STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
3.1
Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup baik. Meskipun begitu, masih terdapat permasalahan dan isu strategis yang terkait dengan pengelolaan sanitasi. Beberapa diantaranya adalah: 1.
Pemanfatan saluran limbah yang terhubung ke sistem IPAL Sewon masih belum
optimal.
Jumlah
pelanggan
masih
di
bawah
kapasitas
yang
diperuntukkan untuk Kota Yogyakarta. 2.
Masih belum optimalnya pemanfaatan sarana IPAL komunal. Kapasitas terpakai IPAL masih di bawah kapasitas terbangun, sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan biaya pemakaian.
3.
Kapasitas belum optimal (tidak sebanding dg jumlah pelanggan).
4.
Kesadaran masyarakat dalam merawat sarana IPAL komunal di lokasi tertentu masih rendah, sehingga terdapat beberapa IPAL yang berada dalam kondisi rusak.
5.
Umumnya lokasi septik-tank dan sumur warga di permukiman padat memiliki jarak yang dekat, sehingga mengurangi kualitas air sumur milik warga.
6.
Besarnya biaya perawatan IPAL yang lebih besar dibandingkan biaya pemakaian.
7.
Pemeliharaan septik-tank yang dimiliki warga tidak dilakukan secara berkala, sehingga banyak warga yang tidak mengetahui bahwa septik-tanknya sudah dalam kondisi penuh dan dapat mencemari sumur yang berada di dekatnya.
8.
Kota Yogyakarta belum memiliki sarana IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) mandiri untuk menampung pembuangan limbah dari truk sedot tinja. Pembuangan air limbah cuci dan kamar mandi (grey water) di kawasan padat pendudut masih banyak dilakukan dengan mengalirkan air menuju sungai dan badan drainase. Hal tersebut menimbulkan pencemaran air yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga.
1
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
Posisi pengelolaan air limbah di Kota Yogyakarta juga memiliki letak yang aman, yaitu berada pada titik (x,y) = (2.3, 2.1). Posisi pengelolaan air limbah Kota Yogyakarta berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan termasuk ke dalam pertumbuhan cepat. Posisi ini menunjukkan hal yang positif dalam pengelolaan air limbah di Kota Yogyakarta. Kondisi lingkungan yang mendukung serta kondisi internal yang kuat (kelembagaan), mampu meningkatkan kestabilan pertumbuhan yang positif dalam menjaga kedudukan pengelolaan air limbah di Kota Yogyakarta. Hasil dari analisis SWOT pada pengelolaan air limbah di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa hal-hal yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan adalah : 1. Optimalisasi Perda No. 6 tahun 2009 dan No. 7 tahun 2009 2. Sosialisasi terkait dengan air limbah 3. Peran KSM-KSM dalam pengelolaan air limbah perlu ditingkatkan Beberapa hal yang bisa menjadi penghambat atau melemahkan posisi Kota Yogyakarta dalam pengelolaan air limbah, antara lain : 1. Pemanfaatan saluran limbah belum optimal 2. IPAL komunal belum optimal 3. Kesadaran masyarakat merawat IPAL rendah 4. Sosialisasi pada Masyarakat tentang limbah rumah tangga kurang 5. Peran masyarakat: belum sosialisasi ke seluruh warga pemanfaat Dengan demikian selanjutnya disusun tujuan sasaran dan strategi untuk meningkatkan pengembangkan air limbah domestic sebagai berikut. Tabel 3.1 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah yang berkelanjutan
Mewujudkan peningkatan layanan air domestik
kualitas limbah
Sasaran Pernyataan sasaran meningkatnya sistem pengelolaan air limbah yang berkelajutan
Terwujudnya layanan air domestik
kualitas limbah
Indikator sasaran Tersedianya sistem air limbah setempat yg memadai untuk jangka panjang dari 20% menjadi 60% Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota dari 12,5% menjadi 18% Presentase kebocoran pipa menurun
Strategi Peningkatan sistem pengelolaan air limbah yang berkelanjutan
Penerapan Peraturan Pengelolaan Limbah
Air
2
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah domestik
Meningkatkan peran sera masyarakat dalam pengelolaan air limbah
Meningkatnya cakupan pelayanan air limbah Optimalisasi saluran air limbah yang terhubung ke Ipal Sewon Memperbanyak media sosialisasi dan informasi mengenai penyadaran Masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air limbah
Cakupan meningkat Meningkatnya pelanggan IPAL Meningkatnya Komunal
pelayanan
Peningkatan Layanan Air limbah
jumlah jumlah IPAL
Keterlibatan Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok peduli (KSM) meningkat
Dalam pengembangan pengelolaan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 4 tujuan yang akan dicapai berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama yaitu meningkatkan sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Indikator pencapaian tujuan tersebut yaitu dengan terdapatnya sistem air limbah setempat yang memadai dan mencukupi kapasitas maupun kualitasnya untuk digunakan dalam jangka panjang. Jumlah dan kepadatan penduduk
yang
terus
bertambah
menyebabkan
produksi
limbah
semakin
meningkat, sehingga sistem pengelolaan limbah domestik yang sustainable sangat diperlukan di Kota Yogyakarta. Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas pelayanan pengelolaan limbah domestik, dan meningkatkan serta melibatkan peran aktif masyarakat dan gender dalam pengelolaan limbah domestik juga perlu dilakukan dalam mendukung pengelolaan limbah domestik yang berkelanjutan. 3.2 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan Berbagai isu strategis yang muncul terkait dengan pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta sebagai berikut : 1.
