BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN 1. Kedudukan Kabupaten Pekalongan sebagai daerah otonom dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Tengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang. Daerah Kabupaten berwenang mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten
meliputi perencanaan dan pengendalian
pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
penyelenggaraan
masyarakat;
penyediaan
ketertiban umum sarana
dan
dan
ketentraman
prasarana
umum;
penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan masalah sosial; pelayanan bidang ketenagakerjaan; fasilitasi pengembangan koperasi; usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan; pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan; pelayanan administrasi pelayanan modal; penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan serta urusan pilihan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.
1
Dalam Tahun
menjalankan
2009
pemerintahan
Pemerintah
Kabupaten
dan
pembangunan
Pekalongan
masih
berdasarkan Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah melakukan penataan kelembagaan Perangkat
Daerah
melalui
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan
Tata
Kerja
Perangkat
Daerah
Kabupaten
Pekalongan. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Setiap Daerah di pimpin oleh Seorang Kepala Daerah sebagai Kepala pemerintahan daerah yang dibantu oleh Seorang Wakil Kepala Daerah. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah, Bupati berkewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD. Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu Pimpinan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Sekretaris DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten, dipimpin oleh seorang Sekretaris dewan yang secara teknis operasional berada dan bertanggung
jawab
kepada
pimpinan
DPRD
dan
secara
administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretari Daerah. Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Kabupaten yang mempunyai tugas membantu Bupati 2
dalam melaksanankan kewenangan desentralisasi, sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang mempunyai tugas melaksanankan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik., dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan
merupakan
Perangkat
Daerah
sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah Kecamatan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
2. Tugas dan Fungsi Pada Daerah Kabupaten / Kota di bentuk Lembaga Perangkat Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Tugas dan Fungsi dari masing-masing lembaga perangkat daerah adalah sebagai berikut : a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai Pimpinan Pemerintahan Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat serta mengemban fungsi manajemen pemerintahan di daerah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada tingkat monitoring dan evaluasi (Surat Mendagri Nomor 120/562/S.J tanggal 3 Maret 2004 tentang Implementasi Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).
3
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Pasal 27,
Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1)
Memegang
teguh
dan
mengamalkan
Pacasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
memelihara
1945
keutuhan
serta
mempertahankan
Negara
Kesatuan
dan
Republik
Indonesia. 2)
Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3)
Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
4)
Melaksanakan kehidupan demokrasi.
5)
Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundangundangan.
6)
Menjaga
etika
dan
norma
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah. 7)
Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah.
8)
Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
9)
Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di dfaerah dan semua perangkat daerah.
10) Menyampaikan
Rencana
strategis
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dihadapan Rapat Paripurna DPRD. 11) Memberikan
laporan
penyelenggaraan
daerah kepada Pemerintah dan
pemerintahan
memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD. b. Tugas Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan koordinasi dinas daerah dan lembaga teknis daerah, dengan fungsi : -
Penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten ; Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
4
-
Pemantauan
dan
evaluasi
pelaksanaan
kebijakan
pemerintah daerah; -
Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah
-
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
c. Tugas Sekretariat DPRD mempunyai tugas memberikan administrasi
kesekretariatan,
administrasi
keuangan,
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemanpuan dan keuangan daerah, dengan fungsi: -
Penyelenggaraan administrasi kesekratriatan DPRD;
-
Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
-
Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.
-
Penyediaan
dan
pengkoordinasian
tenaga
ahli
yang
diperlukan oleh DPRD.
d. Tugas
Dinas
Daerah
Kabupaten
adalah
melaksanakan
kewenangan desentralisasi, dengan fungsi : -
perumusan
kebijakan
teknis
sesuai
dengan
lingkup
tugasnya ; -
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tugasnya;
-
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tugasnya;
-
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan ole Bupati sesuai denga tugas dan fungsinya.
e. Tugas Lembaga Teknis Daerah adalah mmerupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, dengan fungsi : -
perumusan
kebijakan
teknis
sesuai
dengan
tugasnya ; -
penunjang
penyelenggaraan 5
Pemerintah Daerah.
lingkup
f. Tugas
Kecamatan
adalah
penyelenggaraan
membantu
Pemerintahan,
Bupati
dalam
Pembangunan
dan
Pembinaan Kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah dan atau instansi lainnya, dengan fungsi : -
pengkoordinasian
penyelenggaraan
pemerintahan
di
Wilayah Kecamatan ; -
penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa;
-
penyelenggaraan pelayanan masyarakat;
-
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
-
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan keagrariaan;
-
penyelenggaraan kegiatan pembinaan pemerintahan desa;
-
Pembinaan Kelurahan;
-
Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;
-
Pelaksanaan koordinasi operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten;
-
Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat;
-
Penyusunan
program,
pembinaan
administrasi,
ketatausahaan dan rumah tangga; -
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
g. Tugas
Kelurahan
adalah
membantu
Camat
dalam
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, dengan fungsi : -
Pelaksanaan
pelimpahan
sebagaian
kewenangan
pemerintahan dari Kecamatan; -
Pelayanaan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan;
6
-
Koordinasi terhadap jalannya pemerintahan Kelurahan, pelaksanaan
pembangunan
dan
pembinaan
Kemasyarakatan; -
Pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya;
-
Pelaksanaan usaha dalam rangka peningkatan partisipasi dan swadaya gotong-royong masyarakat;
-
Pelaksanaan
kegiatan
dalam
rangka
pembinaan
ketentraman dan ketertiban wilayah; -
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Susunan Organisasi Susunan Pekalongan
Organisasi
Pemerintah
berdasarkan
Peraturan
Daerah Daerah
Kabupaten Kabupaten
Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 pada intinya adalah sebagai berikut : a. Sekretariat Daerah, terdiri dari : -
Sekretaris Daerah.
-
Asisten Sekretaris Daerah, terdiri dari :
-
1)
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat ;
2)
Asisten perekonomian dan Pembangunan;
3)
Asisten Administrasi Umum.
Bagian, terdiri dari : 1)
Bagian Pemerintahan;
2)
Bagian Humas;
3)
Bagian Hukum;
4)
Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal
5)
Bagian Pembangunan;
6)
Bagian Kesra;
7)
Bagian Organisasi;
9)
Bagian Umum
10) Bagian Sumber Daya Alam
7
b. Sekretariat DPRD, terdiri dari : -
Sekretaris DPRD;
-
Bagian Rapat dan Risalah;
-
Bagian Umum.
c. Dinas Daerah, terdiri dari : -
Dinas Pendidikan ;
-
Dinas Pekerjaan Umum ;
-
Dinas
Pengairan,
Pertambangan,
Kebersihan
dan
Pertamanan ; -
Dinas Kesehatan ;
-
Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset ;
-
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ;
-
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Industri dan Perdagangan ;
-
Dinas Kelautan dan Perikanan ;
-
Dinas Pertanian dan Kehutanan ;
-
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ;
-
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
-
Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan.
d. Lembaga Teknis, terdiri dari : -
Inspektorat ;
-
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
dan
Penanaman Modal ; -
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
Berencana; -
BP. RSUD Kraton ;
-
RSUD Kajen ;
-
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah ;
-
Kantor Pemberdayaan masyarakat ;
-
Kantor Ketahanan Pangan ;
8
dan
Keluarga
-
Kantor
Kesatuan
Bangsa,
Politik
dan
Perlindungan
Masyarakat ; -
Satuan Polisi Pamong Praja ;
-
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.
e. Pemerintah Kecamatan, terdiri dari : -
Camat ;
-
Sekretariat ;
-
Seksi Tata Pemerintahan ;
-
Seksi Ketentraman dan Ketertiban ;
-
Seksi Pemberdayaan Masyarakat ;
-
Seksi Kesejahteraan Sosial ;
-
Kelompok Jabatan Fungsional.
f. Pemerintah Kelurahan, terdiri dari : -
Lurah ;
-
Sekretariat ;
-
Seksi Tata Pemerintahan ;
-
Seksi Ketentraman dan Ketertiban ;
-
Seksi Pembangunan ;
-
Seksi Kesejahteraan Rakyat .
4. Sumber Daya Manusia Aparatur Pemerintah Kabupaten Pekalongan berjumlah 10.788 orang Pegawai Negeri Sipil dengan kriteria pendidikan S2 224 orang, S1 3.095 orang, Diploma 4062 orang, SLTA 2.397 orang, SLTP 698 orang dan SD 312 orang, Golongan IV 3.007 orang,
Golongan III 3.856 orang, Golongan II 3.318 orang,
Golongan I 607 orang dan yang telah mengikuti pendidikan pimpinan dengan kriteria Diklatpim Tingkat I belum ada, Diklatpim Tingkat II 5 orang , Diklatpim Tingkat III 10 orang, Diklatpim Tingkat IV 40 orang serta dibantu oleh pegawai tidak tetap berjumlah 529 orang yang tersebar pada Kabupaten Pekalongan. 9
Satuan Unit Kerja Pemerintah
Tabel 1.1 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Formal
No.
Jenis Pendidikan
Jumlah
1.
SD
312
2.
SLTP
698
3.
SLTA
2397
4.
Diploma
4062
5.
S1
3095
6.
S2
224 JUMLAH
10788
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2009.
Tabel 1.2 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Struktural
No.
Pendidikan Struktural
Jumlah
1.
Diklat. Pim. Tk I
-
2.
Diklat. Pim. Tk II
5
3.
Diklat. Pim. Tk III
10
4.
Diklat. Pim. Tk IV
40
JUMLAH
55
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2009.
10
No.
1. 2. 3. 4.
Tabel 1.3 Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Golongan Golongan Jumlah
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV
607 3.318 3.856 3.007
JUMLAH
10.788
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2009. 5
Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tabel 1.4 Aset tetap Pemerintah Kabupaten Pekalongan terdiri dari : No.
Nama Bidang Barang
Jumlah Barang
Ket.
1. 2. 3.
Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air/ Irigasi
1,132 Bidang 508 Km 1,329 Buah
4.
Bangunan Gedung
3,396
5.
Monumen
53
6.
Alat-alat Besar
78
7.
Alat-alat Bengkel dan alat ukur
8.
Alat-alat Pertanian dan peternakan
9.
Alat-alat angkutan
10.
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
11.
Alat-alat Studio dn alat komunikasi
1,558
12.
Alat-alat Kedokteran
3,450
13.
Alat-alat Laboratorium
14.
Alat-alat keamanan
1,598 301 1,309 215,182
16,525 1,375 11
15.
Instalasi
8
16.
Jaringan
9
17.
Buku Perpustakaan
18.
Barang Bercorak dan
676.941 8,704
kesenian/Kebudayaan 19.
Hewan, Ternak dan Tanaman
104
Sumber : Bagian Aset Daerah Setda Kab. Pekalongan Tahun 2009 B. LINGKUNGAN STRATEGIS 1. Letak Geografi Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu Kabupaten di wilayah Propnsi Jawa Tengah, terletak antara 6-723’ LS dan 109-10978’BT sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Batang dan sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pemalang dengan pusat Pemerintahan di Kajen. Wilayah Kabupaten Pekalongan memiliki luas + 836,13 Km2, dimana 31,21 persenya ( 260,93 Km2 ) merupakan lahan sawah yang terdiri sawah pengairan teknis (79,26%) sisanya sawah tadah hujan (20,74%) dan 68,79 persen merupakan lahan kering (bukan lahan sawah). Terbagi dalam 19 Kecamatan dan 270 Desa serta 13 Kelurahan yang seluruhnya merupakan desa swasembada. Menurut topografi desa 58 desa berada didataran tinggi, 225 desa berada di dataran rendah, 6 diantaranya merupakan desa pantai.
