7
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Analisa laporan keuangan 1. Pengertian analisa rasio keuangan Analisa laporan keuangan menurut Harahap (2006:297) adalah sebagai berikut : Rasio
keuangan
merupakan
angka
yang
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Analisa rasio adalah “suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status keuangan suatu perusahaan” (Sudjaja dan Berliana 2003 : 128). Dari definisi di atas di ketahui bahwa analisa rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain,dan dapat memberikan gambaran tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang di gunakan sebagai standar.
7
8
2.
Jenis-jenis rasio keuangan Menurut Harahap (2006 : 301) rasio keuangan yang sering digunakan adalah : a. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan likuidasi. c. Rasio profabilitas / rentabilitas,yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,dan sebagainya. d. Rasio leverage,yaitu rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. e. Rasio pertumbuhan (growth),yaitu rasio yang menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun f. Rasio penilaian pasar (market based ratio), yaitu rasio yang digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. g. Rasio produktivitas , yaitu rasio yang menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
9
3.
Keunggulan analisis Rasio Analisis rasio ini memilki keunggulan dibandingkan tekni analisis lainnya.keunggulan analisis rasio menurut Harahap ( 2006:298 ) adalah sebagai berikut: a.
Rasio merupakan angka-angka yang mudah dibaca dan ditafirkan.
b.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c.
Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lainnya.
d.
Bermanfaat untuk belum dala mengisi model-model Pengembalian keputusan dan model prediksi ( Z-Score ).
e.
Menstandarisasi size perusahaan Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan peruahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series”
f.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang
4. Keterbatasan analisis rasio Disamping keunggulan yang dimilki analisis rasio, tekhnik ini juga memilki beberapa keterbatasan. Keterbatasan analisis rasio menurut Harahap ( 2006 : 298 ) adalah sebagai berikut : a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya.
10
b. Keterbatasan yang dimilki akuntansi atau laporan keuangan menjadi keterbatasan tekhnik. c. Sulit jika data yang teredia tidak sinkron d. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio e. Data perusahaan dibandingkan bias saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan pembanding bisa menimbulkan kesalahan.
B. Likuiditas a) Pengertian likuiditas Hutang merupakan semua kewajiban keuangan peruahaan yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana bagi perusahaan. Hutang perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang jangka pendek dan hutang jangka penjang. Hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang perlunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. Sumber dana jangka bagi perusahaan harus memilki alat-alat pembayaran yang mampu memenuhi kembali sumber dana jangka pendek tersebut dan sedapat mungkin menghindari terjadinya kegagalan membayar. Kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban jangka pendeknya dikenal dengan istilah likuiditas.
11
Likuiditas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi semua kewajiban keuangan khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Jadi, likuiditas ini merupakan suatu ukuran tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat melanjutkan aktivitas usahanya sehari-hari tanpa adanya kesulitan keuangan di dalam perusahaan b) Rasio likuiditas dan fungsi likuiditas Likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan seperti current ratio, quick ratio dan cash ratio. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini mebandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek ( atau lancar ) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2007:31) adalah sebagai berikut : Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid yang besar akan mampu memenuhi semua hutang jangka pendek yang segera harus dipenuhi berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid,sedangkan perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid yang kecil, maka perusahaan
12
tersebut akan sulit untu memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid.
Jenis- jenis rasio likuiditas: Menurut Sutrisno (2005:231) ukuran rasio lukiditas terdiri dari, yaitu : a) Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang memilki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus dibayar dengan aktiva lancer yang dimilkinya, rumus Current ratio adalah : Current ratio = aktiva lancar Hutang lancar b) Quick Ratio atau Acid Test Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bias digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukkan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas. Formulasi untuk menghitung quick ratio adalah : Quick ratio = aktiva lancar – persediaan Hutang lancar
13
Analisis terhadap likuditas menjadi sangat penting mengingat pencapaian likuiditas yang sehat tersebut berhubungan erat dengan kemampuan
perusahaan
untuk
melanjutkan
kegiatanya.
Pemilik
perusahaan dan kreditur dapat menekan manajemen untuk menghentikan aktivitas dan menutup usahanya, apabila menurut mereka modal yang diinvestasikan tidak terjamin pengembaliannya. Agar perusahaan senantiasa berada dalam kondisi yang sehat atau dengan kata lain likuiditas keuangan senantiasa terkait, maka menajemen perlu melakukan pengendalian ata likuiditas perusahaan yang mereka kelola. Dengan
tercapainya
likuiditas
keuangan
yang
sehat
melalui
pengendalian likuiditas dapat diperoleh manfaat-manfaat sebagai antara lain sebagai berikut: a) Manajemen dapat menyusun perencanaan dan pengendalian keuangan dengan baik b) Menghindari perusahaan dari kondisi yang paling buruk, yaitu kebangkrutan c) Manajemen akan mampu mengukur kemampuannya untuk membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo
C. Rasio Leverage a) Pengertian Leverage Menurut Sutrisno (2005:232) rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila
14
perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage faktornya=0, artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang. Semakin rendah leverage factor, perusahaan mempunyai resiko yang kecil bila kondisi ekonomi merosost. Semakin besar tingkat leverage perusahaan, maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan, dan semakin besar resiko yang dihadapi terutama apabila kondisi perekonomian memburuk. b) Jenis-jenis rasio Leverage: Menurut Sutrisno (2005:233) ada dua rasio leverage yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan, yaitu: 1. Total debt to total asset ratio Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimilki oleh perusahaan baik berjangka pendek maupun berjangka panjang. Kreditor lenih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat kemanan dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur besarnya Total debt to asset ratio bisa dihitung sebagai berikut : Total debt to asset ratio = Total hutang X 100% Total aktiva
15
2. Debt to Equity Ratio Rasio hutang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio) merupakan keseimbangan antara hutang yang dimilki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Untuk menghitung debt to equity ratio bias menggunakan rumus sebagai berikut : Debt to equity ratio = total hutang X 100% Modal D.