Kota Yogyakarta belum memiliki peraturan daerah yang khusus mengatur tentang pengelolaan sampah.
2.
Unit armada pengangkut berupa truck dan armroll berkurang karena minimnya biaya perawatan.
3.
Belum tingginya kesadaran masyarakat untuk membuang dan memilah sampah di tempat yang telah disediakan. Hal ini terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yg masih kurang
4.
Menurunnya jumlah TPS dan kurangnya jumlah transfer depo untuk menampung produksi sampah yang kembali meningkat.
5.
Banyaknya warga dari kabupaten lain yang berada dekat perbatasan Kota
3
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
Yogyakarta membuang sampah ke kontainer, TPS, atau transfer depo milik Pemkot Jogja. Posisioning pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta juga menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, pengelolaan persampahan Kota Yohyakarta berada pada kuadran pertumbuhan cepat dengan titik sumbu (x,y) = (1.7, 1.5). pertumbuhan ini dapat menjadi pertumbuhan yang stabil jika beberapa indikator (program/kegiatan) yang telah dilakukan Kota Yogyakarta dalam mengelola sampah dapat dipertahankan konsitensinya bahkan ditingkatkan. Hal-hal yang dapat memerkuat posisi pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan antara lain : 1. Dilaksanakan sosialisasi pemilahan sampah 2. TPST/KSM yang terus aktif dan digiatkan 3. Perlu penggalakan Green and clean 4. Konsistensi pelaksanakan Perda tentang persampahan 5. Sudah ada Perda Retribusi (Sesuai target) 6. Sistem sanitasi landfill 7. Penghargaan adiwijayata dan adipura 8. Ada wacana rumah sampah Antisipasi juga perlu dilakukan terhadap hal-hal yang mampu melemahkan atau bahkan memperpuruk posisi Kota Yogyakarta dalam melaksanakan pengelolaan persampahan. Beberap hal yang perlu mendapat perhatian agar tetap menjaga pertumbuhan pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta adalah: 1. APBD yang terbatas 2. Armada pengangkutan banyak yg rusak (perawatan) 3. Kurangnya sarana dan prasarana TPS 4. Belum ada Masterplan persampahan 5. Perilaku masyarakat yg buang sampah sembarangan 6. Kepedulian terhadap lingkungan yg masih kurang Berikut disajikan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta.
4
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
Tabel 3.1 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Tujuan
Sasaran Pernyataan sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kebersihan dan terciptanya kebersihan kota dan
Meningkatkan kebersihan kota dan kinerja pengelolaan sampah
Meningkatnya pengelolaan persampahan
kinerja
Memiliki PERDA tentang persampahan
Perlu disusun mengenai pengelolaan persampahan
PERDA Sistem
Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pengelolan persampahan
Meningkatnya peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan
Strategi Indikator sasaran Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan, dari 15% menjadi 30% Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan, dengan kondisi akhir yaitu dari 74% menjadi 80% Peningkatan kualitas layanan kebersihan kota Peningkatan kualitas layanan pengangkutan sampah. PERDA mengenai sistem pengelolaan persampahan selesai ditahun 2014
Jumlah kelompk-kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan Kerjasama dengan pihak swasta Pengurangan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir sampah.
Peningkatan sarana dan prasarana persampahan
Tahun pertama menyusun raperda persampahan, tahun kedua pengesahan perda persampahan Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan
Terdapat 3 tujuan utama yang ditetapkan untuk meningkatkan pengelolaan persampahan
di
Kota
Yogyakarta.