2. Penduduk, Kesempatan Kerja dan Kemiskinan Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebanyak 977.711 jiwa terdiri dari laki-laki 497.533 jiwa dan perempuan sebanyak 480.178 jiwa, apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 967.246 jiwa, sehingga mengalami pertumbuhan sebesar 1,08%, sedangkan pertumbuhan 12
penduduk pada tahun 2008 sebesar 1,26%. Jumlah keluarga sejahtera pada tahun 2009 sebanyak 171.112 keluarga, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebanyak 163.904 keluarga, terdiri dari Keluarga Sejahtera I meningkat dari 48.337 keluarga menjadi 53.107 keluarga, Kelaurga Sejahtera II meningkat dari 46.358 keluarga menjadi 46.557 keluarga, Keluarga Sejahtera III meningkat dari 58.878 keluarga menjadi 60.673 keluarga, dan Keluarga Sejahtera III plus meningkat dari 10.331 keluarga menjadi 10.775 keluarga. Sedangkan jumlah Keluarga Pra Sejahtera menurun dari 62.702 keluarga pada tahun 2008 menjadi 61.066 keluarga pada tahun 2009. Pada tahun 2009 kita juga telah meraih prestasi sebagai Juara Harapan I Lomba Kelompok Prio Utomo (KB Pria) Tingkat Jawa Tengah. Dalam ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebanyak 509.769 jiwa terdiri dari laki-laki 308.069 jiwa dan perempuan 201.700 jiwa. Tingkat kesempatan kerja pada tahun 2009 mencapai 92,92% sehingga potensi tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,08%. Bila dibanding tahun 2008 dimana untuk tingkat kesempatan kerja mencapai 92,62% dan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,38%, ada penurunan tingkat pengangguran sebesar 0,30%. Dari sisi kesejahteraan tenaga kerja dapat dilihat dari tingkat Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja dan tingkat upah minimum yang diterima pekerja (UMK).
Untuk Kabupaten Pekalongan
tingkat KHL dan UMK pada tahun 2009 adalah sebesar Rp.762.886,- dan Rp.700.000,- meningkat sebesar Rp.80.620,untuk KHL dan Rp.85.000 untuk UMK dibandingkan tahun 2008. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebesar 160.237 jiwa atau 16,39% dari jumlah penduduk, mengalami penurunan dibanding angka tahun 2008 sebanyak 170.000 jiwa atau 17,58%. Hal ini sejalan dengan komitmen dan upaya-upaya yang telah kita laksanakan bersama melalui berbagai program
dan
kegiatan
dalam 13
rangka
mengurangi
dan
menanggulangi kemiskinan, menuju Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Pada tahun 2009 pemerintah pusat juga memberikan dukungan berbagai program penanggulangan kemiskinan antara lain : 1. Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp.18.596.000.000,untuk 92.980 KK; 2. Bantuan Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) senilai Rp. 25.198.560.000,-; 3. Bantuan sebesar
Jaminan Rp.
Kesehatan
19.558.646.586,63
Masyarakat yang
(Jamkesmas)
disalurkan
melalui
Puskesmas-puskesmas sebesar Rp 4.702.804.000,-, RSUD Keraton sebesar Rp 12.880.412.059,54 dan RSUD Kajen sebesar Rp 1.975.430.527,09.
3. Pangan dan Gizi, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Ketersediaan
pangan
khususnya
beras
di
Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2009 sebanyak 136.954 ton sedangkan kebutuhan konsumsi penduduk seluruhnya adalah sebesar 126.744 ton, sehingga terdapat surplus sebesar 10.210 ton. Situasi pangan dan gizi di Kabupaten Pekalongan secara umum dalam kondisi aman, hal ini didasarkan pada hasil analisis kerawanan pangan dan gizi yang dihitung berdasarkan indikator status gizi balita, pertanian dan keluarga miskin. Pada urusan pendidikan, tahun 2009 telah diupayakan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, baik yang berupa pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru maupun rehabilitasi. Capaian pembangunan pendidikan dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk SD/MI sebesar 103,47%, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 103,28%, SLTP sebesar 99,38%, meningkat dibandingkan tahun 2008
sebesar
96,03%, dan untuk tingkat SLTA pada tahun 2009 sebesar 54,27%, meningkat bila dibanding tahun 2008 sebesar 43,57%. 14
Angka
Partisipasi Murni (APM) SD/MI pada tahun 2009 sebesar 86,34%, menurun dibanding tahun 2008 sebesar 87,94%. Untuk SLTP pada tahun 2009 sebesar 76,67%, meningkat bila dibanding tahun 2008 sebesar 71,25%, Sedangkan Angka Partisipasi Murni SLTA tahun 2009 sebesar 31,96%, meningkat dibanding tahun 2008 sebesar 31,45%. Angka Partisipasi Murni untuk SD/MI sedikit menurun, hal ini lebih dikarenakan berkurangnya anak usia masuk sekolah. Hal ini juga tidak terlepas dari keberhasilan program keluarga berencana, dimana pasangan usia produktif membatasi jumlah kelahiran. Di bidang kesehatan, untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu Usia Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI).
Usia Harapan Hidup penduduk Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2009 dapat dipertahankan sebesar 70,28 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2009 sebesar 8 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) tahun 2009 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun 2008 yaitu sebesar 173 per 100.000 kelahiran hidup. Adanya sedikit kenaikan pada Angka Kematian Bayi
(AKB)
yaitu
dikarenakan
antara
lain
terjadinya
3
keterlambatan (terlambat memutuskan, terlambat mencapai tempat pertolongan, terlambat mendapat pertolongan) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering punya anak, terlalu rapat jaraknya). Dengan demikian faktor-faktor penyebab kematian tersebut perlu ada intervensi yang merupakan program prioritas. Upaya yang telah dilakukan diantaranya melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi yaitu dengan menyusun rencana persalinan sejak ibu hamil kontak pertama dengan petugas kesehatan. Terkait dengan hal tersebut terdapat peningkatan
status
gizi
masyarakat
yang
ditandai
dengan
menurunnya Kurang Energi Protein (KEP) dari tahun 2008 sebesar 17,6 % menjadi 15,5 % pada tahun 2009. Upaya yang telah
15
dilakukan adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk.
4. Agama Suasana kerukunan hidup intern dan antar umat beragama diwilayah kabupaten Pekalongan sangat baik. Hal ini ditunjukan dari adanya kebebasan masing-masing umat beragama dapat melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan masingmasing. Tempat peribadatan tahun 2009 tidak ada perubahan masih sama seperti tahun 2008 tercatat 633 Masjid, 14 Gereja, 3 Pura dan 2.285 Mushola. Banyaknya jumlah Masjid dan Mushola karena mayoritas penduduknya beragama Islam.
5. Perekonomian Daerah Secara makro kinerja perekonomian daerah bisa dilihat dari angka Produk Domestik Bruto (PDRB), pendapatan per kapita dan tingkat inflasi. PDRB Kabupaten Pekalongan tahun 2009 atas harga berlaku mencapai sebesar 6,35 triliyun rupiah, meningkat 15,6% dibandingkan tahun 2008 sebesar 5,86 triliyun rupiah. Sedangkan atas
dasar
harga
konstan
tahun
2000,
PDRB
Pekalongan pada tahun 2009 mencapai sebesar rupiah,
meningkat
Kabupaten 3,09 triliyun
sebesar 0,04% dibandingkan tahun 2008
sebesar 2,97 triliyun rupiah. Apabila
dilihat
dari
peranan
sektor
dominan
dalam
pembentukan PDRB pada tahun 2009, sektor industri pengolahan masih tertinggi yaitu sebesar 26,66%, disusul sektor pertanian sebesar 20,34%; sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 18,66%, dan sektor jasa-jasa sebesar 16,66%. PDRB per kapita penduduk Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 mencapai sebesar Rp.6.521.741,- meningkat 7,4% dibanding tahun 2008 sebesar Rp.6.072.355,-
16
Laju inflasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebesar 3,28%, jauh lebih rendah dibanding tahun 2008 sebesar 10,61%. Laju inflasi yang rendah tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian di Kabupaten Pekalongan semakin membaik, hargaharga berbagai komoditas pokok relatif stabil, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. 6. Infrastruktur Peran infrastruktur sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selama tahun 2008 pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pekalongan dapat kami sampaikan sebagai berikut : a. Jalan dan Jembatan Pembangunan
infrastruktur
transportasi
meliputi
prasarana perhubungan yaitu jalan dan jembatan. Dalam rangka mendukung pertumbuhan sektor lain khususnya ekonomi, telah dilaksanakan peningkatan kualitas prasarana wilayah antara lain melalui kegiatan pemeliharaan serta peningkatan jalan dan jembatan secara rutin maupun berkala. Panjang jalan pada tahun 2009 yaitu 558,08 Km, dengan kondisi baik 219,58 Km, meningkat dibandingkan tahun 2008 sepanjang 182,28 Km, kondisi sedang 211,33 Km, menurun dibandingkan tahun 2008 sepanjang 219,48 Km, dan kondisi rusak 117,47 Km, menurun dibanding tahun 2008 sepanjang 121,82 Km, serta jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 9,7 Km, jauh di bawah kondisi tahun 2008 yaitu sepanjang 34,50 Km. Kondisi
jalan
aspal
pada
tahun
2009
meningkat
dibandingkan tahun 2008 yaitu dari 482,31 Km menjadi 496,74 Km. Kondisi jalan batu/kerikil menurun dari sepanjang 58,08 Km pada tahun 2008 menjadi 44,27 Km, jalan beton meningkat dari 2,94 Km pada tahun 2008 menjadi 12,75 Km. Dilihat dari kondisi fisik jembatan, pada tahun 2009 terdapat peningkatan kualitas yaitu dengan kondisi baik sebanyak 296 buah, meningkat dari tahun 2008 sebanyak 288 17
buah. Jembatan dalam kondisi rusak yang semula sebanyak 14 buah pada tahun 2008, menurun menjadi 8 buah. Ke depan akan terus kita tingkatkan pemeliharaannya sehingga pada saatnya seluruh jembatan di Kabupaten Pekalongan dalam kondisi baik.
b. Irigasi dan Sungai Dalam rangka meningkatkan produksi pertanian khususnya padi di Kabupaten Pekalongan, telah dilaksanakan programprogram pembangunan irigasi.
Pada tahun 2009 kondisi
jaringan irigasi mampu mengairi sawah seluas 22.732,52 Ha dengan jumlah bangunan irigasi sebanyak 308 buah bendung, 790 buah bangunan air dan 354,90 Km saluran primer dan sekunder.
Kondisi bangunan air yang baik pada tahun 2009
sebanyak 645 buah, meningkat dibanding tahun 2008 sebanyak 643 buah, sedangkan saluran air dalam kondisi baik pada tahun 2009 sepanjang 430,43 Km meningkat dibanding tahun 2008 sepanjang 336,92 Km. Dengan terpeliharanya jaringan irigasi tersebut maka dapat meningkatkan intensitas pertanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
c. Air Bersih, Kelistrikan dan Telekomunikasi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dalam rangka menunjang iklim kondusif Kabupaten Pekalongan,
bagi pengembangan investasi di selama tahun 2009 telah dilakukan
upaya-upaya untuk menangani air bersih, kelistrikan dan telekomunikasi. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat sehingga upaya-upaya pemenuhannya akan terus diupayakan, baik melalui PDAM maupun program pembangunan air bersih lainnya.
Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten
Pekalongan tahun 2009 sebanyak 5.926 Sambungan Rumah (SR), meningkat dibanding pada tahun 2008 sebanyak 5.389 Sambungan Rumah (SR). Untuk memenuhi kebutuhan air bersih 18
bagi penduduk yang tidak terjangkau PDAM maka dilaksanakan program AMPL dan pembangunan sumur pompa (artetis). Dalam rangka memacu pembangunan kelistrikan, telah ditempuh upaya melalui Program Listrik Masuk Desa dengan menambah fasilitas Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) , sehingga jumlah pelanggan dari semula 123.051 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2008 menjadi 127.982 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2009. Untuk wilayah terpencil dan belum berlistrik PLN tetapi memiliki potensi sumberdaya air yang memungkinkan, telah diupayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pada tahun 2009 telah dibangun 2 unit PLTMH yaitu di desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriono dengan daya 30 Kilo Watt yang mampu mengakses 77 sambungan rumah, dan di Desa Timbangsari Kecamatan Lebakbarang dengan daya 30 Kilo Watt dan mampu mengakses 64 sambungan rumah.
Dengan
demikian jumlah PLTMH di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 menjadi 11 unit, dari semula 9 unit pada tahun 2008. Selain
PLTMH
juga
telah
dilaksanakan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
pembangunan
(PLTS) di 4
wilayah
Kecamatan yaitu Lebakbarang, Petungkriono, Paninggaran dan Doro sebanyak 944 unit.
Dengan demikian maka prosentase
desa berlistrik di Kabupaten Pekalongan pada saat ini telah mencapai 100%. Di bidang telekomunikasi, melalui jalinan kerjasama yang semakin baik antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan pihak swasta, prasarana telekomunikasi selama tahun 2009 semakin baik. Pelayanan telepon seluler berbasis GSM dan
CDMA
semakin
meningkat
pula
yaitu
dengan
bertambahnya operator penyedia layanan telepon seluler yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan dengan jumlah BTS (Base Transmission Receiver) di Kabupaten Pekalongan yang sampai tahun 2009 mencapai 82 buah. 19
Dengan adanya peningkatan instalasi BTS ini maka hubungan komunikasi masyarakat semakin lancar dan luas, yang selanjutnya
dapat
meningkatkan
aktivitas
ekonomi
di
Kabupaten Pekalongan.
C. TUJUAN DAN MANFAAT LAKIP
Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur penyelenggara Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan dalam pengelolaan sumber
daya
yang
ada
dalam
rangka
mewujudkan
suatu
kepemerintahan yang baik (good governance). Sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP, yang merupakan pedoman pelaksanaan dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 maka LAKIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1) Mendorong
Bupati
untuk
menyelenggarakan
tugas
umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan
kepada
masyarakat. 2) Menjadikan Instansi Pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. 3) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 4) Terpeliharanya
kepercayaan
Kabupaten Pekalongan.
20
masyarakat
kepada
Pemerintah
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP.
Pada
dasarnya
mengkomunikasikan
Laporan
pencapain
Akuntabilitas
kinerja
Pemerintah
Kinerja
ini
Kabupaten
Pekalongan selama Tahun 2009. Capaian Kinerja 2009 tersebut diukur dan dinilai berdasarkan rencana kinerja tahun 2009 yang disusun pada awal tahun anggaran. Rencana kinerja tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Repetada Tahun 2009 dan LAKIP Satuan Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Sistematika
penyajian
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 dapat disajikan sebagai berikut : 1. Ringkasan Eksekutif 2. BAB I
:
Pendahuluan
3. BAB II
:
Rencana Stratejik
4. BAB III :
Akuntabilitas Kinerja
5. BAB IV :
Penutup
6. Lampiran-lampiran : I.
Rencana Kinerja Tahunan
II. Pengukuran Kinerja Kegiatan III. Pengukuran Pencapaian Sasaran
21
BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Sesuai tugas dan kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Pekalongan
telah
menyusun
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, yang termuat dalam RPJMD Kab. Pekalongan periode 2006 – 2011 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pekalongan yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi
pencapainan
sasaran
akan
diuraikan
dalam
bab
ini.
Sedangkan uraian sasaran target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2009 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam rencana kinerja tahun 2009.
1. Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah : “TERWUJUDNYA PEKALONGAN
KEHIDUPAN YANG
MASYARAKAT
DEMOKRATIS,
MAJU,
KABUPATEN ADIL
DAN
SEJAHTERA”.
Penjelasan pernyataan Visi : Visi tersebut menggambarkan 4 (empat) sifat yaitu: Demokratis, Maju, Adil dan Sejatera yang keempatnya tidak dapat dipisahkan merupakan
rangkaian
proses
yang
tidak
dapat
dihindari.
Rangkaian proses tersebut yaitu bermula dari penciptaan kondisi masyarakat yang demokratis, didalamnya ada usaha-usaha memajukan pembangunan disegala bidang, dan pelaksanaan maupun distribusi hasil-hasil pembangunan itu diwujudkan secara 22
berkeadilan, sehingga memberikan hasil berupa kesejahteraan masyarakat lahir maupun batin. Secara konprehensif kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai RPJMD Kab. Pekalongan 20062011.
2. Pernyataan Misi Suatu organisasi harus memastikan agar misi masa depan sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian misi. Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur organisasi sehingga keduanya harus selaras. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih. Proses perumusan misi
harus
memperhatikan
masukan
pihak-pihak
yang
berkepentingan (stake holders) dan memberi peluang untuk perubahan/penyesuaian
dengan
tuntutan
perkembangan
lingkungan strategik. Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut dan harus memperhatikan secara jelas apa yang penting buat organisasi dan apa bidang usaha organisasi itu.
Misi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah : 1. Meningkatkan perilaku pemerintah dan masyarakat yang demokratis, dinamis dan agamis serta adanya penguatan lembaga pemerintah dan lebaga kemasyarakatan. 2. Meningkatnkan pelaksanaan good governance, yang menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik, menjamin rasa keadilan dan tumbuh kepercayaan dan partisipasi masyarakat. 3. Meningkatkan
penyediaan
prasarana publik. 23
dan
pemerataan
sarana
dan
4. Meningkatkan (esehatan,
pemenuhan
pendidikan
kebutuhan
dan
dasar
kesejahteraan)
masyarakat dan
sarana
pengembangan. 5. Menegakan
perundangan
dan
peraturan
daerah
yang
mencerminkan adanya supermasi hukum dan keadilan serta perlindungan terhadap HAM. 6. Meningkatkan pertumbuhan eknomi daerah yang betumpu pada pengembangan potensi ekonomi lokal dan dunia usaha. 7. Meningkatkan
pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
yang
berorientasi pada pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. 8. Mengembangkan pariwisata dan budaya lokal.
3. Tujuan Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Dalam rangka pencapaian misi organisasi, maka perlu disusun tujuan organisasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai berikut: 1. Meningkatknya perilaku pemerintah dan masyarakat yang demokratis, dinamis dan agamis serta adanya penguatan lembaga pemerintah dan lebaga kemasyarakatan. 2. Meningkatnnya pelaksanaan good governance, yang menjamin peningkatan kualitas pelayanan publik, menjamin rasa keadilan dan tumbuh kepercayaan dan partisipasi masyarakat. 3. Meningkatnya
penyediaan
dan
pemerataan
sarana
dan
prasarana publik. 4. Meningkatnya (esehatan,
pemenuhan
pendidikan
dan
pengembangan.
24
kebutuhan
dasar
kesejahteraan)
masyarakat dan
sarana
5. Tegaknya
perundangan
dan
peraturan
daerah
yang
mencerminkan adanya supermasi hukum dan keadilan serta perlindungan terhadap HAM. 6. Meningkatnya pertumbuhan eknomi daerah yang betumpu pada pengembangan potensi ekonomi lokal dan dunia usaha. 7. Meningkatnya
pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
yang
berorientasi pada pelestarian lingkungan dan pemanfaatan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. 8. Mengembangnya pariwisata dan budaya lokal.
1. Sasaran Adapun sasaran sebagai penjabaran dari tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu instansi pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Fokus utama penentu sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional serta didukung dengan sumber dana dari APBD yang dilaksanakan Pemerintah Kab. Pekalongan. Untuk tujuan tersebut, maka sasaran dan indikator sasaran Pemerintah Kab. Pekalongan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kepatuhan Masyarakat terhadap peraturan Perundangan. a. Terwujudnya kepatuhan masyarakat. b. Terwujudnya pengamanan pejabat dalam acara resmi. c. Terciptanya ketertiban, keindahan kota dan peningkatkatan PAD d. Tersedianya
pedoman
penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah. e. Tersedianya peraturan pedoman perizinan. f. Adanya kepastian hukum terhadap perkara/ masalah hukum. g. Terwujudnya perlindungan hukum kepada masayarakat. h. Terselesaikannya permasalahan dalam masyarakat.
25
2. Optimalisasi partisipasi masyarakat terhadap ketentraman dan ketertiban lingkungan. a. Meningkatnya keamanan acara Pemda, hari-hari besar keagamaan Nasional dan Daerah. b. Pelaksanaan pemilu yang lancar dan tertib. c. Tersedianya bahan kebijakan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan. d. Suksesnya penyelenggaraan Pemilihan umum 2009. e. Kondisi wilayah aman terkendali saat kunjungan tamu negara. f. Terwujudnya keamanan pada hari raya natal dan tahun baru. g. Terwujudnya keamanan pada pelaksanaan Pileg th 2009. h. Terwujudnya keamanan pada
pelaksanaan Pilpres dan
wapres. i. Menurunya tingkat kerawanan, kriminalitas dan gangguan ketentraman, ketertiban di masyarakat.
3. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama di masyarakat. a. Meningkatnya pemahaman penghayatan dan ajaran agama di masyarakat. b. Meningkatnya pengamalan nilai-nilai Al Qur'an dalam kehidupan masyarakat. c. Meningkatnya
semangat
keperintisan,
kejuangan
dan
kepahlawanan. d. Meningkatnya kepedulian sosial masyarakat.
4. Meningkatnya pelayanan kehidupan beragama yang memadai. a. Meningkatnya syiar agama Islam di Kab. Pekalongan. b. Meningkatnya peran MUI dalam pembangunan di bidang Keagamaan di Kab. Pekl.
26
c. Meningkatnya prestasi Qori dan Qoriah menjadi 5 besar tingkat provinsi. d. Meningkatnya kesejahteraan pengurus/
takmir masjid,
dewan gereja dan agama lainnya. e. Meningkatnya fungsi dan peran Masjid An Nur dalam syiar agama Islam. f. Terwujudnya gelar kesenian dan muludan yang sukses. g. Meningkatnya
fungsi
Pura
Linggoasri
sbg
sarana
peribadatan. h. Meningkatnya peran BKSAG dalam pembinaan keagamaan dan pura sbg sarana peribadatan di kalangan umatnya. i. Meningkatnya fungsi & peran Masjid Al-Ikhlas sebagai sarana ibadah.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dalam penanganan ketentraman dan ketertiban. a. Terwujudnya anggota Satpol PP yang profesional.
