BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESIGN
5.1 Logo Kampanye
Gambar 5.1 Logo kampanye Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Logo utama kampanye “WOY!” hanya terdiri dari logogram. Logo itu sendiri mengambil bentuk dasar dari segitiga pengaman yang memiliki makna himbauan untuk berhati-hati. Jika merujuk kepada penerapan serta penggunaannya, symbol berbentuk segitiga pada aturan rambu-rambu memiliki arti,“Dilarang berjalan terus apabila menyebabkan rintangan atau hambatan bagi lalu lintas lain yang wajib didahulukan”.
Dipadukan dengan tipografi yang berbunyi,“WOY!” pada bagian dalam logo yang mempresentasiakan ekspresi kekesalan yang dialami oleh masyarakat ketika dirugikan oleh pengguna jalan lain saat berada dijalan. Dengan pemilihan font BEBAS bold dan sedikit modifikasi agar terkesan lebih kuat.
Didukung pula oleh elemen seperti efek teriakan penuh amarah yang meledak-ledak berbentuk petir yang menyambar melengkapi pesan yang ingin disampaikan oleh logo tersebut.
Pada dasarnya logo ini hanya menggunakan satu warna saja. Untuk warna utama pada logo menggunakan pantone 1788 C, namun untuk pengaplikasiannya warna logo dapat disesuaikan dengan warna background dimana logo itu akan diletakan.
5.2 Warna Kampanye
Gambar 5.2 Warna kampanye Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Pemilihan warna pada kampanye didominasi oleh warna merah, kuning, dan hijau, disesuaikan dengan filosofi Traffic Jam serta makna yang terkandung pada penerapannya di jalan. Selain menyesuaikan dengan konteks warna yang di terapkan pada rambu-rambu keamanan di jalan raya, warna ini dipilih agar kampanye mudah dikenal oleh masyarakat luas.
5.3 Poster Kampanye
Gambar 5.3 Poster kampanye Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Fungsi poster sebagai penarik perhatian target kampanye. Selain itu dari segi ilustrasi yang tertuang di dalam poster memiliki makna supaya, sebagai seseorang yang melanggar aturan di jalan sebaiknya berintrospeksi diri atas perilakunya yang menyimpang sehingga memicu penggendara yang dirugikan untuk memaki.
Dari tiga seri poster yang masing masing berisikan data dan fakta mengenai kecelakaan dan situasi yang terjadi yang terjadi di daerah Bekasi.
Poster dapat diletakan di ruang-runag publik seperti tempat cuci mobil dan motor, lahan parkir, sekolah, bengkel, mall, rumahsakit dan Kantor Lurah. Sebagai himbauan kepada masyarakat mengenai kampanye yang sedang berlangsung.
Gambar 5.4 Contoh penerapan poster pada lahan parker Sumber: Wahyu Ramandha Putro
5.4 Ambient Media
Gambar 5.5 Ambient media Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Berdasarkan peraturan peletakan rambu-rambu
Nasional Indonesia, rambu
peringatan di jalan raya dengan batas kecepatan kurang dari 60 km/jam harus di tempatkan 80 meter atau pada jarak tertentu sesuai dengan kondisi geografis sebelum area yang dimaksud. Penggunaan ambient media yang mengadaptasih dari fungsi optical illusion yang mengelabui pandangan seseorang. Diharapkan secara tidak langsung masyarakat akan diingatkan untuk mengurangi kecepatan pada area yang dikehendaki. Penggunaan ambient media ini menyikapi persoalan penggunaan rambu-rambu jalan yang kurang terlihat di sepanjang jalan raya Kalimalang.
Gambar 5.6 Proses pengerjaan Optical Illusion Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Jika melihat dari sifat dasar manusia yang selalu ingin tau, media ini akan memiliki efek secara psikologis. Dikarenakan bentuk dari optical illusion yang menipu pandangan dan menarik untuk dicari tau bagaimana cara gambar itu bekerja pada mata kita.
