LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN
A.
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA Pembentukan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut didasarkan kepada Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Kabupaten Garut. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Sedangkan tugas pokok, fungsi dan Tata Kerja Dinas secara rinci diatur melalui Peraturan Bupati Garut Nomor 527 Tahun 2014. 1.
Kedudukan Merupakan unsur pelaksana otonomi yang dipimpin oleh kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
2.
Tugas Pokok Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
3.
Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
1
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
b.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B.
LATAR BELAKANG Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun tugas pokoknya adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi. Sebagai instansi pemerintah yang melaksanakan dua urusan wajib dan satu urusan pilihan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai upaya untuk meningkatkan
akuntabilitas
dan
capaian
kinerja
yang
berorientasi
pada
pencapaian pelayanan prima kepada masyarakat di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi. Oleh karena itu penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan media pertanggungjawaban yang berisi informasi capaian kinerja Instansi
Pemerintah
yang
dapat
digunakan
sebagai
komunikasi
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah serta sebagai perwujudan tertulis pertanggungjawaban Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada Bupati sebagai pemberi delegasi wewenang dan mandat.
2
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
C.
MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dimaksudkan sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi atas penggunaan anggaran dengan melaksanakan pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Adapun tujuannya adalah : 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat dalam hal ini Bupati Garut atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. 2.
Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
D. DASAR HUKUM Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Kabupaten Garut mengacu kepada : 1.
Tap MPR. RI Nomor : XI / MPR / 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme;
2.
Undang – undang No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; 3.
Undang – undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4.
Undang – undang No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah;
3
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
5.
Undang – undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
7.
Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Sistem AKIP;
8.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara; Nomor 239 / IX / 6 / 8 / 2003 tentang perbaikan pedoman penyusunan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU). 11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah. 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
E.
LINGKUNGAN STRATEGIS YANG BERPENGARUH a) Lingkungan Internal a.
Kekuatan (Strengths). Berdasarkan hasil analisis, dapat diidentifikasi beberapa faktor kekuatan yang sangat mempengaruhi keberhasilan Dinas Sosial Tenaga kerja dan
4
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Transmigrasi Kabupaten Garut Kabupaten Garut dalam mencapai visi dan misi yang telah disepakati. Faktor-faktor tersebut adalah : 1)
Sumber Daya Aparatur Pegawai Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut sebagian besar golongan III, hal ini merupakan
salah
profesionalisme
satu
pelayanan
modal
dasar
untuk
bidang
Sosial
Tenaga
menunjang Kerja
dan
Transmigrasi. 2)
Budaya organisasi Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut yang cukup kondusif, disebabkan oleh hubungan kerja yang dibangun secara kekeluargaan dan demokratis, sehingga sangat bermanfaat dalam mengembangkan kreativitas individual maupun kelompok/teamwork;
3)
Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang relatif memadai sehingga sangat membantu pelaksanaan tugas sehari-hari. Hal ini menyangkut fasilitas gedung ruangan kantor, ruang rapat, sarana transportasi, maupun peralatan perkantoran yang cukup memadai sesuai dengan standar yang ditentukan;
4)
Tersedianya Balai Latihan Kerja, sebagai penyelenggara pelatihan bagi
para
pencari
kerja
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
produktivitas tenaga kerja. 5)
Adanya dukungan legalitas berupa produk hukum yang berpengaruh terhadap
sasaran
garapan
Dinas
Sosial
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi Kabupaten Garut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu :
5
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
a)
Undang
–
undang
nomor
15
tahun
1997
tentang
nomor
13
tahun
2003
tentang
Ketransmigrasian; b)
Undang
–
undang
Ketenagakerjaan; c)
Undang – undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
b.
Kelemahan (Weaknesess). Selain memiliki beberapa kekuatan seperti telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa kelemahan internal yang menghambat kelancaran organisasi dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan, beberapa kelemahan tersebut adalah : 1)
Kurangnya
jumlah
tenaga
fungsional
baik
pengawas
ketenagakerjaan, pengantar kerja maupun instruktur Balai Latihan Kerja (BLK). Hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan baik pengawasan ketenagakerjaan dan hubungan industrial, penempatan tenaga kerja maupun kualitas lulusan Balai Latihan Kerja (BLK). 2)
Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan tugas kurang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya.
3)
Minat pegawai untuk mengikuti Diklat Fungsional dan Diklat Teknis ketenagakerjaan masih rendah;
4)
Kurangnya kesempatan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan formal, pendidikan latihan dalam dan luar negeri bagi pegawai.
6
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
b) Lingkungan Eksternal a.
Peluang (Opportunities) Yaitu situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat positif yang mendukung kelancaran Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Kabupaten Garut dalam mencapai Visi dan Misinya, antara lain : 1)
Jumlah Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang cukup besar (424 Karang Taruna, 41 TKSK, 37 Orsos, 503 PSM dan 52 orang Tagana), hal ini sangat membantu dalam penyelenggaraan pelayanan Kesejahteraan Sosial penanganan PMKS.
2) Terbentuknya Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) di tingkat desa/kelurahan. 3) Terbukanya kesempatan kerja baik didalam maupun di luar negeri. 4)
Para pengusaha dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan sebagai mitra kerja yang mempunyai peranan dalam penanganan masalahmasalah ketenagakerjaan
5)
Terjalinnya komunikasi yang baik dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalm sinergitas program dan kegiatan
6)
Masih terdapat peluang penempatan calon transmigran dari daerah lain, khususnya luar jawa.
b.
Tantangan (Threats) Selain peluang-peluang seperti diuraikan diatas, terdapat pula tantangantantangan yang menghambat terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pokok organisasi Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
7
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tantangan-tantangan ini terutama datang dari luar sistem organisasi, tetapi sangat berpengaruh terhadap jalannya roda organisasi dalam mencapai tingkat kinerjanya. Beberapa tantangan atau ancaman tersebut diantaranya adalah : 1)
Perubahan
yang
terjadi
dalam
tatanan
kehidupan
sosial
kemasyarakatan sebagai dampak dari era globalisasi serta saling pengaruh antara berbagai faktor di dalamnya merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam pembangunan bidang sosial ketenagakerjaan dan transmigrasi, seperti melemahnya nilai kesetiakawanan sosial dan persaingan kerja. 2)
Jumlah penganggur yang semakin bertambah.
3)
Terjadinya bencana alam, mengingat Kabupaten Garut termasuk daerah rawan bencana alam.
4)
Tumbuhnya daya saing tenaga kerja menuntut peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja sesuai dengan tuntutan pasar.
5)
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang semakin bertambah, seperti kemiskinan, keterlantaran, ketunaan sosial, kecacatan dan korban bencana.
6)
Terbatasnya
peluang
kerja
sama
antar
daerah
dalam
penempatan calon trangmigran, sedangkan minat dan animo masyarakat untuk transmigrasi cukup tinggi. F.
PERMASALAHAN UTAMA Urusan Sosial : a. Tingginya jumlah penduduk miskin. b. Tingginya angka penyandang masalah Kesejahteraan Sosial *)
8
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
c. Belum terintegrasinya penanganan penduduk miskin *) d. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial belum optimal.
e. Kurangnya kemandirian Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) sebagai mitra pemerintah dalam penanganan PMKS.
f. Rendahnya aksesibilitas sarana dan prasarana bagi orang dengan disabilitas. g. Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber Kesejahteraan Sosial *) h. Belum optimalnya penanganan bencana alam dan dampak socialnya *) 2. Urusan Tenaga Kerja : a. Tingginya jumlah pengangguran terbuka. b. Rendahnya Kualitas dan Produktivitas tenaga kerja c. Rendahnya penyerapan tenaga kerja. d. Rendahnya kompetensi pencari kerja. e. Upah Minimum Kabupaten (UKM) belum sama dengan Kebutuhan hidup layak (KHL). f. Perlindungan dan pengawasan tenaga kerja yang belum optimal. g. Tingginya jumlah Pekerja anak. h. Masih
banyak
perusahaan
yang
belum
melaksanakan
peraturan
ketenagakerjaan. 3. Urusan Transmigrasi : a.
Kesiapan tempat transmigran tidak tepat waktu yang dijadwalkan.
b.
Belum efektifnya kegiatan penjajagan/survey kerjasama antar daerah (KSAD) ke lokasi-lokasi potensial, karena sering berubahnya kepastian target penempatan dari pemerintah pusat.
c.
Belum tertibnya penataan aset/lahan transmigrasi lokal (resettlement).
9
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
G. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut tahun 2014, sebagai berikut : BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Gambaran Umum Unit Kerja
B.
Latar Belakang
C.
Maksud dan Tujuan
D.
Dasar Hukum
E.
Ingkungan Strategis yang berpengaruh
F.
Permasalahan Utama
G.
Sistematika Penulisan
PERENCANAAN KINERJA A. Struktur Organisasi B. Tugas Pokok dan Fungsi C. Visi dan Misi D. Tujuan E. Sasaran F.
BAB III
Perjanjian Kinerja Tahun 2014
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran
BAB IV
PENUTUP A. Kesimpulan Kinerja B. Kendala / Hambatan Kinerja C. Strategi Pemecahan Masalah
LAMPIRAN : 1. Perjanjian Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Realisasi anggaran per sasaran.
10
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
BAB II PERENCANAAAN KINERJA TAHUN 2014
A.
STRUKTUR ORGANISASI Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu orang Sekretaris dan 4 orang Kepala Bidang, Kelompok Jabatan Fungsional serta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK). Adapun Struktur Organisasi Dinas Soial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut secara rinci, terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretaris membawahkan : 1) Sub Bagian Umum 2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan c. Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Sosial, membawahkan: 1) Seksi Pemberdayaan Sosial 2) Seksi Pengembangan Sosial 3) Seksi Pengembangan Partisipasi Sosial d. Bidang Bantuan Jaminan dan Rehabilitasi Sosial, membawahkan : 1)
Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial
2)
Seksi Pelayanan Sosial
3)
Seksi Rehabilitasi Sosial
e. Bidang Transmigarasi dan Penempatan Tenaga Kerja membawahkan 3 seksi yaitu :
11
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
f.
1)
Seksi Transmigrasi;
2)
Seksi Produktivitas Tenaga Kerja;
3)
Seksi Penempatan Tenaga Kerja.
Bidang
Perlindungan
Hubungan
Industrial
dan
Jamsostek,
membawahkan : 1)
Seksi Persyaratan Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2)
Seksi Perlindungan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3)
Seksi Perlindungan Norma Kerja.
g. UPTD Balai Latihan Kerja (BLK), membawahkan : 1) Kasubag Umum 2) Jabatan Fungsional (Instruktur) BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT KEPALA DINAS SEKRETARIAT Sub. Bag Umum
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sub. Bag Keuangan
Sub. Bag. Perncanaan Evaluasi & Pelaporan
Bidang Pemberdayaan & Pengembangan Sosial
Bidang Bantuan Jaminan & Rehabilitasi Sosial
Bidang Transmigrasi & Penempatan Tenaga Kerja
Bidang Perlindungan Hubungan Industrial & Jamsostek
Seksi Pemberdayaan Sosial
Seksi Transmigrasi
Seksi Transmigrasi
Seksi Persyaratan Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Seksi Pengembangan Sosial
Seksi Produktivitas Tenaga Kerja
Seksi Produktivitas Tenaga Kerja
Seksi Perlindungan Norma Keselamatan & Kesehatan Kerja
Seksi Pengembangan Partisipasi Sosial
Seksi Penempatan Tenaga kerja
Seksi Penempatan Tenaga kerja
Seksi Perlindungan Norma Kerja
Garis Komando / Pembinaan Garis Koordinasi
UPTD BLK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NO 23 TAHUN 2008
12
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
B.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1. Tugas Pokok Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
b.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Sosial, ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C.