6. Meningkatnya pemahaman dan wawasan politik. a. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan nilai luhur budaya bangsa. b. meningkatnya pengahayatan
semangat kebangsaan dan
kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Tersedianya bahan pembinaan dikpolmas.
7. Meningkatkan fungsi kelembagaan masyarakat dan aparatur pemerintahan desa melalui perencanaan kegiatan. a. Terisinya jabatan kepala Desa terpilih. b. Makin tertibnya administrasi di tk Kecamatan. c. Meningkatnya kesejahteraan perangkat desa. d. Terlaksananya
pemanfaatan
grantungan.
27
dan
penggunaan
tanah
e. Meningkatnya dana untuk ke kegiatan
pembangunan
di
kelurahan. f. Meninngkatnya kesejahteraan perangkat desa yang purna tugas. g. Meningkatnya kesejahteraan kesejahteraan sekdes yang sudah purna tugas.
8. Meningkatkan usaha ekonomi produktif masyarakat desa a. Peningkatan bagi kelompok usaha bisnis yang lebih mengedepankan prinsip kerja sama dan kemitraan bagi para pihak. b. Kesejahteraan masyarakat desa.
9. Meningkatkan peran serta dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. a. Terlaksananya pengaspalan jalan. b. Dokumentasi data penembangan kota kajen. c. Sinkronisasi
dan
harmonisasi
pelaksanaan
program
penanggulangan kemiskinan. d. Terlaksananya bantuan dana tak terduga. e. Penyaluran bantuan sosial berjalan lancar. f. Terberdayanya masyarakat pedesaan. g. Lancarnya penyelenggaraan desiminasi
informasi bagi
masyarakat. h. Terbinanya kelompok masyarakat pembangunan desa. i. Tersedianya pelatihan ketrampilan usaha pertanian dan peternakan j. Tersedianya operasional bantuan.
10. Meningkatnya kinerja penyelengara aparatur pemerintah. a. Terciptanya kerapian petugas lapangan. b. Tersedianya pakain dinas beserta kelengkapannya. c. Meningkatnya kinerja anggota hansip/ linmas. 28
d. Peningkatan disiplin pegawai satpol pp. e. Terwujudnya kartu identitas pegawai. f. Penerbitan perijinan dan rekomendasi. g. Tersosialisasinya kegiatan dibidang perizinan. 11. Tersedianya
dokumen
perencanaan
sebagai
pedoman
pembangunan. a. Tersedianya bahan pertanggung jawaban dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. b. Tersusunnya kelancaran tugas pembangunan daerah. c. Kelancaran dalam proses perencanaan pembangunan Kab. TA. 2009. d. Kelancaran pelaksanaan
perencanaan daerah sesuai
dengan aspirai masyarakat. e. Terbitnya Perda Musrenbang. f. Terwujudnya skla prioritas di desa dan kecamatan. g. Peningkatan mutu pembangunan ekonomi daerah. h. Terkumpulnya informasi/ Data Pelaksanaan
Pengelolaan
DBHCHT di 3 Kabupaten. i. Terlaksananya dan terlaporkanya kegiatan dari DBHCHT di Kab.Pekalongan. 12. Meningkatnya rasio pelaksanaan perencanaan perencanaan a. Tersedianya
perencanaan
pembangunan
bidang
masyarakat
dalam
perhubungan yang efektif. b. Terbangunnya Kasiba Lisiba 13. Meningkatnya
partisipatif
perencanaanmasyarakat dalam perencanaan
pembangunan
Kab. Pekalongan. a. Pembangunan
program
AMPL
berbasis
masyarakat
menjadi terarah. b. Tersusunya rencana jaringan listrik pedesaan di Kabupaten Pekalongan.
29
14. Terwujudnya rumusan kebijakan penyebarluasan informasi
pemerintah daerah dan
dalam
rangka penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. a. Tersedianya
data
dan
informasi
dalam
penyusunan
kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah. b. Terwujudnya akurasi dan adekuasi data dan informasi. c. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan bidang ekonomi. d. Tersedianya database potensi sumber cukai yang dapat dimanfaatkan
dalam
proses
penyusunan
rencana
pembangunan daerah.
15. Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan publik melalui deregulasi dan debirokrasi pelayanan. a. Tersedianya asuransi kesehatan DPRD. b. Terwujudnya kemitraan asuransi profesi dokter BP. RSUD Kraton.
16. Terwujudnya penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kab. Pekalongan. a. Meningkatnya
pelaksanaan
tugas
Pemerintah
Kab.
Pekalongan. b. Menunjang peningkatan pendayagunaan aparatur daerah. c. Meningkatnya kinerja pelaksanaan jabatan struktural. d. Tercapainya sasaran pembangunan daerah. e. Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan publik.
17. Tersedianya sarana dan prasarana aparatur yang memadai a. Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas b. Melancarkan pelaksanaan kegiatan. c. meningkatnya kinerja program KB. d. Meningkatnya kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung. e. Tercapainya tertib administrasi perbendaharaan. 30
f. Peningkatan kinerja aparatur. g. Berfungsinya dokumen kehumasan sebagai data basis perencanaan. h. lancarnya
arus
informasi
pembangunan
kabupaten
pembangunan kabupaten. i.
Meningkatnya jumlah sarana pemerintah.
j.
Tersedianya perlengkapan gedung kantor.
k. Tercapainya kelancaran kegiatan di
Sekretariat DBHCHT
Kab. Pekalongan l.
Meningkanya program KB.
m. Terciptanya lingkungan kantor yang aman dan nyaman. n. Terwujudnya rehab gedung kantor. o. Terbangunnya gedung kantor. p. Terpeliharanya lingkungan kerja yang bebas polusi. 18. Sertifikasi 50 bidang tanah milik Pemerintah Daerah a. Terlaksananya administrasi pertanahan yang baik. b. Tercapainya kepastian batas daerah Kabupaten Pekalongan dengan Kabupaten Banjarnegara. c. Terpenuhinya kejelasan status kepemilikan tanah. d. Peningkatan sarana & prasarana pendidikan yang memadao dan bertaraf internasional. e. Peningkatan pelayanan dibidang pelayanan sarana dan prasarana umum pemerintah f. Penataan jalan poros desa semakin lebar dan baik. 19. Meningkatnya kerjasama dengan 10 Kota/ Kabupaten a. Terselenggaranya pemerintahan dgn baik. b. Meningkatnya komunikasi & koordinasi antar Pemerintah Kab. Seluruh Indonesia. c. Lancarnya kerja sama antar wilayah d. Calon transmigran menempati lokasi penempatan.
31
20. Terwujudnya kebijakan daerah dalam bentuk produk hukum. a. Terselesaikannya permasalahan
PPU dan penyusunan
Raperda. b. Terselesaikannya rencana kerja rancangan produk hukum daerah (Prokumda). c. Tersedianya pedoman penyelenggaraan pemerintah derah. d. Keserasian prokumda terhadap PPU yang baru/ lebih tinggi. e. Terwujudnya Hardware dan software JDI hukum. f. Meningkatkan sarana pendukung penyusunan rancangan produk hukum daerah (prokumda). g. Dijadikan pedoman SKPD dalam pelaksanaan kegiatan. h. Tersedianaya buku himpunan SK DPRD
dan laporan
kegiatan DPRD. i. Terhimpunnya risalah DPRD. j. Terbentuknya susduk DPRD periode 2009-2014. k. Tersedianya buku APBD. l. Tersusunnya buku perubahan APBD. m. Tersusunnya Perbup tentang penjabaran perubahan APBD. n. Tersusunnya Perbup tentang
penjabaran APBD.
o. Tersedianya Perda perhitungan pelaksanaan APBD. p. Tersedianya
Peraturan
KDH
tentang
penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
21. Terwujudnya dokumentasi kehumasan yang tertib dan teratur a. Tersebarnya informasi kegiatan DPRD. Tersebarnya buku memori DPRD ke SKPD se Kab. Pekalongan
22. Terwujudnya tertib administrasi keuangan dan aset daerah a. Adanya perlindungan terhadap aset gedung dan kendaraan dinas milik Pemkab. b. Tertib administrasi keuangan.
32
c. Terwujudnya status kepemilikan atas tanah
milik Kab.
Pekalongan. d. Terinventarisasinya barang inventaris daerah milik pemkab. e. Tersusunnya laporan keuangan semesteran. f. Tersedianya laporan keuangan daerah akhir tahun. g. Tersedianya laporan keuangan SKPD. h. Tersedianya prognosis SKPD laporan semesteran. i. Tersusunnya draf gaji sesuai kebutuhan dan aturan yang berlaku. j. Terpeliharanya sistem secara baik. k. Terlaksananya pengendalian otoritas kegiatan TA.2009. l. Terwujudnya
tertib
administrasi
laporan
pelaksanaan
Belanja langsung APBD Kab. Pekalongan. m. Terwujudnya tertib administrasi laporan kegiatan non APBD kab. Pekalongan. n. Terdistribusi
dan
termanfaatkannya
buku
petunjuk
pelakasanaan kegiatan belanja langsung APBD oleh SKPD. o. Terwujudnya keseragaman penyusunan kontrak pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. p. Terwujudnya keseragaman penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) pengadaan barang/ jasa sesuai dengan ketentuan. q. Terwujudnya pemahaman tentang peraturan perundangundangan jasa kontruksi dan peraturan lainnya yang terkait.
23. Terwujudnya peningkatan
pendapatan asli daerah rata-rata
sebesar 15% pertahun. a. Meningkatnya kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah. b. Terlayaninya kebutuhan masyarakat. c. Digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan barang daerah. d. Tersedianya data obyek pajak PBB secara akurat. e. Tercapainya pendapatan retribusi pasar. 33
24. Meningkatnya ratio kemandirian keuangan daerah menjadi lebih besar dari 12%. a. Terpenuhinya target nasional PBB . b. Meningkatnya penerimaan pajak pusat/ dan provinsi secara signifikan.
25. Tersedianya akses data/ informasi secara cepat, mudah dan akurat. a. Meningkatnya layanan jaringan . b. Meningkatnya layanan data dan informasi. c. Kelancaran operasional tugas dan komunikasi.
26. Meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Bupati. a. Pemanfaatan LHP untuk bahan koreksi intern. b. Tertanganinya kasus pengaduan di lingkungan pemda. c. Pemanfaatan data temuan hasil pengawasan untuk tindak lanjut hasil pengawasan. d. Tersedianya Bahan koreksi intern. e. Pemanfaatan LHP non PKPT. f. Dimanfaatkan LHE untuk bahan koreksi intern. g. Pemanfaatan hasil evaluasi untuk bahan koreksi intern. h. Tersedianya
bahan
laporan
dan
evaluasi
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.. i. Terwujudnya pelaporan capaian kinerja dan keuangan secara periodik dan berkala sehingga pelaksanaan kegiatan tepat waktu, mutu biaya dan administrasi. j. Tertanganinya TPGR. k. Pemanfaatan
laporan
kinerja
dan
keuangan
untuk
penyusunan kebijakan. l. Terkirimnya laporan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan. m. Pedoman untuk pemeriksaan tahun yang bersangkutan. 34
n. Meningkatnnya laporan waskat. o. Terdapatnya penetapan kinerja SKPD.
