BAB 4 ANALISIS PENELITIAN
4.1
Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi
persyaratan administrasi seperti: 1.
Akta Pendirian Perusahaan client beserta perubahan-perubahannya.
2.
Surat Pengesahan Pendirian Perusahaan dari Department Kehakiman dan Berita Negara.
3.
Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP).
4.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
5.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6.
Laporan Keuangan 3 tahun terakhir (audited, bila ada).
7.
Bank Statement Account untuk 3 bulan terakhir.
8.
Profesional Background dari Direksi dan/ atau Komisaris.
9.
Struktur Organisasi.
10.
Data-data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlukan.
Kelengkapan tersebut disesuaikan dengan profesi mereka masing-masing, seperti: karyawan, profesional, wiraswasta, dan perusahaan.
4.2
Kebijakan Perusahaan
Kebijakan transaksi sewa guna usaha, akan dikemukakan sebagai berikut: a.
Tahap Permohonan Setiap permohonan pembiayaan sewa guna usaha harus mengisi formulir aplikasi yang telah disediakan untuk diisi secara lengkap dan ditandatangani oleh pemohon.
b.
Tahap Pengecekan Desk Research Checking Berdasarkan aplikasi dari permohonan, marketing department lessorakan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian aplikasi tersebut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengecekan fasilitas lainnya masih outstanding kepada bank atau LKBB lainnya dengan mengirimkan bankers enquiry, bila perlu. 2. Trade checking kepada supplier, customer dan pesaing.
49
50 3. Pengecekan pemegang saham dan pengurus perusahaan yang disesuaikan dengan anggaran dasar perusahaan. c.
Tahap Audit Checking/ Pemeriksaan Lapangan Apabila tahap pengecekan/desk research checking hasilnya cukup baik, maka proses permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon lessee. Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan adalah: 1. Untuk memastikan keberadaan lesseedan memastikan akan kebutuhan barang modal. 2. Mempelajari keberadaan barang modal yang dibutuhkan oleh lessee, terutama harga barang modal, kredibilitas supplier/pemasok barang modal, layanan purna jual. 3. Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan dan/ atau penjualan calon lessee dibandingkan dengan laporan yang telah disampaikan.
d.
Tahap Pembuatan Customer Profile Berdasarkan lessorakan
hasil
pemeriksaan
membuat
customer
lapangan, profile,
marketing dimana
department isinya
akan
menggambarkan tentang: 1. Nama perusahaan customer 2. Nama pemilik 3. Alamat & nomor telepon 4. Contact person 5. Kondisi pembiayaan yang diajukan lessee 6. Jenis dan tipe barang modal 7. dan lain-lain. e.
Tahap Pengajuan Proposal Kepada Kredit Komite Marketing department lessorakan mengajukan proposal terhadap permohonan yang diajukan oleh lessee kepada kredit komite. Proposal yang diajukan biasanya terdiri dari: 1. Tujuan pemberian fasilitas sewa guna usaha kepadalessee 2. Struktur fasilitas pembiayaan yang mencakup harga barang modal, Security deposit, nett pembiayaan, bunga, jangka waktu, jenis barang modal dan lainnya
51 3. Latar belakang perusahaan dan susunan pemegang saham disertai keterangan mengenai bisnis dan siklus operasi perusahaanlessee 4. Analisis laporang keuangan, rekening koran dan kebutuhan modal 5. Analisis resiko 6. Saran dan kesimpulan f. Pengajuan Keputusan Kredit Komite Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi lessor untuk melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan lessee ditolak maka harus diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka marketing department akan mempersiapkan surat penawaran kepada calon lessee. g.
Tahap Pengiriman Surat Penawaran Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari kredit komite, maka marketing department wajib mempersiapkan surat penawaran kepada lessee. Surat penawaran wajib ditandatangani oleh lesseedan dokumen ini biasanya akan dijadikan surat penerimaan (letter of acceptance).
h.
Tahap Pengikatan Berdasarkan surat penawaran yang telah ditandatangani oleh lessee, oleh bagian legal akan mempersiapkan pengikatan sebagai berikut: 1. Perjanjian leasebeserta lampiran-lampirannya. 2. Jaminan pribadi, jika ada. 3. Jaminan perusahaan, jika ada. Pengikatan kontrak perjanjian sewa guna usaha dapat dilakukan secarabawah tangan, dilegalisir oleh notaris atau secara notariil.
i. Tahap pemesanan barang modal Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak, selanjutnya lessorakan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Lessor melakukan pemesanan barang modal kepada supplier, pesanan mana dituangkan dalam penegasan pemesanan pembelian/ confirm purchase order dan bukti pengiriman dan surat tanda penerimaan barang. 2. Khusus untuk objek pembiayaan bekas pakai, baik kendaraan bermotor, tanah dan bangunan, akan dilakukan pemeriksaan
52 BPKB/sertifikat oleh Credit Administration Department ke instansi pemerintah yang terkait. 3. Penerimaan pembayaran dari lessee kepadalessor (dapat melalui supplier/dealer), yang meliputi: Pembayaran pertama, antara lain: 1.
Security deposit.
2.
Angsuran lease pertama, jika in advance.
3.
Premi asuransi, untuk tahun pertama.
4.
