BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN
4.1
Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: •
Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang diperhatikan (issues of concern) dalam merancang taman lingkungan, yaitu keamanan, keselamatan, kesehatan, daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas dan keindahan. Untuk mencapai kriteria-kriteria tersebut, terdapat komponen-komponen yang harus diatur (scope of issues) yaitu vegetasi, lampu penerangan, pembatas subruang, jalur pejalan, pagar, tangga / ramp, penutup permukaan, signage, fasilitas aktifitas aktif, tempat duduk, tempat sampah, jalur masuk dan elemen air.
•
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kedua taman yang menjadi objek studi, secara umum taman yang ada belum memiliki kualitas yang baik. Taman Lesmana memiliki kualitas lingkungan fisik yang buruk, dan Taman Pandawa pun belum dapat dikatakan memiliki kualitas lingkungan fisik yang baik. Temuan dari hasil penilaian berdasarkan kriteria kualitas taman adalah sebagai berikut: o
Taman Lesmana memiliki kelemahan pada segi keamanan taman (dinilai buruk, memiliki nilai 9 dari 18), jaminan keselamatan beraktifitas (dinilai buruk, memiliki nilai 21 dari 54), kesehatan lingkungan taman (dinilai buruk, memiliki nilai 3 dari 9), kenyamanan di dalam taman (dinilai buruk, memiliki nilai 10 dari 24), serta keindahan taman (dinilai sangat buruk, memiliki nilai 1dari 6).
o
Taman Lesmana memiliki kelebihan pada segi daya tarik taman sebagai tempat interaksi warga setempat (dinilai baik, memiliki nilai 6 dari 6), serta pada aksesibilitas taman (dinilai sedang, memiliki nilai 7 dari 12).
o
Taman Pandawa hanya memiliki kelemahan pada segi keindahan taman (dinilai buruk, memiliki nilai 1 dari 6).
111
112
o
Taman Pandawa memiliki kelebihan pada segi keamanan taman (dinilai sedang, memiliki nilai 12 dari 18), jaminan keselamatan beraktifitas (dinilai sedang, memiliki nilai 30 dari 54), kesehatan lingkungan taman (dinilai sedang, memiliki nilai 6 dari 9), daya tarik taman sebagai media interaksi warga setempat (dinilai baik, memiliki nilai 6 dari 6), kenyamanan di dalam taman (dinilai sedang, memiliki nilai 18 dari 24), serta aksesibilitas taman (dinilai baik, memiliki nilai 12 dari 12).
•
Karakteristik masyarakat setempat selaku pengguna potensial taman lingkungan yang ada adalah pengguna laki-laki dan perempuan pada usia dewasa (21-60 tahun), dengan golongan pendapatan menengah ke bawah.
•
Persepsi masyarakat yang diwakili oleh reponden mengenai kualitas taman lingkungan berdasarkan kriteria perancangan taman lingkungan adalah sebagai berikut:
o 91,4%
responden
berpendapat
bahwa
Taman
Lesmana
merupakan lingkungan taman yang aman, begitu juga pada saat malam hari (87,9%). Sedangkan Taman Pandawa dinilai bukan merupakan lingkungan taman yang aman pada saat malam hari (67,1%) walaupun jika dinilai dari segi keamanan secara umum, Taman Pandawa merupakan lingkungan taman yang aman (85,7%).
o Taman Lesmana belum memiliki karakterstik lingkungan taman yang sehat (70%), begitu pula dengan Taman Pandawa (57,1%).
o Taman Lesmana masih dipandang biasa saja ditinjau dari segi kemenarikan secara umum (50%), begitu pula dengan Taman Pandawa (55,7%). Terdapat hal-hal yang dipandang menarik dari kedua taman, yaitu dari segi suasana di dalam taman (Lesmana 60,9%; Pandawa 48,7%). Sedangkan hal-hal yang tidak menarik pada taman adalah fasilitasnya yang tidak terawat (Lesmana 53,8%; Pandawa 52%).
o Ditinjau dari segi kenyamanan secara umum, Taman Lesmana bukan merupakan taman yang dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya (61,4%), sedangkan Taman Pandawa sudah
113
dipandang mampu memberikan kenyamanan beraktifitas bagi penggunanya (61,4%). Namun jika ditinjau dari segi kelengkapan fasilitas, kedua taman yang menjadi objek studi dinilai belum memiliki fasilitas yang memadai (Lesmana 84,5%; Pandawa 74,3%).
o Secara umum masyarakat menilai taman yang ada tidak memiliki hambatan aksesibilitas fisik secara umum (Lesmana 87,9%; Pandawa 72,9%). Begitu pula dengan aksesibilitas di dalam taman, yang dinilai baik dalam hal kebebasan beraktifitas (Lesmana 84,5%; Pandawa 71,4%).
o Masyarakat menilai bahwa taman lingkungan yang ada tidak memiliki lingkungan dengan nuansa keindahan (Lesmana 79%; Pandawa 60%).