VISI DAN MISI Visi
Dinas Sosial Tenaga Kerja,
dan Transmigrasi Kabupaten Garut adalah
Terwujudnya Masyarakat Garut sejahtera yang Memiliki Sumber Daya Manusia Mandiri dan Berkepedulian Sosial Tahun 2014. Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut menetapkan 6 misi yaitu :
1. Meningkatkan sumber daya aparatur yang berkualitas untuk mendukung optimalisasi pelayanan publik
13
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
2. Memberdayakan dan memulihkan kembali fungsi sosial para penyandang masalah kesejahteraansosial (PMKS).
3. Memberdayakan dan mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
4. Meningkatkan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja dengan didukung peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.
5. Mengembangkan kesejahteraan
sistem pekerja
hubungan serta
industrial
dan
meningkatkan
perlindungan
dan
pengawasan
ketenagakerjaan.
6. Mewujudkan keseimbangan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang antara daya dukung dengan daya tampung lingkungan.
D.
TUJUAN DAN SASARAN Misi 1
: Meningkatkan
sumber
daya
aparatur
yang
berkualitas untuk mendukung optimalisasi pelayanan publik. Tujuan
:
Meningkatkan kinerja aparatur dalam pelayanan bidang sosial, tenaga kerja dan transimgrasi. Sasaran
:
Meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi. Indikator sasaran
:
Indeks kepuasan masyarakat
14
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kebijakan
:
Peningkatan sarana dan prasarana serta penyebaran informasi tentang sosial ketenagakerjaan dan transmigrasi. Program
:
1.
Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2.
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
3.
Peningkatan Disiplin Aparatur.
4.
Peningkayan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5.
Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
6.
Peningkatan Perencanaan SKPD.
Misi 2 : Memberdayakan dan memulihkan kembali fungsi sosial para penyandang masalah kesejahteraansosial (PMKS). Tujuan
:
Meningkatkan kemauan dan kemampuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sasaran
:
Meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Indikator Sasaran
:
Jumlah PMKS yang ditangani mampu mengurus diri sendiri, mampu menjalin relasi sosial, memiliki kemandirian ekonomi, mampu melaksanakan peranan sosial, Penyandang Cacat berfungsi secara fisik.
15
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kebijakan
:
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial dan perlindungan sosial. Program
:
1. Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya. 2. Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. 3. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Napi, PSK dan Gepeng). 4. Pembinaan Anak Terlantar. 5. Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo 6. Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma 7. Bantuan dan jaminan Sosial.
8. Pelestrarian nilai-nilai kepahlawanan dan perintis kemerdekaan. Misi 3
: Memberdayakan dan mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Tujuan
:
Meningkatnya peran serta potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Sasaran
:
Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan. Indikator sasaran
:
Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial.
16
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kebijakan
:
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial berbasis masyarakat sesuai kearifan lokal. Program 1.
:
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
Misi 4
: Meningkatkan
penempatan
kerja
dan
perluasan
kesempatan kerja dengan didukung peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Tujuan
:
1.
Meningkatkan kualitas dan produktivitas serta daya saing tenaga kerja.
2.
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Sasaran 1.
:
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja. Indikator sasaran
:
Jumlah pencari kerja yang dilatih :
2.
a.
Berbasis kompetensi
b.
Berbasis masyarakat.
c.
Kewirausahaan.
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar. Indikator sasaran
:
Jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan di dalam maupun di luar negeri : a.
Dalam hubungan kerja. 1)
Dalam negeri
2)
Luar negeri
b. Di luar hubungan kerja.
17
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kebijakan
:
1.
Keserasian dan kesepadanan pelatihan dengan kebutuhan pencari kerja.
2.
Penanaman jiwa kewirausahaan pada pencari kerja.
3.
Penempatan tenaga kerja melalui mekanisme antar kerja antar lokal (AKAL), antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar negara (AKAN).
Program 1.
:
Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja
2. Peningkatan kesempatan kerja. 3. Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas.
Misi 5
: Mengembangkan sistem hubungan industrial dan meningkatkan
kesejahteraan
pekerja
serta
perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan. Tujuan
:
Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Sasaran 1.
:
Meningkatnya
kesadaran
hukum
para
pelaku
produksi
di
bidang
ketenagakerjaan. Indikator sasaran a.
:
Jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja.
2. Meningkatnya kesejahteraan pekerja. Indikator sasaran a.
:
Pencapaian Upah Minimum Kabupaten (UMK) sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
b.
Meningkatnya jumlah kepesertaan Jamsostek.
18
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
3. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Indikator sasaran : a.
Prosentase penyelesaian kasus PHI melalui perjanjian bersama.
Kebijakan
:
Pembinaan sistem hubungan industrial berkelanjutan Program
:
1.
Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
2.
Perlindungan tenaga kerja dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan.
3.
Pengembangan hubungan industrial dan peningkatan jaminan sosial tenaga kerja.
Misi 6
: Mewujudkan keseimbangan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang antara daya dukung dengan daya tampung lingkungan.
Tujuan
:
Meningkatkan kesejahteraan transmigran serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Sasaran 1.
:
Meningkatnya kemampuan transmigran mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. Indikator sasaran
:
a. Jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. 2.
Meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan dalam penyelenggarakan transmigrasi.
19
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Indikator sasaran
:
a.
Jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi.
b.
Jumlah perjanjian kerjasama /MOU penempatan trasmigrasi.
c.
Jumlah transmigran yang ditempatkan.
Kebijakan
:
Pengerahan, persebaran dan mobilitas penduduk yang selaras, serasi dan seimbang dengan daya dukung lingkungan. Program
: 1. Transmigrasi Lokal 2. Pengembangan Wilayah Transmigrasi.
E.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014 Perjanjian kinerja, yaitu tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan SKPD yang menerima amanah dengan pihak yang memberi amanah dalam hal ini Bupati Garut. Penetapan kinerja meliputi sasaran strategis, indikator kinerja, target, program dan kegiatan serta jumlah anggaran yang sudah disetujui. Perjanjian kinerja tahun 2014 mengacu pada rencana strategis 20102014, dimana sasaran kinerja disajikan bersama indikator kinerja dan target. Sedangkan program disajikan sebagai strategi yang relevan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya kegiatan disajikan dengan mengacu pada program yang relevan, sehingga kegiatan yang dirumuskan dalam renja merupakan rincian yang sistematik dari program yang akan dilaksanakan. Adapun perjanjian kinerja tahun 2014 sebagai berikut :
20
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
21
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
22
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
23
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
24
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
25
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Selanjutnya penetapan Kinerja (Tapkin) tahun 2014 dirinci ke dalam sasaran dan indikator sasaran dari masing-masing misi adalah sebagai berikut : Misi 1 Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Yang Berkualitas Untuk Mendukung Optimalisasi Pelayanan Publik No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerja
Satuan
Target
IKM
Baik
Meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi Indikator sasaran : Indeks kepuasan masyarakat
Misi 2 Memberdayakan Dan Memulihkan Kembali Fungsi Sosial Para Penyandang Masalah Kesejahteraansosial (PMKS) No.
1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Orang
27.000
Meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Indikator Sasaran : Jumlah PMKS yang ditangani :
Misi 3 Memberdayakan Dan Mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) No.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
1.
Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial Pemahaman PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos)dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan
Satuan
Target
Orsos KT PSM
12 42 42
Indikator Sasaran : Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial
26
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 4 Meningkatkan Penempatan Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja Dengan Didukung Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Sumber Daya Manusia No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Target
Orang Orang Orang
288 400 200
Orang Orang Orang
1.250 800 8.500
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Indikator Sasaran : Jumlah pencari kerja yang dilatih : a. Berbasis kompetensi b. Berbasis masyarakat c. kewirausahaan
2.
Satuan
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar kerja Indikator Sasaran : Jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan didalam maupun diluar negeri a. dalam hubungan kerja - dalam negeri - luar negeri b. diluar hubungan kerja
Misi 5 Mengembangkan Sistem Hubungan Industrial Dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja Serta Perlindungan Dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
3.
Target
Perusahaan
100
% Perusahaan
95 40
%
100
Meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang ketenagakerjaan Indikator Sasaran : Jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja
2.
Satuan
Meningkatnya kesejahteraan pekerja Indikator Sasaran : 1. Pencapaian UMK sama dengan KHL 2. Jumlah kepesertaan jamsostek Penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI) Indikator Sasaran : Prosentase penyelesaian kasus PHI dengan perjanjian bersama
27
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 6 Mewujudkan Keseimbangan Persebaran Penduduk Yang Serasi Dan Seimbang Antara Daya Dukung Dengan Daya Tampung Lingkungan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
KK
60
Lokasi
5
MOU
2
KK
20
Meningkatnya kemampuan transmigran mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. Indikator sasaran : Jumlah transmigran lokal yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif
2.
Meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan dalam penyelenggarakan ketransmigrasian. Indikator sasaran : a. b. c.
Jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi. Jumlah perjanjian kerjasama dalam penempatan transmigran. Jumlah transmigran yang ditempatkan
Anggaran belanja langsung tahun 2014 sebesar RP. 82.703.574.000,00 terdiri dari : 1.
APBD Kabupaten
Rp. 26.442.850.000,00
2.
APBD Provinsi Jawa Barat
Rp.
3.
APBN
Rp. 56.148.724.000,00 terdiri dari:
112.000.000,00
a.
Kementerian Sosial
Rp. 53,149.815.000,00
b.
Kementerian Nakertrans
Rp.
2.998.909.000,00
28
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja digunakan untuk pengendalian dan pemantauan kinerja. Pengukuran kinerja dilaksanakan berdasarkan Surat Edaran Kepala Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Nomor 050/132/DSTT tanggal 30 Januari 2014 perihal Pengumpulan Data Kinerja.
Data kinerja mencakup seluruh
program dan kegiatan yang disampaikan secara berkala setiap bulan dan triwulan ke Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan. Data kinerja diperoleh melalui sistem pengumpulan data kinerja dari 2 (dua) sumber yaitu :
1. Data Internal Yaitu data yang berasal dari sistem informasi yang ada yaitu berupa laporanlaporan kegiatan reguler seperti laporan bulanan dan triwulanan.
2. Data eksternal Yaitu data yang diperoleh diluar lembaga yang digunakan sepanjang relevan dengan pencapaian kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut. Beberapa jenis indikator yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut tahun 2014 antara lain : a.
Indikator masukan (inputs) Yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (outputs) antara lain dana
29
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
kegiatan dengan satuan rupiah, SDM dengan satuan orang dan waktu dengan satuan hari/bulan. a.
Indikator Keluaran (outputs) Yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dari suatu kegiatan dimana dapat berupa fisik dan/atau non fisik. Indikator outputs yang digunakan dapat bervariatan), jumlah orang, jumlah laporan dan jumlah barang/jasa lainnya dari hasil pelayanan ataupun pelaksanaan tugas lainnya dengan satuan kegiatan, orang, paket, buah, unit, rupiah dan lain sebagainya.
b.
Indikator Hasil (outcomes) Yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya outputs kegiatan dengan kata lain outcomes merupakan fungsi langsung dari outputs
kegiatan
pada
jangka
waktu
menengah.
Indikator
ini
menggunakan kategori angka mutlak dan relatif atau prosentase. Pengukuran kinerja menyangkut kinerja kegiatan yang memperhatikan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan. Pengukuran kinerja tersebut dilakukan dengan menggunakan Pengukuran
Kinerja Kegiatan (PKK). Sedangkan pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran
(PPS). Perhitungan prosentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) baik dalam PPK maupun PPS dengan memperhatikan karakteristik komponen realisasi dalam 2 kondisi karakteristik, yaitu:
30
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
a.
Semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja semakin baik, maka rumus yang digunakan adalah :
Realisasi % Pencapaian Target =
x 100% Rencana
b.
Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka rumus yang digunakan :
Rencana – (Realisasi-Rencana) % Pencapaian Target =
x 100% Rencana
Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan (PKK) dan pengukuran kinerja sasaran (PPS), maka dilakukan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja tersebut untuk memberikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran rencana kinerja (renja). Evaluasi pengukuran kinerja bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian realisasi, kemajuan pencapaian visi dan misi, serta agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program / kegiatan dimasa yang akan datang. Evaluasi
terhadap
capaian
kinerja
sasaran
dinilai
dengan
skala
pengukuran ordinal yang dibuat dengan menggunakan asumsi sebagai berikut 85 s/d 100 adalah sangat baik; 70 s/d 84 adalah baik; 55 s/d 69 adalah sedang; 0 s/d 54 adalah kurang.
31
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Setelah dilakukan evaluasi kinerja dilakukan analisis efisiensi dan efektifitas. Analisis efisiensi dilakukan dengan
cara membandingkan antara
masukan dan keluaran baik rencana maupun realisasi, hal ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan dengan memberikan data nilai outputs /unit kegiatan yang dihasilkan oleh suatu inputs tertentu. Analisis efektifitas yaitu menggambarkan tingkat kesesuaian antara sasaran dan tujuan dengan hasil (outcomes). Selain itu, analisis juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.
A.
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2014. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut tahun 2014 secara keseluarhan disajikan pada gambar sebagai berikut :
21,1% Mencapai/Melebihi Target Tidak Mencapai Target 78,9%
32
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Pada tahun 2014 pengukuran kinerja dilakukan terhadap 10 sasaran dengan menggunakan 19 indikator yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014. Dari 19 indikator yang diukur, sebanyak 15 indikator (78,9 %) mencapai/melebihi target, sebanyak 4 insikator (21,1 %) tidak mencapai target, Perincian pencapaian sasaran pada tahun 2014 yang berkaitan dengan masing-masing misi dapat dilihat pada tabel berikut : Misi 1 Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Yang Berkualitas Untuk Mendukung Optimalisasi Pelayanan Publik Sasaran dan Indikator Kinerjanya
No. 1.
Meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigras i Indikator sasaran : Indek kepuasan masyarakat
Satuan
Target
Realisasi
IKM
Baik
Baik
% Capaian Kinerja
Misi 2 Memberdayakan dan Memulihkan Kembali Fungsi Sosial Para Penyandang Masalah Kesejahteraansosial (PMKS) Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Jumlah PMKS yang ditangani :
Orang
27.000
54.304
201
a. b. c. d.
Orang Orang Orang
3.100 1.500 5.000
10.547 2.376 7.392
304 158 148
Orang orang
17.250 150
33.543 446
194 297
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
No. 1.
Meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Indikator Sasaran :
Mampu mengurus diri sendiri ; Mampu menjalin relasi sosial ; Memiliki kemandirian ekonomi ; Mampu melaksanakan peranan sosial : e. Paca berfungsi secara fisik.
33
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 3 Memberdayakan dan mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Orsos KT PSM
12 42 42
12 42 42
100 100 100
Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan Indikator Sasaran Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial
Misi 4 Meningkatkan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja dengan didukung peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Orang orang orang
288 400 200
144 912 268
50 228 134
Orang Orang Orang
1.250 800 8.500
1.580 594 12.286
126,4 74,25 144,5
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Indikator Sasaran : Jumlah pencari kerja yang dilatih : a. Berbasis kompetensi b. Berbasis masyarakat c. Kewirausahaan
2.
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar kerja Indikator Sasaran : Jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan di dalam maupun di luar negeri a. dalam hubungan kerja : - dalam negeri - luar negeri b. diluar hubungan kerja
34
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 5 Mengembangkan Sistem Hubungan Industrial dan meningkatkan kesejahteraan pekerja serta Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Prsh
100
100
100
%
95
100,25
105,5
Persh
40
40
100
%
100
100
100
Meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang ketenagakerjaan Indikator Sasaran : Jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja;
2.
Meningkatnya kesejahteraan pekerja. Indikator Sasaran : a. Pencapaian UMK sama dengan KHL b. Jumlah kepesertaan jamsostek
3.
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI) Indikator Sasaran : Prosentase penyelesaian kasus PHI melalui perjanjian bersama
35
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 6 Mewujudkan Keseimbangan Persebaran Penduduk Yang Serasi Dan Seimbang Antara Daya Dukung Dengan Daya Tampung Lingkungan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
KK
60
60
100
Lokasi
5
5
100
MOU
2
1
50
KK
20
5
25
Meningkatnya kemampuan transmigran mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. Indikator sasaran : Jumlah transmigran lokal yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif
2.
Meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan dalam penyelenggarakan ketransmigrasian. Indikator sasaran : a. Jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi. b. Jumlah perjanjian kerjasama/MOU dalam penempatan transmigran. c. Jumlah transmigran yang ditempatkan
Pencapaian kinerja tahun 2014 yang diimplementasikan ke dalam 95 kegiatan dalam 23 program, yaitu : 1.
Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2.
Peningkatan Sarana dan Sarana Aparatur.
3.
Peningkayan Disiplin Aparatur.
4.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5.
Peningkatan pengembangan sistem laporan capaian kinerja dan keuangan.
6.
Peningkatan Perencanaan SKPD
36
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
7.
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.
8.
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
9.
Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma.
10. Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo.
11. Bantuan dan jaminan Sosial. 12. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial. 13. Pembinaan Anak Terlantar.
14. Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan, 15. Pemberdayaan Kelembagan Kesejahteraan Sosial. 16. Peningkatan kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja.
17. Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas. 18. Peningkatan Kesempatan Kerja. 19. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
20. Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 21. Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan. 22. Pengembangan Wilayah Transmigrasi.
23. Transmigrasi Lokal.
37
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
2. Pencapaian Kinerja Tahun 2013. Pencapaian sasaran tahun 2013 yang berkaitan dengan masing-masing misi dapat dilihat pada tabel berikut : Misi 1 Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Yang Berkualitas Untuk Mendukung Optimalisasi Pelayanan Publik No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
IKM
Baik
Baik
% Capaian Kinerja
Meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi Indikator sasaran : Indek kepuasan masyarakat
Misi 2 Memberdayakan dan Memulihkan Kembali Fungsi Sosial Para Penyandang Masalah Kesejahteraansosial (PMKS) No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Orang
26.000
41.832
160,8
Meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Indikator Sasaran : Jumlah PMKS yang ditangani :
38
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 3 Memberdayakan dan mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Orsos KT PSM
12 42 42
12 42 42
100 100 100
Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan Indikator Sasaran Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial
Misi 4 Meningkatkan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja dengan didukung peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
Orang orang orang
384 352 150
400 736 206
104 209,01 137
Orang Orang Orang
1.200 800 6.500
1.080 781 7.452
90 97,6 114,7
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Indikator Sasaran : Jumlah pencari kerja yang dilatih : d. Berbasis kompetensi e. Berbasis masyarakat f. Kewirausahaan
2.
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar kerja Indikator Sasaran : Jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan di dalam maupun di luar negeri c. dalam hubungan kerja : - dalam negeri - luar negeri d. diluar hubungan kerja
39
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 5 Mengembangkan Sistem Hubungan Industrial dan meningkatkan kesejahteraan pekerja serta Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Realisasi
% Capaian Kinerja
Prsh
100
100
100
%
94
94,78
100,7
Persh
35
35
100
%
100
100
100
Meningkatnya kesejahteraan pekerja Indikator Sasaran : a. Pencapaian UMK sama dengan KHL b. Jumlah kepesertaan jamsostek
3.
Target
Meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang ketenagakerjaan Indikator Sasaran : Jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja;
2.
Satuan
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI) Indikator Sasaran : Prosentase penyelesaian kasus PHI melalui perjanjian bersama
40
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 6 Mewujudkan Keseimbangan Persebaran Penduduk Yang Serasi Dan Seimbang Antara Daya Dukung Dengan Daya Tampung Lingkungan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Target
Realisasi
% Capaian Kinerja
KK
40
40
100
Lokasi
5
5
100
MOU
3
3
100
KK
45
20
44,4
Meningkatnya kemampuan transmigran mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. Indikator sasaran : Jumlah transmigran lokal yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif
2.
Satuan
Meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan dalam penyelenggarakan ketransmigrasian. Indikator sasaran : a. Jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi. b. Jumlah perjanjian kerjasama/MOU dalam penempatan transmigran. c. Jumlah transmigran yang ditempatkan
3. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2013 dan Tahun 2014 Misi 1 Meningkatkan Sumber Daya Aparatur yang berkualitas untuk mendukung optimalisasi pelayanan publik No.
1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Realisasi 2013
Realisasi 2014
IKM
Baik
Baik
Perubahan
Meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi Indikator sasaran : Indeks kepuasan masyarakat
41
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 2 Memberdayakan dan memulihkan kembali fungsi sosial para Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) No.
1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Realisasi 2013
Realisasi 2014
Perubahan
41.832
54.304
11.424
Meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Indikator Sasaran : Jumlah PMKS yang ditangani :
orang
Misi 3 Memberdayakan dan mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Realisasi 2013
Realisasi 2014
Orsos KT PSM
12 42 42
12 42 42
Perubahan
Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan Indikator Sasaran Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial
42
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 4 Meningkatkan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja dengan didukung peningkatan kualitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia No. 1.
2.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya Meningkatnya kompetensi tenaga kerja Indikator Sasaran : Jumlah pencari kerja yang dilatih : a. Berbasis kompetensi ; b. Berbasis masyarakat ; c. kewirausahaan
Satuan
Realisasi 2013
Realisasi 2014
Perubahan
Orang Orang Orang
400 736 206
144 912 268
256 176 62
Orang Orang Orang
1.080 781 7.452
1.580 594 12.286
500 187 4.834
Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar kerja Indikator Sasaran : Jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan di dalam maupun di luar negeri a. dalam hubungan kerja - dalam negeri - luar negeri b. diluar hubungan kerja
43
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 5 Mengembangkan Sistem Hubungan Industrial dan meningkatkan kesejahteraan pekerja serta perlindungan dan pengawasan Ketenagakerjaan No. 1.
2.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya Meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang ketenagakerjaan Indikator Sasaran : Jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja;
Realisasi 2013
Realisasi 2014
Perusahaan
100
100
%
94,78 %
100,2 %
5,42 %
Perusahaan
35
40
5
%
100
100
Perubahan
Meningkatnya kesejahteraan pekerja Indikator Sasaran: a. Pencapaian UMK sama dengan KHL’ b. Jumlah kepesertaan jamsostek
3.
Satuan
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI) Indikator Sasaran : Prosentase penyelesaian kasus PHI dengan perjanjian bersama
44
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Misi 6 Mewujudkan keseimbangan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang antara daya dukung dengan daya tampung lingkungan No. 1.
Sasaran dan Indikator Kinerjanya
Satuan
Realisasi 2013
Realisasi 2014
Perubahan
KK
40
60
20
Lokasi
5
5
MOU
3
1
2
KK
20
5
15
Meningkatnya kemampuan transmigran mengelola lahan/usaha ekonomis produktif. Indikator sasaran : Jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif
2.
Meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan dalam penyelenggarakan ketransmigrasian. Indikator sasaran : a. Jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi. b. Jumlah perjanjian kerjasama /MOU dalam penempatan transmigran. c. Jumlah Transmigran yang ditempatkan.
