BAB I PENDAHULUAN
Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
memberikan wewenang kepada pemerintah
daerah
Pemeirntahan
Daerah
untuk mengatur
dan
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu, melalui otonomi yang luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejalan
dengan
penyelenggaraan
otonomi
daerah,
pelaksanaan
pembangunan daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2005–2025 yang telah disahkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 9 Tahun 2010 yang dijabarkan lebih lanjut kedalam perencanaan lima tahunan berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pekalongan TAhun 2011 – 2016. Penyelenggaraan
program
dan
kegiatan
pembangunan
Kabupaten
Pekalongan Tahun 2015 dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun
P E N D A H U L U A N BAB I
Anggaran 2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2015. Sesuai amanat pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
laporan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
kepada
pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan ringkasan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat. Hal ini juga dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat,
yang
menyatakan
bahwa
Laporan
Keterangan
Pertanggungjawaban yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama satu tahun anggaran yang
disampaikan
oleh
Kepala
Daerah
kepada
DPRD,
dengan
cakupan
penyelenggaraan (a) Urusan Desentralisasi, (b) Tugas Pembantuan, dan (c) Tugas Umum Pemerintahan. LKPJ disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran tahunan RPJMD dengan berpedoman pada RPJPD. LKPJ juga dilakukan sebagai proses pencapaian kinerja dalam mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hubungan kerja Kepala Daerah dengan DPRD menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar. Hubungan kemitraan juga bermakna bahwa antara Kepala Daerah dan DPRD adalah samasama mitra kerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing, sehingga antar kedua lembaga dapat membangun hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung, bukan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
2
P E N D A H U L U A N BAB I
menjadi lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsinya masing-masing. Begitu pula dalam penetapan anggaran dilakukan bersama-sama antara DPRD dan Pemerintah Daerah. Dalam hal ini LKPJ merupakan sarana sinergitas
bagi
pihak
eksekutif
dan
legislatif
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan daerah dan menjadi media evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran pada dasarnya merupakan progress report atas kinerja pembangunan selama satu tahun
dan
menjadi
kegiatan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan
rencana
pembangunan jangka menengah daerah. Kegagalan dan keberhasilan pencapaian indikator kinerja akan dijadikan sebagai acuan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Pekalongan di tahun mendatang dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan. Sedangkan mengenai muatan LKPJ dijelaskan pada pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 bahwa sekurang-kurangnya menjelaskan: a) Arah kebijakan umum pemerintahan daerah; b) Pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk pendapatan dan
belanja
daerah;
c)
Penyelenggaraan
urusan
desentralisasi;
d)
Penyelenggaraan tugas pembantuan; dan e) Penyelenggaraan tugas umum. A. DASAR HUKUM Landasan hukum sebagai dasar penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 adalah : 1.
Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2.
Undang-undang Nomor 9 tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1965, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
3
P E N D A H U L U A N BAB I
3.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
4.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);
5.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);
6.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembara Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
7.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
8.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
9.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
4
P E N D A H U L U A N BAB I
10. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 11. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 12. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 13. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 14. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 15. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568); 16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
Republik
5
P E N D A H U L U A N BAB I
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1986 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan ke Kota Kajen di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 70); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Th 1988 No 42,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3381); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2000 tentang Pembagian Hasil Pajak Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dalam Negeri dan Pajak Penghasilan 21 antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 218, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4043); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
6
P E N D A H U L U A N BAB I
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 26. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 28. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 29. Peraturan