•
Preferensi masyarakat yang diwakili oleh responden berdasarkan kriteriakriteria perancangan taman lingkungan adalah sebagai berikut:
o Untuk menciptakan lingkungan taman yang aman, responden menginginkan adanya vegetasi peneduh yang tidak menutupi taman (Lesmana 91,4%; Pandawa 82,9%), serta penyediaan lampu penerangan di berbagai lokasi di dalam taman (Lesmana 94,8%; Pandawa 98,6%).
o Agar terjaminnya keselamatan beraktifitas di dalam taman, responden menginginkan adanya pemisahan aktifitas yang satu dengan lainnya di dalam taman (Lesmana 69%; Pandawa 61,4%), penyediaan penutup permukaan yang datar dan terawat dengan baik (Lesmana 89,7%; Pandawa 87,1%), penyediaan jalur pejalan yang terawat dengan baik (Lesmana 82,8%; Pandawa 74,3%), serta penyediaan papan informasi pada taman sebagai petunjuk keselamatan (Lesmana 72,4%; Pandawa 72,9%).
o Untuk menciptakan lingkungan taman yang sehat, responden menginginkan penyediaan vegetasi peneduh untuk mengurangi polusi (Lesmana 94,8%; Pandawa 75,7%).
o Agar taman yang ada memiliki daya tarik sebagai tempat berinteraksi,
responden
menginginkan
penyediaan
fasilitas
114
aktifitas aktif yang mudah terlihat dari luar (Lesmana 89,7%; Pandawa 90%).
o Untuk
menciptakan
lingkungan
taman
yang
mendukung
kenyamanan beraktifitas, responden menginginkan penyediaan vegetasi
peneduh
(Lesmana
96,6%;
Pandawa
84,3%),
penyediaan tempat duduk (Lesmana 82,8%; Pandawa 80%), penyediaan tempat sampah (Lesmana 89,7%; Pandawa 91,4%), serta
penyediaan
fasilitas
aktifitas
aktif
(Lesmana
84,5%;
Pandawa 80%).
o Untuk mendukung aksesibilitas taman, responden menginginkan adanya pemisahan antara aktifitas yang satu dengan lainnya (Lesmana 72,4%; Pandawa 58,6%), penyediaan jalur pejalan sebagai penghubung antarsub-ruang (Lesmana 75,9%; Pandawa 72,9%), penyediaan jalur masuk yang mudah terlihat (Lesmana 65,5%; Pandawa 67,1%), penyediaan jalur masuk di setiap sisi taman (Lesmana 60,3%; Pandawa 80%), serta penyediaan vegetasi
yang
tidak
menutupi
taman
untuk
mendukung
aksesibilitas visual (Lesmana 96,6%; Pandawa 84,3%).
o Responden menginginkan penyediaan vegetasi yang variatif untuk menciptakan keindahan pada taman (Lesmana 74,1%; Pandawa 78,3%).
o Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Lesmana yang diwakiliki oleh 51,7% responden menyatakan tidak menginginkan adanya penyediaan hiasan air pada taman.
o Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Pandawa yang diwakiliki
oleh
54,3%
responden
menginginkan
adanya
penyediaan hiasan air pada taman untuk menciptakan keindahan pada taman.
4.2
Kesimpulan Dari temuan-temuan studi, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: •
Secara normatif, perancangan taman lingkungan harus memenuhi 7 kriteria perancangan taman lingkungan, yaitu keamanan, keselamatan, kesehatan, daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan. Dari
115
ketujuh kriteria tersebut terdapat urutan kepentingan dalam pemenuhan kriteria-kriteria tersebut dalam perancangan taman lingkungan. Kriteria keamanan, keselamatan dan kesehatan berada pada prioritas utama, kriteria daya tarik dan kenyamanan berada pada prioritas kedua, serta kriteria aksesibilitas dan keindahan berada pada prioritas ketiga. Terdapat 13 komponen yang diatur untuk mencapai kualitas taman yang sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut, yang masing-masing komponen memiliki indikator tertentu sebagai tolak ukur pencapaian kriteria yang diwakilinya. Indikator
untuk
masing-masing
komponen
berdasarkan
urutan
kepentingannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.1 Komponen dan Indikator Perancangan Taman Lingkungan No
Komponen
Indikator Keberadaan vegetasi tetap memungkinkan taman terlihat dari lingkungan sekitar atau sebaliknya (terbuka)
1.
Vegetasi
Mampu menciptakan iklim mikro yang sejuk dan menyehatkan Mampu menciptakan nuansa yang nyaman bagi pengguna Memiliki variasi bentuk, pola, dan warna
2.
Penerangan
Tersedia di berbagai lokasi pengguna beraktifitas
3.
Pembatas sub-ruang
4.
Jalur pejalan
5.
Pagar
6.
Tangga / ramp
7.
Penutup permukaan
8.
Signage
9.
Fasilitas aktifitas aktif
10.
Tempat duduk
Terletak di berbagai lokasi pengguna beraktifitas
11.
Tempat sampah
Terletak di berbagai lokasi pengguna beraktifitas
12.
Jalur masuk
13.
Elemen air
Mampu memisahkan antaraktifitas Berada dalam kondisi terawat tanpa kerusakan Mampu menghubungkan antaraktifitas Mampu memisahkan lingkungan taman
dengan lingkungan
eksternal Mampu menghubungkan antarpermukaan tidak sebidang Berada dalam kondisi terawat tanpa kerusakan Tersedianya informasi penggunaan / pemanfaatan taman Terlihat dari lingkungan sekitar agar mampu menjadi daya tarik Mampu memenuhi keinginan pengguna beraktifitas aktif
Terletak di berbagai sisi taman dan mudah terlihat Memiliki desain yang menarik dan mampu menciptakan keindahan lingkungan taman
Sumber: Maslow (1943), Lang (1994), Tuscon (2007), Carr (1992), Majlis Perbandaran Seberang Perai (2007), Marcus & Francis (1980), Eriawan (2003), Hou & Lowber (2007), Vancouver (2007), Enger (2005), Rochester (2007), Bappeda Jabar, Hasil Analisis (2007)
116
•
Berdasarkan hasil penilaian terhadap kondisi eksisting kedua taman yang menjadi objek studi, Taman Pandawa memiliki nilai lebih baik dibandingkan Taman Lesmana. Taman Pandawa memiliki kualitas lingkungan fisik yang termasuk dalam kategori “sedang” (memiliki nilai 85 dari 120), sedangkan Taman Lesmana memiliki kualitas lingkungan fisik yang “buruk” (memiliki nilai 57 dari 120).