Selanjutnya, perbandingan jumlah anggaran, program, kegiatan, rata-rata capaian kinerja kegiatan dan rata-rata capaian kinerja program dapat dilihat pada tabel berikut ini :
45
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Progran dan Kegiatan Tahun 2013 dengan 2014 DEKRIPSI
PERUBAHAN (%)
TAHUN 2013
TAHUN 2014
Blj Tdk Langsung Belanja Langsung
5.642.985.794,00 69.429.942.286,00
5.510.763.409,00 82.703.574.000,00
-2,34 19,12
(BL dari APBD Kab. Garut) (BL dari APBD Provinsi Jawa Barat)
18.480.903.786,00
26.442.850.000.00
43,08
Total anggaran -
112.000.000.00
100
Jumlah kegiatan
99
95
-4
Jumlah program
22
23
4,54
Rata-rata capaian kinerja kegiatan (%)
108,2
101
-6,65
Rata-rata capaian kinerja program (%)
100
100
-
Memperhatikan tabel diatas, jumlah dana pembangunan yang diperoleh Dinas Sosial Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Garut tahun 2014 sebesar Rp. 82.703.574.000,- mengalami peningkatan yang signifikan jika di bandingkan dengan
tahun 2013 sebesar Rp. 69.249.942.286,-. Hal ini karena tahun 2014 mendapat alokasi
anggaran
APBN
sebersar
Rp.
56.148.724.000,-
diantaranya
melalui
Kementerian Sosial RI sebesar Rp. 53.149.815.000,- yang diimplementasikan ke dalam 6 program dan 15 kegiatan dan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sebesar Rp. 2.998.909.000,- yang diimplementasikan kedalam 4 program 9 kegiatan. Selanjutnya dari APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 112.000.000,- yang diimplementasikan kedalam 2 program 2 kegiatan. Khusus alokasi anggaran dari APBD Kabupaten Garut, tahun 2014 mendapat
alokasi sebesar Rp. 26.442.850.000,00 atau mengalami peningkatan
46
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
sebesar
43,08
%
jika
dibandingkan
dengan
tahun
2013
sebesar
Rp.
18.480.903.786,00.
Pencapaian
realisasi
inputs
rata-rata
sebesar
100%,
sedangkan
pencairan dana pencapaian realisasi berkisar antara 99,08% sampai dengan 100%. Hal ini memperlihatkan adanya efesiensi dana terbukti dengan adanya sisa DPA. Selanjutnya pada indikator outputs rata-rata sebasar 100% bahkan beberapa kegiatan mencapai angka diatas 100%, hal ini mengindikasikan bahwa dari setiap perencanaan yang ditetapkan dapat dilaksanakan sepenuhnya dengan baik, begitu juga pada indikator out comes capaian kinerja rata-rata sebesar 100 % bahkan beberapa kegiatan mencapai angka diatas 100%. Untuk lebih jelasnya pencapaian kinerja dapat dilihat pada lampiran Pencapaian Kinerja Kegiatan (PPK) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut.
4. Perbandingan Capaian Kinerja sampai dengan Tahun 2014 terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2014 Perbandingan capaian kinerja Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2014 terhadap target akhir RPJMD Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
47
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
48
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
49
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
EVALUASI DAN ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran stratejik Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014 yang mendukung kepada pencapaian Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut adalah sebagai berikut : 1.
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-1 Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Yang Berkualitas Untuk Mendukung Optimalisasi Pelayanan Publik. Sasaran meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi, dengan indikator sasaran Meningkatnya indek kepuasan masyarakat dengan realisasi sebesar 100%. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2010 tentang Survey kepuasan Masyarakat. Aspek-aspek yang diukur meliputi : a. Aspek pelayanan, meliputi : perosedur dan persyaratan. b.
Aspek
petugas,
meliputi
:
kedisiplinan,
tanggung
jawab,
keramahan/kesopanan dan kemampuan. c. Aspek waktu, meliputi : jadwal dan kecepatan pelayanan. d. Aspek fasilitas, meliputi : keamanan dan kenyamanan. Sedangkan jenis pelayanan yang diukur antara lain : a. Bidang sosial, terdiri dari : 1) Pelayanan pembuatan rekomendasi keringanan/pembebasan biaya pendidikan/kesehatan
bagi
keluarga
miskin.
Adapun
hasil
pengukuran IKM sebagai berikut :
50
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.2 Hasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2014 No.
NILAI RATARATA
UNSUR PELAYANAN
U1
Prosedur pelayanan
2,973
U2
Persyaratan pelayanan
2,993
U3
Kejelasan petugas pelayanan
3,087
U4
Kedisiplinan petugas pelayanan
2,773
U5
Tanggung jawab petugas pelayanan
2,780
U6
Kemampuan petugas pelayanan
3,033
U7
Kecepatan pelayanan
2,973
U8
Keadilan mendapatkan pelayanan
3,113
U9
Kesopanan dan keramahan petugas
3,040
U10
Kewajaran biaya pelayanan
3,153
U11
Kepastian biaya pelayanan
3,300
U12
Kepastian jadwal pelayanan
2,513
U13
Kenyamanan lingkungan
2,453
U14
Keamanan pelayanan
2,473
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata terbesar ada pada unsur
nomor
11
tentang
kepastian
biaya
sebasar
3.300.
Sedangkan nilai rata-rata terkecil terdapat pada unsur nomor 13 tentang kenyamanan lingkungan sebesar 2,453 dan unsur nomor 14 sebesar 2,473 tentang keamanan pelayanan. Oleh karena itu
direkomendasikan ke depan untuk perbaikan tempat tunggu pelayanan. 2)
Pelayanan bantuan tanggap darurat bagi korban bencana, dengan hasil survey IKM sebagai berikut :
51
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.3 Hasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2014 No.
UNSUR PELAYANAN
NILAI RATARATA
U1
Prosedur pelayanan
2,727
U2
Persyaratan pelayanan
2,753
U3
Kejelasan petugas pelayanan
3,047
U4
Kedisiplinan petugas pelayanan
2,673
U5
Tanggung jawab petugas pelayanan
2,840
U6
Kemampuan petugas pelayanan
3,053
U7
Kecepatan pelayanan
2,887
U8
Keadilan mendapatkan pelayanan
3,107
U9
Kesopanan dan keramahan petugas
2,987
U10
Kewajaran biaya pelayanan
2,953
U11
Kepastian biaya pelayanan
3,060
U12
Kepastian jadwal pelayanan
3,020
U13
Kenyamanan lingkungan
2,813
U14
Keamanan pelayanan
2,827
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata terbesar terdapat pada unsur nomor 8 tentang keadilan mendapatkan peayanan sebasar 3.107, hal ini menunjukkan bahwa dalam pelayanan bantuan tanggap darurat korban bencana tidak membeda-bedakan status. Sedangkan nilai rata-rata terkecil terdapat pada unsur nomor 4 tentang kedisiplinan petugas sebesar 2,673. Oleh karena itu direkomendasikan ke depan untuk meningkatkan kinerja
TAGANA melalui pelatihan dan simulasi penanganan bencana.
52
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
b. Bidang Ketenagakerjaan, terdiri dari : 1)
Pelayanan pembuatan Kartu Ak.I (Kartu Kuning) Adapun hasil survey kepuasan masyarakat pada unit-unit pelayanan seperti berikut ini: Tabel 3.4 Hasi pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2014 No.
UNSUR PELAYANAN
NILAI RATARATA
U1
Prosedur pelayanan
3,021
U2
Persyaratan pelayanan
2,801
U3
Kejelasan petugas pelayanan
3,048
U4
Kedisiplinan petugas pelayanan
2,781
U5
Tanggung jawab petugas pelayanan
2,795
U6
Kemampuan petugas pelayanan
3,110
U7
Kecepatan pelayanan
3,144
U8
Keadilan mendapatkan pelayanan
3,199
U9
Kesopanan dan keramahan petugas
2,918
U10
Kewajaran biaya pelayanan
3,082
U11
Kepastian biaya pelayanan
3,075
U12
Kepastian jadwal pelayanan
2,795
U13
Kenyamanan lingkungan
2,568
U14
Keamanan pelayanan
2,733
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata terbesar terdapat pada unsur nomor 8 tentang keadilan mendapatkan peayanan sebasar 3.199, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan Kartu AK. 1 sesuai dengan nomor urut pendaftaran. Sedangkan nilai rata-rata terkecil terdapat pada unsur nomor 13 tentang kenyamanan lingkungan sebesar 2,568. Oleh karena itu direkomendasikan ke
depan untuk menyediakan ruang tunggu yang memadai.
53
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Namun
secara
keseluruhan
hasil
survey
Indeks
Kepuasan
Masyarakat (IKM) pada unit pelayanan dengan nilai baik seperti tercantum pada tabel berikut ini : Tabel 3.5 Perbandingan IKM Pelayanan Bidang Sosial dan Tenaga kerja Tahun 2013 dan 2014 NO
UNIT PELAYANAN
IKM 2013
IKM 2014
Keterangan
Pelayanan pembuatan rekomendasi keringanan/pembebasan biaya pendidikan/kesehatan bagi keluarga miskin
71,36
72,17
Baik
2
Pelayanan bantuan tanggap darurat korban bencana
71,08
72,68
Baik
3
Pelayanan pembuatan Kartu AK.I (Kartu Kuning)
70,95
72,90
Baik
1
2.
