18
BAB 4 KONSEP
4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) buku mempunyai pengertian yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Kamus Oxford, buku berpengertian sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Buku dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mengedarkan gagasan. Lewat buku seseorang dapat mendalami maksud seorang penulis secara hampir tuntas. Lewat buku pula seorang penulis dapat menunjukan dirinya secara hampir utuh dan terstruktur. Juga melalui buku ilmu dikembangkan dan temuantemuan baru dibidang apa saja dapat terus diperbaiki dan diperbarui secara signifikan. Saat ini banyak terdapat buku yang ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar untuk menarik perhatian dan kesukaan membaca pada setiap orang terutama anakanak, karena setiap orang pada umumnya lebih tertarik pada bahasa penyampaian secara visual daripada bahasa verbal dan hal ini dinyatakan oleh Drs. Ngalim M. Purwanto M. Purwanto, Ngalim, Drs. Psikologi Pendidikan. 1992) Maka itu penulis pun merancang visual buku karena mendukung salah satu fungsi buku sebagai sarana efektif untuk memaparkan gagasan apalagi didukung
19
dengan unsur-unsur visual sehingga memudahkan pembaca dalam memandu dirinya untuk memahami buku.
4.1.2 Definisi Publikasi Publikasi adalah industri yang mendukung desain suatu buku. Dan arti kata publishing sendiri adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan didepan umum., secara terbuka dan membuat ide-ide atau gagasan-gagasan tersebut diketahui oleh dan secara umum. (Jennings, Simon. The Complete Guide to Advanced Illustration and Design). Karena alasan inilah penulis mempermudah tampilantampilan gagasan tersebut dengan setiap visual yang mendukung sehingga semakin mudah untuk diketahui dan diingat oleh umum.
4.1.3 Teori Sintaktik Menurut Charles Morris, sistem sintaktik adalah suatu hubungan struktural antara satu perwakilan dengan perwakilan lainnya agar sistem visual yang disampaikan mengalami keseluruhan dalam sisi desainnya. Pembuatan buku esai Keroncong pun dilakukan dengan sistem sintaktik sehingga terjadi komunikasi yang efektif, sehingga apa yang hendak disampaikan menjadi lebih jelas dan dapat dengan mudah tersampaikan serta mudah untuk diingat dan dikenali.
4.1.4 Teori Desain Grafis Menurut Prof. Yusuf Affendi bahwa desain pada umumnya yaitu merancang, menciptakan bentuk (bidang), susunan, garis, warna (nada), dan tekstur. Termasuk pula memilih unsur-unsur tersebut yang kemudian menggarap, mengolah, dan
20
membentuknya mewujudkan suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, rasa nilai estetika dari wujud yang dimaksud. Sedangkan kata Grafis berasal dari bahasa Yunani yang berarti menulis. Terminologi desain grafis tercetus pertama kali pada awal abad ke-20 dan pengertiannya mengacu pada citra-citra yang tertulis, tercetak, atau terukir. Seiring perkembangan teknologi, desain grafis tak lagi terbatas pada cetakan saja, tapi juga meliputi proyeksi (film), transmisi (video), dan komputer seperti yang dijelaskan David Craig dalam Graphic Design Career Giude. Masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh desainer grafis adalah : 1. Cermat menangkap perhatian masyarakat 2. Mengidentifikasi kelompok sasaran 3. Mengetahui titik perhatian dan motivasi 4. Mengkarakterisir maksud dan manfaat dari ide atau jasa yang akan disampaikan/dikomunikasikan
Menurut Prof. Yusuf Affendi dalam diktat kuliah Dasar-Dasar Desain, unsur desain meliputi garis, ruang, nada, warna, dan tekstur. 1. Garis a. Garis yang bersifat geometris (calligraphic mark), yaitu garis lengkung, lurus,patah, dan lain-lain. b. Garis yang bersifat/sebagai pengikat ruang, massa, warna, dan bentuk (structural line). Garis ini pada hakekatnya tidak ada, tidak jelas, tidak nampak,secara tergambar tidak terlihat atau lebih merupakan ilusi/sugesti.