•
Terdapat
preferensi
masyarakat
mengenai
perancangan
taman
lingkungan yang sejalan dengan ketentuan normatif, dan juga terdapat preferensi masyarakat yang tidak sejalan dengan ketentuan normatif: o
Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Pandawa secara umum memiliki preferensi yang sejalan dengan ketentuan normatif perancangan taman lingkungan.
o
Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Lesmana secara umum memiliki preferensi yang sejalan dengan ketentuan normatif, kecuali pada preferensi mengenai penyediaan hiasan air pada taman. Masyarakat memilih untuk tidak disediakannya hiasan air pada taman. Hal ini tidak sejalan dengan ketentuan normatif perancangan taman lingkungan.
•
Masyarakat yang tinggal di sekitar Taman Lesmana memilih untuk tidak disediakannya komponen “elemen air” pada Taman Lesmana. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi eksisting taman yang kurang mendukung, terutama dari segi luas taman yang tidak mencukupi. Hal ini mencerminkan perilaku masyarakat setempat yang rasional dengan mempertimbangkan kondisi yang ada. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas kondisi eksisting taman dengan preferensi masyarakat.
4.3
Program Pengembangan Taman Lingkungan Berdasarkan temuan studi dan kesimpulan, maka disusun prinsip-prinsip
perancangan sebagai acuan dalam merancang taman lingkungan. Sebelum sampai pada tahap penyusunan prinsip perancangan, maka terlebih dahulu disusun program pengembangan taman sebagai salah satu masukan dalam penyusunan prinsip perancangan taman lingkungan. Program pengembangan merupakan hasil dari analisis terhadap kondisi eksisting taman, baik dari hasil
117
observasi maupun persepsi masyarakat setempat. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat dirumuskan program pengembangan bagi kedua taman, yaitu: 1.
Rehabilitasi,
yaitu
peningkatan
kualitas
taman
dengan
tujuan
mengembalikan kondisi komponen-komponen fisik taman yang mengalami degradasi. 2.
Renovasi, yaitu pengubahan dan penyesuaian sebagian atau beberapa bagian taman.
4.4
Penyusunan Prinsip-Prinsip Perancangan Taman Lingkungan Prinsip perancangan merupakan pedoman atau dasar yang digunakan
dalam kegiatan perancangan. Substansi prinsip perancangan taman lingkungan meliputi ketentuan perancangan taman lingkungan berdasarkan kriteria-kriteria keamanan, keselamatan, kesehatan, daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan. Prinsip-prinsip perancangan yang disusun mempertimbangkan kriteria normatif mengenai perancangan taman lingkungan, kondisi eksisting taman, serta persepsi dan preferensi masyarakat setempat. Oleh karena adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka disusun aturan dalam pengambilan keputusan dalam penyusunan prinsip-prinsip perancangan, yaitu sebagai berikut: •
Untuk kriteria keamanan, keselamatan, dan kesehatan, yang menjadi prioritas utama sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan adalah ketentuan normatif, kecuali apabila preferensi masyarakat lebih tinggi dari ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat yang menjadi pertimbangan utama.
•
Untuk kriteria kenyamanan dan daya tarik: o
Jika preferensi masyarakat lebih rendah dari ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat masih dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan, selama tidak terlalu jauh melenceng dari ketentuan normatif.
o
Jika preferensi masyarakat sejalan dengan ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat dan ketentuan normatif digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan.
o
Jika preferensi masyarakat lebih tinggi dari ketentuan normatif, maka
preferensi
masyarakat
yang
digunakan
pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan.
sebagai
118
•
Untuk krtieria aksesibilitas dan keindahan, yang menjadi prioritas utama sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan adalah preferensi masyarakat.
4.4.1
Prinsip Perancangan Umum Prinsip perancangan umum taman lingkungan hanya didasarkan pada
pertimbangan
kriteria-kriteria
yang
telah
ditetapkan,
yaitu
keamanan,
keselamatan, kesehatan, daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan. Prinsip-prinsip ini masih sangat umum sehingga diperlukan penjelasan lebih lanjut yang sifatnya lebih spesifik dalam bentuk prinsip perancangan khusus untuk kedua taman yang menjadi objek studi. Prinsip perancangan umum ini dimaksudkan untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan taman lingkungan secara umum. Prinsip perancangan umum terbagi dua, yaitu pertama merupakan prinsip-prinsip penataan taman berdasarkan
kriteria
perancangan
taman
lingkungan,
dan
yang
kedua
merupakan prinsip perancangan komponen-komponen taman. Prinsip umum perancangan taman lingkungan dapat dilihat pada tabel IV.2 dan IV.3.
Tabel IV.2 Prinsip-Prinsip Umum Perancangan Taman Lingkungan No
Kriteria Perancangan
Prinsip Umum
Komponen yang Diatur
Visibilitas: aktifitas di dalam taman harus dapat dilihat 1.
