BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Keuangan
Manajemen sebuah perusahaan harus dapat menjaga agar kinerja keuangan
perusahaannya selalu dalam kondisi yang sehat agar mampu mengantisipasi setiap keadaan yang dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan. Menurut Agus
Sartono ( 2001: 6 ) Manajemen keuangan adalah sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan
dengan pengalokasian
dana
secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Sebagai dasar untuk menyusun strategi yang baik bagi tercapainya tujuan perusahaan maka manajemen melakukan analisa dan evaluasi secara periodic atas kinerja keuangan dan laporan keuangan. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kekuatan dan kelemahan finansial perusahaan sangatlah membantu dalam proses peniiaian prestasi suatu manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Selain itu pemahaman akan kondisi keuangan perusahaan juga sangat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk membuat suatu keputusan yang
berkenaan dengan keputusan investasi dan pembelanjaan.Kinerja keuangan yang baik
akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan sehat, sehingga dapat diketahui
oleh
pihak-pihak yang
berkepentingan bahwa perusahaan tersebut
mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya tepat waktu. Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat digunakan ana'lisa rasio keuangan. Rasio yang
digunakan untuk menganalisa keuangan perusahaan dapat memberikan suatu indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kevvajiban finansial,
besarnya piutang yang dianggap rasional, efisiensi manajemen persediaan. Rasiorasio yang dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisa biasanya diklasifikasikan menjadi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio leverage
keuangan.
Tetapi dalam penelitian ini
penulis hanya
membahas rasio-rasio
profitabilitas perusahaan. B. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur aktifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam
hubungannya
dengan
penjualan
maupun
investasi.
Profitabilitas
(kemampulabaan) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Profitabilitas sangat tergantung pada efisiensi dari perusahaan yang berjalan karena analisis rasio keuangan memberikan pengertian yang mendalam tentang efisiensi.
1.
ROI ( Return On Investment)
Return On Investment ( ROI ; adalah rasio antara laba sesudah pajak (EAT) dengan total aktiva. Rasio ini untuk mengukur tingkat keuntungan yang
dihasilkan dari investasi total. Rasio yang lebih rendah dapat disebabkan karena net profit margin yang rendah atau karena perputaran total aktiva yang rendah atau keduanya. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Laba bersih ROI
Total Aktiva
2.
NPM ( Net Profit Margin )
Net Profit Margin ( NPM ) adalah rasiv antara laba setelah pajak (EAT)
dengan penjualan, yang mengukur laba bersih ( EAT ) yang dihasilkan dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan
ini untuk mendapatkan laba yang tinggi. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Laba Bersih NPM = Penjualan
3. ROE ( Return On Equity)
Return On Equity adalah perbandingan antara keuntungan netto dengan jumlah modal Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasiikan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan cara:
Laba Bersih ROE
= Ekuitas
4. GPM (Gross Profit Margin )
Gross Profit Margin (GPN ) adalah rasio antara laba kotor dengan penjualan. Rasio ini mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan.
Gross Profit Margin yang rendah menunjukkan bahwa harga jual perusahaan relatif lebih rendah atau harga pokok penjualan yang relatif tinggi atau keduanya. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Laba Kotor GPM
=
Penjualan
5. OPM ( Operating Profit Margin )
Operating Profit Margin ( OPM ) adalah rasio antara laba usaha dengan
penjualan bersih. Rasio ini untuk melihat berapa persentase laba dan usaha dibanding dengan penjualan. Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya-biaya yang dikeluarkan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Laba Usaha OPM =
Penjualan Bersih
C. Laporan Arus Kas 1.
Pengertian Kas dan Setara Kas
Ada beberapa pengertian kas, yaitu sebagai berikut:
a.
Menurut PSAK No.2 (2002;2.1), kas didefinisikan sebagai uang kas yang terdiri dari saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro.
b.
Menurut Husein Umar (2000; 196), kas merupakan aktiva yang paling likuid atau
merupakan
salah
satu
unsur
modal
kerja yang paling
tinggi
likuiditasnya.