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-2 Memberdayakan Dan Memulihkan Kembali Fungsi Sosial Para Penyandang Masalah Kesejahteraansosial (PMKS) Sasaran meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dengan indikator sasaran jumlah PMKS yang ditangani mampu : mengurus diri sendiri, menjalin relasi sosial, memiliki
kemandirian
ekonomi,
melaksanakan
peranan
sosial
dan
Penyandang cacat (PACA) berfungsi secara fisik. Jumlah PMKS yang ditangani target 27.000 orang realisasi 54.304 orang sehingga pencapaian kinerjanya 201 %. Capaian realisasi yang cukup besar disebabkan karena pada tahun 2014 mendapat alokasi tambahan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial semula 18
54
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kecamatan dengan jumlah sasaran 22.080 RTSM menjadi 42 Kecamatan dengan jumlah sasaran 40.968 RSTSM. Secara keseluruhan pencapaian kinerja dihasilkan melalui 8 program 29 kegiatan dengan total anggaran Rp. 57.908.465.000,- realisasi Rp. 57.888.956.375,- terdiri dari APBD Kabupaten Garut sebesar Rp. 4.851.850.000,- dan Kementerian Sosial RI sebesar Rp. 53.056.615.000,- untuk penanganan PMKS, antara lain : Fakir miskin 41.128 Jiwa, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) 433 KK/Rumah, Lanjut Usia terlantar 172 orang, Keluarga rentas sosial ekonomi 222 orang, Anak Terlantar 1.030 orang, Penyandang Cacat (PACA) 446 orang, korban trafficking 66 orang, korban bencana alam 9.784 jiwa, korban bencana sosial 763 orang, WTS 25 orang, anak jalanan 30 orang, pekerja migran bermasalah 54 orang, Anak nakal 68 orang, korban penyalahgunaan nafza 53 orang dan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) 30 Orang. Hal lain yang menyebabkan tingkat capaian cukup besar adalah halhal yang tidak terduga yaitu terjadinya bencana baik bencana alam maupun bencana non alam mengingat Kabupaten Garut termasuk daerah rawan bencana, sehingga jumlah korban bencana mencapai 10.547 jiwa dari target 3.000 jiwa atau 351,6 %. Jumlah keseluruhan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang ditangani selama tahun 2009-2014 berjumlah 222.412 PMKS, melebihi target penanganan sebesar 85.882 PMKS (62,90 %) dari target RPJMD 2009-2014 sebesar 136.530 PMKS, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 162,90 %. Dengan kata lain target penurunan jumlah PMKS selama tahun 2009-2014 sebesar 297.906 PMKS (31,43 %)
(kondisi
awal RPJMD sebanyak 434.436 PMKS dikurangi target penanganan
55
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
sebanyak 136.530 PMKS = 297.906 PMKS) terealisasi sebesar 222.412 PMKS (51,2 %)%) (kondisi awal RPJMD sebanyak 434.436 PMKS dikurangi realisasi penanganan sebanyak 222.412 PMKS = 212.024 PMKS) Realisasi cakupan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani di Kabupaten Garut tahun 2014 mencapai 11,87 % atau 54.304 PMKS/orang dari jumlah PMKS yang seharusnya mendapat penanganan sebanyak 457.427 orang. Realisasi 11,87 % lebih tinggi jika dibandingkan dengan target capaian SPM bidang sosial sebesar 5,4 % atau 219,8 %. Capaian SPM bidang sosial di Kabupaten Garut masih jauh di bawah jika dibandingkan dengan target Nasional sebasar 40% pada tahun ke-4, sedangkan Kabupaten Garut pada tahun ke-4 baru mencapai 27,87 % atau 69,67 % dari target nasional pada tahun ke-4. Tabel 3.6 Perbandingan Target capaian SPM Bidang Sosial Kabupaten Garut Tahun 2014
NO 1
JENIS PELAYANAN DASAR Cakupan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani
Target
Realisasi
%
Target Nasional s/d Tahun ke-4
5,4 %
11,87 %
219,8
40 %
Capaian Kab. Garut s/d Tahun ke-4
%
27,87 %
69,67
Berikut ini dokumentasi beberapa kegiatan, antara lain : a. Program Keluarga Harapan (PKH) : salah satu keluarga miskin sasaran PKH di Desa Cisusupan Kecamatan Cisurupan :
56
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Proses pencairan bantuan langsung tunai bersyarat PKH
b. Pemberdayaan lanjut usia terlantar potensial melalui UEP ternak domba di Desa Banjarwangi Kecamatan Banjarwangi : =====
57
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
c. Pemberdayaan Fakir Miskin lanjut usia terlantar potensial melalui UEP ternak domba di Desa Sinarjaya Kecamatan Pasirwangi :
d. Rehabilitasi rumah tidak layak huni : Keluarga Eman Kp. Tanjungpura Rt. 02 Rw. 05 Kel Lengkongjaya Kec. Karangpawitan : Kondisi awal (0 %) :
Kondisi 50 % :
58
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kondisi 100 % :
e. Asistensi Sosial Lanjut Usia terlantar (ASLUT) berat/non potensial ( Ibu Ijut dan kondisi rumahnya di Kp. Cigentur Rt. 04 Rw. 04 Desa Cisewu Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut :
59
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
f. Asistensi Sosial penyandang cacat (PACA) berat/non potensial :
3
POTO : SUPRIATNA
Supriatna beserta Neneknya yang senantiasa mengurus keperluan supriatna Kondisi Rumah dari keluarga Supriatna di Kp. Tanjungpura 01/06 Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karang Pawitan
g. Pelayanan sosial tanggap darurat korban bencana Desa Mekarjaya Kec. Cikajang :
60
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
h. Pembinaan sosial, mental dan keterampilan Usaha Ekonomis Produktif di bidang bengkel Sepeda motor bagi Anak berhadapan dengan hukum berasal dari Desa Hegarmanah Kecamatan Bungbulang dan Desa Limbangan Kec. Bl. Limbangan di Loka Bina Karya (LBK) Garut.
3.
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-3 Memberdayakan Dan Mengembangkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Sasaran meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial PSKS
(PSM,
kesejahteraan
Karang sosial
Taruna secara
dan
Orsos)
melembaga
dalam
dan
penyelenggaraan
berkelanjutan,
dengan
indikator sasaran Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial. Karang taruna target 42 realisasi 42, sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%. PSM target 42 orang realisasi 42 orang, sehingga capaian kinerjanya mencapai 100 %. Organisasi Sosial target 12 orsos, realisasi 12 orsos sehingga capaian kinerjanya mencapai 100 %. Pada akhir periode RPJMD 2009-2014 jumlah Karang taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Organisasi Sosial yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini :
61
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.7 Jumlah PSM, Karang Taruna dan Orsos yang menyelenggarakan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Garut Tahun 2012-2014
Realisasi
Indikator Kinerja Jumlah Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial
4.
2009 42 PSM 21 KT
2010 42 PSM 21 KT
2011
42 PSM 42 KT
2012 42 PSM 42 KT
2013
42 PSM 42 KT
12 ORSOS
12 ORSOS
12 ORSOS
12 ORSOS
12 ORSOS
2014 42 PSM
Kondisi akhir RPJMD
Keterangan
Tercapai
42 KT
252 PSM 189 KT
12 ORSOS
72 ORSOS
Tercapai
Tercapai
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-4 Meningkatkan Penempatan Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja Dengan Didukung Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Sumber Daya Manusia a.
Sasaran meningkatnya kompetensi tenaga kerja, dengan indikator sasaran jumlah pencari kerja yang dilatih : berbasis kompetensi, berbasis masyarakat, kewirausahaan. Jumlah pencari kerja yang dilatih berbasis kompetensi
target
288 orang realisasi 144 orang sehingga capaian kinerjanya mencapai 50 %. Terkait target kinerja tidak tercapai hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain : 1) pelatihan berbasis kompetensi pendanaannya sangat tergantung kepada dana APBN baik dekonsentrasi maupun tugas pembantuan (Tuban); 2) Alokasi jumlah paket pelatihan berbasis kompetensi dari tahun ke tahun kecenderungan menurun, hal ini karena Pemerintah Pusat menghendaki pemerintah Kebupaten Garut menyediakan dana untuk pelatihan
berbasis
kompetensi,
namum
di
sisi
lain
terdapat
62
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
keterbatasan dana APBD Kabupaten Garut.
Berikut data 3 tahun
terakhir pelatihan berbasis kompetensi : Tabel 3.8 Pelatihan Berbasis Kompetensi bagi pencari kerja Kabupaten Garut Tahun 2012-2014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jumlah Paket/
Jumlah Biaya
Jumlah Paket/
Jumlah Biaya
Jumlah Paket/
Orang
(Rp. 000)
Orang
(Rp. 000)
Orang
35 Paket/560 Orang
1.357.000
25 Paket/400 Orang
1.000.000
9 Paket/144 Orang
Perubahan
Jumlah Biaya (Rp. 000) 313.090
25,2 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa pelatihan berbasis kompetensi mengalami penurunan dari tahun 2012 sebanyak 35 paket/560 orang menjadi 25 paket/400 orang pada tahun 2013 dan turun drastis pada tahun 2014 menjadi 9 paket/144 orang. Selanjutnya pencari kerja yang dilatih berbasis masyarakat target 400 orang realisasi 912 orang sehingga capaian kinerjanya mencapai 228 %. Pelatihan berbasis masyarakat dibiayai
APBD
Kabupaten Garut sebesar Rp. 2.149.900.000,- untuk 57 paket kejuruan (912 orang), Pencari kerja yang dilatih kewirausahaan dari target 200 orang realisasi 268 orang sehingga capaian kinerjanya mencapai 134 %. Pelatihan kewirausahaan dibiayai APBD Kabupaten Garut melalui 4 kegiatan, yaitu :
1) Pembinaan dan Pembentukan Tenaga Kerja
Mandiri sebesar Rp. 198.130.000,- untuk 32 orang,
2) kegiatan
Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai sebesar Rp. 846.373.160,- untuk 176 orang,
3) Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG) sebesar Rp.
63
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
216.550.000,- untuk 40 orang,
dan
4)
kegiatan pengembangan
pemberdayaan masyarakat melalui padat karya produktif sebesar Rp. 180.055.000,- untuk 20 orang. Jika dibandingkan dengan target SPM Bidang Tenaga Kerja jenis pelayanan dasar pelatihan tenaga kerja, maka capaian cakupan pencari kerja yang dilatih berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat masih di bawah target SPM, dari jumlah 224 pencari kerja yang mendaftar pelatihan berbasis kompetensi hanya dilatih 144 orang (64, 28 %). Sedangkan pencari kerja yang dilitaih berbasis masyarakat berjumlah 912 orang dari jumlah yang mendaftar sebanyak 960 orang (95 %) melampaui target nasional dan target Kabupaten, dan pencari kerja yang dilatih kewirausahaan
berjumlah 268 orang dari jumlah
yang mendaftar sebanyak 285 orang (94,03 %) sehingga melalmpaui target SPM Nasional sebesar 80% dan target Kabupaten Garut sebesar 80 %, seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.9 Perbandingan Target capaian SPM Bidang Pelayanan Pelatihan Tenaga Kerja Kabupaten Garut Tahun 2014
NO 1
JENIS PELAYANAN DASAR Cakupan pencari kerja yang dilatih barbasis kompetensi
2
Cakupan pencari kerja yang dilatih barbasis masyarakat
3
Cakupan pencari kerja yang dilatih kewirausahaan
Target Nasional
Target Kabupaten Garut
Realisasi Kab. Garut
Perubahan
80 %
80 %
64,28 %
15,72 %
80 %
80 %
87,69 %
7,69 %
80 %
80 %
94,03 %
14,63
64
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Berikut ini kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja pada berbagai kejuruan di BLK :
Membatik
Mesin logam
Mobil Bensin
Operator Komputer
Sepeda Motor
Elektronika
65
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Teknik Bangunan Batu
b.
Teknik Instalasi Penerangan
Sasaran meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar, dengan
indikator
sasaran
jumlah
tenaga
kerja
yang
dapat
ditempatkan di dalam maupun di luar negeri dalam hubungan kerja dalam negeri, luar negeri dan diluar hubungan kerja, dengan penjelasan sebagai berikut : 1) Penempatan tenaga kerja di dalam negeri dalam hubungan kerja target 1.250 orang realisasi 1.580 orang, sehingga capaiannya kinerjanya 126,4 %, hal ini karena pada tahun 2014 terjadi peningkatan kesempatan kerja dengan dibangunnya PT. Chang Shin Perkasa Jaya di Kecamatan Leles Kabupaten Garut (perusahaan yang memproduksi Sepatu Nike). Penempatan tenaga kerja dalam hubungan kerja dalam negeri sebanyak 1.580 orang pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 500 orang (46,29 %) dari tahun 2013 sebanyak 1.080 orang. Penempatan tenaga kerja di dalam negeri dalam hubungan kerja dilaksanakan melalui mekanisme Antar Kerja Antar Lokal (AKAL) dan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) seperti tabel di bawah ini :
66
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.10 Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang ditempatkan dalam hubungan kerja (dalam Negeri)tahun 2014 AKAL
AKAD
L
W
587
993
L
W
JUMLAH 1.580
Tabel di atas memperlihatkan bahwa penempatan tenaga melalui mekanisme AKAL sebanyak 1.580 orang terdiri dari 993 orang (62,84 %) wanita dan 587 orang (37,16 %) pria diserap oleh perusahaanperusahaan yang ada di Kabupaten Garut. Dari jumlah tersebut sebagian besar tenaga kerja wanita Sedangkan penempatan tenaga melalui mekanisme AKAD tidak ada. Capaian penempatan tenaga kerja dalam hubungan kerja dicapai melalui kegiatan penyusunan informasi bursa kerja dan penyebarluasan informasi bursa kerja on line (BKOL). Berikut ini beberapa kegiatan yang terkait dengan penempatan tenaga kerja : Sosialisasi Penyebarluasan informasi Bursa Tenaga Kerja
67
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
2) Penempatan tenaga kerja di luar negeri target 800 orang terealisasi
594
orang,
sehingga
capaian
kinerjanya
74,25
%.