Peningkatan
kebersihan
kota
melalui
peningkatan pelayanan persampahan merupakan tujuan pertama yang dicapai. Strategi
yang
dilaksanakan
guna
mencapai
tujuan
tersebut
yaitu
dengan
meningkatkan sarana dan prasarana persampahan. Belum dimilikinya Perda tentang
pengelolaan
pengelolaan
persampahan
persampahan
Kota
merupakan
Yogyakarta.
salah
satu
Pembuatan
kendala
Perda
dalam
pengelolaan
persampahan akan menjadi payung hukum bagi dinas terkait untuk melaksanakan pengelolaan sampah, termasuk sanksi yang tegas bagi pihak yang tidak mengelola atau membuang sampah sesuai dengan ketetapan yang termuat dalam Perda tersebut. Melibatkan peran aktif masyarakat merupakan tujuan berikutnya yang hendak dicapai dalam pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta. Peran aktif
5
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
tersebut dapat dalam bentuk kelompok masyarakat berupa RT, RW, KSM (Kelompok Swadaya masyarakat) ataupun dengan kerjasama melalui pihak swasta. Keterbatasan SDM dan sumber daya peralatana, maupun pendanaan yang dimiliki oleh Pemkot Yogya membuat peran masyarakat dan pihak swasta perlu dilibatkan dalam pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta. 3.3 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Permasalahan drainase yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta adalah pengelolaan drainase baik dari segi kebijakan, bentuk fisik sarana prasarana saluran drainase dan partisipasi masyarakat. Isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase antara lain: 1. Belum ada peraturan daerah/kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan drainase di Kota Yogyakarta. 2. Kebijakan Pembangunan Antar Kawasan. penanganan permasalahan drainase harus merupakan suatu kegiatan yang berskala regional dan bersifat lintas wilayah maupun lintas sektoral. Penanganan permasalahan di Kota Yogyakarta tanpa menangani permasalahan yang ada di kawasan hulu (Kab. Sleman) maupun kawasan hilir (Kab. Bantul) tidak akan memberikan solusi yang bersifat jangka panjang. Demikian juga kaitan antara infrastruktur drainase dengan infrastruktur lainnya harus mendapat perhatian yang seksama, sehingga penanganan yang dilakukan merupakan suatu kegiatan yang komprehensif. 3. Kota Yogyakarta sudah memiliki master plan drainase. 4. Koordinasi
Pengawasan
Pembangunan
(Perubahan
Peruntukan
Lahan,
Pelanggaran terhadap Rasio KDB, dan Pelanggaran Penggunaan Lahan Pada Kawasan Konservasi). 5. Saluran drainase yang ada belum melayani seluruh wilayah. 6. Pemeliharaan sarana/prasarana saluran drainase belum dilaksanakan dengan baik. 7. Penyadaran PMJK masih kurang (drainase masih sering dijadikan buangan limbah/sampah). Berdasarkan analisis SWOT dan isu strategis dalam pengelolaan drainase Kota Yogyakarta, maka dapat diketahui posisi pengelolaan drainase Kota Yogyakarta
6
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
berada pada titik (x,y) = (1.4, 1.6). Posisi ini merupakan sebuah prestasi yang cukup baik karena merupakan pertumbuhan yang cepat dalam pengelolaan drainase. Akan tetapi juga perlu diperhatikan karena posisi ini mendekati dengan proses diversivikasi. Hal-hal yang mampu menghambat atau melemahkan posisi Kota Yogyakarta dalam pengelolaan drainaseantara lain : 1. Drainase mandiri belum ada 2. Belum semua wilayah tercover 3. APBD Terbatas 4. Penyadaran
PMJK
masih
kurang
(Drainase
dijadikan
buangan
limbah/sampah) Sedangkan beberapa hal yang perlu dpertahankan atau diperkuat adalah : 1. Monitoring berkala 2. Masterplan drainase suda ada 3. Sosialisasi terus digiatkan 4. Sudah ada RPIJM drainase 5. Ada kebijakan pembangunan antar kawasan 6. Normalisasi saluran Berikut disajikan tabel tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan drainase Kota Yogyakarta. Tabel 3.3 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Tujuan
Sasaran
Meningkatkan kualitas jaringan drainase
Pernyataan sasaran Meningkatnya kualitas jaringan drainase
Meningatkan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya
Terciptanya keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya
Memiliki perda tentang Drainase
Perlu disusun perda mengenai Sistim pengelolaan Drainase
Indikator sasaran Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota, kondisi akhir 100% Tidak terjadinya genangan > 2 kali/tahun, sehingga kondisi akhir mencapai 100% Perda mengenai sistem pengelolaan Drainase selesai ditahun 2014