Biaya administrasi.
5.
Pembayaran pertama lainnya, jika ada.
Pembayaran berikutnya, antara lain: 1.
Angsuran lease berikutnya, berupa cheque/bilyet giro mundur.
2.
Pembayaran premi asuransi, untuk tahun berikutnya.
3.
Pembayaran lainnya, jika ada.
j. Tahap Pembayaran Kepada Supplier Setelah barang modal diserahkan oleh supplier kepada lessee, selanjutnya supplierakan melakukan penagihan kepada lessor, dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kuitansi penuh 2. Kuitansi uang muka dan/ atau bukti pelunasan uang muka 3. Confirm purchase order 4. Bukti pengiriman dan surat tanda penerimaan barang 5. Gesekan rangka dan mesin 6. Surat pernyataan BPKB 7. Kunci duplikat, jika ada 8. Surat jalan Sebelum pembayaran barang modal dilakukan olehlessor kepada supplier, lessor akan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan penutupan pertanggungan asuransi ke perusahaan asuransi yang telah ditunjuk oleh lessor. 2. Pemeriksaan seluruh dokumentansi perjanjian lease oleh Credit Administration Department dengan mempergunakan Form Check List Document. k.
Tahap Penagihan/Monitoring Pembayaran
53 1. Setelah seluruh proses pembayaran kepada supplier/dealer dilakukan, proses selanjutnya adalah pembayaran lease dari lessee kepada lessor. Adapun sistem pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah: •
Cash
•
Cheque/Bilyet Giro
•
Transfer
•
Ditagih langsung
2. Collection
Department
akan
memonitor
pembayaran
lease
berdasarkan jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan dan berdasarkan sistem pembayaran yang diterapkan. l. Pengambilan Jaminan Setelah lessee melunasi seluruh piutang lease kepada lessor, maka lessor akan mengembalikan hal-hal sebagai berikut kepada lessee, yaitu: 1. Jaminan (BPKB dan/ atau sertifikat dan/ atau faktur/invoice). 2. Pemberitahuan atas pelaksanaan hak opsi. 3. Dokumen lainnya, bila ada.
Gambar 4.1 Proses Leasing PT Buana Finance Tbk
8
PT Buana Finance Tbk
10
Konsumen
8
3
2 4 6 9
1 Dealer
7 5 Sumber : PT Buana Finance Tbk
54 4.3
Perhitungan dan Perlakuan Akuntansi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Kasus perhitungan dan perlakuan akuntansi sewa guna usaha baik dari sisi
lessor maupun dari sisi lessee. PT XYZ ingin membeli 1 (satu) unittruk Mitsubishi tahun 2011 dengan fasilitas sewa guna usaha dari PT Buana Finance Tbk, untuk maksud itu ia telah mengunjungi dealer. HargatrukMitsubishi yang ditawarkan Rp 500.000.000 on the road. Berdasarkan permohonan PT XYZ, PT Buana Finance Tbk memberikan term & condition sebagai berikut: OTR (on the road)
: Rp
500.000.000
Security deposit(30% x OTR) : Rp
150.000.000 -
Netto Pembiayaan
: Rp
350.000.000
Effective Rate
: 17,75%
Flat Rate
: 8,89%
Jangka Waktu
: 36 bulan.
Provisi
: 1%
Rate Asuransi
: 1,68%
Biaya Administrasi
: Rp 750.000
Metode pembayaran
: Angsuran dibayar di muka (in advance)
Jenis pertanggungan secara Total Lost Only (TLO) serta pembayaran pertama dibayarkan langsung kepada PT Buana Finance Tbk. Berdasarkan data-data tersebut, akan didapatkan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1. Pembayaran Angsuran Bulanan Untuk menghitung angsuran bulanan, dapat dihitung dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan mempergunakan pendekatan bunga efektif atau dengan pendekatan bunga flat. a.
Pendekatan Bunga Efektif Angsuran
: Harga Pembelian – Uang Muka 1 + PVIFA (N - 1; R% / 12) : ____Netto Pembiayaan____ 1 + PVIFA (N -1; R% / 12) : __________Rp 350.000.000__________ 1 + PVIFA (N = 36 - 1; R = 17,75%/12) : _________Rp 350.000.000_________ 1 + PVIFA (N=35;R=0,014792%)
55 : Rp 350.000.000 23,6998 : Rp 14.768.056 Catatan: Present Value Interest Factor Annuitas (PVIFA) b.
Pendekatan Bunga Flat Angsuran
: (Netto Pembiayaan) + (Netto Pembiayaan x R% x N) N x 12 : (Rp 350.000.000) + (Rp 350.000.000 x 8,89% x 3) 3 x 12 : (Rp 350.000.000) + (Rp93.345.000) 36 : Rp 12.315.139
Catatan: Perhitungan dengan mempergunakan bunga flat tidak menguntungkan dari sisi komersial lessor, tetapi menguntungkan lessee.