Pencapaian kurang dari 100 % karena adanya kebijakan Pemerintah Pusat terkait moratorium pengiriman TKI ke Negara Arab Saudi sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penempatan TKI di luar negeri. Sebagai gambaran perbandingan penempatan TKI Kabupaten Garut pada tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.11 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Garut berdasarkan Negara Penempatan Tahun 2011 s/d Tahun 2014
No
Tahun 2011
Negara Penempatan L
P
Tahun 2012 JML
L
P
Tahun 2013
JML
L
P
Tahun 2014
JML
L
P
JML
1
Bahrain
0
42
42
0
73
73
0
48
48
0
57
2 3
Hongkong
4
1
5
0
6
6
0
6
8
0
9
9
Oman
0
43
43
0
84
84
0
133
133
0
368
368 16
4 5 6 7 8 9 10 11
Qatar
57
0
117
117
1
175
176
0
95
95
0
16
30
600
630
3
0
3
1
7
8
1
0
1
Singapura
0
9
9
0
11
11
0
25
25
0
24
24
Syiria
0
4
4
0
Taiwan
1
9
11
Uni Emirat Arab
0
224
224
Brunai Darussalam
0
0
0
Saudi Arabia
Malayasia Jumlah
0
0
0
0
0
0
0
0
14
14
0
12
12
1
19
20
0
324
324
0
445
445
0
80
80
1
0
1
0
0
0
0
0
0
7
3
10
0
7
7
0
19
19
35
1.046
1.081
12
690
702
1
780
781
2
592
594
Sumber : Dinsosnakertrans Kab. Garut, Tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa, penempatan TKI dari Kabupaten Garut pada tahun 2011 didominasi oleh Arab Saudi 58,28 % (630 orang) dari jumlah keseluruhan (1.081 orang), sedangkan pada tahun 2012 jauh lebih kecil hanya 0,4 % (3 orang) dari jumlah keseluruhan 702 orang. Namun demikian secara keseluruhan pada 2012 penempatan TKI asal Kabupaten Garut pada umumnya didominasi oleh negara-negara Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab sebanyak
68
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
324 0rang, disusul Qatar 176 orang, Oman 84 orang dan Bahrain 73 orang. Begitu juga pada tahun 2014 penempatan TKI asal Kabupaten Garut pada umumnya didominasi oleh negara-negara Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab sebanyak 80 0rang, disusul Oman 368 orang, Qatar 16 orang dan Bahrain 67 orang. Secara keseluruhan jumlah
tenaga kerja yang ditempatkan
dalam hubungan kerja tahun 2014 di Kabupaten Garut sebanyak 2.174 orang, mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak 1.861 orang Namun jika dibandingkan dengan target SPM, Cakupan penempatan tenaga kerja yang terdaftar tercapai sebesar 11,87 % (2.174 orang dari jumlah pencari kerja terdaftar sebanyak 18.407 orang selama tahun 2014) melampaui angka target capaian SPM sebesar 10 % atau capaian kinerjanya sebesar 118,7 %. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Garut 2009-2014,
penempatan
tenaga
kerja
dalam
hubungan
kerja
Kabupaten Garut telah melebihi sebanyak 703 orang. Target capaian RPJMD 2009-2014 sebanyak 9.350 orang sedangkan realisasinya sebanyak 10.053 orang (107,5 %), seperti tabel berikut : Tabel 3.12 Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten Garut yang ditempatkan dalam hubungan kerja (dalam Negeri dan luar negeri) tahun 2009 s/d 2014 AKL AKAD AKAN TAHUN JUMLAH L P L P L P 2010
371
342
452
355
27
170
1.717
2010
93
111
-
-
190
75
469
2011
338
314
223
54
35
1.049
2.013
2012
395
338
168
216
12
690
1.819
2013
460
438
84
98
1
780
1.861
2014
594
993
-
-
2
585
2.174
JUMLAH
2.251
2.536
927
723
267
3.349
10.053
69
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah tenaga kerja Kabupaten Garut yang ditempatkan dalam hubungan kerja sebanyak 10.053 orang melebihi target RPJMD 2009-2014 sebesar 703 orang, dengan demikian capaian kinerja mencapai 107,5 %. 3)
Penempatan tenaga kerja di luar hubungan kerja target
8.500 orang realisasi 12.286 orang, sehingga capaian kinerjanya 144,5 %. Penyerapan tenaga kerja di luar hubungan kerja dicapai melalui kegiatan PKS-PK, PKP, penyiapan tenaga kerja siap pakai, pelatihan kewirausahaan,
pembentukkan
tenaga
kerja
mandiri,
perluasan
kesempatan kerja melalui penerapan teknologi tepat guna (TTG). Berikut ini beberapa dokumentasi kegiatan penyerapan tenaga kerja : 1.
Penciptaan Wirausaha Baru melalui Pemberdayaan Tenaga Kerja Mandiri (di Desa Sucikaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut dengan jenis usaha pembuatan Tas Kulit) :
70
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Jenis Terapan Pembuatan Kerajinan Akar Wangi di Desa Hegarmanah Kec. Bayongbong Kab. Garut dan Pembuatan Kerupuk Dorokdok di Desa Cimaragas Kec. Cilawu Kab. Garut
3. Kegiatan pemberian kerja sementara melalui sistem Padat Karya (PKS-PK) di Desa Purwajaya Kecamatan Peundeuy berupa Plurisasi jalan lingkungan : Kondisi awal (0%) :
71
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kondisi 50 % :
Kondisi 100 % :
4. Kegiatan pemberian kerja sementara melalui sistem Padat Karya (PKS-PK) di Desa Girimukti Kecamatan Singajya berupa normalisasi saluran air : Kondisi awal (0%) :
72
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kondisi 50 % :
Kondisi 100 % :
5. Kegiatan Padat Karya Produktif (PKP) di Desa Cimahi Kec. Caringin berupa Perkerasan Jalan dan Ternak Domba : Kondisi awal (0%) :
73
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Kondisi 50 % :
Kondisi 100 % :
Kandang Domba :
74
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
5. Kegiatan Padat Karya Infrastruktur di Desa Tegalega Kecamatan Bungbulang berupa Perkerasan Jalan : Kondisi awal (0%) :
Kondisi 50 % :
Kondisi 100 % :
75
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
5.
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-5 Mengembangkan Sistem Hubungan Industrial Dan Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja Serta Perlindungan Dan Pengawasan Ketenagakerjaan 1.
Sasaran meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang
ketenagakerjaan,
dengan
indikator
sasaran
jumlah
perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja. Target 100 perusahaan realisasi 100 perusahaan, sehingga pencapaian kinerjanya 100 %. Sasaran ini dicapai melalui 1 (satu) program yaitu Program perlindungan dan penegmbangan lembaga ketenagakerjaan meliputi 3 kegiatan, yaitu : 1)
Sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan, dengan dana sebesar Rp. 81.000.000,-, 2)
Fasilitasi penyelesaian
prosedur pemberian perlindungan hukum dan jamsostek dengan dana sebesar
Rp.
100.000.000,-
,
3)
Prningkatan
pengawasan,
perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan dana sebesar Rp. 75.000.000,-. Target kondisi akhir RPJMD 2009-2014 jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja sebanyak 400 perusahaan, sedangkan realisasinya sebesar 450, sehingga capaian kinerjanya 112,5 %. 2.
Sasaran meningkatnya kesejahteraan pekerja, dengan indikator sasaran : a.
Pencapaian UMK sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) target 95 % realisasi 100,2 %, sehingga pencapaian kinerja mencapai 105,47 %. Indikator ini dicapai melalui 1 kegiatan yaitu
76
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Pemberdayaan Dewan pengupahan dan Lembaga Kerjasama Tripartit denagn dana sebesar Rp. 209.000.000,Upah Minimum Kabupaten (UMK) tahun 2014 sebersar Rp. 1.275.000,- dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebesar Rp. 1.271.691,-. Namun apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 terjadi peningkatan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.13 Perbandingan UMK dan KHL di Kabupaten Garut tahun 2012 dan 2014 Tahun
KHL (Rp.)
UMK (Rp.)
UMK = KHL (%)
2012
1.040.359,-
965.000,-
92,76
2013
1.144.691,-
1.085.000,-
94,7
2014
1.271.691,-
1.275.000,-
100,2
Berdasarkan tabel di atas, kenaikan KHL dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebasar 10,02 %, sedangkan kenaikan UMK mencapai 11,59 %. Pada sisi lain perbandingan UMK = KHL terjadi peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 2,1 %. Begitu juga kenaikan KHL dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebasar 9,98 %, sedangkan kenaikan UMK mencapai 14,90 %. Pada sisi lain perbandingan UMK = KHL terjadi peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 5,48 %. Namun apabila dibandingkan dengan UMK Kabupaten/Kota lain di Jawa Barat, Kabupaten Garut menempati posisi ke 22 di bawah Kabupaten Cirebon di atas Kabupaten Majalengka, seperti berikut ini : 77
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Urutan Besaran UMK Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2015 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Kabupaten Karawang Kota Bekasi Kabupaten Bekasi Kota Depok Kota Bogor Kabupaten Bogor Kabupaten Purwakarta Kota Bandung Kabupaten Bandung Barat Kota Cimahi Kabupaten Sumedang Kabupaten Bandung Kab Sukabumi Kabupaten Subang Kab Cianjur Kota Sukabumi Kab Indramayu Kota Tasikmalaya Kab Tasikmalaya Kota Cirebon Kab Cirebon Kab Garut Kab Majalengka Kab Kuningan Kota Banjar Kab Pangandaran Kab Ciamis
Rp. 2.987.000 Rp. 2.984.000 Rp. 2.925.000 Rp. 2.732.000 Rp. 2.711.000 Rp. 2.655.000 Rp. 2.626.000 Rp. 2.356.000 Rp. 2.046.000 Rp. 2.041.000 Rp. 2.041.000 Rp. 2.041.000 Rp. 1.969.000 Rp. 1.928.000 Rp. 1.648.000 Rp. 1.645.000 Rp. 1.494.000 Rp. 1.472.000 Rp. 1.464.000 Rp. 1.443.000 Rp. 1.428.000 Rp. 1.275.000 Rp. 1.264.000 Rp. 1.224.000 Rp. 1.191.000 Rp. 1.188.000 Rp.l 1.177.000
Rapat Anggota Dewan Pengupahan Kabupaten Garut dalam rangka penetapan UMK tahun 2014
78
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Sosialisasi UMK Tahun 2014
b.
Meningkatnya jumlah kepesertaan Jamsostek, target 40 perusahaan realisasi 40 perusahaan sehingga pencapaian kinerja mencapai 100 %. Indikator ini dicapai melalui 1 kegiatan yaitu Peningkatan penyebarluasan kepesertaan Jamsostek denagn dana sebesar Rp. 75.000.000,-. Namum apabila dibandingkan dengan jumlah perusahaan di Kabupaten Garut belum seluruhnya ikut kepersertaan jamsostek sebagaimana tabel berikut ini : Tabel 3.14 Jumlah kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) di Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2014
No.
