BAB 5 ANALISA KEUANGAN
5.1
Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki
oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan antara aset (assets), hutang (liability), dan ekuitas (equity). Berikut merupakan hubungan antara aset (assets), hutang (liability), dan ekuitas (equity).
Assets = Liability +Equity
Aset atau assets adalah sumber kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, dapat berbentuk uang, barang, ataupun gedung. Hutang atau liability adalah hutang atau kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang dapat berbentuk peminjaman uang dari bank dengan bunga tertentu. Sedangkan, ekuitas atau equity adalah bentuk pengurangan antara aset (assets) dan hutang (liability). AClass Cakes & Drinks memiliki sumber kekayaan berupa investasi sejumlah Rp 5.949.032.399,00 yang akan digunakan sebagai modal investasi dan biaya awal pengoperasian AClass Cakes & Drinks. AClass Cakes & Drinks tidak mempunyai hutang dari bank, kreditur, maupun reksa dana sehingga aset yang dimiliki oleh AClass Cakes & Drinks bernilai setara dengan ekuitasnya.
5.2
Modal Investasi Diperlukan Investasi awal AClass Cakes & Drinks yang dibutuhkan agar perusahaan
dapat berjalan dengan lancar pada tahun pertama pendirian diperkiraan sebesar Rp 5,949,032,399. Berikut merupakan rincian arus kas awal investasi yang dapat dilihat pada tabel berikut.
89
90
Tabel 5.1 Perkiraan Awal Biaya No
Biaya Biaya Renovasi dan Dekorasi
Jumlah (Rp)
Keterangan
26.840.200
Renovasi termasuk biaya desain dan dekorasi ruko
2
Peralatan
381.950.200
Termasuk didalamnya peralatan dan pelengkapan dapur, kantor, dan tempat makan
3
Bahan Baku
1.073.548.399
Persediaan awal bahan baku (Cost of Goods Sold)
4
Biaya Sewa
2.500.000.000
5
Biaya Operasional
1.966.693.600
6
Biaya Pendaftaran Usaha
13.950.000
1
Beban sewa selama 10 tahun dengan biaya Rp. 250.000.000 setiap tahunnya. Biaya yang digunakan untuk pembukaan toko kue seperti biaya pemasaran, pelatihan, dan peralatan kantor Biaya yang digunakan untuk pendirian firma, pendaftaran usaha, dan sertifikasi halal
Total 5.949.032.399 Sumber: Hasil Olahan Data 2014
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa sebagian besar biaya investasi yang dikeluarkan merupakan biaya awal yang harus disiapkan untuk menunjang berjalannya operasional perusahaan dengan baik. Biaya tersebut antara lain: biaya renovasi, peralatan dan perlengkapan yang akan mengalami penyusutan, biaya bahan baku, biaya sewa, biaya operasional tahun pertama, dan biaya pendaftaran usaha. Pada
tahun
pertama
pendapatan
yang
diperoleh
mencapai
Rp 3.253.176.966,00. Perhitungan pendapatan usaha terlampir. Pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan pendapatan kotor perusahaan akan meningkat dengan ratarata peningkatan sebesar 13,68% per tahun. Persentase peningkatan ini merupakan asumsi yang disesuaikan dengan inflasi, yaitu 8,22% dan laju pertumbuhan ekonomi menurut data dari Badan Pusat Statistik yaitu sebesar 5,49%. Dalam menentukan proyeksi arus kas yang berasal dari biaya operasional, maka harus dijelaskan terlebih dahulu komponen biaya operasional dari usaha yang akan dijalankan. AClass Cakes & Drinks adalah usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa makanan dan minuman, oleh karena itu sebagian besar dari biaya merupakan biaya variabel yang dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Berikut ini adalah biaya operasional yang menjadi pengeluaran rutin dari usaha AClass Cakes & Drinks.
