BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN
A. Manajemen Dana 1.
Pengertian Manajemen Dana Dana bagi sebuah lembaga keuangan yang berperan sebagai intermediary merupakan suatu yang sangat vital karena tanpa dana bank tidak dapat berbuat sesuatu. bank mempunyai kegiatan utama yaitu mengumpulkan dan menyalurkan dana yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Begitupun dengan manajemen juga penting dalam pengumpulan dan penyaluran dana baik dalam bentuk pembiayaan maupun dalam bentuk lainnya. Sebelum membahas tentang pengertian manajemen dana, maka akan dibahas pengertian dana dan pengertian manajemen secara terpisah. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasi oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki oleh bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana anggota atau pihak lain yang sewaktu-waktu akan ditarik kembali. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.1
1
Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1984), 8.
21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Menurut
G.R.Terry yang dikutip oleh Malayu Hasibuan
mendefinisikan manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. Malayu Hasibuan mendefinisikan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.2 Adapun pengertian manajemen dana bank menurut para ahli: Menurut Muchdarsyah Sinungan manajemen dana bank adalah: proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat ke dalam bank dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui penggerakan semua sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku.3 Sedangkan menurut pengertian yang dikemukakan oleh Frianto Pandia bahwa: Manajemen dana bank adalah kegiatan yang meliputi bagaimana bank menetapkan kebijaksanaan dibidang usaha pengerahan dana (source of funds) pengelolaan dan pengalokasian dana (application
funds) kedalam berbagai aktiva berdasarkan skala prioritasnya untuk 2 3
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2. Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), 45.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
mencapai tingkat laba yang optimal dengan tetap memelihara tingkat likuiditas yang sehat dengan batasan-batasan yang ditetapkan oleh bank sentral (Bank Indonesia).4 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen dana bank adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya. Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit - unit ekonomi yang mengalami kelebihan dan kekurangan dana. Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (s}hahib al maal) dengan pengelola dana (mud}a>rib) oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah menyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik 4
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
(professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya
sebagai
lembaga
intermediary
dan
kemampuannya
menghasilkan laba. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al Qur'an surat Ash-shaff ayat 4 bahwasanya Allah sangat mencintai perbuatanperbuatan yang dikelola dengan baik.
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berpegang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh".5 Pokok-pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah: a. Berapa memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya yang relative lebih murah b. Berapa jumlah dana yang dapat ditanamkan dan dalam bentuk apa untuk memperoleh pendapatan yang optimal c. Berapa besarnya deviden yang dibayarkan yang dapat memuaskan pemilik/pendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan bank syariah.6
5
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahanya, (Surabaya: Proyek pengadaan kitab suci Al-Qura'an 1989), 551. 6 Malayu Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), 57.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
2.
Tujuan Manajemen Dana a. Memperoleh profit yang optimal b. Menyediakan aktiva cair yang memadai c. Menyimpan cadangan d. Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara danadana orang lain e. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan Perbedaan
manajemen
dana
bank
syariah
dan
bank
konvensional terletak pada pembiayaan dan pemberian balas jasa baik yang diterima oleh bank maupun investor. Pada bank konvensional pembiayaan disebut dengan loan, adapun balas jasa yang diterima atau diberikan pada bank umum berupa bunga dalam prosentase pasti, sedangkan pada bank sistem syariah hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil. 3. Sumber dan Penggunaan Dana Bank Sumber dana bank syariah terdiri : modal inti (core capital), Kuasi ekuitas (mud}a>rabah account), titipan (wad}i’ah)7. Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner) pada akhir periode tahun buku setelah dihitung keuntungan
yang didapat pada tahun
tersebut, pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha yang
7
Muhammad, Manajeman Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1998), 232.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
biasa yang disebut deviden. Sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa tabungan atau giro. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Bank syariah dirancang untuk melakukan fungsi pelayanan sebagai lembaga keuangan bagi para nasabah dan masyarakat. Untuk itu bank syariah harus mengelola dana yang dapat digolongkan sebagai berikut :8 a.
Kekayaan bank syariah dalam bentuk : 1) Kekayaan
yang
menghasilkan
(aktiva
produktif)
yaitu
pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan. 2) Kekayaan yang tidak menghasilkan yaitu kas dan inventaris (harta tetap). b.
Modal bank syariah berasal dari : 1) Modal sendiri yaitu simpanan pendiri (modal), cadangan dan hibah, infaq/shadaqah. 2) Simpanan/hutang dari pihak lain.
