BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan dan ketahanan bangsa yang akhirnya menjadi landasan membentuk negara yang kuat. Indonesia yang kuat dari aspek kesehatan dapat diartikan sebagai NKRI yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan basis utamanya berupa semua rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi. Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan bidang kesehatan adalah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang ditentukan oleh beberapa indikator yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikatornya adalah umur harapan hidup sebagai salah satu ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2009 ini berupaya untuk menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan faktor-faktor terkait lainnya. Sistematika penyusunan terdiri dari 6 bab yaitu : Bab I : Pendahuluan. Menyajikan acuan penulisan Profil Kesehatan ini serta sistematika penyajiannya. Bab II : Pembangunan Kesehatan Kabupaten Rembang. Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Rembang yang meliputi uraian tentang letak geografis, demografis, dan informasi umum lainnya serta beberapa hal terkait kebijakan pembangunan kesehatan di kabupaten Rembang. Bab III : Situasi derajat kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2009 yang mencakup angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Bab IV : Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan sampai tahun 2009, untuk tercapai dan berhasilnya programprogram pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠1 ⌡
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2009 mencakup keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta anggaran kesehatan. Bab VI : Penutup.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠2 ⌡
BAB II PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN REMBANG
A. Gambaran Umum
1. Letak geografis Kabupaten Rembang terletak diantara 11100’ - 11130’ bujur timur dan 630’ - 760’ lintang selatan. Luas wilayah daratan sebesar 101.410 ha, dan lautan sepanjang 62,5 km. Berada di ujung timur propinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah : Sebelah utara
:
Laut Jawa
Sebelah selatan
:
Kabupaten Blora Jawa tengah
Sebelah timur
:
Kabupaten Tuban Jawa timur
Sebelah barat
:
Kabupaten Pati Jawa tengah
Secara administrasi kabupaten Rembang terbagi menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. 2. Topografi Daerah Sebagian besar berupa dataran rendah (46,39 %) di bagian utara sedangkan bagian selatan relatif tinggi. Kemiringan bervariasi mulai dari bergelombang hingga sangat curam. Luas lahan yang relatif datar mencapai 82.713 ha dan lahan curam sampai sangat curam seluas 18.694 ha. 3. Geologi dan Iklim Keadaan tanah di Kabupaten Rembang sebagian besar adalah tanah tegalan (35 %) dan sawah (29 %). Sedangkan sisanya terbagi atas hutan (23 %), bangunan (8 %), tambak (1 %) dan lainnya (4 %). Keadaan iklim berjenis tropis dengan suhu maksimum tahunan sebesar 33*C dan suhu rata-rata 23*C dengan bulan basah selama 3 – 4 bulan sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan kering. Curah hujan relatif rendah hanya sekitar 380,8 mm/ tahun. Dengan kondisi wilayah seperti ini umumnya dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering terutama wilayah bagian selatan yang meliputi kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Sulang, Sale, Sedan dan Pamotan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠3 ⌡
4. Kependudukan Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga 2009. Jumlah penduduk kabupaten Rembang pada tahun 2009 sebanyak 613.708 jiwa dengan kepadatan penduduk rata – rata 605 jiwa/km 2. Jumlah penduduk laki – laki sebesar 305.986 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 307.722 jiwa dengan sex ratio 99,4%. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi adalah kecamatan Rembang sebanyak 84.804 jiwa dan kepadatan 1.442 jiwa/ km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling kecil adalah kecamatan Bulu sejumlah 26.964 jiwa dengan kepadatan 263 jiwa/ km2. Untuk melihat perkembangan penduduk dari tahun 2005 s/d th. 2009 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kab. Rembang th. 2005 - 2009 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 -
th. 2005
th. 2006
th. 2007
th. 2008
th. 2009
Jml pendd
591.786
594.829
602.103
606.940
613.708
Laki-laki
295.089
296.820
300.124
302.525
305.986
Perempuan
296.697
298.009
301.999
304.415
307.722
Sumber data : BPS Kab. Rembang (data estimasi)
Sedangkan untuk melihat struktur penduduk berdasarkan golongan umur di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada piramida penduduk di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠4 ⌡
Grafik 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Rembang Tahun 2009 65 - > 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4 Laki - Laki
Perempuan
Sumber data : BPS Kab. Rembang (data estimasi)
Dilihat dari Struktur penduduk tersebut dapat dilihat bahwa jumlah terbesar dari penduduk Kabupaten Rembang adalah usia produktif dan mengecil pada usia non produktif (55 th ke atas).
B. Pembangunan Kesehatan Kabupaten Rembang 1. Visi dan Misi Visi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang adalah ”Mewujudkan Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai berikut : a. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel b. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. d. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠5 ⌡
2. Nilai – Nilai Nilai – nilai yang dikembangkan dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Rembang meliputi : a. Kesehatan merupakan hak asasi manusia. b. Profesionalisme c. Manusiawi d. Kemitraan e. Kreatif dan Inovatif
3. Tujuan Tujuan
pembangunan
kesehatan
di
Kabupaten
Rembang
adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Rembang melalui upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Kabupaten Rembang yang tercermin sebagai berikut : a. Terwujudnya pembangunan kesehatan yang dinamis dan akuntabel, yang ditandai dengan dilaksanakannya kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan yang dimulai dari Perencanaan (P1), Pelaksanaan (P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dengan prinsip keterpaduan lintas program, effisiensi, pemanfaatan kerangka logis (rasional) serta memanfaatkan informasi yang akurat dan akuntabel. b. Terwujudnya pembangunan berwawasan kesehatan, dengan mengoptimalkan upaya masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok
program
pembangunan di Kabupaten Rembang. c. Terwujudnya
kesehatan
individu,
keluarga
dan
masyarakat
melalui
peningkatan pemerataan, pemanfaatan serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang berkesinambungan. d. Tersedianya sumber daya manusia, sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas, merata dan dapat didayagunakan secara optimal untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. e. Terwujudya upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
melalui
surveilans, pengendalian faktor resiko, dan penanganan serta penanggulangan KLB dan bencana. Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠6 ⌡
4. Strategi. Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten dan misi yang telah ditetapkan, maka dalam periode tahun 2006 – 2010 akan ditempuh strategi pembangunan kesehatan sebagai berikut : a. Mewujudkan Komitmen Pembangunan Kesehatan Agar masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi tentang berbagai permasalahan dan pembangunan
kesehatan. Disamping itu juga perlu
dilakukan advokasi kepada para pengambil keputusan guna terwujudnya komitmen dan dukungan terhadap pembangunan kesehatan. b. Meningkatkan Pertanggungjawaban Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Provinsi, maka pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional/profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengawasan
pembangunan
kesehatan,
baik
pengawasan melekat maupun pengawasan fungsional dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. c. Membina Sistem Kesehatan Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, perlu adanya dukungan fasilitasi dalam bentuk berbagai pedoman dan standar pelayanan serta pelembagaan norma dan tata nilai masyarakat di bidang kesehatan. Dimana pedoman. Standar, norma dan tata nilai tersebut salah satunya diformulasikan dalam bentuk pedoman Sistem Kesehatan Kabupaten. d. Kebijakan Untuk tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Rembang menuju terwujudnya Visi Rembang Sehat 2010, maka peran Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠7 ⌡
1) Peningkatan Upaya Kesehatan Sesuai
dengan
paradigma
sehat,
Dinas
Kesehatan
harus
memberikan prioritas pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Disamping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan masalah gizi pada balita dan ibu, serta pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yang mempunyai komitmen regional, nasional dan global. Promosi kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan perlu mendapat prioritas.
2) Penggalangan Kemitraan Lintas Sektoral Untuk
mengoptimalkan
pencapaian
tujuan
pembangunan
kesehatan diperlukan kerjasama lintas sektoral yang mantab. Demikian juga optimalisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya
tujuan
pembangunan
kesehatan
menuntut
adanya
penggalangan kemitraan lintas sektoral dari segenap potensi masyarakat. Kebijakan
dan
pelaksanaan
pembangunan
sektor
lain
perlu
memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya pembangunan kesehatan kepada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan bekesinambungan.
3) Pengembangan Manajemen, Kebijakan dan Sumber Daya Kesehatan Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara dengan berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan adanya pengembangan manajemen dan kebijakan kesehatan yang lebih mantap, mencakup Restrukturisasi Puskesmas, Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), Penelitian dan pengembangan upaya kesehatan serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu dan beraklak baik.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠8 ⌡
4) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan program kesehatan akan berjalan efisien dan efektif bila upaya pengawasan terus ditingkatkan intensitas dan kualitasnya melalui
pemantapan
sistem
dan
prosedur
pengawasan
secara
komprehensif dan berbasis kinerja.
e. Program dan Kegiatan Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Rembang kurun waktu lima tahun ke depan (th. 2006 – 2010), dilaksanakan program – program sebagai berikut :
1) Untuk terwujudnya pembangunan kesehatan yang dinamis dan akuntabel, maka dilaksanakan Program Pengembangan SDM dan Manajemen Kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠9 ⌡
Tabel 2.1 Program Pengembangan SDM dan Manajemen Kesehatan Tahun 2006 – 2010 KEGIATAN
SASARAN
TARGET (%) 07 08 09 100 100 100
10 100
1. Pelaksanaan Sistem Penganggaran dan Perencanaan Kesehatan Terpadu (P2KT) 2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja SKPD
a. Pelaksanaan forum P2KT di UPT
06 70
b. Pelaksanaan forum P2KT di SKPD
100
100
100
100
100
c. Tersusunnya Renja SKPD terpadu
100
100
100
100
100
a. Rakor SKPD, UPT, Linsek b. Rakor Pengendalian Operasional Kegiatan c. Bimbingan teknis program di UPT d. LAKIP SKPD Kes e. Profil Kesehatan f. Stratifikasi Sarana kes
100
100
100
100
100
80 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
3. Penyusunan Sistim Informasi dan Perencanaan Kesehatan
a. Renstra SKPD b. Sistem Kesehatan Daerah c. Standart Pelayanan Minimal bid. Minimal a. Kegiatan rutin gaji peg b. Kegiatan rutin perawatan kantor c. Kegiatan ruin perjalanan dinas d. Kegiatan rutin ATK kantor. e. Kegiatan rutin di UPT a. Penelitian dan pengembangan manajemen kes.
