BAB I PEND AHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas. Berbagai pelatihan telah diselenggarakan mulai dari pelatihan bagi staf atau karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja sampai dengan pelatihan bagi para pimpinan untuk peningkatan kemampuan dalam menejemen kelembagaan, pengembangan unit kerja, kemajuan perusahaan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia. Bukan hanya itu, ada pula pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para calon pelatih sebagai pelaksana program pelatihan (Training for Trainer) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh penyelenggara pendidikan (instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas) untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Secara lebih khusus lagi, pendidikan dilakukan oleh pelaksana pendidikan yaitu oleh Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
2
pendidik (guru, tutor, instruktur, widyaiswara, pelatih) terhadap peserta didik supaya lebih mampu berperan dalam melaksanakan tugas, pekerjaan, dan kehidupan untuk bekal masa depan. Dari pengertian itu pula kita mengetahui bahwa pelatihan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan. Pendidikan formal yang umum dilakukan disekolah-sekolah melakukan kegiatan pengajaran dengan pendekatan pedagogi, sedangkan yang diterapkan dalam pendidikan luar sekolah menggunakan pendekatan andragogi. Pelatihan dapat dianggap berhasil apabila dapat membawa perubahan sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi/lembaga saat ini, kepada sumber daya manusia yang seharusnya atau yang diinginkan oleh lembaga atau organisasi. Tentunya, dalam sebuah pelatihan komponen pelatih sangat perlu diperhatikan, peran pelatih (widyaiswara, instruktur, narasumber) dalam proses pembelajaran adalah membantu peserta pelatihan untuk dapat mengubah perilaku yang biasa ditampilkan pada saat ini menjadi perilaku yang seharusnya terwujud atau yang diharapkan oleh organisasi atau lembaga. Pelatihan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia, menurut Sudjana (2007:8) salah satu faktor pendorong perkembangan pelatihan yaitu: pelatihan yang merupakan merupakan satuan pendidikan nonformal dalam sistem pendidikan nasional menjadi wahana penting dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk membina serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat (individu, kelompok, lembaga, dan/atau komunitas). Melihat dari penjelasan tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa pelatihan dapat memberikan manfaat bagi Sumber Daya Manusia baik itu dalam ranah
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
kognitif, afektif maupun psikomotor. Bukan hanya itu, pelatihan pun merupakan suatu sistem pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan waktu yang relatif lebih singkat. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dewasa ini dituntut untuk memiliki kompetensi dan daya kompetitif. Kompetensi dapat diartikan sebagai faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seorang yang mempunyai rata-rata biasa saja. Sedangkan daya kompetitif sangat diperlukan ketika seseorang berhadapan dengan orang (pelaku) lain dalam memenangkan suatu keadaan atau peristiwa tertentu. Dengan dua daya tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing baik di tingkat global. Pendidikan dan pelatihan akan efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan pendekatan integral. Pertama, menyangkut subyek atau pelaku diklat. Kedua, terkait dengan proses atau tahapan dalam penyelenggaraan diklat itu sendiri. Para pelaku pelaksana merupakan subjek yang harus aktif memberikan respon, peran, tanggung jawab, umpan balik yang harus dilaksanakan secara bersama baik oleh penyelenggara diklat maupun Peserta diklat. Selanjutnya penyelenggara diklat harus
memperhatikan
manajemen
diklat
melalui
tahapan
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengevaluasian diklat yang terpadu dan berkelanjutan. Dengan kata lain, konsep dasar model pelatihan yang integral digambarkan bahwa tahap penyelenggaraan diklat di mulai dari proses analisis
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
kebutuhan diklat, proses penentuan tujuan diklat, proses perencanaan program diklat, proses pelaksanaan diklat serta evaluasi diklat. Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Bandung merupakan salah satu lembaga aparatur Negara. BLTKLN bergerak dalam bidang pelatihan bahasa asing untuk meningkatkan keterampilan berbahasa asing bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia. BLTKLN memfasilitasi para calon TKI yang akan bekerja di luar negeri agar bisa memiliki kualitas dan bisa beradaptasi di negara tujuan. Salah satu program dari BLTKLN adalah pelatihan bagi pencari kerja luar negeri yaitu program pelatihan untuk menambah kompetensi dan keterampilan berbahasa asing, diantaranya bahasa korea, jepang dan malaysia dan pengetahuan umum seputar TKI untuk para calon TKI. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua minggu, dengan materi yang telah disesuaikan dengan waktu yang ada. Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan pelatihan, maka diperlukan suatu fungsi yang dinamakan dengan evaluasi. Evaluasi pelatihan memiliki fungsi sebagai pengendali proses, dan hasil program pelatihan sehingga akan dapat dijamin suatu program pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program pelatihan. Evaluasi pelatihan lebih difokuskan pada peninjauan kembali proses pelatihan dan menilai hasil pelatihan serta dapak pelatihan yang dikaitkan dengan kinerja Sumber Daya Manusia. Pada umumnya orang beranggapan bahwa evaluasi program pelatihan diadakan pada akhir