8
Ibid., 228.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
c. Pendapatan usaha keuangan bank syariah berupa bagi hasil dan margin keuntungan dari pembiayaan yang diberikan dan biaya administrasi serta jasa tabungan bank syariah di bank. d. Biaya yang harus ditanggung oleh bank syariah yaitu biaya operasional, biaya gaji, pemberian bonus wad}i’ah dan bagi hasil deposito Mud}a>rabah. Karakteristik sumber dan penggunaan dana berikut gambaran tentang pola penghimpunan dan pengalokasian dana melalui pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds
approach) yaitu dengan melihat sumber-sumber dana dan penempatannya dimana sumber dana dikumpulkan dahulu ke dalam satu kantong sumber dana dan setelah dianggap cukup baru ditempatkan sesuai posisi yang telah ditetapkan. Adapun lebih jelasnya mengenai Pool Of Funds Approach dapat diperhatikan gambar dibawah ini.9
9
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet Anggota IKAPI, 2006), 55-56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Gambar 1.1 SUMBER & PENGGUNAAN DANA
Pool Of Fund Approach
Sumber Dana
Penggunaan
Primary
Wad}i’ah
Secondary Qard}} Musya>rakah
Mud}a>rabah Mutlaqoh
Dana Pool
Mud}a>rabah Mura>bah}ah Salam
Musya>rakah
Istishna Ijarah Aktiva Tetap
Mud}a>rabah Muqayadah
Special Sumber: Zaenul Arifin
Keterangan : setelah sumber dana bank terkumpul, maka bank akan mengalokasikan dana tersebut ke berbagai akad pembiayaan seperti akad
Musya>rakah, mud}a>rabah, mura>bah}ah, salam, istishna, dan ijarah untuk menghasilkan pendapatan. Kemudian teknik yang kedua dengan menggunakan teknik pendekatan
Assets Allocation Approach untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Gambar 1.2 Sumber Dan Penggunaan Dana
Asset Allocation Approach
Sumber Dana
Penggunaan
Primary Reserve
Wad}i’ah
Secondary Reserve Mud}a>rabah Mutlaqoh
Qard} Mura>bah}ah Salam
Mud}a>rabah Muqayadah
Istishna Ijarah Musya>rakah
Musya>rakah
Aktiva Tetap
Sumber: Zaenul Arifin Dari bagan di atas dapat diterangkan bahwa: 1. Wad}i’ah adalah titipan dari nasabah kepada pihak bank dimana pihak bank bertanggung jawab untuk menjaga dan mengembalikan kapan saja penyimpan menghendakinya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
2. Mud}a>rabah Mutlaqoh adalah sistem Mud}a>rabah dimana pemilik modal memberikan kebebasan penuh kepada pengelola untuk menggunakan modal
tersebut
dalam
usaha
yang
dianggapnya
baik
dan
menguntungkan. 3. Mud}a>rabah Muqayadah adalah pemilik modal menyerahkan modal kepada nasabah dan menentukan syarat serta pembatasan kepada pengelola dalam menggunakan modal tersebut. 4. Musya>rakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan bersama.10 5. Primary Reserve adalah sumber utama bagi likuiditas bank terutama untuk menghadapi kemungkinan terjadinya penarikan nasabah bank, baik berupa penarikan dana masyarakat yang disimpan pada bank tersebut maupun kredit. 6. Secondary Reserve adalah cadangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek seperti penarikan simpanan oleh nasabah/deposan dan pencairan kredit dalam jumlah besar yang telah diperkirakan. 7. Qard} adalah pinjaman kebajikan tanpa imbalan biasanya untuk pembelian
barang-barang
fungible
(yaitu
barang
yang
dapat
diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya). 10
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 49.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
8. Mura>bah}ah adalah akad penyediaan barang berdasarkan system jual beli, dimana bank memberikan kebutuhan nasabah (barang) dan menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. 9. Salam adalah akad jual beli suatu barang dimana harganya dibayar dengan segera (pada saat akad disepakati) sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam jangka waktu yang disepakati.11 10. Ijarah} adalah pembiayaan bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.12 11. Aktiva Tetap adalah pembiayaan untuk debitur serta penempatan dana di bank atau investasi lain yang menghasilkan pendapatan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sumber dana diperlakukan beda menurut sifat sumber dana dengan pendekatan ini setiap dana yang dialokasikan berbeda antara satu dengan yang lainnya. menurut sifat dana, jangka waktu jatuh tempo (perputaran dana) maupun ketentuan cadangan wajib.
11
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2009), 73. 12 Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), 102.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
B. Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu lembaga keuangan mikro syariah secara periodik. Laporan keuangan sekaligus menggambarkan kinerja perusahaan selama periode tersebut. Agar laporan ini dapat dibaca sehingga menjadi berarti, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Analisis rasio keuangan merupakan cara penilaian pelaksanaan kegiatan perusahaan, keuntungannya, struktur modalnya, dan lain-lain dengan menggunakan tolak ukur yang merupakan perbandingan antara angka-angka dalam neraca dan daftar laba rugi. Pengertian rasio keuangan menurut Syafri Harahap ialah: angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).13 Sedangkan menurut Bambang Riyanto mendifinisikan rasio keuangan yaitu: ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskanh hubungan antara dua macam data finansial.14
13
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Indonesia, 2007), 297. 14 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta : BPFE, 2001), 329.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
Sedangkan menurut Sawir rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan sebuah perusahaan.15 Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio keuangan adalah merupakan angka yang diperoleh perusahaan dari hasil perbandingan laporan keuangan yang mempunyai hubungan satu sama lainnya. 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek b. Rasio aktifitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menggunakan asetnya dengan efisien c. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan untuk memenuhi total kewajibannya d. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas e. Rasio pasar adalah rasio yang mengukur prestasi pasar relative terhadap nilai buku, pendapatan atau deviden. Dengan
adanya
pembatasan
pada
rasio
keuangan
yang
berhubungan dengan manajemen dana, maka peneliti menyajikan kajian tentang dua jenis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, dan profitabilitas.