27. Meningkatkan
profesionalisme
auditor
dan
aparatur
pengawasan. a. Terwujudnya pertanggungjawaban internal SKPD. b. Pemanfaatan peserta yang telah mengikuti diklat, ujian, sosialisasi; bintek; pelatihan; kursus; seminar keluar daerah. c. Pemanfaatan aparatur pemerintah yang telah mengikuti bimbingan teknis.
28. Terwujudnya tertib administrasi dan pelayanan kepegawaian yang prima a. Terlaksananya proses pembahasan
pengembangan karir
PNS. b. Peningkatan kesejahteraan para PNS yang purna tugas. c. Kepastian
hukum
akan
kepangkatan
PNS
dan
SK
pemberhentian PNS. d. Tercapainya pembinaan karier dan
terisinya jabatan
struktural dan fungsional. e. Terbitnya berita acara pengambilan sumpah janji PNS. f. Peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat. g. Terbitnya SK mutasi sesuai jabatan Sot baru. h. Administrasi kepegawaian tertata dengan baik. 29. Terwujudnya manajemen kepegawaian daerah sesuai dengan norma standar dan
prosedur yang ditetapkan peraturan
kepegawaian. a. Peningkatan dan pemerataan pelayanan formasi pegawai. b. Data base PNS. c. Terpenuhinya pedoman peratura kepegawaian. d. Tersedianya karpeg, karis/ karsu kepegawaian. e. Tersedianya data tenaga honorer yang memenuhi syarat untuk mendapat nota persetujuan penetapan NIP. 35
30. Meningkatnya sumber daya manusia aparatur pemerintah yang handal dan profesinal. a. Kader Pemerintahan bertambah b. Terpenuhinya persyaratan bagi pejabat yang memduduki eselon IV. c. Meningkatnya pengetahuan PPTK
dalam melaksanakan
kegiatan. d. Peningkatan SDM e. Terwujudnya bintek penyusunan tata kelola ( Persiapan BLU). f. Terwujudnya sosialisasi implementasi BLU pada RSUD Kraton. g. Terwujudnya kemampuan menyusun
rencana strategis
bisnis/ RSB 2009-2014. h. Terwujudnya
bimbingan
tehnis
penyusunan
pedoman
penatausahaan keuangan BLU. i. Terwujudnya pemahaman sistem BLU RSUD. j. Terwujudnya kemampuan pegawai menyusun tata kelola rumah sakit. k. Terwujudnya kemampuan pegawai menyusun LK RS. l. Terwujudnya kemampuan pegawai
menyusun rencana
strategis bisnis. m. Terlaksananya penilaian angka kredit yang sesuai aturan. n. Terwujudnya SDM kesehatan yang berkualitas. o. Meningkatnya pengetahuan SDM. p. Meningkatnya pemahaman pemahaman penyelenggaraan pemerintahan desa. q. Bintek penyusunan APBDes yang lancar dan baik. r. Meningkatanya
pemahaman
tentang
penyelenggaraan
pemerintahan kelurahan. s. Pemanfaatan peserta pelatihan dikantor sendiri. t. Hasil studi banding ke luar daerah sebagai bahan masukan dan kebijakan. u. Pemahaman tentang implementasi peraturan perundangundangan. 36
v. Terwujudnya peningkatan kulaitas SDM aparatur. w. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. x. Penghargaan terhadap Pengabdian PNS. y. Terpenuhinya persyaratan kenaikan pengkat melalui ujian dinas dan penyesuaian ijazah. z. Terpenuhinya persyaratan bagi pejabat yang menduduki jabatan eselon II dan III å. Terpenuhinya persyaratan bagi
CPNSD untuk diangakat
menjadi PNS 31. Terbangunanya sistem pengelolaan arsip daerah 100%. a. Tercapainya kelancaran dalam pengelolaan arsip. b. Mengurangi volume arsip yang semakin menumpuk. c. Memasyarakatkan arsip. d. Terselamatkannya arsip dari pengaruh lingkungan bersifat merusak fisik dan informasi arsip.
32. Meningkatnya
transportasi
informasi
penyelenggaraan
Pemerintah Kabupaten Pekalongan. a. Tersosialisasinya kegiatan dan kebijakan pimpinan daerah dan masyarakat dalam pembangunan Kab. Peklaongan. b. Termuatnya
berita
dan
informasi pembangunan
Kab.
Pekalongan. c. Tersedianay saaarana mengolah informaasi. d. Tersosialisasinya
Aturan-aturan
Keprotokoleran
di
Kabupaten Pekalongan. 33. Meningkatnya pelayanan kehumasan dan jalinan kemitraan dengan media. a. Meningkatkan
kemitraan
antara
pers
dgn
Pemkab.
kegiatan
Pemkab.
Pekalongan. b. Masyarakat
mengetahui
informasi
Pekalongan. c. Terselenggaranya program siaram radio FM Pekalongan. d. Optimalnya Siaran RKS FM. 37
34. Meningkatnya Kualitas jalan dan jembatan menjadi 80,82 KM. a. Tersedianya
pedoman
pembangunan
sarana
dan
prasarana jalan dan jembatan Tahun 2009. b. Lancarnya proses penyususnan perencanaan infrastruktur tahun 2010. c. Lancarnya aktivitas masyarakat.
35. Meningkatnya
cakupan
pelayanan
sistem
jaringan
dan
kapasitas air bersih di Kab. Pekalongan sebesar 40% untuk pelayanan air bersih non PDAM. a. Tersedianya jaringan air bersih/ air minum yang memadai. b. Tersedianya data studi kelayakan pemanfaatan sumber daya air.
36. Meningkatnya pengelolaan jaringan irigasi. a. Normalisasi fungsi saluran irigasi. b. Terciptanya keindahan taman pantura c. Lestarinya fungsi jaringan irigasi pada D.I pesantren kletak d. Fungsi fisik sungai menjadi stabil. e. Terkendalinya ancaman banjir pada daerah sekitar sungai.
37. Menurunnya
jumlah kawasan
kumuh dan meningkatnya
kualitas lingkungan pemukiman. a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana kesehatan. b. Meningkatnya saluran drainase. c. Pelaksanaan program PAMSIMAS berjalan dengan lancar dan optimal.
38. Terdapatnya struktur sarana dan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien. a. Terwujudnya standar pengujian kendaraan bermotor.
38
39. Tersedianya prasarana dan fasilitas pelayanan transportasi. a. Tersedianya sarana keselamatan lalu lintas. b. Terwujudnya kegiatan sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan kepada masyarakat. c. Terciptanya kedisiplinan pengguna angkutan umum. d. Pengujian sesuai dengan standar. e. Terwujudnya kenyamanan dalam bertugas. f. Tersedianya halte bus yang memadai. g. Tersedianya sarana keselamatan lalu lintas.
40. Terwujudnya budaya tertib berlalu lintas. a. Meningkatnya kelayakan angkutan umum. b. Terciptanya arus lalu lintas yang
lancar dan aman pada
saat hari besar.
41. Peningkatan sarana prasarana pelayanan publik. a. Terciptanya penerangan jalan umum. b. Meningkatnya budaya baca masyarakat. c. Meningkatnya minat baca masyarakat dan melancarkan pengadaan buku. d. Terpenuhinya pelayanan perpustakaan kelliling ke daerahdaerah di Kab. Pekl. e. Peningkatan pelayanan perpustakaan. f. Peningkatan sarana prasarana buku-buku perpustakaan. g. Peningkatan kualitas perpustakaan keliling. h. Pengembangan sarana prasarana perpustakaan. i. Terpenuhinya layanan perpustakaan secara digital. j. Terbangunnya/ terpeliharanya sarana wilayah. k. Meningkatnya kualitas lingkungan perkantoran dan pusat kegiatan masyarakat di ibu kota kecamatan. l. Pelaksanaan pembangunan Rusunawa berjalan lancar. m. Terciptanya rasa aman disekitar landmark. n. Tersedianya
pedoman
prasarana wilayah. 39
pengembangan
sarana
dan
o. Meningkatnya funngsi dan estetika kota. p. Pertumbuhan
kawasan
perumahan
lebih
tertata
dan
terencana. 42. Mewujudnya penyeragaman model pembelajaran pendidikan pra sekolah sebagai persiapan siswa. a. Keikutsertaan dalam kegiatan lomba Tk. Kab. Dan Provinsi 43. Mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan Wajar
Diknas
serta
kemandirian
institusi
prasarana
sekolah
meningkatkan pendidikan, serta
pengelolaan
meningkatkan meningkatkan
dan sarana
kualitas
penyelenggaraan pendidikan. a. Dilantiknya Calon kepala sekolh SD, SMP, SMA dan SMK. b. Peningkatan mutu pendidikan. c. Jumlah kebutuhan sekolah dan UPTD terpenuhi. d. Terlaksanany ujian akhir sekolah. e. Peningkatan mutu SDSN f. Peningkatan efektifitas KBM. g. Peningkatan kretivitas guru, kepala sekolah dan pengawas. h. Kenaikan pangkat/ golongan untuk 1000 guru. i. Peningkatan profesionalisme guru. j. Terbentuknya paskibra dan paswal Kab. Pekalongan. k. 1 Unit gedung kantor UPTD Kec. Bojong. l. Kelancaran dalamkegiatan pelatihan maupun rapat-rapat. m. Kelancaran prosees KBM. n. Terwujudnya gedung sekolah yang representatif dan sarana pendidikan. o. Terselenggaranya kegiatan ekstrakulikuler. p. Meningkatnya kwalitas pendidikan. q. Terbangunnya ruang praktik yang representtif. r. Pembinaan seni budaya dikalangan pelajar dan guru meningkat. s. Pengiriman peserta lomba ditingkat provinsi Jateng.
40
aa. Meningkatnya
pelayanan
pendidikan
dan
pemerataan
jangkauan pelayanan pendidikan.
44. Mewujudkan penyediaan pelayanan pendidikan alternatif bagi yang tidak atau yang belum memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan formal, menyediakan pengetahuan dasar ketrampilan berusaha secara profesional serta meningkatkankualitas pendidikan luar sekolah sesuaidengan kebutuhan. a. Kelancaran proses KBM dan kegiatan administrasi disekolah. b. Tersedianya modul paket B. c. Terlaksananya kegiatan pembelajaran kesetaraan paket B. d. Terlaksananya kegiatan pembelajaran kesetaraan paket A. e. Mutu pembelajararan PDBAI meningkat. f. Ujian nasional program kesetaraan paket C untuk siswa exs formal. g. Ujian nasional program kesetaraan paket A B dan C reguler 45. Meningkatkan budaya olah raga di lingkungan masyarakat dengan harapan terwujudnya hidup sehat jasmani. a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembinaan olah raga prestasi dan non prestasi. b. Meningkatnya peran serta KONI dalam pembangunan olahraga di Kab. Pekl. c. Meningkatnya semangat berlatih olah raga prestasi. d. Meningkatnya prestasi olahraga pelajar Kabupaten Pekalongan. e. Meningkatnya prestasi olahraga Kabupaten Pekalongan. f. Suksesnya Kab. Pekalongan di porprov 2009. g. Peningkakatan nama baik kab. Pekalongan di dunia olahraga. h. Pengiriman atlit berprestasi. 46. Meningkatkan sikap dari perilaku pemuda yang beriman, bertaqwa, mandiri, inovatif dan kreatif. a. Terwakilinya kegiatan pemuda di kab. Dan terbinanya karangtaruna guna pemberdayaan masyarakat. b. Peningkatan sumber daya kepemudaan Kab. Pekalongan. c. Terkirimya dan terpilihnya wakil pemuda pelopor Kab. Pekalongan.