2. Pembayaran Pertama yang Harus Dibayar oleh PT XYZ kepada PT Buana Finance Tbk adalah:
Tabel 4.1 Total Angsuran Awal Security deposit (30% x OTR)
Rp
150.000.000
Biaya Administrasi
Rp
750.000
Premi Asuransi (1,68% x OTR)
Rp
8.400.000
Provisi (1% x OTR)
Rp
5.000.000
Biaya Notaris (0,1% x OTR)
Rp
500.000
Angsuran Bulan Pertama
Rp
12.315.139
Rp
176.965.139
Total
Sumber : PT Buana Finance Tbk
Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka PT Buana Finance Tbk akan membukukan transaksi melalui jurnal-jurnal sebagai berikut: 1.
Memorial Jurnal Pengakuan Kontrak Piutang Sewa Guna Usaha
Rp 443.345.000
56 Opsi Beli
Rp 150.000.000
Piutang PT XYZ
Rp 176.965.139
Hutang Kepada Dealer
Rp 500.000.000
Pendapatan SGU ditangguhkan
Rp 93.345.000
Pendapatan Biaya Administrasi
Rp 750.000
Pendapatan Provisi
Rp 5.000.000
Biaya Notaris
Rp 500.000
Premi Asuransi
Rp 8.400.000
Angsuran pertama SGU
Rp 12.315.139
Security deposit
Rp 150.000.000
Catatan: a.
Jumlah piutang sewa guna usaha didapat dari jumlah angsuran sewa guna usaha dikalikan dengan jangka waktu (36). Rp 12.315.139 x 36 bulan= Rp 443.345.000
b.
Pendapatan sewa guna usaha yang ditangguhkan didapat dari selisih piutang sewa guna usaha dikurangi dengan netto pembiayaan. Rp 443.345.000 – Rp 350.000.000= Rp 93.445.000
2.
Memorial Jurnal Pengakuan Kontrak Cash/Bank
Rp 176.965.139
Piutang PT XYZ
Rp 176.965.139
3. Pembayaran Kepada Dealer Hutang Supplier
Rp 500.000.000
Cash/Bank
Rp 500.000.000
Setelah pembayaran kepada dealer dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk, maka transaksi tersebut dapat dihitung dalam laporan keuangan PT Buana Finance Tbk dan PT XYZ sebagai berikut: Piutang Sewa Guna Usaha
Rp 431.029.861
Opsi Beli
Rp
Security Deposit
(Rp 150.000.000)
Pendapatan SGU Ditangguhkan
(Rp 93.345.000)
Netto
Rp 337.684.861
150.000.000
57 Catatan: a.
Biaya administrasi yang didapat dari PT XYZ sebesar Rp 750.000 dibukukan langsung sebagai pendapatan biaya administrasi.
b.
Piutang sewa guna usaha Rp 443.345.000 harus dikurangi sebesar Rp12.315.139 hasilnya Rp 431.029.861 karena pembayaran angsuran sewa guna usaha dilakukan secara di muka.
4. Pembayaran Premi Asuransi dan Notaris oleh PT Buana Finance Tbk Hutang Asuransi
Rp 8.400.000
Cash/Bank
Rp 8.400.000
Pendapatan Diskon Asuransi
Rp -
Biaya Notaris
Rp 500.000
Cash/Bank
Rp 500.000
Setelah pembayaran asuransi dan notaris dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk, maka tampilan neraca PT Buana Finance Tbk menjadi sebagai berikut:
5. Memorial Jurnal Pengakuan Pendapatan dan Biaya Sebelum melakukan jurnal pengakuan pendapatan bagi PT Buana Finance Tbk dan pengakuan biaya oleh PT XYZ, dapat diasumsikan sebagai berikut: a.
Kontrak mulai diberlakukan sejak tanggal 24 September 2011.
b.
Aktiva sewa guna usaha akan disusutkan selama 5 (lima) tahun dengan metode garis lurus.
c.
Pengakuan biaya dan pendapatan dilakukan setiap akhir bulan.
d.
Amortisasi atas pembayaran asuransi dilakukan secara garis lurus.
Berdasarkan asumsi tersebut maka pada tanggal 30 September 2011 masingmasing perusahaan akan membukukan hal-hal sebagai berikut: a.
Memorial Jurnal yang akan dibuat oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Pendapatan SGU Ditangguhkan Pendapatan SGU
Rp 500.336 Rp 500.336
Catatan: Pendapatan sewa guna usaha/biaya bunga SGU didapat dari: 6/360 x (Rp 350.000.000,00 (-) Rp 12.315.139) x 8,89%= Rp 500.336 1.
Dimana Rp 350.000.000 adalah nilai netto pembiayaan.
58 2.
Dikurangi Rp 12.315.139 dikarenakan angsuran sewa guna usaha dilakukan dengan metode pembayaran di muka.
3. b.
Hari bunga flat yang selama bulan September adalah 6 hari
Memorial Jurnal yang akan dibuat oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Biaya Bunga SGU
Rp500.336
Biaya Penyusutan Aktiva SGU
Rp 5.833.333
Biaya Asuransi
Rp 233.333
Utang Bunga SGU
Rp500.336
Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU
Rp 5.833.333
Asuransi dibayar di muka
Rp 233.333
Catatan: 1. Biaya penyusutan didapat dari nilai asset Rp 350.000.000 dikali 20% dibagi dengan 12 sehingga didapat nilai perbulan sebesar Rp 5.833.333 (umur asset 5 tahun). 2. Biaya Asuransi Rp 233.333 didapat dari total premi Rp 8.400.000 dibagi 36 bulan. Untuk memudahkan perhitungan pengakuan bunga dan pendapatan bunga bagi lessor dan lessee, terlampir tabel kartu pembayaran lease.
