BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah Kehidupan Perusahaan di abad ke dua puluh satu ini, hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit. Kredit merupakan kebutuhan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan Usaha dengan kredit ini merupakan keharusan yang dikarenakan oleh keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan tersebut. Begitu pula halnya di dunia penjualan perangkat komputer. Toko komputer pastilah senantiasa membutuhkan kredit atas pembelian barangnya di Dealer, kredit ini akan membantu toko untuk mengembangkan usahanya. Kredit, bagi dealer merupakan keharusan, karena sistem penjualan secara tunai tidak mungkin dilakukan terhadap semua toko. Toko karena keterbatasan modalnya akan membutuhkan kredit dari dealer, kredit ini ia gunakan untuk menambah permodalannya untuk memenuhi kebutuhan dari pesanan- pesanan yang ia peroleh. Setelah menerima pembayaran atas pesanan komputer dari user tentunya toko akan mempunyai sejumlah uang cash
yang tentunya harus
digunakan untuk membayar kredit yang telah ia peroleh dari dealer. Ini adalah kondisi yang sangat ideal dari proses pemberian kredit dan pembayaran hutang yang diterima dan di lakukan oleh toko. Namun, dalam kondisi sesungguhnya banyak ditemui penyelewengan, Sebagai contoh, uang yang seharusnya setelah didapat dari user langsung dibayarkan atas kredit yang telah diterimanya dari dealer, ternyata ditunda dahulu dan digunakan untuk menutup kebutuhankebutuhan yang lainnya, sehingga saat waktu jatuh tempo dari dealer A tiba, maka toko tidak mempunyai kemampuan untuk membayar sejumlah tagihan atas kreditnya tepat pada waktunya.
Ketidakdisplinan toko seperti inilah yang terkadang sampai membuat dealer untuk memberikan batasan atas jumlah kredit yang diberikan kepada toko atau bahkan sampai mem-blacklist
beberapa toko dengan tidak memberikan
fasilitas kredit kepada toko tersebut. Hal ini tentunya merugikan baik bagi pihak toko maupuin bagi pihak dealer. Oleh karenanya dibutuhkan suatu sistem yang mampu menilai tingkat kelayakan/ kemampuan
toko
dalam menyelesaikan
plafon pinjaman yang dipercayakan oleh dealer kepadanya, sehingga toko menerima plafon pinjaman sesuai dengan kemampuannya dalam membayar dan bagi pihak dealer merasa aman dalam memberikan plafon pinjaman kepada toko karena mempunyai data pendukung yang menyatakan bahwa dealer tersebut mampu menyelesaikan palfon pinjaman yang dipercayakan kepadanya.
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah ditulis di atas, maka permasalahan yang akan muncul adalah apakah toko tersebut layak diberikan kredit sehingga nantinya tidak akan terjadi kredit macet dikemudian hari. Serta berapa nilai Plafon pinjaman yang layak untuk diberikan kepada toko, sehingga memungkinkan toko sanggup membayar plafon pinjaman yang diberikan ke padanya.
3. Batasan Masalah Sistem yang akan dibangun membatasi masalah yang ada dengan hanya menangani masalah- masalah sebagai berikut : a. Penentuan bisa atau tidaknya toko menerima Plafon pinjaman dari dealer dengan prosentase dukungan dari sistem sebesar 80 persen ke atas. b. Penentuan jumlah Plafon Pinjaman ( Kredit Limit) yang bisa dipercayakan kepada dealer
2
c. Membatasi pemberian plafon pinjaman bagi dealer baru hanya sebesar rp. 2,500,000 saja. d. Program bantu ini mampu juga memberikan point reward bagi hasil kinerja customer yang dibatasi berdasarkan nilai kredibilitas dan jumlah nominal omset bulanan. Pemberian point reward ini hanya sekedar pemberian penghargaan atas kinerja customer namun tidak menangani administrasi dari pengelolaan point reward tersebut. Jadi hanya sebatas pemberian reward point saja. e. Program bantu ini tidak menangani masalah bunga dari plafon pinjaman yang diberikan kepada toko f. Program bantu ini tidak membedakan pengolahan data piutang dengan mata uang $ maupun rupiah, tetapi mengolah keduanya dengan default mata uang rupiah. Jadi program bantu ini tidak menangani masalah laba rugi selisih kurs, karena default mata uang yang digunakan adalah rupiah
4. Hipotesis Pemberian Plafon pinjaman terhadap toko dipengaruhi beberapa aspek diantaranya kekuatan finansial keuangan toko, besarnya jumlah pembelian barang oleh toko, dan ketepatan pembayaran piutang toko. Dari semua faktor yang ada, jika diperoleh dukungan sebesar 80% keatas maka plafon pinjaman
akan
ditentukan dan piutang akan diberikan kepada dealer.
5. Metode Penelitian Metodologi Penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data adalah: - Studi Pustaka Melakukan studi literatur pada buku-buku dan teori-teori yang berhubungan dengan obyek Tugas Akhir ini. - Studi lapangan
3
-
Metode Observasi, melakukan observasi langsung.
-
Metode Wawancara
- Konsultasi, untuk mengkonsultasikan segala sesuatu yang menyangkut masalah Tugas Akhir dan meminta masukan-masukan agar di dalam pembuatan Tugas Akhir ini dapat memperoleh hasil yang maksimal.
6. Tujuan Penelitian - mengimplementasikan ilmu atau teori perkuliahan yang didapat khususnya yang berhubungan dengan sistem informasi - mengetahui berapa persentase keterdukungan kredit komersial yang diajukan suatu badan usaha.
7. Sistematika Penulisan Pembuatan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I: pendahuluan, pada bab ini akan dijelaskan tentang deskripsi umum isi tugas akhir yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis,
metode penelitian, tujuan penelitian dan sistematika
penulisan. Bab II : Landasan Teori, pada bab ini akan dijelaskan Pengertian Program bantu, Database Management System (DBMS), Prosedur pemberian point – point reward dan prosedur persetujuan pemberian plafon pinjaman Bab III : Perancangan, pada bab ini akan membahas gambaran umum perancangan program meliputi masukan, keluaran, dan fasilitas yang disediakan serta algoritma program. Bab IV: Implementasi, pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah pembuatan prosedur, fungsi, menu dan cara kerja program.
4
Bab V : Kesimpulan dan saran, pada bab penutup ini, penulis mengambil kesimpulan dari tugas akhir ini dan beberapa saran yang dapat dipakai untuk pengembangan program.
5