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100 100 100 100 100 0
100 100 100 100 100 100 50
100 100 100 100 100 100 60
100 100 100 100 100 100 70
100 100 100 100 100 100 80
40
50
60
70
75
30
40
50
60
75
10
25
35
50
65
30 25
40 30
50 45
60 60
70 75
10
20
30
40
60
4. Penyusunan kegiatan rutin SKPD
5. Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
6. Pengembangan kualitas SDM tenaga kesehatan
2) Untuk
b. Pengembangan jaringan Sstem Informasi Kes c. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) d. Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) e. Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMKA) a. Diklat teknis fungsional tenaga kesehatan. b. Studi banding (kaji banding) program kesehatan
terwujudnya
pembangunan
berwawasan
kesehatan
dengan
mengoptimalkan upaya masuknya wawasan kesehatan sebagai azas pokok program pembangunan di Kabupaten Rembang, maka dilaksanakan program sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 10 ⌡
a. Program Promosi Kesehatan. b. Program Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar. c. Program Kefarmasian (Obat) dan Penyehatan Makanan minuman. d. P3 Napza. Tabel 2.2 Program Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Kesling Tahun 2006 – 2010 KEGIATAN
SASARAN
1. Promosi Kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a. Meningkatnya rumah tangga sehat b. Meningkatnya bayi yang mendapat ASI Eksklusif c. Meningkatnya jumlah desa yang menggunakan garam beryodium d. Meningkatnya keluarga sadar gizi. e. Meningkatnya penyelenggaraan: - Posyandu purnama - Posyandu mandiri. f. Meningkatnya jumlah dan cakupan UKS g. Meningkatnya jumlah dan cakupan Pos Ukestren. h. Meningkatnya jumlah dan cakupan Pos UKK i. Meningkatnya jumlah dan cak posyandu lansia j. Tersedianya sarana dan media prokes k. Meningkatnya kegiatan penyuluhan kesehatan.
2. Penyelenggara an Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
TARGET (%) 06
07
08
09
10
20
30
40
50
65
60
65
70
75
80
72,4
76,8
81,2
85,6
90
41,6
51,2
60,8
70,4
80
10 0,5 25
15 1 25
20 1,2 30
25 1,5 40
40 >2 50
45
50
60
70
80
25 50
30 55
40 60
50 70
60 80
55
60
65
70
80
60
70
75
80
85
76
77
78
79
80
b. Meningkatnya jumlah rumah sehat - Desa - Kota
50 60
53 65
56 70
60 75
65 85
c. Meningkatnya jumlah penggunaan jamban keluarga
85
86
87
88
88
d. Meningkatnya jumlah rumah degan SPAL.
65
70
75
80
85
e. Meningkatnya kualitas hygiene dan sanitasi TTU.
74
76
78
80
80
f. Meningkatnya kualitas sarana air
80
82
85
87
89
a. Meningkatnya Institusi lingkungan yang dibina
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 11 ⌡
Tabel 2.3 Program Kefarmasian (Obat), Penyehatan Makanan minuman dan P3 Napza Tahun 2006 – 2010 KEGIATAN 1. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian (Obat) dan Penyehatan Makanan Minuman
2. Pencegahan dan Penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (P3Napza)
3)
SASARAN a. Sertifikasi produk IRT b. Pengawasan produk pangan c. Tersedianya sarana pemeriksaan produk pangan d. Pemeriksaan sampel produk pangan. a. Penyuluhan P3 Napza pada kelompok resiko tinggi
TARGET (%) 06 50
07 55
08 60
09 65
10 65
7
8
10
12
15
100
100
100
100
100
5
7
10
12
15
10
15
21
25
30
Untuk terwujudnya kesehatan individu, kelompok dan masyarakat
melalui
pemerataan serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang berkesinambungan, maka dilaksanakan program : a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang. b. Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan. c. Penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 12 ⌡
Tabel 2.4 Program Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Tahun 2006 – 2010
KEGIATAN
TARGET (%)
SASARAN 06
07
08
09
10
65
70
73
77
80
b. Meningkatnya bumil resti yang ditangani
90
90
90
90
90
c. Meningkatnya bumil dg komplikasi yg ditangani
90
90
90
90
90
d. Meningkatnya neonatal resti atau komplikasi yang ditangani.
80
80
80
80
80
e. Meningkatnya jumlah sarkes dg kemampuan pelayanan gawat darurat yg mudah diakses masyarakat
92
93
94
95
95
09 90
10 100
1. Penyelenggaraan a. Tersedianya darah dan Pelayanan komponennya yg aman untuk Kesehatan Rujukan menangani rujukan bumil dan dan Penunjang neonatus
Tabel 2.5 Program Penyediaan Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Tahun 2006 – 2010
KEGIATAN 1. Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
SASARAN a. Meningkatnya jumlah penduduk yang mendapat jaminan pelayanan kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
TARGET (%) 06 70
07 75
08 85
⌠ 13 ⌡
Tabel 2.6 Program Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. Tahun 2006 – 2010
KEGIATAN 1. Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat
TARGET (%)
SASARAN
06
07
a. Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
75,7
75,8
75,8 75,9
80
b. Meningkatnya Balita yg naik timbangannya di Posyandu (N/D)
73,6
75,1
76,6 8,18
80
c. Menurunnya jumah Balita BGM
2,7
2,68
2,66 2,64 < 2,6
d. Meningkatnya cak bayi dan balita yg mendapat kapsul Vit A. - Bayi - Balita
86,3 85
88,5 88
90,6 92,8 91 93
78
81,
75,4
79,0
51,9
51,5
51
50
49
79
82
85
87
90
-
-
-
-
-
j. Tersedianya sarana perbaikan gizi masy.
75
80
85
90
95
k. Meningkatnya jumlah keluarga sadar gizi
41,6
51,2
e. Meningkatnya cak ibu nifas yg mendapat kapsul vit A f. Meningkatnya ibu hamil yg mendapat 90 tablet Fe g. Menurunnya prevalensi Anemia gizi pada bumil h. Meningkatnnya penggunaan garam beryodium dlm RT. i. Menurunnya prevalensi Gondok endemik
08
84
09
10
95 95
86,6
90
82,7 86,3
90
60,8 70,4
80
4) Untuk tersedianya sumber daya manusia, sarana dan prasarana kesehatan yang kerkualitas, merata dan dapat dipergunakan secara optimal, maka dilaksanakan program sebagai berikut : a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar. b. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian (obat) dan penyehatan makanan minuman.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 14 ⌡
Tabel 2.7 Program Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2006 – 2010 KEGIATAN 1. Penyediaan Sarana prasarana Pelayanan Kesehatan
2. Penyelengga raan Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan KB (KIAKB)
3. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
SASARAN
TARGET (%) 06
07
08
09
10
a. Pembangunan Puskesmas
100
100
100
100
100
b. Pembangunan Puskesmas Pembantu
80
90
95
100
100
c. Pembangunan Rumah Dinas Nakes
100
100
100
100
100
d. Pengadaan Puskesling
90
95
100
100
100
e. Pembangunan PKD
50
60
70
80
90
f. Pengadaan Laboratorium di Puskesmas
80
85
90
95
100
g. Rehab Puskesmas
80
90
90
95
100
h. Rehab Pustu
80
90
95
100
100
i.
Rehab Rumah Dinas Nakes
30
40
50
60
70
j.
Rehab gedung P4K
60
70
80
90
100
a. Meningkatnya cak K4
75
80
85
90
95
b. Meningkatnya cak pertolongan persalinan oleh Nakes.
73
75
78
80
90
c. Meningkatnya Bumil resti yang dirujuk.
100
100
100
100
100
d. Meningkatnya cak kunjungan Neonatus
80
83
85
88
90
e. Meningkatnya cak kunjungan bayi
90
90
90
90
90
f. Meningkatnya cak bayi BBLR yang ditangani .
100
100
100
100
100
g. Tersedianya sarana pelayanan KIA.
80
85
90
95
100
h. Meningkatnya pelayanan kesehatan anak Pra sekolah dan Usia sekolah
75
80
85
90
95
i.
73
76
78
80
80
a. Meningkatnya kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas - Rawat jalan - Rawat inap
15 1,5
15 1,5
15 1,5
15 1,5
15 1,5
b. Meningkatnya pemeriksaan pasien oleh dokter.
45
50
55
60
65
c. Meningkatnya pengobatan rasional di Puskesmas dan jaingannya.
63
65
67
70
71
d. Menurunnya penderita penyakit khusus & penyakit tidak menular (PTM)
50
50
45
45
45
e. Meningkatnya keg. P3K
100
100
100
100
100
f. Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas
15
15
15
15
15
g. Meningkatnya sertifikasi dan lisensi tenaga kesehatan yang berijin.
60
70
80
90
90
Meningkatnya cakupan peserta KB aktif.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 15 ⌡
Tabel 2.8 Program Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian (Obat) Dan Penyehatan Makanan Minuman Tahun 2006 – 2010
KEGIATAN 1. Pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan
SASARAN a. Tersedianya obat-obatan untuk Puskesmas dan jaringannya b. Tersedianya alat dan perbekalan kesehatan untuk Puskesmas dan jaringannya c. Terkelolanya obat dan perbekalan kesehatan sesuai standar di Puskesmas dan jaringannya d. Terpenuhinya peralatan Laboratorium di Puskesmas dan jaringannya
TARGET (%) 06 91
07 92
08 93
09 94
10 95
60
65
70
75
80
60
70
75
80
85
65
70
75
80
80
5) Untuk terwujudnya upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dilaksanakan program Pemberantasan Penyakit Menular.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 16 ⌡
Tabel 2.9 Program Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular Tahun 2006 – 2010 KEGIATAN 1. Suveilans penyakit menular
2. Pemberantaan Penyakit TB Paru
3. Pemberantaan Penyakit ISPA 4. Pemberantaan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) 5. Pemberantaan Penyakit Demam Berdarah Dengue 6. Pemberantaan Penyakit Diare 7. Pelayanan Imunisasi 8. Pengendalian vektor penyakit menular 9. P2 Kusta 10. P2 Malaria 11. P2 Filariasis
SASARAN a. Meningkatnya Desa/Kel dg kasus KLB yang ditangani kurang dari 24 jam ( < 24 jam) b. Penemuan AFP rate per 100.000 pdd usia < 15 th a. Meningkatnya kesembuhan pendrita TB BTA pos (Cure rate) b. Meningkatnya Penemuan kasus BTA pos (CDR) a. Meningkatnya cak balita pneumonia yang ditangani a. Meningkatnya pasien yg mendapatkan pelayanan kasus IMS b. Meningkatnya kasus IMS yang diobati a. Meningkatnya pasien penderita penyakit DBD yg dapat ditangani a. Menurunnya angka kematian karena Diare
06 100
TARGET (%) 07 08 09 100 100 100
10 100
2
2
2
2
1
> 85
> 85
> 85
> 85
> 85
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
80
90
90
100
100
<2/ 10rb
<2/ 10rb
<2/ 10rb
<1/ 10rb
<1/ 10rb
a. Meningkatnya cak Desa UCI
80
85
90
95
100
a. Meningkatnya rumah tangga bebas jentik nyamuk aedes
87
90
93
95
> 95
a. Menurunnya prevalensi penderita penyakit kusta a. Menurunnya prevalensi penderita penyakit Malaria a. Meningkatnya penemuan dan pengobatan penderita penyakit
90
90
90
90
> 90
80
90
90
100
100
100
100
100
100
100
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 17 ⌡
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Pada Bab III ini akan diuraikan hasil – hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai pada tahun 2009 sebagai berikut :
A. Angka Kematian (Mortalitas). Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor penyebab, baik yang secara sendiri atau bersama – sama mengakibatkan kematian.