JSU
1
Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
Wajib
Terdaftar
Wajib
Terdaftar
1
14
11
7.367
3.871
2
2
3
3
97
48
3
3
117
59
10.726
4.474
4
4
10
18
646
576
5
5
18
25
682
563
6
6
257
128
5.405
4.075
7
7
9
7
855
671
8
8
123
72
2.653
469
9
9
65
52
2.478
1.343
616
373
30.909
15.641
Jumlah
79
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah kepesertaan jamsostek perusahaan di Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2014 baru mencapai 373 perusahaan (60,55 %) dari jumlah 616 perusahaan, selebihnya sebanyak 243 perusahaan (39,44 %) belum ikut kepesertaan Jamsostek. Sedangkan jumlah kepasertaan jamsostek dari 30.909 tenaga kerja di perusahaan baru 15.641 tenaga kerja yang ikut kepesertaan jamsostek atau 50,6 %, selebihnya sebanyak 15.268 tenaga kerja atau 49,4 % belum menjadi peserta Jamsostek. Capaian besaran kepesertaan Jamsostek 50,3 % berada sedikit di atas target SPM Kabupaten Garut pada tahun ke-4 sebesar 48 %, dan di bawah target SPM Nasional sebesar 55 %.
Tabel 3.15 Perbandingan Target capaian SPM Bidang Pelayanan Kepesertaan Jamsostek Tahun 2014
3.
NO
JENIS PELAYANAN DASAR
Target Nasional
Target Kabupaten Garut
Realisasi
Prosentase
1
Cakupan Kepesrtaan Jamsostek
55 %
48 %
50,6 %
105,41 %
Sasaran penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI), dengan indikator sasaran Prosentase penyelesaian kasus PHI melalui perjanjian bersama. Target 100 % realisasi 100 %, sehingga pencapaian kinerja 100 %. Indikator sasaran ini dicapai melalui 3 kegiatan, yaitu : 1) Pembinaan dan pembentukkan sarana hubungan industrial di perusahaan, dengan dana sebesar Rp. 100.000.000,-
,
2) Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
80
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
dengan dana sebesar Rp. 75.000.000,- 3) Sinergitas pendataan sarana hubungan induatrial di perusahaan, dengan dana sebesar Rp. 10.000.000,-. Jumlah kasus PHI mengalami peningkatan setiap tahunnya, seperti pada tabel berikut : Tabel 3.16 Jumlh kasus PHI di Kabupaten Garut Tahun 2009-2014
Tahun
Jumlah Kasus PHI
Penanganan
Keterangan
2009
6
100 %
Perjanjian bersama
2010
7
100 %
Perjanjian bersama
2011
10
100 %
Perjanjian bersama
2012
15
100 %
Perjanjian bersama
2013
22
100 %
Perjanjian bersama
2014
20
100 %
Perjanjian bersama
Jumlah
71
100 %
Perjanjian bersama
Tabel di atas memperlihatkan bahwa kasus PHI di Kabupaten Garut meningkat dari tahun 2009-2013 kemudian turun menjadi 22 kasus pada
tahun
2014.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
permasalahan
ketenagakerjaan yang menyangkut aspek hubungan industrial semakin kompleks sehingga memerlukan penanganan yang serius. karena apabila tidak ditangani akan mengganggu kualitas hubungan industrial antara
pekerja
dengan
pengusaha.
Sehingga
pada
akhirnya
mempengaruhi pencapaian tujuan misi ke-5 yaitu meningkatkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadialan. Capaian besaran kasus perselisihan hubungan industrial yang diselesaiakan 100 % melebihi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Nasional sebedar 80 % dan target SPM Kabupaten Garut sebasar 80 %.
81
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.17 Perbandingan Target capaian SPM Bidang Pelayanan Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2014
No 1
Jenis pelayanan dasar
Target Nasional
Target Kabupaten Garut
Realisasi
Prosentase Capaian
Cakupan Kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) yang diselesaikan
80 %
80 %
100 %
125 %
Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan Misi ke-6 Mewujudkan Keseimbangan
Persebaran
Penduduk
Yang
Serasi
Dan
Seimbang Antara Daya Dukung Dengan Daya Tampung Lingkungan a.
Sasaran meningkatnya kemampuan transmigran dalam mengelola lahan/usaha ekonomis produktif, dengan indikator sasaran jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif , target 60 orang realisasi 60 orang, pencapaian kinerja 100%. Indikator sasaran ini dicapai melalui kegiatan Pelatihan transmigrasi lokal, dengan dana sebesar Rp. 100.000.000,Peningkatan kemampuan transmigran terutama warga translok di 2 lokasi,
yaitu
Arinem
Kecamatan
Pakenjeng
(pengelolaan
lahan
pertanian) dan Cimahi Kecamatan Caringin (pengembangan home industri) sebanyak 60 orang (masing-masing lokasi 30 KK dengan biaya Rp. 100.000.000,-. Dengan meningkatnya kemampuan transmigran dalam mengelola lahan/usaha ekonomis produktif maka diharapkan dapat meningkatkan penghasilan keluarga sehingga mencapai tingkat kesejahteraan lebih baik.
82
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Berikut ini capaian RPJMD Kabupaten Garut 2009-2014 jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif : Tabel 3.18 Jumlah transmigran yang dilatih Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 Realisasi
Indikator Kinerja Jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif
b.
2009
2010
2011
2012
2013
2014
40 Orang
30 Orang
30 Orang
30 Orang
40 Orang
60 Orang
Sasaran
meningkatnya
kerjasama
antar
Kondisi akhir RPJMD
Keterangan
230 Orang
Tercapai (100 %)
daerah
yang
saling
menguntungkan dalam penyelenggarakan ketransmigrasian, dengan indikator sasaran : 1)
jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi, target 5 lokasi terealisasi 5 lokasi, capaian kinerja 100%, yaitu : a)
Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
b)
Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah
c)
Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
d)
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
e)
Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi tenggara. Survey lokasi dilaksanakan sebagai langkah awal dari proses
penempatan transmigran dengan maksud untuk mencari peluang, yang didasarkan pada kesamaan iklim, tingkat kesuburan tanah, peluang usaha dan aspek sosial budaya masyarakat setempat.
83
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Capaian survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi sebanyak 22 lokasi (100 %) dari target Renstra/RPJMD 2009-2014 sebenyak 22 kali sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.19 Jumlah Survey Calon Lokasi Daerah Tujuan Transmigrasi Tahun 2009-2014 Realisasi Indikator Kinerja Jumlah survey calon lokasi daerahntujuan transmigrasi
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2 Lokasi
3 Lokasi
3 Lokasi
4 Lokasi
5 Lokasi
5 Lokasi
Berikut ini
Kondisi akhir Renstra/ RPJMD
22 Lokasi
Keterangan
Tercapai (100%)
daerah pemukiman transmigrasi di UPT
Mahalona Desa Mahalona Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan :
Salah satu keluarga transmigran asal Kabupaten Garut di UPT Mahalona Desa Mahalona Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan :
84
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
2)
jumlah
kesepakatan
penyelenggaraan
perjanjian
kerja
sama
(MOU)
dalam
transmigran, target 2 MOU terealisasi 1 MOU
sehingga capaian kinerjanya mencapai 50 %, yaitu Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan 1 MoU belum terelisasi yaitu Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi tenggara. Hal ini karena lahan yang tersedia untuk pemukiman Transmigrasi belum mencukupi, penandatangan kesepakatan perjanjian kerja sama (MOU) akan dilaksanakan pada tahun 2015. Kesepakatan
perjanjian
dituangkan
dalam
Naskah
Perjanjian Kerja Sama Penyelenggaraan Transmigrasi antara Pemerintah Daerah Kabupaten asal dengan Pemerintah Daerah Kabupaten tujuan yang ditandatangani oleh Bupati masing-masing. Dalam
MOU
diatur
seluruh
aspek
tentang
pelaksanaan
penyelenggaraan transmigrasi termasuk hak dan kewajiban dalam pembinaan kepada transmigran. Pada tahun 2014 dihasilkan 1 MOU antara
Pemerintah Kabupaten Garut dengan Pemerintah
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan
85
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Tabel 3.20 Jumlah Kesepakatan Perjanjian Kerja Sama (MoU) Penyelenggaraan Transmigrasi Tahun 2009-2014 Realisasi
Indikator Kinerja jumlah kesepakatan perjanjian kerja sama (MOU) dalam penyelenggaraan transmigran
3)
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2 MoU
2 MoU
3 MoU
3 MoU
3 MoU
1 MoU
Kondisi akhir RPJMD
15 MoU
Keterangan
Tidak tercapai (93,33%)
Jumlah transmigran yang ditempatkan dari target 20 KK terealisasi 5 KK sehingga capaian kinerja 25 %. Terkait dengan capaian realisasi penempatan transmigran di bawah 100 %, hal ini karena pada saat akan pemberangkatan 15 KK di lokasi tujuan UPT Transmigrasi Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan terjadi peristiwa bencana alam banjir yang mengakibatkan rusaknya
sarana
dan
prasarana
Transmigrasi,
sehingga
keberangkatannya ditunda pada tahun 2015. Sedangkan 5 KK (21 Jiwa) diberangkatkan ke daerah tujuan yaitu UPT. Mahalona Desa Mahalona Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Tabel 3.21 Jumlah transmigran Kabupaten Garut yang ditempatkan Tahun 2009-2014 Realisasi
Indikator Kinerja Jumlah transmigran yang ditempatkan
2009
2010
2011
2012
2013
40 KK
63 KK
10 KK
40 KK
20 KK
2014 5 KK
Kondisi akhir RPJMD
230 KK
Keterangan
Tdak Tercapai (84,76 %)
86
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Cakupan
penempatan
transmigran
ke
luar
Pulau
Jawa
di
Kabupaten Garut pada tahun 2014 hanya mencapai 5,15 % (5 KK dari 97 KK yang terdaftar), hal ini karena penempatan transmigran keluar Pulau Jawa sangat tergantung kepada target nasional/kuota Pemerintah Pusat. Berdasarkan bahasan sasaran dan indikatornya dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian kinerjan sasaran mencapai 100% bahkan di atas 100 %, dengan asumsi baik.
B.
REALISASI KEUANGAN Realisasi keuangan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut tahun anggaran 2014 seperti tabel berikut : Tabel 3.22 Realisasi Anggaran Binas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014 No.
Jumlah Anggaran
1.
Belanja Tidak Langsung
2.
Belanja Langsung : - APBD Kab. Garut - APBD Provinsi Jabar - APBN Jumlah
Target
Realisasi
%
5.642.986.794,00
5.611.494.076,00
99,44
26.442.850.000,00
24.327.513.828,00
92,00
112.000.000,00
112.000.000,00
100
56.148.724.000,00
56.148.724.000,00
100
82.703.574.000,00
80.588.237.828,00
97,44
Dari jumlah anggaran tersebut digunakan untuk mencapai sasaran strategis sebagaimana tercantum dalam rencana strategis, Tapkin dan rencana kerja tahunan, yaitu : 1.
Sasaran ke-1 : meningkatnya pelayanan di bidang sosial tenaga kerja dan transmigrasi, dengan indikator sasaran meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat dengan realisasi sebesar 100%. Hal ini dicapai melalui 5
87
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
program dan 27 kegiatan dengan jumlah anggaran Rp. 2.900.400.000,jumlah realisasi anggaran Rp. 2.837.318.098,- (97,82%). 2.
Sasaran ke-2 : meningkatnya kepercayaan diri, kemampuan dan kemauan serta taraf kehidupan sosial ekonomi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dengan indikator sasaran jumlah PMKS yang ditangani mampu : mengurus diri sendiri, menjalin relasi sosial, memiliki kemandirian ekonomi, melaksanakan peranan sosial dan Penyandang cacat (PACA) berfungsi secara fisik. Jumlah PMKS yang ditangani target 27.000 orang realisasi 54.304 orang sehingga pencapaian kinerjanya 201 %. Sasaran dicapai melalui 8 program dan 29 kegiatan dengan jumlah anggaran Rp. 57.908.465.000,-. Realisasi Rp. 57.888.956.375,- (99,97%).
3.