21
2. Ruang a. Bentuk dua atau tiga dimensi yang telah disusun atau diubah. b. Pengikat, penghubung, penerus yang membentuk suatu kesan batas. 3. Irama Yaitu sesuatu yang terjadi karena : a. Pengulangan bidang/bentuk atau garis yang beraturan, dengan jarak dan bentuk yang sama b. Perbedaan ukuran/bentuk yang teratur atau berkelanjutan c. Perbedaan jarak ruang yang menerus antara bentuk/bidang yang selaras dalam gerak. 4. Warna Sensasi-sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat dari sentuhan gelombang-gelombang cahaya pada retina mata. Menurut Munsell, terdapat beberapa istilah warna : a. Hue
: nama warna itu sendiri. Misalnya merah, biru.
b. Value
: nilai gelap terang, atau perbedaan pancaran warna dalam perbandingan antara hitam atau putih.
c. Chroma
: gejala kekuatan pancaran. Kadar intensitas warna yang diungkapkan untuk menyatakan saturasi/intensitas dari warna.
Warna dapat dibedakan menjadi : •
Additive colors
: Warna yang dihasilkan oleh cahaya, yaitu Red, Green, Blue
22
•
Substactive colors
: Warna pigmen, yaitu Yellow, Magenta, Cyan
Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : 1.
Warna terang (disukai muda-mudi, membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata).
2.
Warna keras/hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, oranye, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih).
3.
Warna lembut/dingin (termasuk didalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produkproduk tertentu).
4.
Warna muda/pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi).
5.
Warna medium (sifatnya umum dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi).
6.
Warna tua (memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan buku harus dengan latar
23
belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat). 7.
Alami/natural, biasanya warna yang dipakai adalah coklat tua yang merupakan contoh terbaik untuk menampilkan kesan alami.
5. Tekstur Adalah yang berhubungan dengan permukaan suatu benda. Bentuk-bentuk tekstur beragam, ada yang halus, kasar, dan lain sebagainya. Tekstur disamping sebagai sifat dasar suatu benda juga berguna sebagai pendukung keindahan suatu hasil karya seni.
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip desain adalah : a.
Kesatuan (unity) Yaitu kualitas yang dapat menampilkan suatu benda secara definitif dan organis sebagai suatu benda tunggal.
b.
Keseimbangan (balance) Yaitu masalah penyatuan antara elemen-elemen desain dalam gaya berat dan tekanan gaya yang seimbang komposisinya.
c.
Irama (harmony) Yaitu gabungan antara elemen-elemen desain yang menimbulkan adanya pengulangan yang teratur dari satu atau beberapa unsur.
d.
Proporsi (proportion)
24
Yaitu menunjukan ukuran perbandingan bagian-bagian obyek antara satu sama lain dan terhadap keseluruhan obyek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan proses kreatif dalam desain grafis adalah : 1. Layout dari komposisi gambar, huruf, warna, dan jenis media merupakan kesatuan rupa yang baik. 2. Kombinasi dari unsur gambar, seperti foto, ilustrasi atau gabungan keduanya. 3. Copy text yang terarah dan menggunakan bahasa yang baik. 4. Ukuran dan jenis huruf yang dipakai agar mudah terbaca. 5. Warna yang mengidentifikasikan kelompok sasaran.
4.1.5 Teori Gestalt Gestalt adalah kata jerman untuk “ bentuk ”, dan saat ini menerapkan di psikologi gestalt ini memaksudkan “bentuk kesatuan ” atau “konfigurasi”. Titik penting dari gestalt adalah di pengamatan keseluruhan adalah berbeda dari penjumlahan dari bagiannya.
Pada desain grafis, teori gestalt ijinkan kita untuk meramalkan bagaimana penonton genangan ulang untuk disain. Ini tidak hanya meyakinkan bahwa niat kita akan dipahami dengan benar oleh penonton, cuma juga pertolongan kita untuk menciptakan satu desain dinamis. Dan bagiannya yaitu: •
Proximity
25
•
Similarity
•
Continuity
•
Closure
•
Figure/ground
•
Layout
4.1.6 Teori Pendukung Buku •
Layout Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
•
Grid System Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari
26
penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
•
The Golden Section Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377... Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.
27
•
The symetrical grid Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.
•
Typography Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
Jenis - jenis Huruf: •
Roman
•
Egyptian
•
Sans Serif
28
•
Script
•
Miscellaneous
4.1.7 Konsistensi Dalam mendesain sebuah buku, desainer harus memperhatikan konsistensi dari keseluruhan desain buku tersebut. Walaupun warna, layout dan cara penyajian dalam setiap halamannya berbeda-beda, namun harus tetap memiliki satu benang merah yang dijadikan patokan dalam keseluruhan desain, sehingga lebih memudahkan pembaca untuk memahaminya. Ronald L. Mace, Graeme J. Hardie dan Jaine P. Place dalam bukunya membagi konsistensi menjadi 4 jenis, antara lain adalah : 1. Konsistensi estetis, artinya konsistensi yang mengarah pada gaya dan penampilan yang disajikan. Misalnya sebuah logo perusahaan menggunakan warna, jenis huruf, dan logogram yang konsisten. Konsistensi estetis dapat memungkinkan adanya pengenalan dan menimbulkan ekspektasi emosional. 2. Konsistensi fungsional, mengarah pada maksud dan tindakan, misalnya lampu lalu lintas menunjukkan warna kuning sebelum warna merah. Dalam hal ini, bisa diterapkan dalam penggunaan kode halaman buku, sesuai dengan fungsinya untuk memudahkan pembaca
29
menemukan bagian buku yang diinginkan, harus dibuat antara halaman yang satu dengan yang lainnya. 3. Konsistensi internal, mengarah pada konsistensi dengan setiap elemen lain yang dalam satu sistem yang sama. Misalnya konsistensi antara desain bab pertama dengan bab kedua, dan seterusnya. 4. Konsistensi eksternal, mengarah pada konsistensi antara elemen yang berbeda dalam satu lingkungan. Misalnya antara penulisan judul buku di halaman sampul muka harus konsisten dengan penulisan heading pada poster promosi peluncuran buku yang bersangkutan.
4.1.8 Ilustrasi Ilustrasi merupakan unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah desain buku karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembusrintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa dan kata-kata. Ilustrasi dapat mengungkapkan suatu hal dengan lebih cepat dan efektif daripada teks. Selain fotografi, dalam desain buku esai Keroncong, ilustrasi juga menjadi elemen yang diutamakan selain penggunaan teks. Fungsi ilustrasi dalam desain sebuah buku adalah sebagai berikut : 1. Menarik perhatian pembaca. 2. Mempermudah pembaca dalam memahami isi buku. 3. Mendramatisasi pesan. 4. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan. 5. Manjelaskan suatu pernyataan. 6. Menciptakan suatu suasana khas.
30
7. Menciptakan suatu karakter yang unik dalam keseluruhan desain buku. Ilustrasi yang akan digunakan dalam desain buku esai keroncong berupa sketsa manual juga gabungan vector image dengan fotografi, yang dikemas dalam bentuk computerized collage yang bertujuan untuk menciptakan kesatuan dalam visualisasinya.
4.1.9 Fotografi a. Fotografi sebagai aksara visual Menurut Paul Messaris, gambar-gambar yang dihasilkan oleh manusia , termasuk fotografi, bisa dipandang sebagai suatu aksara visual, atau dengan kata lain gambar-gambar itu bisa dibaca. Sehingga gambar-gambar pun merupakan bagian dari cara berbahasa. Jika dalam bahasa, susunan kalimat sebagai makna lebih mungkin didefinitifkan, maka hal itu tidak mungkin dilakukan dengan pemaknaan gambar-gambar. Dalam gambar-gambar yang maknanya hadir secara definitif, terdapat manipulasi. Artinya gambar-gambar hanya akan hadir sebagai pengetahuan jika dipandang secara kritis. Dalam hal ini, pembaca diharapkan dapat memandang atau membaca tiap halaman buku esai Keroncong dengan pemikiran yang kritis sehingga dapat menarik makna yang terkandung dalam setiap foto yang ada dengan lebih mendalam.
Berdasarkan teori Messaris, terdapat empat aspek aksara visual, yaitu :
31
1. Aksara visual sebagai prasyarat pemahaman media visual. Citra media termasuk foto, sering sangat berbeda dari penampilan di dunia nyata. Dengan argumen ini, istilah ”aksara visual” mengacu kepada keakraban dengan konvensi visual yang diperoleh seseorang lewat keterbukaan terhadap media visual. 2. Konsekuensi kesadaran umum aksara visual. Pengalaman dengan media visual tidak hanya merupakan jalan ke arah pemahaman visual yang lebih baik, namun juga membawa ke arah peningkatan kemampuan untuk memahami tersebut. 3. Kewaspadaan atas manipulasi visual. Pendidikan visual akan membuat pembaca menjadi lebih tahan atas manipulasi media visual yang diupayakan oleh iklan TV, majalah, dan kampanye politik. 4. Apresiasi estetik. Kewaspadaan atas pengembangan makna media visual dalam tanggapa pembaca, juga bisa dilihat sebagai pembentukan dasar apresiasi estetik. Pemahaman Messaris ini mendukung asumsi, bahwa dalam suatu foto sebagai media visual, bukan hanya dimungkinkan untuk menarik suatu makna, melainkan bahwa makna itu mungkin direkayasa untuk tampil dengan gagasan menghujam. Sebuah foto menjadi bukan hanya representasi
visual
mengandung pesan.
objek
yang
direproduksinya,
melainkan
32
b. Rasio Face-ism William Lidwell, Kritina Holden, dan Jill Butler dalam buku mereka Universal Principles of Design mengemukakan bahwa rasio face-ism merupakan rasio perbandingan wajah terhadap badan dalam sebuah image (foto). Foto seseorang dengan rasio face-ism tinggi, yaitu wajah mendominasi foto, memfokuskan pada tingkat intelektual dan atribut kepribadian seseorang. Sedangkan foto dengan rasio face-ism rendah, yaitu badan mendominasi foto, memusatkan perhatian pada atribut fisik dan sensual dari seseorang. Rasio face-ism dihitung dengan cara membagi jarak antara bagian atas kepala hingga bagian bawah dagu (panjang kepala) dengan jarak antara bagian atas kepala dengan bagian terbawah badan (panjang/tinggi total badan). Sebuah foto atau image tanpa kepala sama sekali memiliki rasio face-ism 0.00, sedangkan sebuah foto yang hanya terdiri dari satu kepala secara utuh memiliki rasio 1.00. Karena buku esai Keroncong dibuat dengan tujuan menonjolkan karakter dari tokoh dan juga alat-alat dari Keroncong itu sendiri, maka foto-foto yang digunakan kebanyakan memiliki rasio face-ism tinggi. 4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi komunikasi •
Fakta o Kurangnya minat pada kebudayaan yang berbau nasional.
33
o Masyarakat lebih tertarik dengan hal yang berbau modern dan baratbaratan. o Hanya kaum Tua umumnya yang menyenangi music keroncong.
