Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan dari visi misi Kab.Sleman. Adapun misi dalam pengelolaan air limbah domestik yang disepakati oleh Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi adalah sebagai berikut : 1.
Mewujudkan system pengelolaan air limbah yang berkualitas dan terjangkau
2.
Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan air limbah domestik
3.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan & personil pengelola air limbah domestik
4.
Meningkatkan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat
Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair Kab.Sleman sudah berjalan cukup baik. Namun demikian terdapat beberapa permasalahan yang cukup mendesak untuk diselesaikan. Permasalahan tersebut antara lain : 1.
Peningkatan sambungan rumah tangga (SR) pada kawasan yang telah terjangkau oleh jaringan pipa servis, dalam hal ini adalah pada bagian wilayah Kecamatan Mlati dan Depok, dalam hal ini fokus yang harus dilakukan adalah sosialisasi dan marketing agar warga pada kawasan pelayanan bersedia masuk/nyambung ke jaringan sistem air limbah terpusat.
2.
Perluasan jaringan air limbah sistem terpusat yang dekat dengan saluran induk, yakni wilayah Kecamatan Gamping.
3.
Pengelolaan dan pemeliharaan IPAL Komunal yang telah terbangun.
4.
Pembangunan IPAL Komunal pada kawasan-kawasan padat penduduk baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan.
5.
Pendampingan dan stimulan pengembangan jamban sehat.
6.
Pengelolaan air limbah dari septik tank (sistem setempat), khususnya pengelolaan sludge dari truk tinja yang selama kurang terpantau lokasi pembuangan akhirnya. .
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-1
Berdasarkan analisis SWOT pengelolaan limbah posisi pengelolaan air limbah Kab.Sleman berada pada titik (x,y) = (2,1). Berdasarkan posisi tersebut, Kab.Sleman berada dalam kuadran Pertumbuhan Cepat. Hasil tersebut menunjukkan kinerja pengelolaan limbah domestik diharapkan semakin baik untuk waktu yang akan datang. Kondisi lingkungan yang mendukung serta kondisi internal yang kuat (kelembagaan), mampu meningkatkan kestabilan pertumbuhan yang positif untuk mempercepat peningkatan posisi kinerja pengelolaan air limbah di Kab.Sleman menjadi stabil. Hasil analisis SWOT dalam bidang pengelolaan air limbah di Kab.Sleman menunjukkan beberapa hal yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan dalam pengelolaan limbah, yaitu : 1. Optimalisasi pelaksanaan Perda 2 tahun 2013 tentang pengelolaan air limbah domestik 2. Pendanaan yang cukup dari APBD dan alokasi tiap tahun 3. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) IPAL Regional 4. Koordinasi antar SKPD yang berjalan baik 5. Sosialisasi terkait dengan air limbah 6. Peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah perlu ditingkatkan Selain beberapa hal yang harus dipertahankan, terdapat pula beberapa kendala yang menghambat dan perlu untuk segera diatasi, yaitu : 1. Kapasitas IPAl regional yang terbatas perlu mendapat perhatian bersama antara Kartamantul beserta Pemda DIY 2. IPAL komunal belum optimal jumlah SR nya 3. Kesadaran masyarakat merawat IPAL rendah 4. Sosialisasi pada Masyarakat tentang limbah rumah tangga kurang 5. Belum adanya sosialisasi ke seluruh warga pemanfaat saluran pengolahan limbah Analisis misi, dan SWOT yang telah dilakukan kemudian dijadikan sebgai dasar dalam penyusunan tujuan, sasaran, dan strategi sanitasi pengelolaan limbah Domestik Kab.Sleman. Lebih jelasnya tentang tujuan, sasaran dan strategi yang telah disusun tersebut dapat diperhatikan dalam tabel 3.1 berikut : Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-2
Tabel 4.1 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Misi
Tujuan
Pernyataan sasaran Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah semakin meningkat di tahun 2019
Sasaran Indikator sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengeloaan air limbah baik 0n site maupun off site
Mewujudkan system pengelolaan air limbah yang berkualitas dan terjangkau
1. Terpenuhinya akses dasar masyarakat Kabupaten Sleman dalam bidang air limbah sesuai dengan target universal acces pada tahun 2019
Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan air limbah domestik
2. Meningkatkan 1. Terpenuhinya bebas 1. Kab.Sleman bebas akses rumah BABS sesuai target BABS pada tahun tangga terhadap universal acces dari 2019 fasilitas pengolahan 2,97% ditahun 2015 air limbah yang menjadi di 0% di 2. Berkurangnya jumlah memadai (layak). tahun 2019 keluarga yang menggunakan jamban 2. Berkurangnya tidak aman dari 4481 jumlah keluarga KK ditahun 2015 menggunakan menjadi 0 KK ditahun cubluk dan 2019 pengolahan yang tidak aman menjadi pengolahan dengan tanki septik yang standar dari 78,14% ditahun 2015 menjadi di 0% di tahun 2019
Meningkatkan 1. Meningkatnya kapasitas kesadaran kelembagaan & masyarakat atas personil pengelola PHBS air limbah domestik
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah semakin meningkat di tahun 2019
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengeloaan air limbah baik 0n site maupun off site di tahun2019
Strategi 1. Meningkatkan implementasi perda pengelolaan air limbah domestic baik dalam perijinan bangunan maupun terhadap sanksi. 2. Implementasi perda tentang Pengelolaan dan Retribusi Pelanggan Pengelolaan Limbah 3. Menyususun masterplan pengelolaan air limbah Kab.Sleman 1. Menyiapkan stimulus atau insentif rehabilitasi tangki septik rumah tangga serta penyambungan ke fasilitas pengolahan air limbah. 2. Meningkatkan pelaksanaan STBM/ pemicuan terutama pada daerah yang masih ada BABS 3. Mendorong masyarakat untuk mengolah limbah dari septiktank tidak aman ke septiktank standart 4. Meningkatkan sarana dan prasaran pendukung pengelolaan air limbah domestik 1. Meningkatakan sosialisasi tetang pentingnya pengelolaan air limbah domestic 2. Meningkatkan pendampingan kepada KSM pengeloa IPAL komunal
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-3
Meningkatkan pengelolaan air limbah domestik berbasis masyarakat
1. Meningkatnya komitmen pendanaan untuk pengelolaan air limbah 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah baik secara on site maupun off site.
1. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) ke IPAL Regional dari 0,74 % di tahun 2015 menjadi 2,92 % di tahun 2019 2. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) ke IPAL Komunal dari 4,58 % di tahun 2015 menjadi 6,22 % di tahun 2019 3. Peningkatan jumlah sambungan rumah (SR) ke Septiktank bersama dari 78,14 % di tahun 2015 menjadi 84,09% di tahun 2019
1. Meningkatnya jumlah sambungan rumah (SR) IPAL Regional dari 2213 SR di tahun 2015 menjadi 4498 SR di tahun 2019 2. Meningkatnya jumlah sambungan rumah (SR) IPAL Komunal dari 20 unit di tahun 2015 menjadi 30 unit di tahun 2019 3. Meningkatnya jumlah sambungan rumah (SR) Septiktank bersama dari 10.893 SR di tahun 2015 menjadi 16.125.SR di tahun 2019
1. Mengoptimalkan SR IPAL Regional untuk masayarakat Kab.Sleman yang dilewati jaringan perpipaan. 2. Membangun IPAL komunal untuk daerah yang tidak masuk jaringan IPAL regional yang mempunyai lahan yang cukup 3. Mendorong pembangunan septiktank bersama untuk daerah yang secara geografis tidak memungkinkan mengakses jaringan IPAL regional maupun IPAL Komunal.
Dalam pengembangan pengelolaan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 8 tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibuat berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama adalah meningkatkan sistem pengelolaan pengelolaan air limbah yang terhubung menuju IPAL Regional. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah terpenuhinya kapasitas SR (Sambungan Rumah) IPAL Regional untuk Kab.Sleman. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan terhadap sarana pengolahan off-site terus bertambah. Berdasarkan analisis tahapan pengembangan air limbah domestic yang dilakukan, kebutuhan sambungan rumah untuk sistem off-site di Kab.Sleman dalam jangka menengah atau sampai tahun 2019 sebesar 10,457 SR atau 0,74% dibandingkan saat ini baru melayani 2.213 SR atau 4,14%. menurut analisis tersebut diketahui bahwa Kab.Sleman masih membutuhkan sekitar 15.000 SR lagi. Dan seperti diketahui kapasitas IPAL Regional hanya mampu menampung sebanyak 25.000 SR.
Untuk memenuhi
kebutuhan SR Kab.Sleman serta terbatasnya IPAL Regional maka diperlukan untuk membangun IPAL Regional baru atau dengan peningkatan teknologi pengolahan air limbah di IPAL Regional.
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-4
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik sangat diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sanitasi yang sehat di Kab.Sleman. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL Komunal dan perawatan septik-tank merupakan tujuan pengembangan sanitasi yang melibatkan peran aktif masyarakat. Indikator terpenuhinya tujuan tersebut adalah terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat yang ditunjukkan dengan naiknya partisipasi masyarakat dalam perawatan IPAL dan septik-tank tahun 2019. 4.2 Pengembangan Persampahan Berikut adalah misi persampahan Kab.Sleman yang disepakati oleh Pokja Sanitasi : 1.
Mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkualitas.
2.
Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan persampahan secara terpusat
3.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan & personil pengelola persampahan.
4.
Meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengelolaan persampahan mandiri berbasis masyarakat
Berikut ini adalah berbagai permasalahan mendesak yang muncul terkait dengan pengelolaan persampahan Kab.Sleman : 1.
Perlu imbangan pendanaan untuk pengelolaan persampahan yang lebih signifikan, karena selama ini pendanaan untuk sektor sanitasi persampahan timpang jika dibandingkan dengan sektor air limbah.
2.
Perlu peningkatan pengelolaan sampah secara terpusat yang luar biasa, mengingat cakupan layanan saat ini adalah sangat rendah.
3.
Inovasi Kabupaten Sleman untuk Lokasi Daur Ulang Sampah (LDUS) belum dilakukan tindaklanjut yang signifikan, padahal LDUS mengurangi sampah yang dibuang ke TPA (Piyungan) sekaligus mengurangi biaya transportasi dalam pengangkutan samah ke TPA.
4.
Perlunya inovasi dan
tindakan
untuk menangani
semakin
maraknya
pembuangan sampah secara ilegal, khususnya di kawasan perkotaan. 5.
Perlu review sistem retribusi sampah yang lebih memudahkan penghitungan dan pemungutan retribusinya pada warga.
6.
Perlu segera dicarikan lokasi TPA, mengingat keterbatasan daya tampung TPA regional Kartamantul di Piyungan-Bantul.
7.
Perlu dukungan terus menerus untuk pengelolaan sampah mandiri oleh masyarakat, termasuk keberlanjutan kelompok-kelompok pengelola mandiri
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-5
(3R) yang sudah terbentuk dan berjalan. 8.
Perlu dilakukan kampanye terus menerus untuk pengurangan sampah dari sumbernya, khususnya reduksi sampah plastik.
9.
Perlunya
penegakan
hukum/peraturan
untuk
pelanggaran
di
bidang
persampahan, baik pelanggar perorangan maupun badan usaha/institusi. Positioning pengelolaan persampahan di Kab.Sleman menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan. Pengelolaan persampahan Kab.Sleman berada pada kuadran diversifikasi besar besaran dengan titik sumbu (x,y) = (3, 2). Pertumbuhan ini dapat menjadi pertumbuhan yang cepat jika beberapa indikator (program/kegiatan) yang telah dilakukan Kab.Sleman dalam pengelolaan sampah dapat dipercepat. Hal-hal yang dapat memperkuat posisi pengelolaan persampahan di Kab.Sleman berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan antara lain : 1. Dilaksanakannya sosialisasi pemilahan sampah 2. TPST/KSM yang terus aktif dan digiatkan 3. Konsistensi pelaksanakan Perda tentang persampahan 4. Sudah terdapatnya Perda Retribusi Persampahan 5. Telah memiliki Perda restribusi dan peraturan persampahan 6. Adanya lembaga yang menangani sampah (Bidang di BLH) 7. Tersedianya Pendanaan/anggaran 8. Terdapat TPS dan depo yang tersebar di merata di seluruh kota 9. Tersedianya sarana pengangkutan sampah 10. Adanya Replikasi biodigester sampah skala rumah tangga 11. Adanya forum komunikasi dengan masyarakat 12. Sudah ada kerjasama dengan media dalam mensosialisasikan program persampahan Antisipasi juga perlu dilakukan terhadap hal-hal yang mampu melemahkan atau bahkan memperburuk pengelolaan persampahan Kab.Sleman. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk menjaga pertumbuhan pengelolaan persampahan di Kab.Sleman adalah : 1. APBD yang terbatas 2. Armada pengangkutan banyak yang rusak Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-6
3. Kurangnya sarana dan prasarana TPS 4. Belum terdapatnya Rencana Induk (Masterplan) pengelolaan persampahan 5. Perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan 6. Kepedulian terhadap lingkungan yang masih kurang Berikut ini dalam tabel 4.2 disajikan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan persampahan Kab.Sleman :
Tabel 4.2 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Misi Mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang berkualitas dan meningkatkan kualitas dan cakupan layanan persampahan secara terpusat
Tujuan 1. Terkelolanya sampah perkotaan di Kab.Sleman pada tahun 2019 sesuai ddengan target universal acces 2. Meningkatkan layanan sampah yang terangkut atau tertangani
Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Meningkatnya peran 1. Sejumlah 567 m3 / serta masyarakat hari timbulan dalam mereduksi sampah dapat sampah dari 3,63% direduksi oleh ditahun 2015 masyarakat di menjadi 20% di tahun 2019 tahun 2019 (SPM 2. Sejumlah 1.241 m3 20% Perkotaan) timbulan sampah 2. Meningkatnya dapat terangkut ke pelayanan TPA di tahun 2019. persampahan 3. Sarana dan Kabupaten Sleman prasanan yang dibuang ke pemilahan sampah TPA dari 22,41% di di Depo tersedia tahun 2015 menjadi 43,75% di tahun 2019 (SPM 80% Perkotaan) 3. 0% ditahun 2019 4. Meningkatnya pelayanan persampahan Kab.Sleman yang dibuat ke TPA oleh Swasta dari 7,90% ditahun 2015 menjadi 10,94% ditahun 2019 5. Meningkatkan sarana dan prasana dalam mendukung pemilahan sampah sebelum dibuang ke TPA
Strategi 1. Menyususun masterplan pengelolaan sampah Kab.Sleman 2. Meningkatkan peran dan kinerja SDM persampahan dalam melakukan pemilahan sampah sebelum masuk ke TPA 3. Melakukan rekayasa system pengangkutan sampah ke TPA 4. Mengefektifkan penegakan aturan tentang persampahan (law in forcement)
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-7
Meningkatkan kapasitas kelembagaan & personil pengelola persampahan dan peranserta masyarakat dalam pengelolaan persampahan mandiri berbasis masyarakat
Meningkatnya kesadaran masyarakat serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah terutama dalam peran mereduksi jumlah timbulan sampah di sumber melalui
1. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mereduksi sampah dari 73,96 % ditahun 2015 menjadi 36,25% di tahun 2019 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memilah sampah sebelum dibuang ke TPA/ Depo
1.Tereduksinya timbulan sampah dari 10,94 di tahun 2015 menjadi 0% ditahun 2019 2.Meningkatnya sampah yang sudah terpilah di TPS/ Depo di tahun 2019 3.Terselenggarnya Bank Sampah di setiap desa di Kab.Sleman pada tahun 2019
1. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R dari tingkatan rumah tangga terutama dalam rangka mereduksi timbulan sampah yang masuk ke TPA. 2. Memperluas pola kerja Bank Sampah di masyarakat yang hanya mengelola sampah anorganik yang laku dijual dan mendorong mengelola sampah organic (composting) serta replikasi biogas sampah sekala rumah tangga. 3. Menyiapakan setimulus/ insetif bagi masyarakat yang berperan aktif dalam pengurangan sampah
Berdasarkan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan persampahan tersebut, kemudian disusunlah 3 tujuan pengembangan persampahan Kab.Sleman. Tujuan pertama adalah mendorong terbentuknya regulasi tentang persampahan, karena regulasi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatur proses pengolahan persampahan Kab.Sleman. Strategi yang dapat dilaksanakan terkait dengan tujuan tersebut yaitu pembahasan regulasi pengelolaan persampahan dan sosialisasi serta publikasi regulasi tentang pengelolaan persampahan yang telah disusun. Tujuan kedua adalah tercapainya peningkatan jumlah sarana dan prasarana yang mendukung pengelolaan persampahan Kab.Sleman. Indikator sasaran pencapaian tujuan tersebut adalah peningkatan jumlah layanan pengangkut sampah dari 19,45% di tahun 2015 menjadi 38,29% pada tahun 2019. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan volume sampah Kab.Sleman semakin meningkat. Oleh Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-8
karena itu, penambahan jumlah sarana dan prasarana persampahan juga harus dilakukan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan pengadaan sarana-prasana persampahan, tersedianya alokasi dana APBD, APBN, dan tersedianya tempat pembuangan sampah. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengelolaan persampahan Kab.Sleman sangat penting untuk dilakukan. Tujuan ketiga dalam pengelolaan persampahan adalah meningkatnya peran serta masyarakat dalam mereduksi sampah dari 0,13 % ditahun 2015 menjadi 0,45% di tahun 2019 serta
terselenggaranya Bank
Sampah di setiap desa di Kab.Sleman pada tahun 2019 Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan sangat diperlukan karena masyarakat merupakan salah satu subyek yang menghasilkan sampah rumah tangga.
Diharapkan
masyarakat
dapat
terlibat
dalam
kelompok-kelompok
masyarakat untuk pengolahan sampah menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Pengurangan produksi sampah juga harus disosialisasikan kepada masyarakat sehingga volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir TPA dapat berkurang. 1.3 Drainase Perkotaan Misi dalam pengembangan drainase yang disepakati oleh Pokja Sanitasi adalah terdapatnya pengelolaan drainase yang berkualitas, memadai serta menjamin kelancaran aliran air. Berdasarkan pendataan yang dilakukan terdapat beberapa genangan yang tersebar di Kab.Sleman, dengan durasi genangan yang bervariasi. Selain genangan, terdapat isu-isu strategis dan permasalahan mendesak lain yang dihadapi Kab.Sleman dalam pengelolaan drainase, antara lain : 1. Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan embung yang ada, mengingat sedimentasi dan sampah yang terjadi sudah mengganggu efektifitas embung. 2. Pemeliharaan jaringan drainase, khususnya jaringan tersier yang mudah tersumbat oleh sampah dan sedimentasi.
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-9
3. Monitoring efektifitas sistem peresapan permukiman yang ada, mengingat sudah cukup banyak
sumur
resapan
dan
biopori
yang
dibangun/
dikembangkan. 4. Penanganan daerah genangan yang sebenarnya tidak terlalu luas, namun demikian dirasakan mengganggu, karena daerah genangan terletak pada kawasan yang strategis (Jalan Solo, Jalan Godean) dan padat. Dalam hal ini perlu dorongan/desakan penanganan pada instansi vertikal, mengingat drainase yang bermasalah pada bagian jalan yang menjadi wewenang provinsi (jalan provinsi/negara). 5. Penerapan sistem eco-drainage pada prasarana-prasarana drainase yang akan dikembangkan. Analisis SWOT dan isu strategis yang dilakukan terhadap pengelolaan drainase yang telah berjalan selama ini menempatkan posisi pengelolaan drainase Kab.Sleman berada pada titik (x,y) = (3,-1) atau pada posis diversifikasi besarbesaran dengan keadaan internal kuat dan lingkungan kurang mendukung. Hal-hal yang mampu menghambat atau melemahkan posisi Kab.Sleman dalam pengelolaan drainase antara lain : 1. Penegakan peraturan lemah 2. Dana untuk perawatan/keterbatasan anggaran 3. kekurangan tenaga analisis 4. banyak rumah tangga yang membuang limbah langsung ke saluran 5. jaringan drainase yang tertimbun sampah 6. Kepedulian masyarakat akan terhadap drainase rendah 7. Sungai-Sungai banyak yang menyempit 8. perubahan
tata
guna
lahan
menyebabkan
aliran
air
meningkat
volumenya 9. peningkatan jumlah penduduk, urbanisasi Sedangkan beberapa hal yang perlu dpertahankan atau diperkuat adalah : 1. Monitoring secara berkala 2. Sosialisasi terus digiatkan 3. Sudah ada RPIJM pengelolaan drainase Kab.Sleman 4. Ada kebijakan pembangunan antar kawasan
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-10
Analisis yang dilakukan terhadap hasil positioning SWOT dan isu strategis berupa potensi
maupun
permasalahan
kemudian
digunakan
sebagai
dasar
untuk
penetapan tujuan, sasaran, dan tahapan pencapaian pengembangan drainase. Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut dapat diperhatikan dalam tabel 3.3 berikut : Tabel 4.3 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Misi
Tujuan
Pengelolaan 1. Meningkatnya kualitas saluran drainase yang drainase berkualitas, 2. Meningkatkan memadai dan komitmen berwawasan pendanaan untuk lingkungan drainase (APBD Dan Kota, APBD Provinsi maupun meningkatkan APBN) kapasitas kelembagaan & 3. Peningkatan pengetahuan personil masyarakat dan pengelola kesadaran dalam drainase. pemanfaatan dan Dan pemeliharaan sal drainase Meningkatkan peranserta masyarakat dalam pengelolan drainase lingkungan permukiman.
Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Pengurangan luas 1. berkurangnyai genangan dari 1,83 % genangan di menjadi 1,07% di beberapagenangan di tahun 2019 tahun 2019 2. Terwujudnya 2. meningkatnya peran peningkatan serta masyarajat kesadaran dalam peneglolaan masyarakat terhadap drainase pembangunan & 3. peningkatn pemeliharaan masyarakat untuk drainase pada tahun tidak membuang 2019 sampah disaluran drainase
Strategi 1. meningkatkan pembanguna darainase berwawasan lingkungan 2. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan drainase. 3. .Menibgkatkan sarana/ alat pengelolaan drainase 4. Mengupayakan pendanaan dari sumber dana APBD I dan APBN 5. Melaksanakan rehab dan pemeliharaan drainase perkotaan secara periodik dan rutin.
Terbentuknya regulasi tentang pengelolaan drainase tahun 2019 merupakan salah satu tujuan utama yang ditetapkan dalam pengembangan drainase Kab.Sleman. Perda tersebut akan menjadi payung hukum bagi instansi terkait dalam melaksanakan pengelolaan drainase. Koordinasi dengan Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul merupakan strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pengelolaan drainase yang terpadu antara hulu-hilir sehingga tercipta sistem drainase yang komprehensif dan berkelanjutan di kawasan perkotaan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-11
Permasalahan genangan yang terjadi di beberapa tempat di Kab.Sleman akan diselesaikan dengan melakukan pembangunan saluran secara bertahap hingga tahun 2019. Saat ini jumlah genangan yang teratasi baru 1,83% menjadi 1,07% Selain
melakukan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
drainase
baru,
pemeliharaan dan perbaikan terhadap saluran drainase berada dalam kondisi rusak juga akan dilakukan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015
IV-12