91
1. Biaya Bahan Baku atau Cost of Goods Sold (COGS) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan makanan, yaitu 33% dari jumlah penjualan. Perhitungan COGS dapat dilihat pada Lampiran 5.1 2. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran AClass Cakes & Drinks melalui berbagai media yang telah dijelaskan pada BAB 2. Biaya pemasaran sejumlah Rp 36.000.000,00 per tahun. Perincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.2 3. Biaya Utilitas Biaya utilitas merupakan biaya telepon, listrik, bahan bakar, internet, dan air yang dibebankan sebesar dengan banyaknya penggunaan pada operasional yang akan dicatat setiap bulannya dari manajemen AClass Cakes & Drinks, diasumsikan adalah sebesar Rp 309.000.000,00. Perincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.2 4. Biaya Gaji Biaya gaji merupakan biaya yang diberikan kepada karyawan AClass Cakes & Drinks seperti yang telah dijelaskan pada BAB 4. 5. Biaya Sewa Biaya sewa merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa unit Ruko Crown Golf Pantai Indah Kapuk. Biaya ini merupakan biaya yang dibayar dimuka karena telah dibayarkan untuk tiga tahun pertama sesuai dengan persetujuan pada perjanjian. 6. Biaya Pelatihan dan Pengembangan Biaya pelatihan dan pengembangan merupakan biaya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan karyawan AClass Cakes & Drinks yang telah dijelaskan pada BAB 4. 7. Biaya Cetak dan Peralatan Tulis Biaya cetak dan peralatan tulis merupakan biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan perlengkapan keperluan kantor, administrasi, dan operasional.
92
8. Biaya Perbaikan dan Perawatan Biaya perbaikan dan perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan peralatan dan fasilitas usaha AClass Cakes & Drinks sebesar 5% dari inventaris.
5.3
Rencana Pembiayaan Proyek Proyek AClass Cakes & Drinks merupakan proyek yang melibatkan tiga
orang investor yang ikut ambil bagian dari proses operasional perusahaan. Berdasarkan pada hubungan antara aset, hutang, dan ekuitas menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), AClass Cakes & Drinks memilih untuk tidak mengambil hutang atau pinjaman dari pihak lain baik dari bank, kreditor, maupun reksa dana. Investasi awal sebesar Rp. 5.949.032.399,00 didapatkan dari modal pribadi tiga orang investor yaitu Jessica, Karina Wijaya, dan Monica Saputri sejumlah Rp. 1.983.010.800,00 per orang. Pada Tahun pertama, diperoleh laba bersih sebesar Rp. 132.019.680,00 yang akan dibagi tiga sama rata sehingga diperoleh jumlah keuntungan sebesar Rp. 44.006.560,00 per orang.
5.4
Sumber Dana Sumber dana 100% berasal dari modal pribadi pemilik usaha AClass Cakes &
Drinks yang terdiri dari Jessica, Karina Wijaya, dan Monica Saputri.
5.5
Proyeksi Rugi-Laba dan Arus Kas
5.5.1
Proyeksi Rugi-Laba Proyeksi rugi-laba merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan posisi
perusahaan dalam operasionalnya, apakah perusahaan itu laba atau rugi. Dalam proyeksi laba rugi terdapat tiga komponen yang penting, yaitu pendapatan, biayabiaya, dan laba bersih. Menurut Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:23), proyeksi rugi-laba melaporkan pemasukkan (revenue) terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan oleh pengeluaran (expenses).Ketika jumlah pemasukkan (revenue) lebih
93
besar daripada pengeluaran (expenses), maka akan dihasilkan keuntungan pada usaha (net profit). Ketika jumlah pengeluaran (expenses) lebih besar daripada pemasukkan (revenue), maka akan dihasilkan kerugian pada usaha (net loss). Berikut merupakan penjelasan proyeksi rugi-laba AClass Cakes & Drinks pada tahun pertama. 1. Pendapatan Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa akan menghasilkan pendapatan. Pendapatan tersebut biasa disebut pendapatan kotor atau pendapatan penjualan. Pada usaha AClass Cakes & Drinks dari proyeksi laba rugi yang telah dibuat, terdapat pendapatan penjualan sebesar Rp 2.179.628.567,00 pada tahun pertama. Jumlah tersebut didapat dari perkiraan penjualan yang telah ditentukan. 2. Bahan Pokok atau Cost of Goods Sold (COGS) Pada tahun pertama bahan pokok atau COGS AClass Cakes & Drinks adalah sebesar Rp 1.073.548.399,00 dan akan terus berubah mengikuti perkembangan penjualan usaha. COGS diperoleh dengan perhitungan 33% dari penjualan merupakan persentase yang didapat dari rata-rata hasil pembagian antara biaya bahan pokok menu-menu yang ditawarkan. 3. Biaya operasional Biaya-biaya ini adalah biaya yang digunakan dalam pengoperasional usaha yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahun pertama biaya operasional sebesar Rp 1.966.693.600,00 dan akan terus bertambah pada tahun berikutnya mengikuti inflasi dan pertumbuhan usaha yaitu sebesar 13,68%. 4. Laba Laba merupakan selisih dari pendapatan penjualan yang telah dihasilan dengan biaya-biaya. Laba kotor didapatkan dari mengurangi hasil penjualan dengan Cost of Good Sold (COGS). Pada tahun pertama COGS sebesar Rp 1.073.548.399,00 sehingga laba kotor yang diperoleh dari penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 2.179.628.567,00. Laba sebelum biaya pajak dan bunga diperoleh setelah mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasional.