Keamanan
dengan mudah dari lingkungan sekitar (memiliki akses
Vegetasi
visual yang baik) untuk menghindari adanya tindak
Penerangan
kejahatan di dalam taman Pagar Taman harus memiliki komponen-komponen yang 2.
Keselamatan
mampu menjamin pengguna terhindar dari bahaya kecelakaan pada saat beraktifitas
Pembatas sub-ruang Jalur pejalan Tangga / ramp Penutup permukaan Signage
Taman harus mampu mengikat udara kotor (polusi) 3.
Kesehatan
agar iklim mikro yang dihasilkan di dalam taman adalah
Vegetasi
iklim yang sejuk dan menyehatkan 4.
Daya Tarik
Taman harus memiliki ruang yang dijadikan pusat
Fasilitas aktifitas aktif
119
No
Kriteria
Komponen yang
Prinsip Umum
Perancangan
Diatur
aktifitas pengguna dan mudah terlihat dari lingkungan sekitar agar mampu menjadi daya tarik bagi warga setempat -
Taman harus memiliki berbagai fasilitas untuk
Vegetasi
pengguna melakukan aktifitasnya, baik aktifitas 5.
Kenyamanan
aktif maupun aktifitas pasif -
Taman memiliki lingkungan fisik yang mampu memberikan kenyamanan secara psikologis
-
Tempat duduk Tempat sampah Fasilitas aktifitas aktif
Visibilitas: aktifitas di dalam taman harus dapat dilihat dengan mudah dari lingkungan sekitar (memiliki akses visual yang baik)
-
Jalur masuk ke dalam taman mudah ditemui dan
Vegetasi
harus mampu memudahkan pengguna memasuki 6.
Aksesibilitas
Jalur masuk
taman -
Aktifitas di dalam taman dipisahkan satu sama lain berdasarkan
sub-ruang
yang
ada
untuk
Jalur pejalan Pembatas sub-ruang
menghindari konflik penggunaan ruang -
Harus terdapat penghubung (akses) antara subruang yang satu dengan lainnya
Taman harus memiliki komponen-komponen alamiah 7.
Keindahan
dan buatan yang indah, beragam, menarik, serta mampu memberikan nuansa estetis pada taman
Vegetasi Elemen air
Sumber: Maslow (1943), Lang (1994), Tuscon (2007), Carr (1992), Majlis Perbandaran Seberang Perai (2007), Marcus & Francis (1980), Eriawan (2003), Hou & Lowber (2007), Vancouver (2007), Enger (2005), Rochester (2007), Bappeda Jabar, Hasil Analisis (2007)
Berdasarkan prinsip-prinsip umum diatas, maka terdapat komponen-komponen yang diatur. Pengaturan komponen ini disebut juga dengan prinsip-prinsip umum perancangan komponen taman lingkungan. Prinsip perancangan komponen taman ini juga didasarkan pada urutan dalam merancang taman lingkungan, mulai dari penentuan akses masuk ke dalam taman, pembagian sub-ruang, pengaturan sirkulasi, penentuan penutup permukaan, dan yang terakhir adalah pengaturan komponen-komponen alamiah dan buatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1. Prinsip-prinsip umum perancangan komponen taman lingkungan dijelaskan pada tabel IV.3 dan gambar 4.2 s.d 4.7.
120
Gambar 4.1 Urutan Perancangan Taman Lingkungan
Penentuan akses masuk ke dalam taman
Komponen yang diatur: 1. Jalur masuk (entrance) 2. Pagar
TAHAP 1
Sumber: Hasil Analisis, 2007
Pembagian subruang di dalam taman
Komponen yang diatur: 1. Pembatas sub-ruang 2. Fasilitas aktifitas aktif
TAHAP 2
Pengaturan sirkulasi di dalam taman
Komponen yang diatur: 1. Jalur pejalan 2. Tangga / ramp
TAHAP 3
Penentuan penutup permukaan
Komponen yang diatur: Penutup permukaan
TAHAP 4
Pengaturan komponen alamiah dan buatan
Komponen yang diatur: 1. Vegetasi 2. Penerangan 3. Tempat duduk 4. Tempat sampah 5. Signage 6. Elemen air
TAHAP 5
121
Tabel IV.3 Prinsip-Prinsip Umum Perancangan Komponen Taman Lingkungan No
Urutan Perancangan
Komponen
Indikator
Prinsip Perancangan Komponen Jalur masuk disediakan sebagai penanda bagi pengguna untuk memasuki taman Lebar jalur masuk didesain sedemikian rupa agar pengguna mudah
Jalur masuk (entrance)
Terletak di berbagai sisi taman dan mudah
memasuki taman, lebar memadai
terlihat
•
Jalur masuk ditempatkan di setiap sisi taman (utara, selatan, timur dan barat)
A.
•
Akses
Jalur masuk diusahakan mudah terlihat dari luar taman (mudah ditemui) untuk mendukung aksesibilitas taman
masuk taman
Penyediaan pagar hanya untuk memisahkan taman dengan lingkungan eksternal, dapat berupa hard material, soft material seperti tanaman
Pagar
Mampu
memisahkan
lingkungan
taman
dengan lingkungan eksternal
perdu, dan juga pembedaan ketinggian Ketinggian pagar mampu secara psikologis memisahkan taman dengan lingkungan eksternal namun pandangan tetap terbuka (baik dari lingkungan sekitar maupun sebaliknya) Pagar diletakkan di sepanjang sisi taman kecuali pada jalur masuk
B.