Pemerintah
Nomor
65
Tahun
2005
tentang
Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standart Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
7
P E N D A H U L U A N BAB I
30. Peraturan
Pemerintah
Nomor
79
Tahun
2005
tentang
Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 31. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 33. Peraturan
Pemerintah
Nomor
3
Tahun
2007
tentang
Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban
Kepala
Daerah
kepada
Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4693); 34. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 35. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 36. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972); 37. Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015 -2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
8
P E N D A H U L U A N BAB I
38. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
(Lembaran
Begara
Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 5); 39. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 Nomor 6); 40. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pekalongan
Barang Tahun
Milik 2008
Daerah Nomor
(Lembaran 7,
Tambahan
Daerah
Kabupaten
Lembaran
Daerah
Kabupaten Pekalongan Nomor 6); 41. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 Nomor 8); 42. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Nomor 9); 43. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 18); 44. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun
2011
Nomor
4,
Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten
Pekalongan Nomor 20); 45. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 5 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
9
P E N D A H U L U A N BAB I
Pekalongan
Tahun
2011
Nomor
5,
Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten Pekalongan Nomor 21); 46. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 22); 47. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 - 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 Nomor 8); 48. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 Nomor 10); 49. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Pekalongan
Anggaran Tahun
Pendapatan
Anggaran
dan
2015
Belanja
Daerah
Kabupaten
(Lembaran
Daerah
Kabupaten
Pekalongan Tahun 2015 Nomor 11); 50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
10
P E N D A H U L U A N BAB I
52. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 680). B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Pekalongan adalah salah satu daerah otonom yang termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis mempunyai bentuk memanjang dari utara ke selatan. Di bagian utara termasuk wilayah pantura dan merupakan jalur utama di Pulau Jawa yang secara astronomis terletak pada 6º83’ - 7º23’ Lintang Selatan dan 109º49’ 109º78’ Bujur Timur. Karena sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka dari 285 desa/kelurahan yang ada, terdapat 8 desa pantai. Kabupaten Pekalongan secara administratif berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kota Pekalongan dan Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan
Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga Sebelah Barat
: Kabupaten Pemalang
Wilayah Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Dieng. Kawasan dataran tinggi di kabupaten ini berada pada 1.294 meter dari permukaan laut. Secara topografis, ada 60 desa/kelurahan (20%) berada di kawasan dataran tinggi dan 225 desa/kelurahan (80%) berada di kawasan dataran rendah. Kabupaten Pekalongan sesuai Permendagri Nomor 18 Tahun 2013 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan memiliki luas wilayah 836,13 Km² yang terbagi menjadi 19 kecamatan dengan 272 desa dan 13 kelurahan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
11
P E N D A H U L U A N BAB I
Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Luas Wilayah Kabupaten Pekalongan per Kecamatan NO
KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kandangserang Paninggaran Lebakbarang Petungkriyono Talun Doro Karanganyar Kajen Kesesi Sragi Siwalan Bojong Wonopringgo Kedungwuni Karangdadap Buaran Tirto Wiradesa
19
Wonokerto JUMLAH
DESA/KEL. 14 15 11 9 10 14 15 25 23 17 13 22 14 19 11 10 16 16 11 285
LUAS (Km²) % 60,55 7,24 92,99 11,12 58,20 6,96 73,58 8,80 58,57 7,00 68,45 8,19 63,48 7,59 75,15 8,99 68,52 8,19 32,40 3,87 25,91 3,10 40,06 4,79 18,80 2,25 22,94 2,74 20,99 2,51 9,54 1,14 17,39 2,08 12,71 1,52 15,90 1,90 836,13
100,00
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Pekalongan, 2015
Ketinggian wilayah Kabupaten Pekalongan berada pada kisaran antara 0 – 1.294 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan wilayah terendah berada di Kecamatan Wonokerto dan wilayah tertinggi di Kecamatan Petungkriyono. Penggunaan lahan Kabupaten Pekalongan dengan luas total 83.613,06 Ha, dapat dibagi menjadi yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Sampai dengan akhir tahun 2014, luas lahan sawah sebesar 24.789,54 Ha (29,65%) dan luas lahan bukan sawah sebesar 58.823,53 Ha (70,35%). Sebagian besar luas lahan sawah merupakan sawah beririgasi seluas 19.796,28 Ha (79,86%), sawah tadah hujan seluas 4.301,83 Ha (17,35%) dan sisanya seluas 691,43 Ha (2,79%) merupakan sawah pasang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
12
P E N D A H U L U A N BAB I