Jadi dari pernyataan diatas dapat diketahui pengertian kas adalah nilai uang
kcnstan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansiil, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya. Adapun pengertian setara kas adalah:
Menurut PSAK No. (2002;2.2), setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Dari pengertian diatas dapat diketahui pengertian setara kas adalah suatu investasi yang sangat likuid dan sangat cepat untuk dijadikan kas dalam waktu singkat dan nilainya tidak berubah secara drastis.
Jumlah besarnya saldo kas yang akan terjadi didalam perusahaan akan sangat tergantumg tiga motif didalam pemahaman uang kas yaitu:
a.
Motif transaksi
Suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk membayar transaksi harian. Semakin meningkatnya luas usaha akan meningkatkan pula transaksi
finansial,
dan
akan
menuntut
kenaikan
uang
kas
yang
dibutuhkan.
b.
Motif spekulasi
Dalam motif ini, memegang uang dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga baik harga barang ataupun harga atau nilai uang itu sendiri. Apabila harga-harga barang naik maka jelas
memiliki barang akan lebih menguntungkan daripada memiliki uang. Disamping itu apabila tingkat bunga di bank tampak akan turun maka uang akan banyak dibelikan surat-surat berharga atau mungkin dalam bentuk barang. c.
Motif berjaga-jaga
Karena
keadaan
memperhitungkan
yang
tidak
pasti
ketidakpastian
maka
tersebut
pengusaha dan
akan
selalu
berjaga-jaga
untuk
menjamin iikuiditas perusahaan apabila penerimaan kas tidak terjadi seperti yang direncanakan sebelumnya, maka harus dijaga agar terdapat safety cash balance ( persediaan besi kas ).
10
2.
Pengertian Arus Kas dan Laporan Arus Kas
Arus kas menurut PSAK No.2 (2002;2.2), sebagai arus kas masuk dan arus
kas keluar sedangkan arus kas menurut Henry Simamora (1999;283) adalah masukan-masukan data kunci dalam analisis investasi modal.
Proses aliran kas yang terjadi diperusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan terdiri dari aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Laporan arus kas sangat penting didalam suatu proses
pengambilan
keputusan
dikarenakan
didalam
laporan
arus
kas
menggambarkan aliran dana yang masuk maupun yang keluar maka tingkat
kemampuan kinerja perusahaan pun dapat diukur melalui laporan arus kas. Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin,dan ada pula yang
bersifat insidentil. Adapun sumber-sumber penerimaan kas menurut Husein Umar (2000:196) adalah:
1.
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2.
Adanya emisi saham maupun penambahan modal oieh pemilik dalam bentuk kas.
3.
Pengeluaran surat tanda bukti hutang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4.
Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya
penerimaan kas, misalnya berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
5.
Adanya penerimaan kas misalnya karena sewa, bunga atau deviden.
11
Sedangkan pengeluaran kas dapat terjadi karena transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar dan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pembayaran angsuran/pelunasan hutang. 4. Pembelian barang dagangan secara tunai.
5. Pengelaran kas untuk membayar deviden, pajak, denda dan sebagainya.
D. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Mengingat betapa pentingnya laporan arus kas didalam perusahaan maka tujuan arus kas adalah sebagai berikut:
1. Menurut PSAK No.2 (2002;2.2), adalah memberi informasi histories mengenai perubahan kas dan setara has dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Menurut Henry Simamora (2000;488), adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan kas ( Cash Receipt) dan pembayaran-pembayaran kas (Cash Payment) dari suatu entitas selama suatu periode tertentu.
Dan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari laporan arus
kas adalah memberikan informasi kepada -pengguna laporan keuangan tentang arus kas masuk maupun arus kas keluar dari suatu perusahaan di dalam pengambilan keputusan.