41
d. meningkatnya
pembangunan
kepemudaan
di
Kab.
Pekalongan. e. Meningkatnya
persatuan
dan
kesatuan,kebersamaan,
motivasi dan tanggungjawab pemuda dalam pembangunan di Kab. Pekl,. f. Pemilihan dan pengiriman pemuda pelopor. g. Peningkatan wawasan generasi muda.
47. Meningkatnya pemasaran dan
promosi
pariwisata secara
terpadu dan terkoordinasi secara berkesinambungan. a. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. b. Dikenalnya
obyek
wisata
dan
potensi
wisata
Kab.
Pekalongan. c. Peningkatan kunjungan pada pameran
48. Melakukan rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana pariwisata di 7 ODTW (baik 3 utama maupun 4 ODTW baru yang akan dikembangkan). a. Meningkatnya fasilitas, sarana prasarana 7 OW. b. Tersedianya perencanaan OW. c. Kelancaran pembangunan wisata
yang sesuai kelayakan
lingkungan.
49. Meningkatnya
pemahaman Meningkatnya
pemahaman
budaya daerah dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
pendataan,
pengembangan
dan
pelestarian
kebudayaan daerah. a. Kelestarian nilai-nilai budaya daerah. b. Meningkatnya peringkat MTQ/ STQ Kab. Pekl. c. Semakin berkembangnya organisasi kebudayaan, kesenian dan kelestarian nilai budaya. d. Meingkatnya fasilitas gedung kesenian sebagai sarana hiburan rakyat. 42
e. Meningkatkan kelestarian peninggalan leluhur. f. Meningkatnya pemahaman budaya masyarakat 50. Meningkatnya daya tarik seni dan budaya daerah dengan penambahan sebesar 2 even tiap tahun. a. Terbinanya kebudayaan daerah Kab. b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambangan kesenian dan kebudayaan daerah. c. Terwujudnya sarana prasarana budaya
51. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin. a. Tersalurnya beras miskin kpd RTM. b. Pasien askeskin di BP RSUD Kraton dapat terlayani. c. Terwujudnya pelayanan penguburan mayat tak dikenal dan visum. d. Tersedianya dana bantuan dana dana pendampingan pelayanan kesehatan miskin Kab. Pekalongan. e. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. f.
Terlayaninya kesehatan penduduk miskin di RS.
g. Peningkatan pelayanan transfusi darah bagi masyarakat miskin
52. Mencukupi sumber daya kesehatan dgn tercukupinya kualitas kuantitas tenaga dan sarana prasarana kesehatan. a.
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan.
b.
Tersedianya mobil ambulan.
c.
Terpenuhinya kebutuhan bahan alat pakai habis.
d.
Terpenuhinya kebutuhan logistik rumah sakit.
e.
Terpenuhinya kebutuhan obat- obatan di Rumah Sakit.
f.
Sarana Rumah Sakit tercukupi.
g.
Terpenuhinya kebutuhan alat kantor dan rumah tangga rumah sakit. 43
h.
Tersedianya ruang kemoterapi.
i.
Terpenuhinya kebutuhan alat kesehatan IGD.
j.
Terpenuhnya kebutuhan bahan dan reagen laboratorium rumah sakit.
k.
Terpenuhinya kebutuhan alkes medis dan dan non medis hemodialisa (cuci darah).
l.
Terpenuhinya pasokan cadangan listrik di rumah sakit.
m.
Tersedianya sarana penyimpanana obat dan perbekalan kesehatan.
n.
Terpenuhinya kebutuhan bahan - bahan radiologi.
o.
Terpenuhinya kebutuhan sarana penunjang radiologi dan suku cadang alkes di RSUD kajen.
p.
Terpeliharanya ruang rawat inap.
q.
Terpeliharanya ruang ICU, ICCU,
NICU BP. RSUD
Kraton dan RS kajen. r.
Terpeliharanya ruang poliklinik RSUD Kajen.
s.
Terpeliharanya saluran IPAL.
t.
Terpeliharanya ruang cempaka.
u.
Pemeliharaan ruang nusa indah.
v.
Terpeliharanya ruang kenanga.
w.
Terpeliharanya ruang cendrawasih.
x.
Terpeliharanya ruang melati.
y.
Terpeliharanya ruang mawar.
z.
Terpeliharanya ruang flamboyan.
å.
Terpeliharanya ruang bersalin.
ä.
Terpeliharanya ruang instalasi laboratorium.
ö.
Terpeliharanya ruang instalasi farmasi.
aa.
Terpeliharanya gedung IBS.
bb.
Terpeliharanya alat pemadam kebakaran.
cc.
Terpeliharanya ruang IGD.
dd.
Pemeliharaan/ Perbaikan gedung fisioterapi.
ee.
Terpeliharanya gedung instalasi gizi.
ff.
Terpeliharanya kamar jenazah. 44
gg.
Terpeliharanya instalasi pengelolaan limbah Rumah Sakit.
hh.
Alat-alat kesehatan berfungsi dengan baik.
ii.
Terpeliharanya mebeler rumah sakit dengan baik.
jj.
Perlengkapan Rumah Sakit berfungsi dengan baik.
kk.
Terpeliharanya ruang hemodialisa.
ll.
Terpeliharanya diesel/ genset Rumah sakit.
mm. Terwujudnya distribusi air bersih
rumah sakit dengan
baik. nn.
Terwujudnya pemeliharaan komputer rumah sakit.
oo.
Terpeliharanya ruang rekam medis.
pp.
Terpeliharanya parkir depan RSUD Kraton.
qq.
Terwujudnya perbaikan ruangan,
instalasi listrik dan
perlindungan radiasi ruang rongten. rr.
Terwujudnya pemindahan alat rontgen/ X-Ray.
ss.
Meningkatnya
derajat
kesehatan
jemaah
haji
Kab.
Pekalongan. tt.
Meningkatnya
pelayanan
pemberangkatan
dan
pemulangan jamaah haji. uu.
Tersedianya obat PKD sesuai standar mutu Yankesdas di puskesmas.
vv.
Tersedianya bahan reagen laboaratorium di puskesmas dan Labkeda.
ww. Terpenuhinya
kebutuhan
obat-
obatan
dan
bahan
penunjang di RSUD kajen. xx.
Terakreditasinya puskesmas.
yy.
Tercapainya type rumah sakit sesuai standar.
zz.
Tersedianya data unit pelayanan kesehatan swasta yang sesuai dengan aturan dan perizinan.
åå.
Tersedianya
sarana
pelayanan
kesehatan
memadai. ää.
Tersedianya alat kesehatan di puskesmas.
öö.
Tersedianya alat kantor rumah sakit yang memadai.
45
yang
ggg. Tersedianya
sumber
daya
penunjang
kegiatan
Yankkesmas dan informasi. hhh. Tersedianya tenaga operator SIK di puskesmas dan dinas kesehatan. dd.
Pelayanan kesehatan dan rawat inap di puskesmas perwatan kandangserang.
53. Menurunkan angka kesakitan karena penyakit menular. a. Menurunkan
angka
kesakitan
dan
kematian
menular
penyakit TB paru, Kusta, ISPA Diare dan penyakit kelamin, sehingga tdk menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. b. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular bersumber binatang. c. Penurunan
angka
kesakitan
dan
penyakit
PD3I,
meningkatkan surveilance.
54. Meningkatkan cakupan imunisasi a. Meningkatkan status gizi Bumil, KEK, Retri,
angka
kecukupan gizi, garam yodium dan penurunan prev KEP total.
55. Meningkatkan
peran
serta
masyarakat
melaui
revalitas
posyandu dengan mengaktivkan dan meningkatkan strata dan mandiri. a. Meningkatnya mutu IRTP. b. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi. c. Jaminan pelayanan kesehatan anaksekolah/ santri ponpes dan pengk. Mutu guru UKS. d. Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan lansia serta angka kematian ibu dan bayi. e. Peningkatan perubahan perilaku menuju hidup sehat. f. Terwujudnya promosi kesehatan RS.
46
g. Terwujudnya cakupan desa siaga dengan SMD meningkatya peleyanan poskesten dan SBH. h. Peningkatan
strata
posyandu
di
desa
Terwujudnya
sosialisasi dampak negatif rokok.
56. Meningkatkan mutu lingkungan hidup dengan membuat sarana jembatan dan rumah sehat percontohan serta sarana kese hatan ditempat umum. a. Terwujudnya aksebilitas dan keterjangkauan Yankesdas di Desa b. Teridentifikasinya masalah dan penyebab kematian secara akurat. c. Terlayaninya kesehatan masyarakat kegawatdaruratan. d. Peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan kasus resiko tinggi. e. Tersedianya
upaya
penanganan
kesehatan
khusus
(Kesehatan jiwa, mata dll). f. Menurunkan faktor resiko penularan penyakit berbasis lingkungan. g. Terselenggaranya
kegiatan
Pamsimas
dalam
rangka
penyediaan air bersih
57. Meningkatkan partisipasi masyarakat akan tertib administrasi kependudukan dengan sosialisasi akan penduduk (KTP, KK dan Akta Catatan Sipil ). a. Terwujudnya tertb dokumen capil b. Terpenuhinya SDM SIAK di kecamatan. c. Terpenuhinya pelayanan penduduk miskin. d. Tersedianya data base kependudukan. e. Terwujudnya kelancaran pelayanan. f. Terlayaninya akta kelahiran.
47
58. Meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan a. Meningkatnya kesejahteraan keluarga. b. Meningkatnya upaya pembinaan anggota Dharma wanita. c. Meningkatnya
peran
serta
organisasi
wanita
dalam
pembangunan. d. Meningkatnya peran bantuan PKK dalam menangani desa binaan. e. Tersedianya penyusunan kebijakan regulasi dan sistem perlindungan perempuan dan anak di daerah. f. Terbentuknya forum anak. g. Pembinaan organisasi perempuan. h. Terwujudnya peran perempuan dalam pembangunan di desa. i. Tersedianya fasilitasi perlindungan perempuan
dan anak
dari tindak kekerasan. j. Berkurangnya penderitaan korban kekerasan.
59. Meningkatnya cakupan penanganan PMKS a. Adanya pembinaan keluarga berencana. b. Tersedianya sarana pelayanan di klinik KB. c. Tersediannya pelayanan KB keliling. d. Tersedianya pelayanan kontrasepsi di daerah pantai dan daerah legok. e. Tersedianya perlindungan hak reproduksi individu. f. Tersedianya data profil keeluarga. g. Peningkatan peserta KB MO h. Meningkatnya pelayanan kontrasepsi. i. Terbentuknya kemandirian KUBEFM j. Pemberdayaan fakir miskin melalui mekanisme kelompok usaha bersama (KUBE) BLPS. k. Tersaalurkannya bantuan RTLH. l. Tersedianya
orientasi bagi pengelola Tk.
kecamatan dan Desa. 48
Kabupaten,
m. Tersedianya sarana advokasi dan KIE tentang KRR. n. Tersedianya BKB Kit o. Pengaplikasian data PMKS dan PSKS ke dalam SIKS ke Pusdatin Kesos Depsos RI. p. Pengaplikasian data ketenagakerjaan.
