PROYEK AKHIR PERHITUNGAN PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS OLEH: MAHASISWA Ι MUHAMMAD HILMI J. A. NRP: 3107 030 084
MAHASISWA II YANDI ADI PRASETYA NRP: 3107 030 107
DOSEN PEMBIMBING Ir. SRI SRIE E SUBEKTI, MT NIP: 131 846 111
ABSTRAK
Struktur gedung Fakultas Teknik nformatika Institut Teknologi epuluh Nopember ini telah irencanakan dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah ( SRPMM ) dengan
Didalam Proyek Akhir ini, gedung tersebut akan dihitung ulang dengan mengaplikasikannya kedalam daerah berintensitas gempa tinggi dengan wilayah gempa 5 menurut SNI 1726-2002. Sehingga dalam perhitungan strukturnya menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ( SRPMK ) dan untuk perhitungan gempanya menggunakan spektrum respons dengan memakai program bantu SAP 2000 versi 12. Langkah perhitungan struktur primer dilakukan sesuai dengan SNI 03-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Manfaat
∗
1.1 Latar Belakang
Gempa dengan kekuatan tinggi banyak mengguncang wilayah Indonesia. Hal ini diakibatkan pertemuan antara lempeng Eurasia dengan lempeng Australia. Pembagian wilayah gempa didasarkan pada percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana yang ditetapkan pada SNI 03-1726-2002. Untuk itu perhitungan gempa pada
1.2 Perumusan Masalah Bagaimana memperhitungkan penulangan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Bagaimana menganalisis gaya-gaya dalam yang terjadi pada suatu bangunan (Fakultas Teknik Informatika) dengan struktur beton bertulang agar mampu menahan beban yang direncanakan.
1.3 Batasan Masalah Perhitungan ini tidak meninjau analisa biaya, manajemen konstruksi, maupun segi arsitektural. Menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Beban gempa dihitung dengan menggunakan metode Analisis Respon Spektrum. Peraturan yang digunakan adalah SNI 03-2847-2002, SNI 03-1726-2002, PPIUG 1983, PBBI 1971, dan PPBBI 1983.
1.4 Maksud dan Tujuan Menentukan penulangan struktur yang dapat menahan gaya gempa dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Merencanakan detail gedung dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Memperdalam ilmu tentang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
1.5 Manfaat Mendapatkan suatu desain bangunan gedung yang mampu menahan gempa yang terjadi sehingga memberi rasa aman kepada penghuninya. Meminimalkan kerusakan gedung yang terjadi akibat gempa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembebanan 2.2 Perhitungan struktur beton 2.2.1 Pelat 2.2.2 Balok 2.2.3 Kolom 2.2.4 Pondasi 2.3 Perhitungan Struktur Atap Baja 2.3.1 Stabilitas Batang Tekan 2.3.2 Stabilitas Batang Tarik 2.3.3 Sambungan-sambungan 2.3.3.1 Sambungan Baut 2.3.3.2 Sambungan Las
BAB III METODOLOGI
1 Metode Perhitungan 3.1.1 Pengumpuan Data 3.1.2 Permodelan struktur 3.1.3 Pembebanan 3.1.4 Analisis Gaya Dalam 3.1.5 Penulangan 3.1.6 Gambar Teknik
Flow Chart START
PENGUMPULAN DATA
PRELIMINARY DESIGN
ANALISIS PEMBEBANAN 1. BEBAN HIDUP 2. BEBAN MATI 3. BEBAN GEMPA 4. BEBAN ANGIN ANALISIS STRUKTUR STRUKTUR SEKUNDER
STRUKTUR PRIMER
STRUKTUR PONDASI
ANALISIS GAYA DALAM ( M, D, N ) PERHITUNGAN PENULANGAN Tidak Memenuhi
Memenuhi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 STRUKTUR SEKUNDER
4.2 STRUKTUR PRIMER 4.3 STRUKTUR PONDASI
4.1 STRUKTUR SEKUNDER 4.1.1 STRUKTUR ATAP 4.1.1 STRUKTUR PELAT
4.1.1 STRUKTUR TANGGA
4.1.1 STRUKTUR ATAP TERDAPAT 2 JENIS ATAP
1. ATAP PELANA ( TIPE 1 )
2. ATAP PERISAI ( TIPE 2)
4.1.1.1 ATAP TIPE 1 (Pelana)
Perencanaan Gording
Perencanaan Gording
Perencanaan Gording
Perencanaan Gording
Perencanaan Kuda-Kuda
Perencanaan Kuda-Kuda
Pelat Landas dan Panjang Pengankuran
4.1.1.1 ATAP TIPE 2 (perisai)
4.1.1 STRUKTUR PELAT TERDAPAT 2 JENIS PELAT
1. PELAT 2 ARAH
2. PELAT 1 ARAH
Perhitungan Plat
4.1.1 STRUKTUR PRIMER 1. BALOK
2. KOLOM
Flow Chart START
START
PENGUMPULAN DATA
PEMBEBANAN
PERMODELAN STRUKTUR
TENTUKAN DIMENSI BALOK fy DAN fc ANALISIS PEMBEBANAN 1. BEBAN HIDUP ANALISIS GAYA DALAM (M,D,N dan T) 2. BEBAN MATI 3. BEBAN GEMPA HITUNG DENGAN PENULANGAN 4. RANGKAP BEBAN ANGIN KONTROL JARAK SPASI
STRUKTUR PRIMER
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
ANALISIS STRUKTUR
1.
