BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1
Equity
Equity = Asset - liability Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha. Asset merupakan keseluruhan harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun aset dibagi menjadi 2 jenis yaitu aset tetap atau dan aset lancar. Aset tetap adalah aset yang mempunya masa waktu penggunaan yang jangka panjang bahkan permanen meskipun lebih dari satu kali penggunaan. Sedangkan aset lancar adalah uang kas dan aset-aset yang bersifat jangka pendek, karena akan digunakan dan dijadikan pendapatan melalui proses penjualan. Liability merupakan kewajiban atau beban hutang yang harus dibayar perusahaan. Namun dikarenakan “Ice Break Point” tidak memiliki hutang samasekali dari pihak bank maupun lainnya, maka modal usaha “Ice Break Point” sama dengan keseluruhan aset yang dimiliki. Berikut ini merupakan perincian aset dari “Ice Break Point”.
111
112 Tabel 5.1. Tabel Aset “Ice Break Point”
113 Dapat disimpulkan bahwa pembangunan bisnis “Ice Break Point” membutuhkan total aset tetap sebesar Rp. 24,427,900.00. Sedangkan pada total aset lancar sebesar Rp. 35,701,850.00, yang telah ditambahi dengan uang kas sebesar Rp. 30,000,000.00 agar menutupi kemungkinan terburuk arus kas yang akan datang. Sehingga terbentuklah total aset atau modal sebesar Rp. 60,129,750.00.
5.2
Modal Investasi yang Diperlukan
Modal investasi keseluruhan yang diperlukan “Ice Break Point” tidak hanya total aset seperti di atas, namun terdapat banyak hal lainnya yang juga menunjang aktifitas bisnis “Ice Break Point” agar dapat berjalan sesuai harapan. Berikut ini merupakan perincian modal “Ice Break Point”: Tabel 5.2. Modal “Ice Break Point”
114 Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa pengeluaran modal “Ice Break Point” dalam membuka bisnis mencapai Rp. 98,214,920.00. Angka ini bersumber dari total aset sebesar Rp. 60,129,750.00, gaji dan tunjangan bulan pertama sebesar Rp. 14,040,000.00, biaya operasional tetap bulan pertama sebesar Rp. 2,145,170.00, serta biaya umum dan administrasi sebesar Rp. 21,900,000.00. Seperti yang telah disampaikan bahwa “Ice Break Point” tidak memiliki hutang samasekali dari pihak manapun, sehingga modal awal usaha “Ice Break Point” keseluruhan aset yang dimiliki tetap berjumlah Rp. 98,214,920.00.
5.2.1 Daftar Perlengkapan Berikut ini merupakan daftar rinci perlengkapan” Ice Break Point”:
115 Tabel 5.3. Perlengkapan “Ice Break Point”
116
Dapat dilihat dari tabel di atas, perlengkapan “Ice Break Point” mencapai Rp. 24,427,900.00. Sesuai dengan jumlah unit dikali dengan harga satuan pada masing – masing jenis perlengkapan. Adapun biaya booth dan perlengkapan furniture adalah biaya menyewa seorang designer untuk pembelian dan dekorasi seluruh furniture di lokasi bisnis Ice Break Point yaitu sebesar Rp. 10,367,000.00. Sedangkan biaya depresiasi atau penyusutan tahunan Rp. 4,016,040.00. Hal ini terjadi karena setiap peralatan mengalami depresiasi atau penyusutan karena pemakaian. Akan tetapi biaya penyusutan untuk peralatan berbeda-beda, dimulai dari 1 tahun hingga 10 tahun.