1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi yang digunakan adalah jumlah bayi umur < 1 th yang meninggal dibagi jumlah kelahiran hidup selama tahun 2009 di kabupaten Rembang dikalikan 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2009 di kabupaten Rembang terdapat 8.781 bayi lahir dan 8.624 bayi lahir hidup. Diantara jumlah tersebut yang meninggal sebanyak 154 bayi sehingga AKB di Kabupaten Rembang adalah 17,86 / 1.000 kelahiran hidup (KH). Kematian bayi tertinggi terdapat di wilayah UPT Puskesmas Lasem, Sarang dan Pamotan masing-masing 24 bayi, 20 bayi dan 15 bayi. Sedangkan terendah ada di wilayah UPT Puskesmas Rembang I sebanyak 4 bayi.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 18 ⌡
Grafik 3.1 Jumlah Kematian Bayi per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009 Lasem Sarang Pamotan Sedan Sluke Kragan I Pancur Kaliori Sulang Bulu Sumber Kragan II Gunem Rembang II Sale Rembang I 0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
Jml Bayi meninggal
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Adapun data AKB selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.2 Angka Kematian Bayi Kabupaten Rembang th. 2005 s.d 2009 25,00 %
240 200
20,00 %
160
15,00 %
120 10,00 % 80 5,00 %
40 0 Kasus
2005
2006
2007
2008
2009
152
178
178
161
154
0,00 %
AKB/ 1000KH 17,63 % 20,23 % 20,90 % 18,64 % 17,86 %
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 19 ⌡
2. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita adalah jumlah anak umur < 5 th yang meninggal dunia dibagi jumlah kelahiran hidup selama tahun 2009 di kabupaten Rembang kali 1000 kelahiran hidup. Jumlah balita di kab. Rembang tahun 2009 sebanyak 42.532 anak dan balita yang meninggal tercatat 29 anak. Dari jumlah tersebut diperoleh angka kematian balita tahun 2009 sebesar 3,36 / 1000 KH balita. Angka kematian balita tertinggi ada di wilayah UPT Puskesmas Lasem yang mencapai 1,8 /1000 balita. Sedangkan wilayah puskesmas yang tidak dilaporkan kematian balita ada di UPT Puskesmas Gunem, Sale, Pamotan dan Kragan II. Grafik 3.3
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah perbandingan jumlah ibu hamil yang meninggal karena kehamilan, bersalin dan nifas dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah Kabupaten Rembang selama tahun 2009 dikalikan 100.000. Jumlah kematian ibu pada tahun 2009 bertambah menjadi 14 orang dari semula 11 kasus pada tahun 2008. Dengan demikian angka kematian ibu meningkat dari 127,37 / 100.000 KH menjadi 162,34/ 100.000 KH tahun 2009. Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2005 s/d 2009 dapat dilihat pada grafik berikut : Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 20 ⌡
Grafik 3.4
Sumber data : Bidang Kesga dan masyarakat
Untuk melihat jumlah kematian ibu per puskesmas selama tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.5
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 21 ⌡
Sedangkan dilihat dari penyebabnya maka ada 7 penyebab utama kematian ibu hamil yaitu
(4 orang); penyakit jantung (4 orang); hipertensi kronis (2 orang), dan 4 penyebab lain berupa eklampsia, syock septis, anemia dan TB paru masing-masing 1 orang. Grafik 3.6 Jumlah kematian ibu berdasarkan penyebab kematian di kab. Rembang th 2009 Anemia (1); 7 ,14% Pe rdarahan (4); 2 8 ,58%
TB paru (1); 7 ,14% Syock septis (1); 7 ,14%
Eklamsia (1); 7 ,14%
Jantung (4); 2 8 ,57%
Pe rdarahan (4) Syock septis (1)
Hipertensi kronis (2 ); 14,29% Eklamsia (1) TB paru (1)
Hipertensi kronis (2) Anemia (1)
Jantung (4)
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Adapun berdasarkan tempat kematian ibu maka diketahui bahwa dari 14 ibu yang meninggal dunia, sebanyak 3 org meninggal di rumah, 1 org di puskesmas, 7 org di RS, 2 org di perjalanan dan 1 org di rumah bersalin.
4. Kematian karena Penyakit tertentu (Case Fatality Rate / CFR) Jumlah kematian karena penyakit tertentu adalah dari penyakit DBD dimana tercatat ada 7 orang meninggal dunia dari 285 orang (CFR 2,46 %). Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana penderita DBD mencapai 310 orang dengan kematian mencapai 9 orang (CFR= 2,9%).
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 22 ⌡
B. Angka Kesakitan (Morbiditas) Angka kesakitan (morbiditas) ini diperoleh dari facility based data yaitu data fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. 1. Accute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun Angka kesakitan AFP dihitung pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak. Pada tahun 2009 ditemukan penderita AFP sebanyak 4 orang (AFP rate 2,47/ 100.000 anak usia tersebut). 2. TB Paru Jumlah kasus TB paru baru (BTA +) di kabupaten Rembang tahun 2009 adalah 260 orang terdiri dari 239 orang di wilayah puskesmas dan 21 orang di RSU Dr. R. Soetrasno Rembang. Perkiraan kasus BTA+ sebanyak 644 kasus dan angka penemuan penderita atau Case Detection Rate (CDR) sebesar 40,37 %. Adapun angka kesembuhan penderita TB paru pada tahun 2008 (n-1) sebesar 85,16% (155 orang dari 182 orang penderita). Hal ini merupakan peningkatan bila dibandingkan dengan angka kesembuhan tahun sebelumnya sebesar 79,8 %. Perkembangan CDR penyakit TB Paru di Kabupaten Rembang tahun 2005 s/d tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.7
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 23 ⌡
Sumber data : Bidang P2 DKK
Penderita TB Paru yang ada semua telah diobati namun tingkat kesembuhannya berbeda-beda. Perbandingan jumlah penderita yang telah diobati dan penderita yang sembuh dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.8 Perbandingan Jml Penderita TB Paru & Penderita yang Sembuh di Kab. Rembang th. 2008 (n-1) 30 25 20 15 10 5
Pasien diobati
Lasem
Sumber
Krg 2
Sale
Sarg
Rbg 2
Pamotan
Kaliori
Rbg 1
Sulang
Krag 1
Sluke
Sedan
Gunem
Bulu
Pancur
0
Pasien sembuh
Sumber data : Bidang P2 DKK
3. Balita dengan Pneumonia Jumlah balita yang menderita Pneumonia pada tahun 2009 di kabupaten Rembang adalah 33 anak dari 42.532 balita. Dilihat dari perkiraan jumlah penderita tahun 2009 sebanyak 10% (4.253 penderita), maka jumlah ini belum
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 24 ⌡
menjangkau perkiraan. Sedangkan dari segi pelayanan maka semua penderita pneumonia yang ditemukan telah ditangani dan tidak ditemukan kematian balita karena pneuminia.
4. HIV/ AIDS Penderita HIV/ AIDS di kabupaten Rembang tahun 2009 adalah 20 kasus dan semua telah ditangani. Persentase penderita HIV/ AIDS terhadap penduduk beresiko (usia 25 – 40 th) pada tahun 2009 sebesar 0,01%.
Grafik 3.9 Jumlah Penderita HIV di Kab. Rembang th. 2004 s/d th. 2008 14 12 10 8 6 4 2 0 2004 1
2005 0
2006 3
2007 2
2008 3
2009 10
Perempuan
0
0
0
1
4
10
Meninggal
1
0
3
2
7
13
Laki-laki
Sumber data : Bidang P2 DKK
Adapun jumlah penderita HIV/ AIDS pada tiap puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.10
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 25 ⌡
Sumber data : Bidang P2 DKK
Penderita berasal dari 7 wilayah puskesmas dan terbanyak dari wilayah puskesmas Kaliori (5 orang). Penderita lainnya berada di wilayah Puskesmas Sale, Sumber, Rembang, Sulang, Sluke dan Kragan.
5. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Rembang. Untuk tahun 2009 terdapat 285 penderita DBD dengan angka kesakitan (Incidence Rate) = 4,64 per 10.000 penduduk dan angka kematian (CFR) sebesar 2,46 %.
Adapun persentase penderita yang
ditangani adalah 100%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, maka jumlah kasus DBD di tahun ini mengalami penurunan dari semula 310 kasus (IR : 5,20 /10.000 pend dan CFR 2,9 %) menjadi 285 kasus dengan IR : 4,64/ 10.000 pdd dan CFR 2,46% di tahun 2008. Untuk melihat perkembangan penyakit DBD menurut IR dan CFR dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.11
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 26 ⌡
Angka Kesakitan dan angka Kematian Penyakit DBD Kab. Rembang tahun 2005 - 2009 15,00 12,00 9,00 6,00 3,00 -
2005
2006
2007
2008
2009
IR DBD /10.000 pddk
2,55
2,35
11,89
5,20
4,46
CFR DBD %
0,00
2,86
3,00
2,90
2,46
Sumber data : Bidang P2 DKK
Jumlah penderita DBD dan penderita yang meninggal dunia pada tiap puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.12
0
0
0
0 Gunem
Sarang
0
Sale
Sumber
Penderita
0
Pamotan
0
Bulu
0
Kaliori
1
Sulang
0
Pancur
0
Sedan
1
Sluke
4
Lasem
1 Rembang
55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Kragan
Jumlah Penderita DBD yang Meninggal per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009
Kematian
Sumber data : Bidang P2 DKK
Adapun gambaran daerah endemis DBD tahun 2009 adalah sebagaimana pada peta berikut ini. Peta 1
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 27 ⌡
Peta Daerah Endemis DBD di kab. Rembang tahun 2009 L A UT JA WA
UT A RA
Sluke Lasem 1
Pancur Kragan
Rembang
Kaliori
Sedan
Pamotan Sulang Sumber
Gunem
Bulu
Sale
JA WA TIMUR
KA B. BLORA
Ket : Endemis = Sporadis =
6. Diare pada balita Penderita diare tahun 2009 di kabupaten Rembang sebanyak 10.101 orang terdiri dari penderita balita 4.291 anak dan penderita dewasa 5.810 orang. Sedangkan persentase penanganan medis terhadap penderita mencapai 100% dan tidak ditemukan kematian karena diare. Angka kesakitan diare pada balita tahun 2009 sebesar 16,46 per 1000 balita dan CFR 0 %. Perkembangan Angka Kesakitan (IR) Diare tahun 2005 s/d tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.13
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 28 ⌡
Angka Kesakitan Penyakit Diare (Usia Balita & Dewasa) di Kab. Rembang th 2005 - 2009 20 16 12 8 4 0
IR/1000 pdd
Th 2005
Th 2006
Th 2007
Th 2008
Th 2009
14,87
10,7
12,6
11,6
16,46
Sumber data : Bidang P2 DKK
7. Malaria Penyakit Malaria ditemukan kembali di Kabupaten Rembang sejak terjadinya peningkatan eksodan dari daerah kantong malaria di luar Jawa yang terjadi antara tahun 2000 s/d 2001. Adapun untuk tahun 2009 jumlah penderita positif malaria ditemukan sebanyak 36 penderita dengan Annual Parasit Incedence (API) = 0,06 / 1.000 penduduk. Jumlah penderita per wilayah puskesmas sebagaimana pada grafik berikut.