60. Meningkatkan pemberdayaan potensi sosial masyarakat yang meliputi PSM, Orsos dan lembaga sosial kemasyarakatan serta dunia usaha dalam rangka mencegah dan menanggulangi masalah sosial. a. Tersalurkannya bantuan bunga pinjaman kepada Pedagang Pasar Kesesi korban kebakaran. b. Tersedianya profil data desa. c. Meningkatnya kesejahteraan anak yatim piatu. d. Meningkatnya pelayanan usaha kesejahteraan sosial panti asuhan. e. Meningkatkan keetrampilan dan tanggung jawab sosial anak. f. Perubahan perilaku anak. g. Terwujudnya
peningkatan
harkat
dan
martabat
serta
aktualisasi diri penca. h. Terwujudnya peningkatan akses publik penyandang cacat. i. Rehabilitasi medis para penyandang cacat bibir sumbing.
61. Mengembangkan hubungan kerjasama antar lembaga sosial masyarakat dan pemerintah. a. Meningkanya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. b. Meningkatnya peran PEPABRI dalam pembangunan. c. Meningkatnya peran PWRI dalam pembangunan. d. Meningkatnya peran DHC 45 dlm pembangunan. e. Meningkatnya peran Veteran dlm pembangunan. f. Meningkatnya peran Korpri dalam pembangunan. g. Meningkanya pembangunan di Kabupaten Pekalongan. 49
h. Meningkatnya modal usaha bagi tukang becak. i. Meningkatnya kualitas SDM kesejahteraan sosial dalam mengelola UEP. j. Meningkatnya fungsi Masjid ki Gede Rogoselo sebagai sarana ibadah. k. Peningkatan penanggulangan narkoba dan PMS di sekolah.
62. Meningkatnya kualitas dan kuantitas program transmigrasi. a. Lancarnya pemberia bantuan. b. Meningkatnya minat masyarakat bertransmigrasi.
63. Meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat menekan jumlah pencari kerja tiap tahunnya dibawah 15%. a. Terseedianya alat praktek
pendidikan dan pelatihan bagi
pencari kerja. b. Meningkatnya ketrampilan para pencari kerja. c. Lancarnya pembangunan BLK tahap II. d. Tersedianya tenaga kerja sarjana yang berkualitas dan siap pakai. e. Pengerasan jalan desa.
64. Meningkatnya penanganan kasus hubungan industrial sampai dengan 90%. a. Peningkatan SDM mengenai kesadaran K3, hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja. b. Terbentuknya satgas TKI dari berbagai instansi terkait c. Tercapainya UMK yang diterima para pihak.
65. Meningkatkan sarpras yang memadai dalam penanganan bencana. a. Meningkatnya penannganan terhadap korban bencana.
50
66. Meningkatkan standar mutu produk barang beredar di pasar 10% per tahun. a. Terpantaunya fluktuasi harga sembako dan bahan penting lainnya. b. Terciptanya lingkungan pasar aman dan dan nyaman. c. Desain pasar baru. d. Meningkatnya pendapatan pedagang. e. Meningkatnya pedagang pasar. f. Meningkatnya sarana parasarana pasar.
67. Meningkatkan omset penjualan produk daerah sebesar 10% pertahun a. Terciptanya pasar bersih, indah dan nyaman. b. Tercapainya kemampuan mengembangkan akses pasar luar negeri. c. Tersedianya fasilitas tempat usaha bagi pedangang kali lima dan asongan. d. Terciptanya keamanan barang.
68. Meningkatkan produktivitas IKM dari kapasitas terpasang dengan peningkatan sebesar 2 % per tahun. a. Tercapainya peningkatan volume penjualan dari produk unggulan. b. Tersedianya fasilitas peningkatan kemitraan usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah. c. Data base IHT. d. Meningkatnya kualitas hasil produksi. e. Terbentuknya asosiasi IHT. f. Sertifikasi HAKI. g. Meningkatnya volume produksi, SDM dan pasar. h. Meningkatnya kemampuan SDM dan hasil produksi. i. Meningkatnya pendapatan pengrajin. j. Menurunnya peredaran rokok ilegal. 51
k. Meningkatnya kemampuan teknologi industri.
69. Meningkatkan tenaga kerja
yang ahli/ terampil dibidangnya
sebesar 10% pertahun. a. Berkembangnya Usaha Rumah Tangga di Lingkungan Pabrik Rokok di Kab. Pekalongan.
70. Pemberian pinjaman modal koperasi pada 15 koperasi pertahun. a. Tercapainya KSP/USP sesuai PP Nomor 9 tahun 1995. b. Meningkatnya SDM koperasi. c. Terlaksananya pelaksanaan harkopnas.
71. Meningkatkan promosi dan soaialisasi potensi daerah. a. Dikenalnya PUD Kab. Peklongan di tingkat Nasional dan Internasional. b. Meningkatnya pendapatan IKM di lingkungan IHT c. Meningkatnya kemampuan SDM dalam pembuatan proposal investasi potensial Kab. Pekalongan kepada insvestor. d. Publikasi
potensi
investasi
yang
ada
di
Kabupaten
Pekalongan. e. Terpromosikannya potensi Kab. Pekalongan. f. Terciptanya jaringan promosi dan investasi lewat Pameran BIF Nasional dan Internasional. g. Dikenalnya
produk-produk
pertanian
unggulan
melalui
pemeran/ ekspo h. Terlaksananya kegiatan pameran/ ekspo. i. Terlaksananya pembinaan. pengembangan pangan lokal dan meningkatnya diversifikasi pangan masyarakat. j. Meningkatnya pengetahuan petani k. Digunakannya untuk sosialisasi potensi ekonomi daerah. l. Tercukupinya kebutuhan sembako menjelang Lebaran bagi masyarakat kurang mampu. 52
72. Meningkatkan nilai inventarisasi fasilitas dan non fasilitas sebesar 3%. a. Terwujudnya pemahaman tentang kondisi dan peluang investasi di Kab. Pekalongan. b. Terwujudnya
Aturan
Pengelolaan
BUMD
di
Kab.
Pekalongan c. Terwujudnya Aturan Pengelolaan PDAM Kab. Pekalongan. d. Terwujudnya Aturan Pengelolaan
Dana Bergulir di Kab.
Pekalongan. e. Terwujudnya proses merger PD. BKK Kab. Pekl. f. Meningkatnya komposisi/
prosentase modal Pemerintah
Kab. Pekalongan di PD. BPR BKK Karanganyar. g. Terwujudnya Aturan Pengelolaan
Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah. h. Terwujudnya
pedoman
Pemberian
Modal
Pemerintah
Kepada Pihak ketiga 73. Meningkatkan
produksi
pertanian
tanaman
pangan
dan
peternakan. a. Tersedianya data potensi pertanian. b. Tersajinya angka pola pangan harapan Kab. Pekalongan tahun 2009. c. Tersosialisasinya mutu dan
keamanan pangan dan
tersajinya peta rawan pangan. d. Terselenggaranya koordinasi antar instansi terkait tentang kebijakan perberasan. e. Terbinanya gapoktan penerima PUAP dan meningkatnya permodalan gapoktan. f. Lancarnya pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan. g. Meningkatnya pengetahuan petani. h. Tersedian balai benih padi dan pengembangan padi. i. Bertambahnya areal tanaman cengkeh. j. Tersedianya bibit kopi dan kelapa k. Terpenuhinya bantun transportasi pupuk. 53
l. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular ternak. m. Bertambahnya pengetahuan peternak sapi, populasi sapi, dan Terlaksananya ensiminasi buatan. n. Kelembagaan pembibitan ternak sapi dan Terpeliharanya kesehatan ternak. 74. Mewujudkan masyarakat tani yang maju, efisien dan tangguh dimana produk yang dihasilkan baik kualitasnya mampu bersaing ditengah arus globalisasi. a. Meningkatnya
pengetahuan
dan
ketrampilan
petani
cengkeh. b. Terlaksananya penyuluhan dan pendampingan kepada petani. c. Tersusunnya program penyuluh pertanian tk. Kec/ Kab. Dan terselenggaranya training PPL. d. Terlaksananya sosialisasi perda tentang BAPPELUH. e. Bertambahnya sarana penyuluh.
75. Menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mengadopsi teknologi tepat guna dalam upaya peningkatan pendapatan. a. Bertambahnya
sarana
pemenuhan
kebutuhan
air
persawahan. b. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani. c. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani serta Terjaminnya stock pupuk dan pestisida. d. Terlaksananya peningkatan
produksi, produkrifitas dan
mutu produk pertanian serta pengembangan kawasan (TP) e. Bertambahnya populasi tanaman buah-buahan bermutu. f. Tersalurkannya bantuan benih tanaman pangan kepada kelompok tani dan pemberdayaan penangkaran. g. Bertambahnya
areal
hijauan
pakan
Bertambahnya alat pengolah kompos. h. Meningkatnya optimalisasi lahan. 54
ternak
dan
i. Meningkatnya kapasitas jalan usaha tani. j. Berfungsinya
JIDES
dan
JITUT
untuk
mendukung
pengembangan pertanian. k. Bertambahnya populasi cengkeh
76. Meningkatkan daya dukung lahan. a. Bertambahnya populasi hutan rakyat. b. Berkurangnya tingkat kekritisan lahan.
77. Meningkatkan peran serta masyarakat dlm pengelolaan hutan dengan melibatkan LMDH yang ada. a. Bertambahnya keserasian lingkungan sek, ketersediaan bibit bagi masyarakat, pengetahuan pembuatan bokhasi dan Bertambahnya populasi hutan rakyat.
78. Meningkatnya produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. a. Meningkatnya produksi benih ikan. b. Lancarnya bantuan aselisih harga benih ikan. c. Tertatanya fasilitas dan lingkungan TPI/ PPI Jambean. d. Tertatanya fasilitas dan lingkungan PPP Wonokerto. e. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masak ikan dan meningkatnya motivasi gemar makan ikan.
79. Menurunnya kerusakan pantai dan laut akibat abrasi. a. Meningkatnya
produksi
ikan
ekonomis
penting
dan
terbangunnya fishing ground.
80. Meningkatkan
ketersediaan
dan
kualitas
dokumen
perencanaan penataan ruang dan kawasan. a. Terbitnya administrasi pengelolaan TPI dan rencana zonasi wilayah pesisir Kab. Pekalongan.
55
81. Tersedianya kegiatan pembangunan yang
memperhatikan
daya dukung lahan yang serasi keberlanjutan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup. a. Terlaksananya kegiatan penilaian adipura. b. Penutupan sampah TPA ( Sistem open dumping). c. Menguranggi pencemaran air sungai dari limbah industri kecil. d. Terpantaunya kualitas air sungai dan limbah cair industri. e. Tersedianya bahan reagen dan instalasi listrik laboratorium untuk uji sampel limbah cair. f. Tersedianya tempat sampah untuk limbah industri rokok. g. Terbangunnya 7 sumur resapan. h. Tersedianya data Pengelolaan konservasi SDA Hayati di kawasan hutan.
82. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup daerah. a. Terdistribusinya bibit bagi masyarakat dan Peningkatan pemahaman tentang penghijauan lingkungan. b. Terencana
dan
tersusunnya
Program
Pembangunan
Pengendalian SDA dan LH (Penambangan Sirtu). c. Tersedianya data tentang pengendalian dan konservasi lahan kritis di Kab.Pekalongan d. Terciptanya keindahan dan kenyamanan kota
83. Tercukupinya sarana dan prasarana pengalolaan sampah. a. Terolahnya limbah laboratorium kantor LH. b. Terbangunnya saluran tersier dan tersedianya alat ukur debit air limbah. c. Termanfaatnya reaktor biogas dikawasan pemukiman dan peternakan sebagai energi alternatif.