59 Tabel 4.2 Effective Rate Schedule
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total
Installment Rp 14.768.056 Rp 14.627.894 Rp 14.487.731 Rp 14.347.569 Rp 14.207.407 Rp 14.067.245 Rp 13.927.083 Rp 13.786.921 Rp 13.646.759 Rp 13.506.597 Rp 13.366.435 Rp 13.226.273 Rp 13.086.111 Rp 12.945.949 Rp 12.805.787 Rp 12.665.625 Rp 12.525.463 Rp 12.385.301 Rp 12.245.139 Rp 12.104.977 Rp 11.964.815 Rp 11.824.653 Rp 11.684.491 Rp 11.544.329 Rp 11.404.167 Rp 11.264.005 Rp 11.123.843 Rp 10.983.681 Rp 10.843.519 Rp 10.703.356 Rp 10.563.194 Rp 10.423.032 Rp 10.282.870 Rp 10.142.708 Rp 10.002.546 Rp 9.862.384 Rp 443.347.917
Principal Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 350.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Interest 5.045.833 4.905.671 4.765.509 4.625.347 4.485.185 4.345.023 4.204.861 4.064.699 3.924.537 3.784.375 3.644.213 3.504.051 3.363.889 3.223.727 3.083.565 2.943.403 2.803.241 2.663.079 2.522.917 2.382.755 2.242.593 2.102.431 1.962.269 1.822.106 1.681.944 1.541.782 1.401.620 1.261.458 1.121.296 981.134 840.972 700.810 560.648 420.486 280.324 140.162 93.347.917
Principal Balance Rp 340.277.778 Rp 330.555.555 Rp 320.833.333 Rp 311.111.111 Rp 301.388.889 Rp 291.666.667 Rp 281.944.444 Rp 272.222.222 Rp 262.500.000 Rp 252.777.778 Rp 243.055.556 Rp 233.333.333 Rp 223.611.111 Rp 213.888.889 Rp 204.166.667 Rp 194.444.444 Rp 184.722.222 Rp 175.000.000 Rp 165.277.778 Rp 155.555.556 Rp 145.833.333 Rp 136.111.111 Rp 126.388.889 Rp 116.666.667 Rp 106.944.444 Rp 97.222.222 Rp 87.500.000 Rp 77.777.778 Rp 68.055.556 Rp 58.333.333 Rp 48.611.111 Rp 38.888.889 Rp 29.166.667 Rp 19.444.444 Rp 9.722.222 Rp 0
Sumber : PT Buana Finance Tbk
Interest Balance Rp 88.302.083 Rp 83.396.412 Rp 78.630.903 Rp 74.005.556 Rp 69.520.370 Rp 65.175.347 Rp 60.970.486 Rp 56.905.787 Rp 52.981.250 Rp 49.196.875 Rp 45.552.662 Rp 42.048.611 Rp 38.684.722 Rp 35.460.995 Rp 32.377.431 Rp 29.434.028 Rp 26.630.787 Rp 23.967.708 Rp 21.444.792 Rp 19.062.037 Rp 16.819.444 Rp 14.717.014 Rp 12.754.745 Rp 10.932.639 Rp 9.250.694 Rp 7.708.912 Rp 6.307.292 Rp 5.045.833 Rp 3.924.537 Rp 2.943.403 Rp 2.102.431 Rp 1.401.620 Rp 840.972 Rp 420.486 Rp 140.162 Rp 0
60 Tabel 4.3Flat Rate Schedule
No.
Installment
Principal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total
Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 12.315.139 Rp 443.345.000
Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 9.722.222 Rp 350.000.000
Interest Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 2.592.917 93.345.000
Principal Balance Rp 350.000.000 Rp 340.277.778 Rp 330.555.556 Rp 320.833.333 Rp 311.111.111 Rp 301.388.889 Rp 291.666.667 Rp 281.944.444 Rp 272.222.222 Rp 262.500.000 Rp 252.777.778 Rp 243.055.556 Rp 233.333.333 Rp 223.611.111 Rp 213.888.889 Rp 204.166.667 Rp 194.444.444 Rp 184.722.222 Rp 175.000.000 Rp 165.277.778 Rp 155.555.556 Rp 145.833.333 Rp 136.111.111 Rp 126.388.889 Rp 116.666.667 Rp 106.944.444 Rp 97.222.222 Rp 87.500.000 Rp 77.777.778 Rp 68.055.556 Rp 58.333.333 Rp 48.611.111 Rp 38.888.889 Rp 29.166.667 Rp 19.444.444 Rp 9.722.222 Rp 0
Sumber : PT Buana Finance Tbk
Interest Balance Rp 93.345.000 Rp 90.752.083 Rp 88.159.167 Rp 85.566.250 Rp 82.973.333 Rp 80.380.417 Rp 77.787.500 Rp 75.194.583 Rp 72.601.667 Rp 70.008.750 Rp 67.415.833 Rp 64.822.917 Rp 62.230.000 Rp 59.637.083 Rp 57.044.167 Rp 54.451.250 Rp 51.858.333 Rp 49.265.417 Rp 46.672.500 Rp 44.079.583 Rp 41.486.667 Rp 38.893.750 Rp 36.300.833 Rp 33.707.917 Rp 31.115.000 Rp 28.522.083 Rp 25.929.167 Rp 23.336.250 Rp 20.743.333 Rp 18.150.417 Rp 15.557.500 Rp 12.964.583 Rp 10.371.667 Rp 7.778.750 Rp 5.185.833 Rp 2.592.917 Rp 0
61 Laporan Keuangan PT Buana Finance Tbk Bulan September 2011 Piutang Sewa Guna Usaha
Rp 431.029.861
Opsi Beli
Rp
Security Deposit
(Rp 150.000.000)
Pendapatan SGU Ditangguhkan
(Rp 92.844.664)
Netto
Rp 338.185.197
150.000.000
Penurunan pendapatan SGU ditangguhkan Rp 93.345.000 dikurangi Rp 500.336 akibat dari pengakuan pendapatan yang langsung dimasukkan sebagai pendapatan bulan berjalan mendapatkan hasil RP 92.844.664.