5.5 Brosur
Gambar 5.7 Brosur Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Penggunaan
brosur
diperuntukan
untuk
menghimbau
masyarakat
tentang
kecelakaan- kecelakaan kecil yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan kewaspadaan mengenai keselamatan di jalan.
Bentuk dari brosur disesuaikan dengan bentuk logo. Brosur terdiri dari 3 halaman utama, yang tiap-tiap halaman berisikan keluhan masyarakat serta tips-tips yang jarang menjadi himbauan mengenai kewaspadaan di jalan. Contoh kasus saat pengendara mobil hendak berbelok, walau sudah memberi lampu sein hendaknya benar-benar memastikan keadaan di belakang, karena waspada akan kendaraan bermotor yang nyelonong sewaktu mobil hendak berbelok. Yang memiliki dampak yang lumayan besar bagi kedua belah pihak.
5.6 T-Shirt
Gambar 5.8 T-Shirt Sumber: Wahyu Ramandha Putro
T-Shirt digunakan oleh panitia kampanye saat mensosialisasikan kampanye ini maupun oleh peserta Brand Activation sebagai penanda partisipasinya dalam kampanye ini.
5.7 Booklet
Gambar 5.9 Booklet Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Penggunaan booklet pada kampanye ini sebagai respon dari permasalahan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hukuman dan denda yang berlaku di jalan. Selain itu booklet juga digunakan sebagai media sosialisasi Undang-undang baru mengenai ketertiban berkendara yang berlaku sejak tahun 2009.
Penyampaian pesan dari isi booklet dirancang dengan sentuhan humor agar lebih menarik, ringan dan santai. Menggunakan ilustrasi sebagai elemen pendukung agar penyampaian pesan lebih terlihat seperti membaca komik.
5.8 PSA (Public Service Announcement) Dalam PSA diceritakan bahwa pengendara motor yang acuh merugikan pengguna jalan lain, dan seketika seseorang yang dirugikan itu memaki sang pengendara motor, lalu wajah pengendara itu pun berubah menjadi salah satu binatang yang sering di jadikan umpatan ketika seseorang dirugikan oleh pengendara yang tidak tertib.
PSA dibagi menjadi 3 cerita, konsep yang diangkat ini diambil dari hasil survey terlebih dahulu kepada masyarakat mengenai pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dengan pengendara motor yang tidak tertib.
Gambar 5.10 PSA Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Gambar 5.11 PSA Konsep Sumber: Wahyu Ramandha Putro
5.9 Photo Board Photo Board dengan face hole digunakan sebagai media interaktif dalam kampanye ini, pada photo board ini digambarkan bahwa kita sebaiknya lebih manusiawi sebagai seorang pengendara motor saat berada di jalan raya. selain bisa digunakan untuk berfoto, media ini juga dapat menjadi pengingat ketika foto dicetak atau hanya sekedar dilihat.
Gambar 5.12 Photo Board Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Photo Board nantinya akan diletakan dekat dengan booth pada saat kampanye ini diselenggarakan sebagai penanda keberadaan dari kampanye ini di tempat tersebut.
5.10 Sticker
Gambar 5.13 Sticker Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Penggunaan sticker pada kampanye ini hanya sebagai mercendise sekaligus pengingat dari kampanye ini. Sticker bisa didapatkan dari pembagian booklet pada saat kampanye berlangsung.
5.11 Billboard
Gambar 5.14 Penerapan Billboard Sumber: Wahyu Ramandha Putro
Penggunaan Billboard pada kampanye memiliki keunggulan, sebagai media luar ruang billboard menyatu dengan ruang publik, sehingga siapa pun bisa terpapar media ini. Mengingat jalur Kalimalang adalah salah satu jalur utama yang dipilih oleh pengendara motor. Diharapkan dengan peletakan billboard di sepanjang jalur Kalimalang masyarakat dapat mengetahui mengenai kampanye yang sedang berlangsung.