BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari – hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila pengirim pesan dan penerima pesan sama – sama mencapai pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan apa yang dimaksudkan tentang apa yang diinformasikan. Komunikasi bisa dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Memasuki pasar global, kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa akan semakin menjamur pula kelompok – kelompok baik yang bersifat sosial maupun formal di Indonesia ini. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu kelompok bukanlah hal yang mudah. Memiliki sumber daya manusia atau sumber daya manusia
yang
berkualitas,
adalah
salah
satu
cara
kelompok
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup kelompoknya, karena akan mempermudah suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Selain sumber daya manusia yang berkualitas, komunikasi dalam suatu kelompok juga merupakan hal utama yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan kelompok. Hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara bawahan – bawahan dalam suatu kelompok sangat berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya peningkatan produktifitas anggota dalam suatu kelompok tersebut. Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Sikap dasar manusia yang menyukai hidup berkelompok menjadikan komunikasi kelompok sangat berkembang. Banyak kelompok – kelompok terbentuk baik itu kelompok hobi, kelompok belajar, kelompok kerja, kelompok pengembangan pribadi, kelompok rohani, dan kelompok-kelompok lainnya. Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam kelompok sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota kelompok yang terlibat di dalam kelompok tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta dan data serta menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat. Sehingga kegiatan pengambilan keputusan dapat memberikan suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan suatu masalah. Minat untuk berkelompok menjadikan bagian dari proses tumbuh kembang remaja yang alami. Yang dimaksud disini bukan sekedar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai – nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Misalnya orang – orang yang mempunyai hobi yang sama yaitu hobi mengendarai motor sport dan tergabung di dalam suatu club motor. Club motor adalah satu wadah yang dapat menampung aspirasi serta keinginan para anggotanya berdasarkan mufakat dan kesepakatan pada waktu
Universitas Sumatera Utara
awal pembentukan oleh para founder (pendiri) nya atau bisa juga perkumpulan yang melakukan kegiatan untuk maksud dan tujuan tertentu yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan mempunyai aturan. Pada dasarnya suatu klub itu akan hadir dari satu habitat atau ketertarikan yang sama. Misalnya satumerek motor dari satu pabrikan. Komunikasi kelompok yang terjadi dalam suatu club motor bisa terjadi antara anggota dengan sesama anggota club, antara anggota dengan ketua club, ataupun antara anggota club dengan masyarakat sekitar. Komunikasi yang terjalin pun bisa dalam banyak hal, misalkan sesama anggota saling bertukar fikiran dalam memodif motor nya dan juga komunikasi yang terjalin ketika semua anggota berusaha untuk mengambil suatu keputusan bersama. Peneliti telah menentukan club motor yang akan diteliti di dalam penelitian ini, peneliti memilih club motor Brotherhood Independent Medan. Club motor ini dipilih karena club motor ini mempunyai anggota yang terdiri dari berbagai macam usia, baik anak muda ataupun orang tua yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana club ini dalam mengambil suatu keputusan bersama. Clubmotor ini para anggotanya adalah orang yang mempunyai motor berjenis motor sport. Club yang terbentuk pada tanggal 20 oktober 2010 ini sudah mempunyai 60 anggota tetap. Club motor ini mengadakan kumpul bareng setiap hari jumat malam di sekretariat mereka yang terletak di jalan karya no. 204 Medan, kumpul bareng ini berguna untuk mempertemukan setiap anggota agar dapat bertukar fikiran satu sama lain dalam kegiatan memodifikasi motor mereka. Dan disetiap akhir bulan, club motor ini mengadakan suatu rapat yang membahas tentang kegiatan mereka baik itu mengadakan suatu event otomotif, kegiatan sosial ataupun touring rutin klub. Suatu
kegiatan
pengambilan
keputusan
club
motor
Brotherhood
menggunakan suatu rapat yang disebut rapat bulanan. Rapat bulanan adalah rapat yang diadakan sebulan sekali, tiap akhir bulan. Untuk membahas hal – hal atau kegiatan yang akan dilakukan kedepannya. Pada rapat ini setiap anggota bebas
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan pendapatnya dan saling bertukar fikiran hingga mencapai suatu keputusan bersama dengan tujuan untuk membesarkan dan memajukan club motor brotherhood tersebut. Suatu proses pengambilan keputusan, terdapat teori yang disebut teori pemikiran kelompok (grupthink). Menurut Rakhmat (2005) grupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota –anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi. Lahirnya konsep grupthink didorong oleh kajian secara mendalam mengenai komunikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh Raimond Cattel, yaitu melalui penelitian yang difokuskan pada kepribadian kelompok sebagai tahap awal. Terdapat banyak gejala – gejala grupthink yang telah di teliti, Contoh gejala grupthink yang paling sering dilihat dalam suatu kelompok misalnya adanya ketertutupan pikiran dari para anggota kelompok dan suatu pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini pada kelompok tersebut. Sebab gejala – gejala tersebut sering ditemukan pada banyak kelompok, karena semua anggota kelompok sering lebih memilih diam ketika diadakan nya suatu kegiatan pengambilan keputusan, dan lebih sering ikut dengan apa keputusan yang diambil oleh ketua kelompok. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang gejala grupthink dalam kelompok club motor Brotherhood Independent Medan, khususnya dalam pengambilan keputusan. Peneliti mengamati kelompok club motor Brotherhood Independent Medan, dengan melihat apakah gejala grupthink tersebut terjadi di dalam kelompok ini. 1.2. Pembatasan masalah. Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Gejala gruthink yang dimaksud adalah penilaian yang berlebihan dari anggota kelompok terhadap kelompok, ketertutupan pikiran anggota kelompok, tekanan untuk mencapai keseragaman antar anggota kelompok, pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini. 2. Penelitian difokuskan kepada semua anggota club motor Brotherhood Medan dalam pengambilan keputusan bersama. 3. Komunikasi kelompok yang dimaksud adalah ketika komunikasi berlangsung pada saat kegiatan rapat bulanan yang pelaksanaannya sesuai kebutuhan. 4. Penelitian dilakukan bulan desember 2012 sampai dengan selesai. 1.3. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apa saja gejala grupthink yang terjadi dalam kelompok Brotherhood Independent Medan, khususnya dalam rangka pengambilan keputusan kelompok". 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah gejala grupthink di dalam kelompok club motor Brotherhood Independent Medan dalam pengambilan keputusan bersama. Gejala tersebut berupa : a. Untuk melihatpenilaian yang berlebihan dari anggota kelompok terhadap kelompok. b. Untuk melihat ketertutupan pikiran anggota kelompok. c. Untuk melihat tekanan untuk mencapai keseragaman antar anggota kelompok. d. Untuk melihat pencarian kesepakatan kelompok yang terlalu dini.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2. Manfaat penelitian a. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah dan memperkaya bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan di linkungan departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. b. Secara teoritis, peneliti`an ini merupakan penerapan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, dan menambah wawasan penulis mengenai pengaruh komunikasi kelompok terhadap pembuatan keputusan bersama. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan masukan kepada pihak – pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara