PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013
LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT)
Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat
DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN BANDUNG BARAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk atas Rahmat dan Hidayah Nya, shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga laporan EHRA (Environmental Health Risk Assessment) / Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan dapat dislesaikan. Laporan EHRA sebagai salah satu pertanggungjawaban pelaksanaan Studi EHRA yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2013. Studi EHRA bertujuan dapat memberikan gambaran serta pemahaman mengenai kondisi faktual fasilitas sanitasi serta perilaku yang memiliki resiko terhadap derajat kesehatan. Adapun variabel yang diteliti mencakup: pengelolaan sampah rumah tangga, pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja, drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir, pengelolaan air minum/masak/mencuci dan gosok gigi yang aman dan higiene, perilaku higiene dan sanitasi, kejadian penyakit diare, serta pengamatan sekitar rumah yang mencakup : dapur dan sekelilingnya, kamar mandi, WC /jamban, tempat mencuci pakaian, halaman / pekarangan / kebun. Laporan EHRA diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bandung Barat dan juga menjadi dasar masukan untuk mengembangkan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan program-program sanitasi Kabupaten selanjutnya. Dalam penyusunan EHRA Kabupaten Bandung Barat ini segala upaya telah dilakukan secara maksimal walaupun masih dirasakan terdapat kekurangan dan kesalahan. Kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan laporan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Tim Pelaksana Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Bandung Barat, City Fasilitator Kabupaten Bandung Barat dan Prosda (provincial sanitation advisor) Jawa Barat, PIU-Teknis Pusat dan wilayah, tim USDP yang telah memfasilitasi hingga tersusunnya laporan ini. Semoga laporan dapat memberikan manfaat. Ketua Pokja Sanitasi Kabupaten Bandung Barat
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Drs. Maman Sunjaya M.Si Juli, 2013
RINGKASAN EKSEKUTIF Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) merupakan sebuah survey partisipatif yang dilakukan di kabupaten Bandung Barat untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang terkait dengan sanitasi. Tujuan dan manfaat dari studi EHRA antara lain : mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan, memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi, menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung Barat. Indikator yang digunakan dalam studi EHRA ini adalah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Pembuangan Air Limbah Domestik, Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga, Perilaku Higiene, dan Kejadian Penyakit Diare Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi dengan proses Klastering yang sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga) yang dipilih secara proporsional dan random sistematis berdasarkan total RT per desa dengan jumlah sampel 100 Desa di Kabupaten Bandung Barat. Adapun jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden, dan jumlah sampel per desa 40 Responden dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 4000 responden. Yang menjadi responden adalah Ibu atau Anak perempuan yang sudah menikah, dan berumur 18 s/d 60 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan melibatkan kader sebagai enumerator, 31 (tiga puluh satu) Sanitarian serta 31 (tiga puluh satu) Tenaga Promles Puskesmas sebagai Supervisor dan 8 (delapan) UPTD Kesehatan sebagai Koordinator wilayah. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif, uji chi square dan system scoring untuk penetapan area berisiko. Hasil analisis deskriptif diketahui, hampir sebagian besar desa Kabupaten Bandung Barat mempunyai permasalahan pada indikator persampahan, dan air limbah domestik serta PHBS sementara untuk indikator sumber air dan genangan relatif kecil di seluruh desa. Proporsi kejadian diare diketahui sebesar 21% (dengan proporsi terbanyak kejadian diare pada waktu terlama menderita diare 6 bulan yang lalu). Hasil uji chi square diketahui terdapat hubungan antara pengelolaan sampah, frekuensi pengangkutan sampah,ketepatan waktu pengangkutan sampah,adanya genangan air, lantai dan dinding bebas dari tinja,jamban bebas dari kecoa dan lalat, keberfungsian penggelontor dengan kejadian penyakit diare (p<0.05).
Hasil kajian area berisiko didapatkan bahwa terdapat empat puluh sembilan (49) desa yang mempunyai risiko sangat tinggi (berwarna merah). satu (1) desa beresiko tinggi (warna kuning) yaitu desa cimareme kecamatan ngamprah. Seratus enam (106) desa beresiko sedang (warna biru) Serta sembilan (9) desa kurang beresiko (warna hijau).
DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR .......................................................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ vi DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................................... vii DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................................................... ix I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................1 II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA .........................................................................3 2.1. Penentuan Target Area Survey ...................................................................................3 2.2. Penentuan Jumlah Responden .................................................................................12 2.3. Penentuan RW/RT Dan Responden Di Area Survei .................................................12 III. HASIL STUDI EHRA ...............................................................................................................14 3.1. Identitas Responden .................................................................................................14 3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga .......................................................................19 3.3. Pembuangan Air Limbah Domestik ...........................................................................26 3.4. Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir ..........................................33 3.5. Pengelolaan Minum,masak,mencuci dan gosok gigi yang aman dan higiene ............40 3.6. Perilaku Higiene dan Sanitasi ....................................................................................47 3.7. Kejadian Penyakit Diare ............................................................................................50 3.8. Pengamatan Sekeliling Rumah .................................................................................51 3.8.1. Pengamatan Dapur dan Sekelilingnya ..........................................................52 3.8.1.a Pengamatan sumber air untuk minum,masak,mencuci alat minum, makan dan masak ...................................................................................52 3.8.1.b Penyimpanan dan penanganan air minum,masak,yang baik dan aman ...53 3.8.1.c Perilaku higiene dan sanitasi ...................................................................56 3.8.1.d Penanganan sampah rumah tangga di dapur ..........................................58 3.8.1.e Saluran pembuangan air limbah rumah tangga (SPAL) non tinja .............59 3.8.2. Pengamatan Kamar Mandi. ..........................................................................60 3.8.3. Pengamatan WC/Jamban .............................................................................61 3.8.3.a Cuci Tangan dengan Air dan Sabun ........................................................61 3.8.3.b Pembuangan air kotor/limbah tinja dan lumpur tinja.................................62 3.8.3.c Higiene di Jamban ...................................................................................63 3.8.4. Pengamatan Tempat Cuci Pakaian ..............................................................64 3.8.5. Pengamatan halaman/pekarangan/kebun ....................................................99 3.8.5.a Jarak dari tangki septik ke sumber air minimal 10 meter .........................66 3.8.5.b Pengelolaan sampah: daur ulang dan penggunaan kembali ....................66 3.8.5.c SPAL/drainase lingkungan,selokan/banjir ................................................70 3.9. Area Beresiko ...........................................................................................................74 3.9.1. Sumber air ....................................................................................................74 3.9.2. Air Limbah Domestik ....................................................................................76 3.9.3. Persampahan ...............................................................................................77 3.9.4. Genangan Air ...............................................................................................80 3.8.5. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) ............................................................81 3.8.6. Penetapan Area Berisiko ..............................................................................84
Halaman IV. PENUTUP ..............................................................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................90 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8 Tabel 3.9
Halaman Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko ..........................4 Hasil Klastering total 165 desa di Kabupaten Bandung Barat ..................................4 Hasil Klastering yang menjadi sampel studi EHRA .................................................9 Prosentase jumlah anak laki-laki dan perempuan yang tinggal di rumah berdasarkan kelompok umur per Klaster ..................................................................19 Prosentase waktu pembuatan dan pengosongan tangki septic ...............................29 Penyimpanan makanan Per klaster ........................................................................57 Hubungan antara kriteria sumber air dengan kejadian diare ...................................75 Hubungan antara air limbah domestik dengan kejadian diare ..................................77 Hubungan persampahan dengan kejadian penyakit diare ........................................79 Hubungan genangan air dengan kejadian penyakit diare .........................................80 Hubungan PHBS dengan kejadian diare ..................................................................82 Skor EHRA dan kategori risiko tiap desa .................................................................85
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Grafik 2.2 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13 Grafik 3.14 Grafik 3.15 Grafik 3.16 Grafik 3.17 Grafik 3.18 Grafik 3.19 Grafik 3.20 Grafik 3.21 Grafik 3.22 Grafik 3.23 Grafik 3.24 Grafik 3.25 Grafik 3.26 Grafik 3.27 Grafik 3.28 Grafik 3.29 Grafik 3.30 Grafik 3.31 Grafik 3.32 Grafik 3.33 Grafik 3.34 Grafik 3.35 Grafik 3.36 Grafik 3.37 Grafik 3.38 Grafik 3.39 Grafik 3.40
Halaman Distribusi total desa per klaster ..............................................................................8 Distribusi desa yang menjadi sampel .......................................................................11 Hubungan responden dengan kepala keluarga .......................................................15 Kelompok umur responden ......................................................................................15 Kepemilikan rumah ..................................................................................................16 Pendidikan responden .............................................................................................17 Kepemilikan surat keterangan tidak mampu (SKTM) atau sejenisnya ......................17 Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ....................................18 Keberadaan anak responden ...................................................................................18 Kondisi sampah di lingkungan rumah ......................................................................20 Cara pengelolaan sampah rumah tangga ................................................................21 Melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang .....................................................22 Jenis sampah yang dipisahkan atau dipilah sebelum dibuang .................................23 Frekuensi petugas mengangkut sampah dari rumah responden ..............................24 Layanan pengangkutan sampah ..............................................................................25 Biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah ..............25 Tempat anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin BAB .................................26 Perilaku orang lain (diluar anggota keluarga) yang masih sering BAB di tempat Terbuka ..................................................................................................................27 Kepemilikan Jamban Pribadi....................................................................................28 Jenis kloset yang dipakai di rumah .........................................................................28 Tempat penyaluran akhir tinja ..................................................................................29 Tangki septik suspect aman.....................................................................................31 Siapa yang mengosongkan tangki septik .................................................................31 Tempat pembuangan lumpur tinja............................................................................32 Anak umur 0-5 Tahun di rumah masih terbiasa BAB di lantai,kebun,jalan,selokan Atau got ...................................................................................................................33 Kepemilikan sarana pembuangan air limbah selain tinja ..........................................34 Pembuangan air limbah dari dapur ..........................................................................35 Pembuangan air limbah dari kamar mandi ...............................................................35 Pembuangan air limbah dari tempat cuci pakaian ....................................................36 Pembuangan air limbah dari wastafel ......................................................................36 Kepernahan banjir di rumah atau dilingkungan sekitar rumah ..................................37 Rutinitas dan kondisi ketika banjir ............................................................................38 Tinggi air yang memasuki rumah .............................................................................38 Kepernahan WC terendam banjir .............................................................................39 Lama banjir mengering ............................................................................................39 Kepernahan dalam kesulitan mendapatkan air untuk kehidupan sehari-hari ............43 Kepuasan responden terhadap kualitas air yang digunkan ......................................44 Jarak sumber air ke tempat pembuangan tinja .........................................................45 Pengolahan/Penanganan air sebelum digunakan untuk minum dan masal ..............45 Penyimpanan air yang telah diolah di tempat yang aman ........................................46 Cara pengambilan air untuk minum,masak,cuci piring gelas dan gosok gigi dari tempat penyimpanan ........................................................................................47 memakai sabun pada hari ini atau kemarin ..............................................................48
Grafik 3.41 Grafik 3.42 Grafik 3.43 Grafik 3.44 Grafik 3.45 Grafik 3.46 Grafik 3.47 Grafik 3.48 Grafik 3.49 Grafik 3.50 Grafik 3.51 Grafik 3.52 Grafik 3.53 Grafik 3.54 Grafik 3.55 Grafik 3.56 Grafik 3.57 Grafik 3.58 Grafik 3.59 Grafik 3.60 Grafik 3.61 Grafik 3.62 Grafik 3.63 Grafik 3.64 Grafik 3.65 Grafik 3.66 Grafik 3.67 Grafik 3.68 Grafik 3.69 Grafik 3.70 Grafik 3.71 Grafik 3.72 Grafik 3.73 Grafik 3.74 Grafik 3.75 Grafik 3.76 Grafik 3.77 Grafik 3.78 Grafik 3.79 Grafik 3.80 Grafik 3.81
Penggunaan sabun oleh anggota keluarga ..............................................................48 Tempat anggota keluarga biasa mencuci tangan .....................................................49 Waktu anggota keluarga biasa mencuci tangan .......................................................49 Waktu terdekat anggota keluarga terkena penyakit diare .........................................50 Anggota keluarga yang terakhir menderita diare ......................................................51 Pengamatan sumber air untuk minum,masak dan mencuci alat minum,makan Dan masak ..............................................................................................................53 Penyimpanan air minum masak yang baik dan aman ..............................................53 Penanganan air minum&masak yang baik dan aman ..............................................55 Ketersediaan air untuk mencuci tangan di dapur (pengamatan) ..............................56 Ketersediaan sabun untuk mencuci tangan dan mencuci peralatan di dapur ...........56 Wadah tempat pengumpul sampah di dapur ............................................................58 Saluran pembuangan air limbah rumah tangga non tinja .........................................59 Ketersediaan sabun dan shampoo di kamar mandi..................................................60 SPAL air bekas mandi,cuci tangan dan wastafel ......................................................60 Keberadaan jentik nyamuk dalam tempat penampungan air ....................................61 Ketersediaan air dan sabun untuk fasilitas cuci tangan di WC .................................61 Tipe WC/Jamban yang digunakan ..........................................................................62 Saluran WC/jamban terhubungkan ..........................................................................62 Higiene di Jamban ...................................................................................................63 Ketersediaan sabun cuci/shampoo, sabun cuci tangan du tempat cuci pakaian.......64 Sumber air yang digunakan untuk mencuci tangan ..................................................64 Pembuangan air limbah bekas cucian .....................................................................65 Jarak tangki septik ke sumber air bersih minimal 10 meter ......................................66 Cara mengelola sampah ..........................................................................................66 Sekeliling rumah bersih dari sampah .......................................................................67 sampah terlihat dipilah/dipisahkan ...........................................................................68 Jenis sampah yang dipilah pada responden yang memilah sampah .......................68 Keberadaan tempat pembuatan kompos ................................................................69 Kompos yang dibuat dapat dipergunakan ................................................................70 Genangan air ...........................................................................................................70 Tempat adanya genangan air ..................................................................................71 Asal air yang tergenang ...........................................................................................71 Halaman bersih dari benda yang menyebabkan air tergenang.................................72 Saluran air hujan dekat rumah .................................................................................72 Air di saluran dapat mengalir ...................................................................................73 Saluran air bersih dari sampah ................................................................................73 Area beresiko menurut sumber air ...........................................................................75 Resiko air limbah domestik per klaster .....................................................................76 Resiko masalah persampahan .................................................................................78 Resiko genangan air ................................................................................................80 Resiko PHBS ...........................................................................................................82
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1. Diagram 3.2. Diagram 3.3 Diagram 3.4 Diagram 3.5 Diagram 3.6 Diagram 3.7 Diagram 3.8 Diagram 3.9 Diagram 3.10 Diagram 3.11 Diagram 3.12 Diagram 3.13 Diagram 3.14 Diagram 3.15 Diagram 3.16 Diagram 3.17
Halaman Kategori Pelayanan Sampah ..................................................................................22 Pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang ........................................................11 Sumber air untuk minum .........................................................................................40 Sumber air untuk masak ..........................................................................................41 Sumber air untuk mencuci piring dan gelas.............................................................41 Sumber air untuk mencuci pakaian ..........................................................................42 Sumber air untuk gosok gigi.....................................................................................42 Sumber air untuk minum, masak&mencuci alat minum,makan,dan memasak .........52 Penyimpanan air minum&masak yang baik dan aman .............................................54 Penanganan air minum masak yang baik dan aman ................................................55 Penyimpanan makanan ...........................................................................................56 Hasil pengamatan sampah dipilah di Tingkat rumah tangga ....................................67 Jenis sampah yang yang dipilah/dipisahkan ............................................................68 Area beresiko sumber air .........................................................................................69 Area beresiko air limbah dometik .............................................................................76 Area beresiko persampahan ....................................................................................78 Area beresiko PHBS ................................................................................................81
BAB 1 PENDAHULUAN
Sudi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh kabupaten/Kota karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat. 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda. 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang. 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan/desa. 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa. Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti : A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup : 1. Sumber air minum. 2. Layanan pembuangan sampah. 3. Jamban. 4. Saluran pembuangan air limbah. B. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higienitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM:
1. Buang Air Besar. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun. 3. Pengelolaan air minum rumah tangga. 4. Pengelolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)
Adapun tujuan dan manfaat dari studi EHRA adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan. 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi. 3. Memberikan informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan.
Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dan di seluruh Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah minimal 8 RT dalam satu desa, dan jumlah responden per per RT minimal 5 Responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa minimal 40 responden. Responden dalam studi EHRA ini adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.
BAB 2 METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
2.1.
Penentuan Target Area Survey Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses
yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Bandung Barat yang mempunyai area yang sangat luas. Di Kabupaten Bandung Barat pengambilan sampel dilakukan pada 100 Desa dari Total Desa 165 yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. 2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat 4. Daerah terkena banjir/genangan dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Bandung Barat menghasilkan katagori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1. Wilayah desa yang terdapat pada klaster tertentu
dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili desa lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko.
Tabel 2.1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko
Katagori Klaster
Kriteria
Klaster 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko.
Klaster 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klastering wilayah di Kabupaten Bandung Barat menghasilkan kategori klaster sebagaimana dipelihatkan pada Tabel.2.2. Adapun hasil total klastering 165 Desa berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh serta kesepakatan Camat dan POKJA dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.2. Hasil Klastering Total 165 Desa di kabupaten Bandung Barat REKAPITULASI KLASTER KECAMATAN DAN DESA KABUPATEN BANDUNG BARAT - PROVINSI JAWA BARAT 2013 KRITERIA KLASTER No.
I 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan & Desa
Kecamatan Cikalong Wetan Ciptagumati Desa cikalong Desa cipada Desa Cisomangbarat Desa Ganjarsari Desa Kanangsari Desa Desa Desa
Mandalasari Mandalamukti
Kepadatan Penduduk
Jumlah KK Miskin
Terlewati sungai/draina se/irigasi
Daerah rawan banjir
Klast er
Jumlah RT
Jumlah KK per kelurahan
√ -
√ -
√ √ √ √
-
2 1 2 1
50 89 43 42
2197 3065 2169 1932
-
√ -
√ √
-
2 1
43 36
2128 1523
-
-
√ √
-
1 1
66 58
3096 2640
-
√ √ -
√ √ √ √ √
-
2 1 1 2 1
49 61 70 47 24
2220 2378 3017 1954 1611
-
√ √
-
-
1 1
31 49
1584 1227
Cipendeuy Ciroyom Jatimekar Margalaksana Margaluyu Nanggeleng Nyenang Sirnagalih Sirnaraja
√ -
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ -
2 1 2 1 0 3 1 1 2
40 34 56 43 35 57 35 35 46
1774 1595 1968 2656 1158 2536 1457 1756 1292
Sukahaji
-
√
-
-
1
36
2170
1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Padalarang Campaka mekar Desa Ciburuy Desa Cimerang Desa Cipeundeuy Desa Jaya Mekar Desa Kertajaya Desa Kertamulya Desa
√ √ √ √ √ √
√ -
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
2 2 3 3 2 3 3
72 65 33 60 102 84 108
3347 4305 2492 4057 4819 4533 5515
8 9 10
Desa Desa Desa
Laksana Mekar Padalarang Tagog Apu
√
√ -
√ √
√ √ -
3 1 2
83 128 61
2872 7198 3224
IV 1 2 3 4 5
Kecamatan Cipatat Cipatat Desa Ciptaharja Desa Cirawa Mekar Desa Citatah Desa Gunung Masigit Desa
-
√ √ √ √
√ √ √ -
-
2 2 0 2 1
69 96 46 87 83
3548 3602 2025 4403 4874
6 7 8 9 10 11 12
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
-
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
-
2 1 2 2 2 2 2
60 47 40 35 96 39 44
2232 2039 2428 1728 4741 1859 1877
V 1 2
Kecamatan Ngamprah Ngamprah Desa Cimareme Desa
√
√ √
√ √
√
2 4
34 42
1798 3074
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Cilame Tanimulya Cimanggu Bojongkoneng Margajaya Mekarsari Gadobangkong Sukatani Pakuhaji
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
3 3 2 2 3 3 3 2 3
146 157 40 73 73 38 64 34 40
8444 8339 1996 4151 4076 3155 3588 1987 2247
VI
Kecamatan Batujajar Batujajar Barat Desa Batujajar Timur Desa
√ √
√ √
√ -
-
3 2
86 49
4205 3980
Mekarjaya Puteran Rende Tenjolaut Wangunjaya
9 10 11 12 13
Desa Desa Desa Desa Desa
II 1 2
Kecamatan Cipeundeuy Bojong mekar Desa Ciharashas Desa
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
12
Desa
III
1 2
Kerta Mukti Mandala Sari Mandala Wangi Nyalindung Rajamandala Kulon Sari Mukti Sumur Bandung
3 4 5 6 7 8 9 10
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Cangkorah Galanggang Giriasih Pangauban Selacau Cikande Jati Girimukti
√ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
-
3 2 1 3 3 1 1 2
41 72 54 51 37 31 29 29
2963 4750 3189 3651 3081 1487 1379 1778
11 12 13
Desa Desa Desa
bojonghaleuang cipageran Saguling
-
√ √ √
√ √
-
1 2 2
26 21 22
1161 965 2265
VII 1 2 3 4 5
Kecamatan Cililin Cililin Desa Budiharja Desa Batulayang Desa Bongas Desa Karang Anyar Desa
√ √ √ -
√ √ √ √
√ √ √ √ √
-
3 3 1 3 2
50 38 43 50 41
3523 1836 2903 3030 2324
6 7 8 9 10 11
Desa Desa Desa Desa Desa Desa
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
-
2 2 2 2 2 3
45 34 34 78 42 73
2378 974 1271 3683 1374 3849
VIII 1 2
Kecamatan Cihampelas Cihampelas Desa Cipatik Desa
√ √
√ √
√ √
-
3 3
76 33
4550 2704
3 4 5 6 7 8 9 10
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
√ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
-
3 2 3 3 1 3 2 2
39 64 53 43 43 58 30 40
3853 3316 3692 2145 2540 3360 1953 2736
IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan Sindangkerta Cintakarya Desa Sindangkerta Desa Buninagara Desa Cikadu Desa Cicangkang Girang Desa Mekarwangi Desa Pasirpogor Desa Puncaksari Desa Rancasenggang Desa Weninggalih Desa
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ -
3 3 3 3 1 1 1 1 3 0
37 47 40 43 56 58 37 28 47 51
1242 1431 1049 1581 2301 1819 1386 1157 1239 1557
11
Desa
-
-
√
√
2
65
1685
X
Kecamatan Gununghalu
1 2 3 4 5 6 7
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Cilangsari Sindangjaya Bunijaya Sirnajaya Gununghalu Celak Wargasaluyu
-
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
3 2 2 3 3 3 3
68 53 58 84 29 79 40
2959 2215 3107 3644 1491 3253 1742
8
Desa
Sukasari
9
Desa
Tamanjaya
-
√ √
√ √
√ -
3 2
61 60
2128 2007
XI
Kecamatan Rongga
Karang Tanjung Karya Mukti Kidang Pananjung Muka Payung Nanggerang Ranca Panggung
Citapen Mekarmukti Mekarjaya Tanjungjaya Tanjungwangi Pataruman Singajaya Situwangi
Wangunsari
-
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
3 3 3 3 3 3 3 3
72 56 48 54 53 59 54 62
1910 2215 1712 2353 1772 1922 2119 2438
-
√ √ √ √ √
√ √ √ -
-
0 1 0 2 2 1 1 1
29 45 48 41 27 26 34 36
1964 3060 2995 2076 1647 1365 1728 1573
√
√ √ √ √
√ √ -
-
1 2 1 0 1 2
29 26 31 28 24 31
1495 1437 1445 1324 1430 1476
√
√ -
√ √
-
2 2
66 46
3124 2761
Cikahuripan Cikidang Cikole Gd. Kahuripan Jayagiri Kayuambon Langensari Lembang Mekarwangi Pagerwangi
√ √ √ -
√ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ -
1 2 2 1 2 3 1 1 3 1
58 48 66 56 70 36 54 57 40 68
2752 2355 1323 3271 3939 145 2215 3613 1546 231
Sukajaya Suntenjaya Wangunharja Wangunsari
√ √
√ √ √ -
√ √ √ √
-
3 2 2 2
56 47 39 54
342 192 1793 2819
√ -
-
√ √ √ √
√ -
1 3 1 1
52 70 55 61
3041 2875 3179 2972
Tugu mukti Pasir Halang Cipada Sadang Mekar
-
-
√ √ -
√ -
1 2 0 0
44 44 36 32
1899 1851 1926 1677
1 2 3 4
Kecamatan Parongpong Cihanjuang Desa Cihideung Desa Cigugurgirang Desa Ciwaruga Desa
√ √ √ √
√ -
-
-
1 2 1 1
63 59 68 77
4702 3695 3906 3433
5
Desa
6 7
Desa Desa
√ -
√ -
√ -
-
2 1 0
61 50 52
4155 2416 2818
1 2 3 4 5 6 7 8 XII
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Cibedug Bojong Bojongsalam cibitung Cicadas Cinengah Sukamanah Sukaresmi
1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Cipongkor Sarinagen Desa Baranangsiang Desa Citalem Desa Cijenuk Desa Cijambu Desa Cibenda Desa Cintaasih Desa Cicangkanghilir Desa
9 10 11 12 13 14
Desa Desa Desa Desa Desa Desa
XIII 1 2
Kecamatan Lembang Cibodas Desa Cibogo Desa
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
12 13 14 15 16
Desa Desa Desa Desa Desa
XIV 1 2 3 4
Kecamatan Cisarua Pada Asih Desa Jambu Dipa Desa Kertawangi Desa Pasir langu Desa
5 6 7 8
Desa Desa Desa Desa
XV
Girimukti Karangsari Mekarsari Neglasari Sirnagalih Sukamulya
Sariwangi Karyawangi Cihanjuaang RHY
Hasil klastering wilayah kelurahan di Kabupaten Bandung Barat yang terdiri atas 165 Desa menghasilkan distribusi sebagai berikut: 1) klaster 0 sebanyak 9 desa. 2) klaster 1 sebanyak 48 desa 3) klaster 2 sebanyak 58 desa 4) klaster 3 sebanyak 49 desa 5) dan klaster 4 sebanyak 1 desa Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 2.1 Distribusi Total Desa Per Klaster
Jumlah Desa Hasil Klastering Total Wilayah 70 60 50 40 30 20 10 0 jumlah Desa
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
9
48
58
49
1
Dari hasil klastering tersebut, kemudian kita memilih sampel desa secara random, berdasarkan kemampuan anggaran biaya survey yang tersedia dikabupaten serta proporsi atau kerepresentatifan jumlah dan desa yang menjadi sampel yang tentu saja tidak mengurangi tingkat representatif wilayah dari tiap klaster. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya: 1.
Menentukan jumlah total sampel yang akan diambil dalam skala kabupaten (4000 sampel)
2.
Jumlah responden (sampel) per desa=40, maka jumlah desa area survey adalah Ndk = 4000/40=100 desa
3.
Menghitung proporsi jumlah desa di tiap klaster
4.
Mendistribusikan Ndk (jumlah desa) ke setiap klaster desa secara proporsional sehingga diperoleh jatah jumlah desa area survey tiap klasternya.
5.
Memilih desa pada setiap klaster secara random sampai tercapai jatah jumlah desa di tiap klasternya.
Sehingga diperolehlah sampel desa yang terpilih diantaranya: Tabel 2.3 Hasil klastering Desa yang menjadi sampel studi EHRA SAMPEL DESA PADA STUDY EHRA KABUPATEN BANDUNG BARAT - PROVINSI JAWA BARAT 2013 KRITERIA KLASTER No .
Kecamatan & Kelurahan
Kepadatan Penduduk
Jumlah KK Miskin
Terlewati sungai/drain ase/irigasi
Daerah rawan banjir
Klas ter
Jumlah RT
Jumlah KK per kelurahan
I 1 2 3 4 5 6 7 II 1 2 3 4 5 6 7 III 1 2 3 4 5 6
Kecamatan Cikalong Wetan Desa cikalong Desa Cisomangbarat Desa Ganjarsari Desa Mandalamukti Desa Puteran Desa Tenjolaut Desa Wangunjaya
-
√ √ -
√ √ √ √ √ √ √
-
1 1 2 1 1 2 1
89 42 43 58 61 47 24
3065 1932 2128 2640 2378 1954 1611
Kecamatan Cipeundeuy Desa Ciharashas Desa Ciroyom Desa Jatimekar Desa Margalaksana Desa Margaluyu Desa Nanggeleng Desa Sirnaraja
-
√ √ √ √ √ √
√ √ √
√ -
1 1 2 1 0 3 2
49 34 56 43 35 57 46
1227 1595 1968 2656 1158 2536 1292
Kecamatan Padalarang Desa Campaka mekar Desa Ciburuy Desa Cimerang Desa Cipeundeuy Desa Jaya Mekar Desa Kertamulya
√ √ √ √ √
√ -
√ √ √ √ √ √
√ √
2 2 3 3 2 3
72 65 33 60 102 108
3347 4305 2492 4057 4819 5515
7 8 IV
Desa Laksana Mekar Desa Padalarang Kecamatan Cipatat
-
√
√
√
3
83
2872
-
-
-
√
1
128
7198
1 2 3 4 5 6 V 1 2 3 4 5 6 7 VI 1
Desa Citatah Desa Gunung Masigit Desa Kerta Mukti Desa Mandala Wangi Desa Nyalindung Desa Rajamandala Kulon Kecamatan Ngamprah Desa Cimareme Desa Cilame Desa Tanimulya Desa Cimanggu Desa Margajaya Desa Mekarsari Desa Sukatani
-
√
√
-
2
87
4403
-
√ √ √ √ √
√ √ √ √
-
1 2 2 2 2
83 60 40 35 96
4874 2232 2428 1728 4741
√ √ √ √ √ √
√ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ -
4 3 3 2 3 3 2
42 146 157 40 73 38 34
3074 8444 8339 1996 4076 3155 1987
Kecamatan Batujajar Desa Batujajar Timur
√
√
-
-
2
49
3980
2 3 4 VII 1 2 3
Desa Pangauban Desa Selacau Desa Saguling Kecamatan Cililin Desa Budiharja Desa Batulayang Desa Karang Tanjung
√ √ -
√ √ √
√ √ √
-
3 3 2
51 37 22
3651 3081 2265
√ -
√ √
√ √ √
-
3 1 2
38 43 45
1836 2903 2378
4
Desa
Karya Mukti
-
√
√
-
2
34
974
5
Desa
Muka Payung
-
√
√
-
2
78
3683
6 VII I 1 2 3 4 5 6 7 IX 1 2 3 4 5 6 7 8 X 1 2 3 4 5 XI 1 2 3 4 5 XII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XII I 1 2 3 4 5 6 7 8
Desa
Nanggerang
-
√
√
-
2
42
1374
Kecamatan Cihampelas Desa Cihampelas Desa Citapen Desa Mekarmukti Desa Mekarjaya Desa Tanjungjaya Desa Tanjungwangi Desa Pataruman
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
-
3 3 2 3 3 1 3
76 39 64 53 43 43 58
4550 3853 3316 3692 2145 2540 3360
Kecamatan Sindangkerta Desa Sindangkerta Desa Cikadu Desa Mekarwangi Desa Pasirpogor Desa Puncaksari Desa Rancasenggang Desa Weninggalih Desa Wangunsari
-
√ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √
√ √ √ √
3 3 1 1 1 3 0 2
47 43 58 37 28 47 51 65
1431 1581 1819 1386 1157 1239 1557 1685
-
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ -
2 2 3 3 2
53 58 84 29 60
2215 3107 3644 1491 2007
-
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
3 3 3 3 3
48 54 59 54 62
1712 2353 1922 2119 2438
Kecamatan Cipongkor Desa Sarinagen Desa Cijenuk Desa Cijambu Desa Cibenda Desa Cintaasih Desa Mekarsari Desa Neglasari Desa Sirnagalih Desa Sukamulya
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ -
-
0 2 2 1 1 1 0 1 2
29 41 27 26 34 31 28 24 31
1964 2076 1647 1365 1728 1445 1324 1430 1476
Kecamatan Lembang Desa Cikahuripan Desa Cikidang Desa Cikole Desa Jayagiri Desa Kayuambon Desa Langensari Desa Lembang Desa Sukajaya
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ -
1 2 2 2 3 1 1 3
58 48 66 70 36 54 57 56
2752 2355 1323 3939 145 2215 3613 342
Kecamatan Gununghalu Desa Sindangjaya Desa Bunijaya Desa Sirnajaya Desa Gununghalu Desa Tamanjaya Kecamatan Rongga Desa Bojongsalam Desa cibitung Desa Cinengah Desa Sukamanah Desa Sukaresmi
9 10 XI V 1 2 3 4 5 6 X V 1 2 3 4 5
Suntenjaya Wangunsari
√
√ -
√ √
-
2 2
47 54
192 2819
Kecamatan Cisarua Desa Pada Asih Desa Jambu Dipa Desa Kertawangi Desa Pasir langu Desa Tugu mukti Desa Cipada
√ -
-
√ √ √ √ √ -
√ -
1 3 1 1 1 0
52 70 55 61 44 36
3041 2875 3179 2972 1899 1926
Kecamatan Parongpong Desa Cihanjuang Desa Cihideung Desa Cigugurgirang Desa Sariwangi Desa Karyawangi
√ √ √ √ -
√ √
√ -
-
1 2 1 2 1
63 59 68 61 50
4702 3695 3906 4155 2416
Desa Desa
Untuk lebih jelasnya distribusi desa yang etrpilih menjadi sampel dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 2.2 Distribusi Desa Yang Terpilih Menjadi Sampel
Jumlah Sampel Desa dalam Study EHRA 40 35 30 25
20 15 10 5 0 Jumlah Desa
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
5
29
35
30
1
Hasil sampling desa yang diperoleh berdasarkan rumus proporsi jumlah desa per klaster dibagi jumlah desa di Kabupaten Bandung Barat dikali jumlah total desa yang akan disampling di Kabupaten Bandung Barat. Sehinngga diperoleh jumlah sampel terkecil di klaster 4 sebesar 1 desa, karena memang daerah yang memiliki 4 indikasi kriteria lingkungan beresiko, sedangkan yang tertinggi desa yang menjadi sample diklaster 2 (35 desa) dari total desa 58 desa.
2.2
Penentuan Jumlah Responden Jumlah sampel untuk tiap Desa minimal sebesar 40 responden. Sementara itu jumlah sampel RT
per Desa minimal 8 RT yang dipilih secara random dan mewakili semua RT yang ada di Desa tersebut. Jumlah responden per Desa minimal 40 rumah tangga harus tersebar secara proporsional di 8 RT terpilih dan pemilihan responden juga secara random, sehingga akan ada minimal 5 responden per RT. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 447.064 KK (sumber: BKKBN KBB, 2012) maka
jumlah sampel minimum yang harus dipenuhi adalah sebanyak 399. Namun demikian untuk keperluan keterwakilan desa berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Bandung Barat menetapkan 100 Desa dari 165 Desa terpilih menjadi sampel, sehingga jumlah sampel yang diambil berdasarkan rekapitulasi klastering Desa adalah sebanyak 4000 responden.
2. 3
Penentuan RW/RT dan Responden di Area Survei Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah RT. Karena itu, data RT
per RW per kelurahan harus dikumpulkan sebelum memilih RT. Adapun tahapan penentuan RT terpilih, sebagai berikut.
Mengurutkan RT per RW per kelurahan.
Menentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil. Jumlah total RT kelurahan : X. Jumlah RT yang akan diambil : Y
Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z
Untuk menentukan RT pertama, maka dilakukan secara kocokan atau mengambil secara acak angka antara 1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh adalah 3.
Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst. Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling), hal ini
bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah sbb. 1.
Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk langsung.
2.
Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5
3.
Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2
4.
Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst.
BAB 3 HASIL STUDI EHRA
Identitas Responden
3.1
Bagian ini memaparkan sejumlah variabel sosio-demografis di Kabupaten Bandung Barat. Variabel-variabel tersebut diantaranya : usia responden, status kepemilikan rumah yang ditempati, pendidikan responden, status kepemilikan SKTM, kepemilikan Jaminan Kesehatan Daerah (jamkesda), kepemilikan anak, usia anak. Sejumlah variabel sosio-demografis dipelajari karena keterkaitannya yang cukup erat dengan masalah sanitasi dan keberimbangan informasi yang didapatkan. Misalnya Usia responden akan diduga akan mempengaruhi kualitas jawaban dan pemahaman responden terhadap varibel yang dipertanyakan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap keajegan dan keabsahan informasi. Pendidikan responden juga dapat mempengaruhi terhadap pengetahuan responden mengenai ilmu dan berbagai informasi serta dapat pula berpengaruh terhadap pemahaman responden baik mengenai variabel yang ditanyakan ataupun terhadap langkah dan kepedulian responden akan lingkungan dan sanitasi . Jumlah anak di sebuah rumah berhubungan dengan besarnya kebutuhan fasilitas sanitasi. Semakin banyak jumlah anak, maka semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan. Usia anak termuda menggambarkan besaran population at risk di wilayah yang dipelajari. Rumah tangga yang memiliki balita memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah sanitasi dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki balita. Hal ini disebabkan karena balita merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh masalah sanitasi, seperti diare. Status kepemilikan SKTM dan JAMKESDA dapat menjadi merupakan indikator tingkat kesejahteraan keluarga yang tentunya berbanding lurus terhadap status ekonomi dan dapat mempengaruhi apakah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar nya termasuk sanitasi yang layak. Variabel lain yang terkait dengan status rumah akan lebih dikaitkan dengan potensi partisipasi warga dalam pengembangan program sanitasi.Secara mendasar, perbedaan-perbedaan karakteristik ini akan menuntut perbedaan pendekatan program. Seperti dipaparkan dalam bagian metodologi, responden ini adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berusia 18-60 tahun, karena diharapkan ibu dan anak perempuan yang telah menikah selain merupakan sosok yang diduga paling sering melakukan aktifitas dilingkungan rumah serta menguasai informasi seputar rumah dan variabel lain yang dipertanyakan, dan jenjang usia 18-60
tahun merupakan jenjang usia dewasa dan diperkirakan dapat memahami dan memberikan informasi yang dibutuhkan namun jika ada responden yang memenuhi batas usia tersebut tetapi responden terlihat dan terdengar tidak cukup cakap untuk merespon pertanyaan-pertanyaan, maka responden bisa diganti oleh anggota keluarga yang lain yang usianya memenuhi syarat. Grafik 3.1 Hubungan Responden Dengan Kepala Keluarga A.8 Hubungan responden dengan kepala keluarga/rumah tangga
Hubungan Responden Dengan Kepala Keluarga
Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Istri
96.0
98.3
98.4
98.2
100.0
98.2
Anak
4.0
1.7
1.6
1.8
.0
1.8
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah istri (98%), berarti responden terbanyak adalah ibu-ibu, sedangkan prosentasi responden anak perempuan yang sudah menikah sebesar 2%. Grafik 3.2 Kelompok Umur Responden B.1 Berapakah usia Anda/Ibu?
Kelompok Umur Responden 45.0 40.0 35.0 Prosentase
30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
<= 20 tahun
2.0
3.2
3.3
2.4
.0
2.9
21 - 25 tahun
12.1
7.9
7.4
6.7
2.5
7.5
26 - 30 tahun
18.1
14.7
14.5
12.6
5.0
14.1
31 - 35 tahun
15.1
17.3
17.3
15.8
15.0
16.7
36 - 40 tahun
18.6
16.9
17.0
16.6
20.0
17.0
41 - 45 tahun
14.6
13.9
14.1
16.7
15.0
14.9
> 45 tahun
19.6
26.1
26.4
29.3
42.5
27.0
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa umur responden >45 tahun merupakan kelompok responden terbanyak secara keseluruhan dibandingkan kelompok umur lainnya. Klaster 4 (42.5%) merupakan klaster dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur >45 tahun, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur >45 tahun berada di klaster 0 (19.6%). Kelompok umur responden <20 tahun merupakan kelompok umur terkecil di 4 klaster, sebesar <3%, dan relatif dapat diabaikan. Grafik 3.3 Kepemilikan Rumah B.2 Apa status rumah yang Ibu tempati saat ini?
Status Kepemilikan Rumah 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Milik sendiri
93.5
87.1
85.7
83.0
100.0
85.8
Rumah dinas
.0
2.2
1.6
.1
.0
1.3
Berbagi dengan keluarga lain
.5
.9
1.2
1.1
.0
1.1
Sewa
1.0
.1
.6
1.3
.0
.7
Kontrak
.0
.9
1.1
1.2
.0
1.0
Milik orang tua
5.0
8.2
9.6
13.3
.0
10.0
Lainnya
.0
.5
.1
.1
.0
.2
Berdasarkan grafik status kepemilikan rumah responden, secara keseluruhan sebagian besar berstatus milik sendiri, wilayah klaster 4 merupakan wilayah dengan proporsi terbesar (100%) sedangkan klaster 3 merupakan wilayah dengan prosentase terkecil dengan kepemilikan rumah sendiri (83%). Prosentase terbesar kedua milik orang tua, dan klaster yang terbesar pada status milik orang tua ada diwilayah klaster 3 (13%), dan proporsi terbesar diwilayah klaster 0 (5%). Sedangkan rumah dinas,berbagi dengan keluarga, sewa,kontrak,dan lainnya dibawah 2%.
Grafik 3.4 Pendidikan Responden B.3 Apa pendidikan terakhir Ibu?
Pendidikan Responden Prosentase
80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Tidak sekolah formal
3.5
6.2
7.1
6.3
2.5
Total 6.4
SD
70.0
62.0
59.7
55.8
22.5
59.4
SMP
17.5
18.9
20.1
21.8
45.0
20.4
SMA
6.0
9.4
9.7
12.4
22.5
10.4
SMK
1.0
1.0
1.4
1.8
2.5
1.4
Universitas/Akademi
2.0
2.4
2.1
1.8
5.0
2.1
Dari grafik diatas dapat diketahui prosentase pendidikan 3 terbesar adalah SD (59%), SMP (20%) dan SMA (10%). Dengan proporsi terbesar pendidikan responen SD di klaster 0 (70%), SMP di klaster 4 (45%) dan SMA di klaster 4 (22%). Sedangkan prosentase secara keseluruhan pendidikan responden yang paling rendah dari Universitas/Akademi sebesar (2.1%). Grafik 3.5 Kepemilikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Atau sejenisnya B.4 Maaf, apakah Ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau sejenisnya dari desa/kelurahan?
Prosentase
Kepemilikan SKTM Atau Sejenisnya 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Ya
34.5
27.7
25.6
22.7
22.5
25.7
Tidak
65.5
72.3
74.4
77.3
77.5
74.3
Dari grafik tersebut kita dapat mengetahui bahwa responden yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau sejenisnya secara keseluruhan berkisar 26%, dengan proporsi terbanyak diwilayah klaster 0 (34.5%), dan proporsi terendah diklaster 4 (22.5%). Sedangkan secara keseluruhan sebagian besar responden tidak memiliki SKTM (74%).
Grafik 3.6 Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan daerah (Jamkesda) B.5 Apakah Ibu mempunyai Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)?
Prosentase
Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Ya
41.5
31.5
34.5
29.5
32.5
32.5
Tidak
58.5
68.5
65.5
70.5
67.5
67.5
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki kartu jaminan kesehatan daerah (67.5%). Secara keselruhan responden yang memiliki jamkesda sebesar 32.5% dimana proporsi terbesar di klaster 0 (41.5%) dan terendah di klaster 3 (29.5%). Grafik 3.7 Keberadaan Anak Responden B.6 Apakah Ibu mempunyai anak?
Prosentas
Keberadaan Anak Responden 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Ya
95.0
91.5
92.4
92.3
92.5
92.2
Tidak
5.0
8.5
7.6
7.7
7.5
7.8
Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki anak dengan proporsi terbesar di klaster 0 (95%), terendah di klaster 1(91.5%). dan hanya sebagian kecil (8%) responden tidak memiliki anak dengan proporsi terbesar wilayah yang tidak memiliki anak di klaster 1 (8.5%). Table berikut merupakan detail gambaran per klaster jumlah anak laki-laki dan anak perempuan yang tinggal dirumah.
Tabel 3.1 Prosentase Jumlah anak laki-laki dan perempuan yang tinggal dirumah berdasarkan kelompok umur per klaster B.7 dan B.8 Berapa Jumlah anak laki-laki/ Perempuan yang tinggal di rumah ini dengan kelompok umur :
Katagori Usia
Jenis Kelamin
Keberadaan Anak
< 2 Tahun
Laki-Laki
Perempuan
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Tidak Ada
90
90
91
93
100
92
Ada
10
10
9
7
0
8
Tidak Ada
93
92
94
94
100
93
Ada 2-5 tahun
Laki-Laki
Perempuan 6-12 Tahun
Laki-Laki
Perempuan
>12 tahun
Laki-Laki
Perempuan
Total
7
8
6
6
0
7
Tidak Ada
80
84
85
84
92
84
Ada
20
16
15
16
8
16
Tidak Ada
85
85
85
85
87
85
Ada
15
15
15
15
13
15
Tidak Ada
69
69
71
71
87
70
Ada
31
31
29
29
13
30
Tidak Ada
74
75
74
73
75
74
Ada
26
25
26
27
25
26
Tidak Ada
60
56
64
53
52
58
Ada
40
44
36
47
48
42
Tidak Ada
64
65
67
60
57
64
Ada
36
35
33
40
43
36
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki anak usia balita (<2 tahun dan 2– 5 tahun) , usia <2 tahun dibawah 8%, usia 2-5 tahun dibawah 16%. Kepemilikan anak usia 6-12 tahun kurang dari 30% dan yang tertinggi kepemilikan anak usia >12 tahun kurang dari 42%. Proporsi keluarga yang memiliki balita jumlahnya cukup dapat diperhitungkan sebesar 18%, hal ini perlu menjadi pertimbangan dan perhatian bahwa balita merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare.
Tabel 3.2
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pada bagian pengelolaan sampah rumah tangga, EHRA menelusuri sejumlah aspek yang mencakup 1) kondisi sampah di lingkungan rumah, 2) pengelolaan sampah rumah tangga, 3) pemilahan sampah 4) daur ulang sampah yang dipilah 5) Frekuensi pengangkutan sampah oleh petugas 6) Ketepatan waktu dalam pengangkutan sampah 7) pembayaran layanan sampah 8) penerima pembayaran pengangkut sampah, 9) besarnya uang yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah. Adapun hasil indikator tersebut dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut.
Grafik 3.8 Kondisi sampah di lingkungan rumah C.1 Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu?
Kondisi sampah di Lingkungan RT/RW Responden 45.0 40.0
Prosentase
35.0 30.0 25.0
20.0 15.0 10.0 5.0 .0
banyak sampah berserakan atau bertumpuk sekitar rumah
banyak lalat sekitar tumpukan sampah
banyak tikus berkeliaran
banyak nyamuk
banyak kucing dan anjing mendatangi sampah
bau busuk mengganggu
menyumbat saluran drainase
ada anak bermain sekitar sampah
lainnya
klaster 0
41.0
3.0
6.5
36.5
3.0
.0
1.5
3.0
3.0
kalster 1
27.9
12.9
20.1
31.7
5.7
6.0
4.7
6.4
9.1
klaster 2
30.6
16.6
20.8
39.9
8.1
6.6
2.7
4.3
8.8
klaster 3
33.9
19.0
24.3
42.3
15.3
12.3
8.3
8.0
6.6
klaster 4
12.5
12.5
.0
.0
.0
.0
.0
.0
37.5
total
31.2
15.6
20.7
37.7
9.3
7.7
4.9
5.9
8.2
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa kondisi visual sampah sebagian besar wilayah adalah berserakan atau bertumpuk di sekitar rumah, dimana klaster 0 (41%) merupakan wilayah yang poporsinya paling tinggi. Selain itu secara keseluruhan 38% menyatakan banyak nyamuk disekitar sampah, dan 21% mengatakan banyak tikus berkeliaran, serta 16% menyatakan banyak lalat disekitar tumpukan sampah. Sedangkan kondisi lainnya seperti banyak kucing dan anjing mendatangi sampah,bau busuk mengganggu, menyumbat saluran drainase dan ada anak bermain disekitar sampah serta masalah lainnnya yang tidak dijelaskan secara detail prosentasenya dibawah 10%.
Grafik 3.9 Cara pengelolaan sampah rumah tangga C.2 Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0 Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS
Dibakar
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Dibuang ke Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak sungai/kali/laut /danau ditutup dengan tanah
Dibiarkan saja sampai membusuk
Dibuang ke lahan kosong/kebun/ hutan dan dibiarkan membusuk
Lain-lain
Tidak tahu
klaster 0
.0
.0
95.5
.0
1.0
1.0
.0
1.5
.0
1.0
klaster 1
.3
7.5
73.4
.5
1.2
4.5
.2
12.2
.2
.1
klaster 2
1.6
5.3
70.7
.5
3.4
5.8
.3
10.0
1.9
.6
klaster 3
1.4
13.8
58.0
1.8
3.3
5.1
3.3
12.3
.7
.5
klaster 4
2.5
57.5
15.0
.0
.0
12.5
.0
12.5
.0
.0
total
1.1
8.7
68.4
.9
2.6
5.0
1.2
10.9
.9
.4
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab langsung membakar sampah untuk pengelolaan sampah mereka, proporsi terbesar yang dibakar ada diklaster 0 (95.5%) dan terendah diklaster 4 (15%). Selain itu prosentase terbesar ke 2 dalam pengelolaan sampah ternyata 11% menyatakan sampah dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk. Sedangkan pengelolaan sampah yang dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 9% dengan proporsi terbesar pada klaster 4. Klaster 4 ini hanya mencakup desa cimareme yang berada diperbatsan kota cimahi, ada kemungkinan kemudahan akses dalam pelayanan sampah dan telah tersedia fasilitas TPS. Sedangkan opsi lainnya seperti dibuang langsung ke lubang dan ditutup tanah, dibuang ke sungai, dibiarkan saja sampai busuk prosentasenya kurang dari 5%.Namun meskipun prosentasinya kecil, pengelolaan sampah tersebut merupakan metode pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat dan jelas akan mencemari lingkungan baik di air, tanah dan udara. Wilayah yang memiliki proporsi besar dalam pengelolaan sampah yang belum memenuhi syarat diantaranya dibuang ke lubang dan ditutup tanah (1.8%) diklaster 3, dibuang ke sungai (12.5%) di klaster 4, dibiarkan membusuk (3.3%) diklaster 3.
Diagram 3.1 Kategori Pelayanan Sampah (hasil kode ulang dari pertanyaan C.2 Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?)
kategori Pelayanan Sampah Ya, mendapatkan pelayanan sampah 10%
Tidak mendapatkan layanan sampah 90%
Hasil kode ulang dari variabel di pertanyaan C.2 dapat memberikan gambaran secara umum prosentase responden yang mendapat pelayanan dan responden yang tidak mendapat layanan sampah. Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa 90% belum mendapatkan pelayanan sampah. Dimana pengelolaan sampah hanya dilakukan dengan cara dibakar, ditimbun dengan tanah, dibuang tanpa ditutup tanah,dibuang ke sungai,dibiarkan membusuk dan dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk. Dari 10% responden yang mendapat pelayanan sampah, dalam hal ini artinya sampah dikelola dengan cara dikumpulkan oleh kolektor informal dan dikumpulkan serta dibuang ke TPS. Grafik 3.10 Melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang C.3 Apakah ibu melakukan pemilahan sampah dirumah sebelum dibuang?
Melakukan Pemilahan Sampah Sebelum Dibuang 35.0 30.0
Prosentase
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 .0 Apakah ibu melakukan pemilahan sampah dirumah sebelum dibuang
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
24.0
31.1
24.9
.0
25.0
Dari grafik diatas diketahui bahwa secara keseluruhan responden yang melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang sebesar 25%, proporsi terbesar yang melakukan pemilahan sampah ada di klaster 2 (31%) sedangkan proporsi terendah di klaster 4 (0%).
Berikut dibawah ini prosentase secara umum dan menyeluruh mengenai pemilahan sampah,dimana masih sebagian besar (75%) tidak melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Diagram 3.2 Prosentase Pemilahan Sampah di Rumah sebelum dibuang Pemilahan Sampah di Rumah Sebelum Dibuang
Ya, 25%
Tidak 75%
Grafik dibawah ini merupakan deskripsi lanjutan dari responden yang melakukan pemilahan sampah baik dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang dan dikumpulkan untuk dibuang ke TPS. Grafik 3.11 jenis sampah yang dipisahkan atau dipilah sebelum dibuang C.4 Jika mendaur ulang, apa saja jenis sampah yang dipilah/dipisahkan sebelum dibuang?
Prosentase
Jenis Sampah Yang diPilah/dipisahkan sebelum dibuang 70 60 50 40 30 20 10 0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Sampah organik/sampah basah
0
33.3
4.5
23.5
.0
14.0
plastik
0
66.7
.0
41.2
.0
20.9
gelas/kaca
0
33.3
4.5
29.4
.0
16.3
Kertas
0
33.3
4.5
23.5
.0
14.0
Besi/logam
0
.0
4.5
35.3
.0
16.3
Ternyata wilayah yang melakukan pemilahan sampah hanyalah mencakup klaster 1,2 dan 3. Dimana dari grafik tersebut dapat diketahui jenis sampah yang banyak dipilah secara keseluruhan dari jenis plastik dimana proporsi terbesar diklaster 1 (67%) dan terbesar kedua di klaster 3 (41%). Jenis sampah yang dipilah lainnya dengan prosentase secara keseluruhan diantaranya gelas/kaca (16%), besi/logam (16%), sampah organik (14%) dan kertas (14%).
Grafik 3.12 Frekuensi petugas mengangkut sampah dari rumah responden C.5 Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah?
Prosentase
Frekuensi Petugas Petugas Pengangkut Sampah 120 100 80 60 40 20 0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
kalster 3
klaster 4
tiap hari
0
33.3
.0
.0
.0
total 2.3
beberapa kali dalam seminggu
0
.0
40.9
58.8
.0
44.2
sekali dalam seminggu
0
66.7
54.5
17.6
.0
39.5
tidak pernah
0
.0
4.5
17.6
100.0
11.6
tidak tahu
0
.0
.0
5.9
.0
2.3
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui informasi mengenai frekuensi petugas dalam mengangkut sampah, ternyata dari keseluruhan yang mendapat layanan pengangkutan sampah adalah klaster 1,2,3,dan 4. Dari keempatnya menyatakan prosentase terbesar frekuensi petugas mengangkut sampah dalam kurun waktu beberapa kali dalam seminggu dimana proporsi terbesar diklaster 3 (59%), dan prosentase terbesar kedua frekuensi pengangkut sampah adalah sekali dalam seminggu (39%). Sedangkan merujuk pada teori, bahwa pengelolaan sampah yang ideal diangkut kurang dari 1x24 jam. Namun apabila dibandingkan dengan teori metamorphosis lalat yang siklusnya kurang dari 1 minggu, sebaiknya sampah dapat diangkut kurang dari seminggu. Agar sampah tidak menjadi tempat perindukan (breeding places) dari lalat, nyamuk, kecoa dan vector penyakit lainnya. Namun bila melihat data dari grafik tersebut, ternyata masih ada sebesar 12% yang sampah nya tidak pernah diangkut oleh petugas, diantaranya di klaster 4 (100%) dan klaster 3 (18%) serta diklaster 2 (4.5%). Hal ini perlu mendapat perhatian karena dari sampah yang tidak terkelola dapat menyebabkan berbagai resiko kesehatan baik pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit.
Grafik 3.13 Layanan pengangkutan sampah C.6 Dari pengalaman dalam sebulan terakhir ini, apakah sampah selalu diangkut tepat waktu? C.7 Apakah layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah dibayar? C.8 Kepada siapa membayarnya?
Layanan Pengangkutan Sampah
prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Sampah diangkut tepat waktu
.0
100.0
81.8
29.4
.0
60.5
Layanan pengangkut sampah dibayar
.0
100.0
86.4
58.8
.0
74.4
Dibayar kepada pemungut sampah dari RT
.0
.0
68.4
30.0
.0
50.0
Layanan pengangkutan sampah hanya ada diwilayah klaster 1,2 dan 3. Dimana Sampah diangkut tepat waktu proporsi terbesar di wilayah klaster 1 (100%), sedangkan proporsi terendah di klaster 3 (29.4%). Dan untuk pembayaran layanan sampah proporsi yang paling besar menyatakan layanan sampah berbayar diklaster 1 (100%) berbayar, sedangkan proporsi paling rendah yang menyatakan layanan sampah berbayar diklaster 3 (59%),dan sebagian besar menyatakan system pembayaran dikelola RT setempat pada klaster 2 (68%) menyatakan pembayaran ke RT setempat. Grafik 3.14 Biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah C.9 Berapa biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah?
Prosentase
Biaya Untuk Pembayaran Layanan Sampah 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Rp 5000
0
16.4
22.3
19.4
.0
18.3
Rp 10000
0
46.3
24.5
21.5
.0
26.8
Rp 15000
0
9.0
4.3
1.4
.0
7.6
Grafik diatas merupakan gambaran tiga proporsi terbesar untuk membayar layanan sampah. Proporsi responden yang membayar layanan sampah sebesar Rp 10.000 (27%), sedangkan Rp 5000
(18%) dan jumlah biaya terbesar Rp 15.000 dengan wilayah proporsi terbesar yang membayar Rp 15.000 di klaster 1 (9%) dan proporsi terendah di klaster 3 (1.4%)
3.3
Pembuangan Air Limbah Domestik Pembuangan air kotor / limbah tinja manusia dan lumpur tinja pada bab ini dapat dibuat menjadi
beberapa variabel utama yaitu : 1) perilaku BAB yang terdiri dari anggota keluarga, orang di luar anggota keluarga, balita 2) fasilitas sanitasi yang terdiri ketersediaan jamban pribadi , jenis kloset dan tempat buangan akhir tinja (tempat penyaluran, lama septik tank dibangun, terakhir dikosongkan, petugas yang mengosongkan, tempat pembuangan lumpur tinja, 3) bagi yang mempunyai balita juga dibahas tentang : perilaku buang air besar balita, dan tempat pembuangan tinja anak. Dibawah ini merupakan deskripsi dari variabel tersebut hasil wawancara dengan responden : Grafik 3.15 Tempat anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin BAB D.1 Dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar?
Prosentase
Tempat Anggota Keluarga yang Sudah Dewasa Bila Ingin BAB 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Jamban Pribadi
MCK/WC umum
Ke WC Helikopter
ke Sungai
Ke Kebun/pekarangan
Ke selokan/parit
ke lubang galian
klaster 0
76.0
23.0
1.0
.0
.0
.5
2.0
klaster 1
80.5
13.7
3.5
4.0
.4
2.4
1.3
klaster 2
77.2
15.8
2.6
3.5
.3
2.3
1.1
klaster 3
71.9
13.9
5.6
3.3
.7
2.3
4.9
klaster 4
92.5
15.0
.0
.0
.0
.0
.0
total
76.7
15.0
3.7
3.4
.4
2.2
2.4
Grafik diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden menggunakan jamban pribadi (77%), dan ada 15% responden yang BAB di MCK, namun meskipun prosentase BAB diWC Helikopter, BAB ke sungai, ka kebun ke selokan dan ke lubang galian prosentasenya dibawah 4%, hal ini tetap harus menjadi perhatian. Praktik buang air besar, khususnya praktik BAB di tempat yang tidak memadai, dapat menjadi salah satu faktor risiko kesehatan lingkungan akibat tecemarnya lingkungan, khususnya sumber air minum warga. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak memadai bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka seperti di sungai/ kali/ got/ kebun, tetapi dapat termasuk sarana jamban di rumah yang selama ini dianggap nyaman. Bila pun BAB di dilakukan di jamban rumah, namun bila sarana penampungan
dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya tangki septik tidak kedap air, maka risiko cemaran patogen akan tetap tinggi. Grafik 3.16 Perilaku Orang Lain (diluar anggota keluarga) yang masih sering BAB di tempat terbuka D.2 Apakah masih ada orang diluar anggota keluarga Ibu yang sering buang air besar ditempat terbuka (seperti kebun, halaman, sungai, pantai, laut, selokan/got, saluran irigasi)?
Perilaku Orang Lain (diLuar Anggota keluarga) yang Masih Sering BAB di tempat Terbuka 90.0
prosentase
80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Anak laki-laki umur 5-12 Tahun
Anak Perempuan umur 5-12 Tahun
Remaja laki-laki
Laki-laki dewasa
Perempuan dewasa
Laki-laki tua
Perempuan Tua
Masih ada, Tapi tidak jelas siapa
Tidak Ada
klaster 0
9.0
1.5
2.0
2.0
.5
1.0
1.0
4.5
78.0
klaster 1
3.8
3.5
2.1
2.7
2.4
2.1
2.2
6.5
76.4
klaster 2
6.3
3.1
2.9
4.0
3.8
2.9
3.1
6.4
75.9
kalster 3
4.3
3.0
1.9
1.8
1.8
1.9
2.3
6.8
71.2
klaster 4
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
7.5
42.5
total
5.1
3.2
2.4
2.9
2.7
2.3
2.5
6.4
74.4
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab bahwa 74% tidak ada orang lain (diluar anggota keluarga) yang masih sering BAB di tempat terbuka, namun begitu ternyata meskipun dengan peresntase kecil masih saja terdapat pengakuan dari responden bahwa disekitar mereka masih ada yang BABS, diantaranya 6.4% menjawab masih ada tapi tidak jelas siapa, 5.1% menjawab anak laki-laki umur 5-12 tahun dengan proporsi terbanyak di wilayah klaster 2. (3,2%) menjawab ada anak perempuan usia 5-12 tahun proporsi terbanyak di klaster 4, (2.9%) laki-laki dewasa dengan proporsi terbanyak di klaster 4. 2,7% perempuan dewasa, 2,5% perempuan tua. 2,3% laki-laki tua dan 3,4% remaja laki-laki.
Grafik 3.17 Kepemilikan jamban pribadi D.3 Apakah di rumah Ibu mempunyai jamban pribadi?
Prosentase
Kepemilikan Jamban Pribadi 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
Total
Ya
75.5
82.4
79.0
75.4
95.0
78.9
Tidak
24.5
17.6
21.0
24.6
5.0
21.1
Dari kepemilikan jamban pribadi secara keseluruhan diketahui 79% responden mengaku memiliki jamban pribadi dan 21% tidak memiliki jamban pribadi. Proporsi terbanyak di klaster 4(95%), dan terendah di wilayah klaster 3 (75.4%). Sedangkan yang tidak memiliki jamban pribadi proporsi terbanyak di wilayah klaster 3 (24.5%) dan yang terendah klaster 4 (5%). Grafik 3.18 Jenis kloset yang dipakai di rumah D.4 Jenis kloset apa yang Ibu pakai di rumah?
Prosentase
jenis Kloset Yang Dipakai di Rumah 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
65.5
69.9
62.9
64.2
87.5
65.7
kloset duduk leher angsa
.5
3.2
3.5
2.3
7.5
3.0
plengsengan
5.0
5.1
7.6
4.3
.0
5.7
cemplung
2.0
1.2
2.8
3.3
.0
2.4
tidak punya
27.0
20.6
23.3
25.8
5.0
23.3
kloset jongkok leher angsa
Kelanjutan dari pertanyaan D3, ingin mendapat gambaran jenis kloset yang dipergunakan oleh responden. Ternyata sebagian besar (66%) menjawab “kloset jongkok leher angsa” dengan proporsi terbanyak yang memiliki kloset jenis jongkok leher angsa di klaster 4 (87.5%) dan terendah di klaster 2 (62.9%).
Sedangkan prosentase terrendah jenis kloset yang dimiliki warga adalah “cemplung” (2.4%) dengan proporsi terbanyak yang menggunakan kloset cemplung diwilayah klaster 3 (3.3%). Grafik 3.19 Tempat penyaluran akhir tinja D.5 Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja?
Prosentase
Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0 Tangki septik
Pipa sewer
Cubluk/lobang tanah
Langsung ke drainase
Sungai/danau/panta i
Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
Tidak tahu
Klaster 0
29.0
.5
40.5
.0
1.0
3.5
.0
25.5
Klaster 1
40.6
.6
30.5
1.6
6.0
2.2
.1
18.5
Klaster 2
39.8
1.5
26.3
.8
7.9
2.2
.0
21.6
Klaster 3
46.6
1.7
19.0
1.2
3.4
3.3
.1
24.8
Klaster 4
95.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
5.0
Total
42.1
1.2
25.8
1.1
5.6
2.6
.1
21.7
Dari grafik diatas kita dapat mengetahui tempat pembuangan akhir tinja yang digunakan oleh responden. Ternyata sebagian besar mengatakan tempat pembuangan akhir tinja ke tangki septik (42%) dengan proporsi terbesar wilayah klaster 4 (95%) dan terendah di klaster 0 (29%). Dan prosentase terbesar kedua ke cubluk/lobang tanah (25.8%) dimana proporsi terbesar diklaster 0 dan proporsi terendah pembuangan akhir tinja ke cubluk di klaster 4. Sedangkan prosentase pembuangan tinja ke tempat yang diduga dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan meskipun prosentasenya rendah tapi tentu harus menjadi perhatian. Diantaranya pembuangan tinja langsung ke sungai (5.6%), dengan proporsi terbesar di klaster 2, (2,6%) ke kolam, (1,1%) langsung ke drainase. Tabel 3.2 Prosentase waktu pembuatan dan pengosongan tangki septik D.6 Sudah berapa lama tangkis septik ini dibuat dan dibangun? D.7 Kapan tangki septik terakhir dikosongkan? waktu 0-12 bulan yang lalu
1-5 tahun yang lalu
waktu pembuatan tangki septik pengosongan tangki septik waktu pembuatan tangki septik pengosongan tangki septik
klaster 0 10.3
klaster 1 6.8
klaster 2 8.3
klaster 3 7.5
klaster 4 .0
1.7
1.7
.9
2.1
.0
1.5
39.7
22.6
26.2
19.7
39.5
23.8
1.7
2.8
3.4
4.1
.0
3.3
total 7.5
>5-10 tahun yang lalu
>10 tahun yang lalu
tidak tahu
Tidak pernah
waktu pembuatan tangki septik
32.8
26.8
27.3
31.5
50.0
29.3
pengosongan tangki septik waktu pembuatan tangki septik pengosongan tangki septik waktu pembuatan tangki septik pengosongan tangki septik
.0
2.8
.9
2.3
.0
1.8
12.1
33.4
27.6
35.1
10.5
30.8
.0
3.0
.7
.7
.0
1.3
5.2
10.4
10.6
6.3
.0
8.7
.0
10.2
11.0
7.9
10.5
9.3
96.6
79.6
83.1
82.8
89.5
82.6
pengosongan tangki septik
Tabel di atas merupakan kajian perbandingan antara waktu pertama kali membuat septik tank dan terakhir kali septik tank dikosongkan. Ternyata dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (31%) membangun tangki septik >10 tahun yang lalu namun hanya 1,3% diantaranya yang pernah dikosongkan/ dikuras dalam periode waktu >10 tahun. Dan prosentase terbesar kedua responden membangun tangki septik dalam kurun waktu 1-5tahun (23,8%) dimana 3% nya yang telah menguras/emngosongkannya dalam kurun waktu 1-5tahun. Sedangkan dari keseluruhan mengaku 83% tidak pernah mengosongkan tangki septiknya. Selanjutnya, berdasarkan dua indikator tentang penggunaan septik tank (D5. waktu pembuatan tangki septik dan D6. pengosongan tangki septik) dibuat criteria menjadi tangki septik kategori aman dan tidak aman. Kriteria tangki septik aman adalah sebagai berikut: 1. Dibangun kurang dari lima tahun lalu 2. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras/ dikosongkan kurang dari lima tahun lalu Kriteria tangki septik tidak aman adalah sebagai berikut: 1. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan tidak pernah dikuras 2. Dibangun lebih dari lima tahun lalu dan pernah dikuras lebih dari lima tahun lalu (sumber: Dokumen EHRA Cimahi, 2011)
Grafik 3.20 Tangki septik suspek aman Hasil dari komputasi Tangki Septic Suspect Aman
Prosentase
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
ya
86%
72%
75%
68%
43%
tidak
14%
28%
25%
33%
58%
Dari hasil recode 2 variabel pertanyaan sesuai dengan penentuan tangki Suspect Aman dan Tidak Aman sehingga dari grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar tangki septik yang dibangun suspect aman, dengan proporsi terbanyak di klaster 0 (86%), dan terendah di klaster 4 (43%). Sedangkan pada proporsi tangki suspect tidak aman, proporsi terbanyak di klaster 4 (58%) dan terendah klaster 0 (14%). Grafik 3.21 Siapa Yang Mengosongkan Tangki Septik D.8 Siapa yang mengosongkan tangki septik Ibu?
Siapa yang Mengosongkan tangki Septic 120.0
Prosentase
100.0 80.0
60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Layanan sedot tinja
.0
13.5
21.3
28.1
.0
20.5
Membayar tukang
.0
3.1
6.4
4.2
.0
4.5
50.0
32.3
4.3
24.0
.0
20.2
Dikosongkan sendiri Bersih karena banjir Tidak tahu
.0
2.1
.0
1.0
.0
1.0
50.0
49.0
68.1
42.7
100.0
53.8
Dari hasil yang didapat ternyata dari responden yang menjawab pembuangan akhir tinja ke tangki septik, 53,8% diantaranya tidak mengetahui siapa yang mengosongkan tangki septik. Dapat diperkirakan responden yang menjawab tidak tahu sebagian besar responden yang menjawab tidak pernah mengosongkan tangki septik nya. Sedangkan prosentase terbesar selain itu, bahwa
respopnden mengaku 20.5% dari yang menjawab memiliki tangki septik, mengosongkannya dengan menggunakan layanan sedot tinja dan proporsi terbesar di klaster 3. Sedangkan prosentase terbesr selanjutnya dikosongkan sendiri dan proporsi terbesar di klaster 0 (50%). Grafik 3.22 Tempat pembuangan lumpur tinja D.9 Apakah Ibu tahu, kemana lumpur tinja dibuang pada saat tangki dikosongkan?
Tempat pembuangan lumpur tinja dari tangki septik 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Sungai, sungai kecil
.0
13.5
5.3
17.7
.0
12.0
Dikubur di halaman
.0
27.1
5.3
5.2
.0
12.3
Dikubur di tanah orang lain
.0
2.1
.0
3.1
.0
1.7
Lainnya
.0
3.1
.0
2.1
.0
1.7
100.0
54.2
89.4
71.9
100.0
72.3
Tidak tahu
Berdasarkan grafik diatas sebagian besar responden menjawab tidak tahu ( 72.5%) kemana pembuangan akhir dari lumpur tinja dari tangki septik, salah satu penyebabnya karena 20.5% responden menggunakan jasa sedot tinja untuk mengosongkan tangki septik nya, dengan asumsi mereka sulit mengetahui kemana pembuangan akhir dari truk penyedot tinja tersebut. Sebagian responden juga menyatakan lumpur tinja dibuang ke sungai seperti pada wilayah klaster 1(13.5%), klaster 2(5.3%), klaster 3 (17.7%). Kemudian ada yang menjawab dikubur dihalaman pada klaster 1 (27.1%), klaster 2 (5.3%), klaster 3 (5.2%). Dan yang menjawab dikubur dihalaman orang lain diklaster 1 (2.1%), diklaster 3 (3.1%). Tiga prosentase terbesar tempat pembuangan akhir lumpur tinja yang diketahui oleh responden diantaranya lumpur tinja dikubur di halaman (klaster 1: 27.1%), dan dibunag ke sungai (klaster 1= 13.5%, klaster 3 = 17.7%). Selanjutnya, dibawah ini merupakan memaparan kebiasaan BAB pada anak 0-5 tahun di lingkungan dan di rumah responden. Menurut studi-studi kesehatan lingkungan global, pembuangan kotoran atau tinja anak merupakan salah satu masalah sanitasi yang perlu diberi perhatian. Pembuangan kotoran anak menjadi masalah besar bagi kesehatan komunitas justru karena secara awam masalah ini dianggap sebagai masalah yang sepele. Berbeda dengan tinja orang dewasa, masyarakat kerapkali menganggap kotoran anak sebagai hal yang tidak atau kurang berbahaya dan karenanya, kotoran anak ditoleransi untuk dibuang ke mana pun, termasuk ruang-ruang terbuka seperti sungai, parit, tanah lapang, ataupun keranjang
tempat pembuangan sampah. Persepsi semacam itu jelas keliru. Kotoran manusia, dari kelompok usia berapapun, tetaplah berbahaya karena mencemari lingkungan dengan berbagai patogen penyebab berbagai penyakit. Grafik 3.23 Anak umur 0-5 tahun di rumah yang masih terbiasa BAB di lantai, kebun, jalan, selokan/got atau sungai D.10 Apakah anak balita dirumah Ibu masih terbiasa buang air besar di lantai, di jalan, di selokan/got atau di sungai?
Anak umur 0-5 tahun di rumah yang masih terbiasa BAB di lantai, kebun, jalan, selokan/got atau sungai 60.0
Prosentase
50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
Ya, sangat sering
10.0
7.0
10.5
10.3
.0
total 9.3
Ya, kadang-kadang
13.5
13.0
12.0
12.0
7.5
12.3
Tidak biasa
36.5
43.7
38.7
43.9
50.0
41.7
Tidak tahu
40.0
36.2
38.8
33.8
42.5
36.7
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab bahwa tidak biasa anak BAB dilantai, kebun, jalan, selokan/got (41.7%), namun harus menjadi perhatian cukup serius bahwa dari hasil wawancara ternyata perilaku balita yang ada di rumah dan masih berperilaku BAB ditempat terbuka secara sering mendapat prosentase mencapai total 9.3%, dan hal tersebut ada diwilayah klaster 0,1,2 dan 3. Sedangkan perilaku balita yang masih kadang-kadang BAB ditempat terbuka juga mencapai 12.3%. Hal ini tentu harus menjadi perhatian karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit diare dan berbagai penyakit berbasis lingkungan lainnya seperti kecacingan,dan penyakit saluran pencernaan lainnya.
3.4
Drainase Lingkungan/Selokan sekitar rumah dan banjir Pada bagian ini dipaparkan kepemilikan sarana pengolahan limbah selain tinja (SPAL=saluran
pembuangan air limbah). Saluran limbah merupakan objek yang perlu dimasukan dalam EHRA karena saluran air limbah yang tidak memadai memungkinkan berkembangnya binatang pembawa patogen berbagai penyakit.
Kebanjiran adalah topik kedua yang akan dipaparkan di bagian ini. Air banjir perlu diangkat dalam EHRA sebab air banjir merupakan salah satu faktor risiko penyakit. Seperti yang diketahui luas, selama kebanjiran dan juga sesudahnya, warga di daerah banjir umumnya terancam sejumlah penyakit seperti penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh binatang seperti leptospirosis. Adapun hasil wawancara dipaparkan dalam grafik-grafik berikut: Grafik 3.24 Kepemilikan sarana pembuangan air limbah selain tinja E.1 Apakah di rumah mempunyai sarana pembuangan air limbah selain tinja (SPAL= Saluran Pembuangan Air Limbah)?
Prosentase
Kepemilikan Sarana Pembuangan Limbah Selain Tinja 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
Total
Memiliki
65.0
86.5
79.0
74.8
95.0
79.4
Tidak Memiliki
35.0
13.5
21.0
25.2
5.0
20.6
Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden telah memiliki Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan prosentase total sebesar (79.4%) dengan proporsi terbesar yang memiliki spal di Klaster 4 yaitu desa Cimareme dan wilayah dengan prosentase kepemilikan spal terendah juga ada pada wilayah klaster 4 yaitu sebesar 5% di desa cimareme.
Grafik 3.25 Pembungan air limbah dari dapur E.2 Kemana air bekas buangan /air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: dapur
Pembuangan Air Limbah dari Dapur Prosentase
70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ke sungai/kanal
27.7
46.1
42.1
40.9
10.5
42.0
Ke Jalan/halaman
12.3
13.9
7.8
10.8
.0
10.6
Saluran terbuka
34.6
16.7
23.8
17.9
5.3
20.1
saluran tertutup
3.8
8.2
14.4
18.8
63.2
13.8
lubang galian
9.2
9.7
6.0
9.5
.0
8.2
pipa saluran pembuangan
.8
7.1
1.7
5.6
21.1
4.7
Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar wilayah rata-rata mengalirkan pembuangan limbah dari dapurnya ke sungai/kanal (42%), dengan proporsi terbesar berada diwilayah klaster 1 (46.1%). %). Sementara presentase terbesar kedua (20.1%) pembuangan limbah dapur dibuang ke saluran terbuka terutama prosentase terbanyak ada dilwilayah klaster 0 (34.6%), dan selain itu limbah dibuang ke saluran tertutup (13.8%). Grafik 3.26 Pembungan air limbah dari kamar mandi E.2 Kemana air bekas buangan /air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: kamar mandi
Pembuangan Air Limbah dari Kamar Mandi Prosentase
70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ke sungai/kanal
32.3
45.1
45.3
39.8
10.5
42.7
Ke Jalan/halaman
16.2
14.2
9.4
9.5
.0
11.1
Saluran terbuka
34.6
17.2
24.3
18.8
2.6
20.7
saluran tertutup
6.2
8.2
14.5
18.4
63.2
13.9
lubang galian
10.0
10.4
6.4
9.8
.0
8.7
pipa saluran pembuangan
1.5
7.1
2.1
6.0
23.7
5.0
Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar wilayah rata-rata mengalirkan pembuangan limbah dari kamar mandi ke sungai/kanal (total 42.7%), dengan proporsi terbesar berada diwilayah klaster 2 (45.3%). Sementara presentase terbesar kedua ( total 20.7%) pembuangan limbah kamar mandi dibuang ke saluran terbuka terutama prosentase terbanyak ada dilwilayah klaster 0 (34.6%), dan selain itu limbah dibuang ke saluran tertutup (total 13.9%).
Grafik 3.27 Pembungan air limbah dari Tempat cuci pakaian E.2 Kemana air bekas buangan /air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: tempat cuci pakaian Pembuangan Air Limbah Dari Tempat Cuci Pakaian 70.0 60.0 Prosentase
50.0 40.0
30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ke sungai/kanal
32.3
44.6
44.4
40.5
10.5
42.5
Ke Jalan/halaman
15.4
14.0
9.3
9.7
.0
11.0
Saluran terbuka
34.6
16.0
24.2
18.9
5.3
20.3
saluran tertutup
5.4
8.0
14.4
18.3
63.2
13.7
lubang galian
10.0
10.3
6.4
9.5
.0
8.6
pipa saluran pembuangan
2.3
7.0
2.0
5.9
21.1
4.9
Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar wilayah rata-rata mengalirkan pembuangan limbah dari tempat cuci pakaian ke sungai/kanal (total 42.5%), dengan proporsi terbesar berada diwilayah klaster 1 (44.6%). Sementara presentase terbesar kedua ( total 20.3%) pembuangan limbah tempat cuci pakaian dibuang ke saluran terbuka terutama prosentase terbanyak ada dilwilayah klaster 0 (34.6%), dan selain itu limbah dibuang ke saluran tertutup (total 13.7%). Grafik 3.28 Pembungan air limbah dari wastafel E.2 Kemana air bekas buangan /air limbah selain tinja dibuang yang berasal dari: wastafel Pembuangan Air Limbah dari Wastafel 60.0
Prosentase
50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ke sungai/kanal
13.1
20.5
17.4
19.2
10.5
18.6
Ke Jalan/halaman
6.9
6.7
2.9
3.0
.0
4.3
Saluran terbuka
28.5
8.5
13.8
8.0
.0
10.9
saluran tertutup
3.1
6.6
10.7
11.1
55.3
9.7
lubang galian
.0
6.2
4.0
4.0
.0
4.5
pipa saluran pembuangan
1.5
5.2
1.4
3.6
15.8
3.4
Dari hasil wawancara responden kebanyak tidak memiliki wastafel, namun dari hasil wawancara kepada responden yang memiliki wastafel didapat gambaran sebagai berikut: sebagian besar pemilik wastafel membuang air limbahnya ke sungai/kanal (total 18.6%), kemudian terbesar kedua limbah dibuang ke saluran terbuka (10.9%) dan ketiga terbesar dibuang ke saluran tertutup (9.7%).