94
Pada tahun pertama laba sebelum biaya pajak dan bunga yang dihasilkan
oleh
AClass
Cakes
&
Drinks
adalah
sebesar
Rp
212.934.967,00. Besarnya pajak badan usaha dan pajak restoran yang berlaku yang harus dibebankan adalah sebesar 28% dan 10%, sehingga diperoleh penghasilan setelah pajak sebesar Rp 132.019.680,00. Berdasarkan proyeksi 10 tahun, maka dapat dilihat bahwa akan terjadi peningkatan dalam perolehan pendapatan maupun kenaikan terhadap biaya dan sebagainya. Perhitungan proyeksi tersebut telah dikonversikan dan disesuaikan dengan peningkatan inflasi dan pertumbuhan usaha.
5.5.2
Arus Kas
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:600), arus kas adalah bentuk laporan keuangan yang mencatat biaya masuk dan keluar dari biaya operasional perusahaan dan biaya investasi perusahaan. Dalam membuat arus kas, terdapat biaya arus kas operasional
yang
menunjukan banyaknya biaya yang digunakan untuk operasional perusahaan. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan mengenai biaya-biaya dari proyeksi arus kas operasional.
Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional No
Biaya
Jumlah (Rp)
Keterangan
Biaya pemasaran diasumsikan Rp 36.000.000,00 setiap tahunnya dimana 1 Biaya pemasaran 36,000,000 digunakan untuk memasarkan usaha di media sosial, voucher, mengundang food blogger, dan biaya-biaya lainnya. Diasumsikan sebesar Rp 309.000.000,00 yaitu 2 Biaya utilitas 309,000,000 meliputi biaya telepon, listrik, air, bahan bakar, dan langganan internet. Lanjutan dari Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional dapat dilihat di halaman berikutnya
95
Lanjutan dari Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional Biaya gaji yang diberikan kepada karyawan sebesar 13 bulan (termasuk tunjangan hari raya sebesar 1 bulan). Biaya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia perusahaan diasumsikan Rp 12.000.000,00 setiap tahunnya. Biaya yang dikeluarkan untuk sewa yaitu Rp 2.500.000.000,00 yang akan dibayar dimuka selama tiga tahun pertama sebesar Rp 1.000.000.000,00. Diasumsikan sebesar Rp 13.896.000,00 setiap tahunnya.
3
Biaya gaji
483,600,000
4
Biaya pelatihan dan pengembangan
12,000,000
5
Biaya sewa
6
Biaya cetak peralatan tulis
7
Biaya Perbaikan dan Perawatan
20,439,520
Biaya yang dibayarkan sebesar 5% dari total inventaris yaitu sebesar Rp. 20.439.520,00.
8
Biaya Bahan Pokok atau Cost of good sold
1,073,548,399
Sebesar 33% dari total penjualan makanan dan minuman.
9
Biaya Penyusutan
81,758,080
Biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 20% dari biaya inventaris.