surut dan lebak. Sementara untuk lahan bukan sawah sebagian merupakan hutan negara seluas 26.218,00 Ha (44,57%), berupa rumah, bangunan dan halaman seluas 12.886,00 Ha (21,91%) dan sisanya 19.719,53 Ha (33,52%) merupakan tegalan/kebun, ladang, perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/empang, padang rumput serta rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Pekalongan memiliki iklim tropis, dengan ratarata hari hujan per tahun pada tahun 2014 adalah 136 hari dengan curah hujan rata-rata 2.832 mm, dengan curah hujan tertinggi di Kecamatan Lebakbarang (3.583 mm) dan rata-rata hari hujan terbanyak di Kecamatan Talun (190 hari). 2. Gambaran Demografis Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Jumlah penduduk di Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tercatat sejumlah 867.573 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 431.002 jiwa dan perempuan sebanyak 436.571 jiwa. Jumlah ini meningkat dari tahun 2013 yang tercatat 861.082 jiwa. Angka ini meningkat sekitar 0,75 persen atau bertambah sebanyak 6.491 jiwa. Pertumbuhan
penduduk
ini
selain
dikarenakan
adanya
pertumbuhan penduduk alami (fertilitas dan mortalitas), juga disebabkan adanya pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi keluar yang lebih besar daripada migrasi masuk (migrasi neto negatif) atau dengan kata lain penduduk yang keluar lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang masuk Kabupaten Pekalongan. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 836,13 Km2 sehingga rata-rata kepadatan penduduk adalah 1.038 jiwa per Km2.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
13
P E N D A H U L U A N BAB I
Dilihat dari sebaran penduduknya untuk masing-masing kecamatan terlihat belum merata. Ada empat kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduknya sudah mencapai diatas 4.000 jiwa/Km2, yaitu Kecamatan Kedungwuni, Buaran, Wiradesa dan Tirto. Namun demikian, masih ada dua kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya masih dibawah 200 jiwa/Km2, yaitu Kecamatan Lebakbarang dan Petungkriono. 3. Kemiskinan Penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan selama kurun waktu lima tahun terus menerus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan capaian positif para pelaku pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Kondisi ini harus tetap dipertahankan atau ditingkatkan kineja para pelaku pembangunan di bidang kesra sehingga kondisi sosial ekonomi di kabupaten Pekalongan semakin mantap. Pada tahun 2014 penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan tercatat 109.054 jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan selama 2010 – 2014 cenderung mengalami penurunan. Prosentase penduduk miskin pada tahun 2014 sebesar 12,57% turun dari tahun 2013 sebesar 13,51%. Hal ini lebih baik dibandingkan Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 13,58% pada tahun 2014.
Dengan demikian hal tersebut sejalan dengan komitmen
pemerintah Kabupaten Pekalongan dalam upaya untuk selalu mengurangi dan menanggulangi kemiskinan menuju target Millenium Development
Goal’s (MDG’s) tahun 2015. Tabel 1.2 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2010 – 2014 CAKUPAN WILAYAH Kab. Pekalongan Jawa Tengah Nasional
PROSENTASE PENDUDUK MISKIN (%) 2010
2011
2012
2013
2014
16,29 16,11 13,33
15,00 16,21 12,36
13,86 14,98 11,66
13,51 14,44 11,47
12,57 13,58 10,96
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan, 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
14
P E N D A H U L U A N BAB I
Namun demikian, upaya pengentasan kemiskinan masih perlu terus ditingkatkan, terutama dalam rangka mengurangi tingkat kesenjangan antar wilayah. Oleh karena itu, program-program untuk masyarakat miskin perlu diupayakan agar dapat dirasakan di seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan hingga ke desa-desa di daerah pegunungan. Perbaikan distribusi pendapatan, program pemberdayaan masyarakat, perluasan kesempatan ekonomi pada masyarakat berpenghasilan rendah serta memperluas akses perlindungan sosial perlu terus diupayakan. Jika dibandingkan dengan target-target yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 20052025, pencapaian pengentasan kemiskinan masih belum memenuhi target capaian kinerja pada RPJMD. 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Potensi-potensi yang ada dalam suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai macam perspektif dan pendekatan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi unggulan suatu daerah adalah komposisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan pendekatan produksi yang merupakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) dan setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor. PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
15
P E N D A H U L U A N BAB I
dihasilkan oleh suatu wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna untuk menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula. Sektor-sektor ekonomi lokal yang mempunyai potensi diharapkan menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan bahkan menjadi sektor unggulan. Sejalan dengan paradigma pembangunan yang partisipatif dan sensitif terhadap nilai-nilai lokal, sistem ekonomi yang dijalankan diharapkan dapat memberikan peran kepada usaha di tingkat komunitas dengan sekala mikro, kecil dan menengah. Dalam hal ini peran UKM sebagai pelaku usaha lokal secara optimal dan menggunakan teknologi yang sesuai agar produk yang dihasilkan dapat lebih bersaing baik di pasar nasional maupun internasional. Berdasarkan distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi
dalam
suatu
wilayah.