5.3
Rencana Pembiayaan Proyek
Pembiayaan proyek bisnis “Ice Break Point” terdapat beberapa point yang perlu diperhitungkan, antara lain biaya umum dan administrasi, biaya gaji beserta tunjangan – tunjangan karyawan, biaya operasional tetap, biaya penjualan variabel. 1) Biaya Umum dan Administrasi Biaya ini merupakan biaya pada awal tahun pertama yang terdiri dari cetakan bordir logo Rp. 350,000.00 yaitu untuk membordir baju dan topi dengan desain logo kusus dari “Ice Break Point”, sewa tanah sebesar Rp. 20,000,000.00 per tahun, serangkaian perijinan yang diurus sendiri sebesar Rp. 1,550,000.00. Sehingga total biaya umum dan administrasi yang juga termasuk dalam modal awal adalah Rp. 21,900,000.00.
117 Tabel 5.4. Tabel Biaya Umum dan Administrasi
2) Gaji tetap beserta tunjangan karyawan. Biaya Gaji tetap beserta tunjangan karyawan akan diberikan rutin tiap bulannya sampai masa hubungan kerja karyawan berakhir. Tunjangan yang termasuk disini adalah tunjangan tetap perbulannya seperti tunjangan kesehatan (BPJS) yaitu sebesar Rp. 540,000.00 perbulan dan Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp. 13,500,000.00 per tahun, maupun tunjangan tidak tetap seperti upah lembur bekerja serta upah bekerja tambahan pada hari libur ataupun akhir pekan. Tunjangan tetap tersebut dipenuhi oleh kami sebagai pebisnis minuman Ice Break Point yang menaati dasar persyaratan hukum serta pemerintah, sedangkan tunjangan tidak tetap adalah bentuk kebijakan lebih dari kami saat setelah PBP (Pay Back Period). Berikut ini merupakan biaya bulanan gaji dan tunjangan kesehatan (BPJS) karyawan:
118 Tabel 5.5. Tabel Gaji dan Tunjangan
119
Gambar 5.1. Rincian BPJS Gambar 5.1 di atas menjelaskan biaya BPJS berdasarkan upah yang diberikan. Sumber: http://1.bp.blogspot.com/pTGkCeuB0zk/VII7CpApaUI/AAAAAAAABAk/nE1O19i Nnso/s1600/iuran%2Bbpjs.png Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan Ice Break Point termasuk golongan “Pekerja Penerima Upah” dan dibayar oleh”Ice Break Point” sebagai pemberi kerja untuk tiap pekerjanya sebesar 4% (0.04 x Rp. 2,700,000.00) Rp. 108,000.00 per bulannya, dan sisanya sebesar 0,5% ditanggung oleh tiap pekerja yaitu (0.005 x Rp. 2,700,000.00) Rp. 13,500.00 per bulannya. Jika terdapat 5 karyawan, makia menjadi Rp. 540,000.00 tiap bulannya. 3) Biaya Operasional Tetap Biaya operasional tetap adalah biaya yang dibayarkan per bulan oleh “Ice Break Point” dan besar harganya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa serta waktu pengeluarannya biasanya lebih dari satu tahun.
120 Tabel 5.6. Biaya Operasional Tetap
121 Biaya operasional tetap ini merupakan biaya-biaya yang menunjang operasional atau aktifitas bisnis pada setiap bulannya secaia fix atau tetap. Biaya operasional tetap meliputi: a.
Biaya pos dan kurir: untuk ongkos kirim dari supplier bubuk rasa minuman yaitu Jakarta Bubble Drink ke lokasi bisnis Ice Break Point sebesar Rp. 65,000.00 per sekali antar setiap minggunya, dengan minimum order 10kg. Dan prediksi untuk 4x pengiriman melalui JNE dalam 1 bulan.
b. Internet (wi-fi): untunk biaya fasilitas internet serta wi-fi dengan kecepatan 6mbps di lokasi bisnis Ice Break Point. Adapun vendor kami yaitu First Media. c. Telekomunikasi. Pulsa telepon genggam untuk pihak “Ice Break Point” untuk mengontak supplier yaitu sebesar Rp. 50,000.00. d. Sabun Cuci Piring. Sabun untuk mencuci peralatan persiapan minuman “Ice Break Point” yaitu sebesar Rp. 8,500.00 yang ukuran 500 ml dan akan ditambahkan air sehingga cukup untuk 1 bulan. e. Tissue
: 40 packs perkiraan pemakaian dalam sebulan, berbentuk
cocktail napkin. f. Pulpen
: pulpen ½ lusin atau 6 buah dalam 1 bulan pemakaian.