Laporan Keuangan PT XYZ Bulan September 2011 Pendapatan Sewa Guna Usaha
Rp 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU
(Rp 5.833.333)
Nilai Buku Aktiva SGU
Rp 344.166.667
Security Deposit
Rp 150.000.000
Asuransi dibayar di muka
Rp
Utang Sewa Guna Usaha
Rp 337.684.861
Utang Bunga Sewa Guna Usaha
Rp
8.166.667
500.336
Catatan: UtangSGU didapat dariRp 338.185.197 – Rp 500.336= Rp 337.684.861
6. Jurnal pada Tanggal 24 Oktober 2011 a.
Jurnal yang dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Bank/Cash
Rp12.315.139
Piutang SGU b.
Rp 12.315.139
Jurnal yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Utang Bunga SGU
Rp 500.336
Angsuran Hutang SGU
Rp 9.722.222
Biaya Bunga SGU
Rp2.092.581
62 Bank/Cash
Rp 12.315.139
Adanya pembayaran angsuran SGU yang dilakukan PT XYZ akan mengakibatkan posisi keuangan masing-masing perusahaan menjadi sebagai berikut:
Laporan Keuangan PT Buana Finance Tbk Bulan Oktober 2011 Piutang Sewa Guna Usaha
Rp 418.714.722
Opsi Beli
Rp 150.000.000
Security Deposit
(Rp 150.000.000)
Pendapatan SGU ditangguhkan
(Rp 92.844.664)
Netto
Rp 325.870.058
Catatan: Piutang SGU diperoleh dari Rp 431.029.861 – Rp 12.315.139= Rp 418.714.722
Laporan Posisi KeuanganPT XYZ Bulan Oktober 2011 Aktiva Sewa Guna Usaha
Rp 350.000.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU
(Rp 5.833.333)
Nilai Buku Aktiva SGU
Rp 344.166.667
Security Deposit
Rp 150.000.000
Asuransi dibayar di muka
Rp
Utang Sewa Guna Usaha
Rp 327.962.639
8.166.667
Catatan: Utang SGU diperoleh dari Rp 325.870.058 + Rp 2.092.581= Rp 327.962.639 Demikian seterusnya, mengikuti pola No. 5 untuk pengakuan pendapatan dan biaya dan pola No. 6 untuk pembayaran angsuran bulanan sampai dengan selesai.
7. Pada Saat Kontrak Berakhir a.
Jurnal yang dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Security deposit Opsi Beli
Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
63 b.
Jurnal yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap
Rp 150.000.000
Akumulasi Penyusutan Aktivaa SGU
Rp 210.000.000
Kerugian Pengalihan Aktiva SGU
Rp 140.000.000
Security deposit
Rp 150.000.000
Aktiva Sewa Guna Usaha
Rp 350.000.000
Catatan: Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU diperoleh dari 36/60 x Rp 350.000.000= Rp 210.000.000 Kerugian Pengalihan Aktiva diperoleh dari Rp 350.000.000 – Rp 210.000.000 = Rp 140.000.000 Demikianlah pembukuan transaksi sewa guna usaha secara finance lease ditinjau dari sisi lessor maupun dari sisi lessee.
4.4
Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Perjanjian Leasing Pada tahun 2011 terdapat 80 konsumen yang melakukan perjanjian sewa guna
usaha Truk Merk Mitsubishi, maka dapat dihitung jumlah pendapatan yang diperoleh oleh PT Buana Finance Tbk, yaitu sebesar: Penghasilan Kena Pajak (1 Januari s/d 31 Desember 2011) Pendapatan: Pendapatan bunga (80 x Rp 2.592.917 x 12 bulan)
= Rp 2.489.200.002
Pendapatan dari administrasi (80 x Rp 750.000 x 12 bulan) = Rp 720.000.000 Total Pendapatan
=Rp 3.209.200.002
Beban: Beban administrasi (0,5%dari beban laporan keuanganRp 86.503.803.729)
= Rp432.519.019
Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Penghasilan Kena Pajak
= Rp2.776.680.983
Pajak Penghasilan Tahun 2011: Penghasilan Kena Pajak
Rp 2.776.680.983
Pajak Penghasilan Terutang; 25% x Rp 2.776.680.983 Kredit Pajak;
= Rp 694.170.246
64 PPh 23 (2% x Rp 2.776.680.983)
= Rp 55.533.620
PPh yang masih harus dibayar
= Rp638.636.626
Jadi pajak yang masih harus dibayarkan oleh PT Buana Finance Tbk untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp 638.636.626.