Grafik 3.14
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 29 ⌡
15
Jumlah Penderita Penyakit Malaria per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009 13
10
8 5
5
0
0
0
0
0
0
0
Kaliori
Rembang I
Kragan II
Sluke
Lasem
Kragan I
0
Sarang
1
Sale
1
Sumber
1
Rembang II
2
Sedan
5
Gunem
Sulang
Pamotan
Bulu
Pancur
0
Sumber : Bidang P2 DKK
8. Kusta Pada tahun 2009 jumlah penderita kusta di kabupaten Rembang sebanyak 112 orang terdiri dari penderita kusta PB 8 orang dan kusta MB 63 orang. Persentase penderita kusta selesai berobat adalah = 93.6 % terdiri dari RFT PB = 100 % dan RFT MB = 86,76 %. Grafik 3.15 Jumlah Penderita Penyakit Kusta per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009
6
Sale
Kaliori
7
Penderita kusta PB
8
Sarang
Kragan I
Sedan
Kragan II
4
Sluke
Pancur
4
Rembang II
1
Pamotan
1
4
Gunem
1
4
6 2
Lasem
1
Rembang I
1
Sulang
1
Bulu
12
Sumber
14 12 10 8 6 4 2 0
Penderita kusta MB
Sumber: Bidang P2 DKK
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 30 ⌡
Penderita kusta MB ditemukan di semua wilayah puskesmas dan penderita terbanyak di temukan di wilayah puskesmas Puskesmas Sarang yaitu kusta MB 12 orang dan PB 3 orang. Adapun kusta PB ditemukan di 5 puskesmas yaitu Puskesmas Lasem, Gunem, Pamotan, Kragan I dan juga Sarang.
9.
Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Upaya vaksinasi telah dilakukan bersamaan dengan program peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Namun demikian masih saja ada kasus penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Tahun 2009 kasus PD3I terdiri dari 2 jenis penyakit yaitu campak sebanyak 27 kasus dan tetanus 5 kasus. Adapun penyakit PD3I yang lain seperti difteri, pertusis, tetanus, polio dan hepatitis B tidak ditemukan.
10. Penyakit Tidak Menular Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus – kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, diabetes dan lain sebagainya. Jumlah kasus dari penyakit tidak menular dapat dilihat pada tabel berikut.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 31 ⌡
Tabel 3.1 Jumlah Penderita Penyakit Tidak Menular Di Puskesmas dan Rumah Sakit se Kab. Rembang Tahun 2009 No
Jenis Penyakit
Jumlah Penderita 6.563
1
Hipertensi Esensial
2
DM tergantung insulin
3
DM tdk tergantung insulin
5.754
4
Asma Bronkiale
3.238
5
Stroke Hemoragi
6
Stroke Non Hemoragi
7
Dekomp. Kordis
8
PPOK
46
9
Angina Pectoris
24
10
Psikosis
56
11
Ca.Servik
4
12
Ca mamae
5
13
Ca.Hati
0
14
Ca. Bronkus
0
77
9 40 248
Sumber data : Bidang P2 DKK
C. STATUS GIZI Status gizi seseorang berkaitan erat dengan permasalahan kesehatan seseorang. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui juga sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Berikut ini disajikan uraian berbagai indikator status gizi utamanya pada bayi dan balita. 1.
Status Gizi Balita Pengukuran gizi balita di fokuskan pada tingkat kecukupan gizinya dengan membandingkan berat badan terhadap umur anak (BB/U) atau berat badan terhadap tinggi badan anak (BB/TB). Dalam hal ini perhitungan yang dipakai adalah berat badan per umur anak.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 32 ⌡
Pada tahun 2009 dari hasil pemantauan status gizi (PSG) terutama dari penimbangan balita di posyandu diperoleh data bahwa balita yang ada sebanyak 42.532 (umur 1-5 tahun) dan yang datang menimbang (D) sebanyak 32.409 anak. Dari balita yang datang dan ditimbang (D) diketahui bahwa jumlah balita dengan status gizi lebih = 178 balita (0,55%), gizi baik 27.778 balita (85,72%), gizi kurang 3.995 balita (12,33%) dan status gizi buruk (klasifikasi berat badan/ umur) sebanyak 456 balita (1,41 %). Grafik 3.16 Prosentase Status Gizi Balita di Kab. Rembang th. 2009
Gizi Baik; 85,72 %
Gizi Kurang; 12,33 %
Gizi Buruk; 1,41 %
Gizi Lebih; 0,55 %
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
2.
Balita dengan Gizi Buruk Balita dengan status gizi buruk sebanyak 456 balita ( 1,41%) dan gizi kurang sebanyak 3.995 balita (12,33 %). Penderita gizi buruk yang ada diberi penanganan baik pengobatan, perawatan atau pemberian makanan tambahan sesuai dengan kondisinya. Jumlah penderita gizi buruk di Kab. Rembang yang ditangani sebesar 456 balita atau cakupan penanganan mencapai 100 %. Perkembangan persentase kasus Balita Gizi Buruk dari tahun 2005 s/d 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 33 ⌡
Grafik 3.17 Persentase Kasus Balita Gizi Buruk di Kab. Rembang Th. 2005 s/d 2009 4 3
2,10 %
1,86 %
2 1
1,59 %
1,16 %
0
2005
% Balita Gizi Buruk 1,16 %
1,41 %
2006
2007
2008
2009
2,10 %
1,86 %
1,59 %
1,41 %
662
626
505
456
Jml balita
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Dari grafik diatas, jumlah kasus balita gizi buruk lima tahun terakhir mengalami penurunan selama tahun 2006 - 2009 hingga mendekati 1 %. Sedangkan persentase balita gizi buruk per puskesmas tahun 2009 adalah sebagaimana grafik berikut. Grafik 3.18
Jumlah dan Persentase Balita Gizi buruk per Puskesmas di kab. Rembang tahun 2009 80
5,0%
60
4,0% 3,0%
40
2,0%
Balita Gizbur
3.
Lasm
Sarg
Rbg 1
Krg 1
Gunm
Sedn
Bulu
Krg 2
Rbg 2
Sluk
Kal
Sale
Sumb
0,0% Pamt
0 Sulg
1,0% Panc
20
% Gizbur
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi dengan berat badan kategori rendah pada saat lahir yaitu kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 34 ⌡
Jumlah bayi BBLR di Kabupaten Rembang pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 327 anak (3,87 %) dari tahun sebelumnya sebesar 3,7%. Perbandingan kasus Bayi dengan BBLR selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.19 Jumlah Bayi dengan Berat Lahir Rendah Kab. Rembang th. 2005 - 2009 350
5,00 %
300
4,00 %
250 200
3,00 %
150
2,00 %
100
1,00 %
50 0 Kasus BBLR %
2005
2006
2007
2008
2009
262
239
291
318
327
0,00 %
3,00 % 2,77 % 3,21 % 3,50 % 3,87 %
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Adapun jumlah dan persentase bayi BBLR di kab. Rembang tahun 2009 adalah sebagaimana nampak pada grafik berikut. Grafik 3.20 Persentase Bayi dg BBLR per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009 7,0% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0%
Rb…
Krg…
Sedn
Rb…
Sulg
Lasm
Sale
Bulu
Panc
Krg 1
Kal
Gu…
Pamt
Sar
Sluk
0,0%
Su…
1,0%
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 35 ⌡
4. Kecamatan Bebas Rawan Gizi Suatu kecamatan dikategorikan bebas rawan gizi apabila prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (KEP total) pada balita jumlahnya < 15 % pada kurun waktu tertentu. Tahun 2009 kecamatan yang bebas rawan gizi di kabupaten Rembang sejumlah 7 kecamatan yaitu Sumber, Sale, Sarang, Sulang, Kaliori, Rembang (wilayah Puskesmas Rembang II) dan Lasem.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 36 ⌡
BAB IV UPAYA KESEHATAN
Pada bab ini akan diuraikan berbagai upaya kesehatan sesuai dengan indikator kesehatan yang dilakukan di kabupaten Rembang. Beberapa upaya tersebut dikelompokkan dalam sub bab antara lain Pelayanan Kesehatan, Akses dan mutu pelayanan kesehatan, Perilaku hidup masyarakat serta Keadaan lingkungan.
A. Pelayanan Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan yang terus dilakukan di kabupaten Rembang dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu masyarakat menjaga kesehatannya dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
1. Kunjungan ibu hamil Jumlah ibu hamil pada tahun 2009 adalah 9.973 orang. Dari jumlah tersebut yang melakukan kunjungan pertama kali ke sarana pelayanan kesehatan (K-1) adalah 9.906 orang (99,33%). Sedangkan kunjungan K-4 dilakukan oleh 8.410 orang (84,33%). Persentase kunjungan K-1 rata-rata telah mencapai 100%. Sedangkan untuk kunjungan K-4 yang tertinggi adalah puskesmas Sulang 93,89% dan terendah adalah puskesmas Sedan 71,01%. Persentase kunjungan ibu hamil K-1 dan K-4 selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 37 ⌡
Grafik 4.1 : Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 Kab. Rembang th. 2005-2009 90 75 60 45 30 15 0
2005
K-1 K-4
78,46 %
2006
2007
2008
2009
95,00 %
91,50 %
99,00 %
99,33 %
82,71 %
80,47 %
85,20 %
84,33 %
Sumber : Bidang Kesga & Masy.
2. Persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan ibu nifas Jumlah ibu bersalin tahun 2009 sejumlah 8.718 orang. Dari jumlah tersebut yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 8.544 orang (98,0 %) Secara umum jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai lebih dari 90%. Persentase terendah ada di puskesmas Sedan 91,55% dan yang mencapai 100% adalah puskesmas Kragan II, Rembang I dan Rembang II serta puskesmas Sulang. Untuk pelayanan ibu nifas dilakukan terhadap 8.413 ibu nifas dari 8.448 ibu bersalin yang ada (99,59 %). Pelayanan nifas terendah adalah puskesmas Kragan II, Lasem dan Sumber. Sedangkan pelayanan terbanyak adalah puskesmas Bulu 199,88% dan Puskesmas Rembang I = 146,17%. Data pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 38 ⌡
Grafik 4.2 Grafik Persalinan oleh Tenaga kesehatan di Kab. Rembang th. 2005 - 2009 100,00 % 95,00 % 90,00 % 85,00 % 80,00 % 75,00 %
2005
2006
Persalinan oleh 100,00 % 95,70 % Nakes
2007
2008
2009
85,81 %
89,70 %
98,00 %
Sumber data : Bidang Kesga & Masy.
3. Bayi mendapat ASI ekslusif Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat Air Susu Ibu saja sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman. Pada tahun 2009 bayi usia 0-6 bln sejumlah 4.686 bayi dan yang mendapatkan ASI ekslusif sebanyak 606 bayi (12,93 %). Cakupan pemberian ASI eksklusif rendah (kurang dari 5%) terdapat di puskesmas Sarang, Sedan dan Sluke. Sedangkan cakupan ASI eksklusif lebih dari 20% terdapat di puskesmas Kaliori dan Rembang I.
Melihat data yang ada kiranya upaya peningkatan
cakupan ASI ekslusif perlu lebih ditingkatkan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 39 ⌡
Grafik 4.3
0,0%
Sarg
5,2%
Gunm
1,2%
5,7%
Krg 1
Sedn
6,3%
Sale
2,6%
7,7%
Bulu
10,0 %
Sluke
9,4%
11,3%
Sumb
Sulg
11,9%
Pancur
14,8%
Krg 2
20,0 %
14,8%
19,1%
30,0 %
Pamt
28,9%
40,0 %
16,7%
50,0 %
39,7%
Cakupan Bayi dengan ASI Eksklusif per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009
Rbg 2
Lasm
Kaliori
Rbg 1
0,0 %
4. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi Bayi yang baru lahir merupakan individu yang masih rawan dengan situasi luar sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan maupun penyakit.
Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kesehatan oleh tenaga
kesehatan. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1– 12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kesehatan oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, sedikitnya 4 kali (usia bayi) dan 2 kali (neonatus). Cakupan kunjungan neonatus tahun 2009 adalah 99,06 % atau sebesar 8.543 kunjungan dari 8.624 kelahiran hidup. Adapun persentase kunjungan bayi adalah 99,06 persen atau sebanyak 8.543 kunjungan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 40 ⌡
Grafik 4.4 Persentase kunjungan neonatus dan kunj bayi per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009 Bulu Rembang I Sale Sumber Sulang Rembang II Pamotan Pancur Kragan II Sluke Lasem Kragan I Sedan Gunem Sarang Kaliori 97,50
98,70 98,68 98,65 98,61 98,38
98,00
98,50
99,73 99,56 99,36 99,35 99,21 99,14 99,09 99,08 99,00 98,99
99,00
99,50
Kunj bayi
100,00
100,00
100,50
KN2
5. Siswa SD / MI sederajat yang diperiksa kesehatannya Jumlah siswa SD/ MI di kabupaten Rembang yang ada sebanyak 10.189 anak. Dari jumlah tersebut telah dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 10.139 anak atau 99,51 %
6. Peserta program Keluarga Berencana Data dari BPMPKB Kab. Rembang tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah PUS sebanyak 133.923 orang. Peserta KB baru tahun 2009 sebanyak 14.187 orang (10,59 %) dan peserta KB aktif sebanyak 107.125 orang (79,99 %). Adapun jumlah peserta KB menurut jenis kontrasepsi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 41 ⌡
Tabel 4.1 Jumlah peserta KB Aktif dan KB Baru Kabupaten Rembang tahun 2009 MKJP
Jenis No.
Peserta KB
1
2
Peserta Aktif Peserta Baru
NON MKJP
MOP/
IMP
MOW
LANT
2.027
2.318
156
83
IUD
MKJP +
Kon
Obat
Lain
NON
Dom
Vagina
Nya
MKJP
26.363
922
0
523
107.157
4.026
936
0
0
14.286
Suntik
Pil
8.091
66.913
2.201
6.879
Sumber data : BKBPM Rembang Jumlah peserta KB baru per puskesmas berkisar antara 500 – 1.800 orang. Peserta baru terbanyak di wilayah kecamatan Kragan 11,52% dan Rembang 13,2%. Sedangkan paling sedikit adalah kecamatan Bulu 3,82%.
7. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Universal Child Immunization (UCI ) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi usia 0-11 bulan di suatu desa atau kelurahan. Secara operasional desa/ kelurahan UCI adalah desa atau kelurahan dimana minimal 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak. Cakupan UCI tahun 2009 mengalami peningkatan dimana jumlah desa yang mencapai UCI menjadi 210 desa (70,47%) dari 195 desa (66,3%) pada tahun 2008. Sedangkan data perkembangan cakupan desa/ kelurahan UCI tahun 2005 s/d 2009 nampak pada grafik berikut.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 42 ⌡
Grafik 4.5 Cakupan Desa / Kelurahan UCI Kab. Rembang tahun 2005 2009 350 300 250 200
195
210
149
127
150
182
100 50 0
2005
2006
2007
2008
2009
127
149
182
195
210
43,2 %
50,7 %
61,9 %
66,3 %
70,47 %
Jml Desa UCI %
Sumber data : Bidang P2 DKK
Sedangkan untuk melihat cakupan desa UCI per puskesmas pada tahun 2009 maka dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 4.6
23 ds
19 ds
15 ds
13 ds
Kaliori
Rembang I
Rembang II
Kragan II
17 ds
7 ds
Sluke
Sumber
7 ds
Sale
15 ds
17 ds
Sulang
12 ds
Pancur
9 ds
9 ds
Sarang
60
7 ds
80
12 ds
100
Gunem
11 ds
Bulu
120
17 ds
Cakupan desa UCI per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009
40 20
Jml Desa UCI
Lasem
Kragan I
Pamotan
Sedan
0
% desa UCI
Sumber data : Bidang P2 DKK
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 43 ⌡
8. Cakupan Imunisasi Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali.
Dalam pada itu
dimungkinkan terjadi kondisi drop out (DO) dimana bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak. Cakupan imunisasi bayi di kabupaten Rembang tahun 2009 adalah sebagai berikut: BCG = 101,22%; DPT + HB1 = 99,99%; DPT + HB3 = 96,21%; Polio 4 = 100,23%, Campak = 95,48% dan hepatitis B = 87,28%. Adapun persentase drop out imunisasi DPT1 – campak adalah 0,28 % dari sejumlah 8.624 bayi. Grafik 4.7 Grafik Cakupan Imunisasi Bayi Kab. Rembang Th 2009 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 DO
Hepatitis
Campak
Polio 4
DPT3 HB3
DPT1 HB1
BCG
0,00
% Cakp Imunisasi
Sumber data : Bidang P2 DKK
9. Balita yang mendapatkan vitamin A dua kali Bayi yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A adalah bayi yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 S.I yang diberikan kepada bayi umur 6 -11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 S.I. yang diberikan kepada anak umur 12 – 59 bulan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 44 ⌡
Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A dua kali/ tahun adalah cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A sebanyak 1 kali dan anak umur 12-59 bln yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun. Pada tahun 2009 jumlah balita usia 12 – 59 bulan di kabupaten Rembang adalah 33.598 anak. Balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali = 33.325 anak (99,19%). Secara umum cakupannya mendekati 100% yakni antara 95 – 110 %. Grafik 4.8 Cakupan Balita Mendapat Vitamin A sebanyak 2 kali per Puskesmas di Kab. Rembang th 2009 Rembang I Kragan II Kaliori Pancur Sluke Gunem Sulang Sale Sumber Sedan Pamotan Rembang II Kragan I Lasem Bulu Sarang 40
55
70
85
100
115
130
145
% balita mendapat vit A 2 kali
10. Ibu Hamil yang mendapatkan tablet Fe Program pemberian tablet Fe pada ibu hamil terdiri dari Fe-1 dan Fe-3. Fe 1 program dimana ibu hamil mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja. Fe 3 adalah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja. Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe 1 di kabupaten Rembang tahun 2009 sebanyak 99,0 %. Sedangkan cakupan ibu hamil mendapatkan tablet Fe 3 sebanyak 85,2%.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 45 ⌡
Grafik 4.9 % Cakupan Ibu Hamil per Puskesmas yang Mendapat tablet Fe di Kab. Rembang th. 2009 120,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 %
Tablet Fe 1
Sarang
Pancur
Sulang
Bulu
Rembang I
Lasem
Sluke
Kragan I
Gunem
Kaliori
Pamotan
Kragan II
Rembang II
Sale
Sedan
Sumber
0,0 %
Tablet Fe 3
11. Ibu hamil resiko tinggi/ komplikasi yang tertangani Ibu hamil Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan meliputi Anemia (Hb<8 gr %), tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, Diastole >90 mmHg), oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan persalinan prematur. Bumil resiko tinggi/ komplikasi yang tertangani adalah Ibu hamil risti/ komplikasi di kabupaten Rembang yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/ swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Dasar
dan
Pelayanan
Obstetrik
dan
Neonatal
Emergensi
Komprehensif). Sampai dengan tahun 2009 jumlah puskesmas PONED di Kabupaten Rembang sebanyak 10 puskesmas rawat inap yaitu puskesmas Sarang, Puskesmas Kragan I, Puskemas Kragan II, Puskesmas Sedan, Puskesmas Sale, Puskesmas Sluke, Puskesmas Lasem, Puskesmas Pamotan, Puskesmas Sulang dan Puskesmas Sumber.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 46 ⌡
Dari 9.973 ibu hamil yang ada di tahun 2009, 11,88 % diantaranya mengalami
resiko tinggi / komplikasi (1.185 orang). Bumil dengan risti/
komplikasi tersebut semuanya telah ditangani (100%). Grafik 4.10 % Ibu Hamil Resiko Tinggi Per Puskesmas di Kab. Rembang th 2009 Sluke Pancur Kragan I Sumber Sarang Sulang Gunem Bulu Sale Lasem Rembang II Pamotan Kaliori Rembang I Kragan II Sedan 0,0 %
5,0 %
10,0 %
%
15,0 %
20,0 %
25,0 %
30,0 %
Bumil resti
Persentase ibu hamil dengan resiko tinggi yang paling tinggi terdapat di wilayah puskesmas Sluke sebesar 24,1 %. Adapun dari jumlah absolutnya maka wilayah yang paling banyak ibu hamil mengalami resiko tinggi terdapat di puskesmas Sarang mencapai 194 orang (18,6%).