Pembagian sub-ruang
Pemisahan sub-ruang harus memiliki bentuk dan penanda yang jelas, Pembatas Sub-ruang
Mampu memisahkan antaraktifitas
seperti pembedaan ketinggian atau material penutup permukaan, atau pembatas fisik seperti garis
Fasilitas aktifitas aktif
Terlihat dari lingkungan sekitar agar mampu
Fasilitas aktifitas aktif ditempatkan di pusat taman sebagai pusat aktifitas
menjadi daya tarik
pengguna agar menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat
Mampu
memenuhi
keinginan
pengguna
Disediakan berbagai macam fasilitas aktifitas aktif yaitu untuk
122
No
Urutan Perancangan
Komponen
Indikator
Prinsip Perancangan Komponen
beraktifitas aktif
berolahraga dan bermain bagi anak-anak Material
penutup
permukaan
untuk
fasilitas
olahraga
didesain
sedemikian rupa agar mampu memberikan kenyamanan beraktifitas Material jalur pejalan dibuat sedemikian rupa agar mampu menjamin Berada
dalam
kondisi
terawat
tanpa
kerusakan
keselamatan pengguna yang berjalan di atasnya (stabil, tidak licin) Lebar jalur pejalan memadai untuk pejalan dua arah Permukaan jalur pejalan memiliki kemiringan kurang dari 5% atau sebaiknya datar
Jalur pejalan
C.
Jalur
pejalan
disediakan
menghubungkan
antarsub-ruang
untuk
memberi kemudahan dalam mengakses setiap fasilitas yang ada seperti
Pengaturan sirkulasi
lapangan olahraga, tempat duduk, fasilitas bermain, dan fasilitas lainnya
Mampu menghubungkan antaraktifitas
Lebar jalur pejalan memadai untuk pejalan dua arah Jalur pejalan disediakan menghubungkan setiap subruang dengan jalur masuk taman Tangga/ramp disediakan pada permukaan yang memiliki perbedaan
Tangga / ramp
Mampu menghubungkan antarpermukaan
ketinggian yang cukup besar
tidak sebidang
Permukaan tangga/ramp dibuat sedemikian rupa agar mampu menjamin keselamatan pengguna (tidak licin, tidak berlubang, tidak bergelombang) Penutup permukaan yang disediakan dapat beragam mulai dari hard
Penentuan D.
penutup permukaan
Penutup permukaan
Berada
dalam
kerusakan
kondisi
terawat
tanpa
material hingga soft material Material penutup permukaan stabil tanpa kerusakan (tidak berlubang, tidak bergelombang) dan dapat menjamin keselamatan pengguna Dipilih jenis material yang dapat bertahan lama dan tidak membutuhkan
123
No
Urutan Perancangan
Komponen
Indikator
Prinsip Perancangan Komponen perawatan khusus
E.
Penempatan vegetasi pohon peneduh tetap memungkinkan taman untuk
Pengaturan komponen
Keberadaan vegetasi tetap memungkinkan terlihat dari lingkungan sekitar (terbuka)
Alamiah dan buatan
taman terlihat dari lingkungan sekitar atau
Jarak antar pohon diatur sedemikian rupa agar pandangan dari
sebaliknya (terbuka)
lingkungan sekitar tetap terbuka Jenis daun yang dipilih adalah jenis daun yang agak renggang
Mampu menciptakan iklim mikro yang sejuk dan menyehatkan
Vegetasi peneduh ditempatkan di seluruh bagian taman Disediakan jumlah vegetasi peneduh sesuai kebutuhan sebagai pengikat udara kotor Vegetasi yang disediakan pada taman mencakup pohon peneduh,
Vegetasi
pohon penghias, perdu, dan rumput yang dimaksud untuk menciptakan Mampu menciptakan nuansa yang nyaman bagi pengguna
kenyamanan ruang Vegetasi pohon peneduh yang disediakan adalah yang bertajuk lebar (meneduhkan) namun tidak menghalangi pandangan Vegetasi ditempatkan di lokasi-lokasi pengguna beraktifitas terutama di ruang aktifitas pasif Vegetasi penghias yang disediakan adalah pohon dengan pola, warna
Memiliki variasi bentuk, pola, dan warna
bunga dan bentuk yang variatif dengan maksud untuk menciptakan keindahan
Penerangan
Tersedia beraktifitas
di
berbagai
lokasi
pengguna
Lampu penerangan disediakan untuk menerangi ruang pengguna beraktifitas Penempatan lampu penerangan pada bagian-bagian dimana pengguna melakukan aktifitasnya
124
No
Urutan Perancangan
Komponen
Indikator
Prinsip Perancangan Komponen Seluruh bagian taman harus memperoleh pencahayaan termasuk sudutsudut ruang Intensitas cahaya pada lampu taman cukup terang namun tidak menyilaukan Tempat duduk disediakan sebagai tempat pengguna beraktifitas pasif
Tempat duduk
Terletak
di
berbagai
lokasi
pengguna
beraktifitas
•
Penempatan tempat duduk adalah di lokasi pengguna beraktifitas
•
Tempat duduk ditempatkan di lokasi yang teduh dan terang (di bawah penerangan untuk malam hari)
Orientasi tempat duduk dibuat beragam (individu, berkelompok) Tempat sampah
Terletak
di
berbagai
lokasi
pengguna
beraktifitas
Tempat sampah diletakkan di berbagai lokasi taman, yaitu di setiap subruang yang ada Signage ditempatkan di lokasi-lokasi pengguna melakukan aktifitasnya Dimensi signage dibuat sedemikian rupa agar mampu menyita perhatian
Signage
Tersedianya
informasi
penggunaan
/
pemanfaatan taman
Dipilih jenis material yang dapat bertahan lama dan tidak membutuhkan perawatan khusus Informasi yang disampaikan adalah tata cara penggunaan fasilitas taman
Elemen air
Memiliki desain yang menarik dan mampu menciptakan keindahan lingkungan taman
Didesain sedemikian rupa agar memiliki bentuk yang menarik dan indah.
Sumber: Maslow (1943), Lang (1994), Tuscon (2007), Carr (1992), Majlis Perbandaran Seberang Perai (2007), Marcus & Francis (1980), Eriawan (2003), Hou & Lowber (2007), Vancouver (2007), Enger (2005), Rochester (2007), Lampiran F, Hasil Observasi (2007), Hasil Analisis (2007)
133
4.4.2
Prinsip Perancangan Khusus Prinsip perancangan khusus untuk kedua taman yang menjadi objek studi
disusun mengingat prinsip perancangan umum hanya didasarkan pada kriteriakriteria
perancangan
(keamanan,
keselamatan,
kesehatan,
daya
tarik,
kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan). Selain merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip perancangan umum, prinsip perancangan khusus ini juga bersifat kontekstual karena mempertimbangkan kondisi eksisting taman yang menjadi objek studi, dan juga mempertimbangkan preferensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, prinsip perancangan khusus Taman Lesmana dan Taman Pandawa bisa saja berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan preferensi masyarakat dan kondisi eksisting taman tersebut. Selain mempertimbangkan kondisi eksisting taman dan preferensi masyarakat setempat, prinsip perancangan khusus kedua taman yang menjadi objek studi juga mempertimbangkan program pengembangan taman seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Program pengembangan taman dihasilkan dari analisis terhadap kondisi eksisting taman (observasi dan persepsi masyarakat). Berdasarkan hasil analisis, program pengembangan seperti yang telah ditetapkan sebelumnya adalah program rehabilitasi dan renovasi taman, dengan upaya-upaya yang dilakukan sebagai berikut: •
Mempertahankan fasilitas taman yang telah ada sebagai potensi pengembangan taman.
•
Memperbaiki kondisi fasilitas yang telah mengalami penurunan dengan upaya perbaikan.
•
Menyediakan fasilitas yang belum tersedia. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, prinsip-prinsip perancangan
khusus
kedua
taman
yang
menjadi
objek
studi
disusun
dengan
mempertimbangkan ketentuan normatif, kondisi eksisting, dan preferensi masyarakat setempat, dengan aturan pengambilan keputusan sebagai berikut: •
Untuk kriteria keamanan, keselamatan, dan kesehatan, yang menjadi prioritas utama sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan adalah ketentuan normatif, kecuali apabila preferensi masyarakat lebih tinggi dari ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan.
134
•
Untuk kriteria kenyamanan dan daya tarik: o
Jika preferensi masyarakat lebih rendah dari ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat masih dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan, selama tidak terlalu jauh melenceng dari ketentuan normatif.
o
Jika preferensi masyarakat sejalan dengan ketentuan normatif, maka preferensi masyarakat dan ketentuan normatif digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan.
o
Jika preferensi masyarakat lebih tinggi dari ketentuan normatif, maka
preferensi
masyarakat
yang
digunakan
sebagai
pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan. •
Untuk krtieria aksesibilitas dan keindahan, yang menjadi prioritas utama sebagai pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan adalah preferensi masyarakat.
•
Kondisi eksisting ikut dipertimbangkan dalam penyusunan prinsip perancangan sebagai kemungkinan penerapan hasil pengambilan keputusan pada ketiga poin di atas terhadap masing-masing objek studi. Berdasarkan
aturan
pengambilan
keputusan
tersebut,
prinsip
perancangan khusus kedua taman yang menjadi objek studi secara umum dihasilkan dari pertimbangan terhadap preferensi masyarakat dan ketentuan normatif,
serta
dapat
diterapkan
pada
masing-masing
taman
dengan
mempertimbangkan kondisi eksisting taman. Namun demikian, terdapat ketentuan normatif yang tidak dipertimbangkan dalam penyusunan prinsip perancangan, karena selain berlawanan dengan preferensi masyarakat, juga tidak dapat diterapkan jika mempertimbangkan kondisi
eksisting.
Prinsip
perancangan
yang
dimaksud
adalah
prinsip
perancangan pada pengaturan komponen elemen air (kriteria keindahan) pada Taman Lesmana. Selain karena preferensi masyarakat yang tidak sejalan dengan ketentuan normatif, kondisi eksisting taman pun tidak mendukung untuk diterapkannya ketentuan normatif perancangan elemen air. Oleh karena itu, pertimbangan dalam penyusunan prinsip perancangan komponen elemen air di Taman Lesmana hanya mempertimbangkan preferensi masyarakat dan kondisi eksisting. Prinsip perancangan khusus Taman Lesmana dan Taman Pandawa disajikan secara grafis pada gambar 4.10 s.d 4.25.
151
Setelah disusun prinsip-prinsip perancangan, selanjutnya dibuat pula simulasi
penerapan
prinsip
perancangan.
Simulasi
penerapan
prinsip
perancangan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa prinsip perancangan yang disusun dapat diterapkan secara nyata terhadap objek studi. Simulasi penerapan prinsip perancangan dapat dilihat pada Lampiran A.
4.5
Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil studi ini terbagi
dua, yaitu rekomendasi bagi perancangan taman lingkungan secara umum, serta rekomendasi bagi taman yang menjadi objek studi, yaitu Taman Lesmana dan Taman Pandawa.