Sasaran ke-3
: meningkatnya kemampuan, kepedulian dan tanggung
jawab sosial PSKS (PSM, Karang Taruna dan Orsos) dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial
secara
melembaga
dan
berkelanjutan,
dengan
indikator sasaran Jumlah PSKS (Karang Taruna, Orsos, PSM) yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial. Karang Taruna target 42 realisasi 42, sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%. PSM target 42 orang realisasi 42 orang, sehingga capaian kinerjanya mencapai 100 %. Organisasi Sosial target 12 orsos, realisasi 12 orsos sehingga capaian kinerjanya mencapai 100 %. Sasaran dicapai melalui 1 program dan 5 kegiatan dengan jumlah anggaran Rp. 935.900.000,- realisasi Rp. 932.791.250.- (99,66 %).
88
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
4.
Sasaran ke-4
: meningkatnya kompetensi tenaga kerja, dengan
indikator sasaran jumlah pencari kerja yang dilatih : berbasis kompetensi, berbasis masyarakat, kewirausahaan. Jumlah pencari kerja yang dilatih berbasis kompetensi target 288 orang realisasi 144 orang, capaian kinerjanya mencapai 50 %. Selanjutnya pencari kerja yang dilatih berbasis masyarakat target 400 orang realisasi 912 orang sehingga capaian kinerjanya mencapai 228 %. Sedangkan pencari kerja yang dilatih kewirausahaan target 200 orang realisasi 268 orang sehingga capaian kinerjanya mencapai 134 %. Dengan demikian secara keseluruhan peningkatan kompetensi sebanyak 1.164 orang pencari kerja dicapai melalui 2 program dan 9 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 3.529.653.265,- realisasi Rp. 3.523.908.115,(99,83 %) 5.
Sasaran ke-5 : meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik yang mandiri maupun bekerja serta adanya keseimbangan pasar, dengan indikator sasaran jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan didalam maupun diluar negeri dalam hubungan kerja dalam negeri, luar negeri dan diluar hubungan kerja. Penempatan tenaga kerja di dalam negeri terdiri dari dalam hubungan kerja target 1.250 orang realisasi 1.580 orang, sehingga capaiannya kinerjanya 126,4 %. Sedangkan penempatan tenaga kerja diluar negeri target 800 orang terealisasi 594 orang, sehingga capaian kinerjanya 74,25 %. Selanjutnya penempatan tenaga kerja di luar hubungan kerja target 8.500 orang realisasi 12.286 orang, sehingga capaian kinerjanya 144,5 %. Dengan
89
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
demikian secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang dapat ditempatkan pada tahun 2014 sebanyak 14.460 orang dengan anggaran sebesar Rp. 15.222.330.000,-
melalui
1
13.214.172.130,-
(86,80 %).
program
11
kegiatan
realisasi
Rp.
Terdapat 1 Kegiatan yang tidak dapat
terealisasi yaitu Program peningkatan kesempatan kerja (PPKK) melalui kegiatan padat karya produktif (PKP) dengan anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat.
Terkait
dengan tidak terserapnya anggaran tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : a.
Terjadi perubahan judul kegiatan dari pemberian kerja sementara
melalui sistem padat karya menjadi Program peningkatan kesempatan kerja (PPKK) melalui kegiatan padat karya produktif (PKP), sehingga masuk di anggaran perubahan pada bulan November 2014. b.
Tidak cukup waktu untuk pelaksanaan kegiatan tersebut karena harus melalui proses lelang umum yang memerlukan waktu sekitar 45 hari kerja.
6.
Sasaran ke-6 : meningkatnya kesadaran hukum para pelaku produksi di bidang ketenagakerjaan, dengan indikator sasaran jumlah perusahaan yang bisa menerapkan peraturan ketenagakerjaan dan syarat kerja. Target 100 perusahaan realisasi 100 perusahaan, sehingga pencapaian kinerjanya 100 % Sasaran ini dicapai
melalui 2 program dan 10 kegiatan dengan
jumlah anggaran sebesar Rp. 2.677.960.000,- realisasi Rp. 2.677.960.000,(100 %).
90
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
7.
Sasaran ke-7 : meningkatnya kesejahteraan pekerja, dengan indikator sasaran : a.
Pencapaian UMK sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) target 95 % realisasi 102,5 %, sehingga pencapaian kinerja mencapai 105,5 %.
b.
Meningkatnya jumlah kepesertaan Jamsostek, target 40 perusahaan realisasi 40 perusahaan sehingga pencapaian kinerja mencapai 100 %.
Sasaran ini dicapai melalui 1 program 2 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 284.000.000,- realisasi Rp. 284.000.000,- (100 %). 8. Sasaran ke-8 : penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PHI), dengan indikator sasaran prosentase penyelesaian kasus PHI dengan perjanjian bersama. Target 100 % realisasi 100 %, sehingga pencapaian kinerja 100 %. Sasaran ini dicapai melalui 2 program dan 3 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 185.500.000,- realisasi Rp. 185.500.000,- (100%). 9. Sasaran ke-9 : meningkatnya kemampuan transmigran dalam mengelola lahan/usaha ekonomis produktif, dengan indikator sasaran jumlah transmigran yang dilatih mampu mengelola lahan/usaha ekonomis produktif target 60 orang realisasi 60 orang, pencapaian kinerja 100%. Sasaran ini dicapai
dengan
anggaran
sebesar
Rp.
100.000.000,-
realisasi
Rp.
100.000.000,- (100 %) melalui 1 program dan 1 kegiatan. 10.
Sasaran ke-10 : meningkatnya kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan
dalam
penyelenggarakan
ketransmigrasian,
dengan
indikator sasaran : a.
jumlah survey calon lokasi daerah tujuan transmigrasi, target 5 lokasi terealisasi 5 lokasi, sehingga pencapaian kinerja 100%.
91
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
b.
Tercapainya kesepakatan perjanjian kerja sama dalam penempatan transmigran, target 2 MOU terealisasi 1 MOU sehingga capaian kinerjanya mencapai 50 %.
c.
Jumlah transmigran yang ditempatkan dari target 20 KK terealisasi 5 KK sehingga capaian kinerja 25 %.
Sasaran ini dicapai dengan anggaran sebasar Rp. 425.000.000,- realisasi Rp. 423.098.475,- (99,55 %) melalui 1 program 2 kegiatan. Adapun rincian realisasi keuangan berdasarkan program dan kegiatan terlampir. Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran jika dibandingkan dengan realisasi capaian sasaran cukup akuntabel, efektif dan efisien.
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS 1.
Analisis Efisiensi Analisis Efisiensi dilaksanakan dengan cara membandingkan antara keluaran (outputs) dengan masukan (inputs) baik untuk rencana maupun realisasi.
2.
Analisis Efektifitas Analisis Efektifitas dilaksanakan dengan cara membandingkan antara hasil (outcomes) dengan keluaran (outputs) baik untuk rencana maupun realisasi yang menggambarkan pada tingkat kesesuaian antara sasaran dengan hasil (outcomes) Berdasarkan analisis dan evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan /
program pada tahun anggaran 2014, maka pada umumnya seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
92
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
Garut telah sesuai antara
rencana dengan
realisasi dimana rata-rata pada
angka 100%. Selanjutnya capaian masukan (inputs), keluaran (outputs) maupun hasil (outcomes) menunjukkan tingkat efisiensi dan efektifitas yang signifikan, hal ini ditandai dengan adanya capaian sasaran yang melampaui target / rencana yang telah ditetapkan, dimana rata-rata tingkat capaian sasaran pada setiap misi mencapai 128,8 %. Di samping itu, masih terdapat beberapa satu sub sasaran yang capaian realisasinya di bawah 100 %, namun secara komulatif sasaran dapat digolongkan berada dalam tataran yang cukup efektif dan efisien.
93
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
BAB IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN KINERJA Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP)
Dinsosnakertran Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2014 merupakan Media Akuntabilitas Kinerja Dinas dan sebagai alat komunikasi pertanggung jawaban Dinas dalam melayani masyarakat bidang pembangunan Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Hasil evaluasi kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Kabupaten Garut Tahun 2014 memperlihatkan hasil yang baik. Hal ini setidaknya menunjukan bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi Kabupaten Garut dapat mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara baik. Namun masih terdapat beberapa sasaran yang capaian kinerjanya belum maksimal dan perlu mendapat perhatian perbaikan ke depan, antara lain : 1. Jumlah pencari kerja yang dilatih berbasis kompetensi tercapai 50 % (144 orang dari target 288 orang), hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain : a. Pendanaan pelatihan berbasis kompetensi sangat tergantung kepada Pemerintah Pusat karena keterbatasan kemampuan APBD Kabupaten Garut. b. Alokasi dana APBN untuk pelatihan berbasis kompetensi mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. 2. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan di luar negeri (dalam hubungan kerja) hanya 74,25 % atau 594 orang dari target 800 orang, hal ini karena ada
94
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
kebijakan pemerintah pusat terkait dengan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi. 3. Jumlah perjanjian kerja sama/MoU dalam penempatan transmigran tercapai 50 % ( 1 MoU dari target 2 MoU), hal ini karena Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara belum menyediakan tanah yang cukup untuk pemukiman transmigra, sehingga penendatanganan MoU ditunda pada tahun 2015. 4. Penempatan transmigran hanya 25 % ( 5 KK dari target 20 KK) sedangkan sisanya 15 KK akan ditempatkan tahun 2015, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana di lokasi daerah tujuan transmigrasi belum siap dihuni/masih dalam tahap penyelesaian akhir.
B.
KENDALA / HAMBATAN KINERJA Pada satu sisi pencapaian Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukan suatu peningkatan prestasi namun pada sisi lain masih terdapat berbagai kendala / hambatan kinerja sebagai berikut : 1.
Terbatasnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat dan aparatur tentang peraturan perundang-undang bidang Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2.
Kurangnya keserasian dan kesepadanan pelatihan dengan kebutuhan kerja.
3.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman pekerja dan pengusaha tentang peraturan ketenagakerjaan.
4.
Kurangnya kesadaran pengusaha terhadap norma ketenagakerjaan.
5.
Rendahnya jiwa wirausaha para pencari kerja.
95
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
6.
Semakin berkembang dan kompleksnya permasalahan sosial serta terdapat kecenderungan jumlah PMKS semakin meningkat.
7.
Peranan
Potensi
Sumber
Kesejahteraan
Sosial
(PSKS)
dalam
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial belum optimal. 8.
Kurangnya
nilai
kesetiakawanan
sosial
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 9.
Terbatasnya
kerjasama
antar
wilayah
dalam
penempatan
calon
transmigran.
C.
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF / PEMECAHAN MASALAH 1.
Penyebarluasan informasi tentang ketenagakerjaan sosial dan transmigrasi beserta peraturan dan perundangannya kepada masyarakat.
2.
Penyerapan tenaga kerja meliputi penganggur dan setengah penganggur.
3.
Menyesuaikan jenis pelatihan yang diperlukan dengan kebutuhan pasar.
4.
Penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial.
5.
Peningkatan kesejahteraan pekerja melalui pencapaian UMK sama dengan KHL.
6.
Penanganan PMKS secara komprehensif dan berkesinambungan.
7.
Memberdayakan potensi sumber kesejahteraan sosial.
8.
Meningkatkan penjajagan calon lokasi penempatan transmigrasi melalui kerja sama antar daerah dan memberdayakan transmigran yang sudah ada.
96
LKIP Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut Tahun 2014
D.
Upaya Perbaikan Sakip. 1. Perbaikan Perencanaan. Hal ini dilaksanakan untuk menentukan program dan kegiatan pendukung utama pada pencapaian target kinerja sasaran pada Renstra. 2. Reviu IKU. Sesuai rekomendasi hasil evaluasi IKU tidak maksimal, maka dilakukan reviu atas IKU, terutama pada sasaran pertama.
97