4.2.2 Masalah yang akan dikomunikasikan 1. Tentang Keberadaan Keroncong 2. Kebanggaan dari jatidiri karya bangsa
4.2.3 Tujuan Komunikasi Proses komunikasi yang ingin dituju dalam hal ini adalah AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, Action. a. Attention : Menarik perhatian masyarakat untuk membeli buku esai Keroncong. b. Interest : Menarik minat masyarakat untuk melihat, membaca dan mendalami isi buku esai Keroncong. c. Desire : Membangkitkan emosi pembaca untuk ikut merasakan keprihatinan atas kondisi Keroncong saat ini d. Action : menginspirasi masyarakat untuk melestarikan kembali seni musik Keroncong ini.
4.2.3 Profil Target
4.2.3.1 Demografi
34
- Sex
: pria dan wanita
- Usia target
: 25 – 35
- Kelas ekonomi - Agama
: menengah keatas
: mencakup semua agama
- Kebangsaan : Indonesia dan orang asing yang berdomisili di Indonesia
4.2.3.2 Geografi - Domisili : daerah perkotaan - Kepadatan : tingkat kepadatan perkotaan
4.2.3.3 Psikografi -
Tingkat sosial
: kelas A dan B
-
Gaya hidup
: modern, praktis, dan dinamis
-
Kepribadian
:
menyukai seni,
Terpelajar,
berjiwa
bebas,
mementingkan prestige (gengsi, wibawa,
martabat), sensitif. -
Pekerjaan
-
Perilaku :
: mahasiswa, musisi, budayawan, akademisi
•
Senang dengan suatu keindahan seni budaya dalam kehidupan yang relatif modern.
•
Mempunyai belajar.
keinginan
yang
besar
untuk
35
•
Suka membaca dan mengkoleksi buku tentang kebudayaan.
•
Memperhatikan
kualitas,
dalam
hal
ini
merupakan kualitas sebuah buku, isi, bahan kertas, dan sebagainya. 4.2.4 Nama Buku Keroncong (warisan bangsa indonesia)
4.2.5 Positioning Menjadi sebuah buku yang dapat menarik minat tidak hanya kalangan tua tapi juga yang kaum muda. Dan kebanggaan akan kebudayaan bangsa sendiri. Yang berisi tentang segala sesuatu tentang keroncong dari evolusi, perkembangan, penyebaran, tokoh-tokoh serta kondisi saat ini.
4.3 Strategi Desain Tone & Manner Nuansa yang akan ditampilkan adalah dengan mood layout yang modern tetapi tetap klasik. Dimana akan lebih menarik dan menjadi sesuatu yang berbeda dan baru. Dan bersifat memorable dan modern.
Strategi Verbal
36
Gaya bahasa yang akan digunakan baik dalam penulisan judul buku, judul bab maupun penulisan isi (teks) buku adalah bahasa semi formal, agar pembaca tidak merasa terlalu kaku.
Strategi Visual Unsur-unsur desain yang dipilih dengan mempertimbangkan pada karakter target seta pendekatan yang dilakukan yaitu: •
Warna yang digunakan adalah warna-warna yang klasik dan modern.
•
Penyampaian pesan melalui gambar menggunakan teknik fotografi dan ilustrasi.
•
Tipografi sanserif dalam penulisan bodycopy untuk memberikan kesan modern
•
Fotografi dengan teknik digital imaging untuk memberikan kesan-kesan yang berbeda pada foto
•
Beberapa elemen bergaya etnik dan modern agar tidak meninggalkan kesan tradisional dan tetap menarik.
37
4.2.2.4 Pemilihan Item Item-item yang digunakan adalah : 1. Buku esai, meliputi desain cover buku, halaman sampul dan halaman isi. • Ukuran
: 24,5 x 24,5
• Warna
: full color
• Cover
: hard cover
• Penjualan
: Aksara
• Kemasan/ packaging buku. 2. Poster promosi buku • Ukuran
: 90 x 50
• Penempatan : -
Toko buku besar
-
Pusat kebudayaan
-
Pusat perbelanjaan
-
Aksara
3. Label CD, yaitu untuk CD yang berisi rekaman musik-musik Keroncong.