4.5
Perlakuan Pajak Penghasilan Pada Perjanjian Leasing yang Mengalami Terminasi
Tabel 4.4 Data Early Termination Bulan
Unit Angkutan Darat
Unit Truk Merk
Early Termination
yang Terjual
Mitsubishi yang
Truck Mitsubishi
Terjual 2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011 2012 2013
Januari
28
34
39
8
5
7
Februari
23
29
34
4
6
9
Maret
25
36
36
6
11
13
2
3
April
28
30
37
10
9
11
5
4
Mei
31
31
40
8
8
12
3
2
Juni
27
42
38
6
9
8
Juli
37
27
34
10
12
7
Agustus
30
32
49
5
6
16
September
26
29
45
6
5
14
4
4
Oktober
29
30
42
7
9
10
2
4
November
22
33
38
4
15
17
Desember
26
30
37
6
11
10
4
TOTAL
332
383
469
80
106
134
25
3
5 3 8
7
4 2
5
2
5
2
4
5 4
38
33
Sumber : PT Buana Finance Tbk
Dalam transaksi sewa guna usaha yang terjadi antara pihak PT Buana Finance Tbk selaku lessor dan pihak konsumen selaku lessee ternyata berakhir tidak sesuai dengan kesepakatan.
65 Pada pembayaran sewa ke-12 bulan Mei tahun 2011, terdapat 3 orang konsumen yang ingin mengakhiri masa sewa guna usaha dengan membayar sekaligus sisa pembayaran sewa dikarenakan alasan ekonomis. Oleh karena itu, bagi pihak lessor akan timbul akumulasi penerimaan leasepayment untuk periode ke 12 sampai dengan periode ke 36 yang terdiri dari angsuran pokok pembiayaan dan imbalan jasa sewa guna usaha (leasefee). Pemutusan atau percepatan masa sewa guna usaha ini akan mengakibatkan terkoreksinya Penghasilan Kena Pajak bagi PT Buana Finance Tbk pada tahun yang bersangkutan. Keuntungan fiskal yang diperolehlessor dihitung berdasarkan akumulasi imbalan jasa sewa guna usaha (leasefee) yang diterima pada tahun yang bersangkutan ditambah penalti yang dibebankan lessor kepadalessee akibat dipercepatnya masa sewa guna usaha. Dalam hal ini, jumlah pinalti yang dibebankan oleh PT Buana Finance Tbk kepadalessee adalah sebesar 7,5% dari hutang pokok. Apabila terjadi early termination dimana pembayaranleasedilunasi sebelum berakhirnya kontrak seperti yang terjadi pada PT Buana Finance Tbk di atas, maka selisih antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan. PT Buana Finance Tbk dapat mencatat ayat jurnal sebagai berikut: 1.
Jurnal pada saat awal kontrakleasing Piutang sewa guna usaha
Rp 443.345.000
Kendaraan
Rp 350.000.000
Pendapatan SGU ditangguhkan
Rp 93.345.000
Catatan: a. Piutang sewa guna usaha Diperoleh dari total jumlah pembayaran berkala yang dilakukan olehlessee mulai dari pembayaran berkala pertama sampai dengan pembayaran berkala terakhir. b. Kendaraan Merupakan jumlah pokok hutang yang diterima oleh PT Buana Finance Tbk. c. Pendapatan bunga yang belum diakui Diperoleh dari akumulasi pembayaran bunga dari periode pertama sampai dengan periode ke-36.
66 2.
Jurnal pada saat penerimaan pembayaranlease bulan pertama darilessee Kas
Rp 12.315.139 Piutang sewa guna usaha
Rp 12.315.139
Pendapatan bunga yang belum diakui
Rp 2.592.917
Pendapatan sewa guna usaha
Rp 2.592.917
Catatan: a.
Kas dan piutang sewa guna usaha Merupakan jumlah angsuranyang dibayarkantiap bulannya yaitu sebesar Rp 12.315.139
b.
Pendapatan bunga yang belum diakui dan pendapatan sewa guna usaha Merupakan jumlah angsuran bunga pertama yang harus dibayarkan, yaitu sebesar Rp 2.592.917
3. Pada Saat Terjadi Terminasi Pada saat terjadi terminasi yaitu pada saat pembayaran angsuran ke-12, maka PT Buana Finance Tbk mencatat jurnal sebagai berikut: Kas
Rp 330.969.357
Pendapatan yang belum diakui
Rp 64.822.917
Piutang sewa guna usaha
Rp 307.878.472
Imbalan jasa sewa guna usaha
Rp 64.822.917
Pinalti sewa guna usaha
Rp 23.090.885
Adapun angka-angka dalam jurnal tersebut diperoleh dari hasil perhitungan di bawah ini: a.