12
Sedangkan menurut PSAK No.2 (2002;2.2) manfaat dari Iaporan arus kas adalah:
1. Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan daJam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas
dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Menurut Charles J. Woelfel (I999;I56) manfaat dari Iaporan arus kas adalah :
Manfaat Iaporan arus kas adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemakai, termasuk kebutuhan akan :
1. Likuiditas, kemampuan merubah aktiva dan kewajiban menjadi kas.
2. Kemampuan operasi, kemampuan untuk melaksanakan suatu tingkat operasi yang ada.
3. Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk mengadakan serangkaian tindakan yang efektif guna merubah jumlah dan penetapan waktu dari arus kas di masa
depan sehingga perusahaan dapat menanggapi kebutuhan dan peluang yang tidak terduga.
E. Pengkiasifikasian Laporan Arus Kas
Tujuan dari pengkiasifikasian Laporan Arus Kas adalah untuk mengumpuikan transaksi-transaksi yang memiiiki transaksi sama dan memisahkan dengan transaksi lain yang memiiiki karakteristik berbeda-beda.
*
Dalam penyajian Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 1.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Yaitu aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan ( Principal Revenue
Producing Activities ) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
a.
Arus kas masuk dari kegiatan operasi perusahaan : 1) Penerimaan kas dari penjualan barang secara tunai 2) Penerimaan piutang dagang
b. Arus kas keluar dari kegiatan operasi perusahaan : 1) Pembayaran kas untuk membeli barang dagang secara tunai 2) Membayar hutang dagang j angka pendek kepada pemasok 3) Pembayaran kas untuk gaji pegawai
4) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak 2.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Investing Activities )
Yaitu perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Contoh ai us kas masuk dari kegiatan investasi perusahaan 1) Penerimaan kas dari penagihan piutang
14
2) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap
3) Penjtialan saham perusahaan Iain dalam bentuk investasi 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ( Financing Activities )
Yaitu aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
a. Contoh arus kas masuk dari kegiatan pendanaan :
1) Penerimaan kas dari penerbitan obligasi 2) Penerimaan kas dari penerbitan saham
b. Contoh arus kas keluar dari kegiatan pendanaan : 1) Pembayaran deviden tunai 2) Pembayaran hutang obligasi
F. Pelaporan Arus Kas
Perusahaan harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan berdasarkan tiga aktivitas utama yaitu :
1. Laporan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode : a. Metode langsung
Dengan metode
ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan. b.
Metode tidak langsung
Dengan metode ini Iaba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi buka kas, penangguhan (defferal) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa laiu dan masa depan
15
dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
2. Laporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan
Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan.
b. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).
16
FORMAT UMUM LAPORAN ARUS KAS PTX
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang berakhir per 31 Desember xx
Arus kas dari aktivitas operasi Laba bersih
xxx
Penyesuaian untuk merekonsiliasikan laba Ke kas bersih yang disediakan oleh aktivitas Operasi ( daftar masing-masing pos )
xxx
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
xxx xxx
Arus kas bersih dari aktivitas investasi
( daftar masing-masing arus kas masuk dan keluar)
xxx
Kas bersih yang digunakan ( disediakan ) oleh aktifitas investasi
xxx
Arus kas dari aktivitas pendanaan
(daftar masing-masing arus masuk dan keluar)
xxx
Kas bersih yang digunakan atau disediakan oleh aktivitas pendanaan
xxx
Kenaikan atau penurunan bersih dalam kas
xxx
Kas pada awal periodc
xxx
Kas pada akhir periode
xxx
17
Berbeda halnya dengan laporan keuangan utama lainnya, informasi dalam - penyusunan laporan arus kas tidak berasal dari neraca percobaan yang disesuaikan, melainkan berasal dari beberapa sumber, diantaranya :
a. Neraca perbandingan, memberikan jumlah perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.
b. Data dari perhitungan Laba /Rugi masa berjalan, membantu pembaca menentukan jumlah kas yang disediakan atau digunakan selama periode tersebut.
c Data transaksi terpilih dari buku besar, memberikan informasi secara terpcrinci tambahan yang diperlukan untuk menentukan bagaimana kas disediakan atau digunakan selama periode tersebut.
G. Analisis Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus Kas dapat digunakan dalam mengevaluasi keputusan-
keputusan kredit dan investasi karena analisis ini difokuskan pada hubungan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
Analisis terhadap laporan arus kas dapat menggunakan rasio arus kas, baik itu
dilihat dari manajemen keuangan perusahaan itu sendiri, kebijakan investasi perusahaan, profitabilitas,efisiensi, dan sumber-sumber kas.