Kategori-kategori
ekonomi
yang
mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. Tabel 1.3 Peranan PDRB Menurut Lapngan Usaha Kabupaten Pekalongan Periode 2010 – 2014 KONTRIBUSI TERHADAP TOTAL PDRB (%) NO
LAPANGAN USAHA
URUTAN
2010
2011
2012
2013*)
2014**)
RATARATA
21.17
20.53
19.99
19.90
19.15
20.15
2
3.09
2.94
2.85
2.28
3.18
2.87
8
3
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
28.54
29.75
30.43
30.88
31.22
30.16
1
4
Pengadaan Listrik dan Gas
0.17
0.17
0.17
0.15
0.14
0.16
16
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
0.06
0.06
0.05
0.05
0.04
0.05
17
1 2
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
16
P E N D A H U L U A N BAB I
KONTRIBUSI TERHADAP TOTAL PDRB (%) NO
LAPANGAN USAHA
URUTAN
2010
2011
2012
2013*)
2014**)
RATARATA
6.59
6.23
6.22
6.10
6.17
6.26
4
15.51
15.57
14.82
14.38
13.66
14.79
3
2.56
2.37
2.33
2.33
2.45
2.41
10
5.42
5.21
5.00
4.89
4.98
5.10
5
2.04
1.99
1.95
1.88
1.88
1.95
12
2.50
2.44
2.51
2.47
2.46
2.48
9
12
Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat
1.46
1.42
1.37
1.34
1.34
1.39
13
13
Jasa Perusahaan
0.22
0.23
0.23
0.26
0.27
0.24
15
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
3.93
3.57
3.65
3.56
3.40
3.62
7
3.60
4.40
5.35
5.80
6.26
5.08
6
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya
1.00
1.08
1.20
1.24
1.35
1.17
14
2.17
2.04
1.88
1.95
2.03
2.01
11
Ulang 6
Konstruksi
7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi
8 9 10 11
15 16 17
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan, 2016 (Data Sekunder Diolah) Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Struktur
lapangan
usaha
sebagian
masyarakat
Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2014 telah bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari penurunan peranannya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pekalongan. Sumbangan terbesar pada tahun 2014 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri Pengolahan, kemudian lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor, kemudian lapangan usaha Konstruksi. Sementara peranan lapangan usaha lainnya dibawah 5%. Grafik berikut menggambarkan peranan PDRB menurut lapangan usaha di Kabupaten Pekalongan selama periode 2013 – 2014**) yang diurut mulai dari peranan terbesar (lapangan usaha Industri Pengolahan)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
17
P E N D A H U L U A N BAB I
hingga peranan terkecil (lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang). Grafik 1.1 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pekalongan Periode 2013*) – 2014**)
Persentase (%) Sumber : BPS Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Seiring dengan kontribusinya yang besar terhadap PDRB, lapangan usaha Sektor Industri Pengolahan; lapangan usaha Pertanian,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
18
P E N D A H U L U A N BAB I
Kehutanan dan Perikanan; dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor merupakan tiga sektor yang menyerap tenaga terbanyak di Kabupaten Pekalongan. Dari lapangan usaha unggulan tersebut, maka produk dan komoditas unggulan berdasarkan lapangan usaha sebagai berikut : 1) Lapangan Usaha Industri Pengolahan Industri di Kabupaten Pekalongan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah, tenaga kerja yang terserap maupun dari nilai produksinya. Sampai dengan tahun 2015, tercatat 32.269 unit usaha (industri besar, sedang maupun industri kecil) dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 184.456 orang. Berdasarkan
sumbangan
terhadap
jumlah
unit
usaha
dan
penyerapan tenaga kerja, industri yang unggul di Kabupaten Pekalongan yaitu Pertenunan, Batik, Bordir, Pakaian Jadi, Jeans, Pengolahan Ikan, Gula Aren dan Anyaman Bambu. 2) Lapangan Usaha Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Pada
lapangan
usaha
Pertanian,
Perkebunan
dan
Perikanan,
komoditas yang unggul dan kompetitif di tingkat Provinsi Jawa Tengah serta komoditas yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah : Unggulan
Tanaman Pangan
: Padi Sawah
Hortikultura
: Bawang Daun, Lobak, KacangKacangan dipanen > 1 kali, Ketimun, Belimbing, Durian, Jambu Biji, Mangga, Manggis, Nangka, Pisang, Rambutan, Sirsak, Sukun, Jengkol, Mlinjo, Petai.