1,000,000,000 dan
13,896,000
Total 3,030,241,999 Sumber: Hasil Olahan Data 2014
Di dalam proyeksi arus kas operasional, dibahas mengenai arus pemasukan dan pengeluaran kas sehingga sebagai hasil akhir diperoleh total arus kas. Arus kas masuk diperoleh dari hasil penjualan makanan dan minuman, sedangkan arus kas keluar meliputi biaya bahan pokok atau cost of good sold, biaya operasional, dan pembayaran pajak.
5.6
NPV, IRR, ROI, ROE, dan Pay Back Period
5.6.1
Net Present Value (NPV) atau Metode Nilai Sekarang Menurut Johan (2011:121), Net Present Value (NPV) merupakan metode
analisis keuangan dengan memasukan faktor nilai waktu uang yang akan bertambah sejalan dengan berjalannya waktu. Net Present Value (NPV) didapat dari penjumlahan investasi yang bernilai negative dengan jumlah Present Value dari tahun satu sampai sepuluh.
96
Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Dalam hal ini: NPV
= Net Present Value
ACF
= Arus kas
IO
= Investasi awal
t
= Periode waktu
k
= discount factor Pada proyeksi ini pun dapat dilihat bahwa Net Present Value (NPV) juga
menunjukan angka yang positif dengan tingkat discount factor yang sebesar 7,5% yang bersumber dari Bank Indonesia. Net Present Value (NPV) yang bernilai positif yaitu sebesar Rp. 2.989.945.315,00 menunjukkan bahwa usulan proyek AClass Cakes & Drinks dinilai layak.
5.6.2
Internal Rate of Return (IRR) atau Metode Tingkat Balikan Internal Internal Rate of Return (IRR) merupakan indikator efisiensi dari suatu
investasi. Menurut Johan (2011:123), Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian kelayakan proyek dengan menggunakan metode nilai sekarang atau Present Value. Suatu investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain yaitu di bank atau tidak. Sehingga nilai dari Internal Rate of Return (IRR) harus melebihi nilai discount factor. Internal Rate of Return (IRR) dalam usaha AClass Cakes & Drinks dengan angka 12,5302% menunjukan angka yang baik karena sudah cukup jauh diatas angka discount factor menurut Bank Indonesia yaitu sebesar 7,25%. Sehingga secara keseluruhan proyeksi arus kas operasional ini dinilai baik.
97
Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Dalam hal ini: IRR
= Internal Rate of Return
ACF
= Arus kas
IO
= Investasi awal
t
= Periode waktu
5.6.3
Return on Investment (ROI) Return On Investment (ROI) merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisa profitabilitas suatu usaha. Analisa profitabilitas adalah penilaian mengenai ukuran kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba dengan memperhatikan laba yang digunakan. Perbandingan ini biasa digunakan investor untuk menilai layak atau tidaknya sebuah usaha untuk dijalankan. Berikut merupakan rumus dari Return On Investment (ROI). Menurut Johan (2011:128), Return On Investment (ROI) merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih dan bunga pinjaman dibagi dengan jumlah modal dan total pinjaman. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan selurh aset yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Usaha ini menghasilkan laba bersih pada tahun pertama sebesar Rp 132.019.680,00 dan memiliki aset sebesar Rp 2.750.530.719,00 sehingga menghasilkan Return On
98
Investment (ROI) sebesar 4,80% sehingga memiliki arti bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah sebesar 4,80% atas total aset perusahaan.
5.6.4
Return On Equity (ROE) Untuk menentukan Return On Equity (ROE), digunakan perbandingan antara
laba bersih dan total investasi. Pada AClass Cakes & Drinks, persentase Return On Equity (ROE) memiliki nilai yang sama dengan Return On Investment (ROI) karena AClass Cakes & Drinks tidak melakukan pinjaman dana dengan pihak manapun sehingga dihasilkan Return On Equity (ROE) sebesar 4,80% pada tahun pertama.
5.6.5
Pay Back Period atau Metode Pengembalian Investasi Menurut Johan (2011:119), Payback period adalah masa waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan total investasi awal yang telah dikeluarkan. Dari proyeksi arus kas operasional AClass Cakes & Drinks, terlihat bahwa pengembalian modal usaha adalah selama 6 tahun 1 bulan dan 20 hari.