15
Sawir, Agnes, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
1) Rasio Likuiditas Likuid mempunyai dua pengertian. Pengertian likuid yang pertama merupakan posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran. Pengertian yang kedua merupakan posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian yang berarti.16 Likuiditas bank dipandang dari dua sisi pada neraca bank. Sebagai lembaga kepercayaan bank harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang maksimal. Pada sisi pasiva bank harus mampu memenuhi kewajibanya kepada nasabah pada waktu akan mengambil uangnya. Pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah dijanjikan. Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:17 a) Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari utang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah likuiditas yang diperkirakan. b) Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah jatuh tempo. 16
Sigit Winarno, Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung: CV.Pustaka Grafika, 2003), 346. 17 Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik Dan Aplikasi Banking Risk Assessmen, (Yogyakarta: UPP STIM YKPM Yogyakarta, 2006), 96.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
c) Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money. Sedangkan yang dimaksud dengan rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka pendek yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancar.18 Analisis rasio lembaga keuangan syariah dilakukan dengan menganalisis posisi neraca dan laba rugi. Begitu juga pengukuran atau analisis dari rasio likuiditas. Untuk mengukur rasio likuiditas terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan. Adapun jenis rasio yang digunakan di bank pada umumnya adalah sebagai berikut: a) Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar merupakan alat likuid dan simpanan pihak ketiga yang segera harus dibayar, semakin tinggi rasio berati semakin baik likuiditas bank dalam memenuhi kewajibannya. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah/deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.19
18
Indra Bastian, Suhardjono, Akuntansi Perbankan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 296. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/pbi/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip syariah. 19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
Adapun rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut:
Current Ratio =
Aktiva Lancar x 100% Kewajiban Lancar
b) Financing Deposit Ratio (FDR)
Financing Deposit Ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Financing Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. Financing Deposit
Ratio atau diseebut rasio penyaluran dana terhadap dana yang diterima digunakan untuk mengetahui seberapa besar dana yang berhasil dikumpulkan bank, baik dari modal sendiri maupun dana pihak ketiga yang disalurkan untuk pembiayaan maupun investasi. Persentase rasio yang terlalu besar tidak baik untuk likuiditas bank karena bank akan kesulitan memperoleh dana untuk menghadapi kebutuhan likuiditas jangka pendek, seperti penarikan simpanan sewaktu-waktu oleh nasabah. Sebaliknya rasio yang terlalu kecil juga tidak bagus, sebab itu berarti manajemen bank tidak mampu memproduktifkan dana-dana yang dikumpulkan. Dalam arti, Semakin tinggi FDR semakin rendah tingkat likuiditas perusahaan. Adapun rumus untuk mencari FDR adalah sebagai berikut:20
20
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 272.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
FDR =
Total Pembiayaan x 100% Total DPK + Equity
2) Rasio Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
rasio
yang
digunakan
untuk
mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan rasio ini juga untuk mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat diatas standar yang telah ditetapkan.21 Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.22 Adapun rasio profitabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a) Return on Asset (ROA)
Return on Total Asset merupakan kemampuan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
income
dari
pengelolaan
asset.
Rasio
ini
21
Kasmir, “Dasar-Dasar Perbankan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014) 49. Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung: CV.Pustaka Grafika, 2003), 198. 22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
menunjukkan
seberapa
besar
laba
bersih
yang
diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Return on asset atau disebut rasio Sisa Hasil Usaha bersih aktiva digunakan untuk mengetahui kemampuan manejemen mengelola aktiva untuk menghasilkan sisa hasil usaha bersih bagi BPRS Jabal Nur Surabaya. Makin besar rasio ini menunjukkan kinerja manejeme makin bagus. Rumus mencari return on total asset adalah sebagai berikut:
ROA =
Laba Bersih x 100% Total Aktiva
b) Return on Equity (ROE)
Return on Equity adalah rasio yang digunakan oleh bank untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income. Rasio rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih apabila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin bagus.
Return on equity atau disebut rasio SHU bersih terhadap modal
sendiri
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan
manajemen mengelola modal sendiri untuk menghasilkan sisa hasil usaha bersih bagi BPRS. Makin besar rasio ini menunjukkan kinerja manajemen makin bagus.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
Dalam perhitungan return on equity hal yang harus dicari ialah besarnya laba bersih (labasetelah pajak) dan jumlah modal sendiri. Rumus mencari return on equity adalah sebagai berikut: ROE =
Laba Bersih x 100% Modal Sendiri
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id