4.5.1
Rekomendasi Bagi Perancangan Taman Lingkungan Secara Umum Rekomendasi yang dapat diberikan berkaitan dengan perancangan
taman lingkungan secara umum adalah: •
Dalam perancangan taman lingkungan di lokasi lain yang tidak tercakup dalam studi ini, perlu dipertimbangkan sisi demand, yaitu preferensi masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitar taman, di samping pertimbangan terhadap ketentuan normatif dan kondisi eksisting (supply).
•
Dari
ketujuh
keselamatan,
kriteria
perancangan
kesehatan,
daya
taman
tarik,
lingkungan (keamanan,
kenyamanan,
aksesibilitas,
keindahan), tiga di antaranya (keselamatan, keamanan, dan kesehatan) merupakan kriteria yang menempati prioritas utama yang harus dipenuhi oleh taman lingkungan. Hal ini menjadikan kriteria-kriteria ini lebih mengutamakan sisi normatif dibandingkan preferensi pengguna. Oleh karena itu dapat direkomendasikan bahwa dalam perancangan taman lingkungan, preferensi masyarakat setempat dapat lebih difokuskan pada pemenuhan empat kriteria lainnya yaitu kriteria daya tarik, kenyamanan, aksesibilitas, dan keindahan pada taman. •
Prinsip-prinsip umum perancangan taman lingkungan yang dihasilkan dalam studi ini merupakan ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam perancangan taman lingkungan. Oleh karena itu direkomendasikan untuk menggunakan prinsip-prinsip tersebut sebagai acuan bagi perancangan taman lingkungan di lokasi lain yang tidak tercakup dalam studi ini
152
maupun
bagi
perancangan
taman
lingkungan
yang
baru
akan
dikembangkan (taman-taman baru). •
Prinsip-prinsip umum perancangan taman lingkungan yang dihasilkan dalam studi ini didasarkan pada studi normatif mengenai perancangan taman lingkungan yang berasal dari kajian berbagai literatur, peraturan, serta studi kasus di luar negeri. Oleh karena itu, prinsip umum yang dihasilkan pun hanya berlaku bagi taman yang melayani dalam skala lingkungan permukiman / perumahan, tanpa bisa dijadikan acuan umum bagi perancangan taman dengan skala pelayanan setingkat kota atau skala pelayanan yang lebih luas lagi. Perbedaannya terdapat pada pemenuhan kriteria perancangan, yaitu pada perancangan taman kota kriteria yang lebih diutamakan adalah kriteria aksesibilitas (Eriawan: 2003) sedangkan pada perancangan taman lingkungan kriteria yang lebih diutamakan adalah kriteria keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Dengan kata lain, prinsip umum perancangan taman lingkungan tidak sama dengan prinsip perancangan taman-taman lain (taman kota, taman wilayah, dl). Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan tersebut dapat direkomendasikan bahwa dalam perancangan taman lingkungan, prinsip perancangan yang digunakan tetap mengacu pada prinsip umum perancangan yang dihasilkan dalam studi ini, sedangkan penggunaan prinsip perancangan taman kota hanya dapat dijadikan masukan yang diadaptasi.
4.5.2
Rekomendasi Bagi Taman Lesmana dan Taman Pandawa Rekomendasi bagi kedua taman yang menjadi objek studi terbagi dua,
pertama merupakan rekomendasi bagi perancangan kedua taman, dan yang kedua merupakan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan terhadap kedua taman. Rekomendasi bagi perancangan kedua taman yang menjadi objek studi adalah sebagai berikut: 1.
Taman Lesmana Berdasarkan hasil studi, Taman Lesmana hanya memiliki kelebihan pada kriteria daya tarik dan aksesibilitas. Oleh karena itu, dalam perancangan Taman Lesmana, direkomendasikan untuk mengutamakan terlebih dahulu
153
pemenuhan kriteria keselamatan, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan keindahan melalui perancangan komponen-komponennya. 2.
Taman Pandawa Berdasarkan hasil studi, Taman Pandawa hanya memiliki kelemahan pada pemenuhan kriteria keindahan taman. Oleh karena itu, dalam perancangan Taman Pandawa, direkomendasikan untuk mengutamakan terlebih
dahulu
pemenuhan
kriteria
keindahan
melalui
perancangan
komponen-komponen yang mendukung keindahan taman.
Rekomendasi selanjutnya adalah rekomendasi tindak lanjut bagi kedua taman yang menjadi objek studi. Tindak lanjut terhadap kedua taman didasarkan pada hasil analisis dan juga program pengembangan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil studi, program pengembangan pada Taman Lesmana dan Taman Pandawa adalah: •
Rehabilitasi,
yaitu
mengembalikan
peningkatan
kondisi
kualitas
taman
komponen-komponen
fisik
dengan
tujuan
taman
yang
mengalami degradasi. •
Renovasi, yaitu pengubahan dan penyesuaian sebagian atau beberapa bagian taman. Upaya-upaya yang dapat dilakukan berkaitan dengan program tersebut
adalah sebagai berikut: •
Mempertahankan fasilitas taman yang telah ada sebagai potensi pengembangan taman.
•
Memperbaiki kondisi fasilitas yang telah mengalami penurunan dengan upaya perbaikan.
•
Menyediakan fasilitas yang belum tersedia. Berdasarkan hal tersebut, maka rekomendasi yang dapat diberikan
adalah kegiatan perbaikan taman pada masing-masing taman yang meliputi: 1.