Perkebunan
: Tebu, Teh, Panili
Peternakan
: Ayam Kampung, Itik, Kuda,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
19
P E N D A H U L U A N BAB I
Kerbau, Kambing, Domba
Potensial
Perikanan
: Ikan Darat
Kehutanan
: Pinus
Tanaman Pangan
: Padi Ladang, Ketela Rambat
Hortikultura
: Kentang, Kangkung
Perkebunan
: Cengkeh, Kopi, Aren, Glagah Arjuno, Nilam
Peternakan
: Sapi Potong
Perikanan
: -
3) Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor Selama lima tahun terakhir, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor memberikan kontribusi cukup dominan sebesar 14,79%. Dilihat dari potensi unggulan yang ada, Kabupaten Pekalongan mempunyai banyak potensi Pariwisata yang dapat dikembangkan. Adapun potensi unggulan Pariwisata yaitu : KECAMATAN Kandangserang Paninggaran
UNGGULAN
ANDALAN
Perkebunan Teh Paninggaran Kawasan ekowisata, curug bajing, curug muncar Curug Bidadari -
-
Karanganyar
Kabalong, Jembatan Lolong
Kulu Asri, Tirta Alam, Prima Graha
Kajen
Hutan Wisata Linggoasri
Kesesi
-
Lebakbarang Petungkriyono Talun Doro
-
-
POTENSIAL Wisata budaya Makam Wali Tanduran, Wisata budaya Curug Cinde, Wisata budaya Lingga Yoni, Wisata budaya Wisata budaya Makam Ki Ageng Rogoselo, makam Atas Angin, Makam Syekh Siti Jenar, Wisata budaya Makam Habib Abdurrahman, Makam Syekh Abu Bakar Bin Toha Bin Yahya, Wisata budaya Goa Putri, Wisata budaya, Kali Paingan Makam Mbah Gendhon,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
20
P E N D A H U L U A N BAB I
KECAMATAN
UNGGULAN
ANDALAN
Sragi Siwalan Bojong
Pantai Depok -
-
Wonopringgo
-
Kedungwuni Karangdadap Buaran
sentra jeans sentra ATBM
sentra kerajinan tempurung kelapa sentra bordir -
Tirto Wiradesa
Kampung Batik Wiradesa, International Batik Center Pantai Wonokerto
Wonokerto
-
POTENSIAL Wisata budaya Wisata budaya Wisata budaya Bendungan Gembiro, Makam Siti Ambaryah, Wisata budaya Wisata budaya
Banyu Biru
Wisata budaya Wisata budaya Masjid Wonoyoso, Wisata Budaya Wisata budaya Makam Mbah Faqih, Wisata budaya
-
Wisata budaya
b. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator
untuk
mengevaluasi
perkembangan/kemajuan
kinerja
pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh gambaran tentang pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka PDRB atas dasar harga konstan. Angka pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari perubahan nilai PDRB pada harga konstan dari tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 kinerja ekonomi Kabupaten Pekalongan mencapai 4,92% lebih lambat dibandingkan tahun 2013 dengan pertumbuhan 5,99%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 16,52%. Sementara untuk lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta lapangan usaha Admnistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib merupakan lapangan usaha yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) yaitu masing-masing sebesar 1,57% dan 0,42%. Selengkapnya pada tabel berikut ini :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
21
P E N D A H U L U A N BAB I
Tabel 1.4 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2014**) LAJU PERTUMBUHAN RIIL PDRB NO
LAPANGAN USAHA
1 2 3 4 5
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PERTUMBUHAN PDRB (%)
2011
2012
2013*)
0.64 3.54 7.93 7.99 3.08
0.46 4.57 8.48 11.49 (6.27)
1.49 5.00 10.49 7.35 (3.09)
2014** ) (1.57) 6.16 6.96 0.83 4.00
1.38 8.39
3.97 1.52
3.79 4.00
4.50 2.93
3.82 4.74
6.34 3.86
9.09 2.01
9.38 5.69
8.80 4.71 6.16 11.28 0.55
9.15 1.93 4.40 5.89 0.17
8.93 3.34 7.04 15.18 1.92
15.86 5.50 6.60 11.12 (0.42)
21.63 13.01 1.93
19.45 11.54 (1.35)
8.77 7.48 10.07
12.50 16.52 9.00
5.66
4.81
5.99
4.92
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
c. Inflasi Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Sepanjang tahun 2015 di Kabupaten Pekalongan telah terjadi inflasi sebesar 3,42%. Perbandingan Inflasi Kabupaten Pekalongan,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
22
P E N D A H U L U A N BAB I
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015
dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini : Tabel 1.5 Tingkat Inflasi Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015 CAKUPAN WILAYAH Kab. Pekalongan Jawa Tengah Nasional
2011 2,65 2,68 3,79
Tingkat Inflasi (%) 2012 2013 2014 2,98 8,18 8,32 4,24 7,99 8,22 4,30 8,38 8,36
2015 3,42 2,73 3,35
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
Grafik 1.2 Tingkat Inflasi Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
23