g. Biaya maintenance : biaya pemeliharaan atau perawatan untuk booth, segala furniture yang bermaterial kayu dengan menggunakan wood polish seharga Rp. 100,000.00 per 5 liter dalam 1 tahunnya; Serta untuk perawatan water purifier menggunakan refill saringan Pure-It yang diganti setiap 2 minggu sekali, 1 nya seharga Rp. 150,000.00; dan terdapat juga budget untuk loss and breakage sebesar Rp. 200,000.00 per bulannya. h. Depresiasi : akumulasi total depresiasi perlengkapan di bagi per 12 bulan. Sehingga total untuk biaya operasional tetap adalah sebesar Rp. 1,504,003.00.
122 4) Biaya Variabel Penjualan Tabel 5.7. Biaya Penjualan Variabel Bulanan
123 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa biaya variabel penjualan ini merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tetap, tergantung dari jumlah penjualan dan jumlah hari. Contohnya prediksi biaya penjualan pada bulan September, November 2015, April dan Juni 2016 yang berjumlah 30 hari sebesar Rp. 63,809,612.50 untuk 250 cups per bulan, Rp. 37,499,775 untuk 150 cups, Rp. 25,259,850 untuk 100 cups. Sedangkan prediksi biaya penjualan pada bulan Oktober, Desember, Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus yang berjumlah 31 hari sebesar Rp. 63,859,612.50 untuk 250 cups, Rp. 38,749,767.50 untuk 150 cups, Rp. 26,101,845. untuk 100 cups. Sedangkan prediksi biaya penjualan pada bulan Februari yang berjumlah 28 hari sebesar Rp. 63,709,612.50 untuk 250 cups, Rp. 34,999,790 untuk 150 cups, Rp. 23,575,860 untuk 100 cups. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas penggunaan bahan-bahan minuman serta berbagai pendukungnya seperti gas, listrik, dan packaging. Tujuannya adalah untuk membuat jelas pengeluaran dalam memproduksi minuman tersebut hingga mengetahui margin keuntungan dari harga 1 cup nya. Sehingga akan lebih mudah untuk serangkaian perhitungan berikutnya. Adapun perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan pada jumlah cup yang terjual dalam sebulannya adalah untuk 250 cups, 150 cups, dan 100 cups rata-rata penjualan perhari. Sedangkan pembagian perbedaan pada jumlah hari dalam 1 bulan dibagi menjadi 3, yaitu bulan golongan 28 hari yaitu Februari, dan bulan golongan 30 hari yaitu September, November, April dan Juni. Sedangkan bulan golongan 31 hari yaitu Oktober, Desember, Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus.
5.4
SUMBER DANA
Dalam mendirikan bisnis Ice Break Point keseluruhan modal usaha awal bersumber dari ketiga belah pihak pemilik dan berjumlah sama rata, yaitu dari Marcella Calosa (33.33%), Pradnawati (33.33%) dan Samanta Soewirso (33.33%) dan tanpa adanya hutang dari pihak manapun samasekali. Berikut ini merupakan perincian sumber modal Ice Break Point:
124 Tabel 5.8. Sumber Dana
Dari tabel dan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 98,214,920 dan karena tidak adanya hutang maka pembagiannya adalah sebesar Rp. 32,410,923.60 dari masing - masing pemilik. 5.5 Proyeksi Rugi Laba dan Arus Kas Proyeksi rugi laba serta arus kas memperlihatkan detail dari hasil penjualan bulanan rata – rata 250 cups, 150 cups, serta 100 cups per harinya. Adapun alasan “Ice Break Point” menetapkan target serta membuat proyeksi prediksi penjualan 250 cups ini dengan melakukan pengamatan langsung kepada kompetitor yaitu Chatime, Bobba House di Citra Garden City 6, serta Gantea pada mal Lotte di area sekitar lokasi bisnis Ice break. Dari hasil pengamatan tersebut, didapatkan bahwa jumlah pelanggan tidak pernah kurang dari 50 pelanggan dan dapat mencapai lebih dari 250 pelanggan per hari. 5.5.1 Proyeksi Rugi Laba Laporan atau proyeksi rugi laba atau income statement merupakan bagian dari suatu laporan keuangan bisnis Ice Break yang dihasilkan dalam satu tahun buku atau periode akutansi yang menyajikan seluruh unsur pendapatan serta beban bisnis yang pada akhirnya akan menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih. Berikut laporan rugi-laba “Ice Break Point”: 1. Prediksi 250 cups per hari dalam 1 tahun
125 Tabel 5.9. Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 250 cups
126
Dapat dilihat bahwa keuntungan bersih apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 250 cups per hari, maka pada akhir bulan September sebesar Rp. 15,234,884.00. Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 509,948,890.00. Jumlah ini dikatakan sangat positif karena telah melampaui modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 98,214,920.
Ice Break Point mengalami angka laba bersih yang sangat positif. Hasil ini terbentuk setelah keseluruhan pendapatan dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, keseluruhan biaya umum dan administrasi (khusus pada bulan pertama), gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo Ice Break Point di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get 1 souvenir atau cup.
2. Prediksi 150 cups per hari dalam 1 tahun.
127 Tabel 5.10. Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 150 cups
128 Dapat dilihat bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 150 cups per hari, maka kerugian bersih pada akhir bulan September sebesar minus Rp. 5,180,278. Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 181,247,948. Jumlah ini dikatakan sangat positif karena telah melampaui modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 98,214,920.
Ice Break Point mengalami angka laba bersih yang positif. Hasil ini muncul setelah dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo Ice Break Point di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get 1. 3. Prediksi 100 cups per hari dalam 1 tahun.
129 Tabel 5.11. Proyeksi Laba Rugi Tahun Pertama 100 cups
130 Dapat dilihat bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 100 cups per hari, maka terdapat kerugian pada awal bulan September yaitu sebesar minus Rp. 16,302,853. Namun pada bulan berikutnya, perkembangan bisnis Ice Break Point menjadi laba bersih hingga total pada akhir tahun sebesar Rp. 46,167,285. Jumlah ini dikatakan cukup positif karena merupakan setengahnya dari modal awal yang telah dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 97,197,478.33.
“Ice Break Point” mengalami angka laba bersih yang cukup positif. Hasil ini muncul setelah dikurangi oleh keseluruhan biaya tetap, biaya variabel, gaji, depresiasi atau penyusutan, pajak, serta setelah melakukan promosi berupa diskon 30% atau souvenir boneka snowman logo “Ice Break Point” di awal bulan pertama, dan budget 10% per bulannya untuk promosi buy 10 get 1 souvenir atau cup.
5.5.2 Laporan Arus Kas Laporan arus kas atau cashflow statement merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk atau pendapatan, dan aliran kas keluar atau biaya-biaya “Ice Break Point” selama 1 tahun. Informasi ini menyajikan berdasarkan 3 jenis kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut, yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. Berikut adalah proyeksi laporan arus kas “Ice Break Point”: 1.
Laporan Arus Kas prediksi 250 cups per hari
131 Tabel 5.12. Laporan Arus Kas prediksi 250 cups per hari
132
Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 250 cups per hari, maka pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih besar daripada arus kas keluar, yaitu sebesar dari Rp. 131,40,894,716 dari Rp. 114,367,946. Sehingga besar keutungannya mencapai Rp. 16,882,054, dan pada akhirnya saldo akhir kas mencapai Rp. 46,882,054.00. Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 559,933,680. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 250 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi. 2.
Laporan Arus Kas prediksi 150 cups per hari
133 Tabel 5.13. Laporan Arus Kas prediksi 150 cups per hari
134
Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila penjualan rata-rata setiap bulannya adalah 150 cups per hari, maka pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih kecil daripada arus kas keluar, yaitu sebesar Rp. 78,750,000 dari Rp. 82,808,108. Sehingga besar kerugiannya mencapai minus Rp. 4,058,108. Namun dikarenakan menggunakan uang kas atau saldo kas awal sebesar Rp. 30,000,000 untuk menutupi kerugiannya, dan pada akhirnya saldo akhir kas mencapai Rp. 25,941,892. Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 219,445,238. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 150 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi. 3. Laporan Arus Kas prediksi 100 cups per hari
135 Tabel 5.14. Laporan Arus Kas prediksi 100 cups per hari
136 Dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan September arus kas masuk Ice Break Point lebih kecil daripada arus kas keluar, yaitu sebesar Rp. 52,500,000 dari Rp. 67,943,183. Sehingga besar kerugiannya mencapai Rp. 15,443,183 dan menggunakan uang kas atau saldo kas awal untuk menutupi kerugiannya. Namun pada bulan-bulan selanjutnya tertutupi sehingga arus kas masuk menjadi lebih besar daripada arus kas keluar. Sehingga dapat dilihat perhitungan saldo arus kas setelah satu tahun mencapai sebesar Rp. 81,170,825. Arus kas serta Saldo akhir kas ini diperoleh dari saldo awal (cash on hand) Ice Break Point, ditambah dengan pendapatan dari total penjualan bulanan minuman 100 cups per hari, dikurangi dengan biaya variabel penjualan, biaya operasional tetap serta gaji, biaya umum dan administrasi.
5.5.3 Proyeksi Prediksi Penjualan Dalam mendirikan bisnis Ice Break Point, maka perlunya bagi kami sebagai pemilik bisnis untuk membuat proyeksi prediksi laba – rugi untuk mengetahui perkiraan balik modal dari usaha atau payback period. Proyeksi prediksi penjualan ini dilakukan sebelum proyeksi laba - rugi. Berikut ini proyeksi prediksi penjualan “Ice Break Point”: 1.
Proyeksi Prediksi Penjualan 250 cups per hari
137 Tabel 5.15. Proyeksi Penjualan 250 cups per hari
138 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17,500.00 (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8,039.95 (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9,460.05 (54,06%). Dengan target penjualan rata – rata 250 cups per hari nya, adalah merupakan penetapan target yang sangat pesimistik, karena kami hanya menargetkan kurang dari 10% dari populasi keseluruhan target market yaitu berjumlah 1649 murid. Adapun penetapan harga sebesar Rp. 17,500.00 per cup ini berdasarkan hasil survey kuesioner, baik secara langsung kepada target pasar dari kertas, maupun secara online. Namun kami tetap menetapkan harga 2 kali lipat di bawah kemampuan daya beli target pasar untuk memudahkan keputusan pembelian serta pemasaran terhadap produk usaha kami yang baru saja diperkenalkan. Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 250 cups adalah sebesar Rp. 716,598,787.50. Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 558,188,247.50 setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 250 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 66,220,350 – Rp. 73,315,387.50 per bulannya. 2.
Proyeksi Prediksi Penjualan 150 cups per hari Meskipun target penjualan kami rata - rata sebesar 250 cups per hari, kami
tetap memprediksikan kemungkinan penjualan 60 persen dari target kami yaitu rata - rata penjualan 150 cups per hari. Hal ini dapat terjadi karena adanya weakness atau kelemahan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Karena tak dapat terhindarkan bahwa kami adalah pebisnis baru, brand bisnis minuman kami belum dikenal oleh masyarakat sekitar, serta faktor cuaca hujan yang menjadi ancaman bagi bisnis minuman ice blended, maka tidak menutup kemungkinan untuk terjualnya rata – rata 150 cups per hari.
