
KH
Margono
Djojohadikoesoemo, Petamburan, Stasiun Tanah Abang. Lalu membelah jalan Kyai Caringin-Tomang Raya dan KH Hasyim Asy'ari-Kyai Tapa menuju Angke. b. Data aliran air didapatkan dari Pemberdayaan Sumber Daya Air dan Pantai dalam bentuk data debit air dan tinggi permukaan air dalam periode waktu tiap
4 jam untuk ketinggian permukaan dan data harian dari stasiun Meteorologi dan geofisika Bogor.
1.4.Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi Adapun tujuan dan manfaat penulisan skripsi adalah sebagai berikut.
1.4.1 Tujuan Penelitian 1.4.1.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran mengenai hubungan antara ketinggian permukaan air Manggarai dengan data klimatologis Bogor, serta mengaplikasikanya dalam sebuah program peramalan. 1.4.1.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran karakteristik data ketinggian permukaan air di pintu air sungai Manggarai dan mengetahui gambaran data-data klimatologi di Badan Meteorologi dan Geofisika Bogor. 2. Mengetahui hubungan antara ketinggian permukaan air dengan data klimatologis selama musim penghujan tahun 2006 sampai 2007. 3. Mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap ketinggian permukaan air. 4. Mengaplikasikan perancangan program komputer dalam meramalkan hubungan air sungai Manggarai dan data klimatologis Bogor selama musim penghujan tahun 2006 sampai 2007 dengan menggunakan metode autoregresi multivariant. 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian bagi keilmuan dan stasiun pengamatan pintu air, meliputi :
5 1. Penelitian diharapkan dapat memberi gambaran ketinggian permukaan air di Pintu Air sungai Manggarai dengan data klimatologis di Bogor, dengan demikian
diharapkan
dapat
diantisipasi
upaya
pencegahan
dan
penanggulangannya. 2. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar pemikiran untuk penerapan metode statistik dalam pencarian metode peramalan banjir yang lebih baik. 3. Aplikasi peramalan diharapkan dapat membantu petugas pintu air dalam memberi peringatan dini.
1.4.3 Penelitian Relevan 1.4.3.1 Flood Early Warning Sistem Basin River Penelitian banjir yang dilakukan oleh universitas MIT menggunakan robust regession. Penelitian ini dilakukan oleh Elizabeth Basha, Daniela Rus, Sai Ravela, dan Piotr Indyk sebagai peneliti utama. Objek penelitianya adalah sungai Basin. Mereka menggunakan tiga buah variabel yaitu tekanan udara temperatur dan curah hujan. Sensor untuk ketiga variabel ini dipasang dalam satu alat di sepanjang sungai. Dan hasil dari data-data tersebut langsung dikirim ke kantor pusat secara realtime. Sehingga kantor dapat mengetahui kejadian di lapangan secara up to date. Indonesia bisa menerapkan sistem ini dimulai dengan mengkomputerisasikan data-data input oleh petugas pintu air.
6
Gambar 1.1 Arsitektur Peringatan Dini Banjir Sungai Basin Makalah ini diambil internet dengan alamat http://groups.csail.mit.edu/drl/ wiki/index.php/Flood_Early_Warning_Sistem
1.4.3.2 Flood Prediction and Dam Control Support Expert System Penelitian ini merupakan suatu pembuatan aplikasi system pakar dengan memperhitungkan berbagai variabel yang ada. Sistem pakar yang diciptakan berguna untuk mengontrol pintu Bendungan sehingga berjalan secara otomatis, biasanya hal ini dilakukan oleh kepala Bendungan tersebut. Penelitian ini dilakukan di sungai Saigawa Jepang oleh Inoue Motoyuki, Sugihara Toyotaka, dan Suganuma Yasuo. Dengan memperhitungkan debit air dan peluang terjadinya angin tornado (mereka menyebut tornado sebagai salah satu fenomena hidrologi) maka mereka merancangannya agar dari pemodelan tersebut sistem
7 dapat secara otomatis membuka dan menutup pintu air sesuai dengan ketinggian yang dianjurkan. Makalah ini didapat dari journal internasional dengan judul Large Dam, alamat http://sciencelinks.jp/j-east/article/199910/000019991099A0243408.php.