HITUNG PENULANGAN GESER DAN TORSI STRUKTUR SEKUNDER STRUKTUR PRIMER KONTROL RETAK ANALISIS GAYA DALAM ( M, D, N )
2. KOLOM
KONTROL LENDUTANPERHITUNGAN PENULANGAN FINISH Tidak Memenuhi
BALOK
STRUKTUR PONDASI
Memenuhi
Flow Chart START
START
PENGUMPULAN DATA
PEMBEBANAN
PERMODELAN STRUKTUR
TENTUKAN DIMENSI KOLOM fy DAN fc ANALISIS PEMBEBANAN 1. BEBAN HIDUP ANALISIS GAYA DALAM (M,D,N dan T) 2. BEBAN MATI 3. BEBAN GEMPA HITUNG KELANGSINGAN KOLOM 4. BEBAN ANGIN
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON
HITUNG PENULANGAN LENTURANALISIS STRUKTUR KONTROL JARAK SPASI STRUKTUR SEKUNDER
STRUKTUR PRIMER
1.
STRUKTUR PRIMER
HITUNG PENULANGAN GESER DAN TORSI ANALISIS GAYA DALAM ( M, D, N )
2. KOLOM
HITUNG PANJANG PENYALURAN PERHITUNGAN PENULANGAN KONTROL RETAK Tidak Memenuhi
BALOK
STRUKTUR PONDASI
Memenuhi
Flow Chart START
PENGUMPULAN DATA
PERMODELAN STRUKTUR
PEMBEBANAN STRUKTUR ANALISIS PONDASI 1. BEBAN HIDUP 2. 3. 4.
BEBAN MATI BEBAN GEMPA BEBAN ANGIN
ANALISIS STRUKTUR STRUKTUR SEKUNDER
1.
STRUKTUR PRIMER
STRUKTUR PONDASI
PONDASI TIANG PANCANG
ANALISIS GAYA DALAM ( M, D, N ) PERHITUNGAN PENULANGAN Tidak Memenuhi
Memenuhi
BAB V KESIMPULAN
5.1 Struktur Sekunder 1.Pelat Untuk keseluruhan lantai digunakan tebal pelat 12 cm .
• • • •
2. Tangga Injakan tangga 30cm Tanjakan tangga 20cm Tebal pelat tangga dan bordes adalah 15cm Balok Bordes (30x45) cm.
1. Atap
Terdiri dari dua jenis atap yang keduanya menggunakan baja rangka kaku • Tipe Pelana sebagai penutup gedung A, B dan D - Kuda-Kuda Profil WF 200X100X4,5X7 - Gording Profil Kanal 125X65X6X8 - Ikatan Angin Ø16mm - Penggantung Gording Ø16mm - Angker pada sambungan kolom pendek D22mm sedalam 400mm. - Pada sambungan baut dan las digunakan baut Ø16mm dan las setebal 5mm.
• Tipe Perisai sebagai penutup gedung C dan E - Kuda-Kuda Profil WF 200X100X4,5X7 - Gording Profil Kanal 125X65X6X8 - Ikatan Angin Ø16mm - Penggantung Gording Ø16mm - Angker pada sambungan kolom pendek D22mm sedalam 400mm. - Pada sambungan baut dan las digunakan baut Ø16mm dan las
2 Struktur Pimer 1. Balok • Dimensi 50x70 untuk balok induk • Dimensi 40x70,30x65 dan 20x65 untuk balok anak • Lisplang untuk lantai 1 , 2 dan 3 menggunakan balok berdimensi 25x70 dan untuk lantai atap mengunakan balok berdimensi 25x143
1. Kolom • Dimensi kolom (K1) 50 x 70 • Dimensi kolom (K2) 50 x 50 • Dimensi kolom (K3) 30 x 30
5.3 Struktur Bawah -Dimensi Poer, TP-1 adalah 2,0 m x 2,0 m x 0,6m -Dimensi Poer, TP-2 adalah 0,9 m x 1,7 m x 0,6m -Dimensi tiang pancang Ø40cm
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983). Bandung : Ditjen Cipta Karya Diroktorat Masalah Bangunan. Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan FTSP ITS. 1992. Tabel Grafik dan Diagram Interaksi Untuk Perhitungan Struktur Beton Berdasarkan SNI 1992. Surabaya. Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03-2847-2002). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN). Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03-1726-2002). Jakarta : Badan Standardisasi Nasional (BSN). Purwono Rachmat,M.Sc,Prof.Ir.Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.Surabaya: itspress.Edisi ke tiga. Rudy Gunawan, Ir. 1987. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius. Terzaghi, Karl dan Ralph B.Peck. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa. Jakarta : Erlangga. Wang, C. K, dan Salmon, C. G. 1990. Desain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga. Edisi ke 4 Jilid 1. Wang, C. K, dan Salmon, C. G. 1990. Desain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga. Edisi ke 4 Jilid 2. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI). Jakarta : Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Cetakan ke II.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH ASSALAMUALAIKUM WR.WB.