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi (pengelolaan air limbah domestik) terburuk di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar (ANTARA News,2006). Dari data yang didapatkan diKabupaten Bandung Barat dapat dilihat ternyata pembuangan air limbah baik dari dapur, kamar mandi, air bekas cucian pakaian maupun wastafel masih sebagian besar ke sungai yang jelas akan mencemari badan air. Padahal, pembuangan air limbah ke saluran terbuka akan sangat memungkinkan orang terpapar penyakit,mengkontaminasi air tanah, air permukaan serta menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang sangat akan beresiko (http://duniatehnikku.wordpress,2013). Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama-sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga ideal nya dibuatkan saluran yang terpisah. Grafik 3.29 Kepernahan banjir di rumah atau dilingkungan sekitar rumah E.3 Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan dan jalan di sekitar rumah pernah terkena banjir?
Kepernahan Banjir di Rumah dan diLingkungan Sekitar Rumah 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0
40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
98.5
98.4
98.5
93.6
97.5
97.0
Sekali dalam setahun
.0
.5
.6
1.1
.0
.7
Beberapa kali dalam setahun
1.5
.6
.5
3.6
2.5
1.5
Sekali atau beberapa dalam sebulan
.0
.2
.1
1.3
.0
.5
Tidak pernah
Wilayah Bandung Barat merupakan wilayah dengan dataran tinggi yang lebih mendominasi, dan dari hasil wawancara dengan responden diseluruh wilayah klaster sebagian besar tidak pernah mengalami banjir (total 97%), namun dibeberapa wilayah juga mengalami banjir beberapa kali dalam setahun (total 1.5%) dengan prosentase terbesar di wilayah klaster 3 (3.6%) dan klaster 4 (2.5%), klaster 0 (1.5%) serta klaster 2 (0.5%). Dan banjir dengan frekuensi sekali atau beberapa kali dalam sebulan pada klaster 3 (1.3%), klaster 1 (0.2%) dan klaster 2 (0.1%). Responden yang terkena banjir dari keseluruhan tempat yang diwawancara mencapai kurang lebih 3% dengan frekuensi berbeda.
Grafik 3.30 Rutinitas dan Kondisi Ketika Banjir E.4 Apakah banjir biasa terjadi secara rutin? E.5 pada saat banjir terakhir, apakah air memasuki rumah?
Rutinitas dan kondisi ketika banjir 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
.0
31.6
9.5
46.8
.0
36.4
100.0
68.4
85.7
53.2
100.0
62.8
.0
52.6
47.6
45.5
100.0
46.3
100.0
47.4
47.6
53.2
.0
52.1
banjir terjadi secara rutin banjir tidak rutin banjir memasuki rumah banjir tidak memasuki rumah
Dari grafik diatas dapat menggambarkan data dari sekitar 3% Responden yang menjawab pernah terkena banjir, 36% dari keseluruhan ternyata menyatakan bahwa banjir terjadi secara rutin, diantaranya klaster 3(46.8%), klaster 1(31.6%) dan klaster 2 (9.5%). Dan 62.8 Prosennya mengatakan bahwa banjir yang terjadi tidak secara rutin. Dari 3% responden yang terkena banjir pula, 46% diantaranya menjawab bahwa banjir yang terjadi memasuki rumah, dan 52.1% menyatakan bahwa banjir yang terjadi tidak sampai memasuki rumah. Grafik 3.31 Tinggi air yang memasuki rumah E.6 Pada saat terakhir kali banjir,berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Anda/Ibu?
Ketinggian Air Memasuki Rumah
Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Setumit orang dewasa
.0
60.0
63.6
50.0
100.0
55.2
Setengah lutut orang dewasa
.0
30.0
9.1
36.1
.0
29.3
Selutut orang dewasa
.0
.0
.0
8.3
.0
5.2
Sepinggang orang dewasa
.0
.0
.0
2.8
.0
1.7
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa ketinggian air ketika banjir terjadi sebagian besar mencapai setumit orang dewasa (55.2%), yang terjadi diklaster 4 (100%), klaster 2 (63.6%), kalster 1 (60%), dan klaster 3 (50%). Selain itu juga sebagian lainnya ketinggian air mencapai setengah lutut
orang dewasa (29.3%) yaitu pada klaster 3(36.1%) dan kalster 1(30%) dan klaster 2 (9.1%). Ketinggian banjir yang mencapai lutut orang dewasa di klaster 3 (8.3%). Namun yang perlu mendapat perhatian lain juga, bahwa ada diwilayah klaster 3 (2.8%) yang ketinggian banjir mencapai sepinggang orang dewasa. Grafik 3.32 Kepernahan WC terendam banjir E. 7 Pada saat terakhir banjir, apakah WC/Jamban juga terendam banjir?
Kepernahan WC/Jamban terendam banjir 120.0
Prosentase
100.0 80.0
60.0 40.0
20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Tidak pernah
.0
70.0
36.4
52.8
100.0
53.4
Kadang-kadang
.0
20.0
27.3
5.6
.0
12.1
Sebagian
.0
10.0
18.2
11.1
.0
12.1
Selalu
.0
.0
.0
19.4
.0
12.1
Dari grafik diatas diketahui bahwa sebagian besar (53.4%) responden yang terkena banjir ternyata WC/Jamban mereka tidak terendam, namun ternyata masih terdapat dibeberapa wilayah yang WC/Jambannya terendam banjir dengan frekuensi kadang kadang, yaitu pada klaster 2 (27.3%) dan klaster 1 (20%) dan klaster 3(5.6%), Yang juga perlu mendapat perhatian daerah yang selalu WC/jambannya terendam banjir pada wilayah klaster 3 (19.4%). Grafik 3.33 Lama Banjir Mengering E. 8 Pada saat terakhir banjir, berapa lama air banjir akan mengering?
prosentase
Lama Air Banjir Mengering 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Kurang dari 1 jam
.0
20.0
36.4
27.8
100.0
29.3
Antara 1 - 3 jam
.0
70.0
45.5
36.1
.0
43.1
Setengah hari
.0
.0
.0
27.8
.0
17.2
Satu hari
.0
10.0
.0
2.8
.0
3.4
Lebih dari 1 hari
.0
.0
.0
2.8
.0
1.7
Dari grafik tersebut didapat hasil dari responden yang diwawancara dan pernah mengalami banjir, ternyata sebagian besar (43.1%) lama air banjir mengering berkisar antara 1-3 jam. Dan prosentase terbesar selanjutny menyatakan lama air banjir mengering sekitar kurang dari 1 jam (29.3%) sedangkan air banjir yang men mengering sampai setengah hari (17.2%) berada di wilayah klaster 3. Bahkan diwilayah klaster 1 (10%) dan kalster 3 (2.8%) ternyata ada air banjir yang mengering hingga satu hari. Dan untuk wilayah klaster 3 (2.8) ada yang wilayah yang mengalami banjir dan air mengering hingga lebih dari 1 hari.
3.5 Pengelolaan Air Minum, Masak, Mencuci dan Gosok Gigi yang Aman dan Higiene. Diagram 3.3 Sumber Air Untuk Minum F.1.1 sumber air utama yang Ibu gunakan untuk minum, masak, mencuci pakaian dan piring dan menggosok gigi? .5 Sumber Air Untuk Minum .1
.4
air botol kemasan air isi ulang air ledeng dari PDAM/Proyek
9.1
5.4
19.9
air dari hydran umum
13.5
1.0
7.3
6.3
11.4
2.1
air dari kran umum air dari sumur bor/pompa tangan air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi
34.1
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai air dari waduk/danau
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa sumber air sebagian besar responden (34.1%) adalah air sumur gali terlindungi, dan 3 terbesar sumber air minum lainnya ialah dari mata air terlindungi (19.9%) dan dari air isi ulang (13.5%).
Diagram 3.4 Sumber Air Untuk Masak F.1.1 sumber air utama yang Ibu gunakan untuk minum, masak, mencuci pakaian dan piring dan menggosok gigi?
.4
Sumber Air Untuk Masak
.2 .6
.3
9.2
air botol kemasan
1.1 1.1 2.2
8.5
8.0
21.1
air isi ulang air ledeng dari PDAM/Proyek air dari hydran umum air dari kran umum air dari sumur bor/pompa tangan air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi
12.0
36.6
air dari mata air terlindungi air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai air dari waduk/danau
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar sumber air yang digunakan responden untuk memasak berasal dari sumur gali terlindungi (36.6%), serta dua besar lainnya dari mata air terlindungi (21.1%), dan sumur gali tidak terlindungi (12%) Diagram 3.5 Sumber Air Untuk Mencuci piring dan gelas F.1.1 sumber air utama yang Ibu gunakan untuk minum, masak, mencuci pakaian dan piring dan menggosok gigi?
1.6 1.1
9.9
Sumber Air Untuk Mencuci Piring dan Gelas .3 .1
.3
8.5
air botol kemasan air isi ulang
1.1 2.1 7.9
air ledeng dari PDAM/Proyek air dari hydran umum air dari kran umum air dari sumur bor/pompa tangan
21.1
air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi
11.9
35.0
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai
air dari waduk/danau
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar sumber air yang digunakan responden untuk mencuci piring dan gelas berasal dari sumur gali terlindungi (35%), serta dua besar lainnya dari mata air terlindungi (21.1%), dan sumur gali tidak terlindungi (11.9%)
Diagram 3.6 Sumber Air Untuk Mencuci pakaian F.1.1 sumber air utama yang Ibu gunakan untuk minum, masak, mencuci pakaian dan piring dan menggosok gigi? .4 sumber air untuk mencuci pakaian air botol kemasan
1.6 1.0 .1
.3
1.1
air ledeng dari PDAM/Proyek
2.1
air dari hydran umum
8.5
10.0
air isi ulang
air dari kran umum
7.9
air dari sumur bor/pompa tangan
21.2
air dari sumur gali terlindungi air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi
34.7
11.9
air dari mata air tidak terlindungi
air hujan air sungai air dari waduk/danau
Dari diagram diatas kita dapat mengetahhui sumber air yang digunakan untuk mencuci pakaian sebagian besar responden berasal dari air sumur gali terlindungi (34.7%), dan dua prosentase sumber terbesar lainnya berasal dari mata air terlindungi (21.2%), serta sumur gali tidak terlindungi (11.9%) Diagram 3.7 Sumber Air Untuk Gosok gigi F.1.1 sumber air utama yang Ibu gunakan untuk minum, masak, mencuci pakaian dan piring dan menggosok gigi?
Sumber Air Untuk Gosok Gigi
air botol kemasan air isi ulang air ledeng dari PDAM/Proyek
.3 .8 1.4 .3
air dari hydran umum
.3 1.1
9.8
8.3
air dari kran umum
2.2 8.0
air dari sumur bor/pompa tangan
air dari sumur gali terlindungi
20.8
air dari sumur gali tidak terlindungi air dari mata air terlindungi 11.9
34.7
air dari mata air tidak terlindungi air hujan air sungai air dari waduk/danau
Dan untuk kegiatan hygiene pribadi dalam hal ini gosok gigi, responden sebagian besar menyatakan sumber air yang digunakan masih dari sumur gali terlindungi (34.7%), ada kemungkinan sumber air yang digunakan untuk kegiatan gosok gigi ini merupakan sumber air yang sama sebagian besar resoponden untuk kegiatan lain seperti mencuci baju, mencuci piring dan gelas, serta untuk
masak dan minum. Dua prosentase terbesar lainnya air yang banyak digunakan untuk gosok gigi berasal dari mata air terlindungi (20.8%) dan dari sumur gali tidak terlindungi (11.9%). Grafik 3.34 Kepernahan dalam Kesulitan Mendapatkan Air Untuk Kehidupan Sehari-hari F.1.2 Apabila Ibu pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kehidupan sehari-hari, berapa lama?
Prosentase
Kepernahan dalam kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
total
Tidak pernah
41.0
65.2
62.7
62.4
80.0
62.4
Beberapa jam saja
23.5
6.4
10.8
9.8
7.5
9.8
Satu sampai beberapa hari
20.0
15.5
16.2
9.3
2.5
14.0
.0
1.9
.7
1.3
.0
1.2
15.0
9.5
8.2
14.2
10.0
10.7
Seminggu Lebih dari seminggu
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari (62%), namun ternyata harus menjadi catatan bahwa dikabupaten bandung barat ini meskipun prosentasenya dibawah 15% masih terdapat daerah yang kesulitan mendapat air diantaranya dalam kurun waktu satu sampai beberapa hari (14%) dengan proporsi terbesar di klaster 0. Juga kesulitan air selama lebih dari seminggu (11%) dengan proporsi terbesar di wilayah klaster 0. Air merupakan kebutuhan primer, karenanya kekurangan air baik kualitas maupun kuantitas jelas dapat menjadi salah satu factor resiko baik terhadap kualitas kesehatan dalam hal ini kebutuhan air untuk hygiene pribadi seperti mandi dan mencuci, kesulitan mendapatkannya dapat menyebabkan penyakit yang berbasis water washed desease seperti gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya.
Grafik 3.35 Kepuasan Responden Terhadap Kualitas Air Yang Digunakan F.1.3 Apakah Ibu puas dengan kualitas air yang digunakan saat ini?
Kepuasan Responden Terhadap Kualitas Air Yang Digunakan 100.0 90.0 80.0
Prosentase
70.0 60.0
50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
total
ya, puas
62.5
88.4
79.2
75.9
87.5
80.1
tidak
37.5
11.6
20.8
24.1
12.5
19.9
Kepuasan responden akan kualitas air yang dipergunakan oleh mereka, sebagian besar menjawab ya, puas (80%). Namun disamping itu masih terdapat responden yang merasa tidak puas (11.9%) dengan kualitas air , proporsi terbesar yang mengatakan tidak puas di wilayah klaster 0 dan yang terendah di klaster 1. Hal ini perlu dikaji ulang apakah air yang digunakan oleh responden dan warga masyarakat diwilayah tersebut tidak memenuhi syarat secara kualitas dengan indikator fisik yaitu berwarna, berbau atau berasa. Karena air yang berkualitas dan layak digunakan adalah yang memenuhi syarat baik fisik (tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna) serta kualitas terukur lainnya baik kimia maupun mikrobakteriologi.
Grafik 3.36 Jarak Sumber Air Ke Tempat Pembuangan Tinja F.1.4 jika sumber air ibu berasal dari sumur gali atau sumur bor/pompa tangan, berapa jarak sumber air tersebut ke tempat pembuangan tinja?
Jarak Sumber Air Ke Tempat Pembuangan Tinja 80.0 70.0
Prosentase
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
total
< 10 meter
32.5
28.1
27.2
33.0
12.5
29.3
≥ 10 meter
37.0
40.4
40.8
45.0
75.0
42.1
Dari responden yang menjawab sumber air yang digunakan berasal dari sumur gali, baik terlindungi maupun tidak, sebagian besar (42.1%) diantaranya telah memiliki jarak ≥ 10 meter. Sedangkan 29.5% responden mengatakan jarak masih dibawah 10 meter diantaranya wilayah dengan proporsi tertinggi di klaster 3 (33%). Secara teori, jarak antara sumber air bersih yang digunakan dengan sumber pencemar (tempat pembuangan tinja) minimal harus 10 meter, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi bakteri dan berbagai sumber pencemar lainnya ke sumber air bersih. Grafik 3.37 Pengolahan/Penanganan Air sebelum digunakan untuk minum dan masak F.2.1 Apakah Ibu mengolah/menangani air sebelum digunakan untuk minum dan masak? F.2.2 Bagaimana cara ibu mengolah air untuk diminum?
Pengolahan/ Penanganan Air Sebelum Diminum dan Masak 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
total
Diolah
81.0
97.2
96.7
95.4
100.0
95.7
Tidak diolah
19.0
2.8
3.3
4.6
.0
4.3
Direbus
95.7
97.8
98.0
97.1
97.5
97.6
Ditambahkan kaporit
3.7
1.2
1.2
1.0
2.5
1.3
Menggunakan filter keramik
.0
.2
.2
.4
.0
.3
Dalam grafik tersebut tergambar dua variabel pertanyaan sekaligus, yaitu prosentase responden yang mengolah air atau tidak serta upaya pengolahan air yang dilakukan. Pada grafik dapat tergambarkan 95.7% melakukan pengolahan air sebelum diminum dan dimasak, sedangkan 4.5% air yang tidak diolah terlebih dahulu adalah air yang digunakan untuk memasak. Dari hasil wawancara memang didapatkan informasi bahwa sebagian responden tidak mengolah terlebih dahulu air yang digunakan melainkan langsung dari sumber ir baik itu kran maupun tempat penampungan air yang dimiliki. Sedangkan upaya atau teknik yang dilakukan untuk mengolah air bersih sebelum digunakan minum atau masak sebagian besar (97.6%) direbus . Grafik 3.38 Penyimpanan Air Yang Telah Diolah di Tempat yang Aman F.2.3 Apakah Ibu menyimpan air yang sudah diolah di tempat yang aman?
Prosentase
Tempat Penyimpanan Air Setelah Diolah 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
total
Tidak disimpan
6.8
2.5
2.7
2.1
5.0
2.7
Ya, dalam Panci terbuka
8.0
.4
.6
.4
.0
.8
Ya, dalam Panci dengan tutup
3.7
2.4
3.2
5.5
32.5
4.0
Ya, dalam Teko/ketel/ceret
69.1
64.2
71.1
62.5
37.5
66.1
Ya, dalam Botol/termos
9.9
24.1
18.5
24.4
25.0
21.6
Ya, dalam Galon isi ulang
1.9
2.6
2.6
4.5
.0
3.1
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (66.1%) responden menggunakan teko/ketel/ceret, 21.6% dalam botol dan 3,1% dalam galon. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden telah menyimpan air yang telah diolah dalam tempat yang aman dari pencemaran, hal ini tentu merupakan suatu titik kritis dimana air yang dikonsumsi harus bersih bebas dari pencemar. Namun demikian hanya sebagian kecil responden yang tidak menyimpan air yang telah diolah dengan prosentase dibawah 3%, hal ini dapat menjadi titik referensi untuk melakukan intervensi khususnya dengan pendekatan penyuluhan atau peningkatan informasi agar responden/masyarakat dapat mengetahui urgensi atau manfaat dari penyimpanan air yang telah diolah sebelum dikonsumsi. Air dapat menjadi media dari penularan beberapa penyakit gastrointestinal seperti diare, hal ini tentu bisa terjadi bila selain kualitas air yang sangat menentukan juga termasuk cara pengelolaan air tersebut.
Grafik 3.39 Cara Pengambilan Air Untuk Minum, Masak, Cuci piring gelas,dan gosok gigi dari tempat penyimpanan F.2.4 Bagaimana Ibu mengambil air untuk minum,masak,cuci piring&gelas dan gosok gigi dari tempat penyimpanan air?
Cara Mengambil Air Untuk minum, Masak, cuci piring&gelas, gosok gigi dari Tempat Penyimpanan Air Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0
40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
kalster 2
klaster 3
kalster 4
Langsung dari dispenser
2.5
2.0
3.0
2.7
.0
total 2.6
Dengan menggunakan gayung
93.8
93.6
91.5
90.3
97.5
91.9
Dengan menggunakan gelas
1.9
.7
.3
1.0
.0
.7
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada salah satu titik kritis (critical point) pada pengelolaan air ternyata sebagian besar responden (91.9%) telah menggunakan gayung untuk mengambil air dari tempat penyimpanan dan sebagian lainnya dengan menggunakan dispenser dan gelas. EHRA mengkombinasi pertanyaan yang dijawab verbal oleh rsponden juga dengan pengamatan yang dilakukan enumerator, dari hasil yang diamati bahwa cara mengambil air oleh responden selain secara verbal 92% menjawab dengan menggunakan gayung dan setelah diamati 93% diantaranya responden mengambil air dengan cara tangan tidak menyentuh air. Namun pada hal ini, secara prinsip pada responden yang mengambil air dengan cara tangan menyentuh air ada titik yang paling menentukan dimana responden merebusnya sehingga diperkirakan bakteri dan berbagai pathogen yang ada dalam air dapat mati dalam suhu 100⁰C sehingga air aman dikonsumsi.
3.6
Perilaku Higiene dan Sanitasi Pencemaran tinja/ kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen
lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Jalur ini memperlihatkan bahwa salah satu upaya prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien adalah perilaku manusia yang memblok jalur fingers. Ini bisa dilakukan dengan mempraktekkan cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu yang tepat. Waktu-waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan seorang ibu/ pengasuh untuk mengurangi risiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni, 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah menceboki pantat anak, 3)
sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Grafik 3.40 Memakai sabun pada hari ini atau kemarin G.1 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin?
Memakai Sabun Pada Hari Ini Atau Kemarin 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0
20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
Total
Ya
97.5
98.5
98.7
97.7
100.0
98.3
Tidak
2.5
1.5
1.3
2.3
.0
1.7
Sebagian besar responden yang diwawancara memakai sabun pada hari ini dan kemarin (98.3%) dibandingkan dengan yang tidak memakai (1.7%). Grafik 3.41 Penggunaan Sabun Oleh Anggota Keluarga G.2 Untuk apa saja sabun itu digunakan oleh anggota keluarga?
Prosentase
Penggunaan Sabun Oleh Anggota Keluarga 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0 mandi
memandikan anak
menceboki anak
mencuci tangan sendiri
mencuci tangan anak
mencuci peralatan minum, makan, dan masak
mencuci pakaian
klaster 0
81.0
32.3
18.5
60.5
37.4
86.2
67.7
klaster 1
96.5
53.9
42.7
64.5
49.4
86.2
77.4
klaster 2
97.7
54.7
37.6
68.3
46.0
88.7
85.2
klaster 3
95.4
51.9
35.6
64.2
46.6
85.5
83.3
klaster 4
97.5
70.0
60.0
70.0
57.5
100.0
97.5
Total
95.8
52.7
37.8
65.6
46.9
87.0
81.6
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa tiga prosentase besar responden dalam menggunakan sabun oleh responden sebagian besar dipergunakan untuk kegiatan mandi (95.8%), mencuci pakaian (81.6%), mencuci peralatan masak (87%). Namun justru pada waktu waktu penting titik yang dapat memutuskan mata rantai seperti ketika menceboki anak (37.8% dan mencuci tangan anak (46.9%) prosentasenya masih dibawah 50%.
Hal ini dapat menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat khususnya responden untuk menggunakan sabun sebagai bakterisidal dari beberapa waktu penting dalam mencuci tangan masih rendah khususnya setelah menceboki anak (37.8%) pada responden yang memiliki anak. Grafik 3.42 Tempat Anggota Keluarga Mencuci Tangan G.3 Dimana saja anggota keluarga biasanya mencuci tangan? Tempat Anggota Keluarga Biasa Mencuci Tangan
Prosentase
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0 di kamar mandi
di dekat kamar mandi
di jamban
di dekat jamban
di sumur
di sekitar bak penampungan air hujan
klaster 0
68.0
5.0
29.5
6.5
5.5
klaster 1
68.7
6.0
20.2
4.2
4.1
klaster 2
58.7
6.4
25.8
4.7
klaster 3
58.2
9.8
24.0
klaster 4
87.5
.0
Total
62.2
7.2
di tempat cuci piring
di dapur
14.0
9.0
15.5
4.4
16.9
16.0
3.1
5.6
17.9
17.2
10.7
8.4
8.9
25.4
20.8
10.0
.0
2.5
.0
60.0
40.0
23.7
6.4
5.1
6.6
19.9
18.1
Grafik diatas memberikan gambaran bahwa tiga prosentase terbesar responden biasa mencuci tangan diantaranya di kamar mandi (62.2%), di jamban (23.7%) dan di tempat cuci piring (19.9%). Sedangkan tempat lainnya seperti di sumur, di dekat kamar mandi, di sumur memiliki prosentase dibawah 8%. Grafik 3.43 Waktu anggota Keluarga Biasa Mencuci Tangan Pakai Sabun G.4 Kapan biasanya anggota keluarga mencuci tangan pakai sabun?
Waktu Anggota Keluarga Biasa Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0 sebelum ke toilet
setelah menceboki bayi/anak
setelah BAB
sebelum makan
setelah makan
sebelum menyuapi anak
sebelum menyiapkan masakan
setelah memegang hewan
sebelum sholat
klaster 0
2.0
19.5
52.0
66.0
86.5
20.0
15.0
29.5
18.0
klaster 1
10.9
39.5
61.0
81.6
83.8
36.8
33.4
39.4
33.8
klaster 2
5.9
34.5
64.7
78.5
82.9
30.1
35.4
44.0
38.3
klaster 3
5.3
28.6
49.4
77.5
80.4
29.8
28.4
34.3
35.8
klaster 4
5.0
52.5
97.5
62.5
77.5
50.0
50.0
50.0
47.5
Total
6.9
33.6
58.8
78.3
82.6
31.6
31.9
39.1
35.3
Waktu-waktu CTPS yang biasa dilakukan anggota keluarga khususnya di 5 waktu penting prosesntase yang dihasilkan dari wawancara diantaranya setelah menceboki bayi/anak (33.6%), setelah BAB (58.8%), sebelum makan (78.3%), sebelum menyuapi anak (31.6%), dan sebelum menyiapkan masakan (31.9%). Perlu menjadi catatan bahwa critical point CTPS di 5 waktu penting kecuali sebelum makan dan setelah BAB memiliki prosentase sekitar 30%, hal ini tentu menjadi perhatian karena hal ini dapat menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat yang masih cukup rendah akan pentingnya CTPS di 5 waktu penting.
3.7
Kejadian Penyakit Diare Diare masih merupakan penyebab terbesar terjadinya kematian balita (), dan diare juga masih
menduduki peringkat 10 besar penyakit yang sering muncul diunit pelaksana dinas kesehatan kabupaten bandung barat. Penyakit pada dasarnya merupakan hasil outcome dari hubungan interaktif antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan komponen lingkungan di lain pihak. Dengan demikian, penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dengan lingkungan, antara perilaku dengan komponen lingkungan yang memiliki potensial penyakit (Achmadi, 2011). Grafik 3.44 Waktu Terdekat Anggota Keluarga Terkena Penyakit Diare H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare?
Axis Title
Waktu Terdekat Anggota Keluarga TerkenaPenyakit Diare 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0 Hari ini
Kemarin
1 minggu terakhir
1 bulan terakhir
3 bulan terakhir
6 bulan yang lalu
Lebih dari 6 bulan yang lalu
Tidak pernah
klaster 0
.5
.0
11.5
9.0
4.5
.0
11.0
63.5
klaster 1
.9
.6
2.9
3.8
2.6
1.5
3.2
84.6
klaster 2
1.5
.6
3.4
3.8
3.4
2.6
5.8
78.9
klaster 3
1.2
1.7
3.9
4.4
5.3
2.4
5.2
75.9
klaster 4
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
100.0
Total
1.1
.9
3.8
4.2
3.8
2.1
5.1
79.1
Dari hasil wawancara yang dilakukan sebagian besar responden menyatakan tidak pernah terdapat anggota keluarga yang mengalami diare dalam waktu terdekat (79%), namun disamping itu menjadi catatan 5.1% pernah mengalami diare dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan lalu dengan klaster 0 yang memiliki proporsi terbesar kejadian diare 6 bulan lalu. 4.2% mengatakan diare dalam waktu terdekat 1 bulan lalu dimana klaster 0 yang menjadi wilayah dengan proporsi tertinggi kejadian diare 1 bulan lalu.
3.8% mengatakan pernah diare 3 bulan terakhir dengan proporsi tertinggi wilayah klaster 3 yang mengalami diare 3 bulan yang lalu. 3.8% responden mengatakan pernah ada keluarga yang mengalami diare 1 minggu terakhir dengan proporsi tertinggi di wilayah klaster 0. Dan 1.2% mengatakan diare hari ini dengan proporsi terbesar di klaster 2, sisannya yang mengalami diare kemarin dengan proporsi terbesar klaster 3. Grafik 3.45 Anggota Keluarga Yang Terakhir Menderita Diare H.2 Siapa anggota keluarga terakhir yang menderita diare?
Prosentase
Anggota Keluarga Yang Terakhir Menderita Diare 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
Total
anak-anak balita
56.2
45.3
41.4
30.4
.0
39.7
anak-anak non balita
5.5
45.3
12.5
18.7
.0
14.4
anak remaja laki-laki
8.2
8.9
3.4
8.0
.0
6.6
anak remaja perempuan
2.7
3.4
4.4
4.8
.0
4.2
orang dewasa laki-laki
11.0
8.4
14.6
15.2
.0
13.2
orang dewasa perempuan
16.4
23.5
32.5
28.4
.0
27.8
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dari seluruh responden yang menjawab ada anggota keluarga yang mengalami diare dalam waktu dekat sebagian besar (39.7%) mengatakan anak balita yang mengalaminya dan proporsi tertinggi di wilayah klaster 0 (56.2%), serta 27.8% lainnya orang dewasa perempuan, 13.2% orang dewasa laki-laki,14% anak-anak non balita, 6.6% remaja laki-laki, 4.2% remaja perempuan. Balita dan lansia merupakan dua kelompok umur yang paling rentan terhadap penularan penyakit terutama diare pada balita.
3.8
Pengamatan Sekeliling Rumah Selain melakukan wawancara kepada responden, EHRA juga melakukan pengamatan sekeliling
rumah responden yang dimulai dari dapur, kamar mandi & WC/Jamban, tempat mencuci pakaian, dan halaman di luar rumah. Berikut merupakan penjabaran hasil pengamatan enumerator di rumah responden
3.8.1
Pengamatan Dapur dan Sekelilingnya
Dapur didefinisikan ruang pengolahan makanan yang sangat menentukan berhasil tidaknya upaya sanitasi makanan secara keseluruhan, dalam 6 prinsip HSM secara keseluruhan (kamus besar bahasa Indonesia). Dapur yang bersih dan terpelihara dengan baik akan dan terpelihata dengan baik akam merupakan tempat higinis dan menimbulkan citra yang baik bagi pemiliknya. Pengamatan dapur pada studi EHRA ditekankan kepada pengamtan sumber air untuk minum, masak & mencuci alat minum, makan & memasak. Selain itu dilakukan pengamatan juga berdasarkan penyimpanan dan penanganan air minum & masak yang baik & aman, perilaku higiene dan sanitasi, penanganan sampah rumah tangga di dapur dan pengamatan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga non tinja. Berikut penjabaran hasil pengamatan tersebut. 3.8.1.a Pengamatan sumber air untuk minum,masak dan mencuci alat minum,makan dan memasak. Selain variable yang ditanyakan langsung juga dalam studi EHRA ini terdapat variable yang diamati langsung oleh enumerator dan hasil pengamatan dari sumber air untuk minum, masak dan mencuci alat minum,makan dan memasak. Hasil yang diperoleh diantaranya: Diagram 3.8 Pengamatan sumber air untuk minum,masak dan mencuci alat minum,makan dan memasak. (pengamatan) AO.1.1 Amati: apakah terlihat sumber air untuk minum, masak dan mencuci peralatan minum, makan dan masak di dapur?
Sumber Air Untuk Minum, Masak &Mencuci Alat Minum, Makan & Memasak air ledeng PDAM berfungsi/mengalir air ledeng PDAM tidak berfungsi
6.8
13.0
1.0
air sumur gali tidak terlindungi
23.3
sumur bor/pompa tangan
34.5 1.7
.8 1.0 6.2
12.8 2.1
air sumur gali terlindungi
sumur bor/pompa tangan dengan mesin hidran umum/kran umum PDAM kran umum-proyek/PDAM penjual air keliling lainnya tidak ada
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa sumber air terbesar responden yang diwawancara berasal dari Sumur gali terlindungi sebesar 34.5%, dan prosentase terbesar kedua sebesar 23.3% masyarakat menggunakan mata air sebagai sumber air bersih serta 13% menggunakan air ledeng PDAM dan berfungsi. Namun perlu menjadi catatan bahwa dilokasi/sekitar rumah ternyata masih ada
yang tidak terlihat memiliki sumber air (6.8%) disekitar dapur. Hal ini dapat dikarenkan responden yang tidak memiliki sumber air pribadi langsung mengambil air bersih dari sumber tanpa disimpan disekitar rumah terlebih dahulu. Grafik 3.46 Pengamatan sumber air untuk minum,masak dan mencuci alat minum,makan dan memasak.(pengamatan) AO.1.1 Amati: apakah terlihat sumber air untuk minum, masak dan mencuci peralatan minum, makan dan masak di dapur?
Prosentase
Pengamatan Sumber Air Untuk Minum, Masak&Mencuci alat minum,makan dan masak 50.0 45.0 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 .0
air ledeng PDAM berfungsi/me ngalir
air ledeng PDAM tidak berfungsi
air sumur gali terlindungi
air sumur gali tidak terlindungi
Klaster 0
22.5
.0
30.5
13.0
.0
2.0
.5
Klaster 1
15.9
.9
32.5
12.3
2.8
5.2
.7
Klaster 2
11.6
1.1
34.2
8.9
2.1
4.9
.7
Klaster 3
10.5
1.0
38.1
18.0
1.8
8.1
Klaster 4
.0
2.5
17.5
7.5
5.0
13.0
1.0
34.5
12.8
2.1
Total
sumur bor/pompa tangan
sumur hidran kran umumbor/pompa umum/kran tangan proyek/PDAM umum PDAM dengan mesin
penjual air keliling
lainnya (Mata Air)
tidak ada
.0
3.0
17.0
16.5
1.4
.6
24.9
6.6
.9
.4
31.7
5.5
1.3
3.1
1.0
13.8
7.0
47.5
12.5
7.5
.0
.0
.0
6.2
1.0
1.7
.8
23.3
6.8
Hasil pengamatan enumerator diokasi berbanding lurus dengan hasil pernyataan responden mengenai sumber air yang dipergunakan untuk minum,masak,cuci alat makan minum dan memasak. Sebagian besar (34.5%) bersumber dari sumur gali terlidungi, 23.3% mata air terlindungi dan 13% dari air ledeng PDAM dan berfungsi. 3.8.1.b Penyimpanan dan Penanganan Air Minum&Masak yang Baik dan Aman Grafik 3.47 Penyimpanan Air Minum&Masak yang Baik dan Aman (pengamatan) A0.2.1 Amati: apa wadah/tempat yang digunakan untuk menyimpan air minum di dapur? A0.2.2 Amati bagaimana Ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah penyimpanan air?
Prosentase
Penyimpanan Air Minum Masak yang Baik&Aman 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Tidak disimpan
5.0
5.3
7.1
6.5
7.5
Total 6.3
YA, dalam panci terbuka
20.5
11.3
14.6
17.7
.0
14.7
YA, dalam panci tertutup
74.0
80.1
74.4
67.9
87.5
74.2
lainnya
.5
3.0
3.4
7.5
5.0
4.4
Tidak tahu
.0
.3
.6
.4
.0
.4
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyimpan air minum dan masak di dalam panci tertutup (74.2%), 14.7% dalam panci terbuka, 6.5 tidak disimpan artinya digunakan langsung. Hal ini dapat diartikan 74.2% penyimpanan air dapat dikategorikan aman an terlindung dari cemaran, namun masih terdapat 26% penyimpanan air yang belum aman karena terbuka dan dikhawatirkan dapat tercemar. Pada bagian ini, kita mengkode ulang tempat penyimpanan air yang digunakan menjadi dua kategori besar yaitu AMAN dan TIDAK AMAN. 1. AMAN : apabila Ya dalam panci atau ember atau tempayan yang mempunyai tutup 2. TIDAK AMAN: Tidak disimpan, Ya dalam panci atau ember atau tempayan yang tidak mempunyai tutup,lainnya,tidak tahu. Diagram 3.9 Prosentase Keseluruhan Penyimpanan Air untuk Masak dan Minum yang Baik dan Aman (pengamatan) A0.2.1 Amati: apa wadah/tempat yang digunakan untuk menyimpan air minum di dapur?
Penyimpanan Air Minum&Masak yang Baik dan Aman Tidak Aman 26%
Aman 74%
Dapat disimpulkan dari hasel recode 74% penyimpanan air minum dan masak aman dan 26% tidak aman.
Grafik 3.48 Penanganan Air Minum&Masak yang Baik dan Aman (pengamatan) A0.2.2 Amati bagaimana Ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah penyimpanan air?
Prosentase
Penanganan Air Minum&Masak yang Baik dan Aman 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Tangan menyentuh air
5.0
4.9
5.1
10.8
35.0
Total 7.0
Tangan tidak menyentuh air
93.5
94.6
94.1
87.8
65.0
92.0
Tidak tahu
1.5
.5
.8
1.5
.0
1.0
Pada bagian ini, kita mengkode ulang tempat penyimpanan air yang digunakan menjadi dua kategori besar yaitu AMAN dan TIDAK AMAN. 1. AMAN : apabila tangan tidak menyentuh air. 2. TIDAK AMAN: apabila tangan menyentuh air, tidak tahu.
Sedangkan dari hasil pengamatan dapat diketahui sebagian besar responden mengambil air dengan cara yang aman (92%) dan 7% dengan cara yang tidak aman atau tangan masih menyentuh air. Meskipun prosentase rendah namun hal ini tentu dapat menjadi bahan pertimbangan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat akan perilaku dalam pengelolaan air minum dan masak yang baik dan aman. Beriut diagram 3.10 yang dapat menggambarkan hasil kode ulang dari cara pengambilan air untuk minum dan masak. Diagram 3.10 Penyimpanan air minum&masak yang baik&aman. (pengamatan) A0.2.2 Amati bagaimana Ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah penyimpanan air?
Penyimpanan Air Minum dan Masak yang Aman dan Baik tidak aman 8%
aman 92%
3.8.1.c Perilaku Higiene dan sanitasi Grafik 3.49 Ketersediaan Air untuk mencuci tangan didapur (pengamatan) AO.3.1 Amati: apakah tersedia air untuk mencuci tangan di dapur?
Ketersediaan Air Untuk Cuci Tangan di Dapur Tidak 37.4
Total Klaster 4
Ya
62.6
2.5
97.5 33.9
Klaster 3
66.1
35.4
Klaster 2
64.6 42.2
Klaster 1
57.8 52.0 48.0
klaster 0
Dari hasil pengamatan mengenai ketersediaan air untuk cuci tangan di dapur kita dapat mengetahui sebagian besar (62.6%) tersedia air untuk cuci tangan didapur dan proporsi terbesar di klaster 4 sedangkan proporsi terendah di klaster 3. Sedangkan daerah dengan proporsi tertinggi ketidaktersediaan air di dapur untuk mencuci tangan adalah klaster 0 (52%). Ketiadaan sarana dan fasilitas juga dapat memicu tidak tumbuhnya kebiasaan positif yang diharapkan. Grafik 3.50 Ketersediaan Sabun untuk Mencuci Tangan dan Mencuci Peralatan Masak,makan dan minum di dapur (pengamatan) AO.3.2 Amati: apakah terlihat ada sabun untuk mencuci tangan dan Mencuci Peralatan Masak,makan dan minum di dapur?
Ketersediaan Sabun untuk Mencuci Tangan dan Mencuci Peralatan di dapur Tidak 28.9
Total
Klaster 4 Klaster 3 Klaster 2
Klaster 1 klaster 0
Ya
71.2
2.5
97.5 26.4
73.6
27.6
72.4
31.4
68.6 42.5
57.5
Dari grafik diatas kita dapat mengetahui ketersediaan sabun untuk mencuci peralatan di dapur, ternyata sebagian besar rumah yang diamati telah tersedia sabun, dengan proporsi terbesar di klaster 4 (97.5%) Sedangkan pada kelompok yang diamati tidak tersedia sabun untuk mencuci peralatan di dapur proporsi paling tinggi ialah di wilayah klaster 0 (42.5%)
Diagram 3.11 Penyimpanan makanan (pengamatan) AO.3.3 Amati: Apakah makanan ditutup/dilindungi dari lalat,kecoa,cicak,semut dan serangga lainnya?