Price Earning Ratio Jones (1999) menyatakan PER sebagai salah satu aspek keuangan yang penting bagi manajer dan para analis. Menurutnya, model PER konsisten dengan nilai sekarang karena mempertimbangkan nilai intristik suatu saham atau bursa saham agregat dan mengambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Menurut Francis ( 1991), dalam melakukan analisis PER dalam kaitannya dengan estimasi factor manajemen yang merupakan bagian dari factor fundamental perusahaan. PER secara teknis adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham, yang dinyatakan dengan rumus (Jogiyanto,2000), (Sutrisno,2005:204), (Lukman Syamsudin,2002), (Walsh Garan, 2004: 158) : Price earning ratio = harga pasar saham Earning per share
16
Untuk menghitung Earning Per share itu sendiri, kita memperolehnya dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Data yang banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan. Laba per saham dengan ringkas menyajikan kinerja keuangan dikaitkan dengan harga paar saham (PER) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibandingkan dengan uang yang ditanam pemilki perusahaan.
Price Earning Ratio (PER) yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prstasi perusahaan dimasa yang akan dating cukup tinggi. Hunbungan sederhana antara laba per saham sekarang atau yang diharapkan dan harga pasar saham sekarang sering digunakan untuk menujukkan bagaimana psar bursa menilai prestasi laba dan prospek perusahaan. PER digunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil karena PER yang kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga yang rendah. Keputusan yang diambil untuk membeli saham dengan PER ini, yaitu pertama kali membandingkan dengan PER saham sejenis atau industrinya, bukan dilihat dari PER sahamnya. Banyak pihak menyatakan bahwa PER saham di Bursa Efek Indonesia(BEI) sangat rendah bila
17
dibandingkan dengan bursa saham diluar negri. Kecilnya PER di BEI disebabkan banyak analisis menghitung PER dengan beberapa saham sehingga keliatan kecil. Jika dilihat PER perusahaan lain yang saat ini diestimasikan tinggi, PER bursa kita bisa disebut sedikit mendekati tinggi, oleh karena itu, investor leih baik menggunakan PER perusahaan sejenis dalam memutuskan membali saham karena merupakan pedoman yang lebih tepat. Dari informasi berikut ini diperoleh analisis rasional sebagai evaluasi terhadap prospek antara suatu perusahaan yang memilki kesempatan investasi yang paling menarik akan memperoleh capital harga yang wajar, yaitu harga yang mencerminkan investasi yang potensial.
E. Model Penelitian dan Penelitian Terdahulu Independent
Dependent
Curent Ratio
Price Earning Ratio (PER) Quick Ratio
DER
18
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai hubungan Current Ratio, Quick Ratio, dan Debt to Equity Ratio dengan Price Earning Ratio. Berikut adalah hasil dari penelitian terdahulu :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
2.
3.
4.
Nama Peneliti Setyo Indradi. (2008) Variabel : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dividen, ROA, dan PER Evi Ariani (2008) Variable:current ratio,quick ratio, cash ratio, debt to total asset, debt to equity ratio dan PER. Christin S (2011) Variable: Current ratio, Debt to Equity ratio, Deviden dan PER.
Dwi Ambarwati (2009) Variable:current
ratio,debt
to
equity ratio,ROA,ROE dan PER.
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity ratio, deviden, dan ROA diuji secara Simultan berpengaruh terhadap PER. Dan diuji parsial hanya ROA yang tidak berpengaruh terhadap PER. (2006-2007,perusahaan manufaktur) Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio,quick ratio, cash ratio, debt to total asset, debt to equity ratio diuji dengan secara uji F-test dan t-test tidak berpengaruh terhadap PER. Berdasarkan uji simultan dengan F-test menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity ratio dan deviden payout ratio tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap PER. Uji T-test bahwa ketiga variabel independent tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (PER). (20082009,perusahaan manufaktur) Bahwa analisis uji-t menunjukkan bahwa variabel Leverage, Current ratio, ROA dan ROE tidak berpengaruh terhadap PER. Analisi uji-F dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dimana variabel Leverage dan Current Ratio, ROA, dan ROE mempengaruhi Price Earning Ratio . (2003-2006, PT.Indosat Tbk)
5.
Halim Djohan (2005)
Pada tahun 2001, semua variabel berpengaruh signifikan tehadap
Variable: current ratio, debt to
PER, tahun 2002 hanya dividen payout ratio yg signifikan
equity ratio, dividen, dan PER.
terhadap PER.(2001-2002,perusahaan manufaktur)