56
1. KEBIJAKAN UMUM Arah kebijakan umum dalam kerangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Pekalongan tahun 2006-2011 sebagai berikut: a. Peningkatan institusi pemerintah baik unsur eksekutif maupun legeslatif agar mampu mengakomodir tuntutan masyarakat dan dinamika yang berkembang serta lebih mengembangkan pola kerja sama yang berkelanjutan, dengan semakin memperluas cakupan
partisipasi
masyarakat
terhadap
pelaksanaan
pembangunan. b. Perwujudan terjalinnya komunikasi yang harmonis antar komponen
pemangku
kepentingan
pembangunan
kab.
memantapkan
pelaksanaan
tata
Pekalongan
serta
pemerintahan
yang
peningkatan
kemampuan
baik
melalui
penatan
aparatur,
kelembagaan,
akuntabiltas
dan
kemandirian masyarakat serta mendorong penerpan tehnologi informasi pemerintahan sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya kepuasan masyarakat. c. Optimalisasi pemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan ruang Kabupaten, serta pembangunan dan pengembangan saran dan prasarana infrastruktur wilayah yang mam[u membuka isolasi deaerah, membuka kawasan baru serta dapat meningkatkan aksesbilitas dan mobilitas faktor-faktor produksi. d. Upaya-upaya dengan
peningkatan
menitik
kualitas
beratkan
pada
pelayanan
kesehatan
pemerataan
pelayanan
kesehatan, peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dengan penekanan pada refitalisasi pos yandu dan penanganan gizi buruk maupun peningkatan drajat kesehatan. e. Upaya-upaya
peningkatan
pemerataan
pendidikan,
peningkatan kualitas pendidikan peningkatan peran pemuda dalam proses pembanbungan dan peninngkatan budaya 57
olahraga dengan menitik beratkan pada pengembangan pendidikan dasar dan menengah serta pemberian kesempatan bagi golongan kurang beruntung, peningkatan kualitas tenaga pendidik
dan
pemberdayaan
organisasi
pemuda
serta
pembinaan keolahragaan. f. Upaya-upaya pencegahan dan penanggulanagan masalahmasalh sosial dengan menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan sosial, serta penanggulangan bencana dan pengentasan kemiskinan. g. Upaya-upaya peningkatan supremasi hukum daerah dan perlindungan
HAM,
dengan
menitikberatkan
pada
penyempurnan produk-produk hukum daerah, peningkatan kualitas aparat hukum daerah, serta penegakan peraturan daerah untuk mewujudkan tatanan sosial, budaya yang relijius, dan politik. h. Pemberdayaan kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan melalui peningkatan kualitas dan kapasitas manajemen, permodalan, produksi dan peningkatan kemampuan dalam mengakses sumber-sumber bahan baku, teknologi, pasar dan faktor lainnya serta meningkatkan kerja sama antar pemerintah, masyarakat dan swasta dengan seluruh kekuatan ekonominya baik itu pengusaha kesil, menengah, besar dan koperasi sebagai wujud pengembangan ekonomi kabupaten yang mandiri serta mendorong penyebaran investasi pada seluruh bagian wilayah Kabupaten. i.
Upaya-upaya beratkan
pengembangan
pada
peningkatan
pariwisata kualitas
dengan
menitik
kepariwisataan
dan
pemasaran kepariwisataan, serta dukungan penyediaan saran dan prasarana wisata dengan melibatkan para pelaku bisnis dan masyarakat secara intensif.
58
2. PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN PEKALONGAN. 1)
Peningkatkan mutu pelayanan publik.
2)
Peningkatan pendidikan dan kebudayaan.
3)
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
4)
Peningkatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur yang mendorong percepatan pembangunan sektor-sektor lain.
5)
Peningkatan
penanganan
potensi
ekonomi
lokal
dan
mendorong pertumbuhan sektor riil dan dunia usaha. 6)
Peningkatan penanggulangan kemiskinan, ketenagakerjaan dan penyandang masalah-masalah kesejahteraan sosial.
7)
Penegakan hukum dan peningkatan ketertiban masyarakat.
8)
Peningkatan pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan yang sehat.
3. PROGRAM YANG DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2009 1)
Pemeliharaan kamtibmas dan pencegahan tindak kriminal.
2)
Penataan PPU
3)
Pengintensifan penannganan pengaduan masyaraikat.
4)
Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
5)
Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanaan.
6)
Kerukunan antar umat beragama.
7)
Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan keagamaan
8)
Pelestarian
nilai-nilai
kepahlawanan
dankesetiakawanan
sosial. 9)
Pelayanan kehidupan beragama.
10) Peningkatan sumber daya aparatur. 11) Pengembangan wawasan kebangasaan. 12) Pendidikan politik masyarakat. 13) Pembinaan
administrasi
penyelenggaraan
pemerintahan
desa/ kelurahan dan kecamatan. 14) Bantuan keuangan kepaada pemerintah daerah/ desa/ kelurahan 15) Kerja sama pembangunan. 16) Perencanaan sosial dan budaya. 17) Pelayanan administrasi perkantoran 18) Peningkatan pemberdayaan masyarakat. 59
19) Pengembangan ekonomi pedesaan 20) Peningkatan disiplin aparatur. 21) Perencanaan pembangunan daerah 22) Pemberdayaan masyarakat desa 23) Perencanaan pembangunan ekonomi. 24) Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. 25) Perencanaan prasarana wilayah 26) Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 27) Pengembangan data/ informasi. 28) Tersedianya jasa asuransi kesehatan DPRD 29) Kemitraan Peningkatan pelayanan kesehatan 30) Penataan daerah otonami baru 31) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 32) Tertib administrasi pertanahan 33) Penataan
penguasaan
pemilikan
penggunaan
dan
pemanfaatan tanah 34) Peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah 35) Pengembangan wilayah transmigrasi 36) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan 37) Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 38) Penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah. 39) Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/ kota 40) Peningkatan pengembangan sistem laporan capaian kinerja dan keuangan 41) Pengaturan jasa kontruksi. 42) Pengembangan komunikasi informasi dan media massa 43) Peningktan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH 44) Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan 45) Pembinaan dan pengembangan aparatur 46) Mutasi pegawai. 47) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian 48) Sistem dokumentasi dan informasi kepegawaian 60
49) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 50) Perbaikan sistem administrasi kearsipan 51) Peningkatan kualitas pelayanan informasi. 52) Pemeliharaan
rutin/
berkala
sarana
pengelolaan
dan
penyimpanan arsip. 53) Pembangunan jalan dan jembatan. 54) Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan. 55) Tanggap darurat jalan dan jembatan 56) Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 57) Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya 58) Pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya 59) Pengendalian banjir 60) Pembangunan infrastruktur pedesaan 61) Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong 62) Pemberdayaan komunitas perumahan 63) Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor 64) Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan 65) Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ. 66) Pengendalian dan pengamanan lalu lintas. 67) Peningkatan pelayanan angkutan 68) Peningkatan dan pengembangan lampu penerangan jalan umum. 69) Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan 70) Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 71) Pengendalian pemanfaatan tata ruang. 72) Perencanaan tata ruang 73) Pendidikan Usia Dini 74) Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidik 75) Pengembangan kebijakan manajemen olah raga 76) Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan 77) Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun 61
78) Pendidikan menengah 79) Manajemen pelayanan pendidikan 80) Pendidikan non formal 81) Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga 82) Peningkatan peran serta kepemudaan 83) Pengembangan pemasaran pariwisata 84) Pengembangan destinasi pariwisata 85) Pengembangan nilai budaya 86) Pengelolaan kekayaan daerah. 87) Pengelolaan keragamaan budaya 88) Bantuan keuangan kepada Pemerintah Daerah./ Pemerintah Desa. 89) Pelayanan kesehatan penduduk miskin. 90) Pengadaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa RS Paru-paru. 91) Pemeliharaan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa RS Paruparu 92) Upaya kesehatan masyarakat. 93) Pengadaan obat-obatan dan perbekalan keselamatan. 94) Standarisasi pelayanan kesehatan. 95) Pengadaan,
peningkatan
dan
perbaikan
sarana
dan
prasarana puskesmas/ pustu dan jaringannya. 96) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. 97) Perbaikan gizi masyarakat. 98) Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 99) Pengawasan obat dan makanan. 100) Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan. 101) Peningkatan keselamatan ibu melahirkan anak. 102) Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 103) Pengembangan lingkungan sehat. 104) Penataan administrasi kependudukan. 105) Peningkatan
peran
serta
pembangunan. 62
kesetaraan
gender
dalam
106) Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 107) Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan anak 108) Pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial 109) Keluarga berencana. 110) Pelayanan kontrasepsi. 111) Pemberdayaan fakir miskin komunitas adat terpencil dan PMKS lainnya. 112) Penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga 113) Kesehatan reproduksi remaja. 114) Pengembangan modal operasional BKB POSYANDU – PAUD 115) Pengembangan sistem informasi kesejahteraan sosial (SIKS), SIBI DAN SIG 116) Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial PMKS. 117) Pembinaan panti asuhan/ panti jompo 118) Pembinaan anak terlantar 119) Pembinaan para penyandang cacat dan trauma 120) Pemberdayaan kelembagaan masyarakat sosial. 121) Peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS 122) Transmigrasi lokal 123) Penyusunan kualitas dan produktifitas tenaga kerja. 124) Peningkatan kesempatan kerja. 125) Perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan. 126) Pencegahan dini dan penanggulangan kkorban bencana alam. 127) Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri. 128) Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 129) Pembinaan pedaganga kaki lima dan asongan 130) Perlindungan dan pengawasan perdagangan. 131) Pengembangan IKM 132) Peningkatan kemampuan teknologi industri 133) Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi. 134) Pengembangan kewirausahaan dan keunngulan kompetitif 63
135) Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 136) Peningkatan promosi dan kerja sama investasi. 137) Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian 138) Peningkatan penguasaan manajemen 139) Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. 140) Peningkatan permodalan 141) Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan) 142) Peningkatan produksi pertanian/ perkebunan 143) Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak. 144) Peningkatan produksi hasil ternak. 145) Peningkatan kesejahteraan petani. 146) Pemberdayaan penyuluh pertanian/ perkebunan lapangan 147) Peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan 148) Rehabilitasi hutan dan lahan. 149) Perlindungan konservasi sumber daya hutan. 150) Pemanfaatan potensi sumber daya hutan 151) Pengembangan perikanan tangkap 152) Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran perikanan 153) Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. 154) Pengembangan kinerja pengelolaan sampah. 155) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 156) Perlindungandan konservasi sumber daya alam 157) Rehabilitasi dan pemulihan akses cadangan sumber daya alam. 158) Pengelolaan terbuka hijau (RTH) 159) Pengendalian pencemaran dan peruskan lingkungan B. RENCANA KINERJA TAHUN 2009 Setiap sasaran stratejik Pemerintah Kabupaten Pekalongan dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan 64
perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Kinerja kegiatan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan target sasaran yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menetapkan 83 (delapan puluh tiga) sasaran dan 159 (seratus lima puluh) program dengan alokasi dana APBD sebesar Rp. 726.164.052.792,-. Rencana Kinerja Tahun 2009 Pemerintah Kabupaten dapat dilihat pada lampiran I.
65