Penyimpanan Makanan lainnya 1% Tidak ditutup 4%
YA, di dalam kulkas 2%
YA, disimpan di atas ditutup 44%
YA, disimpan dalam lemari yang tertutup 37%
YA, disimpan dalam lemari makan 12%
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden telah menyimpan makanan secara aman dan terlindung dari kecoa,lalat,semut dan serangga lainnya. Dan secara keseluruhan dapat dikatakan penyimpanan telah baik dan tertutup meskipun berbeda tempat namun secara substansi tertutup dan kemungkinan terjadi kontaminasi dari berbagai vector penyakit dapat diminimalisir. Sedangkan prosentase responden yang masih belum menutup makanan dibawah 5%. Berikut table detail pengamatan penyimpanan yang aman dari tiap klaster : Tabel 3.3 Penyimpanan Makanan klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
YA, disimpan di atas ditutup
53.5
40.9
40.6
48.3
60.0
43.9
YA, disimpan dalam lemari makan
9.0
14.0
12.9
10.6
17.5
12.4
YA, disimpan dalam lemari yang tertutup
31.5
39.3
38.2
34.9
20.0
37.0
YA, di dalam kulkas
4.0
1.7
3.6
.7
.0
2.2
lainnya
.0
1.6
1.3
.7
2.5
1.1
Tidak ditutup
2.0
2.5
3.4
4.8
.0
3.5
Penyimpanan Makanan
Dari table tersebut dapat diketahui bahwa prosesntase tertinggi responden yang masih tidak menutup makanan ada di klaster 3 (3.8%), dan terendah di klaster 4 (0). Hal ini dapat menjadi perhatian untuk upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan prinsip Hygiene Sanitasi Makanan supaya angka kontaminasi dan kejadian penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan terkontaminasi dan perilaku hygiene yang kurang dapat berkurang.
3.8.1.d Penanganan Sampah Rumah Tangga di Dapur Berikut akan diuraikan grafik/ diagram hasil pengamatan enumerator di lapangan.
Grafik 3.51 Wadah/tempat yang dipakai untuk mengumpulkan sampah rumah tangga di dapur (pengamatan) AO.4.1 Amati: Apakah ada wadah/tempat yang dipakai untuk mengumpulkan sampah di dapur?
prosentase
Wadah/Tempat Pengumpulan Sampah di Dapur 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Total
Kantong plastik tertutup
18.5
17.4
12.1
19.6
77.5
16.9
kantong plastik terbuka
26.0
29.1
30.4
30.8
10.0
29.7
keranjang sampah terbuka
50.5
37.4
39.6
30.8
.0
36.5
keranjang sampah tertutup
4.0
8.3
7.5
10.1
10.0
8.4
tidak ada
7.5
9.7
11.0
11.1
.0
10.4
Dari grafik tersebut kita dapat mengetahui gambaran mengenai wadah/tempat pengumpulan sampah yang digunakan masyarakat di dapur. Setelah diamati sebagian besar responden menggunakan keranjang sampah terbuka (36.5%), dan prosentase terendah menggunakan keranjang sampah tertutup (8.4%). Dan 10.4% diantaranya tidak memiliki tempat pengumpulan sampah di dapur. Idealnya menurut teori, tempat sampah sementara yang memenuhi syarat ialah yang kedap air, kuat, mudah diisi dan dikosongkan, serta memiliki tutup serta tentunya memenuhi kapasitas. Hal ini tentu berhubungan dengan pengamanan sampah yang dapat menjadi sumber penyakit baik karena sampah bisa menjadi tempat breeding places dari berbagai serangga dan vector penyakit. Dari hasil pengamatan responden dengan tempat sampah yang memenuhi syarat (keranjang sampah tertutup) prosentasenya masih minim.
3.8.1.e Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga Non Tinja Berikut penjabaran dari hasil pengamatan saluran pembuangan air limbah rumah tangga non tinja: Grafik 3.52 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Rumah Tangga Non Tinja (Pengamatan) AO.5.1 Amati: kemana air limbah bekas cuci peralatan minum,makan dan masak dibuang? Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Non Tinja 50.0 45.0
Prosentase
40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 .0
Ke sungai/kanal/kola m/selokan
Ke jalan, halaman, kebun
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Lubang galian
Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)
Pipa IPAL Sanimas
Tidak tahu
Tidak ada bak cuci peralatan dapur
klaster 0
16.0
25.0
30.5
6.5
Klaster 1
41.4
15.5
17.4
5.0
7.5
.0
.0
2.5
12.0
8.9
7.1
.0
.5
Klaster 2
42.8
13.3
20.9
4.1
11.3
4.9
1.4
.1
.6
Klaster 3
38.2
12.2
4.7
16.2
14.8
7.9
5.1
.7
1.8
Klaster 4
20.0
3.3
.0
10.0
47.5
.0
22.5
.0
.0
Total
39.4
.0
14.1
18.9
10.7
7.0
4.3
.2
1.1
4.4
Dari hasil pengamatan, tiga proporsi terbesar prosentase tempat pembuangan akhir limbah selain tinja, diantaranya 39.4% responden membuang air limbah rumah tangga non tinja nya ke sungai dengan proporsi terbesar di klaster 2. (18.9%) ke saluran terbuka dega proporsi terbesar di klaster 0. (14.1%) responden masih membuang air limbah rumah tangga selain tinja ke jalan,kebun dan halaman terbuka. Dikaitkan dengan teori, drainase atau pembuangan air limbah rumah tangga (grey water) seharusnya mendapatkan pengelolaan khusus dalam pembuangannya, dan salurannya pun harus tertutup agar tidak menjadi sumber pencemar. Namun dari hasil studi di Kabupaten Bandung Barat ini bahkan sebagian besar membuang ke badan air yang jelas dapat mencemari badan air , juga dibuang ke halaman/tempat terbuka yang dapat menyebabkan genangan, sarang berkembangnya vector penyakit seperti nyamuk, dan bisa mencemari tanah dan air tanah.
3.8.2 Pengamatan Kamar Mandi Berikut akan dipaparkan hasil pengamatan di sekitar kamar mandi. Grafik 3.53 Ketersediaan sabun&shampoo di kamar mandi (pengamatan) BO.1 Amati: apakah ada sabun&shampoo dikamar mandi?
Ketersediaan sabun&shampoo di kamar mandi
prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
ya, ada
85.0
87.6
88.1
79.3
97.5
85.2
Tidak ada
15.0
12.4
11.9
20.8
2.5
14.8
Sebagian besar kamar mandi responden yang diamati 85.2% diantaranya terdapat sabun dan shampoo. Dan 14.8% nya tidak terdapat sabun dan shampoo di kamar mandi dan proporsi terbesar ketidaktersediaan shampoo dan sabun ada di wilayah klaster 3. Grafik 3.54 Pembuangan Air Limbah dari Air bekas mandi, cuci tangan dan wastafel (pengamatan) BO.2 Amati: kemana air limbah bekas mandi,cuci tangan dan dari wastafel dibuang?
SPAL air bekas mandi,cuci tangan dan wastafel (pengamatan) Prosentase
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Ke sungai/kanal/kolam/sel okan
Ke jalan, halaman, kebun
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Lubang galian
Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)
Tidak tahu
klaster 0
34.5
17.5
27.5
8.0
klaster 1
42.4
15.8
16.3
5.5
7.0
.0
5.5
8.1
6.8
klaster 2
44.0
14.1
19.3
5.1
10.8
4.9
1.2
klaster 3
36.3
10.8
5.6
14.8
14.4
7.1
3.6
11.8
kalster 4
20.0
total
40.5
.0
7.5
50.0
.0
20.0
2.5
13.6
17.4
10.6
6.5
3.7
7.3
Seperti hal nya pada hasil pengamatan pembuangan air limbah non tinja dari hasil cuci alat makan dan masak, pada pengamatan pembuangan air lmbah bekas cucian pun sebagian besar responden membuang ke sungai (40.5%) dengan proporsi terbesar wilayah yang masih menyalurkan air limbah bekas cuciannya ke sungai di klaster 2. Serta prosentase dua besar lainnya (17.4%) diantaranya air limbah dibuang ke saluran terbuka dengan proporsi terbesar diklaster 0. Serta 13.6% membuang air limbah bekas cuciannya ke halaman/kebun/tempat terbuka dengan proporsi terbesar wilayah yang ada di klaster 0.
Grafik 3.55 Keberadaan jentik nyamuk di tempat penampungan air/bak mandi/ember (pengamatan) BO.3 Amati: bila ada bak penampung air/bak mandi/ember, apakah terlihat jentik-jentik nyamuk didalamnya?
Keberadaan jentik Nyamuk dalam Tempat Penampungan Air prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
Ya
17.0
15.0
20.5
17.8
2.5
17.7
Tidak
78.0
79.7
73.4
73.8
92.5
75.8
Dari hasil pengamatan dilapangan, pada responden yang memiliki bak penampungan air/bak mandi/ember sebagian besar (75.8%) tidak terdapat jentik di dalamnya. Dan 17.7% masih ditemukan jentik didalamnya dimana proporsi terbesar wilayah yang ditempat penampungan air nya terdapat jentik ialah klaster 2 (20.5%). Hal ini perlu diwaspadai mengingat jentik dari nyamuk ditempat penampungan air yang tidak langsung beralas tanah merupakan jentik Aedes Aegypti yang merupakan vector penyakit DBD. Prosentase 17.7% merupakan prosentase yang tidak dapat abaikan. Harus ada upaya-upaya khusus tindak lanjut mengatasi hal tersebut, misalnya langkah yang efektif adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), yang dapat memutus siklus hidup Aedes Aegypti serta peningkatan pengetahuan masyarakat akan pentingnya langkah 3M+ (Menutup, Mengubur dan Menguras) serta melakukan upaya-upaya preventif terkena gigtan nyamuk seperti menggunakan Reppelant. 1.8.3
Pengamatan WC/Jamban
Berikut hasil pengamatan di WC/Jamban :
3.8.3.a Cuci Tangan Dengan Air Dan Sabun (pengamatan) Grafik 3.56 Ketersediaan Air dan Sabun Untuk Fasilitas Cuci Tangan Di WC
Ketersediaan Air dan Sabun Untuk Fasilitas Cuci Tangan Di WC Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
Air tersedia dalam bak air/Ember
83.0
82.2
79.7
77.7
97.5
80.2
air tersedia dari kran&berfungsi
10.5
7.7
7.6
6.1
.0
7.2
Air dari kran tapi tidak berfungsi
.5
.3
.1
.1
.0
.2
Tidak Ada Air
6.0
9.7
12.6
16.2
2.5
12.4
Ada sabun
71.0
82.2
77.8
74.8
90.0
78.0
Tidak ada jentik Nyamuk
70.0
84.2
81.5
83.3
92.5
82.4
Hasil pengamatan di sekitar WC/Jamban terhadap ketersediaan air dan sabun untuk fasilitas CTPS di WC ternyata sebagian besar (80.2%) tersedia air dalam bak/ember dan 82.4% bak yang diperiksa tidak terdapat jentik nyamuk serta 78% tersedia sabun di WC. Sedangkan prosentase yang masih tidak terlihat ada air di WC/jamban sebesar 12.4% engan proporsi terbesar diwilayah klaster 3. 3.8.3.b Pembuangan air kotor/limbah tinja dan lumpur tinja Berikut ini hasil dari pengamatan pembuangan air kotor/limbah tinja dan lumpur tinja di Kabupaten Bandung Barat. Grafik 3.57 Tipe WC/jamban yang digunakan (pengamatan)
CO.2.1 Amati: Termasuk tipe apakah WC/jamban yang Ibu lihat?
Tipe WC/Jamban Yang Digunakan 100.0
Prosentase
80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
Kloset jongkok leher angsa
78.0
75.7
70.5
71.5
90.0
72.9
Kloset duduk leher angsa
4.0
5.6
5.6
3.6
7.5
5.0
Plengsengan
10.5
7.2
11.8
7.6
.0
9.0
Cemplung
5.0
5.7
5.3
7.5
.0
6.0
Dari hasil pengamatan terhadap tipe WC/jamban yang digunakan sebagian besar responden memiliki WC dengan tipe kloset jongkok leher angsa (72.9%) dengan proporsi terbesar yang memiliki kloset jongkok leher angsa di klaster 4. 9% menggunakan plengsengan dengan proporsi terbesar di klaster 0. (6%) menggunakan cemplung dan proporsi terbesar diklaster 3. Sedangkan proporsi terendah tipe WC yang digunakan ialah kloset duduk leher angsa (5%). Grafik 3.58 Saluran pembuangan dari WC/jamban terhubungkan atau terselurkan (pengamatan) CO.2.2 Amati: Kemana saluran pembuangan dari kloset disalurkan/terhubungkan?
Prosentase
Saluran Pembuangan WC/Jamban Terhubungkan/Disalurkan 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
Pipa saluran pembuangan kotoran
Sungai, kanal, kolam
Jalan, halaman, kebun
Saluran terbuka
35.5
7.5
1.0
1.0
.5
.0
.0
42.0
13.8
.7
1.8
6.0
4.1
1.6
26.6
44.3
15.8
.6
3.5
2.9
1.1
.8
24.3
48.9
11.6
.8
1.6
4.5
1.5
2.4
kalster 4
2.5
92.5
.0
.0
.0
2.5
.0
.0
total
26.5
45.1
13.4
.7
2.3
4.1
2.0
1.5
Cubluk
Tangki Septik
klaster 0
52.0
klaster 1
25.0
klaster 2 klaster 3
Saluran tertutup
Tidak tahu
Hasil pengamatan enumerator mengenai saluran akhir dari pembuangan WC/jamban responden, ternyata dua prosentase terbesar diantaranya 45.1% ke septiktank dimana wilayah yang proporsi pembuangan ke tangki septik diklaster 4. Serta 26.5% responden yang diamati masih menyalurkan buangan tinja nya ke cubluk dengan proporsi terbesar di wilayah klaster 0 (52%). Sedangkan dari hasil pengamatan masih terdapat responden yang menyalurkan buangan WC/Jamban ke saluran terbuka seperti ke sungai/kolam (15.4%), dan saluran terbuka (2.5%) dimana klaster 3 merupakan wilayah yang memiliki proporsi tertinggi saluran pembuangan WC/jamban ke tempat terbuka. 3.8.3.c Higiene di Jamban Berikut ini hasil pengamatan hygiene di jamban: Grafik 3.59 Higiene di Jamban (Pengamatan)
CO.3.1 Amati: Apakah lantai dan dinding jamban/WC bebas dari tinja, bekas tisu yang ada tinja atau bekas pembalut? CO.3.2 Amati: Apakah jamban/WC bebas dari kecoa dan lalat? CO.3.3 Amati: Jika ada kloset jongkok leher angsa, apakah ada gayung dan air untuk menyiram? CO.3.4 Amati: Jika ada kloset duduk leher angsa, cobalah menekan alat penyiram, apakah dapat berfungsi?
Prosentase
Higiene di jamban (Pengamatan) 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
kalster 4
total
lantai dan dinding jamban bebas dari tinja
59.5
77.0
68.8
64.6
55.0
69.3
jamban bebas dari kecoa dan lalat
59.5
74.2
63.9
56.6
90.0
64.7
jika kloset jongkok leher angsa, apakah ada gayung dan air untuk menyiram
82.0
80.5
75.3
73.7
95.0
76.9
jika kloset duduk leher angsa, apakah alat penyiram berfungsi
32.5
30.5
22.2
21.0
10.0
24.6
Grafik diatas menunjukan hasil dari 4 variabel yang diamati mengenai hygiene di jamban dengan hasil yang merupakan prosentase terbesar. Diantaranya 69.5% lantai dan dinding jamban yang diamati bebas dari tinja dimana proporsi terbesar klaster 1 dan terendah di klaster 4. 64.7% jamban yang diamati bebas dari kecoa dengan proporsi terbesar di klaster 4 dan terendah di klaster 3. Pada responden yang menggunakan WC jongkok, 76.9% nya terdapat gayung dan air untuk menyiram. Serta pada responden yang menggunakan WC duduk 24.5% nya alat penyiram dapat berfungsi.
1.8.4 Pengamatan Tempat Cuci Pakaian Berikut diuraikan hasil pengamatan di tempat cuci pakaian.
Grafik 3.60 Tersedia sabun cuci, shampoo, sabun cuci tangan di tempat cuci pakaian (pengamatan) DO.1 Amati: Apakah ada sabun cuci, shampoo, sabun cuci tangan di tempat cuci pakaian?
Ketersediaan Sabun Cuci, shampoo, sabun cuci tangan di tempat cuci pakaian 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ya
88.5
90.3
89.1
82.1
97.5
87.4
tidak
11.5
9.7
10.9
17.9
2.5
12.6
Setelah diamati, dari seluruh tempat cuci pakaian 87.4% atau sebagian besarnya terdapat sabun cuci, shampoo,sabun cuci tangan di tempat cuci pakaian. Terdapat 12.6% nya yang tidak tersedia sabun cuci, shampoo dan sabun cuci tangan di tempat cuci pakaian dengan proporsi terbesar wilayah yang tidak tersedia sabun di tempat cuci pakaian adalah di klaster 3. Grafik 3.61 Sumber air untuk cuci pakaian (pengamatan) DO.2 Amati: Darimana sumber air untuk mencuci pakaian?
Sumber Air Yang Digunakan Mencuci Pakaian Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0
40.0 20.0 .0
air ledeng PDAM berfungsi/me ngalir
air ledeng PDAM tidak berfungsi
klaster 0
88.5
klaster 1
90.3
klaster 2
sumur gali terlindungi
sumur gali tidak terlindungi
sumur bor/pompa tangan
sumur hidran bor/pompa umum/kran tangan mesin umum PDAM
23.5
.5
28.0
13.5
.5
17.7
1.6
32.6
12.6
2.8
89.1
12.3
1.4
32.5
9.5
klaster 3
82.1
10.3
.8
35.3
klaster 4
97.5
.0
.0
total
87.4
13.7
1.2
penjual air keliling
lainnya (Mata air)
tidak ada sumber air
.5
1.0
35.5
3.0
.8
.9
29.4
1.5
1.9
.7
.4
36.6
1.7
20.8
1.6
1.3
.3
16.6
2.1
22.5
5.0
.0
17.5
.0
.0
.0
33.1
14.0
2.0
1.1
.6
28.1
1.8
Dari grafik diatas dapat diketahui dari hasil pengamatan sumber air yang digunakan responden untuk mencuci pakaian sebagian besar (87.4%) air ledeng/PDAM dan berfungsi, dua prosentase
terbesar lainnya dari sumur gali tidak terlindungi (33.1%), dan dari mata air (28.1%) dengan proporsi wilayah yang menggunakan mata air sebagai sumber air untuk mencuci pakaian di klaster 3. Grafik 3.62 Tempat Pembuangan Air Limbah Bekas Cucian (Pengamatan) DO.3 Amati: Kemana air limbah bekas mencuci pakaian dibuang?
Pembuangan air Limbah bekas cucian (Pengamatan) 50.0 45.0
Prosentase
40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 .0
Ke sungai/kanal/kola m/selokan
Ke jalan, halaman, kebun
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Lubang galian
Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)
Tidak tahu
klaster 0
26.0
24.5
31.5
8.0
klaster 1
42.5
15.4
17.9
6.9
7.0
.0
3.0
9.1
6.7
klaster 2
44.4
13.5
21.4
1.0
11.3
5.9
1.5
klaster 3
41.1
11.8
1.8
17.9
13.3
9.0
4.1
klaster 4
22.5
2.0
.0
10.0
45.0
.0
20.0
total
41.7
2.5
14.0
19.8
10.8
7.8
3.9
1.7
Dari hasil pengamatan terhadap pembuangan air bekas cucian ternyata sebagian besar (41.7%) masih membuang ke subgai/kanal/kolam/selokan dan proporsi terbesar ada di klaster 2. Selain itu 19.8% masih menyalurkan air bekas cucian ke saluran terbuka dengan proporsi terbesar diklaster 0. Juga prosentase ke tiga terbesar lainnya (14%) membuang air limbah bekas cucian ke jalan, halaman, kebun dengan proporsi terbesar di wilayah klaster 0.
1.8.5 Pengamatan Halaman/Pekarangan/kebun Berikut ini hasil pengamatan di halaman/pekarangan/kebun responden. 3.8.5.a Jarak dari tangki septik ke sumber air minimal 10 meter (pengamatan) Grafik 3.63 Jarak dari tangki septik ke sumber air minimal 10 meter
EO.1.1 Amati: Apakah jarak tangki septik dengan sumber air terdekat minimal 10 meter?
Jarak Tangki Septik Ke Sumber Air Bersih Minimal 10 Meter 90.0 80.0
Prosentase
70.0
60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ya
78.5
71.7
72.3
65.2
80.0
70.4
tidak
21.5
28.3
27.7
34.8
20.0
29.6
Hasil pengamatan Jarak tangki septik ke sumber air bersih ternyata sebagian besar (70.4%) telah memenuhi syarat minimal 10 meter, namun 29.6% diantaranya masih memiliki jarak yang kurang dari 10 meter dengan proporsi terbanyak wilayah yang jarak nya belum memenuhi syarat di klaster 3 (34.8%). 3.8.5.b Pengelolaan sampah: daur ulang dan penggunaan kembali (pengamatan) Grafik 3.64 Cara mengelola sampah (pengamatan)
EO.2.1 Amati: Bagaimana cara mengelola sampah di rumah?
Cara Mengelola Sampah (pengamatan) 60.0
Prosentase
50.0 40.0
30.0 20.0 10.0 .0
Dibuang dan dikubur di lobang galian
Dibuang dlm lubang galian dan dibakar
Dijadikan makanan binatang
Dikumpulkan dlm keranjang sampah permanen
Langsung dibakar
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hut an
Dibiarkan saja
klaster 0
3.0
41.5
.5
8.5
40.0
klaster 1
1.8
13.9
.2
9.8
54.9
.5
5.0
1.0
4.3
13.2
klaster 2
1.8
18.8
.5
10.4
51.3
1.0
4.9
9.5
klaster 3
2.4
19.1
1.3
16.7
1.0
40.4
4.6
10.8
klaster 4
5.0
.0
.0
3.4
22.5
12.5
7.5
17.5
total
2.1
18.4
.7
.0
12.2
48.1
4.4
10.8
1.7
Dibuang ke sungai/danau/laut
Dari hasil pengamatan didapat bahwa tiga prosentase terbesar pengelolaan sampah responden 48.1% langsung dibakar dengan proporsi terbesar diklaster 1. (18.4%) dibuang dalam lubang galian
dan dibakar dengan proporsi terbesar di klaster 0. Serta (12.2%) mengumpulkan dalam keranjang sampah permanen dengan poporsi terbesar di klaster 4. Grafik 3.65 Sekeliling rumah bersih dari sampah EO.2.2 Amati: Apakah sekeliling halaman bersih dari sampah?
Prosentase
Sekeliling Rumah Bersih Dari Sampah (pengamatan) 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ya
69.5
69.4
63.0
64.1
95.0
65.8
tidak
30.5
30.6
37.0
35.9
5.0
34.2
Hasil pengamatan disekeliling rumah bersih dari sampah sebagian besar rumah yang diamati (65.8%) bersih dari sampah, sedangkan (34.2%) masih terdapat sampah di sekitar rumah dengan proporsi terbesar di klaster 3 yang lingkungan rumahnya masih terdapat sampah berserakan. Diagram 3.12 Sampah terlihat dipilah/Dipisahkan (pengamatan) EO.2.3 Amati: Apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan
Prosentase Keseluruhan : Hasil Pengamatan Sampah Dipilah di Tingkat Rumah Tangga
ya 30%
tidak 70%
Dari hasil pengamatan 79% responden tidak melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu di tingkat rumah tangga, namun masih terdapat 30% yang memilah sampah sebelum dibuang atau diolah akhir. Dimana wilayah yang masih terlihat mengolah sampah dengan prosentase terbesar ada di wilayah klaster 0 (42.5%), klaster 1 (31.6%), klaster 2 (31.8%), klaster 3 (24.5%) dan kalster 4 (2.5%).
Grafik dibawah ini menggambarkan prosentase wilayah yang memilah sampah per klaster. Grafik 3.66 Sampah terlihat dipilah/Dipisahkan (pengamatan) EO.2.3 Amati: Apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan
Sampah Terlihat Dipilah/Dipisahkan (pengamatan) 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ya
42.5
31.6
31.8
24.5
2.5
29.8
tidak
57.5
68.4
68.2
75.5
97.5
70.2
Grafik 3.67 Jenis sampah yang dipilah (pengamatan)
EO.2.4 Amati: Jika sampah dipilah, apa saja yang terlihat dipilah
Jenis sampah Yang dipilah Pada Responden Yang Setelah Diamati memilah Sampah di Rumah prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0
.0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
sampah organik/sampah basah
28.2
73.0
64.8
61.9
100.0
64.0
plastik
63.5
84.4
85.7
79.6
100.0
82.2
gelas/kaca
56.5
54.6
55.6
55.8
100.0
55.5
kertas/kardus
12.9
50.0
58.7
44.9
100.0
49.4
besi/logam
7.1
36.9
31.4
38.4
.0
33.1
lainnya
.0
.0
.0
.3
.0
.1
Dari sekitar 30% responden yang memilah sampah di tingkat rumah tangga, sebagian besar (82.2%) memilah sampah dari jenis plastik terutama di wilayah klaster 4 (100%), klaster 2 (85.7%) serta klster 1 (84.4%). Selain jenis plastik yang dipisahkan dua proporsi terbesar lainnya yaitu dari sampah organic/sampah basah (64%) terutama proporsi terbesar di klaster 4 (100%). Dibawah ini diagram gambaran yang jenis sampah yang dipilah di tingkat rumah tangga.
Diagram 3.13 Jenis sampah yang dipilah/dipisahkan (pengamatan) Prosentasi Total Jenis Sampah ang Dipilah Pada Responden Yang Memilah Sampah
besi/logam 12% kertas/kardus 17%
sampah organik/sampa h basah 23%
plastik 29%
gelas/kaca 19%
Grafik 3.68 Keberadaan Tempat Pembuatan Kompos (pengamatan)
EO.2.5 Amati: Apakah ada tempat serta kegiatan untuk membuat kompos? Keberadaan Tempat Pembuatan Kompos (Pengamatan) 120.0
Prosentase
100.0 80.0
60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
ya
15.0
7.0
4.2
12.1
.0
7.9
Tidak
85.0
93.0
95.8
87.9
100.0
92.1
Dari hasil pengamatan terhadap 30% responden yang mengelola sampah nya sebelum dibuang ternyata 92.1% nya setelah diamati tidak terdapat pembuatan kompos disekitar rumahnya. Dan hanya sekitar 7.9% dan proporsi ditiap klaster yang memiliki tempat pembuatan kompos diantaranya klaster 0 (15%), klaster 1 (7%), klaster 2 (4.2%), klaster 3 (12.1%).
Grafik 3.69 Kompos Yang Dibuat Dapat Dipergunakan (Pengamatan) EO.2.6 Amati: Apakah ada kompos yang sudah bisa dipakai?
Kompos Yang Dibuat Dapat Dipergunakan 90.0 80.0
Prosentase
70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0
.0
klaster 0
klaster 1
klaster 2
klaster 3
klaster 4
total
Ya
76.7
81.9
72.4
55.8
.0
67.6
Tidak
23.3
18.1
27.6
44.2
.0
32.4
Setelah diamati dari 8% responden yang memiliki tempat pembuatan kompos, 67.6% diantaranya kompos yang dibuat dapat dimanfaatkan diantaranya di klaster 0 (76.7%), terbesar di klaster 1 (81.9%), klaster 2 (72.4%), klaster 3 (55.8%). 3.8.5.c
SPAL/Drainase lingkungan, selokan/Banjir
Grafik 3.70 Genangan air (pengamatan)
EO.3.1 Amati: Apakah halaman/bagian depan rumah ada genangan air?
Prosentase
Genangan Air (pengamatan) 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
ya
6.5
10.7
9.1
15.4
7.5
11.3
tidak
93.5
89.3
90.9
84.6
92.5
88.7
Dari hasil pengamatan genangan air di sekitar rumah, ternyata 88.7% nya tidak terdapat genangan air. Namun masih terdapat 11.3% yang ada genangan air disekitar rumah dengan proporsi terbesar di klaster 3 (15.4%) dan terendah di klaster 0 (6.5%)
Grafik 3.71 Tempat biasanya air tergenang (pengamatan) EO.3.2 Amati: Dimana air biasanya tergenang?
Tempat Adanya Genangan Air 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0
.0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
dihalaman rumah
46.2
66.1
71.7
70.3
.0
68.4
di dekat dapur
7.7
19.4
18.9
28.6
66.7
23.0
di dekat kmar mandi
30.8
8.1
23.6
17.3
.0
16.8
di dekat bak penampungan
23.1
9.7
15.0
11.4
100.0
12.8
Dari 11.3% rumah yang setelah diamati terdapat genangan air sebagian besar (68.4%) genangan terdapat di halaman rumah, denghan wilayah klaster 2 yang memiliki proporsi tertinggi. Kemudian 23% genangan disekitar dapur dengan wilayah klaster 3 proporsi tertinggi. Dan 16.8% genangan terdapat disekitar kanmar mandi dengan proporsi tertinggi di klaster 0, (12.8%) genangan didekat bak penampungan air dan proporsi terbesar di klaster 4. Grafik 3.72 Asal Air Genangan (pengamatan) EO.3.3 Amati: Darimana air genangan berasal?
Posentase
Asal Air yang Tergenang (pengamatan) 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
air limbah kamar mandi
7.7
20.2
37.0
19.5
33.3
24.3
air limbah dapur
.0
25.0
30.7
13.0
100.0
21.5
76.9
59.7
66.1
71.4
33.3
66.6
hujan
Dari hasil pengamatan terhadap 11.3% rumah yang disekitarnya terdapat genangan air, ternyata setelah diamati lebih lanjut sebagian besar (66.6%) air yang tergenang berasal dari air hujan, 24.3% berasal dari air limbah kamar mandi dan 21.5% berasal dari air limbah dapur.
Grafik 3.73 Halaman bersih dari benda yang dapat menyebabkan air tergenang (pengamatan)
EO.3.4 Amati: Apakah halaman bersih dari benda yang dapat menyebabkan air tergenang (seperti ban bekas, kaleng, panci, ember)
Halaman Bersih dari Benda Yang menyebabkan Air Tergenang 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
ya, halaman bersih dari benda yg menyebabkan air tergenang
72.5
84.9
85.7
78.8
97.5
82.8
tidak, halaman penuh dengan benda yang dapat menyebabkan air tergenang
27.5
15.1
14.3
21.3
2.5
17.2
Grafik diatas menunjukkan hasil pengamatan dihalaman mengenai keberadaan benda yang dapat menyebabkan air tergenang, dan ternyata sebagian besar (82.8%) halaman sudah bersih dari benda yang menyebabkan air tergenang. Sedangkan 17.2% rumah yang diamati masih terdapat benda dihalaman yang dapat menyebabkan air tergenang dengan proporsi terbesar diklaster 0 (27.5%). Grafik 3.74 Saluran air hujan dekat rumah (pengamatan)
EO.3.5 Amati: Apakah Ibu dapat melihat saluran air hujan atau saluran air limbah di dekat rumah (samping depan, samping belakang, samping kanan-kiri) Saluran Air Hujan Dekat Rumah 60.0
Prosentase
50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
52.0
50.8
57.1
53.9
55.0
54.1
Ya, tertutup, tidak terlihat
7.5
15.4
10.3
13.8
37.5
13.0
Tidak, tidak terlihat
40.5
33.7
32.5
32.3
7.5
33.0
ya terbuka
Dari hasil pengamatan terhadap saluran hujan di dekat rumah, sebagian besar (54.1%) setelah diamati ternyata saluran terbuka, sedangkan 33% lainnya tidak terlihat ada saluran air hujan dan 13% nya ada dan tertutup.
Grafik 3.75 Air disaluran dapat mengalir (pengamatan)
EO.3.6 Amati: Amati: Apakah air di saluran dapat mengalir?
Prosentase
Air di Saluran Dapat Mengalir (pengamatan) 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
Ya
71.5
79.2
79.1
74.8
95.0
77.6
Tidak
4.0
3.4
5.1
4.6
2.5
4.4
Tidak dapat dipakai, saluran kering
1.5
1.4
1.4
3.2
.0
1.9
Tidak ada saluran
23.0
16.0
14.3
17.4
2.5
16.1
Dari hasil pengamatan terhadap 67.1% yang memiliki saluran air, 77.6% diantaranya air dapat mengalir, dan sekitar 4.4% air disaluran tidak dapat mengalir serta 1.9% saluran tidak dapat dipakai kaerna saluran kering. Proporsi daerah yang air nya tidak dapat mengalir di klaster 2. Hal ini dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit lainnya. Grafik 3.76 Saluran air bersih dari sampah (Pengamatan) EO.3.7 Amati: Apakah saluran air bersih dari sampah?
Prosentase
Saluran Air Bersih dari Sampah 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
Ya, bersih atau hampir selalu bersih
51.0
61.9
57.4
54.5
37.5
57.3
Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir
23.5
18.9
23.7
24.1
60.0
22.8
.5
2.5
1.7
1.8
.0
1.9
Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering Tidak ada saluran
.0
2.0
1.6
3.1
2.5
2.1
25.0
14.8
15.6
16.6
.0
16.0
Dari hasil pengamatan disaluran drainase, sebagian besar (57.3%) saluran air bersih atau hampir selalu bersih dari sampah, 22.8% saluran tidak bersih dari sampah namun masih dapat mengalir dengan proporsi tertinggi diwilayah klaster 4. Hal ini dapat menggambarkan bahwa lingkungan responden khususnya drainase/saluran air masih belum terbebas Dari sampah dan meskipun ketika dilakukan pengamatan saluran dapat mengalir tapi harus diwaspadai saluran akan tersumbat apabila debit air yang dialirkan besar dan hal ini dapat berpotensi terjadinya banjir.
1.9 AREA BERESIKO Indikator area berisiko dibuat menjadi lima indikator yaitu : sumber air, air limbah domestik, persampahan, genangan air dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kelima indikator tersebut merupakan hasil penggabungan dari beberapa pertanyaan dan pengamatan yang terdapat kuesioner studi EHRA. Berikut penjabaran kelima indikator tersebut. 3.9.1 Sumber Air. Pada indikator sumber air terdapat tiga kriteria yang menentukan tingkat resiko sumber air diantaranya : sumber air tercemar, penggunaan sumber air tidak terlindungi serta kelangkaan air. Dibawah ini diagram dan tabel dapat menggambarkan lebih detail mengenai prosentase dan wilayah per klaster mengenai kriteria dari resiko sumber air yang ada. Diagram 3.14 Area Beresiko pada Sumber Air
SUMBER AIR kelangkaan air 31% sumber air tercemar 49% penggunaan sumber air TIDAK terlindungi 20%
Dari diagram diatas dapat diketahui proporsi terbesar terdapat pada sumber air tercemar (49%), sementara proporsi kelangkaan air (31%), dan pada penggunaan sumber air yang tidak terlindungi (20%).
Grafik 3.77 Area beresiko menurut sumber air
Prosentase
Area Beresiko Menurut Sumber Air 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
sumber air tercemar
35.5
37.8
41.4
51.8
27.5
43.1
penggunaan sumber air TIDAK terlindungi
12.5
11.1
16.9
25.3
55.0
17.9
kelangkaan air
35.5
28.4
26.6
27.8
12.5
27.8
Grafik diatas menunjukan rata-rata di klaster 0,1,2 dan 3 proporsi terbesar kriteria pada resiko sumber air berupa sumber air yang tercemar, kemudian masalah kelangkaan air dan kemudian penggunaan sumber air yang tidak terlindungi. Berbeda dari yang lain, di klaster 4 masalah utama resiko sumber air ialah penggunaan sumber air yang tidak aman, sumber air tercemar dan kelangaan air. Tabel 3.4 Hubungan Antara Kriteria Sumber Air Dengan Kejadian Diare Kejadian Diare No
1
2
Kriteria
Tidak Diare
Diare
Total
n
%
n
%
n
%
aman
940
80.1%
233
19.9%
1683
100%
tidak aman
1322
78.6%
361
21.4%
1173
100%
ya
1001
70.0%
428
30%
1429
100%
tidak
2112
84.6%
384
15.4%
2496
100%
OR
PValue
1.102
0.327
2.352
0.000
Sumber air tidak terlindungi
Kelangkaan air
Apabila sumber air dikaitkan dengan kejadian diare seperti terlihat pada tabel diatas, proporsi responden yang sumber air tidak terlindungi dan aman pada kelompok responden yang diare (19.9%) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan responden yang menggunakan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman pada kelompok diare (21.4%). Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian diare dengan sumber air yang tidak terlindungi. Pada kriteria kelangkaan air, proporsi responden yang tidak mengalami kelangkaan air pada kelompok responden yang diare (15,4%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang mengalami
kelangkaan air pada kelompok diare (30,00%). Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian diare dengan kelangkaan air (p value =0,000). Dimana responden yang mengalami kelangkaan air 2.3 kali lebih tinggi beresiko terkena diare.
3.9.2 Air Limbah Domestik Air limbah domestik pada area beresiko ini terdiri dari tiga kriteria diantaranya :pencemaran karena pembuangan isi tangkiseptik, pencemaran karena spal, serta tangki septik suspect tidak aman. Grafik dan table dibawah ini menjabarkan lebih lanjut mengenai resiko air limbah domestik. Diagram 3.14 Resiko Air Limbah Domestik
Resiko Air Limbah Domestik tangki septic suspec tidak aman 16%
pencemaran karena spal 38%
pencemara n karena pembuanga n isi tangki septic 46%
Dari ke tiga kriteria tersebut dapat terlihat proporsi terbesar resiko air limbah domestik ialah pada kriteria pencemaran karena pembuangan isi tangki septik (46%), kemudian karena pencemaran dari spal (38%) dan tangki septik suspect tidak aman (16%). Grafik 3.78 Resiko Air Limbah Domestik Per Klaster
Resiko Air Limbah Domestik 120.0
Prosentase
100.0 80.0 60.0 40.0 20.0
.0
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
tangki septic suspec tidak aman
14.0
28.0
24.8
32.5
57.5
27.8
pencemaran karena pembuangan isi tangki septic
100.0
86.5
78.7
71.9
100.0
79.5
pencemaran karena spal
63.0
70.5
66.2
63.3
20.0
66.0
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa di klaster 0,1,2 dan 3 pola prosentase terbesar yaitu masalah resiko air limbah domestik dari pencemaran karena pembuangan isi tangki septik , kemudian pencemaran karena spal dan terakhir dari tangki septik suspect tidak aman. Sedangkan di klaster 4, poporsi terbesar karena pencemaran pembuangan isi tangki septik, karena tangki septik suspect tidak aman dan dari pencemaran karena spal. Tabel 3.5 Hubungan Antara Air Limbah domestik dengan kejadian diare Kejadian Diare No 1
Kriteria
Tidak Diare
Total
n
%
n
%
n
%
1340
82%
294
18%
1634
100%
ya
31
81.6%
7
18.4%
38
100%
tidak
67
81.7%
15
18.3%
82
100%
ya
168
84.8%
30
15.2%
198
100%
OR
PValue
0.972
1.000
1.254
0.637
tangki septik suspec aman tidak
2
Diare
pencemaran dari pembuangan isi tangki septik
Hasil dari analisa statistik, apabila tangki suspect aman dikaitkan dengan kejadian diare dapat dilihat dari table diatas bahwa proporsi kejadian diare pada kelompok yang memiliki tangki septic suspect aman (18.4%) tidak jauh berbeda dengan prosporsi kejadian diare pada kelompok responden dengan tangki septic yang suspect tidak aman (18%). Hasil uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kriteria tangki septic aman dengan kejadian diare (p value=1.000). Pada kriteria pencemaran dari pembuangan dari isi tangki septic, kejadian diare pada kelompok yang terdapat pencemaran dari pembuangan isi tangki septic (15.2%) lebih rendah dibandingkan kejadian diare pada kelompok yang tidak ada pencemaran dari pembuangan isi tangki septic. Namun, secara statistic tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kriteria pencemaran dari pembuangan isi tangki septic (p value=0.637). 1.9.3
Persampahan
Diagram persampahan dibawah ini menunjukkan risiko masalah persampahan terdiri dari 4 kriteria diantaranya: pengelolaan sampah tidak memadai, frekuensi sampah tidak memadai, sampah tidak diolah dan tidak tepat waktu mengangkan sampah. Berikut penjabarannya :
Diagram 3.15 Risiko Masalah Persampahan
Resiko Masalah Persampahan sampah tidak diolah 27%
pengelolaan sampah tidak memadai 36%
tidak tepat waktu mengangkut sampah 16%
frekuensi pengangkutan sampah tidak memadai 21%
Dari diagram dapat diketahui bahwa prosentasi terbesar risiko masalah sampah berasal dari pengelolaan yang tidak memadai (36%) disusul kemudian masalah dari sampah tidak diolah (27%), frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai (21%) serta tidak tepat waktu mengangkut sampah (16%). Grafik 3.79 Resiko Masalah Persampahan Per Klaster
Resiko Masalah Persampahan Prosentase
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 .0 pengelolaan sampah tidak memadai frekuensi pengangkutan sampah tidak memadai tidak tepat waktu mengangkut sampah ampah tidak diolah
klaster 0
klaster1
klaster2
klaster 3
klaster 4
total
100.0
92.2
93.1
84.8
40.0
90.2
.0
66.7
59.1
41.2
100.0
53.5
.0
.0
18.2
70.6
100.0
39.5
54.0
66.4
67.1
68.5
97.5
67.0
Dari grafik diatas dapat diketahui ternyata kriteria risiko masalah persampahan di tiap klaster berbeda, di klaster 0 yang menjadi permasalahan adalah pengelolaan sampah tidak memadai dan sampah yang tidak diolah. Di klaster 1, masalah utama risiko sampah ada pada pengelolaan sampah yang tidak memadai disusul masalah frekuensi yang tidak memadai dam sampah yang tidak diolah. Di klaster 2, proporsi terbesar ada pada pengelolaan sampah tidak memadai kemudia masalah sampah tidak diolah. Di klaster 3 masalah sampah utama pada pengelolaan sampah tidak memadai disusul
tidak tepat waktu dalam mengangkut sampah. Sedangkan di klaster 4, proporsi utama pada frekuensi sampah yang tidak tepat memadai dan tidak tepat waktu mengangkut sampah. Tabel 3.6 Hubungan Persampahan dengan kejadian diare
No 1
2
3
4
Kejadian Diare Tidak Diare Diare
Kriteria
Total
n
%
n
%
n
%
Tidak
2830
78.5%
776
21.5%
3306
100%
ya
332
84.7%
60
15.3%
392
100%
tidak memadai
2977
78.5%
814
21.5%
3791
100%
memadai
186
89.4%
22
10.6%
208
100%
tidak tepat waktu
2900
78.3%
805
21.7%
3705
100%
tepat waktu
263
89.5%
31
10.5%
294
100%
tidak
272
85.5%
46
14.5%
318
100%
ya
85
80.2%
21
19.8%
106
100%
OR
PValue
1.517
0.005
2.312
0.000
2.355
0.000
0.685
0.249
Pengelolaan sampah
Frekuensi pengangkutan sampah
Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Pengolahan sampah setempah
Apabila kriteria pengelolaan sampah dikaitkan dengan kejadian diare, ternyata Proporsi penderita diare pada responden yang melakukan pengelolaan sampah (15.3%) lebih sedikit dibanding kejadian diare pada kelompok yang tidak mengelola sampah (21.5%), sehingga secara statistik ada hubungan yang bermakna antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare (p=0.005). Kelompok yang tidak mengelola sampah dengan baik beresiko terkena diare 1.5 kali terkena diare Proporsi penderita diare pada kelompok frekuensi pengangkutan sampah yang memadai (10.6%) lebih kecil dibandingkan dengan proporsi penderita pada kelompok yang frekuensi pengangkutan sampah tidak memadai (21.5%), sehingga secara statistik ada hubungan bermakna antara frekuensi pengangkutan sampah dengan kejadian diare (p=0.000), kelompok yang frekuensi pengangkutan sampahnya tidak memadai beresiko 2.3 kali terkena diare. Poporsi penderita diare pada kelompok yang tepat waktu mendapatkan layanan pengangkutan sampah ( 10.5%) lebih sedikit dibandingkan proporsi penderita diare pada kelompok yang tidak tepat waktu mndapatkan layanan pengangkutan sampah (21.7%), sehingga secara statistik dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu pengangkutan sampah dengan kejadian diare
(p=0.000). Pada kelompok yang tidak tepat waktu mendapat pelayanan pengangkutan sampah beresiko 2.3 kali terkena diare. Proporsi kejadian diare pada kelompok yang melakukan pemilahan sampah (15%) tidak berbeda jauh dengan proporsi kejadian diare di kelompok yang tidak melakukan pengolahan sampah (18%), sehingga secara statistik disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengolahan sampah dengan kejadian diare (p value = 0.249). 1.9.4 Genangan Air Pada indikator genangan air kriteria yang dilihat hanya ada atau tidak genangan air di sekitar rumah.pada grafik dibawah ini dapat tergambarkan bahwa sebagian besar (86.7%) tidak terdapat genangan air disekitar rumah, dan (13.3%) ada genangan air dengan proporsi terbanyak ditemukan genangan air di wilayah klaster 3. Grafik 3.80 Resiko Genangan Air
Resiko Genangan Air ya ada genangan air 13.3 10.0 19.3 10.1 11.9 7.5
total klaster 4 klaster 3 klaster2 klaster1 klaster 0
0%
tidak ada genangan air 86.7 90.0 80.7 89.9 88.1 92.5
20%
40%
60%
80%
100%
Tabel 3.7 Hubungan Genangan Air dengan Kejadian diare
No 1
Kejadian Diare Tidak Diare Diare
Kriteria
Total
n
%
n
%
n
%
Tidak
2866
80.9%
678
19.1%
3544
100%
ya
294
65%
158
35%
452
100%
OR
PValue
0.440
0.000
Adanya genangan air
Proporsi penderita diare pada kelompok yang ada genangan air (35%) lebih besar dibandingkan proporsi penderita diare pada kelompok yang tidak terdapat genangan air (19%), sehingga secara
statistik disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara genangan air dengan kejadian diare (p=0.000) dimana pada kelompok yang terdapat genangan air beresiko 0.4 kali terkena diare. 1.9.5
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Risiko PHBS, terdapat 7 kriteria diantaranya CTPS tidak di 5 waktu penting, perilaku BABS, jamban yang tidak terbebas dari kecoa dan lalat, lantai dan dinding tidak terbebas dari tinja, penggelontor tidak berfungsi, tidak terlihat ada sabun di dalam atau dekat jamban, serta pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air. Berikut Diagram dan grafik yang menggambarkan hasil resiko PHBS. Diagram 3.16 Resiko PHBS Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 3% tidak terlihat ada sabun di dalam atau dekat jamban 9%
Resiko Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
masih berperilaku BABS 16%
penggelontor tidak berfungsi 11% jamban tidak terbebas dari kecoa dan lalat 14%
CTPS tidak di5 Waktu penting 34%
lantai dan dinding tidak terbebas dari tinja 13%
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa proporsi terbesar masalah yang menjadi resiko dalam berperilaku hidup bersih dan sehat ialah CTPS tidak di 5 waktu penting (34%), kemudian permasalahan pada kriteria masih terdapat perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) (16%), jamban tidak terbebas dari kecoa dan lalat (14%), lantai dan dinding tidak terbebas dari tinja (13%), penggelontor yang tidak berfungsi (11%), tidak terlihat sabun didalam atau dekat jamban (9%) serta pencemaran pada wadah penyimpangan dan penanganan air (3%).
Grafik 3.81 Resiko PHBS Per Klaster
Prosentase
Resiko PHBS 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 .0 CTPS tidak di5 Waktu penting
lantai dan dinding tidak terbebas dari tinja
jamban tidak terbebas dari kecoa dan lalat
penggelontor tidak berfungsi
tidak terlihat ada sabun di dalam atau dekat jamban
Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
masih berperilaku BABS
klaster 0
92.0
40.5
40.5
18.0
29.0
6.5
35.5
klaster1
78.2
23.0
25.8
22.5
17.8
5.4
36.8
klaster2
81.4
31.2
36.1
29.8
22.2
5.9
41.2
klaster 3
86.5
35.4
43.4
29.9
25.3
12.3
43.0
klaster 4
50.0
45.0
10.0
7.5
10.0
35.0
15.0
total
82.2
30.7
35.3
26.9
22.1
8.0
39.9
Pada sebagian besar klaster, kiteria terbesar pada permasalahan PHBS ini adalah CTPS tidak di 5 waktu penting Tabel 3.8 Hubungan PHBS dengan Kejadian Diare Kejadian Diare Tidak Diare Diare n % n %
Kriteria
Total n
%
OR
PValue
1.086
0.455
CTPS di5 waktu penting Tidak
2592
78.9%
695
21.1%
3287
100%
ya
571
80.2%
141
20.9%
712
100%
Lantai dan dinding jamban bebas dari tinja tidak
850
72.8%
317
27.2%
1167
100%
ya
2270
81.9%
502
18.1%
2772
100%
1.686
0.0001
tidak
977
72.1%
378
27.9%
1355
100%
1.874
0.0001
ya
2146
82.9%
443
17.1%
2589
100%
tidak
1249
78.6%
340
21.4%
1589
100%
1.452
0.001
ya
752
84.2%
141
15.8%
893
100%
tidak
236
81.7%
53
18.3%
289
100%
0.944
0.775
ya
2589
80.8%
616
19.2%
3205
100%
jamban bebas dari kecoa dan lalat
keberfungsian penggelontor
terlihat adanya sabun didalam atau dekat jamban
Apabila 5 kriteria yang ada dihubungkan dengan kejadian diare, maka hasil yang diperoleh dari uji statistic diantaranya:
Proporsi penderita diare pada kelompok yang melakukan CTPS di5 waktu penting (20.9%) tidak jauh berbeda dengan prpoporsi penderita diare yang tidak melakukan CTPS (21%), sehingga secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku CTPS dengan kejadian diare. Proporsi penderita diare pada kelompok yang dilantai dan dinding nya terbebas dari tinja (18%) dengan proporsi penderita diare pada kelompok yang dinding dan lantainya tidak terbebas dari tinja (27%) sehingga secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara lantai dan dinding yang terbebas dari tinja dengan kejadian diare (0.0001) dimana kelompok yang dinding dan lantai nya tidak terbebas dari tinja beresiko 1.6 kali terkena diare Proporsi penderita diare pada kelompok yang jambannya terbebas dari kecoa dan lalat (17%) lebih sedikit dibanding proporsi penderita diare pada kelompok yang jambannya tidak terbebas dari allat dan kecoa (28%), sehingga secara statistik disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara jamban bebas dari lalat dan kecoa dengan kejadian diare (0.0001). Dimana kelompok yang jamban tidak bebas dari lalat dan kecoa beresiko 1.8kali terkena diare. Proporsi penderita diare pada kelompok yang gelontrnya berfungsi (15.8%) lebih sedikit dibanding proporsi penderita diare pada kelompok yang gelontornya tidak berfungsi (21.4%), sehingga secara statistik disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara jamban yang penggelontornya berfungsi dengan kejadian diare. Dimana kelompok yang jamban tidak bebas dari lalat dan kecoa beresiko 1.4 kali terkena diare. Proporsi penderita diare pada kelompok yang terdapat sabun dijamban atau dekat jamban (19%) tidak jauh berbeda dengan proporsi penderita diare pada kelompok yang tidak terdapat sabun dijamban atau dekat jamban (18%), sehingga secara statistik disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan sabun dijamban atau dekat jamban dengan kejadian diare.
3.8.6
Penetapan Area Beresiko
Grafik 3.82 Indeks Resiko Sanitasi (IRS)
Grafik Indeks Resiko Sanitasi (IRS) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 250 200 150 100 50
-
44 36
40
42
12
10
8 39
56
59
19
66
30 10 84
perilaku higiene dan sanitasi genangan air persampahan air limbah domestik
59
62
57
56
59
30
26
28
33
27
sumber air
klaster 0 klaster 1 klaster 2 klaster 3 klaster 4
Dari grafik tersebut dapat terlihat proporsi resiko sanitasi dari tiap variabel di tiap klaster berbeda, pada klaster 0 dan klaster 1 poporsi terbesar Resiko sanitasi ada pada variable air limbah domestik (klaster 0= 59, klaster 1=62), sedangkan di klaster 2,3 dan klaster 4 indeks resiko sanitasi terbesar di variable persampahan. (klaster 2= 59, klaster 3=66, klaster 4=84). Di klaster 0, proporsi terbesar kedua berada di variable PHBS (42). Sedangkan di klaster 1 resiko sanitasi terbesar kedua ialah persampahan (56), di klaster 2 , klaster 3 dan klaster 4 proporsi terbesar kedua dari resiko sanitasi ialah dari variable air limbah domestic. Sedangkan proporsi terendah baik di klaster 0, 1, 2, 3 dan 4 indeks resiko sanitasi terendah ialah genangan air. Penetapan area beresiko diatas merupakan hasil komputasi alat statistic (SPSS 17.0) yang hasilnya diperoleh dengan menggabungkan nilai-nilai yang ada di tiap kriteria dari indicator /variable yang diukur diantaranya : 1) sumber air, (2) air limbah domestik (3) persampahan (4) genangan air dan (5) perilaku hidup bersih dan sehat. Proses yang dilakukan selain mengidentifikasi nilai Indeks Resiko Sanitasi dari SPSS 17.0 kemudian nilai di kalkulasi berdasarkan bobot dari tiap variable yang ada dimana bobot yang dimiliki dari setiap kriteria per variable mencapai total 100. Setelah dikalkulasi, didapatkan hasil kumulatif nilai IRS, dan didapat katagori daerah beresiko sanitasi. Didapatkan di Kabupaten Bandung Barat bahwa
nilai Total Indeks Resiko Max sebesar 218 dan nilai Total Indeks Resiko Minimal sebesar 176, sehingga didapat interval 11. Didapatkan hasil kategori area beresiko dengan rentang nilai diantaranya: 1. Kurang beresiko : batas bawah = 176, batas atas = 187 2. Beresiko sedang : batas bawah = 188,batas atas = 198 3. Beresiko tinggi : batas bawah = 199, batas atas = 210 4. Bersiko sangat tinggi : batas bawah = 211 , batas atas = 221 Didapatkan total skor terendah di klaster 0 (176), klaster 1 (192), klaster 2 (194), klaster 4 (210) dan tertinggi di klaster 3 (218). Sehingga dapat disimpulkan, klaster 0 ialah wilayah yang kurang beresiko, klaster 1 dan klaster 2 ialah wilayah dengan resiko sedang. Klaster 3 merupakan wilayah dengan beresiko sangat tinggi dan klaster 4 termasuk wilayah dengan resiko tinggi. Jika disimpulkan secara general berdasarkan klaster desa dan perhitungan indeks resiko sanitasi yang telah dihitung di Kabupaten Bandung Barat, jumlah desa tiap kategori area beresiko ialah: 1. Kurang beresiko = 9 (Sembilan) Desa 2. Beresiko sedang = 106 (seratus enam) desa 3. Beresiko tinggi = 1 (satu) desa 4. Bersiko sangat tinggi = 49 (empat puluh Sembilan) desa
Dibawah ini dijabarkan lebih detail kriteria tiap desa beserta skor EHRA dan kategori resiko hasil perhitungan. Tabel 3.9 Skor EHRA dan kategori resiko tiap desa. No. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 II 1 2 3 4 5
Klaster Desa
Nilai IRS
Skor EHRA
Kecamatan Cikalong Wetan Desa Ciptagumati Desa cikalong Desa cipada Desa Cisomangbarat Desa Ganjarsari Desa Kanangsari Desa Mandalasari Desa Mandalamukti Desa Mekarjaya Desa Puteran Desa Rende Desa Tenjolaut Desa Wangunjaya
2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
194 192 194 192 194 192 192 192 194 192 192 194 192
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
Kecamatan Cipeundeuy Desa Bojong mekar Desa Ciharashas Desa Cipendeuy Desa Ciroyom Desa Jatimekar
1 1 2 1 2
192 192 194 192 194
2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
Kecamatan & Desa
Kategori risiko
6 7 8 9 10 11 12 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa Margalaksana Desa Margaluyu Desa Nanggeleng Desa Nyenang Desa Sirnagalih Desa Sirnaraja Desa Sukahaji Kecamatan Padalarang Desa Campaka mekar Desa Ciburuy Desa Cimerang Desa Cipeundeuy Desa Jaya Mekar Desa Kertajaya Desa Kertamulya Desa Laksana Mekar Desa Padalarang Desa Tagog Apu
1 0 3 1 1 2 1
192 176 218 192 192 194 192
2 1 4 2 2 2 2
Resiko sedang Kurang Beresiko Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
2 2 3 3 2 3 3 3 1 2
194 194 218 218 194 218 218 218 192 194
2 2 4 4 2 4 4 4 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang
2 2 0 2 1 2 1 2 2 2 2
194 194 176 194 192 194 192 194 194 194 194
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Kurang Beresiko Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
12 V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 VI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 VII 1 2 3
Desa Sumur Bandung Kecamatan Ngamprah Desa Ngamprah Desa Cimareme Desa Cilame Desa Tanimulya Desa Cimanggu Desa Bojongkoneng Desa Margajaya Desa Mekarsari Desa Gadobangkong Desa Sukatani Desa Pakuhaji
2
194
2
Resiko sedang
2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3
194 210 218 218 194 194 218 218 218 194 218
2 3 4 4 2 2 4 4 4 2 4
Resiko sedang Resiko Tinggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi
Kecamatan Batujajar Desa Batujajar Barat Desa Batujajar Timur Desa Cangkorah Desa Galanggang Desa Giriasih Desa Pangauban Desa Selacau Desa Cikande Desa Jati Desa Girimukti Desa bojonghaleuang Desa cipageran Desa Saguling
3 2 3 2 1 3 3 1 1 2 1 2 2
218 194 218 194 192 218 218 192 192 194 192 194 194
4 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2
Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
Kecamatan Cililin Desa Cililin Desa Budiharja Desa Batulayang
3 3 1
218 218 192
4 4 2
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang
Kecamatan Cipatat Desa Cipatat Desa Ciptaharja Desa Cirawa Mekar Desa Citatah Desa Gunung Masigit Desa Kerta Mukti Desa Mandala Sari Desa Mandala Wangi Desa Nyalindung Desa Rajamandala Kulon Desa Sari Mukti
4 5 6 7 8 9 10 11 VIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 XI 1 2 3 4 5 6 7 8 XII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desa Bongas Desa Karang Anyar Desa Karang Tanjung Desa Karya Mukti Desa Kidang Pananjung Desa Muka Payung Desa Nanggerang Desa Ranca Panggung Kecamatan Cihampelas Desa Cihampelas Desa Cipatik Desa Citapen Desa Mekarmukti Desa Mekarjaya Desa Tanjungjaya Desa Tanjungwangi Desa Pataruman Desa Singajaya Desa Situwangi Kecamatan Sindangkerta Desa Cintakarya Desa Sindangkerta Desa Buninagara Desa Cikadu Desa Cicangkang Girang Desa Mekarwangi Desa Pasirpogor Desa Puncaksari Desa Rancasenggang Desa Weninggalih Desa Wangunsari Kecamatan Gununghalu Desa Cilangsari Desa Sindangjaya Desa Bunijaya Desa Sirnajaya Desa Gununghalu Desa Celak Desa Wargasaluyu Desa Sukasari Desa Tamanjaya Kecamatan Rongga Desa Cibedug Desa Bojong Desa Bojongsalam Desa cibitung Desa Cicadas Desa Cinengah Desa Sukamanah Desa Sukaresmi Kecamatan Cipongkor Desa Sarinagen Desa Baranangsiang Desa Citalem Desa Cijenuk Desa Cijambu Desa Cibenda Desa Cintaasih Desa Cicangkanghilir Desa Girimukti Desa Karangsari
3 2 2 2 2 2 2 3
218 194 194 194 194 194 194 218
4 2 2 2 2 2 2 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi
3 3 3 2 3 3 1 3 2 2
218 218 218 194 218 218 192 218 194 194
4 4 4 2 4 4 2 4 2 2
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang
3 3 3 3 1 1 1 1 3 0 2
218 218 218 218 192 192 192 192 218 176 194
4 4 4 4 2 2 2 2 4 1 2
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Kurang Beresiko Resiko sedang
3 2 2 3 3 3 3 3 2
218 194 194 218 218 218 218 218 194
4 2 2 4 4 4 4 4 2
Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sedang
3 3 3 3 3 3 3 3
218 218 218 218 218 218 218 218
4 4 4 4 4 4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
0 1 0 2 2 1 1 1 1 2
176 192 176 194 194 192 192 192 192 194
1 2 1 2 2 2 2 2 2 2
Kurang Beresiko Resiko sedang Kurang Beresiko Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
11 12 13 14 XIII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 XIV 1 2 3 4 5 6 7 8 XV 1 2 3 4 5 6 7
Desa Mekarsari Desa Neglasari Desa Sirnagalih Desa Sukamulya Kecamatan Lembang Desa Cibodas Desa Cibogo Desa Cikahuripan Desa Cikidang Desa Cikole Desa Gd. Kahuripan Desa Jayagiri Desa Kayuambon Desa Langensari Desa Lembang Desa Mekarwangi Desa Pagerwangi Desa Sukajaya Desa Suntenjaya Desa Wangunharja Desa Wangunsari
1 0 1 2
192 176 192 194
2 1 2 2
Resiko sedang Kurang Beresiko Resiko sedang Resiko sedang
2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 3 2 2 2
194 194 192 194 194 192 194 218 192 192 218 192 218 194 194 194
2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
Kecamatan Cisarua Desa Pada Asih Desa Jambu Dipa Desa Kertawangi Desa Pasir langu Desa Tugu mukti Desa Pasir Halang Desa Cipada Desa Sadang Mekar
1 3 1 1 1 2 0 0
192 218 192 192 192 194 176 176
2 4 2 2 2 2 1 1
Resiko sedang Resiko sangat Tiggi Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Kurang Beresiko Kurang Beresiko
Kecamatan Parongpong Desa Cihanjuang Desa Cihideung Desa Cigugurgirang Desa Ciwaruga Desa Sariwangi Desa Karyawangi Desa Cihanjuaang Rahayu
1 2 1 1 2 1 0
192 194 192 192 194 192 176
2 2 2 2 2 2 1
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Kurang Beresiko
Tabel 3.10 Skor EHRA Per Kategori No.
Kecamatan&Desa
Nilai IRS
Skor EHRA
2
Klaster
Kategori risiko
KATEGORI RESIKO SEDANG I 1
Kecamatan Cikalong Wetan Desa Ciptagumati
194
2
Resiko sedang
2
Desa
cikalong
1
192
2
Resiko sedang
3
Desa
cipada
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Cisomangbarat
1
192
2
Resiko sedang
5
Desa
Ganjarsari
2
194
2
Resiko sedang
6
Desa
Kanangsari
1
192
2
Resiko sedang
7
Desa
Mandalasari
1
192
2
Resiko sedang
8
Desa
Mandalamukti
1
192
2
Resiko sedang
9
Desa
Mekarjaya
2
194
2
Resiko sedang
10
Desa
Puteran
1
192
2
Resiko sedang
11
Desa
Rende
1
192
2
Resiko sedang
12
Desa
Tenjolaut
2
194
2
Resiko sedang
13
Desa
Wangunjaya
1
192
2
Resiko sedang
II 1
Kecamatan Cipeundeuy Desa Bojong mekar
1
192
2
Resiko sedang
2
Desa
Ciharashas
1
192
2
Resiko sedang
3
Desa
Cipendeuy
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Ciroyom
1
192
2
Resiko sedang
5
Desa
Jatimekar
2
194
2
Resiko sedang
6
Desa
Margalaksana
1
192
2
Resiko sedang
7
Desa
Nyenang
1
192
2
Resiko sedang
8
Desa
Sirnagalih
1
192
2
Resiko sedang
2
192
2
Resiko sedang
1
192
2
Resiko sedang
9
Desa
Sirnaraja
10
Desa
Sukahaji
III
Kecamatan Padalarang
1
Desa
Campaka mekar
2
194
2
Resiko sedang
2
Desa
Ciburuy
2
194
2
Resiko sedang
3
Desa
Jaya Mekar
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Padalarang
1
192
2
Resiko sedang
5
Desa
Tagog Apu
2
194
2
Resiko sedang
IV 1
Kecamatan Cipatat Desa Cipatat
2
194
2
Resiko sedang
2
Desa
Ciptaharja
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Citatah
2
194
2
Resiko sedang
5
Desa
Gunung Masigit
1
192
2
Resiko sedang
6
Desa
Kerta Mukti
2
194
2
Resiko sedang
7
Desa
Mandala Sari
1
192
2
Resiko sedang
8
Desa
Mandala Wangi
2
194
2
Resiko sedang
2
9
Desa
Nyalindung
194
2
Resiko sedang
10
Desa
Rajamandala Kulon
2
194
2
Resiko sedang
11
Desa
Sari Mukti
2
194
2
Resiko sedang
12
Desa
Sumur Bandung
2
194
2
Resiko sedang
V
Kecamatan Ngamprah Desa Ngamprah
2
194
2
Resiko sedang
2
194
2
Resiko sedang
1 2
Desa
Cimanggu
Desa
Bojongkoneng
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Sukatani
2
194
2
Resiko sedang
VI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Batujajar Desa Batujajar Timur Desa Galanggang Desa Giriasih Desa Cikande Desa Jati Desa Girimukti Desa bojonghaleuang Desa cipageran Desa Saguling
2 2 1 1 1 2 1 2 2
194 194 192 192 192 194 192 194 194
2 2 2 2 2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
VII
Kecamatan Cililin Desa Batulayang
3
1
1
192
2
Resiko sedang
2
2
Desa
Karang Anyar
194
2
Resiko sedang
3
Desa
Karang Tanjung
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Karya Mukti
2
194
2
Resiko sedang
5
Desa
Kidang Pananjung
2
194
2
Resiko sedang
6
Desa
Muka Payung
2
194
2
Resiko sedang
Desa
Nanggerang
2
194
2
Resiko sedang
2
7 VIII 1
Kecamatan Cihampelas Desa Mekarmukti
194
2
Resiko sedang
2
Desa
Tanjungwangi
1
192
2
Resiko sedang
3
Desa
Singajaya
2
194
2
Resiko sedang
4
Desa
Situwangi
2
194
2
Resiko sedang
IX 1
Kecamatan Sindangkerta Desa Cicangkang Girang
1
192
2
Resiko sedang
2
Desa
Mekarwangi
1
192
2
Resiko sedang
3
Desa
Pasirpogor
1
192
2
Resiko sedang
4
Desa
Puncaksari
1
192
2
Resiko sedang
6
Desa
Wangunsari
2
194
2
Resiko sedang
X
Kecamatan Gununghalu
1
Desa
Sindangjaya
2
194
2
Resiko sedang
194
2
Resiko sedang
2
Desa
Bunijaya
2
3
Desa
Tamanjaya
2
194
2
Resiko sedang
XII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan Cipongkor Desa Baranangsiang Desa Cijenuk Desa Cijambu Desa Cibenda Desa Cintaasih Desa Cicangkanghilir Desa Girimukti Desa Karangsari Desa Mekarsari Desa Sirnagalih Desa Sukamulya
1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2
192 194 194 192 192 192 192 194 192 192 194
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
XIII 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Lembang Desa Cibodas Desa Cibogo Desa Cikahuripan Desa Cikidang Desa Cikole Desa Gd. Kahuripan Desa Jayagiri Desa Langensari
2 2 1 2 2 1 2 1
194 194 192 194 194 192 194 192
2 2 2 2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
9 10 11 12 13
Desa Desa Desa Desa Desa
Lembang Pagerwangi Suntenjaya Wangunharja Wangunsari
1 1 2 2 2
192 192 194 194 194
2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
XIV 1 2 3 4 5
Kecamatan Cisarua Desa Pada Asih Desa Kertawangi Desa Pasir langu Desa Tugu mukti Desa Pasir Halang
1 1 1 1 2
192 192 192 192 194
2 2 2 2 2
Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang Resiko sedang
XV 1
Kecamatan Parongpong Desa Cihanjuang
1
192
2
Resiko sedang
2
Desa
Cihideung
2
194
2
Resiko sedang
3
Desa
Cigugurgirang
1
192
2
Resiko sedang
4
Desa
Ciwaruga
1
192
2
Resiko sedang
5
Desa
Sariwangi
2
194
2
Resiko sedang
6
Desa
Karyawangi
1
192
2
Resiko sedang
4
210
3
Resiko Tinggi
Kecamatan Cipeundeuy Desa Nanggeleng
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
3
Kecamatan Padalarang Desa Cimerang
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
4
Desa
Cipeundeuy
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
6
Desa
Kertajaya
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
7
Desa
Kertamulya
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
8
Desa
Laksana Mekar
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
III
Kecamatan Ngamprah Desa Cilame
KATEGORI RESIKO TINGGI I 1
Kecamatan Ngamprah Desa Cimareme
KATEGORI RESIKO SANGAT TINGGI I 8 II
3
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
4
Desa
Tanimulya
7
Desa
Margajaya
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
8
Desa
Mekarsari
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
9
Desa
Gadobangkong
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
11
Desa
Pakuhaji
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
IV 1
Kecamatan Batujajar Desa Batujajar Barat
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
3
Desa
Cangkorah
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
6
Desa
Pangauban
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
7
Desa
Selacau
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
V
Kecamatan Cililin Desa Cililin
1
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
2
Desa
Budiharja
4
Desa
Bongas
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
11
Desa
Ranca Panggung
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
VI 1 2 3 5 6 8
Kecamatan Cihampelas Desa Cihampelas Desa Cipatik Desa Citapen Desa Mekarjaya Desa Tanjungjaya Desa Pataruman
3 3 3 3 3 3
218 218 218 218 218 218
4 4 4 4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
VII 1 2 3 4 9
Kecamatan Sindangkerta Desa Cintakarya Desa Sindangkerta Desa Buninagara Desa Cikadu Desa Rancasenggang
3 3 3 3 3
218 218 218 218 218
4 4 4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
VIII 1 4 5 6 7 8
Kecamatan Gununghalu Desa Cilangsari Desa Sirnajaya Desa Gununghalu Desa Celak Desa Wargasaluyu Desa Sukasari
3 3 3 3 3 3
218 218 218 218 218 218
4 4 4 4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
IX 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Rongga Desa Cibedug Desa Bojong Desa Bojongsalam Desa cibitung Desa Cicadas Desa Cinengah Desa Sukamanah Desa Sukaresmi
3 3 3 3 3 3 3 3
218 218 218 218 218 218 218 218
4 4 4 4 4 4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
X 8 11 13
Kecamatan Lembang Desa Kayuambon Desa Mekarwangi Desa Sukajaya
3 3 3
218 218 218
4 4 4
Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi Resiko sangat Tiggi
XI 2
Kecamatan Cisarua Desa Jambu Dipa
3
218
4
Resiko sangat Tiggi
KATEGORI KURANG BERESIKO I 1
Kecamatan Cipeundeuy Desa Margaluyu
0
176
1
Kurang Beresiko
II 1
Kecamatan Cipongkor Desa Sarinagen
0
176
1
Kurang Beresiko
2
Desa
Citalem
0
176
1
Kurang Beresiko
3
Desa
Neglasari
0
176
1
Kurang Beresiko
III 1 2
Kecamatan Cisarua Desa Cipada Desa Sadang Mekar
0 0
176 176
1 1
Kurang Beresiko Kurang Beresiko
IV
Kecamatan Parongpong Desa Cihanjuaang Rahayu
0
176
1
Kurang Beresiko
Kecamatan Cipatat Desa Cirawa Mekar
0
176
1
Kurang Beresiko
Kecamatan Sindangkerta Desa Weninggalih
0
176
1
Kurang Beresiko
1 V 1 VI 1
BAB 4 PENUTUP
Sudi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Hasil Studi EHRA ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pengembangan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan perencanaan strategi dan program-program sanitasi yang dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK). Hasil dan kajian dari studi primer ini diharapkan dapat menjadi dasar pembangunan, peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan di Kabupaten Bandung Barat serta dapat mengangkat sanitsi sebagi suatu issu utama pembangunan saat ini. Studi EHRA ini merupakan studi pertama di Kabupaten Bandung Barat dan diharapkan dapat menjadi dasar (baseline) untuk studi EHRA selanjutnya. Idealnya studi ini dapat dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan agar aktualisasi data yang dimiliki dapat tergambarkan. Hasil kajian area beresiko berdasarkan studi EHRA didapatkan bahwa terdapat 49 (empat puluh Sembilan) Desa dengan kriteria beresiko sangat tinggi, 1 (satu) desa dengan kriteria resiko tinggi, 106 (seratus enam) desa kategori beresiko sedang dan 9 (Sembilan) desa dengan kategori kurang beresiko. Penetapan area berisiko berdasarkan kajian studi EHRA tersebut, akan digabungkan dengan data sekunder dan persepsi SKPD yang terkait dengan sanitasi. Sehingga hasil pengabungan ketiga indikator tersebut akan menghasilkan penetapan area berisiko di Kabupaetn Bandung Barat.
LAMPIRAN
Tabel Indeks Resiko Sanitasi TABEL INDEKS RISIKO Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
3
4
% 35,5
% 37,8
% 41,4
% 51,8
% 27,5
Ya, sumber air terlindungi
64,5
62,2
58,6
48,2
72,5
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Ya
12,5
11,1
16,9
25,3
55,0
Tidak
87,5
88,9
83,1
74,8
45,0
1.3 Kelangkaan air
Ya
35,5
28,4
26,6
27,8
12,5
Tidak
64,5
71,6
73,4
72,3
87,5
Tidak
14,0
28,0
24,8
32,5
57,5
Ya
86,0
72,0
75,2
67,5
42,5
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Ya
100,0
86,5
78,7
71,9
100,0
,0
13,5
21,3
28,1
,0
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
63,0
70,5
66,2
63,3
20,0
Tidak
37,0
29,5
33,8
36,7
80,0
Tidak
1.1 Sumber air terlindungi
2.1 Tangki septik suspek aman
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak, sumber air berisiko tercemar
Tidak
100,0
92,2
93,1
84,8
40,0
Ya
,0
7,8
6,9
15,2
60,0
Tidak memadai
,0
66,7
59,1
41,2
100,0
memadai
,0
33,3
40,9
58,8
,0
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
,0
,0
18,2
70,6
100,0
tepat waktu
,0
100,0
81,8
29,4
,0
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
54,0
66,4
67,1
68,5
97,5
diolah
46,0
33,6
32,9
31,5
2,5
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
4.1 Adanya genangan air
5.1 CTPS di lima waktu penting
Ya
7,5
11,9
10,1
19,3
10,0
Tidak
92,5
88,1
89,9
80,7
90,0
Tidak
92,0
78,2
81,4
86,5
50,0
8,0
21,8
18,6
13,5
50,0
Ya 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
40,5
23,0
31,2
35,4
45,0
Ya
59,5
77,0
68,8
64,6
55,0
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
40,5
25,8
36,1
43,4
10,0
Ya
59,5
74,2
63,9
56,6
90,0
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
18,0
22,5
29,8
29,9
7,5
Ya
82,0
77,5
70,2
70,1
92,5
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
29,0
17,8
22,2
25,3
10,0
Ya
71,0
82,2
77,8
74,8
90,0
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya,Tercemar
6,5
5,4
5,9
12,3
35,0
Tidak tercemar
93,5
94,6
94,1
87,8
65,0
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
35,5
36,8
41,2
43,0
15,0
Tidak
64,5
63,2
58,8
57,0
85,0
Tabel 1. Indeks Risiko Sanitasi Variabel
CLUSTER
Jawaban 0
1
2
3
4
35,5
37,8
41,4
51,8
27,5
12,5
11,1
16,9
25,3
55,0
1. SUMBER AIR 1.1 Sumber air terlindungi
Tidak
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Ya
1.3 Kelangkaan air
Ya
35,5
28,4
26,6
27,8
12,5
2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak
14,0
28,0
24,8
32,5
57,5
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
100,0
86,5
78,7
71,9
100,0
Ya
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
63,0
70,5
66,2
63,3
20,0
100,0
92,2
93,1
84,8
40,0
,0
66,7
59,1
41,2
100,0
,0
,0
18,2
70,6
100,0
54,0
66,4
67,1
68,5
97,5
7,5
11,9
10,1
19,3
10,0
92,0
78,2
81,4
86,5
50,0
40,5
23,0
31,2
35,4
45,0
40,5
25,8
36,1
43,4
10,0
18,0
22,5
29,8
29,9
7,5
29,0
17,8
22,2
25,3
10,0
6,5
5,4
5,9
12,3
35,0
35,5
36,8
41,2
43,0
15,0
2. AIR LIMBAH DOMESTIK
3. PERSAMPAHAN 3.1 Pengelolaan sampah
Tidak
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
4. GENANGAN AIR 4.1 Adanya genangan air
Ya
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT 5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya, tercemar
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
Tabel 2. Kalkulasi Indeks Risiko Sanitasi
Variabel
Bobot
1. SUMBER AIR
CLUSTER CLUSTER CLUSTER CLUSTER CLUSTER 0 1 2 3 4 30
26
28
33
27
1.1 Sumber air tercemar 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
25% 9
9
10
13
7
25% 3
3
4
6
14
1.3 Kelangkaan air
50% 18
14
13
14
6
59
62
57
56
59
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
33% 5
9
8
11
19
33% 33
29
26
24
33
2.3 Pencemaran karena SPAL
33% 21
23
22
21
7
39
56
59
66
84
3.1 Pengelolaan sampah
25% 25
23
23
21
10
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
25%
-
17
15
10
25
25%
-
5
18
25
3.4 Pengolahan setempat
25% 14
17
17
17
24
8
12
10
19
10
100% 8
12
10
19
10
42
36
40
44
30
25% 23
20
20
22
13
6% 3
1
2
2
3
6% 3
2
2
3
1
3. PERSAMPAHAN.
4. GENANGAN AIR. 4.1 Adanya genangan air
5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI 5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
-
5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
6% 1
1
2
2
0
6% 2
1
1
2
1
25% 2
1
1
3
9
25% 9
9
10
11
4
Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI
CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
30
26
28
33
27
59
62
57
56
59
39
56
59
66
84
8
12
10
19
10
42
36
40
44
30
176
192
194
218
210
Tabel 4. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Batas Nilai Risiko Keterangan Total Indeks Risiko Max 218 Total Indeks Risiko Min 176 Interval 11 Katagori Area Berisiko Batas Bawah Batas Atas Kurang Berisiko 176 187 Berisiko Sedang 188 198 Risiko Tinggi 199 210 Risiko Sangat Tinggi 211 221
Tabel Identitas Wilayah A. IDENTITAS WILAYAH. Kluster Desa/Kelurahan 0 n Kode Kecamatan
2
3
4
11
12
0
% ,0
n 200
% 17,2
n 80
% 5,8
n
1
0
% ,0
n 0
% ,0
n 280
% 7,0
2
40
20,0
120
10,4
80
5,7
40
3,3
0
,0
280
7,0
3
0
,0
40
3,5
120
8,6
160
13,3
0
,0
320
8,0
4
0
,0
40
3,5
200
14,3
0
,0
0
,0
240
6,0
5
0
,0
0
,0
80
5,7
160
13,3
40
100,0
280
7,0
6
0
,0
0
,0
80
5,7
80
6,7
0
,0
160
4,0
7
0
,0
40
3,5
160
11,4
40
3,3
0
,0
240
6,0
8
0
,0
40
3,5
40
2,9
200
16,7
0
,0
280
7,0
9
40
20,0
120
10,4
40
2,9
120
10,0
0
,0
320
8,0
0
,0
0
,0
120
8,6
80
6,7
0
,0
200
5,0
10
Kode Kelurahan/Desa
1
Total
11
0
,0
0
,0
0
,0
200
16,7
0
,0
200
5,0
12
80
40,0
160
13,8
120
8,6
0
,0
0
,0
360
9,0
13
0
,0
120
10,4
200
14,3
80
6,7
0
,0
400
10,0
14
40
20,0
160
13,8
0
,0
40
3,3
0
,0
240
6,0
15
0
,0
120
10,4
80
5,7
0
,0
0
,0
200
5,0
0
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
1
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
2
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
3
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
4
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
5
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
6
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
7
0
,0
40
3,4
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
8
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
9
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
10
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
11
40
20,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
12
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
13
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
14
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
15
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
16
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
17
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
18
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
19
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
20
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
21
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
22
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
23
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
24
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
25
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
26
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
27
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
28
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
29
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
30
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
31
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
32
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
100,0
40
1,0
33
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
34
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
35
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
36
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
37
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
38
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
39
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
40
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
41
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
42
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
43
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
44
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
45
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
46
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
47
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
48
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
49
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
50
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
51
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
52
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
53
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
54
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
55
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
56
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
57
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
58
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
59
40
20,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
60
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
61
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
63
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
64
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
65
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
66
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
67
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
68
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
69
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
70
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
A8. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga
71
40
20,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
72
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
73
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
74
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
75
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
76
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
77
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
78
40
20,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
79
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
80
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
81
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
82
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
83
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
84
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
85
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
86
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
87
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
88
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
89
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
90
0
,0
0
,0
0
,0
40
3,3
0
,0
40
1,0
91
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
92
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
93
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
94
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
95
40
20,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
96
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
97
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
98
0
,0
40
3,5
0
,0
0
,0
0
,0
40
1,0
99
0
,0
0
,0
40
2,9
0
,0
0
,0
40
1,0
192
96,0
1139
98,3
1379
98,4
1178
98,2
40
100,0
3928
98,2
8
4,0
20
1,7
22
1,6
22
1,8
0
,0
72
1,8
Istri Anak perempuan yg sudah menikah
B. INFORMASI RESPONDEN. Kluster Desa/Kelurahan 0 n Kelompok Umur
<= 20 tahun
4
1 % 2,0
n 37
2 % 3,2
n 46
Total 3
% 3,3
n 29
4 % 2,4
n 0
% ,0
11
12
n 116
% 2,9
Responden
B2. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
21 - 25 tahun
24
12,1
91
7,9
104
7,4
80
6,7
1
2,5
300
7,5
26 - 30 tahun
36
18,1
170
14,7
203
14,5
151
12,6
2
5,0
562
14,1
31 - 35 tahun
30
15,1
201
17,3
242
17,3
189
15,8
6
15,0
668
16,7
36 - 40 tahun
37
18,6
196
16,9
238
17,0
199
16,6
8
20,0
678
17,0
41 - 45 tahun
29
14,6
161
13,9
198
14,1
200
16,7
6
15,0
594
14,9
> 45 tahun
39
19,6
303
26,1
370
26,4
352
29,3
17
42,5
1081
27,0
Milik sendiri
187
93,5
1010
87,1
1200
85,7
996
83,0
40
100,0
3433
85,8
Rumah dinas
0
,0
26
2,2
23
1,6
1
,1
0
,0
50
1,3
Berbagi dengan keluarga lain
1
,5
11
,9
17
1,2
13
1,1
0
,0
42
1,1
Sewa
2
1,0
1
,1
8
,6
15
1,3
0
,0
26
,7
Kontrak
0
,0
10
,9
16
1,1
14
1,2
0
,0
40
1,0
Milik orang tua
B3. Apa pendidikan terakhir anda?
B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)? B6. Apakah ibu mempunyai anak?
10
5,0
95
8,2
135
9,6
160
13,3
0
,0
400
10,0
Lainnya
0
,0
6
,5
2
,1
1
,1
0
,0
9
,2
Tidak sekolah formal SD
7
3,5
72
6,2
99
7,1
76
6,3
1
2,5
255
6,4
140
70,0
719
62,0
836
59,7
670
55,8
9
22,5
2374
59,4
SMP
35
17,5
219
18,9
282
20,1
261
21,8
18
45,0
815
20,4
SMA
12
6,0
109
9,4
136
9,7
149
12,4
9
22,5
415
10,4
SMK
2
1,0
12
1,0
19
1,4
22
1,8
1
2,5
56
1,4
Universitas/Akademi
4
2,0
28
2,4
29
2,1
22
1,8
2
5,0
85
2,1
Ya Tidak
Ya
69
34,5
321
27,7
358
25,6
272
22,7
9
22,5
1029
25,7
131
65,5
838
72,3
1043
74,4
928
77,3
31
77,5
2971
74,3
83
41,5
365
31,5
484
34,5
354
29,5
13
32,5
1299
32,5
Tidak
117
58,5
794
68,5
917
65,5
846
70,5
27
67,5
2701
67,5
Ya
190
95,0
1060
91,5
1294
92,4
1108
92,3
37
92,5
3689
92,2
10
5,0
99
8,5
107
7,6
92
7,7
3
7,5
311
7,8
Tidak
B. 5 Berapa jumlah anak laki-laki yang tinggal di rumah ini ?. Kluster Desa/Kelurahan 0
B7. Kurang dari 2 tahun
1
Total
2
3
4
11
12
0
n 180
% 90,0
n 1048
% 90,4
n 1280
% 91,4
n 1113
% 92,8
n 40
% 100,0
n 3661
% 91,5
1
19
9,5
105
9,1
118
8,4
83
6,9
0
,0
325
8,1
2
1
,5
5
,4
1
,1
3
,3
0
,0
10
,3
4
0
,0
0
,0
1
,1
1
,1
0
,0
2
,1
5
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
0
,0
1
,0
6
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
20
10
111
10
121
9
87
7
0
0
339
8
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
B7. 2-5 tahun
0
161
80,5
975
84,1
1195
85,3
1012
84,3
37
92,5
3380
84,5
1
37
18,5
179
15,4
199
14,2
181
15,1
3
7,5
599
15,0
2
2
1,0
4
,3
7
,5
6
,5
0
,0
19
,5
5
B7. 6-12 tahun
B7. Lebih dari 12 tahun
0
,0
1
,1
0
,0
1
,1
0
,0
2
,1
39
20
184
16
206
15
188
16
3
8
620
16
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
0
139
69,5
796
68,7
1001
71,4
849
70,8
35
87,5
2820
70,5
1
56
28,0
322
27,8
373
26,6
321
26,8
3
7,5
1075
26,9
2
4
2,0
39
3,4
21
1,5
30
2,5
2
5,0
96
2,4
3
1
,5
1
,1
5
,4
0
,0
0
,0
7
,2
5
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
0
,0
1
,0
7
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
61
31
363
31
400
29
351
29
5
13
1180
30
0
121
60,5
652
56,3
892
63,7
637
53,1
21
52,5
2323
58,1
1
50
25,0
354
30,5
384
27,4
402
33,5
14
35,0
1204
30,1
2
20
10,0
115
9,9
84
6,0
118
9,8
3
7,5
340
8,5
3
5
2,5
26
2,2
29
2,1
27
2,3
2
5,0
89
2,2
4
3
1,5
10
,9
10
,7
9
,8
0
,0
32
,8
5
1
,5
2
,2
0
,0
5
,4
0
,0
8
,2
6
0
,0
0
,0
1
,1
2
,2
0
,0
3
,1
7
Jumlah anak laki-laki
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
79
40
507
44
509
36
563
47
19
48
1677
42
0
58
29,0
301
26,0
464
33,1
320
26,7
17
42,5
1160
29,0
1
73
36,5
458
39,5
564
40,3
494
41,2
14
35,0
1603
40,1
2
38
19,0
281
24,2
272
19,4
249
20,8
5
12,5
845
21,1
3
23
11,5
88
7,6
64
4,6
98
8,2
4
10,0
277
6,9
4
7
3,5
15
1,3
24
1,7
25
2,1
0
,0
71
1,8
5
1
,5
11
,9
7
,5
7
,6
0
,0
26
,7
6
0
,0
3
,3
1
,1
6
,5
0
,0
10
,3
7
0
,0
1
,1
5
,4
1
,1
0
,0
7
,2
8
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
0
,0
1
,0
B. 6 Berapa jumlah anak perempuan yang tinggal di rumah ini ?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n
1 %
n
2 %
n
Total 3
%
n
4 %
n
%
11
12
n
%
B8. Kurang dari 2 tahun
0
187
93,5
1067
92,1
1316
93,9
1128
94,0
40
100,0
3738
93,5
1
13
6,5
90
7,8
83
5,9
69
5,8
0
,0
255
6,4
2
0
,0
2
,2
1
,1
2
,2
0
,0
5
,1
3
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
1
,0
4
B8. 2-5 tahun
B8. 6-12 tahun
B8. Lebih dari 12 tahun
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
13
7
92
8
85
6
72
6
0
0
262
7
0
170
85,0
989
85,3
1193
85,2
1022
85,2
35
87,5
3409
85,2
1
30
15,0
160
13,8
199
14,2
168
14,0
4
10,0
561
14,0
2
0
,0
9
,8
7
,5
9
,8
1
2,5
26
,7
3
0
,0
1
,1
1
,1
1
,1
0
,0
3
,1
5
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
30
15
170
15
208
15
178
15
5
13
591
15
0
148
74,0
867
74,8
1036
73,9
875
72,9
30
75,0
2956
73,9
1
47
23,5
265
22,9
337
24,1
294
24,5
10
25,0
953
23,8
2
5
2,5
25
2,2
26
1,9
29
2,4
0
,0
85
2,1
3
0
,0
2
,2
0
,0
2
,2
0
,0
4
,1
7
0
,0
0
,0
2
,1
0
,0
0
,0
2
,1
52
26
292
25
365
26
325
27
10
25
1044
26
0
129
64,5
751
64,8
932
66,5
721
60,1
23
57,5
2556
63,9
1
57
28,5
315
27,2
366
26,1
351
29,3
12
30,0
1101
27,5
2
9
4,5
77
6,6
75
5,4
96
8,0
4
10,0
261
6,5
3
3
1,5
12
1,0
19
1,4
22
1,8
1
2,5
57
1,4
4
2
1,0
3
,3
7
,5
6
,5
0
,0
18
,5
5
0
,0
1
,1
0
,0
4
,3
0
,0
5
,1
7
Jumlah anak perempuan
0
,0
0
,0
2
,1
0
,0
0
,0
2
,1
71
36
408
35
469
33
479
40
17
43
1444
36
0
71
35,5
415
35,8
523
37,3
403
33,6
14
35,0
1426
35,7
1
83
41,5
462
39,9
573
40,9
472
39,3
14
35,0
1604
40,1
2
31
15,5
209
18,0
210
15,0
222
18,5
11
27,5
683
17,1
3
13
6,5
57
4,9
68
4,9
69
5,8
1
2,5
208
5,2
4
2
1,0
13
1,1
19
1,4
20
1,7
0
,0
54
1,4
5
0
,0
3
,3
4
,3
12
1,0
0
,0
19
,5
6
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
1
,0
7
0
,0
0
,0
3
,2
1
,1
0
,0
4
,1
14
Jumlah anak laki-laki dan perempuan yang ada dalam rumah
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
129
65
744
64
878
63
797
66
26
65
2574
64
0
15
7,5
85
7,3
145
10,3
101
8,4
4
10,0
350
8,8
1
54
27,0
288
24,8
419
29,9
264
22,0
11
27,5
1036
25,9
2
65
32,5
407
35,1
464
33,1
414
34,5
13
32,5
1363
34,1
3
35
17,5
198
17,1
209
14,9
221
18,4
10
25,0
673
16,8
A8. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga
4
15
7,5
107
9,2
87
6,2
105
8,8
2
5,0
316
7,9
5
7
3,5
44
3,8
38
2,7
50
4,2
0
,0
139
3,5
6
6
3,0
14
1,2
18
1,3
23
1,9
0
,0
61
1,5
7
1
,5
9
,8
10
,7
12
1,0
0
,0
32
,8
8
2
1,0
5
,4
6
,4
5
,4
0
,0
18
,5
9
0
,0
1
,1
3
,2
1
,1
0
,0
5
,1
10
0
,0
1
,1
0
,0
2
,2
0
,0
3
,1
11
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
1
,0
13
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
1
,0
14
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
21
0
,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
1
,0
192
96,0
1139
98,3
1379
98,4
1178
98,2
40
100,0
3928
98,2
8
4,0
20
1,7
22
1,6
22
1,8
0
,0
72
1,8
Istri Anak perempuan yg sudah menikah
C. 1 Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah
Tidak
C. Banyak tikus berkeliaran
Tidak
D. Banyak nyamuk
Tidak
E. Banyak kucing dan anjingmendatangi tumpukan sampah F. Bau busuk yang menggangu
Tidak
G. Menyumbat saluran drainase
Tidak
H. Ada anakanak yang bermain di sekitarnya I. Lainnya
Tidak
Ya
Tidak Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak Ya
Ya
Ya Tidak Ya
1
Total
2
3
4
11
12
n 118
% 59,0
n 836
% 72,1
n 972
% 69,4
n 793
% 66,1
n 35
% 87,5
n 2754
% 68,9
82
41,0
323
27,9
429
30,6
407
33,9
5
12,5
1246
31,2
194
97,0
1009
87,1
1168
83,4
972
81,0
35
87,5
3378
84,5
6
3,0
150
12,9
233
16,6
228
19,0
5
12,5
622
15,6
187
93,5
926
79,9
1110
79,2
909
75,8
40
100,0
3172
79,3
13
6,5
233
20,1
291
20,8
291
24,3
0
,0
828
20,7
127
63,5
792
68,3
842
60,1
692
57,7
40
100,0
2493
62,3
73
36,5
367
31,7
559
39,9
508
42,3
0
,0
1507
37,7
194
97,0
1093
94,3
1287
91,9
1016
84,7
40
100,0
3630
90,8
6
3,0
66
5,7
114
8,1
184
15,3
0
,0
370
9,3
200
100,0
1089
94,0
1309
93,4
1053
87,8
40
100,0
3691
92,3
0
,0
70
6,0
92
6,6
147
12,3
0
,0
309
7,7
197
98,5
1105
95,3
1363
97,3
1100
91,7
40
100,0
3805
95,1
3
1,5
54
4,7
38
2,7
100
8,3
0
,0
195
4,9
194
97,0
1085
93,6
1341
95,7
1104
92,0
40
100,0
3764
94,1
6
3,0
74
6,4
60
4,3
96
8,0
0
,0
236
5,9
194
97,0
1054
90,9
1278
91,2
1121
93,4
25
62,5
3672
91,8
6
3,0
105
9,1
123
8,8
79
6,6
15
37,5
328
8,2
C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. Kluster Desa/Kelurahan 0 n C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?
1
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang
0
% ,0
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS
0
2
3
4
n 22
% 1,6
n 17
% 1,4
n 1
% 2,5
n 43
% 1,1
,0
87
7,5
74
5,3
165
13,8
23
57,5
349
8,7
191
95,5
851
73,4
990
70,7
696
58,0
6
15,0
2734
68,4
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
0
,0
6
,5
7
,5
21
1,8
0
,0
34
,9
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah
2
1,0
14
1,2
47
3,4
39
3,3
0
,0
102
2,6
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
2
1,0
52
4,5
81
5,8
61
5,1
5
12,5
201
5,0
Dibiarkan saja sampai membusuk
0
,0
2
,2
4
,3
40
3,3
0
,0
46
1,2
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk
3
1,5
141
12,2
140
10,0
147
12,3
5
12,5
436
10,9
Lain-lain
0
,0
2
,2
27
1,9
8
,7
0
,0
37
,9
Tidak tahu
2
1,0
1
,1
8
,6
7
,5
0
,0
18
,4
Kluster Desa/Kelurahan 1
2
Total
3
4
9
10
1
n 23
% 24,0
n 37
% 31,1
n 46
% 24,9
n 0
% ,0
n 106
% 25,0
2
73
76,0
82
68,9
139
75,1
24
100,0
318
75,0
Kluster Desa/Kelurahan 1
C6. Dari pengalaman, dalam sebulan terakhir ini, apakah sampah selalu diangkut tepat waktu? C7. Apakah layanan pengangkutan sampah oleh
12
% ,3
C3. Pemilahan Sampah Rumah Tangga
C3. Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang?
11
3
Dibakar
n
Total
2
Total
3
4
10
n 26
% 60,5
n 3
% 100,0
n 18
% 81,8
n 5
% 29,4
n 0
Sering terlambat Tidak tahu
0
,0
3
13,6
7
41,2
0
,0
10
23,3
0
,0
1
4,5
5
29,4
1
100,0
7
16,3
Ya
3
100,0
19
86,4
10
58,8
0
,0
32
74,4
Tidak
0
,0
3
13,6
7
41,2
1
100,0
11
25,6
Tepat waktu
%
9
petugas sampah dibayar? C8. Kepada siapa ibu membayarnya ?
C9. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam sebulan untuk membayar layanan sampah?
Pemungut uang sampah dari RT Pemungut uang sampah dari Kelurahan
0
,0
13
68,4
3
30,0
0
,0
16
50,0
1
33,3
1
5,3
2
20,0
0
,0
4
12,5
Pemungut uang samapah dari Perusahaan Tidak tahu
1
33,3
4
21,1
5
50,0
0
,0
10
31,3
1
33,3
1
5,3
0
,0
0
,0
2
6,3
0
1
1,5
9
9,6
7
4,9
1
4,3
18
5,5
12
0
,0
2
2,1
0
,0
0
,0
2
,6
1000
1
1,5
0
,0
1
,7
0
,0
2
,6
3500
0
,0
0
,0
1
,7
0
,0
1
,3
4000
0
,0
0
,0
9
6,3
0
,0
9
2,7
5000
11
16,4
21
22,3
28
19,4
0
,0
60
18,3
6000
0
,0
0
,0
19
13,2
4
17,4
23
7,0
7000
1
1,5
4
4,3
6
4,2
0
,0
11
3,4
7500
3
4,5
2
2,1
0
,0
0
,0
5
1,5
8000
3
4,5
9
9,6
10
6,9
0
,0
22
6,7
8500
0
,0
0
,0
5
3,5
0
,0
5
1,5
9000
0
,0
0
,0
4
2,8
0
,0
4
1,2
9500
0
,0
0
,0
3
2,1
0
,0
3
,9
10000
31
46,3
23
24,5
31
21,5
3
13,0
88
26,8
11000
0
,0
0
,0
5
3,5
0
,0
5
1,5
12000
2
3,0
7
7,4
0
,0
0
,0
9
2,7
13000
1
1,5
0
,0
0
,0
0
,0
1
,3
15000
6
9,0
4
4,3
2
1,4
13
56,5
25
7,6
16500
0
,0
0
,0
2
1,4
0
,0
2
,6
20000
3
4,5
0
,0
2
1,4
0
,0
5
1,5
20500
0
,0
0
,0
2
1,4
0
,0
2
,6
25000
0
,0
5
5,3
0
,0
0
,0
5
1,5
40000
0
,0
0
,0
0
,0
1
4,3
1
,3
50000
0
,0
4
4,3
0
,0
0
,0
4
1,2
100000
0
,0
0
,0
2
1,4
0
,0
2
,6
100001
0
,0
0
,0
1
,7
0
,0
1
,3
110000
1
1,5
1
1,1
2
1,4
0
,0
4
1,2
150001
0
,0
0
,0
0
,0
1
4,3
1
,3
205001
0
,0
0
,0
1
,7
0
,0
1
,3
210000
1
1,5
1
1,1
0
,0
0
,0
2
,6
311000
0
,0
1
1,1
0
,0
0
,0
1
,3
500000
0
,0
1
1,1
0
,0
0
,0
1
,3
500010
2
3,0
0
,0
0
,0
0
,0
2
,6
600010
0
,0
0
,0
1
,7
0
,0
1
,3
C. 4 Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?. Kluster Desa/Kelurahan 1
2
Total
3
4
9
10
n 2
% 66,7
n 21
% 95,5
n 13
% 76,5
n 1
% 100,0
n 37
% 86,0
Ya
1
33,3
1
4,5
4
23,5
0
,0
6
14,0
Tidak
1
33,3
22
100,0
10
58,8
1
100,0
34
79,1
Ya
2
66,7
0
,0
7
41,2
0
,0
9
20,9
Tidak
2
66,7
21
95,5
12
70,6
1
100,0
36
83,7
Ya
1
33,3
1
4,5
5
29,4
0
,0
7
16,3
Tidak
2
66,7
21
95,5
13
76,5
1
100,0
37
86,0
Ya
1
33,3
1
4,5
4
23,5
0
,0
6
14,0
Tidak
3
100,0
21
95,5
11
64,7
1
100,0
36
83,7
Ya
0
,0
1
4,5
6
35,3
0
,0
7
16,3
F. Lainnya,
Tidak
3
100,0
22
100,0
17
100,0
1
100,0
43
100,0
G. Tidak tahu
Tidak
3
100,0
22
100,0
17
100,0
1
100,0
43
100,0
A. Sampah organik/sampah basah
Tidak
B. Plastik
C. Gelas/kaca
D. Kertas
E. Besi/logam
C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA. Kluster Desa/Kelurahan 1
C5. Seberapa sering petugas mengangkut sampah dari rumah?
2
Total
3
4
9
10
n 1
% 33,3
n 0
% ,0
n 0
% ,0
n 0
% ,0
n 1
% 2,3
Beberapa kali dalam seminggu Sekali dalam seminggu
0
,0
9
40,9
10
58,8
0
,0
19
44,2
2
66,7
12
54,5
3
17,6
0
,0
17
39,5
Tidak pernah
0
,0
1
4,5
3
17,6
1
100,0
5
11,6
Tidak tahu
0
,0
0
,0
1
5,9
0
,0
1
2,3
Tiap hari
D. 1 Dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila ingin buang air besar?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
n 48
% 24,0
n 226
% 19,5
n 320
% 22,8
n 337
% 28,1
n 3
% 7,5
n 934
% 23,4
Ya
152
76,0
933
80,5
1081
77,2
863
71,9
37
92,5
3066
76,7
B. MCK/WC Umum
Tidak
154
77,0
1000
86,3
1180
84,2
1033
86,1
34
85,0
3401
85,0
C. Ke WC helikopter
Tidak
D. Ke sungai/pantai/laut
Tidak
E. Ke kebun/pekarangan
Tidak
F. Ke selokan/parit/got
Tidak
A. Jamban pribadi
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
46
23,0
159
13,7
221
15,8
167
13,9
6
15,0
599
15,0
198
99,0
1119
96,5
1364
97,4
1133
94,4
40
100,0
3854
96,4
2
1,0
40
3,5
37
2,6
67
5,6
0
,0
146
3,7
200
100,0
1113
96,0
1352
96,5
1161
96,8
40
100,0
3866
96,7
0
,0
46
4,0
49
3,5
39
3,3
0
,0
134
3,4
200
100,0
1154
99,6
1397
99,7
1192
99,3
40
100,0
3983
99,6
0
,0
5
,4
4
,3
8
,7
0
,0
17
,4
199
99,5
1131
97,6
1369
97,7
1172
97,7
40
100,0
3911
97,8
1
,5
28
2,4
32
2,3
28
2,3
0
,0
89
2,2
G. Ke lubang galian
Tidak
H. Lainnya,
Tidak
196
Ya
Tidak
1144
98,7
1385
98,9
1141
95,1
40
100,0
3906
4
2,0
15
1,3
16
1,1
59
4,9
0
,0
94
2,4
99,5
1137
98,1
1381
98,6
1167
97,3
40
100,0
3924
98,1
1
,5
22
1,9
20
1,4
33
2,8
0
,0
76
1,9
199
99,5
1151
99,3
1396
99,6
1192
99,3
40
100,0
3978
99,5
1
,5
8
,7
5
,4
8
,7
0
,0
22
,6
Ya
D. 2 Apakah masih ada orang di luar anggoata keluarga yang sering BAB di tempat terbuka?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Anak laki-laki umur 5-12 tahun B. Anak perempuan umur 5-12 tahun C. Remaja laki-laki
Tidak
D. Remaja Perempuan
Tidak
E. Laik-laki dewasa
Tidak
F. Perempuan dewasa
Tidak
G. Laki-laki tua
Tidak
H. Perempuan tua
Tidak
I. Masih ada tapi tidak jelas siapa J. Lainnya,
Tidak
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak Ya
K. Tidak ada
Tidak Ya
1
Total
2
3
4
11
12
n 182
% 91,0
n 1115
% 96,2
n 1313
% 93,7
n 1149
% 95,8
n 38
% 95,0
n 3797
% 94,9
18
9,0
44
3,8
88
6,3
51
4,3
2
5,0
203
5,1
197
98,5
1118
96,5
1357
96,9
1164
97,0
38
95,0
3874
96,9
3
1,5
41
3,5
44
3,1
36
3,0
2
5,0
126
3,2
196
98,0
1135
97,9
1360
97,1
1177
98,1
38
95,0
3906
97,7
4
2,0
24
2,1
41
2,9
23
1,9
2
5,0
94
2,4
199
99,5
1137
98,1
1368
97,6
1178
98,2
38
95,0
3920
98,0
1
,5
22
1,9
33
2,4
22
1,8
2
5,0
80
2,0
196
98,0
1128
97,3
1345
96,0
1179
98,3
38
95,0
3886
97,2
4
2,0
31
2,7
56
4,0
21
1,8
2
5,0
114
2,9
199
99,5
1131
97,6
1348
96,2
1178
98,2
38
95,0
3894
97,4
1
,5
28
2,4
53
3,8
22
1,8
2
5,0
106
2,7
198
99,0
1135
97,9
1360
97,1
1177
98,1
38
95,0
3908
97,7
2
1,0
24
2,1
41
2,9
23
1,9
2
5,0
92
2,3
198
99,0
1134
97,8
1358
96,9
1173
97,8
38
95,0
3901
97,5
2
1,0
25
2,2
43
3,1
27
2,3
2
5,0
99
2,5
191
95,5
1084
93,5
1312
93,6
1119
93,3
37
92,5
3743
93,6
9
4,5
75
6,5
89
6,4
81
6,8
3
7,5
257
6,4
198
99,0
1158
99,9
1394
99,5
1175
97,9
40
100,0
3965
99,1
2
1,0
1
,1
7
,5
25
2,1
0
,0
35
,9
44
22,0
274
23,6
337
24,1
346
28,8
23
57,5
1024
25,6
156
78,0
885
76,4
1064
75,9
854
71,2
17
42,5
2976
74,4
D. KEPEMILIKAN JAMBAN PRIBADI. Kluster Desa/Kelurahan 0
Apakah di rumah Ibu mempunyai jamban pribadi?
Kloset jongkok leher angsa Kloset duduk siram leher angsa
97,7
199
Ya I. Tidak tahu
98,0
1
2
Total 3
4
11
12
n 151
% 75,5
n 954
% 82,4
n 1105
% 79,0
n 902
% 75,4
n 38
% 95,0
n 3150
% 78,9
49
24,5
204
17,6
294
21,0
295
24,6
2
5,0
844
21,1
D. PEMBUANGAN AIR KOTOR/LIMBAH TINJA MANUSIA, DAN LUMPUR TINJA. Kluster Desa/Kelurahan 0
D4. Jenis kloset apa yang anda pakai di rumah?
D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja?
1
D7. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan
2
% 65,5
n 810
% 69,9
3
4
11
12
n 881
% 62,9
n 770
% 64,2
n 35
% 87,5
n 2627
% 65,7
2
1
,5
37
3,2
49
3,5
28
2,3
3
7,5
118
3,0
3
10
5,0
59
5,1
106
7,6
52
4,3
0
,0
227
5,7
4
4
2,0
14
1,2
39
2,8
40
3,3
0
,0
97
2,4
5
54
27,0
239
20,6
326
23,3
310
25,8
2
5,0
931
23,3
Tangki septik
58
29,0
470
40,6
557
39,8
559
46,6
38
95,0
1682
42,1
1
,5
7
,6
21
1,5
20
1,7
0
,0
49
1,2
81
40,5
353
30,5
368
26,3
228
19,0
0
,0
1030
25,8
Langsung ke drainase
0
,0
18
1,6
11
,8
14
1,2
0
,0
43
1,1
Sungai/danau/pantai
2
1,0
70
6,0
110
7,9
41
3,4
0
,0
223
5,6
Kolam/sawah
7
3,5
26
2,2
31
2,2
40
3,3
0
,0
104
2,6
Kebun/tanah lapang
0
,0
1
,1
0
,0
1
,1
0
,0
2
,1
51
25,5
214
18,5
303
21,6
297
24,8
2
5,0
867
21,7
0-12 bulan yang lalu
6
10,3
32
6,8
46
8,3
42
7,5
0
,0
126
7,5
1-5 tahun yang lalu
23
39,7
106
22,6
146
26,2
110
19,7
15
39,5
400
23,8
Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
19
32,8
126
26,8
152
27,3
176
31,5
19
50,0
492
29,3
Lebih dari 10 tahun
7
12,1
157
33,4
154
27,6
196
35,1
4
10,5
518
30,8
Tidak tahu
3
5,2
49
10,4
59
10,6
35
6,3
0
,0
146
8,7
0-12 bulan yang lalu
1
1,7
8
1,7
5
,9
12
2,1
0
,0
26
1,5
1-5 tahun yang lalu
1
1,7
13
2,8
19
3,4
23
4,1
0
,0
56
3,3
Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
0
,0
13
2,8
5
,9
13
2,3
0
,0
31
1,8
Lebih dari 10 tahun
0
,0
14
3,0
4
,7
4
,7
0
,0
22
1,3
56
96,6
374
79,6
463
83,1
463
82,8
34
89,5
1390
82,6
0
,0
48
10,2
61
11,0
44
7,9
4
10,5
157
9,3
Pipa sewer Cubluk/lobang tanah
Tidak tahu D6. Sudah berapa lama tangki septik ini dibuat/dibangun?
n 131
1
Total
Tidak pernah Tidak tahu
D8. Siapa yang mengosongkan tangki septik Ibu
D9. Apakah ibu tahu, kemana lumpur tinja dibuang pada saat tangki septik dikosongkan?
D10. Apakah anak balita di rumah ibu masih terbiasa buang air besar di lantai, di kebun,
D11. Ibu biasanya membuang tinja anak kemana?
Layanan sedot tinja
0
,0
13
13,5
20
21,3
27
28,1
0
,0
60
20,5
Membayar tukang
0
,0
3
3,1
6
6,4
4
4,2
0
,0
13
4,5
Dikosongkan sendiri
1
50,0
31
32,3
4
4,3
23
24,0
0
,0
59
20,2
Bersih karena banjir
0
,0
2
2,1
0
,0
1
1,0
0
,0
3
1,0
Tidak tahu
1
50,0
47
49,0
64
68,1
41
42,7
4
100,0
157
53,8
Sungai, sungai kecil
0
,0
13
13,5
5
5,3
17
17,7
0
,0
35
12,0
Dikubur di halaman
0
,0
26
27,1
5
5,3
5
5,2
0
,0
36
12,3
Dikubur di tanah orang lain
0
,0
2
2,1
0
,0
3
3,1
0
,0
5
1,7
Lainnya
0
,0
3
3,1
0
,0
2
2,1
0
,0
5
1,7
Tidak tahu
2
100,0
52
54,2
84
89,4
69
71,9
4
100,0
211
72,3
Ya, sangat sering
20
10,0
81
7,0
147
10,5
124
10,3
0
,0
372
9,3
Ya, kadang-kadang
27
13,5
151
13,0
168
12,0
144
12,0
3
7,5
493
12,3
Tidak biasa
73
36,5
507
43,7
542
38,7
527
43,9
20
50,0
1669
41,7
Tidak tahu
80
40,0
420
36,2
544
38,8
405
33,8
17
42,5
1466
36,7
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
50
25,0
386
33,3
424
30,3
369
30,8
16
40,0
1245
31,1
7
3,5
19
1,6
23
1,6
24
2,0
2
5,0
75
1,9
23
11,5
23
2,0
38
2,7
54
4,5
0
,0
138
3,5
Ke sungai/selokan/got
5
2,5
56
4,8
45
3,2
28
2,3
1
2,5
135
3,4
Lainnya
0
,0
9
,8
16
1,1
9
,8
0
,0
34
,9
115
57,5
666
57,5
855
61,0
716
59,7
21
52,5
2373
59,3
Ke WC/Jamban Ke tempat sampah
Ke kebun/pekarangan/jalan
Tidak tahu
E. DRAINASE LINGKUNGAN/SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR. Kluster Desa/Kelurahan 0
E1. Apakah di rumah mempunyai sarana pengolahan air limbah selain tinja?
Ya Tidak ada
1
Total
2
3
4
11
12
n 130
% 65,0
n 1000
% 86,5
n 1107
% 79,0
n 898
% 74,8
n 38
% 95,0
n 3173
% 79,4
70
35,0
156
13,5
294
21,0
302
25,2
2
5,0
824
20,6
Kluster Desa/Kelurahan 0
E3. Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir?
E5. Terakhir kali banjir terjadi, apakah air memasuki rumah Ibu?
E6. Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu?
2
3
4
11
12
n 197
% 98,5
n 1140
% 98,4
n 1380
% 98,5
n 1123
% 93,6
n 39
% 97,5
n 3879
% 97,0
0
,0
6
,5
9
,6
13
1,1
0
,0
28
,7
Beberapa kali dalam
3
1,5
7
,6
7
,5
43
3,6
1
2,5
61
1,5
Sekali atau beberapa dalam sebulan
0
,0
2
,2
2
,1
15
1,3
0
,0
19
,5
Tidak pernah Sekali dalam setahun
Tidak tahu
E4. Apakah banjir biasa terjadi secara rutin?
1
Total
0
,0
4
,3
3
,2
6
,5
0
,0
13
,3
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
Ya
0
,0
6
31,6
2
9,5
36
46,8
0
,0
44
36,4
Tidak
3
100,0
13
68,4
18
85,7
41
53,2
1
100,0
76
62,8
Tidak tahu
0
,0
0
,0
1
4,8
0
,0
0
,0
1
,8
3
100
19
100
21
100
77
100
1
100
121
100
Ya
0
,0
10
52,6
10
47,6
35
45,5
1
100,0
56
46,3
Tidak
3
100,0
9
47,4
10
47,6
41
53,2
0
,0
63
52,1
Tidak tahu
0
,0
0
,0
1
4,8
1
1,3
0
,0
2
1,7
Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa
0
,0
6
60,0
7
63,6
18
50,0
1
100,0
32
55,2
0
,0
3
30,0
1
9,1
13
36,1
0
,0
17
29,3
Selutut orang
0
,0
0
,0
0
,0
3
8,3
0
,0
3
5,2
dewasa
E7. Pada saat terakhir kali banjir, apakah kamar mandi dan WC/jamban juga terendam banjir?
E8. Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering?
Sepinggang orang dewasa Tidak tahu
0
,0
0
,0
0
,0
1
2,8
0
,0
1
1,7
0
,0
1
10,0
3
27,3
1
2,8
0
,0
5
8,6
Tidak pernah Kadangkadang
0
,0
7
70,0
4
36,4
19
52,8
1
100,0
31
53,4
0
,0
2
20,0
3
27,3
2
5,6
0
,0
7
12,1
Sebagian
0
,0
1
10,0
2
18,2
4
11,1
0
,0
7
12,1
Selalu
0
,0
0
,0
0
,0
7
19,4
0
,0
7
12,1
Tidak tahu
0
,0
0
,0
2
18,2
4
11,1
0
,0
6
10,3
Kurang dari 1 jam Antara 1 - 3 jam
0
,0
2
20,0
4
36,4
10
27,8
1
100,0
17
29,3
0
,0
7
70,0
5
45,5
13
36,1
0
,0
25
43,1
Setengah hari Satu hari
0
,0
0
,0
0
,0
10
27,8
0
,0
10
17,2
0
,0
1
10,0
0
,0
1
2,8
0
,0
2
3,4
Lebih dari 1 hari
0
,0
0
,0
0
,0
1
2,8
0
,0
1
1,7
Tidak tahu
0
,0
0
,0
2
18,2
1
2,8
0
,0
3
5,2
Kluster Desa/Kelurahan 0
EO.3.1 Amati, apakah halaman/bagian depan rumah ada genangan air?
Ya Tidak
1
Total
2
3
4
11
12
n 13
% 6,5
n 124
% 10,7
n 127
% 9,1
n 185
% 15,4
n 3
% 7,5
n 452
% 11,3
187
93,5
1035
89,3
1274
90,9
1015
84,6
37
92,5
3548
88,7
EO.3.2 Dimana air biasanya tergenang?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Dihalaman rumah
C. Di dekat kamar mandi D. Di dekat bak penampungan
3
4
11
12
% 53,8
n 42
% 33,9
n 36
% 28,3
n 55
% 29,7
n 3
% 100,0
n 143
% 31,6
6
46,2
82
66,1
91
71,7
130
70,3
0
,0
309
68,4
12
92,3
100
80,6
103
81,1
132
71,4
1
33,3
348
77,0
Ya
1
7,7
24
19,4
24
18,9
53
28,6
2
66,7
104
23,0
Tidak
9
69,2
114
91,9
97
76,4
153
82,7
3
100,0
376
83,2
Ya
4
30,8
10
8,1
30
23,6
32
17,3
0
,0
76
16,8
10
76,9
112
90,3
108
85,0
164
88,6
0
,0
394
87,2
3
23,1
12
9,7
19
15,0
21
11,4
3
100,0
58
12,8
13
100,0
116
93,5
126
99,2
180
97,3
3
100,0
438
96,9
0
,0
8
6,5
1
,8
5
2,7
0
,0
14
3,1
Tidak
Tidak Ya
E. Lainnya
2
n 7
Tidak Ya
B. Di dekat dapur
1
Total
Tidak Ya
EO.3.3 Darimana air genangan berasal?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
A. Air limbah kamar mandi
Tidak Ya
B. Air limbah dapur C. Hujan
D. Air limbah lainnya
Tidak
% 92,3
n 99
% 79,8
n 80
% 63,0
n 149
% 80,5
n 2
% 66,7
n 342
% 75,7
1
7,7
25
20,2
47
37,0
36
19,5
1
33,3
110
24,3
13
100,0
93
75,0
88
69,3
161
87,0
0
,0
355
78,5
Ya
0
,0
31
25,0
39
30,7
24
13,0
3
100,0
97
21,5
Tidak
3
23,1
50
40,3
43
33,9
53
28,6
2
66,7
151
33,4
Ya
10
76,9
74
59,7
84
66,1
132
71,4
1
33,3
301
66,6
Tidak
13
100,0
119
96,0
126
99,2
181
97,8
3
100,0
442
97,8
Ya E. Tidak tahu
n 12
Tidak Ya
0
,0
5
4,0
1
,8
4
2,2
0
,0
10
2,2
11
84,6
117
94,4
122
96,1
172
93,0
3
100,0
425
94,0
2
15,4
7
5,6
5
3,9
13
7,0
0
,0
27
6,0
Kluster Desa/Kelurahan 0
3
4
11
12
% 72,5
n 984
% 84,9
n 1200
% 85,7
n 945
% 78,8
n 39
% 97,5
n 3313
% 82,8
55
27,5
175
15,1
201
14,3
255
21,3
1
2,5
687
17,2
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
104
52,0
589
50,8
800
57,1
647
53,9
22
55,0
2162
54,1
15
7,5
179
15,4
145
10,3
166
13,8
15
37,5
520
13,0
81
40,5
391
33,7
456
32,5
387
32,3
3
7,5
1318
33,0
143
71,5
918
79,2
1108
79,1
898
74,8
38
95,0
3105
77,6
Tidak
8
4,0
39
3,4
72
5,1
55
4,6
1
2,5
175
4,4
Tidak dapat dipakai, saluran kering
3
1,5
16
1,4
20
1,4
38
3,2
0
,0
77
1,9
46
23,0
186
16,0
201
14,3
209
17,4
1
2,5
643
16,1
200
100
1159
100
1401
100
1200
100
40
100
4000
100
102
51,0
717
61,9
804
57,4
654
54,5
15
37,5
2292
57,3
47
23,5
219
18,9
332
23,7
289
24,1
24
60,0
911
22,8
1
,5
29
2,5
24
1,7
21
1,8
0
,0
75
1,9
0
,0
23
2,0
22
1,6
37
3,1
1
2,5
83
2,1
50
25,0
171
14,8
219
15,6
199
16,6
0
,0
639
16,0
Ya, halaman bersih dari benda Tidak, halaman penuh dengan benda
EO.3.5 Amati, Apakah anda dapat melihat saluran air hujan dekat rumah
Ya, terbuka Ya, tertutup, tidak terlihat Tidak, tidak terlihat Ya
Tidak ada saluran
EO.3.7 Amati, apakah saluran air bersih dari sampah?
2
n 145
EO.3.4 Amati, Apakah halaman bersih dari benda yg dapat menyebabkan air tergenang
EO.3.6 Amati, apakah air di saluran dapat mengalir?
1
Total
Ya, bersih atau hampir selalu bersih Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering Tidak ada saluran
4. GENANGAN AIR. Kluster Desa/Kelurahan 0
4.1 Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air
1
2
Total 3
4
11
12
n 15
% 7,5
n 138
% 11,9
n 142
% 10,1
n 232
% 19,3
n 4
% 10,0
n 531
% 13,3
185
92,5
1021
88,1
1259
89,9
968
80,7
36
90,0
3469
86,7
F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Air botol kemasan (Minum)
Tidak
A. Air botol kemasan (Masak)
Tidak
A. Air botol kemasan (Cuci piring&gelas)
Tidak
A. Air botol kemasan (Cuci pakaian)
Tidak
A. Air botol kemasan (Gosok gigi)
Tidak
B. Air isi ulang (Minum)
Tidak
B. Air isi ulang (Masak)
Tidak
B. Air isi ulang (Cuci piring&gelas)
Tidak
B. Air isi ulang (Cuci pakaian)
Tidak
B. Air isi ulang (Gosok gigi)
Tidak
C. Air Ledeng dari PDAM (Minum)
Tidak
C. Air Ledeng dari PDAM (Masak)
Tidak
C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci piring&gelas)
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
n 199
1 % 99,5
n 1129
Total
2 % 97,4
n 1307
3 % 93,3
n 1125
4 % 93,8
n 24
% 60,0
11
12
n 3784
% 94,6
1
,5
30
2,6
94
6,7
75
6,3
16
40,0
216
5,4
200
100,0
1158
99,9
1394
99,5
1196
99,7
39
97,5
3987
99,7
0
,0
1
,1
7
,5
4
,3
1
2,5
13
,3
200
100,0
1158
99,9
1399
99,9
1199
99,9
40
100,0
3996
99,9
0
,0
1
,1
2
,1
1
,1
0
,0
4
,1
200
100,0
1159
100,0
1399
99,9
1199
99,9
40
100,0
3997
99,9
0
,0
0
,0
2
,1
1
,1
0
,0
3
,1
200
100,0
1157
99,8
1394
99,5
1197
99,8
40
100,0
3988
99,7
0
,0
2
,2
7
,5
3
,3
0
,0
12
,3
188
94,0
1057
91,2
1234
88,1
961
80,1
19
47,5
3459
86,5
12
6,0
102
8,8
167
11,9
239
19,9
21
52,5
541
13,5
196
98,0
1150
99,2
1385
98,9
1185
98,8
39
97,5
3955
98,9
4
2,0
9
,8
16
1,1
15
1,3
1
2,5
45
1,1
199
99,5
1156
99,7
1393
99,4
1199
99,9
40
100,0
3987
99,7
1
,5
3
,3
8
,6
1
,1
0
,0
13
,3
199
99,5
1156
99,7
1394
99,5
1199
99,9
40
100,0
3988
99,7
1
,5
3
,3
7
,5
1
,1
0
,0
12
,3
199
99,5
1155
99,7
1394
99,5
1199
99,9
40
100,0
3987
99,7
1
,5
4
,3
7
,5
1
,1
0
,0
13
,3
172
86,0
1078
93,0
1299
92,7
1120
93,3
39
97,5
3708
92,7
28
14,0
81
7,0
102
7,3
80
6,7
1
2,5
292
7,3
170
85,0
1072
92,5
1287
91,9
1096
91,3
37
92,5
3662
91,6
30
15,0
87
7,5
114
8,1
104
8,7
3
7,5
338
8,5
170
85,0
1071
92,4
1287
91,9
1094
91,2
37
92,5
3659
91,5
30
15,0
88
7,6
114
8,1
106
8,8
3
7,5
341
8,5
C. Air Ledeng dari PDAM (Cuci pakaian)
Tidak
C. Air Ledeng dari PDAM (Gosok gigi)
Tidak
D. Air hidran umum - PDAM (Minum)
Tidak
D. Air hidran umum - PDAM (Masak)
Tidak
D. Air hidran umum - PDAM (Cuci piring&gelas) D. Air hidran umum - PDAM (Cuci pakaian)
Tidak
D. Air hidran umum - PDAM (Gosok gigi)
Tidak
E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Minum) E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Masak) E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Cuci piring&gelas) E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Cuci pakaian) E. Air kran umum PDAM/PROYEK (Gosok gigi) F. Air sumur pompa tangan (Minum)
Tidak
F. Air sumur pompa tangan (Masak)
Tidak
F. Air sumur
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak Ya
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya
170
85,0
1072
92,5
1287
91,9
1094
91,2
37
92,5
3660
91,5
30
15,0
87
7,5
114
8,1
106
8,8
3
7,5
340
8,5
170
85,0
1073
92,6
1293
92,3
1095
91,3
37
92,5
3668
91,7
30
15,0
86
7,4
108
7,7
105
8,8
3
7,5
332
8,3
196
98,0
1148
99,1
1397
99,7
1185
98,8
35
87,5
3961
99,0
4
2,0
11
,9
4
,3
15
1,3
5
12,5
39
1,0
196
98,0
1147
99,0
1397
99,7
1180
98,3
35
87,5
3955
98,9
4
2,0
12
1,0
4
,3
20
1,7
5
12,5
45
1,1
196
98,0
1147
99,0
1396
99,6
1181
98,4
35
87,5
3955
98,9
4
2,0
12
1,0
5
,4
19
1,6
5
12,5
45
1,1
195
97,5
1147
99,0
1397
99,7
1180
98,3
35
87,5
3954
98,9
5
2,5
12
1,0
4
,3
20
1,7
5
12,5
46
1,2
196
98,0
1146
98,9
1397
99,7
1181
98,4
35
87,5
3955
98,9
4
2,0
13
1,1
4
,3
19
1,6
5
12,5
45
1,1
200
100,0
1141
98,4
1376
98,2
1161
96,8
40
100,0
3918
98,0
0
,0
18
1,6
25
1,8
39
3,3
0
,0
82
2,1
200
100,0
1137
98,1
1375
98,1
1160
96,7
40
100,0
3912
97,8
0
,0
22
1,9
26
1,9
40
3,3
0
,0
88
2,2
200
100,0
1139
98,3
1376
98,2
1162
96,8
40
100,0
3917
97,9
0
,0
20
1,7
25
1,8
38
3,2
0
,0
83
2,1
200
100,0
1139
98,3
1375
98,1
1162
96,8
40
100,0
3916
97,9
0
,0
20
1,7
26
1,9
38
3,2
0
,0
84
2,1
200
100,0
1139
98,3
1373
98,0
1162
96,8
40
100,0
3914
97,9
0
,0
20
1,7
28
2,0
38
3,2
0
,0
86
2,2
192
96,0
1096
94,6
1319
94,1
1107
92,3
36
90,0
3750
93,8
8
4,0
63
5,4
82
5,9
93
7,8
4
10,0
250
6,3
193
96,5
1087
93,8
1299
92,7
1081
90,1
21
52,5
3681
92,0
7
3,5
72
6,2
102
7,3
119
9,9
19
47,5
319
8,0
193
96,5
1087
93,8
1301
92,9
1082
90,2
20
50,0
3683
92,1
pompa tangan (Cuci piring&gelas) F. Air sumur pompa tangan (Cuci pakaian)
Ya
F. Air sumur pompa tangan (Gosok gigi)
Tidak
G. Air sumur gali terlindungi (Minum)
Tidak
G. Air sumur gali terlindungi (Masak)
Tidak
G. Air sumur gali terlindungi (Cuci piring&gelas)
Tidak
Tidak
7
3,5
72
6,2
100
7,1
118
9,8
20
50,0
317
7,9
193
96,5
1089
94,0
1301
92,9
1082
90,2
20
50,0
3685
92,1
7
3,5
70
6,0
100
7,1
118
9,8
20
50,0
315
7,9
193
96,5
1089
94,0
1298
92,6
1082
90,2
20
50,0
3682
92,1
7
3,5
70
6,0
103
7,4
118
9,8
20
50,0
318
8,0
133
66,5
795
68,6
926
66,1
748
62,3
34
85,0
2636
65,9
67
33,5
364
31,4
475
33,9
452
37,7
6
15,0
1364
34,1
129
64,5
774
66,8
909
64,9
692
57,7
32
80,0
2536
63,4
71
35,5
385
33,2
492
35,1
508
42,3
8
20,0
1464
36,6
133
66,5
789
68,1
929
66,3
718
59,8
32
80,0
2601
65,0
67
33,5
370
31,9
472
33,7
482
40,2
8
20,0
1399
35,0
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
F. PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. Kluster Desa/Kelurahan 0
G. Air sumur gali terlindungi (Cuci pakaian) G. Air sumur gali terlindungi (Gosok gigi) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Minum) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Masak) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci piring&gelas)
Tidak Ya
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
1
Total
2
3
4
n 133
% 66,5
n 788
% 68,0
n 936
% 66,8
n 722
% 60,2
67
33,5
371
32,0
465
33,2
478
133
66,5
790
68,2
938
67,0
67
33,5
369
31,8
463
187
93,5
1027
88,6
13
6,5
132
187
93,5
13
n
11
12
32
% 80,0
n 2611
% 65,3
39,8
8
20,0
1389
34,7
721
60,1
32
80,0
2614
65,4
33,0
479
39,9
8
20,0
1386
34,7
1273
90,9
1022
85,2
36
90,0
3545
88,6
11,4
128
9,1
178
14,8
4
10,0
455
11,4
1019
87,9
1268
90,5
1012
84,3
36
90,0
3522
88,1
6,5
140
12,1
133
9,5
188
15,7
4
10,0
478
12,0
185
92,5
1020
88,0
1276
91,1
1008
84,0
36
90,0
3525
88,1
15
7,5
139
12,0
125
8,9
192
16,0
4
10,0
475
11,9
H. Air sumur gali tdk terlindungi (Cuci pakaian) H. Air sumur gali tdk terlindungi (Gosok gigi) I. Mata air terlindungi (Minum)
Tidak
I. Mata air terlindungi (Masak)
Tidak
I. Mata air terlindungi (Cuci piring&gelas) I. Mata air terlindungi (Cuci pakaian) I. Mata air terlindungi (Gosok gigi)
Tidak
J. Mata air tdk terlindungi (Minum) J. Mata air tdk terlindungi (Masak)
Tidak
J. Mata air tdk terlindungi (Cuci piring&gelas) J. Mata air tdk terlindungi (Cuci pakaian) J. Mata air tdk terlindungi (Gosok gigi) K. Air hujan (Minum)
Tidak
Ya
Tidak Ya Tidak Ya
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya
Ya Tidak
Ya
Ya
Tidak Ya
Tidak Ya Tidak Ya
185
92,5
1019
87,9
1274
90,9
1009
84,1
36
90,0
3523
88,1
15
7,5
140
12,1
127
9,1
191
15,9
4
10,0
477
11,9
185
92,5
1023
88,3
1270
90,6
1011
84,3
36
90,0
3525
88,1
15
7,5
136
11,7
131
9,4
189
15,8
4
10,0
475
11,9
148
74,0
827
71,4
1099
78,4
1092
91,0
40
100,0
3206
80,2
52
26,0
332
28,6
302
21,6
108
9,0
0
,0
794
19,9
145
72,5
815
70,3
1067
76,2
1089
90,8
40
100,0
3156
78,9
55
27,5
344
29,7
334
23,8
111
9,3
0
,0
844
21,1
143
71,5
811
70,0
1069
76,3
1092
91,0
40
100,0
3155
78,9
57
28,5
348
30,0
332
23,7
108
9,0
0
,0
845
21,1
143
71,5
811
70,0
1066
76,1
1092
91,0
40
100,0
3152
78,8
57
28,5
348
30,0
335
23,9
108
9,0
0
,0
848
21,2
144
72,0
817
70,5
1076
76,8
1091
90,9
40
100,0
3168
79,2
56
28,0
342
29,5
325
23,2
109
9,1
0
,0
832
20,8
195
97,5
1077
92,9
1234
88,1
1092
91,0
40
100,0
3638
91,0
5
2,5
82
7,1
167
11,9
108
9,0
0
,0
362
9,1
193
96,5
1077
92,9
1229
87,7
1092
91,0
40
100,0
3631
90,8
7
3,5
82
7,1
172
12,3
108
9,0
0
,0
369
9,2
192
96,0
1065
91,9
1221
87,2
1087
90,6
40
100,0
3605
90,1
8
4,0
94
8,1
180
12,8
113
9,4
0
,0
395
9,9
192
96,0
1063
91,7
1219
87,0
1088
90,7
40
100,0
3602
90,1
8
4,0
96
8,3
182
13,0
112
9,3
0
,0
398
10,0
192
96,0
1066
92,0
1225
87,4
1086
90,5
40
100,0
3609
90,2
8
4,0
93
8,0
176
12,6
114
9,5
0
,0
391
9,8
197
98,5
1157
99,8
1392
99,4
1197
99,8
40
100,0
3983
99,6
3
1,5
2
,2
9
,6
3
,3
0
,0
17
,4
K. Air hujan (Masak)
Tidak Ya
K. Air hujan (Cuci piring&gelas)
Tidak
K. Air hujan (Cuci pakaian)
Tidak
K. Air hujan (Gosok gigi)
Tidak
Ya
Ya
Ya L. Air dari sungai (Minum)
Tidak
L. Air dari sungai (Masak)
Tidak
L. Air dari sungai (Cuci piring&gelas)
Tidak
L. Air dari sungai (Cuci pakaian)
Tidak
L. Air dari sungai (Gosok gigi)
Tidak
M. Air dari waduk/danau (Minum)
Tidak
M. Air dari waduk/danau (Masak)
Tidak
M. Air dari waduk/danau (Cuci piring&gelas) M. Air dari waduk/danau (Cuci pakaian) M. Air dari waduk/danau (Gosok gigi)
Tidak
N. Lainnya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya Tidak Ya Tidak Ya
198
99,0
1155
99,7
1392
99,4
1198
99,8
40
100,0
3983
99,6
2
1,0
4
,3
9
,6
2
,2
0
,0
17
,4
197
98,5
1155
99,7
1377
98,3
1187
98,9
40
100,0
3956
98,9
3
1,5
4
,3
24
1,7
13
1,1
0
,0
44
1,1
197
98,5
1153
99,5
1380
98,5
1190
99,2
40
100,0
3960
99,0
3
1,5
6
,5
21
1,5
10
,8
0
,0
40
1,0
197
98,5
1156
99,7
1384
98,8
1192
99,3
40
100,0
3969
99,2
3
1,5
3
,3
17
1,2
8
,7
0
,0
31
,8
197
98,5
1159
100,0
1392
99,4
1191
99,3
40
100,0
3979
99,5
3
1,5
0
,0
9
,6
9
,8
0
,0
21
,5
195
97,5
1159
100,0
1392
99,4
1191
99,3
40
100,0
3977
99,4
5
2,5
0
,0
9
,6
9
,8
0
,0
23
,6
195
97,5
1155
99,7
1381
98,6
1166
97,2
40
100,0
3937
98,4
5
2,5
4
,3
20
1,4
34
2,8
0
,0
63
1,6
195
97,5
1155
99,7
1381
98,6
1164
97,0
40
100,0
3935
98,4
5
2,5
4
,3
20
1,4
36
3,0
0
,0
65
1,6
195
97,5
1155
99,7
1385
98,9
1170
97,5
40
100,0
3945
98,6
5
2,5
4
,3
16
1,1
30
2,5
0
,0
55
1,4
196
98,0
1159
100,0
1400
99,9
1200
100,0
40
100,0
3995
99,9
4
2,0
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
5
,1
196
98,0
1158
99,9
1400
99,9
1200
100,0
40
100,0
3994
99,9
4
2,0
1
,1
1
,1
0
,0
0
,0
6
,2
196
98,0
1157
99,8
1400
99,9
1195
99,6
40
100,0
3988
99,7
4
2,0
2
,2
1
,1
5
,4
0
,0
12
,3
196
98,0
1157
99,8
1400
99,9
1193
99,4
40
100,0
3986
99,7
4
2,0
2
,2
1
,1
7
,6
0
,0
14
,4
197
98,5
1156
99,7
1400
99,9
1197
99,8
40
100,0
3990
99,8
3
1,5
3
,3
1
,1
3
,3
0
,0
10
,3
198
99,0
1144
98,7
1389
99,1
1189
99,1
40
100,0
3960
99,0
(Minum)
Ya
2
1,0
15
1,3
12
,9
11
,9
0
,0
40
1,0
Kluster Desa/Kelurahan 0 n F1.2 Apakah pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehati-hari, berapa lama?
1
Total
2
3
4
Tidak pernah
82
% 41,0
n 756
% 65,2
n 878
% 62,7
n 749
% 62,4
Beberapa jam saja
47
23,5
74
6,4
151
10,8
118
Satu sampai beberapa hari
40
20,0
180
15,5
227
16,2
Seminggu
0
,0
22
1,9
10
Lebih dari seminggu
30
15,0
110
9,5
Tidak tahu
1
,5
17
125
62,5
n
11
12
32
% 80,0
n 2497
% 62,4
9,8
3
7,5
393
9,8
111
9,3
1
2,5
559
14,0
,7
16
1,3
0
,0
48
1,2
115
8,2
170
14,2
4
10,0
429
10,7
1,5
20
1,4
36
3,0
0
,0
74
1,9
1024
88,4
1110
79,2
911
75,9
35
87,5
3205
80,1
F1.3 Apakah ibu puas dengan kualitas air yang digunakan saat ini?
Ya Tidak
75
37,5
135
11,6
291
20,8
289
24,1
5
12,5
795
19,9
F1.4 Berapa jarak sumber air tsb ke tempat penampungan/pembuangan tinja?
Kurang 10 m
65
32,5
326
28,1
381
27,2
396
33,0
5
12,5
1173
29,3
Lebih 10 m
74
37,0
468
40,4
571
40,8
540
45,0
30
75,0
1683
42,1
3
61
30,5
309
26,7
441
31,5
235
19,6
5
12,5
1051
26,3
Tidak tahu F2.1 Apakah Ibu mengolah/menangani air sebelum digunakan untuk minum dan masak? F2.2 Bagaimana cara Ibu mengolah air untuk diminum?
0
,0
56
4,8
8
,6
29
2,4
0
,0
93
2,3
162
81,0
1127
97,2
1355
96,7
1145
95,4
40
100,0
3829
95,7
38
19,0
32
2,8
46
3,3
55
4,6
0
,0
171
4,3
155
95,7
1102
97,8
1328
98,0
1112
97,1
39
97,5
3736
97,6
Ditambahkan kaporit
6
3,7
14
1,2
16
1,2
12
1,0
1
2,5
49
1,3
Menggunakan filter keramik
0
,0
2
,2
3
,2
5
,4
0
,0
10
,3
Lainnya
1
,6
8
,7
8
,6
16
1,4
0
,0
33
,9
Ya Tidak Direbus
Tidak tahu F2.3 Apakah Ibu menyimpan air yang sudah diolah ditempat yang aman?
0
,0
1
,1
0
,0
0
,0
0
,0
1
,0
Tidak disimpan
11
6,8
28
2,5
37
2,7
24
2,1
2
5,0
102
2,7
Ya, dalam Panci terbuka
13
8,0
4
,4
8
,6
5
,4
0
,0
30
,8
Ya, dalam Panci dengan tutup
6
3,7
27
2,4
43
3,2
63
5,5
13
32,5
152
4,0
112
69,1
724
64,2
963
71,1
716
62,5
15
37,5
2530
66,1
16
9,9
272
24,1
251
18,5
279
24,4
10
25,0
828
21,6
Ya, dalam Galon isi ulang
3
1,9
29
2,6
35
2,6
52
4,5
0
,0
119
3,1
Lainnya
0
,0
38
3,4
17
1,3
5
,4
0
,0
60
1,6
Tidak tahu
1
,6
5
,4
1
,1
1
,1
0
,0
8
,2
Langsung dari dispenser
4
2,5
22
2,0
41
3,0
31
2,7
0
,0
98
2,6
Dengan menggunakan gayung
152
93,8
1055
93,6
1240
91,5
1034
90,3
39
97,5
3520
91,9
Dengan menggunakan gelas
3
1,9
8
,7
4
,3
11
1,0
0
,0
26
,7
Lainnya
2
1,2
39
3,5
62
4,6
62
5,4
0
,0
165
4,3
Tidak tahu
1
,6
3
,3
8
,6
7
,6
1
2,5
20
,5
Ya, dalam Teko/ketel/ceret Ya, dalam Botol/termos
F2.4 Bagaimana Ibu mengambil air untuk minum, masak, cuci piring & gelas dan gosok gigi dari tempat penyimpan air?
G. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Kluster Desa/Kelurahan 0
G.1 Apakah Ibu memakai sabun pada hari ini atau kemarin ?
Ya Tidak
1
Total
2
3
4
11
12
n 195
% 97,5
n 1141
% 98,5
n 1383
% 98,7
n 1171
% 97,7
n 40
% 100,0
n 3930
% 98,3
5
2,5
17
1,5
18
1,3
27
2,3
0
,0
67
1,7
G.2 Untuk apa saja sabun itu ibu gunakan?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
n 37
% 19,0
n 40
% 3,5
n 32
% 2,3
n 54
% 4,6
Ya
158
81,0
1102
96,5
1351
97,7
1119
B. Memandikan anak
Tidak
132
67,7
526
46,1
626
45,3
63
32,3
616
53,9
757
54,7
C. Menceboki panta anak
Tidak
159
81,5
654
57,3
863
36
18,5
488
42,7
D. Mencuci tangan sendiri
Tidak
77
39,5
405
Ya
118
60,5
737
E. Mencuci tangan anak
Tidak
122
62,6
Ya
73
F. Mencuci peralatan
Tidak
27
G. Mencuci pakaian
Tidak Ya
H. Lainnya
Tidak
195
A. Mandi
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya I. Tidak tahu
Tidak Ya
n
11
12
1
% 2,5
n 164
% 4,2
95,4
39
97,5
3769
95,8
564
48,1
12
30,0
1860
47,3
609
51,9
28
70,0
2073
52,7
62,4
755
64,4
16
40,0
2447
62,2
520
37,6
418
35,6
24
60,0
1486
37,8
35,5
438
31,7
420
35,8
12
30,0
1352
34,4
64,5
945
68,3
753
64,2
28
70,0
2581
65,6
578
50,6
747
54,0
626
53,4
17
42,5
2090
53,1
37,4
564
49,4
636
46,0
547
46,6
23
57,5
1843
46,9
13,8
158
13,8
156
11,3
170
14,5
0
,0
511
13,0
168
86,2
984
86,2
1227
88,7
1003
85,5
40
100,0
3422
87,0
63
32,3
258
22,6
204
14,8
196
16,7
1
2,5
722
18,4
132
67,7
884
77,4
1179
85,2
977
83,3
39
97,5
3211
81,6
100,0
1137
99,6
1372
99,2
1167
99,5
40
100,0
3911
99,4
0
,0
5
,4
11
,8
6
,5
0
,0
22
,6
192
98,5
1120
98,1
1357
98,1
1143
97,4
40
100,0
3852
97,9
3
1,5
22
1,9
26
1,9
30
2,6
0
,0
81
2,1
G.3 Dimana saja anggota keluarga biasanya mencuci tangan?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
Total 3
4
11
12
n 64
% 32,0
n 363
% 31,3
n 579
% 41,3
n 502
% 41,8
n 5
% 12,5
n 1513
% 37,8
Ya
136
68,0
796
68,7
822
58,7
698
58,2
35
87,5
2487
62,2
B. Di dekat kamar mandi
Tidak
190
95,0
1090
94,0
1311
93,6
1082
90,2
40
100,0
3713
92,8
C. Di jamban
Tidak
A. Di kamar mandi
Tidak
Ya
Ya D. Di dekat jamban
Tidak
E. Di sumur
Tidak
Ya
Ya F. Di sekitar
Tidak
10
5,0
69
6,0
90
6,4
118
9,8
0
,0
287
7,2
141
70,5
925
79,8
1040
74,2
912
76,0
36
90,0
3054
76,4
59
29,5
234
20,2
361
25,8
288
24,0
4
10,0
946
23,7
187
93,5
1110
95,8
1335
95,3
1072
89,3
40
100,0
3744
93,6
13
6,5
49
4,2
66
4,7
128
10,7
0
,0
256
6,4
189
94,5
1112
95,9
1357
96,9
1099
91,6
39
97,5
3796
94,9
11
5,5
47
4,1
44
3,1
101
8,4
1
2,5
204
5,1
172
86,0
1108
95,6
1323
94,4
1093
91,1
40
100,0
3736
93,4
1
penampungan
Ya
G. Di tempat cuci piring
Tidak
H. Di dapur
Tidak
28
14,0
51
4,4
78
5,6
107
8,9
0
,0
264
6,6
182
91,0
963
83,1
1150
82,1
895
74,6
16
40,0
3206
80,2
18
9,0
196
16,9
251
17,9
305
25,4
24
60,0
794
19,9
169
84,5
973
84,0
1160
82,8
950
79,2
24
60,0
3276
81,9
31
15,5
186
16,0
241
17,2
250
20,8
16
40,0
724
18,1
199
99,5
1147
99,0
1376
98,2
1185
98,8
40
100,0
3947
98,7
1
,5
12
1,0
25
1,8
15
1,3
0
,0
53
1,3
192
96,0
1117
96,4
1320
94,2
1125
93,8
40
100,0
3794
94,9
8
4,0
42
3,6
81
5,8
75
6,3
0
,0
206
5,2
Ya
Ya I. Lainnya
Tidak Ya
J. Tidak tahu
Tidak Ya
G.4 Kapan biasanya Ibu mencuci tangan dengan menggunakan sabun?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Sebelum ke toilet
Tidak
1
Total
2
3
4
11
12
n 196
% 98,0
n 1033
% 89,1
n 1319
% 94,1
n 1137
% 94,8
n 38
% 95,0
n 3723
% 93,1
4
2,0
126
10,9
82
5,9
63
5,3
2
5,0
277
6,9
161
80,5
701
60,5
917
65,5
857
71,4
19
47,5
2655
66,4
Ya B. Setelah menceboki bayi/anak
Tidak Ya
39
19,5
458
39,5
484
34,5
343
28,6
21
52,5
1345
33,6
C. Setelah dari buang air besar
Tidak
96
48,0
452
39,0
494
35,3
607
50,6
1
2,5
1650
41,3
104
52,0
707
61,0
907
64,7
593
49,4
39
97,5
2350
58,8
D. Sebelum makan
Tidak
68
34,0
213
18,4
301
21,5
270
22,5
15
37,5
867
21,7
132
66,0
946
81,6
1100
78,5
930
77,5
25
62,5
3133
78,3
27
13,5
188
16,2
239
17,1
235
19,6
9
22,5
698
17,5
Ya
Ya E. Setelah makan
Tidak Ya
173
86,5
971
83,8
1162
82,9
965
80,4
31
77,5
3302
82,6
F. Sebelum memberi menyuapi anak G. Sebelum menyiapkan masakan
Tidak
160
80,0
733
63,2
979
69,9
843
70,3
20
50,0
2735
68,4
40
20,0
426
36,8
422
30,1
357
29,8
20
50,0
1265
31,6
170
85,0
772
66,6
905
64,6
859
71,6
20
50,0
2726
68,2
30
15,0
387
33,4
496
35,4
341
28,4
20
50,0
1274
31,9
H. Setelah memegang hewan
Tidak
141
70,5
702
60,6
784
56,0
789
65,8
20
50,0
2436
60,9
59
29,5
457
39,4
617
44,0
411
34,3
20
50,0
1564
39,1
I. Sebelum sholat
Tidak
164
82,0
767
66,2
865
61,7
770
64,2
21
52,5
2587
64,7
36
18,0
392
33,8
536
38,3
430
35,8
19
47,5
1413
35,3
200
100,0
1148
99,1
1371
97,9
1170
97,5
39
97,5
3928
98,2
0
,0
11
,9
30
2,1
30
2,5
1
2,5
72
1,8
Ya Tidak Ya
Ya
Ya J. Lainnya
Tidak Ya
H. KEJADIAN PENYAKIT DIARE. Kluster Desa/Kelurahan 0 n H.1 Kapan waktu paling
1
2
Total 3
4
11
12
Hari ini
1
% ,5
n 10
% ,9
n 21
% 1,5
n 14
% 1,2
n 0
% ,0
n 46
% 1,2
Kemarin
0
,0
7
,6
8
,6
20
1,7
0
,0
35
,9
2
dekat anggota keluarga ibu terkena diare
1 minggu terakhir
23
11,5
34
2,9
47
3,4
47
3,9
0
,0
151
3,8
1 bulan terakhir
18
9,0
44
3,8
53
3,8
53
4,4
0
,0
168
4,2
3 bulan terakhir
9
4,5
30
2,6
48
3,4
64
5,3
0
,0
151
3,8
6 bulan yang lalu
0
,0
17
1,5
37
2,6
29
2,4
0
,0
83
2,1
22
11,0
37
3,2
81
5,8
62
5,2
0
,0
202
5,1
127
63,5
980
84,6
1106
78,9
911
75,9
40
100,0
3164
79,1
32
43,8
98
54,7
173
58,6
201
69,6
0
,0
504
60,3
Lebih dari 6 bulan yang lalu
A. Anakanak balita
Tidak pernah Tidak Ya
41
56,2
81
45,3
122
41,4
88
30,4
0
,0
332
39,7
B. Anakanak non balita
Tidak
69
94,5
154
86,0
258
87,5
235
81,3
0
,0
716
85,6
4
5,5
25
14,0
37
12,5
54
18,7
0
,0
120
14,4
C. Anak remaja lakilaki
Tidak
67
91,8
163
91,1
285
96,6
266
92,0
0
,0
781
93,4
6
8,2
16
8,9
10
3,4
23
8,0
0
,0
55
6,6
D. Anak remaja perempuan
Tidak
71
97,3
173
96,6
282
95,6
275
95,2
0
,0
801
95,8
E. Orang dewasa laki-laki
Tidak
F. Orang dewasa perempuan
Ya
Ya
Ya
2
2,7
6
3,4
13
4,4
14
4,8
0
,0
35
4,2
65
89,0
164
91,6
252
85,4
245
84,8
0
,0
726
86,8
8
11,0
15
8,4
43
14,6
44
15,2
0
,0
110
13,2
Tidak
61
83,6
137
76,5
199
67,5
207
71,6
0
,0
604
72,2
Ya
12
16,4
42
23,5
96
32,5
82
28,4
0
,0
232
27,8
Ya
1. SUMBER AIR Kluster Desa/Kelurahan 0
1.1 Sumber air terlindungi
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air
4
11
12
n 438
% 37,8
n 580
% 41,4
n 622
% 51,8
n 11
% 27,5
n 1722
% 43,1
129
64,5
721
62,2
821
58,6
578
48,2
29
72,5
2278
57,0
25
12,5
129
11,1
237
16,9
303
25,3
22
55,0
716
17,9
175
87,5
1030
88,9
1164
83,1
897
74,8
18
45,0
3284
82,1
71
35,5
329
28,4
372
26,6
333
27,8
5
12,5
1110
27,8
129
64,5
830
71,6
1029
73,4
867
72,3
35
87,5
2890
72,3
Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami
3
% 35,5
Tidak Aman Ya, Aman
2
n 71
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi
1
Total
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. Kluster Desa/Kelurahan 0
2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki
Tidak aman Suspek aman Tidak, aman Ya, aman
1
Total
2
3
4
11
12
n 28
% 14,0
n 324
% 28,0
n 347
% 24,8
n 390
% 32,5
n 23
% 57,5
n 1112
% 27,8
172
86,0
835
72,0
1054
75,2
810
67,5
17
42,5
2888
72,2
2
100,0
83
86,5
74
78,7
69
71,9
4
100,0
232
79,5
0
,0
13
13,5
20
21,3
27
28,1
0
,0
60
20,5
3
septik 2.3 Pencemaran karena SPAL
Tidak aman Ya, aman
126
63,0
817
70,5
928
66,2
760
63,3
8
20,0
2639
66,0
74
37,0
342
29,5
473
33,8
440
36,7
32
80,0
1361
34,0
3. PERSAMPAHAN. Kluster Desa/Kelurahan 0
3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah 3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak memadai Ya, memadai Tidak memadai Ya, memadai Tidak tepat waktu Ya, tepat waktu Tidak diolah Ya, diolah
1
Total
2
3
4
11
12
n 200
% 100,0
n 1069
% 92,2
n 1304
% 93,1
n 1018
% 84,8
n 16
% 40,0
n 3607
% 90,2
0
,0
90
7,8
96
6,9
182
15,2
24
60,0
392
9,8
0
,0
2
66,7
13
59,1
7
41,2
1
100,0
23
53,5
0
,0
1
33,3
9
40,9
10
58,8
0
,0
20
46,5
0
,0
0
,0
4
18,2
12
70,6
1
100,0
17
39,5
0
,0
3
100,0
18
81,8
5
29,4
0
,0
26
60,5
108
54,0
769
66,4
940
67,1
822
68,5
39
97,5
2678
67,0
92
46,0
390
33,6
461
32,9
378
31,5
1
2,5
1322
33,1
4. GENANGAN AIR. Kluster Desa/Kelurahan 0
4.1 Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air
1
2
Total 3
4
11
12
n 15
% 7,5
n 138
% 11,9
n 142
% 10,1
n 232
% 19,3
n 4
% 10,0
n 531
% 13,3
185
92,5
1021
88,1
1259
89,9
968
80,7
36
90,0
3469
86,7
5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Kluster Desa/Kelurahan 0
2
3
4
11
12
n 184
% 92,0
n 906
% 78,2
n 1140
% 81,4
n 1038
% 86,5
n 20
% 50,0
n 3288
% 82,2
Ya
16
8,0
253
21,8
261
18,6
162
13,5
20
50,0
712
17,8
Tidak
81
40,5
267
23,0
437
31,2
425
35,4
18
45,0
1228
30,7
119
59,5
892
77,0
964
68,8
775
64,6
22
55,0
2772
69,3
81
40,5
299
25,8
506
36,1
521
43,4
4
10,0
1411
35,3
119
59,5
860
74,2
895
63,9
679
56,6
36
90,0
2589
64,7
36
18,0
261
22,5
418
29,8
359
29,9
3
7,5
1077
26,9
Ya, berfungsi Tidak
164
82,0
898
77,5
983
70,2
841
70,1
37
92,5
2923
73,1
58
29,0
206
17,8
311
22,2
303
25,3
4
10,0
882
22,1
Ya
142
71,0
953
82,2
1090
77,8
897
74,8
36
90,0
3118
78,0
13
6,5
63
5,4
82
5,9
147
12,3
14
35,0
319
8,0
187
93,5
1096
94,6
1319
94,1
1053
87,8
26
65,0
3681
92,0
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan
1
Total
Ya
Tidak Ya Tidak
Ya, tercemar Tidak tercemar
4
penanganan air 5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS Tidak
71
35,5
426
36,8
577
41,2
516
43,0
6
15,0
1596
39,9
129
64,5
733
63,2
824
58,8
684
57,0
34
85,0
2404
60,1
AO.1 Apakah terlihat sumber air untuk minum, masak dan mencuci peralatan. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Ya, air ledeng PDAM berfungsi/mengalir
Tidak
B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi
Tidak
C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi
Tidak
Ya
Ya
Ya D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi
Tidak Ya
E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan
Tidak Ya
F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin
Tidak
G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM
Tidak
H. Ya, dari kran umum PROYEK/HIPPAM
Tidak
I. Ya, dari penjual air keliling
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya J. Lainnya
Tidak Ya
K. Tidak ada
Tidak Ya
1
Total
2
3
4
11
12
n 155
% 77,5
n 975
% 84,1
n 1238
% 88,4
n 1074
% 89,5
n 40
% 100,0
n 3482
% 87,1
45
22,5
184
15,9
163
11,6
126
10,5
0
,0
518
13,0
200
100,0
1148
99,1
1385
98,9
1188
99,0
39
97,5
3960
99,0
0
,0
11
,9
16
1,1
12
1,0
1
2,5
40
1,0
139
69,5
782
67,5
922
65,8
743
61,9
33
82,5
2619
65,5
61
30,5
377
32,5
479
34,2
457
38,1
7
17,5
1381
34,5
174
87,0
1017
87,7
1276
91,1
984
82,0
37
92,5
3488
87,2
26
13,0
142
12,3
125
8,9
216
18,0
3
7,5
512
12,8
200
100,0
1127
97,2
1372
97,9
1179
98,3
38
95,0
3916
97,9
0
,0
32
2,8
29
2,1
21
1,8
2
5,0
84
2,1
196
98,0
1099
94,8
1332
95,1
1103
91,9
21
52,5
3751
93,8
4
2,0
60
5,2
69
4,9
97
8,1
19
47,5
249
6,2
199
99,5
1151
99,3
1391
99,3
1184
98,7
35
87,5
3960
99,0
1
,5
8
,7
10
,7
16
1,3
5
12,5
40
1,0
200
100,0
1143
98,6
1389
99,1
1163
96,9
37
92,5
3932
98,3
0
,0
16
1,4
12
,9
37
3,1
3
7,5
68
1,7
194
97,0
1152
99,4
1395
99,6
1188
99,0
40
100,0
3969
99,2
6
3,0
7
,6
6
,4
12
1,0
0
,0
31
,8
166
83,0
870
75,1
957
68,3
1034
86,2
40
100,0
3067
76,7
34
17,0
289
24,9
444
31,7
166
13,8
0
,0
933
23,3
167
83,5
1082
93,4
1324
94,5
1116
93,0
40
100,0
3729
93,2
33
16,5
77
6,6
77
5,5
84
7,0
0
,0
271
6,8
5
Kluster Desa/Kelurahan 0
AO.2.1 Amati, Apa wadah/tempat yang digunakan untuk menyimpan air minum di dapur?
Total
2
3
4
11
12
n 10
% 5,0
n 61
% 5,3
n 99
% 7,1
n 78
% 6,5
n 3
% 7,5
n 251
% 6,3
41
131
,0
589
90
17, 7 67, 9 7,5
0
104 2 47
14, 6 74, 4 3,4
212
35
11, 3 80, 1 3,0
205
14 8 1
20, 5 74, 0 ,5
3 5 2
87, 5 5,0
296 8 175
14, 7 74, 2 4,4
0
,0
4
,3
8
,6
5
,4
0
,0
17
,4
Tangan menyentuh air
10
5,0
57
4,9
71
5,1
129
93, 5 1,5
109 6 6
94, 6 ,5
131 9 11
94, 1 ,8
105 3 18
35, 0 65, 0 ,0
7,0
18 7 3
1 4 2 6 0
281
Tangan tidak menyentuh air Tidak tahu
10, 8 87, 8 1,5
368 1 38
92, 0 1,0
Tidak disimpan YA, dalam panci terbuka YA, dalam panci tertutup lainnya Tidak tahu
AO.2.2 Amati, Bagaimana ibu mengambil air untuk minum dan masak dari wadah peyimpanan air?