Kas Merupakan penjumlahan dari pembayaran angsuran pokok sewa mulai periode ke-12 sampai dengan periode ke-36 dengan jumlah pinalti yang dibebankan pada konsumen (lessee). Perhitungan: Angsuran pokok sewa ke-12 s/d ke-36
= Rp 307.878.472
Pinalti sewa guna usaha (7,5% x Rp 307.878.472) Total kas b.
Pendapatan yang belum diakui
= Rp 23.090.885 = Rp 330.969.357
67 Merupakan akumulasi dari penerimaan bunga periode ke-12 sampai dengan periode ke-36, yaitu sebesar Rp 64.822.917. c.
Piutang sewa guna usaha Diperoleh dari akumulasi pembayaran sewa ke-12 sampai dengan ke-36 dikurangi akumulasi pembayaran bunga periode ke-12 sampai dengan periode ke-36. Perhitungan: Pembayaran leasing (periode 12 s/d 36) Pembayaran bunga (periode 12 s/d 36) Total piutang sewa guna usaha
d.
= Rp307.878.472 = (Rp 64.822.917) = Rp 243.055.555
Pendapatan lain-lain / pinalti sewa guna usaha Merupakan pendapatan yang diperoleh dari pembayaran denda karena percepatan masa sewa guna usaha. Pinalti tersebut dihitung sebesar 7,5% dari akumulasi pembayaran sewa guna usaha periode ke-12 sampai dengan periode ke-36, yaitu sebesar 7,5% x Rp 307.878.472 = Rp 23.090.885.
68
Tabel 4.5SkedulLease pada Saat Terjadi Terminasi
No.
Installment
Principal
Interest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total Pinalti
Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp12.315.139 Rp307.878.475 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp466.435.885 Rp23.090.886
Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp9.722.222 Rp243.055.556 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp350.000.000
Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp2.592.917 Rp64.822.917 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp93.345.000
Principal Balance Rp350.000.000 Rp340.277.778 Rp330.555.556 Rp320.833.333 Rp311.111.111 Rp301.388.889 Rp291.666.667 Rp281.944.444 Rp272.222.222 Rp262.500.000 Rp252.777.778 Rp243.055.556 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Sumber : PT Buana Finance Tbk
Interest Balance Rp93.345.000 Rp90.752.083 Rp88.159.167 Rp85.566.250 Rp82.973.333 Rp80.380.417 Rp77.787.500 Rp75.194.583 Rp72.601.667 Rp70.008.750 Rp67.415.833 Rp64.822.917 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
69 Berdasarkan
perhitungan-perhitungan
di
atas,
maka
besarnya
Pajak
Penghasilan yang harus dibayarkan oleh pihak PT Buana Finance Tbk akibat pemutusan masa Sewa Guna Usaha pada kasus terminasi bulan Mei 2011 dapat dihitung sebagai berikut: Penghasilan Kena Pajak ( Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2011): Pendapatan bunga (77 org x Rp 2.592.917 x 12 bulan)
= Rp 2.395.855.308
Pendapatan dari administrasi (80 org x Rp750.000x 12 bulan)
= Rp 720.000.000
Total pendapatan
Rp3.115.855.308
Pembayaran leasing (3 org x Rp 12.315.139 x 4 bulan)
= Rp 147.781.668
Angsuran pokok (3 org x Rp 9.722.222 x 4 bulan)
= Rp 116.666.664
Total pendapatan
= Rp 31.115.004
Penghasilan Kena Pajak akibat pemutusan masa sewa guna usaha adalah dihitung berdasarkan: Akumulasi imbalan jasa sewa guna usaha + pendapatan pinalti
Untuk kasus di atas, maka pendapatan pinaltinya adalah sebesar: 3 orang x Rp23.090.885= Rp 69.272.655 Jadi besarnya Penghasilan Kena Pajak PT Buana Finance Tbk untuk tahun pajak 2012 dengan adanya early termination adalah sebesar: Rp 3.115.855.308+Rp 31.115.004 + Rp 69.272.655 = Rp 3.216.242.967
Perhitungan Pajak Penghasilan PT Buana Finance Tbk tahun 2011 apabila terjadi terminasi adalah sebagai berikut: Pendapatan: Pendapatan dengan adanya terminasi
= Rp3.216.242.967
Beban: Beban administrasi
= Rp 432.519.019
Laba sebelum Pajak / Penghasilan Kena Pajak
= Rp2.783.723.948
Pajak Penghasilan Tahun 2011 adalah: Penghasilan Kena Pajak
Rp2.783.723.948
70 Pajak Penghasilan Terutang; 25% x Rp 2.783.723.948
= Rp 695.930.987
Kredit Pajak; PPh 23 (2% x Rp 2.783.723.948)
= Rp 55.674.479
PPh yang masih harus dibayar
= Rp 640.256.508
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa besarnya Pajak Penghasilan (PPh) yang masih harus dibayar PT Buana Finance Tbk akibat pemutusan transaksi sewa guna usaha pada tahun 2011 adalah sebesar Rp 640.256.508. Dari hasil Pajak Penghasilan berdasarkan Unit Truk Mitsubishi dan data perhitungan Pajak yang mengalami terminasi tersebut maka dianalisispajak penghasilan secara keseluruhan perusahaan PT Buana Finance Tbk berdasarkan pendapatan yang didapat pada data laporan keuangan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Pajak Penghasilan BadanTahun 2011 – 2013
2011
2012
2013
Pajak kini Penghasilan kena
137.570.378.906
203.816.416.980
184.952.888.002
34.392.594.727
50.954.104.245
46.238.222.001
(23.472.617.000)
(41.110.802.000)
(39.453.238.000)
10.919.977.727
9.843.302.245
6.784.984.001
pajak Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Utang pajak penghasilan badan
Sumber : Penulis
4.6
Hak Kepemilikan Aset (Dokumen Legalnya) Sewa guna usaha (leasing) atau sering disingkat SGU adalah kegiatan
pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi (finance lease)
71 maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Hak opsi adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Pengadaan Barang Modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian SGU, hak milik atas barang modal berada pada lessee. Namun, hak atas kendaraan yang disewagunausahakan dipegang oleh lessor sampai dengan masa sewa guna usaha berakhir.