Strategi Meningkatkan sarana dan prasarana jaringan drainase Meningkatkan kerjasama antar kabupaten/kota untuk pengelolaan jaringan drainase Tahun pertama menyusun raperda Drainase, tahun kedua pengesahan perda Drainase
7
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
Genangan yang masih terdapat di 57 titik di Kota Yogyakarta tahun 2011 yang lalu merupakan permasalahan yang hendak diatasi dalam bidang drainase. Untuk mengatasi
genangan
tersebut,
peningkatan
layanan
dengan
melakukan
penanganan terpadu antara sub-sektor yang berkaitan dengan drainase perlu untuk segera dilakukan. Melakukan koordinasi dengan kabupaten lain yaitu Sleman dan Bantul merupakan salah satu bentuk upaya penanganan genanganan secara terpadu yang dilakukan karena limpasan permukaan permukaan yang mengalir tidak dapat ditangani secara parsial oleh Kota Yogyakarta saja. Peningkatan kualitas jaringan, terutama jaringan yang tidak berjalan optimal dan dalam kondisi rusak juga penting dilakukan untuk mengurangi resiko genangan. Pembuatan perda tentang drainase perkotaan, terutama menyangkut pemanfaatan, pemeliharaan dan sanksi pelanggaran merupakan hal strategis berikutnya yang dapat dilakukan untuk mempercepat pembangunan sanitasi Kota Yogyakarta. 3.4 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Posisi
pengelolaan
Pengelolaan
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat
(PHBS)
berdasarkan hasil analisis SWOT dari masing-masing SKPD terkait berada pada titik (x,y) = (1.7, 2.0), sehingga berada pada posisi pertumbuhan yang stabil. Posisi ini cukup aman karena berada hampir 45 derajat menuju pertumbuhan. Jika keberadaan posisi ini dapat dipertahankan maka kondisi ini akan cenderung stabil pada pertumbuhan yang konstan (kecuali ada perubahan kebijakan yang akan mempengaruhi kekuatan dan peluang). Berdasarkan hasil analisis SWOT dan isu strategis pada PHBS Kota Yogyakarta, maka untuk mempertahankan posisioning ini dapat dilakukan dengan tetap : 1.
Mempertahankan kader posyandu yang ada pada tiap kelurahan
2.
Meningkatkan anggaran (APBD) PHBS
3.
Meningkatkan monitorting STBM dan PHBS
4.
Sosialisasi PHBS dilaksanakan secara berkelanjutan
5.
Menjaga lomba-lomba kelurahan sehat
Sedangkan hal-hal yang masih perlu ditingkakan adalah : 1. Layanan air bersih 2. Kesadaran ber-PHBS
8
STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013-1017
3. Tangki septik yang memenuhi standar kesehatan 4. Menghilangkan perilaku buang air sampah di saluran drainase Berikut disajikan tabel tujuan, sasaran da strategi untuk peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) masyarakat. Tabel 3.4 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tujuan Meningkatkan keluarga yang mlaksanakan perilaku hidup bersih sehat
Membangun Kesadaran Masyarakat mengenai pentingnya PHBS
Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran Meningkatnya perilaku Persentase keluarga ber hidup bersih sehat pada PHBS dari 55% menjadi 75% masyarakat
Memperbanyak media sosialisasi dan informasi mengenai penyadaran Masyarakat tentang pentingnya PHBS
Cakupan mutu pelayanan kesehatan dasar sebesar 80% (SPM) Persentase penduduk miskin mndapatkan jaminan kesehatan sebesar 100% Cakupan kelurahan siaga aktif mandiri
Strategi Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan secara mandiri Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Yogyakarta tanpa deskriminasi Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui community deal
Sosialisasi dan pelatihan perilaku hidup bersih sehat bagi masyarakat dan juga pelajar
Masyarakat Terbiasa CTPS setelah melakukan aktivitas Stop BABS tahun 2014,
Komponen sanitasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan komponen sanitasi yang unik dibanding dengan komponen sanitasi lainnya. Komponen PHBS lebih menekankan kepada pembangunan sikap dan mentalitas masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai kota pendidikan dengan tingkat pendidikan masyarakat pendidikan yang cukup tinggi dibanding daerah lain, penanaman perilaku hidup bersih dan sehat di Kota Yogyakarta merupakan hal yang sudah berjalan dengan cukup baik. Meskipun demikian, peningkatan kesadaran masyarakat dalam PHBS masih perlu terus ditingkatkan. Melakukan pemantauan aktif dan sosialiasi PHBS melalui kader kesehatan merupakan strategi yang dilakukan untuk percepatan pembangunan sanitasi bidang PHBS di Kota Yogyakarta.
9