1
928
815
Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
n 96
% 48,0
n 670
% 57,8
n 905
% 64,6
n 793
% 66,1
n 39
% 97,5
n 2503
% 62,6
Tidak
104
52,0
489
42,2
496
35,4
407
33,9
1
2,5
1497
37,4
Ya
115
57,5
795
68,6
1014
72,4
883
73,6
39
97,5
2846
71,2
85
42,5
364
31,4
387
27,6
317
26,4
1
2,5
1154
28,9
YA, disimpan di atas ditutup
107
53,5
474
40,9
569
40,6
579
48,3
24
60,0
1753
43,9
YA, disimpan dalam lemari makan
18
9,0
162
14,0
181
12,9
127
10,6
7
17,5
495
12,4
YA, disimpan dalam lemari yang tertutup YA, di dalam kulkas
63
31,5
455
39,3
535
38,2
419
34,9
8
20,0
1480
37,0
8
4,0
20
1,7
50
3,6
8
,7
0
,0
86
2,2
lainnya
0
,0
18
1,6
18
1,3
8
,7
1
2,5
45
1,1
Tidak ditutup
4
2,0
29
2,5
47
3,4
58
4,8
0
,0
138
3,5
Amati, apakah tersedia air untuk cuci tangan di dapur?
Ya
AO.3.2 Amati, apakah terlihat ada sabun untuk mencuci tangan dll AO.3.3 Amati, apakah makanan ditutup/dilindungi dari lalat, kecoa, cicak dan lainnya
Tidak
6
AO.4.1 Amati, apakah ada wadah yang dipakai untuk mengumpulkan sampah di dapur?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Kantong plastik tertutup
B. Kantong plastik terbuka
C. Keranjang sampah terbuka
D. Keranjang sampah tertutup
AO.5.1 Amati, kemana air limbah bekas cuci peralatan minum/makan dan masak dibuang?
3
4
11
12
n 16 3
% 81, 5
n 957
% 82, 6
n 123 2
% 87, 9
n 965
% 80, 4
n 9
% 22,5
n 332 6
% 83, 2
Ya
37
202
12, 1 69, 6
235
19, 6 69, 2
3 1 3 6
77,5
674
14 8
17, 4 70, 9
169
Tidak
18, 5 74, 0
90,0
281 1
16, 9 70, 3
Ya
52
337
30, 4 60, 4
370
30, 8 69, 3
4
10,0
99
29, 1 62, 6
426
Tidak
26, 0 49, 5
4 0
100, 0
118 9 254 2
29, 7 63, 6
Ya
10 1 19 2
50, 5 96, 0
433
555
30, 8 89, 9
0
,0
129 6
39, 6 92, 5
369
106 3
37, 4 91, 7
3 6
90,0
145 8 366 6
36, 5 91, 7
8
4,0
96
8,3
105
7,5
121
4
10,0
334
8,4
19 9
99, 5
112 5
97, 1
135 7
96, 9
115 1
10, 1 95, 9
3 9
97,5
387 1
96, 8
1
,5
34
2,9
44
3,1
49
4,1
1
2,5
129
3,2
Tidak
18 5
92, 5
104 6
90, 3
124 7
89, 0
106 7
88, 9
4 0
100, 0
358 5
89, 6
Ya
15
7,5
113
9,7
154
133
,0
415
32
16, 0
480
41, 4
599
11, 1 38, 2
0
Ke sungai/kanal/kolam/seloka n
11, 0 42, 8
8
20,0
157 7
10, 4 39, 4
Ke jalan, halaman, kebun
50
25, 0
180
15, 5
186
13, 3
146
12, 2
0
,0
562
14, 1
Saluran terbuka
61
30, 5
202
17, 4
293
20, 9
194
16, 2
4
10,0
754
18, 9
Saluran tertutup
13
6,5
58
5,0
159
11, 3
177
14, 8
1 9
47,5
426
10, 7
Lubang galian
15
7,5
103
8,9
68
4,9
95
7,9
0
,0
281
7,0
Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)
0
,0
82
7,1
20
1,4
61
5,1
9
22,5
172
4,3
Pipa IPAL Sanimas
0
,0
0
,0
1
,1
8
,7
0
,0
9
,2
Tidak tahu
5
2,5
6
,5
9
,6
22
1,8
0
,0
42
1,1
24
12, 0
48
4,1
66
4,7
39
3,3
0
,0
177
4,4
Tidak
Tidak Ya
F. Tidak ada
2
Tidak
Ya E. Lainnya
1
Total
Tidak ada bak cuci peralatan dapur
822
726
975
846
830
831
107 9
458
7
Kluster Desa/Kelurahan 0
BO.1 Amati, apakah ada sabun mandi, shampoo dan sabun cuci tangan di kamar mandi? BO.2 Amati, kemana air limbah bekas cuci tangan dari wastafel dibuang?
BO.3 Amati, Bila ada bak penampung air, apakah terlihat ada jentik nyamuk didalamnya?
1
Total
2
3
4
11
12
n 170
% 85,0
n 1015
% 87,6
n 1234
% 88,1
n 951
% 79,3
n 39
% 97,5
n 3409
% 85,2
Tidak
30
15,0
144
12,4
167
11,9
249
20,8
1
2,5
591
14,8
Ke sungai/kanal/kolam/selokan
69
34,5
491
42,4
617
44,0
435
36,3
8
20,0
1620
40,5
Ke jalan, halaman, kebun
35
17,5
183
15,8
197
14,1
129
10,8
0
,0
544
13,6
Saluran terbuka
55
27,5
189
16,3
271
19,3
177
14,8
3
7,5
695
17,4
Saluran tertutup
16
8,0
64
5,5
152
10,8
173
14,4
20
50,0
425
10,6
Lubang galian
Ya
14
7,0
94
8,1
68
4,9
85
7,1
0
,0
261
6,5
Pipa saluran pembuangan kotoran (SPAL)
0
,0
79
6,8
17
1,2
43
3,6
8
20,0
147
3,7
Pipa IPAL Sanimas
0
,0
0
,0
0
,0
16
1,3
0
,0
16
,4
Tidak tahu
11
5,5
59
5,1
79
5,6
142
11,8
1
2,5
292
7,3
Ya
34
17,0
174
15,0
287
20,5
213
17,8
1
2,5
709
17,7
156
78,0
924
79,7
1029
73,4
885
73,8
37
92,5
3031
75,8
10
5,0
61
5,3
85
6,1
102
8,5
2
5,0
260
6,5
Tidak Tidak tahu
CO. LIHAT DAN AMATI WC/JAMBAN. Kluster Desa/Kelurahan 0
CO.1.1 Amati, apakah tersedia air di dalam ruangan jamban/WC?
CO.1.2 Amati, apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? CO.1.3 Amati, Apakah terlihat ada jentik nyamuk dalam bak air/ember? CO.2.1 Amati, termasuk tipe apakah WC/jamban yang anda lihat?
1
Total
2
3
4
11
12
n 166
% 83,0
n 953
% 82,2
n 1116
% 79,7
n 932
% 77,7
n 39
% 97,5
n 3206
% 80,2
21
10,5
89
7,7
106
7,6
73
6,1
0
,0
289
7,2
YA, dari kran, tidak berfungsi
1
,5
4
,3
2
,1
1
,1
0
,0
8
,2
Tidak ada
12
6,0
113
9,7
177
12,6
194
16,2
1
2,5
497
12,4
YA, dalam bak air/ember YA, dari kran & berfungsi
Ya
142
71,0
953
82,2
1090
77,8
897
74,8
36
90,0
3118
78,0
Tidak
58
29,0
206
17,8
311
22,2
303
25,3
4
10,0
882
22,1
Ya
60
30,0
183
15,8
259
18,5
201
16,8
3
7,5
706
17,7
Tidak
140
70,0
976
84,2
1142
81,5
999
83,3
37
92,5
3294
82,4
Kloset jonghkok leher angsa
156
78,0
877
75,7
988
70,5
858
71,5
36
90,0
2915
72,9
Kloset duduk leher angsa
8
4,0
65
5,6
79
5,6
43
3,6
3
7,5
198
5,0
Plengsengan
21
10,5
83
7,2
165
11,8
91
7,6
0
,0
360
9,0
8
Cemplung
CO.2.2 Amati, kemana saluran pembuangan dari WC/jamban disalurkan/terhubungkan
10
5,0
66
5,7
74
5,3
90
7,5
0
,0
240
6,0
Lainnya
3
1,5
34
2,9
47
3,4
52
4,3
1
2,5
137
3,4
Tidak tahu
2
1,0
34
2,9
48
3,4
66
5,5
0
,0
150
3,8
104
52,0
290
25,0
373
26,6
291
24,3
1
2,5
1059
26,5
71
35,5
487
42,0
621
44,3
587
48,9
37
92,5
1803
45,1
15
7,5
160
13,8
222
15,8
139
11,6
0
,0
536
13,4
Jalan, halaman, kebun
2
1,0
8
,7
9
,6
9
,8
0
,0
28
,7
Saluran terbuka
2
1,0
21
1,8
49
3,5
19
1,6
0
,0
91
2,3
Saluran tertutup
1
,5
69
6,0
40
2,9
54
4,5
1
2,5
165
4,1
Pipa saluran pembuangan kotoran
0
,0
48
4,1
15
1,1
18
1,5
0
,0
81
2,0
Pipa IPAL Sanimas
5
2,5
58
5,0
61
4,4
54
4,5
1
2,5
179
4,5
Tidak tahu
0
,0
18
1,6
11
,8
29
2,4
0
,0
58
1,5
119
59,5
892
77,0
964
68,8
775
64,6
22
55,0
2772
69,3
81
40,5
267
23,0
437
31,2
425
35,4
18
45,0
1228
30,7
119
59,5
860
74,2
895
63,9
679
56,6
36
90,0
2589
64,7
81
40,5
299
25,8
506
36,1
521
43,4
4
10,0
1411
35,3
Cubluk Tangki Septik Sungai, kanal, kolam
CO.3.1 Amati, apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Ya
CO.3.2 Amati, apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Ya
CO.3.3 Amati, jika ada kloset jonkok leher angsa, apakah ada gayung dan air untuk menyiram?
Ya, ada keduanya
164
82,0
933
80,5
1055
75,3
884
73,7
38
95,0
3074
76,9
Tidak ada salah satu atau keduanya
36
18,0
193
16,7
314
22,4
268
22,3
2
5,0
813
20,3
Bukan kloset jongkok
0
,0
33
2,8
32
2,3
48
4,0
0
,0
113
2,8
Ya, berfungi
65
32,5
353
30,5
311
22,2
252
21,0
4
10,0
985
24,6
Tidak berfungsi
65
32,5
365
31,5
531
37,9
543
45,3
0
,0
1504
37,6
Bukan kloset duduk
70
35,0
441
38,1
559
39,9
405
33,8
36
90,0
1511
37,8
CO.3.4 Amati, jika ada kloset duduk, cobalah menekan alat penyiram, apakah berfungsi
Tidak
Tidak
9
DO. 2 Amati, darimana sumber air untuk mencuci pakaian?'. Kluster Desa/Kelurahan 0 n 177
% 88,5
Tidak
23
Tidak
DO.1 Amati, apakah ada sabun cuci, shampoo, tempat cuci pakaian ? A. Ya, air ledeng PDAM berfungsi/mengalir
Ya
B. Ya, air ledeng PDAM - tidak berfungsi
Tidak
C. Ya, dari sumur gali yg terlindungi
Tidak
Ya
Ya
Ya D. Ya, dari sumur gali yg tidak terlindungi
Tidak
E. Ya, dari sumur bor/pompa tangan
Tidak
Ya
Ya F. Ya, dari sumur bor/pompa tangan mesin
Tidak
G. Ya, dari hidran umum/kran umum PDAM
Tidak
H. Ya, dari kran umum PAMSIMAS/HIPPA M I. Ya, dari penjual air keliling
Tidak
Ya
Ya
Ya Tidak
4
% 90,3
n 1248
% 89,1
n 985
% 82,1
11,5
n 104 7 112
9,7
153
10,9
215
17,9
153
76,5
954
82,3
1229
87,7
89,8
47
23,5
205
17,7
172
12,3
107 7 123
199
99,5
98,4
1382
98,6
99,3
10,3
% 97,5
n 3496
% 87,4
2,5
504
12,6
4 0 0
100, 0 ,0
3453
86,3
547
13,7
4 0 0
100, 0 ,0
3953
98,8
47
1,2
3 1 9
77,5
2677
66,9
22,5
1323
33,1
3 8 2
95,0
3442
86,1
5,0
558
14,0
4 0 0
100, 0 ,0
3921
98,0
79
2,0
1 9 2 1 3 3 7
47,5
3735
93,4
52,5
265
6,6
82,5
3957
98,9
17,5
43
1,1
3 8 2
95,0
3944
98,6
5,0
56
1,4
4 0 0
100, 0 ,0
3978
99,5
22
,6
4 0 0
100, 0 ,0
2876
71,9
1124
28,1
100, 0 ,0
3928
98,2
72
1,8
1
,5
1,6
19
1,4
119 1 9
144
72,0
781
67,4
945
67,5
776
64,7
56
28,0
378
32,6
456
32,5
424
35,3
173
86,5
87,4
1268
90,5
950
79,2
27
13,5
101 3 146
12,6
133
9,5
250
20,8
199
99,5
97,2
1375
98,1
,5
2,8
26
1,9
118 1 19
98,4
1
112 6 33
196
98,0
95,1
1333
95,1
2,0
4,9
68
4,9
108 5 115
90,4
4
110 2 57
199
99,5
115 0 9
99,2
1391
99,3
98,7
,8
10
,7
118 4 16
114 1 18
98,4
1394
99,5
97,7
1,6
7
,5
117 2 28
99,1
1396
99,6
119 6 4
99,7
100 1 199
83,4
97,9 2,1
4 0 0
1
,5
199
99,5
1
,5
198
99,0
1,6
9,6
1,3
2,3
12
n 3 9 1
114 1 18
,8
11
2
1,0
,9
5
,4
64,5
818
70,6
888
63,4
71
35,5
341
29,4
513
36,6
194
97,0
98,5
1377
98,3
6
3,0
114 2 17
1,5
24
1,7
117 5 25
Ke sungai/kan al/kolam/se lokan
52
26,0
492
42,5
622
44,4
493
41,1
9
22,5
1668
41,7
Ke jalan, halaman, kebun
49
24,5
179
15,4
189
13,5
141
11,8
0
,0
558
14,0
Saluran terbuka
63
31,5
208
17,9
300
21,4
215
17,9
4
10,0
790
19,8
Saluran tertutup
16
8,0
80
6,9
159
11,3
159
13,3
1 8
45,0
432
10,8
Lubang galian Pipa saluran pembuang an kotoran (SPAL) Pipa IPAL Sanimas
14
7,0
106
9,1
83
5,9
108
9,0
0
,0
311
7,8
0
,0
78
6,7
21
1,5
49
4,1
8
20,0
156
3,9
0
,0
4
,3
2
,1
11
,9
0
,0
17
,4
Tidak tahu
6
3,0
12
1,0
25
1,8
24
2,0
1
2,5
68
1,7
Tidak Ya
DO.3 Amati, kemana air limbah bekas mencuci pakaian dibuang
3
129
Tidak Ya
K. Tidak
2
114 8 11
Ya J. Lainnya
1
Total
,3
16,6
10
EO. LIHAT DAN AMATI HALAMAN/PEKARANGAN/KEBUN. Kluster Desa/Kelurahan 0
EO.1.1 Amati, apakah jarak tangki septik dengan sumber air minimal 10 meter? EO.2.1 Amati, bagaimana cara mengelola sampah di rumah?
2
3
4
11
12
n 157
% 78,5
n 831
% 71,7
n 1013
% 72,3
n 782
% 65,2
n 32
% 80,0
n 2815
% 70,4
43
21,5
328
28,3
388
27,7
418
34,8
8
20,0
1185
29,6
6
3,0
21
1,8
25
1,8
29
2,4
2
5,0
83
2,1
Dibuang dlm lubang galian dan dibakar
83
41,5
161
13,9
264
18,8
229
19,1
0
,0
737
18,4
Dijadikan makanan binatang
1
,5
2
,2
7
,5
16
1,3
0
,0
26
,7
Dikumpulkan dlm keranjang sampah permanen
17
8,5
114
9,8
146
10,4
200
16,7
9
22,5
486
12,2
Langsung dibakar
80
40,0
636
54,9
719
51,3
485
40,4
5
12,5
1925
48,1
Dibuang ke sungai/danau/laut
1
,5
50
4,3
68
4,9
55
4,6
3
7,5
177
4,4
10
5,0
153
13,2
133
9,5
130
10,8
7
17,5
433
10,8
2
1,0
12
1,0
14
1,0
41
3,4
0
,0
69
1,7
Ya Tidak
Dibuang dan dikubur di lobang galian
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan
Dibiarkan saja Lainnya EO.2.2 Amati, apakah sekeliling halaman bersih dari sampah ? EO.2.3 Amati, apakah terlihat bahwa sampah dipilah/dipisahkan
1
Total
0
,0
10
,9
25
1,8
15
1,3
14
35,0
64
1,6
139
69,5
804
69,4
883
63,0
769
64,1
38
95,0
2633
65,8
Tidak
61
30,5
355
30,6
518
37,0
431
35,9
2
5,0
1367
34,2
Ya
85
42,5
366
31,6
446
31,8
294
24,5
1
2,5
1192
29,8
115
57,5
793
68,4
955
68,2
906
75,5
39
97,5
2808
70,2
Ya
Tidak
EO.2.4 Jika sampah dipilah, apa saja yang terlihat dipilah. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
A. Sampah organic/sampah basah
Tidak
n 61
% 71,8
n 99
% 27,0
n 157
% 35,2
n 112
% 38,1
Ya
24
28,2
267
73,0
289
64,8
182
B. Plastik
Tidak
31
36,5
57
15,6
64
14,3
Ya
54
63,5
309
84,4
382
Tidak
37
43,5
166
45,4
198
Ya
48
56,5
200
54,6
Tidak
74
87,1
183
Ya
11
12,9
Tidak
79
92,9
6 85
C. Gelas/kaca
D. Kertas/kardus E. Besi/logam
Ya F. Lainnya
Tidak
n
11
12
0
% ,0
n 429
% 36,0
61,9
1
100,0
763
64,0
60
20,4
0
,0
212
17,8
85,7
234
79,6
1
100,0
980
82,2
44,4
130
44,2
0
,0
531
44,5
248
55,6
164
55,8
1
100,0
661
55,5
50,0
184
41,3
162
55,1
0
,0
603
50,6
183
50,0
262
58,7
132
44,9
1
100,0
589
49,4
231
63,1
306
68,6
181
61,6
1
100,0
798
66,9
7,1
135
36,9
140
31,4
113
38,4
0
,0
394
33,1
100,0
366
100,0
446
100,0
293
99,7
1
100,0
1191
99,9
11
EO.2.5 Amati, apakah ada tempat untuk membuat kompos ? EO.2.6 Amati, Apakah ada kompos yang sudah bisa dipakai?
Ya
0
,0
0
,0
0
,0
1
,3
0
,0
1
,1
Ya
30
15,0
81
7,0
58
4,2
145
12,1
0
,0
314
7,9
170
85,0
1075
93,0
1337
95,8
1052
87,9
40
100,0
3674
92,1
23
76,7
68
81,9
42
72,4
82
55,8
0
,0
215
67,6
7
23,3
15
18,1
16
27,6
65
44,2
0
,0
103
32,4
Tidak
Ya Tidak
EO.2. 7 Untuk apa saja kompos dipakai oleh responden?. Kluster Desa/Kelurahan 0
A. Pupuk tanaman hias
Tidak Ya
Total
2
3
9
10
% 95,7
n 41
% 60,3
n 33
% 78,6
n 70
% 85,4
n 166
% 77,2
1
4,3
27
39,7
9
21,4
12
14,6
49
22,8
16
69,6
11
16,2
7
16,7
46
56,1
80
37,2
7
30,4
57
83,8
35
83,3
36
43,9
135
62,8
Tidak
12
52,2
55
80,9
40
95,2
78
95,1
185
86,0
Ya
11
47,8
13
19,1
2
4,8
4
4,9
30
14,0
Tidak
19
82,6
65
95,6
41
97,6
59
72,0
184
85,6
4
17,4
3
4,4
1
2,4
23
28,0
31
14,4
B. Pupuk tanaman buah
Tidak
C. Dijual
D. Tidak dimanfaatkan
n 22
1
Ya
Ya
Kluster Desa/Kelurahan 0
EO.3.1 Amati, apakah halaman/bagian depan rumah ada genangan air?
2
3
4
11
12
n 13
% 6,5
n 124
% 10,7
n 127
% 9,1
n 185
% 15,4
n 3
% 7,5
n 452
% 11,3
187
93,5
1035
89,3
1274
90,9
1015
84,6
37
92,5
3548
88,7
Ya Tidak
1
Total
EO.3.2 Dimana air biasanya tergenang?. Kluster Desa/Kelurahan 0 n A. Dihalaman rumah B. Di dekat dapur C. Di dekat kamar mandi
1
Total
2
3
4
Tidak
7
% 53,8
n 42
% 33,9
n 36
% 28,3
n 55
% 29,7
Ya
6
46,2
82
66,1
91
71,7
130
12
92,3
100
80,6
103
81,1
Ya
1
7,7
24
19,4
24
Tidak
9
69,2
114
91,9
Ya
4
30,8
10
8,1
10
76,9
112
3
23,1
13 0
Tidak
D. Di dekat bak penampungan
Tidak
E. Lainnya
Tidak
Ya
Ya
n
11
12
3
% 100,0
n 143
% 31,6
70,3
0
,0
309
68,4
132
71,4
1
33,3
348
77,0
18,9
53
28,6
2
66,7
104
23,0
97
76,4
153
82,7
3
100,0
376
83,2
30
23,6
32
17,3
0
,0
76
16,8
90,3
108
85,0
164
88,6
0
,0
394
87,2
12
9,7
19
15,0
21
11,4
3
100,0
58
12,8
100,0
116
93,5
126
99,2
180
97,3
3
100,0
438
96,9
,0
8
6,5
1
,8
5
2,7
0
,0
14
3,1
12
EO.3.3 Darimana air genangan berasal?. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
n 12
% 92,3
n 99
% 79,8
n 80
% 63,0
n 149
% 80,5
1
7,7
25
20,2
47
37,0
36
13
100,0
93
75,0
88
69,3
Ya
0
,0
31
25,0
39
Tidak
3
23,1
50
40,3
A. Air limbah kamar mandi B. Air limbah dapur
Tidak
C. Hujan
Ya Tidak
n
11
12
2
% 66,7
n 342
% 75,7
19,5
1
33,3
110
24,3
161
87,0
0
,0
355
78,5
30,7
24
13,0
3
100,0
97
21,5
43
33,9
53
28,6
2
66,7
151
33,4
Ya
10
76,9
74
59,7
84
66,1
132
71,4
1
33,3
301
66,6
D. Air limbah lainnya
Tidak
13
100,0
119
96,0
126
99,2
181
97,8
3
100,0
442
97,8
0
,0
5
4,0
1
,8
4
2,2
0
,0
10
2,2
E. Tidak tahu
Tidak
11
84,6
117
94,4
122
96,1
172
93,0
3
100,0
425
94,0
2
15,4
7
5,6
5
3,9
13
7,0
0
,0
27
6,0
Ya
Ya
Kluster Desa/Kelurahan 0
EO.3.4 Amati, Apakah halaman bersih dari benda yg dapat menyebabkan air tergenang
Ya, halaman bersih dari benda
EO.3.5 Amati, Apakah anda dapat melihat saluran air hujan dekat rumah EO.3.6 Amati, apakah air di saluran dapat mengalir?
Ya, terbuka
Tidak, halaman penuh dengan benda
2
3
4
11
12
n 145
% 72,5
n 984
% 84,9
n 1200
% 85,7
n 945
% 78,8
n 39
% 97,5
n 3313
% 82,8
55
27,5
175
15,1
201
14,3
255
21,3
1
2,5
687
17,2
104
52,0
589
50,8
800
57,1
647
53,9
22
55,0
2162
54,1
Ya, tertutup, tidak terlihat
15
7,5
179
15,4
145
10,3
166
13,8
15
37,5
520
13,0
Tidak, tidak terlihat
81
40,5
391
33,7
456
32,5
387
32,3
3
7,5
1318
33,0
Ya
143
71,5
918
79,2
1108
79,1
898
74,8
38
95,0
3105
77,6
Tidak
8
4,0
39
3,4
72
5,1
55
4,6
1
2,5
175
4,4
Tidak dapat dipakai, saluran kering
3
1,5
16
1,4
20
1,4
38
3,2
0
,0
77
1,9
46
23,0
186
16,0
201
14,3
209
17,4
1
2,5
643
16,1
102
51,0
717
61,9
804
57,4
654
54,5
15
37,5
2292
57,3
Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir
47
23,5
219
18,9
332
23,7
289
24,1
24
60,0
911
22,8
Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat
1
,5
29
2,5
24
1,7
21
1,8
0
,0
75
1,9
Tidak ada saluran EO.3.7 Amati, apakah saluran air bersih dari sampah?
1
Total
Ya, bersih atau hampir selalu bersih
13
Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering
0
,0
23
2,0
22
1,6
37
3,1
1
2,5
83
2,1
Tidak ada saluran
50
25,0
171
14,8
219
15,6
199
16,6
0
,0
639
16,0
1. SUMBER AIR Kluster Desa/Kelurahan 0
1.1 Sumber air terlindungi
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air
Tidak Aman Ya, Aman
Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami
1
Total
2
3
4
11
12
n 71
% 35,5
n 438
% 37,8
n 580
% 41,4
n 622
% 51,8
n 11
% 27,5
n 1722
% 43,1
129
64,5
721
62,2
821
58,6
578
48,2
29
72,5
2278
57,0
25
12,5
129
11,1
237
16,9
303
25,3
22
55,0
716
17,9
175
87,5
1030
88,9
1164
83,1
897
74,8
18
45,0
3284
82,1
71
35,5
329
28,4
372
26,6
333
27,8
5
12,5
1110
27,8
129
64,5
830
71,6
1029
73,4
867
72,3
35
87,5
2890
72,3
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. Kluster Desa/Kelurahan 0
2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL
1
Total
2
3
4
11
12
n 28
% 14,0
n 324
% 28,0
n 347
% 24,8
n 390
% 32,5
n 23
% 57,5
n 1112
% 27,8
172
86,0
835
72,0
1054
75,2
810
67,5
17
42,5
2888
72,2
Tidak, aman
2
100,0
83
86,5
74
78,7
69
71,9
4
100,0
232
79,5
Ya, aman
0
,0
13
13,5
20
21,3
27
28,1
0
,0
60
20,5
126
63,0
817
70,5
928
66,2
760
63,3
8
20,0
2639
66,0
74
37,0
342
29,5
473
33,8
440
36,7
32
80,0
1361
34,0
Tidak aman Suspek aman
Tidak aman Ya, aman
3. PERSAMPAHAN. Kluster Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
4
11
12
n 200
% 100,0
n 1069
% 92,2
n 1304
% 93,1
n 1018
% 84,8
n 16
% 40,0
n 3607
% 90,2
Ya, memadai
0
,0
90
7,8
96
6,9
182
15,2
24
60,0
392
9,8
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
0
,0
2
66,7
13
59,1
7
41,2
1
100,0
23
53,5
Ya, memadai
0
,0
1
33,3
9
40,9
10
58,8
0
,0
20
46,5
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
0
,0
0
,0
4
18,2
12
70,6
1
100,0
17
39,5
Ya, tepat waktu
0
,0
3
100,0
18
81,8
5
29,4
0
,0
26
60,5
3.1 Pengelolaan sampah
Tidak memadai
14
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah Ya, diolah
108
54,0
769
66,4
940
67,1
822
68,5
39
97,5
2678
67,0
92
46,0
390
33,6
461
32,9
378
31,5
1
2,5
1322
33,1
4. GENANGAN AIR. Kluster Desa/Kelurahan 0
4.1 Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air
1
Total
2
3
4
11
12
n 15
% 7,5
n 138
% 11,9
n 142
% 10,1
n 232
% 19,3
n 4
% 10,0
n 531
% 13,3
185
92,5
1021
88,1
1259
89,9
968
80,7
36
90,0
3469
86,7
5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Kluster Desa/Kelurahan 0
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
Ya
Ya
Tidak
1
2
Total 3
4
11
12
n 184
% 92,0
n 906
% 78,2
n 1140
% 81,4
n 1038
% 86,5
n 20
% 50,0
n 3288
% 82,2
16
8,0
253
21,8
261
18,6
162
13,5
20
50,0
712
17,8
81
40,5
267
23,0
437
31,2
425
35,4
18
45,0
1228
30,7
119
59,5
892
77,0
964
68,8
775
64,6
22
55,0
2772
69,3
81
40,5
299
25,8
506
36,1
521
43,4
4
10,0
1411
35,3
119
59,5
860
74,2
895
63,9
679
56,6
36
90,0
2589
64,7
36
18,0
261
22,5
418
29,8
359
29,9
3
7,5
1077
26,9
Ya, berfungsi Tidak
164
82,0
898
77,5
983
70,2
841
70,1
37
92,5
2923
73,1
58
29,0
206
17,8
311
22,2
303
25,3
4
10,0
882
22,1
Ya
142
71,0
953
82,2
1090
77,8
897
74,8
36
90,0
3118
78,0
13
6,5
63
5,4
82
5,9
147
12,3
14
35,0
319
8,0
187
93,5
1096
94,6
1319
94,1
1053
87,8
26
65,0
3681
92,0
71
35,5
426
36,8
577
41,2
516
43,0
6
15,0
1596
39,9
129
64,5
733
63,2
824
58,8
684
57,0
34
85,0
2404
60,1
Ya Tidak
Ya, tercemar Tidak tercemar
Ya, BABS Tidak
15
Hasil Uji Chi Square kat SGL * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
kat SGL
tidak aman
Count
aman
Count
% within kat SGL
% within kat SGL Total
Count % within kat SGL
pernah diare 361
tidak diare 1322
Total 1683
21,4%
78,6%
100,0%
233
940
1173
19,9%
80,1%
100,0%
594
2262
2856
20,8%
79,2%
100,0%
Chi-Square Tests
Likelihood Ratio
,962
1
,327
1,060
1
,303
Value a 1.056
Pearson Chi-Square Continuity Correction
1
Asymp. Sig. (2sided) ,304
b
df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (1sided)
,325
Linear-by-Linear Association
1,055
N of Valid Cases
2856
1
,163
,304
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 1,102
Lower ,916
Upper 1,325
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
1,080
,932
1,251
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,980
,944
1,018
N of Valid Cases
2856
Odds Ratio for kat SGL (tidak aman / aman)
16
Case Processing Summary Cases Valid N 3925
mengalami kelangkaan air * pernah mengalami kejadian diare
Missing
Percent 98,1%
N 75
Total
Percent 1,9%
N 4000
Percent 100,0%
mengalami kelangkaan air * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
mengalami kelangkaan air
pernah langka
Count
tidak langka
Count
% within mengalami kelangkaan air
% within mengalami kelangkaan air
Total
Count % within mengalami kelangkaan air
pernah diare 428
tidak diare 1001
Total 1429
30,0%
70,0%
100,0%
384
2112
2496
15,4%
84,6%
100,0%
812
3113
3925
20,7%
79,3%
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000
116,627
1
,000
114,025
1
,000
Value a 117.513 b
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
,000
Linear-by-Linear Association
117,483
N of Valid Cases
3925
1
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
17
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 2,352
Lower 2,010
Upper 2,751
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
1,947
1,724
2,198
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,828
,797
,860
N of Valid Cases
3925
Odds Ratio for mengalami kelangkaan air (pernah langka / tidak langka)
kategori tangki septik aman tidak aman * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
kategori tangki septik aman tidak aman
tidak aman
Count
aman
Count
% within kategori tangki septik aman tidak aman
% within kategori tangki septik aman tidak aman Total
pernah diare 294
tidak diare 1340
Total 1634
18,0%
82,0%
100,0%
7
31
38
18,4%
81,6%
100,0%
301
1371
1672
18,0%
82,0%
100,0%
Count % within kategori tangki septik aman tidak aman
Chi-Square Tests
,000
1
1,000
,005
1
,946
Value a .005
Pearson Chi-Square Continuity Correction
1
Asymp. Sig. (2sided) ,946
b
Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2sided)
1,000
Linear-by-Linear Association
,005
N of Valid Cases
1672
1
Exact Sig. (1sided)
,540
,946
18
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value ,972
Lower ,424
Upper 2,228
,977
,496
1,922
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
1,005
,863
1,171
N of Valid Cases
1672
Odds Ratio for kategori tangki septik aman tidak aman (tidak aman / aman) For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
tempat pembuangan isi tinja * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
tempat pembuangan isi tinja
tidak aman
Count
aman
Count
% within tempat pembuangan isi tinja
% within tempat pembuangan isi tinja Total
pernah diare 15
tidak diare 67
Total 82
18,3%
81,7%
100,0%
30
168
198
15,2%
84,8%
100,0%
45
235
280
16,1%
83,9%
100,0%
Count % within tempat pembuangan isi tinja
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,515
,223
1
,637
,416
1
,519
Value a .424 b
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
,423
N of Valid Cases
280
1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
,592
,314
,516
19
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 1,254
Lower ,634
Upper 2,478
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
1,207
,687
2,122
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,963
,856
1,084
N of Valid Cases
280
Odds Ratio for tempat pembuangan isi tinja (tidak aman / aman)
kategori pengelolaan sampah * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
kategori pengelolaan sampah
tidak diolah
Count
diolah
Count
% within kategori pengelolaan sampah
% within kategori pengelolaan sampah Total
Count % within kategori pengelolaan sampah
pernah diare 776
tidak diare 2830
Total 3606
21,5%
78,5%
100,0%
60
332
392
15,3%
84,7%
100,0%
836
3162
3998
20,9%
79,1%
100,0%
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
Chi-Square Tests
Pearson ChiSquare Continuity b Correction Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,004
7,883
1
,005
8,823
1
,003
Value a 8.254
df
Fisher's Exact Test
,004
Linear-by-Linear Association
8,252
N of Valid Cases
3998
1
,002
,004
20
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 1,517
Lower 1,140
Upper 2,020
1,406
1,105
1,789
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,927
,885
,970
N of Valid Cases
3998
Odds Ratio for kategori pengelolaan sampah (tidak diolah / diolah) For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
frekuensi pengangkutan sampah * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
frekuensi pengangkutan sampah
tidak memadai
Count
memadai
Count
% within frekuensi pengangkutan sampah
% within frekuensi pengangkutan sampah Total
Count % within frekuensi pengangkutan sampah
pernah diare 814
tidak diare 2977
Total 3791
21,5%
78,5%
100,0%
22
186
208
10,6%
89,4%
100,0%
836
3163
3999
20,9%
79,1%
100,0%
Chi-Square Tests
13,504
1
,000
16,409
1
,000
Value a 14.155
Pearson Chi-Square Continuity Correction
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000
b
Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Exact Sig. (2-sided)
,000 14,152
1
Exact Sig. (1sided)
,000
,000
3999
21
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 2,312
Lower 1,476
Upper 3,621
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
2,030
1,361
3,028
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,878
,836
,923
N of Valid Cases
3999
Odds Ratio for frekuensi pengangkutan sampah (tidak memadai / memadai)
ketepaan waktu pengangkut sampah * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
ketepaan waktu pengangkut sampah
tidak tepat waktu
Count
tepat waktu
Count
% within ketepaan waktu pengangkut sampah
% within ketepaan waktu pengangkut sampah Total
pernah diare 805
tidak diare 2900
Total 3705
21,7%
78,3%
100,0%
31
263
294
10,5%
89,5%
100,0%
836
3163
3999
20,9%
79,1%
100,0%
Count % within ketepaan waktu pengangkut sampah
Chi-Square Tests
Likelihood Ratio
19,931
1
,000
23,816
1
,000
Value a 20.602
Pearson Chi-Square Continuity Correction
1
Asymp. Sig. (2sided) ,000
b
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2sided)
,000
Linear-by-Linear Association
20,597
N of Valid Cases
3999
1
Exact Sig. (1sided)
,000
,000
22
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value 2,355
Lower 1,610
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
2,061
1,469
2,891
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
,875
,838
,913
N of Valid Cases
3999
Odds Ratio for ketepaan waktu pengangkut sampah (tidak tepat waktu / tepat waktu)
Upper 3,445
melakukan pengolahan sampah * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
melakukan pengolahan sampah
pernah diare 46
tidak diare 272
Total 318
tidak diolah
Count
14,5%
85,5%
100,0%
ya diolah
% within melakukan pengolahan sampah Count
21
85
106
% within melakukan pengolahan sampah Count
19,8%
80,2%
100,0%
67
357
424
% within melakukan pengolahan sampah
15,8%
84,2%
100,0%
Total
Chi-Square Tests
Pearson ChiSquare
Value a 1.708
1
Asymp. Sig. (2sided) ,191
df
Continuity b Correction
1,329
1
,249
Likelihood Ratio
1,640
1
,200
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
,219
Linear-by-Linear Association
1,704
N of Valid Cases
424
1
Exact Sig. (1sided)
,125
,192
23
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value ,685
Lower ,387
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
,730
,458
1,165
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
1,067
,960
1,185
Odds Ratio for melakukan pengolahan sampah (tidak diolah / ya diolah)
N of Valid Cases
Upper 1,211
424
adanya genangan air * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
adanya genangan air
tidak
Count % within adanya genangan air
ada
pernah diare 678
tidak diare 2866
Total 3544
19,1%
80,9%
100,0%
158
294
452
35,0%
65,0%
100,0%
836
3160
3996
20,9%
79,1%
100,0%
Count % within adanya genangan air
Total
Count % within adanya genangan air Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value a 60.680
1
Asymp. Sig. (2sided) ,000
df
Continuity b Correction
59,727
1
,000
Likelihood Ratio
54,344
1
,000
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
,000
Linear-by-Linear Association
60,664
N of Valid Cases
3996
1
Exact Sig. (1sided)
,000
,000
24
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value ,440
Lower ,357
For cohort pernah mengalami kejadian diare = pernah diare
,547
,474
,631
For cohort pernah mengalami kejadian diare = tidak diare
1,243
1,160
1,333
N of Valid Cases
3996
Odds Ratio for adanya genangan air (tidak / ada)
Upper ,543
ctps5waktu * pernah mengalami kejadian diare Crosstabulation pernah mengalami kejadian diare
ctps5waktu
Total
pernah diare 695
tidak diare 2592
Total 3287
tidak
Count
21,1%
78,9%
100,0%
ya
% within ctps5waktu Count
141
571
712
% within ctps5waktu Count
19,8%
80,2%
100,0%
836
3163
3999
% within ctps5waktu
20,9%
79,1%
100,0%
25
Dokumentasi Studi EHRA di Kabupaten bandung Barat 2013
26
27
28
29
30
31
32
1
DAFTAR PUSTAKA Cimahi. (2011). Laporan Penilaian Risiko Kesehatan lingkungan Kota Cimahi. Cimahi (tidak diterbitkan). POKJA AMPL Nasional, Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. (2012). Pedoman praktis pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/ Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan). POKJA AMPL Nasional. POKJA AMPL Nasional, Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. (2012). Panduan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA). POKJA AMPL Nasional. Riyanto, Agus. (2001). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Slamet, Juli Sumirat. (2002). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:cGajah Mada University Press. KEMENKES RI. (2011). Modul Pelatihan Tekhnologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan : Pengelolaan Tinja& Air Limbah Rumah Tangga. Jak
1