Analisis Laporan Arus Kas diperoleh dari data-data yang ada di laporan arus kas,
laporan laba rugi, dan neraca. Analisa laporan arus kas menurut Woefel (2000;56) adalah dengan menghitung penerimaan laba, rasio kecukupan, dan rasio efisiensi.
1. Kualitas Penerimaan Laba
Tujuan analisa terhadap ini adalah untuk meniiai kualitas dari laba yang
dihasilkan oleh perusahaan bila dibandingkan dengan kas yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, analisa ini terdiri dari : Laba Bersih Terhadap Kas Dari Penerimaan Operasi
Kas dari penerimaan operasi adalah kas hasil dari ahtivitas operasi yang terdapat dalam Laporan Arus Kas sehingga diketahui besar laba bersih yang
diperoleh melalui kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Laba bersih
Laba Bersih
dari penerimaan operasi = Kas dari kegiatan operasi
2. Rasio Kecukupan
Analisa terhadap rasio kecukupan ini bertujuan untuk meniiai kecukupan arus kas untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Analisa ini terdiri dari :
a.
Pembayaran Deviden
Rasio ini penting bagi investor untuk meniiai berapa besarnya deviden yang akan
dibayarkan pihak perusahaan berdasarkan kas yang diperoleh dari kegiatan operas inya.
19
Rasio tersebut dapat dihitung dengan cara :
Pembayaran Deviden
Deviden =
Kas dari kegiatan operasi
b. Pembayaran Hutang Jangka Panjang
Dengan rasio ini dapat dilihat seberapa besar kemampuan perusahaan didalam membayar hutangnya yang dijamin dengan arus kas dari operasi perusahaan untuK memenuhi kewajiban tersebut.
Rasio tersebut dapat dihitung dengan cara :
Pembayaran hutang Jangka Panjang
Pembayaran hutangjangka panjang =
-
Kas dari kegiatan operasi c.
Reinvestasi
Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan investasi kembali dalam
bentuk aktiva tetap hanya dengan mengandalkan arus kas dari aktivitas operasi saja tanpa bantuan pandangan lainnya. Rasio tersebut dapat dihitung dengan cara :
Pembelian Aktiva Reinvestasi =
Kas dari kegiatan operasi
20
d. Penulupan Hutang
Untuk menganalisa kemampuan perusahaan untuk membantu membayar hutang perusahaan kepada pihak diluar perusahaan dengan mengandalkan kas dari operasi. Rasiatersebut dapat dihitung dengan cara :
Total Hutang
Penutupan Hutang =
_
Kas dari kegiatan operasi
3. Rasio Efisiensi
Tujuan rasio ini adalah untuk menilai seberapa baik perusahaan didalam menghasilkan kas sehubungan dengan kegiatannya selama periode tertentu dan juga bila dibandingkan perusahaan lain. Analisis rasio efisiensi ini terdiri dari : a.
Arus kas terhadap penjualan
Untuk membandingkan antara kas yang diperoleh melalui kegiatan operasi perusahaan dengan penjualan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Arus kas terhadap Penjualan
Kas dari kegiatan operasi =
—
Penjualan
21
—
b. Arus Kas terhadap Pendapatan
Untuk membandingkan tingkat pengembalian pendapatan terhadap arus kas dari kegiatan operasi perusahaan.
Rasio ini dapat dihitung dengan cara:
Arus kas terhadap Pendapatan
*
Kas dari kegiatan operasi =
~
■
Pendapatan dari operasi tetap
c.
Hasil pengembalian arus kas atas aktiva
Untuk membandingkan tingkat pengembalian operasi terhadap aktiva. Oleh perusahaan digunakan untuk menilai tingkat efisiensi dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasi perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan cara :
Hasil pengembalian
Kas dari kegiatan operasi
Arus kas atas aktiva = Total Aktiva
Jadi rasio-rasio arus kas diatas diharapkan nantinya dapat berguna bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
22