Taman Lesmana Kegiatan
perbaikan
taman
dilakukan
berdasarkan
kriteria-kriteria
perancangan taman lingkungan: •
Peningkatan keamanan di dalam taman, yaitu dilakukan melalui pengadaan lampu taman sebagai penerangan taman pada saat malam hari.
154
•
Peningkatan jaminan keselamatan beraktifitas di dalam taman, yaitu dilakukan melalui: o
Perbaikan
material
penutup
permukaan,
dengan
pengadaan material paving block pada jalur pejalan, vegetasi rumput pada ruang aktifitas pasif, serta beton pada lapangan voli. o
Penyediaan
signage
yang
menyediakan
informasi
penggunaan fasilitas taman. o
Perbaikan pagar tanaman perdu sebagai pembatas taman dengan lingkungan eksternal.
•
Peningkatan kesehatan lingkungan taman, yaitu dilakukan melalui penambahan / penanaman pohon peneduh sebagai pengikat udara kotor.
•
Peningkatan daya tarik taman, yaitu dilakukan melalui perbaikan material lapangan voli, pengadaan fasilitas penunjang lapangan voli, agar mampu menjadi pusat aktifitas warga masyarakat dan menjadi daya tarik utama taman.
•
Peningkatan kenyamanan di dalam taman, yaitu dilakukan melalui: o
Penambahan / penanaman pohon peneduh.
o
Perbaikan dan penambahan tempat duduk di ruang aktifitas pasif.
o
Pengadaan tempat sampah di berbagai lokasi di dalam taman.
o •
Perbaikan material lapangan voli.
Peningkatan aksesibilitas taman, yaitu dilakukan melalui: o
Penambahan jalur masuk taman di setiap sisi taman (utara, timur, selatan, barat).
o
Pengadaan jalur khusus pejalan di dalam taman, dengan material paving block.
•
Peningkatan keindahan taman, yaitu dilakukan melalui pengadaan pohon dengan pola, bentuk, dan warna yang bervariasi.
2.
Taman Pandawa Kegiatan
perbaikan
taman
perancangan taman lingkungan:
dilakukan
berdasarkan
kriteria-kriteria
155
•
Peningkatan keamanan di dalam taman, yaitu dilakukan melalui pengadaan dan penambahan lampu taman di berbagai lokasi di dalam taman sebagai penerangan taman pada saat malam hari.
•
Peningkatan jaminan keselamatan beraktifitas di dalam taman, yaitu dilakukan melalui: o
Perbaikan material penutup permukaan, yaitu perbaikan jalur pejalan, perbaikan lintasan lari, dan perbaikan vegetasi rumput.
o
Penyediaan
signage
yang
menyediakan
informasi
penggunaan fasilitas taman di lokasi-lokasi pengguna beraktifitas. o
Perbaikan
pagar
sebagai
pembatas
taman
dengan
lingkungan eksternal. o
Pengadaan ramp pada akses dari jalan lingkungan ke trotoar yang mengelilingi taman.
•
Peningkatan kesehatan lingkungan taman, yaitu dilakukan melalui penambahan / penanaman pohon peneduh sebagai pengikat udara kotor.
•
Peningkatan daya tarik taman, yaitu dilakukan melalui pengadaan fasilitas penunjang lapangan voli agar mampu menjadi pusat aktifitas warga masyarakat dan menjadi daya tarik utama taman.
•
Peningkatan kenyamanan di dalam taman, yaitu dilakukan melalui: o
Penambahan / penanaman pohon peneduh.
o
Perbaikan dan penambahan tempat duduk di ruang aktifitas pasif.
o
Pengadaan tempat sampah di berbagai lokasi di dalam taman.
•
Peningkatan aksesibilitas taman, yaitu dilakukan melalui: o
Perbaikan material penutup permukaan pada beberapa entrance yang mengalami kerusakan penutup permukaan.
•
Peningkatan keindahan taman, yaitu dilakukan melalui: o
Pengadaan pohon dengan pola, bentuk, dan warna yang bervariasi.
o
Pengadaan air mancur di ruang aktifitas pasif pengguna.
156
4.6 Kelemahan Studi Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam studi ini adalah: •
Jumlah sampel responden yang diambil masih terbatas dan menjadi kendala
untuk
melakukan
generalisasi
persepsi
dan
preferensi
masyarakat setempat. •
Pengambilan sampel yang tidak memperhatikan pengguna / pengunjung taman diluar kawasan permukiman yang dilayani menjadi kendala akan kemungkinan adanya persepsi dan preferensi yang lebih heterogen.
•
Pengkajian terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dalam mempengaruhi prinsip perancangan taman tidak dilakukan secara mendalam.
4.7 Saran Studi Lanjutan Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan awal bagi studi lanjutan lainnya yang berkaitan dengan penyusunan prinsip-prinsip perancangan taman lingkungan permukiman. Saran untuk studi lanjutan berupa: •
Studi serupa dengan jumlah sampel pengguna yang lebih luas agar cukup signifikan dalam melakukan generalisasi persepsi dan preferensi masyarakat setampat.
•
Melakukan kajian dan penyusunan prinsip-prinsip perancangan untuk taman lingkungan dengan tipologi yang berbeda, misalnya taman lingkungan di permukiman golongan menengah ke atas atau di permukiman yang tidak padat penduduk.
•
Melakukan kajian yang lebih mendalam terhadap analisis kondisi sosial dan
ekonomi
masyarakat
dalam
penyusunan prinsip perancangan.
mempengaruhi
pertimbangan