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
program pelaksanaan pelatihan. Anggapan yang demikian kurang tepat, karena evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam system pelatihan yang jika dilihat dari waktu pelaksanaannya, kegiatan penilaian dapat dilakukan di awal proses perencanaan, ditengah proses pelaksanaan, dan diakhir penyelenggaraan pelatihan serta pascca pelatihan. Dalam evaluasi pelatihan tidak hanya dilihat dari akhir pelatihan saja, melainkan pelatihan secara keseluruhan mulai dari materi pelatihan yang telah diberikan, sarana dalam pelatihan, instruktur yang melatih sampai pada hasil akhir yang ada setelah dilakukan kegiatan pelatihan. Faktor-faktor dalam pelaksanaan program pelatihan tersebut membutuhkan suatu evaluasi yang baik untuk perbaikan program pelatihan kedepanya, karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh lembaga pelatihan untuk mengetahui keefektifan/keberhasilan sebuah program pelatihan. Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi tersebut dapat dijadikan feedback untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pelatihan. Pada dasarnya evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan dalam program secara keseluruhan. Berdasarkan uraian-uraian di atas cukup jelas bahwa evaluasi program ini merupakan upaya yang sangat penting untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu program secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas dan keberhasilan masing-masing komponennya. Sesuai dengan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui studi evaluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) provinsi Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengajukan masalah penelitian “apakah studi eveluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat dinyatakan berhasil?”. Adapun secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Bagaimana kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Context? 2. Bagaimana kondisi faktor penunjang program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Input? 3. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Process?
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
4. Bagaimana keberhasilan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Product? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis faktor-faktor kesesuaian program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Context. 2. Menganalisis kondisi faktor penunjang program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Input. 3. Menganalisis Pelaksanaan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Process. 4. Menganalisis faktor-faktor keberhasilan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari komponen Product. D. Manfaat Hasil Penelitian
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
Penelitian evaluatif tentang relevansi antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) akan memberikan manfaat bagi: 1. Lembaga yang diteliti (Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri) Penelitian ini sekiranya dapat dijadikan pedoman bagi penentu kebijakan dalam hal ini Lembaga BLTKLN dan perangkat pendukung lembaga lainnya dalam memberikan keputusan terhadap program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga. Selain itu juga sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan memberikan/ menambah sarana dan prasarana dalam rangka melaksanakan program pelatihan peningkatan kompetensi bagi pencari kerja ke luar negeri 2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan evaluasi program pelatihan yang lebih baik dan produktif. 3. Peneliti Memperdalam
wawasan
pengetahuan
serta
menjawab
rasa
keingintahuan peneliti mengenai relevansi antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) dilihat dari aspek context, input, process, output. E. Definisi Oprasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemakaian kata-kata penelitian, maka peneliti perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut: 1.
Studi Evaluasi Studi evaluasi merupakan jenis studi yang digunakan untuk menilai relevansia antara program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri dengan petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi pencari kerja ke luar negeri di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN). Model evaluasi yang digunakan yaitu model CIPP. Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah system, dengan demikian
peneliti
menganalisis
program
berdasarkan
komponen-
komponenya. CIPP merupakan singkatan sebuah kata dari Context, Input, Process, Product. 2.
Program Pelatihan bagi Pencari Kerja Luar Negeri Maksud dari kata program pelatihan bagi pencari kerja luar negeri tersebut ialah suatu program pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) untuk para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam hal ini program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Korea di luar negeri.
3.
Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) merupakan sebuah instansi pemerintahan di bawah Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (KEMENAKERTRANS) provinsi Jawa Barat yang menangani masalah pelatihan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Lutfi Maulidi, 2013 Studi Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Pencari Kerja Ke Luar Negeri Di Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri (BLTKLN) Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu