BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di dunia tetapi jauh tertinggal oleh Inggris dalam penerapan ekonomi syariahnya. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sudah berjalan selama dua dekade lebih yang ditandai dengan beroperasinya Bank Muamalat pada tahun 1991, sebelum terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 perbankan syariah tidak mengalami banyak perkembangan. Namun pada saat krisis menerpa sistem perekonomian Internasional membuka mata dunia rentannya sistem bunga pada perbankan namun di tengah terpaan krisis bank syariah justru menunjukkan kelebihannya dalam bertahan hidup disaat puluhan bank besar dilikuidasi. Bank adalah lembaga keuangan yang berlaku sebagai perantara yang menjembatani masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana bank konvensional, juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan, yang membedakan adalah pada bank syariah tidak ada bunga melainkan Nisbah atau bagi hasil selain itu pada bank syariah hanya membiayai kerja sama yang telah disepakati dan sesuai dengan syariat islam.
1
2
Dalam Bank Syariah ada beberapa produk andalan yang sangat diminati oleh masyarakat. Ascarya (2008:209) mengatakan akad-akad yang dipergunakan oleh Perbankan Syariah di Indonesia dalam operasinya merupakan akad-akad yang tidak menimbulkan kontroversi yang disepakati oleh sebagian besar ulama dan sudah sesuai dengan ketentuan syariah untuk ditetapkan dalam produk dan instrumen keuangan syariah yang ditawarkan kepada masyarakat. Akad-akad tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan, pembiayaan, jasa produk, jasa operasional, dan jasa investasi sebagai berikut: Pendanaan
: Wadiah, Mudharabah
Pembiayaan
:
Murabahah,
Mudharabah,
Musyarakah,
Mudharabah wal Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), Qardh, Rahn, Hawalah Jasa perbankan : Ujr, Sarf, kafalah, wakalah, mudharabah muqayyadah Instrumen keuangan syariah : wadiah, Mudharabah Menurut Ascarya (2008: 209) pembiayaan mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama usaha yang terjadi dengan satu pihak sebagai penyedia modal sepenuhnya dan pihak lainnya sebagai pengelola agar keduanya berbagi keuntungan
menurut
kesepakatan
bersama
dengan
kesanggupan
untuk
menanggung resiko. Greening dan Iqbal (2011:25) berpendapat “mudharabah adalah perjanjian pendanaan berbasis kepercayaan dimana seorang investor memercayakan modal kepada agen untuk melaksanakan sebuah proyek”.
3
Dari definisi diatas dapat disimpulkan Mudharabah adalah kerjasama antara dua belah pihak antara Bank dan nasabah dimana Bank berperan untuk menyediakan dana dan nasabah sebagai pengolah dana, yang pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai proyek atau usaha sesuai dengan syariat Islam. Murabahah adalah akad jual beli barang dagang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli (PSAK 102 paragraf 5). Definisi ini menunjukkan bahwa transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus di kemudian hari (PSAK 102 paragraf 8). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Murabahah adalah akad jual beli antara penjual dan pembeli yang mencantumkan keuntungan untuk penjual di awal transaksi dan tata cara pembayarannya juga telah di setujui oleh kedua belah pihak seperti tunai atau pun kredit. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal kasmir (2008:196). Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan kemampuan suatu bank syariah menghasilkan laba. Menurut Kasmir (2008:198) penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan semakin sempurna hasil yang dicapai. Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat
4
digunakan adalah profit margin (profit margin on sales), return on investment (ROI), return on enquity (ROE), Return on asset (ROA). Pada penelitian ini Return On Asset (ROA) yang akan menjadi ukuran profitabilitas dari Bank Umum Syariah yang beraktivitas dari Tahun 2009 – 2012. (Data pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan ROA Periode 2009-2012 terlampir) Berdasarkan informasi dari table pembiayaan Murabahah dan mudharabah (data terlampir) dapat dilihat pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Bank Umum Syariah pada tahun 2009-2012 yang mengalami fluktuasi, Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Syariah yang memiliki tingkat pembiayaan Murabahah dan Mudharabah tertinggi sedangkan Bank Mega Syariah merupakan
Bank
Umum Syariah yang memiliki pembiayaan yang rendah baik itu untuk pembiayaan Murabahah maupun pembiayaan Mudharabah. Dari data tabel diatas terlihat pola yang tidak sama antara pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah terhadap ROA. Murabahah adalah perjanjian jual beli dimana nisbah/keuntungan dikemukakan di awal transaksi. Pembiayaan Murabahah ini lebih mendominasi sejumlah produk yang ditawarkan Bank Syariah. Dengan banyaknya peminat akan pembiayaan ini maka dapat dipastikan semakin tinggi pula keuntungan atau laba yang di hasilkan Bank Syariah. Keuntungan yang diterima Bank Syariah pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas dimana ROA yang merupakan salah satu indikator penilaian kinerja suatu bank syariah. Hal ini dapat dilihat dari data pada table diatas, seperti pada Bank Mega Syariah pada triwulan 2 dan 3 tahun 2009
5
murabahah mengalami kenaikan dan ROA pun turun. Pada triwulan 3 dan 4 tahun 2012 murabahah mengalami kenaikan dan ROA meningkat. Mudharabah merupakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam mengelolah suatu proyek dimana bila terjadi kerugian maka pengelola dana harus menanggungnya kecuali kesalahan pada penyedia modal maka penyedia modal yang akan menanggung kerugian. Disetiap transaksi di tetapkan bagi hasil sebagai pengganti bunga pada bank konvensional. Dari setiap bagi hasil yang diterima maka semakin banyak pula laba yang diterima yang pada akhirnya mempengaruhi ROA dimana salah satu komponen perhitungan ROA adalah laba. Hal ini dapat dilihat perubahan yang dapat dilihat pada data table diatas. Sebagai contoh pada Bank Mega Syariah pada triwulan 3 dan 4 2011 mudharabah turun dan ROA pun meningkat namun pada triwulan 3 dan 4 2009 mudharabah meningkat namun ROA meningkat. Adanya pola inkonsistensi pengaruh pembiayaan murabahah secara parsial terhadap ROA dengan koefisien standar sebesar 0,095 dan koefisien determinasi sebesar 0,009 berarti sebesar 0,9% variabilitas dari ROA dapat dipengaruhi oleh pembiayaan murabahah yang artinya semakin besar pembiayaan murabahah hanya memberikan sedikit pengaruh pada tingkat ROA yang dihasilkan (Okky, 2013). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maya (2009). Pengaruh
pembiayaan
mudharabah
secara
parsial
Pembiayaan
mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
6
dari hasil penelitian sebesar 0,64 > 0,05 Yesi (2013). Namun hal yang berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam dan Aji (2013) menyatakan pembiayaan Mudharabah sebesar 7,8% mempengaruhi ROA, yang berarti pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dari pola yang tidak sama antara variabel murabahah dan mudharabah dalam mempengaruhi ROA dan hasil penelitian terdahulu yang tidak sama maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia (BI).”
B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
penulis dapat mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini. Masalah tersebut dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1.
Apakah pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ?
2.
Apakah
pembiayaan
profitabilitas ?
murabahah
berpengaruh
signifikan
terhadap
7
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :
a.
Untuk
menganalisis
pengaruh
pembiayaan
mudharabah
terhadap
murabahah
terhadap
profitabilitas. b.
Untuk
menganalisis
pengaruh
pembiayaan
profitabilitas. 2.
Kontribusi penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan
relevan yang dapat digunakan untuk: a.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pemahaman penulis khususnya mengenai perbankan syariah tentang produk pembiayaan mudharabah dan murabahah. b.
Bagi Dunia Perbankan Dapat memberikan masukan yang berguna agar dapat lebih meningkatkan
kinerja bank dengan pengembangan industri perbankan di Indonesia khususnya Bank Syariah. c.
Bagi Peneliti Lain Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan berguna bagi kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan tema penelitian ini.