12. Neonatus risti/ komplikasi yang ditangani Neonatus risti / komplikasi adalah neonatus (bayi baru lahir sampai usia 28 hari) dengan penyimpangan dari normal yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Neonatus risti / komplikasi meliputi : Asfiksia, Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma Lahir, BBLR ( Berat Badan Lahir < 2500 gram ), Sindroma gangguan pernapasan dan kelainan congenital. Neonatus risti/ komplikasi yang tertangani adalah cakupan neonatus resiko tinggi / komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas perawatan dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 47 ⌡
Neonatus resti/ komplikasi di kabupaten Rembang tahun 2009 ditemukan sebanyak 673 bayi (7,80 % dari semua neonatal). Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka jumlah neonatus resiko tinggi/ komplikasi mengalami kenaikan dari 321 bayi (3,59%) pada tahun 2008. Semua nenonatus resti/ komplikasi yang ada telah ditangani 100%. Grafik 4.11 % Neonatal dengan Resiko Tinggi/ Komplikasi per Puskesmas di Kab. Rembang th 2009 Sarang Pancur Sluke Lasem Kragan II Kragan I Sumber Pamotan Gunem Sulang Sale Kaliori Bulu Sedan Rembang I Rembang II
(101,0%) (71,0%) (62,0%) (49,0%) (47,0%) (47,0%) (46,0%) (45,0%) (33,0%) (30,0%) (30,0%) (29,0%) (24,0%) (21,0%) (20,0%) (18,0%)
0,0 %
20,0 %
%
40,0 %
60,0 %
80,0 %
100,0 %
120,0 %
Nenonatal resti/ komplikasi
13. Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yang ditangani Desa atau kelurahan dinyatakan mengalami KLB apabila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa dalam waktu tertentu. Pada tahun 2009 terjadi 6 kali insiden KLB berupa KLB DBD dan KLB keracunan.
Jumlah desa/ kelurahan yang mengalami KLB sebanyak 7 desa
dimana ada satu dengan yang mengalami 2 kali KLB DBD dan keracunan. Namun demikian semua telah ditangani 24 jam (100%). Attack rate dari KLB pada tahun 2009 adalah 17,78 % dengan CFR 27,38%. Rincian kejadian KLB tahun 2009 adalah sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 48 ⌡
Tabel 4.2 Jumlah Penderita dan Kematian menurut Kecamatan Jenis KLB Di Kabupaten Rembang Tahun 2009
1 1
2
DESA
TERANCAM
2
3
4
5
6
7
8
9
Ngemplak
3.403
7
1
0,21
14,29
Dorokandang
2.410
1
1
0,04
100,00
Pancur
Warugunung
2.227
2
1
0,09
50,00
Kaliori
Tunggulsari
80
60
0
75,00
0,00
Lasem
Babagan dan
1.364
18
0
1,32
0,00
10
3
0
30,00
0,00
9.494
91
3
DBD
Lasem
Keracunan
RATE (%)
KEC
PENDUDUK
ATTACK
KLB
KEMATIAN
NO
PENDE RITA
JML YANG DISERANG JENIS
CFR (%)
Dorokandang Rbang
Waru
14. Desa / kelurahan dengan garam beryodium Garam beryodium baik adalah garam yang mempunyai kandungan yodium dengan kadar cukup ( ≥ 30 – 80 ppm kalium yodat ). Sedangkan desa dengan garam beryodium baik adalah desa/kelurahan dimana dari 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa, dan hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam konsumsi berkadar yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu. Selama tahun 2009 telah dilakukan pengambilan sampel garam beryodium pada 75 desa dan diperoleh hasil desa dengan garam beryodium baik sebanyak 29 desa (38,67%).
15. Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan merupakan usaha berencana yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk memperbaiki perilaku masyarakat. Selama tahun 2009 telah dilakukan berbagai jenis penyuluhan setidaknya berupa penyuluhan kelompok sebanyak 2.908 kali dan 20 kali penyuluhan massa.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 49 ⌡
Penyuluhan massa yang dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan media elektronik melalui siaran radio CB FM Rembang.
16. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar merupakan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azaz usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, bermutu dan biaya yang terkendali. Peserta jaminan kesehatan pra bayar di kabupaten Rembang tahun 2009 adalah sebagai berikut : Askes
: 36.587 jiwa ( 5,96 %)
Askeskin
: 247.814 jiwa ( 40,38 %)
JKRS
: 325.260 jiwa ( 52,99 %)
Jamsostek
:
2.715 jiwa ( 0,44 %)
Askesbri
:
1.332 jiwa ( 0,22 %)
Melalui program Jaminan Kesehatan Rembang Sehat diharapkan semua warga di kabupaten Rembang dapat terpenuhi kebutuhannya akan kesehatan yang layak.
17. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Jaminan pelayanan kesehatan memiliki kegunaan yang besar bagi masyarakat utamanya bagi masyarakat tidak mampu. Oleh karenanya pemerintah menjamin kesehatan mereka melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Jamkesmas). Masyarakat miskin yang tercakup dalam program Jamkesmas berjumlah 247.814 jiwa yang berarti 100% dari jumlah masyarakat miskin yang terdata telah tercakup dalam jaminan kesehatan. Selama tahun 2009 keluarga masyarakat miskin telah menggunakan pelayanan kesehatan sebanyak 140.584 kunjungan terdiri dari pelayanan rawat jalan = 137.037 kunj dan rawat inap = 3.547 kunjungan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 50 ⌡
Grafik 4.12 Jumlah Penduduk Miskin Kab. Rembang Th. 2009 Sarang Pamotan Lasem Kaliori Kragan I Rembang I Sulang Sumber Sedan Sluke Rembang II Sale Pancur Bulu Gunem Kragan II 0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Jml penduduk miskin
B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1.
Cakupan pelayanan rawat jalan dan rawat inap Semakin tersebarnya sarana pelayanan dan tenaga kesehatan di seluruh kabupaten Rembang diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena semakin mudah menjangkau dan memperoleh pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat inap ataupun pelayanan kesehatan lainnya. Rawat Jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. Cakupan rawat jalan baru / rawat inap Inap baru adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru / rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di kabupaten Rembang.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 51 ⌡
Pada tahun 2009 jumlah total kunjungan di puskesmas se kabupaten Rembang sebanyak 566.044 kunjungan terdiri dari rawat jalan = 546.414 kunjungan, rawat inap = 17.709 kunjungan, dan gangguan jiwa = 208 kunjungan. Sedangkan untuk pelayanan di rumah sakit jumlah kunjungan sebanyak 69.695 terdiri dari rawat jalan 53.167 kunjungan, rawat inap = 15.367 kunjungan dan gangguan jiwa = 1.161 kunjungan. Adapun jumlah pelayanan rawat jalan dan rawat inap tahun 2009 adalah sebagai berikut : Grafik 4.13 Grafik Kunjungan Rawat Jalan dan rawat Inap di Puskesmas dan RSU Kab. Rembang tahun 2005 s/d 2009 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0
2005
2006
2007
2008
2009
Rajal Pus
354,822
444,997
497,597
524,783
546,414
Rajal RS
25,970
38,446
35,271
40,382
53,167
Ranap Pus
6,221
9,487
14,621
14,610
17,709
Rajal RS
8,157
11,151
14,717
15,365
15,367
2. Sarana kesehatan dengan Pelayanan Spesialis Dasar dan kemampuan laboratorium kesehatan Tahun 2009 sarana kesehatan pemerintah telah menyediakan sarana penunjang bagi pasien sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Untuk pelayanan laboratorium di RS Dr. R. Soetrasno Rembang dan semua puskesmas di kabupaten Rembang telah memiliki laboratorium kesehatan. Adapun untuk pelayanan spesialis
dasar maka
Rumah
Sakit Dr. R. Soetrasno Rembang telah
menyelenggarakan berupa 4 jenis pelayanan spesialis dasar.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 52 ⌡
3. Ketersediaan obat generik Selama tahun 2009 terdapat 160 buah item obat generik yang dibutuhkan. Adapun item obat yang tersedia ada 158 buah (98,75%). Adapun penyediaan obat esensial dari 162 item yang dibutuhkan telah tersedia 117 item (72,22%). C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah tangga ber – PHBS Rumah Tangga Sehat adalah Proporsi Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator PHBS tatanan Rumah Tangga. Adapun prioritas indikator tersebut adalah sebagai berikut : a. Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. b. Menggunakan jamban sehat untuk buang air besar (BAB). c. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB d. Menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari. e. Membuang sampah pada tempat yang disediakan f. Makan dengan gizi seimbang g. Persalinan ditolong oleh nakes yang terampil h. Menimbang balita / batita setiap bulan ( minimal 8 kali setahun ) i.
Tidak menyalahgunakan Miras / Napza (Narkoba)
j.
Anggota rumah tangga melakukan PSN.
k. Memberikan ASI Eksklusif ( ASI saja ) kepada bayi sampai usia 6 bulan l.
Melakukan aktifitas fisik ( berolah raga ) setiap hari
m. Menggunakan lantai rumah yang kedap air ( bukan lantai tanah ) n. Menghuni rumah dengan kepadatan yang memenuhi syarat kesehatan o. Menjadi anggota JPK / Dana Sehat / Asuransi kesehatan lainnya p. Bebas asap rokok ( anggota keluarga tidak ada yang merokok ) Penentuan kriteria strata rumah tangga ditentukan dengan menghitung jumlah indikator yang telah dilaksanakan oleh keluarga meliputi : a. Sehat Pratama : indikator yang terpenuhi antara 1 s/d 5 b. Sehat Madya
: indikator yang terpenuhi antara 6 s/d 10
c. Sehat Utama
: indikator yang terpenuhi antara 11 s/d 15
d. Sehat Paripurna : semua indikator dapat terpenuhi. Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 53 ⌡
Pada tahun 2009 jumlah rumah di kab. Rembang tercatat ada 159.329 rumah dan pada kegiatan survey indikator PBHS telah dipantau 29.055 rumah dengan hasil strata rumah tangga Pratama = 0,52 %; rumah tangga Madya 29,08 %; rumah tangga Utama 61,02 % dan rumah tangga Paripurna 6,25 %.
2. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Pada tahun 2009 jumlah posyandu di Kabupaten Rembang adalah 1.239 buah. Dari jumlah tersebut persentase posyandu pratama 10,82 %; posyandu madya 56,74 %; posyandu purnama 32,28 %; dan posyandu mandiri 0,16 %. Sedangkan jumlah posyandu yang aktif (jumlah posyandu purnama dan mandiri) adalah 32,45 %. -
Posyandu Pratama sebanyak
: 134 Posyandu (10,82 %)
-
Posyandu Madya sebanyak
: 703 Posyandu (56,74%)
-
Posyandu Purnama sebanyak : 400 Posyandu (32,28%)
-
Posyandu Mandiri sebanyak
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
:
2 Posyandu (0,16 %).
⌠ 54 ⌡
D. KEADAAN LINGKUNGAN Dalam profil kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2009 ini, keadaan kesehatan lingkungan dilihat dari indikator prosentase Rumah Sehat, Rumah yang mempunyai jamban, Rumah yang mempunyai SPAL dan prosentase Institusi yang dibina serta persentase Tempat – Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat. Keadaan lingkungan dilihat dari jumlah sarana yang diperiksa dengan jumlah yang memenuhi syarat (sehat), sehingga angka yang didapat belum bisa menunjukkan cakupan secara keseluruhan tetapi hanya cakupan dari sarana yang diperiksa petugas. Namun demikian gambaran ini diharapkan tidak jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Pada tahun 2009 dilakukan survey pemantauan rumah sehat terhadap 43.117 rumah dari 159.329 rumah yang ada (26,36 %). Hasil pemantauan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Rumah Sehat Jumlah rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat adalah 20.877 rumah atau 49,70 % dari semua rumah yang diperiksa. Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi.
2.
Akses terhadap air bersih Hasil inspeksi sanitasi rumah sehat tahun 2009 diketahui bahwa masyarakat yang memilki akses terhadap air bersih sebesar 50,83%, yang terdiri dari air ledeng/ PDAM = 10,99%; sumur pompa tangan = 13,58%; penampungan air hujan = 1,95%; dan yang paling besar menggunakan sumber air sumur gali sebesar 48,32%.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 55 ⌡
Grafik 4.14
KK diperiksa
Kragan…
Bulu
Kaliori
Pancur
Sumber
Gunem
Sulang
Lasem
Sarang
Sedan
Sale
Pamotan
Sluke
8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
Rembang…
Jml Rumah dengan Akses Air Bersih pada Keluarga yang diperiksa per Puskesmas di Kab. Rembang th 2009
KK dg akses air berih
3. Keluarga yang memiliki sarana sanitasi dasar Inspeksi sanitasi terhadap 43.117 rumah dari 159.329 rumah yang ada menunjukkan data kepemilikan jamban = 19.716 rumah (45,73%); sarana pembuangan sampah = 15.348 rumah (18,96%) dan sarana pengelolaan air limbah 13.294 rumah (30,83%). Dari jumlah di atas yang termasuk kategori jamban sehat sebesar 75,40 %; tempat sampah sehat = 60,63 % dan sarana pengelolaan air limbah sehat = 63,08 %. Grafik 4.15
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
Gunem
Kaliori
Pancur
Lasem
Bulu
KK memiliki
Kragan I & II
KK diperiksa
Sulang
Sarang
Pamotan
Sale
Sluke
Sumber
Sedan
8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
Rembang I…
Jumlah KK Memiliki Jamban pada KK diperiksa per Puskesmas di Kab. Rembang th. 2009
⌠ 56 ⌡
4. Pemeriksaan tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan Pada tahun 2009 jumlah tempat – tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) yang diperiksa sebanyak 2.785 TUPM dari 5.552 TUPM yang ada (50,16% ) terdiri dari hotel, restoran, rumah makan dan tempat umum serta pengelola makanan lain. Jumlah TUPM yang memenuhi kategori sehat sebanyak 1.800 buah (64,63%) berupa hotel 86,67%; restoran/ rumah makan 86,96%; pasar 51,52% dan TUPM lain 64,48%.
5. Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya Pada tahun 2009 dalam Program Penyehatan Lingkungan telah dilakukan pembinaan institusi sebanyak 3.687 buah dari 5.367 institusi yang ada (68,70%). Institusi tersebut meliputi sarana kesehatan 88,09%; sarana pendidikan 86,47%; sarana ibadah 65,76%; perkantoran 75,30% dan sarana lain 53,20%.
6. Rumah/ bangunan yang diperiksa jentik nyamuk Aedes Pada tahun 2009 jumlah rumah/ bangunan yang terdata sejumlah 159.329 rumah. Jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa 6.314 buah (3,96%) dan rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk sebanyak 3.458 buah dengan persentase rumah bebas jentik sebesar 54,77 %.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 57 ⌡
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
Berbagai sumberdaya kesehatan diperlukan untuk mendukung keberhasilan pembangunan. Sumber daya di sini dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Sarana Kesehatan dan Tenaga kesehatan.
A. Sarana Kesehatan
1. Data Dasar Puskesmas Kabupaten Rembang memiliki 16 buah puskesmas yang tersebar di 14 kecamatan. Ada 2 kecamatan yang masing-masing memiliki 2 puskesmas yaitu kecamatan Rembang (Pusk Rembang 1 dan Pusk Rembang 2 ) serta kecamatan Kragan (Pusk Kragan 1 dan Pusk Kragan 2). Jumlah puskesmas rawat jalan sebanyak 6 puskesmas dan puskesmas rawat inap sebanyak 10 buah. Dari segi pelayanan kesehatan maka di semua puskesmas telah dilakukan oleh dokter. Ini dikarenakan jumlah dokter yang ada telah memadai untuk keperluan ini pada masing-masing puskesmas. Untuk pelayanan penunjang semua puskesmas telah dilengkapi dengan laboratorium dalam menunjang diagnosa penyakit di puskesmas.
2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit Rumah sakit RS Dr. R. Soetrasno merupakan rumah sakit daerah milik pemerintah. Dilihat dari jumlah tempat tidur maka pada tahun 2009 terdapat peningkatan menjadi 220 buah dari 206 buah pada tahun 2008. Jumlah pasien selama tahun 2009 yang dirawat sebanyak 15.367 (pasien hidup dan mati), jumlah pasien meninggal = 616 orang dan pasien meninggal setelah dirawat 48 jam sebanyak = 235 orang. Jumlah hari perawatan sebanyak 52.255 hari dengan BOR (tingkat pemanfaatan tempat tidur) = 65,1 % dan LOS ( lama rata-rata pasien dirawat) =3,4 hari. Persentase NDR/ neth death rate (angka kematian pasien kurang dari 48 jam per pasien hidup dan mati) adalah = 15,3 ‰ dan GDR/ gross death rate = 40,7‰. Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 58 ⌡
3. Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan/ pengelola Data sarana pelayanan kesehatan yang dirinci menurut kepemilikan/ pengelola adalah sebagaimana tabel berikut : Tabel 5.1 Jumlah dan Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Rembang tahun 2009 Pemilikan / Pengelola No
Fasilitas Kesehatan
Pem. Pusat -
Pem. Prov -
Pem. Kab 1
Tni/ Polri -
-
Swas Ta -
-
-
-
0
-
-
-
-
0
-
-
-
-
-
0
-
-
10
-
-
-
10
Puskesmas Non Perawatan
-
-
6
-
-
-
6
7
Puskesmas Pembantu
-
-
71
-
-
-
71
8
Puskesmas Keliling
-
-
16
-
-
-
16
9
Ambulans
-
-
3
-
-
-
3
10
Posyandu
-
-
-
-
-
1.239
11
Pkd / Pos Kesehatan Desa
-
-
-
-
-
154
12
Rumah Bersalin
-
-
-
-
-
2
2
13
Balai Pengobatan / Klinik
-
-
-
2
-
3
5
14
Apotik
-
-
2
-
-
20
22
15
Toko Obat
-
-
-
-
-
4
4
16
Gfk
-
-
1
-
-
-
1
17
Industri Kecil Obat Tradisional
-
-
-
-
-
1
1
18
Praktek Dokter Bersama
-
-
-
-
-
1
1
19
Praktek Dokter spesialis
-
-
-
-
-
13
20
Praktek Dokter umum
-
-
-
-
-
63
63
21
Praktek Dokter gigi
-
-
-
-
-
11
11
22
Praktek Bidan Swasta
-
-
-
-
-
92
92
-
-
-
-
-
3
3
1
Rumah Sakit Umum
2
Rumah Sakit Jiwa
-
-
-
3
Rumah Sakit Bersalin
-
-
4
Rumah Sakit Khusus Lainnya
-
5
Puskesmas Perawatan
6
23
Praktek Pengobatan Tradisional
BUMN
Jum Lah 1
1.239 154
13
Sumber data : Bidang Yankes & Farmamin dan Bagian Tata Usaha DKK Rembang
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 59 ⌡
4. Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) Masyarakat menjadi bagian yang penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Ada beberapa upaya kesehatan telah dilaksanakan oleh masyarakat. Dalam tahun 2009 tercatat ada Posyandu sejumlah 1.239 buah dan pos kesehatan desa (PKD) berjumlah 154 buah. Kesemua itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat.
B. Tenaga Kesehatan
1. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja Tenaga kesehatan yang diuraikan di sini adalah tenaga medis, perawat dan bidan, tenaga farmasi, sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan tahun 2009 sebanyak 976 orang yang tersebar di berbagai sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasa. Persentase terbanyak berada di puskesmas 64,04%, rumah sakit 23,97% dan sarana kesehatan lain 7,68%. Tahun 2009 jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah bidan 36,78%, perawat 34,32% dan tenaga medis dokter 8,61%.
2. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS Tenaga kesehatan di puskesmas dan RS tahun 2009 berjumlah 974 orang dari jenis tenaga yang berbeda-beda. Rincian ketenagaan pada puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan dan sarana kesehatan lain dapat dilihat pada tabel berikut :
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 60 ⌡
Tabel 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Rembang tahun 2009 Jenis Tenaga Kesehatan Medis
Perawat
Bidan
Farmasi
Gizi
Teknis medis
Sanitasi
Kes Mas
Sarana kesehatan
JML
1
Dinas Kesehatan
4
3
4
8
4
0
8
11
42
2
Rumah sakit daerah
26
127
18
12
7
39
3
2
234
3
Puskesmas
49
186
333
11
6
19
17
4
625
4
Sarana kes lain
5
19
4
45
0
2
0
0
75
84
335
359
76
17
60
28
17
976
No
JUMLAH KAB.
3. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Rasio dokter terhadap jumlah penduduk diperhitungkan sesuai dengan spesialisasi dokter untuk mengetahui prosentase kecukupan jumlah dokter. Rasio tenaga medis tahun 2009 sebesar 13,68 / 100.000 penduduk yang terdiri dari dokter spesialis =1,63 / 100.000 pend, dokter umum 10,27 / 100.000 pend dan dokter gigi 1,79 / 100.000 penduduk.