Tabel 4.7Perbedaan Pengakuan Pendapatan dan Beban antara Standar Akuntansi dan Peraturan Perpajakan
PSAK No. 30 (Revisi
KMK No.
2007) tentang Sewa
1169/KMK.01/1991
1. Penyewa guna
1. Jumlah
(Sewa Guna
usaha memiliki hak
pembayaran sewa-
Usaha dengan
opsi untuk membeli
guna-usaha selama
Hak Opsi)
aktiva yang
masa sewa-guna-
disewagunausaha
usaha pertama
pada akhir masa sewa
ditambah dengan nilai
guna usaha dengan
sisa barang modal,
harga yang telah
harus dapat menutup
disetujui bersama
harga perolehan
pada saat dimulainya
barang modal dan
perjanjian sewa guna
keuntungan lessor;
Capital Lease
Persyaratan
usaha.
72 2. Seluruh
2. Masa sewa-guna-
pembayaran berkala
usaha ditetapkan
yang dilakukan oleh
sekurang-kurangnya 2
penyewa guna usaha
(dua) tahun untuk
ditambah dengan nilai
barang modal
sisa mencakup
Golongan I, 3 (tiga)
pengembalian harga
tahun untuk barang
perolehan barang
modal Golongan II
modal yang disewa
dan III, dan 7 (tujuh)
gunausaha serta
tahun untuk Golongan
bunganya, sebagai
bangunan;
keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). 3. Masa sewa guna
3. Perjanjian sewa-
usaha minimum 2
guna-usaha memuat
(dua) tahun.
ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
Pendapatan &
a. Selisih antara
1. Penghasilan lessor
Biaya Lessor
piutang sewa guna
yang dikenakan Pajak
usaha ditambah nilai
Penghasilan adalah
sisa (harga opsi)
sebagian dari
dengan harga
pembayaran sewa
perolehan aktiva yang
guna usaha dengan
disewagunausahakan
hak opsi yang berupa
diperlakukan sebagai
imbalan jasa sewa
pendapatan sewa guna guna usaha; usaha yang belum diakui (unearned lease income).
73 b. Pendapatan sewa
2. Lessor tidak boleh
guna usaha yang
menyusutkan atas
belum diakui harus
barang modal yang
dialokasikan secara
disewa-guna-
konsisten sebagai
usahakan dengan hak
pendapatan tahun
opsi;
berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha. c. Apabila perusahaan
3.Lessor dapat
sewa guna usaha
membentuk cadangan
menjual barang modal penghapusan piutang kepada penyewa guna
ragu-ragu yang dapat
usaha sebelum
dikurangkan dari
berakhirnya masa
penghasilan bruto,
sewa guna usaha,
setinggi-tingginya
maka perbedaan
sejumlah 2,5% (dua
antara harga jual
setengah persen) dari
dengan penanaman
rata-rata saldo awal
neto dalam sewa guna
dan saldo akhir
usaha pada saat
piutang sewa-guna-
penjualan dilakukan
usaha dengan hak
harus diakui dan
opsi.
dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.
74 d. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan. Biaya Lessee
1. Pembayaran sewa
Selama masa sewa-
guna usaha (lease
guna-usaha, lessee
payments) selama
tidak boleh
tahun berjalan yang
melakukan
diperoleh dari
penyusutan atas
penyewa guna usaha
barang modal yang
diakui dan dicatat
disewa-guna-usaha,
sebagai pendapatan
sampai saat lessee
sewa. Pendapatan
menggunakan hak
sewa harus diakui dan
opsi untuk membeli;
dicatat berdasarkan
setelah lessee
metode garis lurus
menggunakan hak
sepanjang masa sewa
opsi untuk membeli
guna usaha, meskipun
barang modal
pembayaran sewa
tersebut, lessee
guna usaha mungkin
melakukan
dilakukan dalam
penyusutan dan dasar
Jumlah yang tidak
penyusutannya adalah
sama setiap periode.
nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan; pembayaran sewaguna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali
75 pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa-gunausaha tersebut memenuhi ketentuan 3. BUKAN OBJEK PPh 23 dan PPN kareana dianggap sebagai JASA PEMBIAYAAN (UU PPN pasal 4A-d) 2. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam Jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.