139 Berikut adalah proyeksi prediksi penjualan dari 150 cups per hari: Tabel 5.16. Proyeksi Penjualan 150 cups per hari
140
Dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17,500.00 (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8,039.95 (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9,460.05 (54,06%). Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 150 cups adalah sebesar Rp. 429,959,272.50. Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 334,573,732 setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 150 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 39,732,210 – Rp. 43,989,232.50 per bulannya. 3. Proyeksi Prediksi Penjualan 100 cups per hari Meskipun kami telah memprediksikan target penjualan kami rata - rata sebesar rata - rata penjualan 250 cups per hari, dan 60 persen dari target kami yaitu rata - rata penjualan 150 cups per hari, kami tetap memprediksikan kemungkinan terburuknya yaitu rata - rata penjualan 100 cups per hari. Hal ini dapat terjadi karena kami adalah adanya treat atau ancaman, seperti sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Karena
tak
dapat
dihindarkan bahwa faktor eksternal seperti daya saing, pertumbuhan ekonomi, politik dan sosial pun juga dapat memengaruhi penjualan pada Ice Break Point. Berikut adalah proyeksi prediksi penjualan dari 100 cups per hari:
141 Tabel 5.17. Proyeksi Prediksi Penjualan 100 cups per hari
142
Dapat disimpulkan bahwa apabila harga 1 cup minuman Ice Break Point mencapai harga Rp. 17,500.00 (100%) dan dengan biaya variabel penjualan per unit /cup nya adalah sebesar Rp. 8,039.95 (45,.94%), maka marjin kotor per unit/ cup yang didapat adalah sebesar Rp. 9,460.05 (54,06%). Dapat dilihat pada tabel bagian atas, terdapat hasil marjin kotor tahunan setelah dikurangi biaya variabel penjualan 100 cups adalah sebesar Rp. 285,639,515. Lalu pada akhirnya didapatkan besar keuntungan sebesar Rp. 217,766,475 setelah marjin kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional tetap dan budget promosi tiap bulan sebesar 10% dari prediksi pendapatan bulan terkait. Dapat dilihat pada tabel bagian bawah, bahwa jika dengan jumlah cups yang terjual adalah 150 cups per harinya, maka dalam 1 bulan marjin kotor Ice Break Point mencapai sebesar Rp. 28,380,150 – Rp. 29,326,155 per bulannya.
5.6
ROI, ROE, PAYBACK PERIOD
ROI merupakan return of investment untuk mengukur kemampuan modal yg diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva utk menghasilkan keuntungan bersih. Sedangkan ROE merupakan return of equity yang berarti rasio yg memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif. Sedangkan PBP merupakan pay back period merupakan suatu keadaan bisnis yang mengalami titik impas yaitu tidak untung maupun rugi, maupun total biaya sama dengan total penjualan yang berupa jangka waktu. Hal ini bisa terjadi apabila volume penjualan perusahaan hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Berikut rumus beserta perhitungan dari ROI, ROE DAN PBP:
143 Tabel 5.18. Rumus dan perhitungan ROI, ROE, PBP
144
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 macam proyeksi untuk ROI ROE dan PBP yaitu: untuk rata-rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups per harinya selama 1 tahun (12 bulan)
Hasil tingkat pengembalian investasi awal ROI pada rata - rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups menunjukkan total rata-rata tingkat return on investmet sebesar 474%, 125%, dan -17%. Diikuti oleh hasil ROE pada rata - rata penjualan 250 cups, 150 cups dan 100 cups menunjukkan total rata-rata tingkat return on equity yang sama dengan return on investment di atas, yaitu sebesar 574%, 225%, dan 83%. Adapun lamanya waktu titik impas atau pengembalian investasi (PBP) pada keseluruhan macam tingkat penjualan, yaitu untuk penjualan rata - rata 250 unit/hari sekitar 2,29 yaitu 2 bulan, 26 hari, sedangkan PBP untuk penjualan rata - rata 150 unit/hari sekitar 6,57 yaitu 6 bulan, 9 hari, dan PBP untuk penjualan rata - rata 100 unit/hari sekitar 1 tahun, 11 bulan.