4. Rasio tenaga kesehatan lain terhadap jumlah penduduk Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk dikelompokkan menurut jenis profesi tenaga kesehatan. Dokter Umum
=
10,27 / 100.000 ( Standart 40 /100.000 )
Dokter Gigi
=
1,79 / 100.000
(Standart 11 /100.000 )
Dokter spesialis
=
1,63 / 100.000
(Standart 11 /100.000 )
Bidan
=
58,50 / 100.000 (Standart 100 /100.000 )
Perawat
=
54,59 / 100.000 (Standart 117,5 /100.000 )
Apoteker
=
3,75 / 100.000
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
(Standart 10 /100.000 ) ⌠ 61 ⌡
SKM
=
2,77 / 100.000
( Standard 40 /100.000 )
Sanitasi
=
4,56 / 100.000
( Standard 40 /100.000 )
Tenaga gizi
=
2,77 / 100.000
( Standard 22 /100.000 )
Hampir semua tenaga kesehatan di kabupaten Rembang jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan
sebagaimana
standar
yang
diinginkan.
Hal
ini
membutuhkan optimalisasi kinerja tenaga kesehatan yang ada.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Sumber anggaran pembangunan kesehatan kab. Rembang berasal dari APBD II, APBN, APBD Propinsi dan dari sumber pemerintah lain berupa tugas pembantuan. Sedangkan perkembangan jumlah anggaran
tiap tahun mengalami perubahan.
Tahun 2003 s/d 2005 persentase anggaran terhadap APBD kabupaten cukup kecil sebesar 4,17 % - 4,32 %. Jumlah alokasi anggaran mulai meningkat sejak tahun 2006 menjadi 6,54%, 7,46% (th. 2007) dan 8,02% (th. 2008). Namun demikian anggaran sedikit berkurang pada tahun 2009 menjadi 7,63% dari total APBD kabupaten Rembang. Jumlah alokasi tersebut khususnya pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. .
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 62 ⌡
Tabel 5.3 Anggaran Kesehatan Kabupaten Rembang pada Dinas Kesehatan Tahun 2009 NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA - APBD Kab. Rembang
38,966,289,000
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
7,040,000,000
Jumlah APBD II 2
APBD PROVINSI
3
APBN :
46,006,289,000
91.87
53,576,000
0.11
2,973,768,000
5.94
123,290,000
0.25
- Bansos / Jamkesmas
33,600,000
0.07
- Bansos / Desa Siaga
405,900,000
0.81
- Bansos / Pamsimas
203,930,000
0.41
- ASKESKIN / JAMKESMAS di Puskesmas - ASKESKIN / JAMKESMAS di DKK (dekon)
Jumlah APBN 4
PINJAMAN/ HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
5
SUMBER PEMERINTAH LAIN
3,740,488,000 277,590,000 -
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Dinkes
50,077,943,000
TOTAL APBD KAB/KOTA
603,243,255,000
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA (Rp. 000)
0.55 -
7.63 81.60
Sumber : Bagian keuangan Setda, sub bag keuangan DKK Pada tahun anggaran 2009 alokasi dana APBD Kabupaten Rembang untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang sebesar: Rp 46.006.289.000 (7,63 %) dari total APBD Kabupaten Rembang. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang juga dialami oleh bidang pembangunan lain selain bidang kesehatan. Adapun rincian alokasi anggaran bidang kesehatan pada Dinas Kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 63 ⌡
Tabel 5.4 : Alokasi Dana APBD Kabupaten Rembang per Bidang pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 5.
6. 7.
Jenis Anggaran Dinas Kesehatan
Rupiah
Kabupaten Bidang Kesga Bidang Yankes dan Farmamin Bidang P2 DKK Bidang Bina Program Bidang Promkes Bagian TU a. Gaji b. Sekretariat c. Bangunan fisik d. DIP L Fisik Operasional Puskesmas Bapel JKRS
503.492.000 4.114.570.000 630.000.000 129.000.000 135.000.000 20.444.810.000 591.870.000 5.098.000.000 57.670.000 5.702.287.000 8.599.590.000
JUMLAH Sumber data : Bidang Bina Program DKK Rembang
46.006.289.000
Kecenderungan persentase anggaran Kesehatan dari APBD Kabupaten Rembang selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 5.1 berikut ini : Grafik 5.1
Jml Anggaran dan Persentase Terhadap APBD Kabupaten Rembang th 2005 - 2009 60.000.000.000
9,0% 8,0% 7,0% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0%
50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 -
Th 2005 Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Jml anggaran kes(x Juta)
13.33
34.97
42.21
50.39
46.00
% thd APBD II
4,3 %
6,5 %
7,5 %
8,0 %
7,6 %
Sumber : Sekretariat DKK Rembang
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 64 ⌡
BAB VI P E N U T U P
A.
Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Rembang tahun 2009 cenderung meningkat menjadi 162,34/ 100.000 kelahiran hidup (14 kasus) apabila dibandingkan dengan AKI tahun 2008 sebesar 127,37/100.000 KH (11 kasus). Hal ini disebabkan karena beberapa kasus terdiri dari 9 kasus dengan penyebab tidak langsung (64,28 %) berupa (jantung, hypertensi kronis, dll) dan 5 kasus penyebab langsung (35,72 %) berupa perdarahan dan eklamsia. Untuk menekan AKI di Kabupaten Rembang, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai intervensi kegiatan yaitu: a. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). b. Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Dasar (PONED) di 10 Puskesmas Rawat Inap. c. Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONEK) di RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang. d. Menetapkan kebijakan semua pertolongan persalinan dilakukan dengan empat tangan (2 bidan) di sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2009 sebesar 17,86/1.000 KH dari target 40 0/00 tahun 2010. Apabila dibandingkan dengan tahun lalu maka terdapat penurunan jumlah kematian bayi dari 161 bayi pada tahun 2008 menjadi 154 bayi pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan dari tahun sebelumnya sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Angka kesakitan penyakit khususnya yang berkaitan dengan strategi Depkes seperti penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi yaitu 4,64/10.000 penduduk dari target sebesar < 2 /10.000 pend pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Rembang merupakan salah satu daerah endemis demam berdarah di propinsi Jawa Tengah sehingga angka kesakitan DBD cenderung tinggi. Untuk penyakit TB Paru, pencapaian Case Detection rate (CDR) sebesar 40,37% dari Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 65 ⌡
target sebesar 70% pada tahun 2010. Adapun untuk penyakit malaria maka dilihat dari angka API tahun 2009 sebesar 0,06 / 1.000 penduduk dari target sebesar < 0,1 / 1.000 penduduk. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan Survailans Epidemiologi, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan optimalisasi program DOTS baik di puskesmas maupun di RS. Berkaitan dengan status gizi balita maka terdapat penurunan status gizi buruk dari 1,59 % pada tahun 2008 menjadi 1,41 % pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan upaya penanggulangan gizi buruk dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
B. Hasil Antara Gambaran kondisi lingkungan di Kabupaten Rembang dapat dilihat dari Cakupan Rumah Sehat, Rumah yang mempunyai jamban sehat, sarana air bersih dan sarana pengelolaan air limbah (SPAL) rumah tangga. Pada tahun 2009 telah dilakukan inspeksi sanitasi dengan hasil cakupan Rumah Sehat sebesar 49,7 %; jamban sehat: 75,40 % (target tahun 2010 = 88 %); dan cakupan SPAL sehat : 63,08% (target tahun 2010 : 85 %). Dilihat dari hasil tersebut masih diperlukan peningkatan kegiatan promotif untuk meningkatkan kepemilikan sarana kesehatan lingkungan dan peningkatan program pembinaan kesehatan lingkungan. Dalam hal pemanfaatan sarana kesehatan dasar yang dilihat dari indikator kunjungan rawat jalan dan rawat inap di puskesmas maka terlihat peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan dari 524.783 kunj pada tahun 2008 menjadi 546.414 kunj pada tahun 2009. Sedangkan kunjungan rawat inap dari 14.610 kunj pada tahun 2008 menjadi 17.709 kunj pada tahun 2009. Hal ini sangat berkaitan dengan adanya program 4 pilar Pemerintah Kabupaten Rembang yang salah satunya adalah Program Jaminan Kesehatan Rembang Sehat (JKRS) serta adanya program Jamkesmas.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 66 ⌡
C.
Pembangunan Kesehatan Prosentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di Kabupaten Rembang tahun 2009 sebesar 84,33 % (target tahun 2010 : 95 %); pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 98,00 % (target tahun 2010 : 90 %); cakupan vitamin A dosis tinggi pada balita sebesar 99,19 % . Sedangkan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Fe 3 sebanyak 85,2% (target tahun 2010 : 90%). Di bidang manajemen kesehatan yaitu alokasi anggaran bidang kesehatan di Dinas Kesehatan telah menunjukkan peningkatan yang siknifikan dari tahun 2006 yaitu 4,32 %, menjadi 7,41 % tahun 2007, menjadi 8,02 % di tahun 2008 dan terakhir 7,63% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan secara bertahap adanya peningkatan anggaran walau jumlah ini masih jauh dari Komitmen Bupati se Indonesia yaitu kurang lebih 15 % dari total anggaran Pemerintah Kabupaten.
D.
Kesimpulan Umum Secara umum pembangunan kesehatan pada tahun 2009 ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator peningkatan antara lain: 1. Menurunnya AKB 2. Menurunnya jumlah penderita gizi buruk balita 3. Menurunnya angka kesakitan DBD 4. Meningkatnya angka penemuan penderita baru TB Paru 5. Meningkatnya pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan. Namun demikian ada beberapa indikator yang masih memerlukan penanganan yaitu masih tingginya AKI, masih kurangnya cakupan desa UCI, masih rendahnya cakupan penemuan kasus TB paru BTA positif serta masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan perumahan. Oleh karena itu masih diperlukan beberapa inovasi kegiatan-kegiatan dalam bidang : 1. Pelayanan untuk ibu, bayi dan anak, baik pelayanan antenatal, persalinan maupun post-natal, termasuk pelayanan gizi dan pelayanan imunisasi perlu terus ditingkatkan.
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 67 ⌡
2. Manajemen kesehatan perlu mendapatkan prioritas untuk peningkatannya, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dan anggaran kesehatan, serta dukungan data dan informasi. 3. Perlu dukungan dan kontribusi dari sektor – sektor lain yang terkait untuk membantu pencapaian target – target yang telah ditetapkan untuk Indonesia Sehat 2010.
--- o ---
Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2009
⌠ 68 ⌡