BAB I - Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Ketersediaan cadangan energi fosil di seluruh dunia mengakibatkan pola kebijakan energi dunia lebih menekankan pada kegiatan eksplorasi terhadap sumber-sumber energi yang terbarukan, akan tetapi kebijakan tersebut masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dilaksanakan secara global di seluruh dunia terkait masalah sosialisasi dan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Untuk mengatasi dan mencari solusi dari kebutuhan energi yang semakin meningkat, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggiatkan kembali aktivitas eksplorasi pada cekungan-cekungan sedimenter yang masih memiliki potensi hidrokarbon. Cekungan Salawati di bagian Kepala Burung Pulau Papua merupakan salah satu cekungan di Indonesia Timur yang mengandung hidrokarbon dan telah matang untuk kegiatan eksplorasi dan produksi. Kandungan hidrokarbon pada cekungan ini, tidak terlepas dari mekanisme jebakan (trapping mechanism) hidrokarbon pada cekungan ini yang dikontrol oleh sesar-sesar normal sebagai implikasi dari Sesar Geser Sorong yang bersifat mengiri (LEMIGAS, 2005). Tatanan tektonik di Pulau Papua yang sangat kompleks mengakibatkan keberadaan sesar-sesar mayor dan kelurusan-kelurusan akan dapat dijumpai pada Cekungan Salawati. Imbas dari aktifnya Sesar Sorong pada kala Pliosen menjadi jalur migrasi bagi hidrokarbon dari batuan induk berupa Formasi Klasafet dan Lower Klasaman ke batuan reservoir dari Formasi Kais. Berdasarkan publikasi dari Geological Investigation Report of North Dakota, USA, Tahun 2011, analisis terhadap tingkat densitas kelurusan berdasarkan data citra Landsat dan DEM di permukaan pada suatu cekungan hidrokarbon memiliki
keterkaitan langsung
dengan tingkat produksi hidrokarbon dari sumur-sumur minyak dan gas yang ada “Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
1
BAB I - Pendahuluan
pada cekungan tersebut. Berdasarkan hal itu, maka keberadaan sesar dan kelurusan akibat tektonik baik yang ada di permukaan maupun di bawah permukaan bumi dapat dijadikan suatu petunjuk di dalam melakukan eksplorasi hidrokarbon serta menentukan korelasinya terhadap sumur-sumur produksi minyak dan gas bumi pada Cekungan Salawati. Penelitian mengenai ekstraksi kelurusan dalam korelasinya terhadap produksi minyak dan gas bumi pada Cekungan Salawati menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh dengan melibatkan teknologi penginderaan jauh dan analisis secara statistik untuk melihat pengaruh kelurusan akibat tektonik terhadap produksi active well dan dry well di Cekungan Salawati. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang topik ini yang berjudul “HUBUNGAN KELURUSAN PERMUKAAN TERHADAP POTENSI HIDROKARBON DI CEKUNGAN SALAWATI, PAPUA”.
I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara melakukan ekstraksi kelurusan di permukaan bumi dari data Citra Landsat 8 OLI dan Citra ASTER GDEM ? 2. Bagaimana menganalisis arah umum, densitas dan distribusi kelurusan dari dataset yang dipergunakan? 3. Bagaimana menganalisis anomali potensi keterdapatan Hidrokarbon melalui proses alterasi mineral dan proses pelapukan kimiawi di permukaan bumi? 4. Bagaimana cara menganalisa hubungan antara potensi hidrokarbon dan densitas kelurusan?
“Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
2
BAB I - Pendahuluan
I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian. I.3.1. Maksud Penelitian. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh keterdapatan kelurusan pada permukaan bumi terhadap potensi hidrokarbon dan melakukan interpretasi serta prediksi dari potensi keterdapatan hidrokarbon di daerah penelitian. I.3.2. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan hubungan antara densitas kelurusan dengan potensi hidrokarbon di daerah penelitian. 2. Menentukan daerah anomali rembesan hidrokarbon dan interpretasi threshold mineral alterasi di daerah penelitian. 3. Mendapatkan potensi hidrokarbon berdasarkan interpretasi keterdapatan kelurusan di permukaan bumi yang dikorelasikan dengan analisis citra Landsat untuk memprediksi daerah prospek hidrokarbon di daerah penelitian. I.4. Batasan Penelitian. Penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap data kelurusan yang bersumber dari ekstraksi terhadap data Citra Landsat 8 OLI dan Citra ASTER GDEM serta korelasi dari data akumulasi hidrokarbon sumur-sumur eksploitasi yang berada pada lapangan minyak dan gas di areal konsesi PT. Petrochina Bermuda (Blok Arar dan Blok Walio) dan juga analisis daerah anomali rembesan hidrokarbon berdasarkan citra Landsat yang dihubungkan dengan kondisi tektonik regional pada Cekungan Salawati.
“Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
3
BAB I - Pendahuluan
I.5. Lokasi Penelitian. Secara admnistratif, lokasi penelitian termasuk dalam wilayah Kotamadya dan Kabupaten Sorong, Propinsi Papua Barat. Akan tetapi, secara geologi berada pada sebagian Cekungan Salawati di bagian Kepala Burung, Pulau Papua yang merupakan Area Konsesi PT. Petrochina Bermuda (Gambar 1.1).
Gambar 1.1.
Letak geografis daerah penelitian yang terletak pada wilayah administratif Kotamadya dan Kabupaten Sorong, Propinsi Papua Barat.
“Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
4
BAB I - Pendahuluan
I.6. Peneliti Terdahulu. Penelitian terbaru di Cekungan Salawati sedikit banyak dipengaruhi oleh peneliti sebelumnya, baik dari segi filosofi pemikiran, kerangka teori, latar belakang pemikiran, maupun cakupan penelitian. Berikut ini adalah beberapa peneliti terdahulu di Cekungan Salawati yang diurutkan secara kronologi dan berdasarkan lokasinya ; 1. CH.Amri, dkk (1990), Pemetaan Geologi Regional Lembar Sorong, Irian Jaya. (Skala 1:250.000). 2. Satyana, dkk (1999), Significance of focused hydrocarbon migration in Salawati Basin: Control of Faults and Structural Noses. Penelitian ini menghasilkan identifikasi terhadap lokasi-lokasi jalur migrasi yang paling efisien dikontrol oleh sesar dan patahan di Cekungan Salawati. (Skala Peta 1:200.000). 3. Isnaini (1999), Studi Stacking Pattern dan penyebaran Batugamping Intra Kais, Formasi Kais, Cekungan Salawati, Pulau Salawati, Irian Jaya. Penelitian ini mengkaji tentang tentang pola susunan (stacking pattern) dan penyebaran atau distribusi Formasi Intra-Kais. (Skala Peta 1:200.000). 4. Satyana (2003), Re-evaluation of the Sedimentology and Evolution of the Kais Carbonate Platform , Salawati Basin, Eastern Indonesia: Exploration Significance. Penelitian ini menghasilkan revisi interpretasi yang menyimpulkan bahwa batuan karbonat Formasi Kais di Cekungan Salawati berkembang secara berkelanjutan pada area shelf sejak kala Miosen Awal – Miosen Tengah. Re-evaluasi batuan karbonat Formasi Kais ini berimbas pada penemuan lapangan migas baru dan membuka peluang bagi ditemukannya daerah-daerah prospektif baru diluar daerah klasik Kasim-Walio (Skala Peta 1:200.000)
“Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
5
BAB I - Pendahuluan
5. Roestamadji, dkk (2005), A simple velocity study approach using the old database lead to an oil discovery. Melakukan terobosan penelitian pada daerah mature lama dengan melakukan optimalisasi daerah eksplorasi dengan data seismik 2D lama, pemahaman geologi lokal dan penggunaan data stacking velocities yang diterapkan pada daerah penelitian di Cekungan Salawati. Hasilnya adalah pengeboran daerah prospek baru dan merupakan daerah pengembangan baru yang dianggap berkelanjutan secara ekonomis.(Skala Peta 1:200.000). 6. Rufaida, dkk (2005), A case study : A fact and fancy of seismic inversion. Melakukan studi kasus pada lapangan Kasim di Cekungan Salawati yang memiliki cadangan minyak yang hampir habis dan melakukan penelitian pada ketiga sumur uji baru untuk pengembangan dengan menggunakan seismik inversi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan seismik inversi bisa membantu dalam menemukan lokasi sumur tambahan yang baru namun dalam penggunaannya harus lebih diperhatikan lagi untuk menghindari interpretasi yang kurang tepat. (Skala Peta 1:100.000). 7. Wahydin, dkk (2005), Integrated Reservoir Characterization for Evaluating Development Opportunities in Mature Oil and Gas Reservoirs (Miocen Kais Carbonates) Salawati Island, Papua, Indonesia. Melakukan analisis petrografis lanjutan terhadap 290 sayatan tipis dari 19 sumur terpilih, dengan tujuan mengetahui hubungan antara kualitas reservoar dan fasies-fasies pengendapannya, terutama pada bagian reservoar yang mengalami dolomitisasi sehingga menghasilkan pandangan bahwa satu model geologi saja tidak mencukupi untuk diterapkan pada keseluruhan Cekungan Salawati. (Skala Peta 1:100.000). 8. Satyana (2009), Emergence of new petroleum system in the mature Salawati Basin; Keys from geochemical biomarkers. Menghasilkan model petroleum sistem baru di Cekungan Salawati dengan menekankan pada “Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
6
BAB I - Pendahuluan
penyebaran dan kualitas reservoar Batupasir Intra-Klasaman. (Skala Peta 1: 200.000). 9. Satyana, dkk (2011), Sorong fault tectonism and detachment of Salawati Island; Implications for Petroleum Generation and migration in Salawati Basin, Bird Heads of Papua. Penelitian ini memaparkan bahwa proses translasi dan rotasi pulau salawati dianggap mempengaruhi Formasi Klasaman Bawah, Klasafet dan Kais, menghasilkan sabuk antiklinorium yang membentuk structural noses regional berarah baratlaut-tenggara. Penelitian ini juga menunjukkan structural noses regional menjadi jalur migrasi efektif dan mempengaruhi proses petroleum charging berjalan dengan maksimal. (Skala Peta 1:500.000). Penelitian mengenai hubungan kelurusan di permukaan bumi dengan potensi hidrokarbon di Cekungan Salawati merupakan metode yang baru pertama kali dilakukan di daerah penelitian, khususnya dalam menganalisis densitas kelurusan, anomali microseepage hidrokarbon dan alterasi mineral permukaan. I.7. Manfaat Penelitian Secara umum manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Diharapkan dapat menjadi salah satu metode pendukung dalam aktivitas eksplorasi Hidrokarbon pada suatu daerah prospek. 2. Bagi pihak perusahaan dan pemerintah daerah setempat akan dapat
memberikan
tambahan
informasi
sekunder
mengenai
potensi
hidrokarbon pada Cekungan Salawati dengan ditinjau berdasarkan data kelurusan permukaan, anomali microseepage dan alterasi threshold mineral.
“Hubungan Kelurusan Permukaan terhadap Potensi Hidrokarbon di Cekungan Salawati, Papua”
7