BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jumlah
penduduk
Indonesia
berdasarkan
sensus
penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan program Keluarga Berencana Nasional. Pada saat ini visi misi program Keluarga Berencana (KB) adalah “Keluarga Berkualitas 2015”. Visi dan misi keluarga berkualitas ingin
meningkatkan
kesejahteraan
ibu
dan
anak
serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk (BKKBN, 2003). Sebagai
upaya
mencapai
visi
dan
misi
keluarga
berkualitas, program KB dilaksanakan secara nasional di seluruh Indonesia. Departemen Kesehatan RI, lewat BKKBN melaksanakan program KB tersebut melalui unit-unit pelayanan kesehatan yang ada dibawahnya sehingga program KB mencapai seluruh pelosok yang ada di Indonesia, tidak terkecuali wilayah kota Salatiga. Kota Salatiga memiliki luas wilayah 56.781 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 171.327 juta jiwa dan memiliki 6
1
puskesmas. Puskesmas Sidorejo Lor, Salatiga merupakan salah satu puskesmas induk dengan wilayah pelayanan kesehatan mencakup kecamatan Sidorejo dengan 6 kelurahan yaitu Pulutan, Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul. Jumlah penduduk di wilayah Sidorejo Lor Salatiga sebanyak 50.024 jiwa. Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
7.728
pasangan (BPS,
2010).
Luas
wilayah
cakupannya puskesmas Sidorejo yang ada di Salatiga 1.624 km2 (BPS, 2010). Program KB di Puskesmas Sidorejo Lor sudah berjalan sejak tahun 1970 sejalan dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Layanan program KB terdiri dari berbagai macam cara kontrasepsi yaitu KB suntik 3 bulan, IUD (Intra Uterine Device), implant, kondom, konsultasi. Hasil survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2011 menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik berada pada urutan pertama dalam pemakaian kontrasepsi di Sidorejo Lor Salatiga. Data awal yang diperoleh menunjukkan bahwa akseptor KB di Puskesmas Sidorejo Lor sebanyak 57 orang, terdiri dari KB suntik 3 bulan sebesar 52,6%, pil 7%, IUD (Intra Uterine Device)
15,8%,
implant
15,8%, kondom
5,2%,
konsultasi 3,5%.
2
Pemakaian KB suntik 3 bulan diberikan secara gratis melalui subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Namun demikian, keberhasilan program KB suntik sangat ditentukan oleh
sikap
akseptor
terhadap
penyuntikan
kembali
dalam
ketertibannya rentang
waktu
melakukan 3
bulan.
Keterlambatan penyuntikan menyebabkan kehamilan dan berpengaruh pada masa subur akseptor. Dengan demikian, ketertiban akseptor berperan penting dalam menentukan keberhasilan
program
pemerintah
dalam
menekan
laju
pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data awal yang dilakukan di Pukesmas Sidorejo Lor Salatiga diketahui bahwa ada 50% akseptor KB suntik yang tidak tepat waktu dalam penyuntikan kembali. Peran dari petugas kesehatan seperti perawat maupun bidan dalam
memberikan
komunikasi,
edukasi,
informasi
dan
pelayanan KB suntik sangat penting dalam menentukan keberhasilan KB. Menurut BKKBN (2000) kesadaran akseptor KB suntik melakukan
penyuntikan
kembali
secara
tepat
waktu
dipengaruhi oleh pengetahuan akseptor. Pada kenyataannya, tingkat pendidikan akseptor KB suntik sangat bervariasi. Hal ini diduga berpengaruh terhadap besarnya tingkat pemahaman akseptor
mengenai
KB
suntik
dan
kewajiban
yang
3
bersangkutan untuk melakukan penyuntikan kembali secara rutin setiap tiga bulan. Di sisi lain, informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa akseptor KB suntik di Puskesmas Sidorejo Lor menunjukkan bahwa akseptor baru KB suntik memperoleh edukasi dan informasi KB pada saat yang bersangkutan melakukan penyuntikan pertama. Efek samping dan kewajiban untuk penyuntikan secara rutin setiap tiga bulan baru diberikan oleh petugas kesehatan pada saat itu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu suntik kembali akseptor KB suntik 3 bulan. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah tingkat pemahaman akseptor KB suntik 3 bulan memiliki peranan terhadap ketepatan waktu untuk melakukan suntik kembali setelah 90 hari penyuntikan. 1.2 Pertanyaan Penelitian Faktor-faktor
apakah
yang
berpengaruh
terhadap
ketepatan waktu suntik kembali akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga?
4
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mempelajari keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu suntik kembali akseptor KB Suntik 3 bulan di Sidorejo Lor Salatiga. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu suntik kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu suntik kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga
c. Mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi ketepatan waktu suntik kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pengembangan ilmu keperawatan, khususnya di bidang keperawatan maternitas yaitu memberikan informasi mengenai pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu suntik kembali di Sidorejo Lor Salatiga.
5
1.4.2 Praktis a. Bagi
Ilmu
Keperawatan
khususnya
keperawatan
maternitas Menambah referensi ilmu kesehatan keperawatan tentang
alat
kontrasepsi
KB
suntik
dan
dapat
mengembangkan pengetahuan di dunia ilmu keperawatan, khususnya ilmu keperawatan maternitas sehingga mutu asuhan keperawatan maternitas bisa terus ditingkatkan. b. Bagi Puskesmas Sidorejo Lor Bagian KIA Bagian KIA memberikan penjelasan (konseling) kepada akseptor KB khususnya KB suntik yang baru maupun yang sudah
lama
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketepatan waktu untuk suntik ulang. c.
Bagi Peneliti Lain Dapat
menambah
wawasan
keilmuan
tentang
hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor tentang KB Suntik dengan ketepatan waktu untuk suntik kembali, dan menambah
wawasan
dalam
melaksanakan
penelitian
terutama pada kontrasepsi suntik.
6
d. Bagi Masyarakat/ Akseptor KB Suntik di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Menambah motivasi dan informasi kepada masyarakat tentang alat kontrasepsi suntik dan diharapkan akseptor KB Suntik selalu tepat untuk suntik kembali.
7