BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan,digunakan desain penelitian yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian,sehingga dapat melakukan analisis.Berikut jenis desain penelitian yang dilakukan : Tabel 3.1 : Desain Peneltian Tujuan Penelitian
Desain Riset Jenis Penelitian
Metode Penelitian
Unit analisis
Time Horizon
T-1
Asosiatif
Survey
Individual
Cross Sectional
T–2
Asosiatif
Survey
Individual
Cross Sectional
T–3
Asosiatif
Survey
Individual
Cross Sectional
T- 4
Asosiatif
Survey
Individual
Cross Sectional
Berikut penjelasan dari tabel desain penelitian : Berdasarkan peneltian kami untuk menganalisis pengaruh variabel X terhadap Y, penelitian ini merupakan jenis
penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
42
43
mengetahui antara dua variabel atau lebih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey,yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dan time horizon yang digunakan adalah cross sectional yaitu informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu. Suatu saat tertentu bukan berarti satu hari saja, melainkan dapat dilakukan dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu oleh karena situasi (Sugiyono,2005,p11). Relevansi dengan penelitian kami adalah kami mengumpulkan informasi tidak pada waktu yang berdekatan. 3.2
Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel merupakan penjelasan dari bagian-bagian variabel yang terdiri
subvariabel,
indikator
yang
menggunakan
jenis
ukuran
tertentu.
Operasionalisasi
menggunakan skala tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Berikut operasionalisasi variabel dari penelitian : Tabel 3.2 : Operasional variabel Operasional Variabel Variabel
Konsep Variabel
Indicator Utama
Ukuran
Skala Pengukuran
• Disiplin kerja
Kesediaan dan Kesadaran karyawan mentaati norma dan peraturan yang ada pada perusahaan.
•
Interval
Skala likert
• • • • • • • •
Tujuan dan Kemampuan Teladan Pimpinan Balas Jasa Keadilan Waskat Sanksi Hukuman Ketegasan Hubungan Kemanusiaan Ketepatan waktu
44
•
• •
• Lingkunga n kerja
Segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja
• • • • • • • • • • • •
• prestasi kerja
Pencapaian hasil kerja yang optional dalam kualitas dan produktivitas karyawan sesuai dengan tanggung jawab
• • • • •
Menggunakan peralatan kantor dengan baik Tanggung jawab yang tinggi Ketaatan terhadap aturan kantor Penerangan Temperatur Kelembapan Sirkulasi udara Kebisingan Getaran mekanis Bau tidak sedap Tata warna Dekorasi Musik Keamanan Hubungan karyawan
Interval
Skala likert
Kreativitas Progresifitas Integritas Kapabilitas Personalitas
Interval
Skala likert
45
Berikut Penjelasan dari ukuran dan skala pengukuran dalam
operasionalisasi
variabel : Ukuran variabel yang digunakan adalah skala Interval,skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak anatara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama (Riduwan dan E. Kuncoro, 2007,p18). Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner yaitu bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi pilihan ganda yang berpedoman pada skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi seseorang atau seklompok tentang kejadian atau gejala sosial ( Ridwan, 2007,p20).Bentuk penilaian jawabn kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala.Bobot dan kategori pengukuran atas tanggapan responden diuraikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.3 : Bobot dan Kategori pengukuran Data Keterangan
penilaian
Sangat setuju
5
Setuju
4
Ragu-Ragu
3
Tidak setuju
2
Sangat tidak setuju
1
Sedangkan nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan menghitung :
•
Nilai terendah
: 1, yaitu bila jawaban responden adalah ”Sangat tidak setuju”
•
Nilai tertinggi
: 5,yaitu bila jawaban responden adalah ”Sangat Setuju”
46
Menurut Supangat(2007), besar interfal dapat ditentukan sebagai berikut :
Berdasarkan Interval diatas maka batas-batas penelitian terhadap aspek-aspek yang akan dievaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : Tabel 3.4 : Nilai dan Kategori Batas penelitian
3.3
Jenis dan Sumber Data penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif yaitu
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkatan. Analisis kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam bentuk angka. Penggunaan angka memudahkan penginterpretasian hasil secara objektif. Tabel 3.5 : Jenis dan Sumber data penelitian Tujuan Penelitian
Jenis Dan Sumber Data Data
Jenis Data
Sumber Data
47
3.4
T-1
Karyawan yang berada di lokasi gedung Global Artha Future
Kuantitatif
Data primer dari kuesioner
T-2
Karyawan yang berada di lokasi gedung Global Artha Future
Kuantitatif
Data primer dari kuesioner
T–3
Karyawan yang berada di lokasi gedung Global Artha Future
Kuantitatif
Data primer dari kuesioner
T–4
Karyawan yang berada di lokasi gedung Global Artha Future
Kuantitatif
Data primer dari kuesioner
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini Penulis melalukan pengumpulan data dengan menggunakan
Metode : •
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab pada manager SDM di PT.Global Artha Future yang terletak Jl.Tanjung Karang No. 7 Jakarta Pusat.
•
Kuesioner Merupakan daftar pertanyaan yang diajukan khususnya kepada karyawan
yang
berada
dilapangan
yang
berhubungan
dengan
disiplin
kerja,lingkungan kerja dan prestasi kerja karyawan. •
Studi pustaka, analisis data dari landasan teori,berbagai sumber yang diperoleh dari buku,majalah,dan internet.
48
3.5
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunkan dengan cara acak
(random) yaitu simple random sampling yang mana pemilihan sampel dari anggota populasi dipilih satu persatu secara random (semua mendapat kesempatan untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi. 3.6
Teknik Pengolahan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi maka digunakan perhitungan dengan rumus Slovin (p77,Umar 2003) yaitu :
Dimana :
n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi e : Presisi yang ditetapkan (dalam kasus ini,tingkat kesalahan yang diambil adalah 5%)
Pada penelitian ini terdapat populasi karyawan pada PT.Global Artha Future adalah sebanyak 85 orang yang terdiri dari 5 departement.Dan untuk menentukan sampel maka penulis akan memasukkan jumlah sampel kedalam rumus di atas tersebut.
49
Diketahui : N : 85 orang e:5% n = ______85______ 1+85(0,05)² n = 70,10 >> Di bulatkan menjadi 70
Maka di dapat nilai n (jumlah sampel) dari perhitungan di atas sebesar 70,10 orang.Untuk lebih memudahkan nilai daripada jumlah sampel tersebut maka penulis membulatkan nya menjadi 70 orang. 3.7
Metode Analisis Setelah data dikumpulkan,maka dilakukan analisis dengan menggunakan : Tabel 3.6 : Metode Analisis Tujuan Penelitian
Metode Analisis Jenis Penelitian
Teknik Analisis
T–1
Asosiatif
Korelasi
T–2
Asosiatif
Korelasi
T–3
Asosiatif
Korelasi
T-4
Asosiatif
Regresi
50
3.8
Pengertian Regresi Berdasarkan Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p.4), regresi adalah suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki
agar
kesalahannya dapat diperkecil. Regresi juga dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi jug dapat diarikan sebagai usaha memperkirakan perubahan di masa yang akan datang. Jadi regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi di masa depan untuk memberikan kontribusi menentukan keputusan yang terbaik. Menurut Iqbal (2002, p249), regresi merupakan salah satu alat ukur yang juga digunakan untuk mengkur ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1887. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel (X) diketahui. Pada dasarnya analisis regresi dan analisis korelasi keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat dan mempunyai keeratan.Setiap analisis regresi otomatis ada analisis korelasi nya,tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu uji regresi atau diteruskan dengan analisis regresi. Asumsi-asumsi model regresi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro(2007, p4),terpusat pada : ♦
Data yang dianalis jenis data interval dan ratio.
♦
Data dipilih secara acak (random)
♦
Data yang dihubungkan berdistribusi normal
♦
Data yang dihubungkan berpola linear
51
♦
Data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai subjek yang sama.
3.8.1
Regresi linear sederhana dan berganda Regresi linear menurut Iqbal Hasan (2002, p250) adalah regresi yang
variabel bebasnya (variabel X) berpangkat paling tinggu satu. Untuk regresi linear sederhana,yaitu regresinya dapat dituliskan dalam 2 bentuj, yaitu sebagai berikut : 1. Persamaan regresi linear dari Y terhadap X di rumuskan : Y= a+bX Dimana : a
= Intersep
b
= Kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y untuk setiap perubahan satuan X)atau koefisien regresi/slop
X
= Variabel bebas
Y
= Variabel terikat
Dari kedua bentuk persamaan regresi linear di atas,yang paling umum digunakan adalah persamaaan yang berbentuk Y = a + bX. Menurut Prof. Dr. Sugiono (2003, p250) analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti,bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilai nya).Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan jika jumlah variabel independennya minimal dua.
52
Menurut J.Supranto (2001, p236) analisis regresi berganda digunakan untuk memperkirakan/meramalkan memperhitungkan
nilai
variabel
variabel-variabel
lain
Y,akan
yang
lebih
ikut
baik
daripada
mempengaruhi
ikut
Y.Denagn
demikian,kita mempunyai hubungan antara satu variabel tidak bebas (Dependent
variable)Y
dengan
beberapa
variabel
lain
yang
bebas
(Independent
Variable)X1,X2,.....Xn. Menurut Iqbal Hasan (2002, p269) regresi linear berganda adalah regresi dimana
variabel
terikatnya
(Y)
dihubungkan/dijelaskan
lebih
dari
satu
variabel,mungkin dua,tiga,dan seterusnya variabel bebas (X1,X2,X3,.....Xn),namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear. Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah : Y = a +b1X1 +b2X2 +b3X3….. +bnXn Dimana :
3.9
Y
= Variabel terikat
A,b1,b2,b3….,bn
= Koefisien regresi
X1,X2,X3…….,Xn
= Koefisien Bebas
Pengertian Korelasi Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel-variabel yang diminat, apakah
data sample yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sample, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut .Keeratan hubungan itu dinyatajan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut
53
korelasi saja. Perlu dicatat bahwa dalam korelasi itu kita belum menentukan dengan pasti variabel independen dan dependen-nya seperti yang kita lakukan dalam analisis regresi. (Modul pratikum lab statistik manajemen,Universitas Bina Nusantara 2006, p23). Korelasi digunakan untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antar variabel. Apabila ternyata hasil analisis menunjukkan hubungan yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis regresi sebagai alat meramalkan (forecasting) yang sangat berguna untuk perencanaan. Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi
linear sederhana. Sedangkan yang mencakup lebih dari dua variabel disebut analisis korelasi linear berganda. Hubungan dua variabel ada yang positif dan ada yang negatif. Hubungan x dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y,dan sebaliknya jika dikatakan negatif kalau ada kedua variabel tersebut mengalami kenaikan (penurunan) secara tidak bersamaan. Korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah terhadi bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus denagn kemiringan positif,jika kemiringannya negatif maka terjadi korelasi negatif yang tinggi. Kuat dan tidaknya hubungan antara X dan Y,apabila hubungan X dan Y dapat dengan fungsi linear( paling tidak mendekati).Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1.Jadi jika r = koefisien korelasi,nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut : -1 ≤ r ≤ 1 .Artinya kalau r = 1 hubungan nya sempurna dan positif (mendekati 1,hubungan sangat kuat dan negatif,jika r = 0,hubungannya lemah sekali.
54
3.9.1
Korelasi sederhana dan berganda Berdasarkan pendapat riduwan dan Engkos achmad Kuncoro (2007, pp.61-
62,Korelasi Pearson product moment(PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas(Independent) dengan variabel terikat(dependent). Rumus yang digunakan korelasi PPM (sederhana) : R xy = n ( ∑ XY ) – ( ∑ X ). ( ∑ Y ) √ { n. ∑ . X² - ( ∑ X)² }.{ n. ∑ Y² - ( ∑ Y) ²}
Korelasi PPm dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna;r=0 artinya tidak ada korelasi;dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p.62),arti nilai r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut : Tabel 3.7 : Interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000
Sangat kuat
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Cukup kuat
0.20 – 0.399
Lemah
0.00 – 0.199
Sangat lemah
55
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :
K P = r² x 100%
Dimana : K P = nilai koefisien yang diterima r
= nilai koefisien korelasi
Berdasarkan pendapat riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p62) pengujian signnifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y,maka hasil korelasi PPM tersebut diuji denagn uji signifikasi sebagi berikut . Hipotesis : H0
= Tidak hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.
Ha
= Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan : ¾
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig],maka H0 diterima dan Ha ditolak,artinya tidak signifikan.
¾
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ sig],maka Ho ditolak dan Ha diterima,artinya Signifikan.
56
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p63), analisa korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Rumus Korelasi ganda sebagai berikut :
Selanjutnya,untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda bandingkan antara probabilitas 0.05 dengan probabilitas sig sebagai berikut : Hipotesis : H0
: Tidak berhubungan secara signifikan dan simultan antara variable X1 dan X2 dengan variable Y.
Ha
: Berhubungan secara signifikan dan simultan antara variable X1 dan X2 dengan variablel Y.
3.10
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.10.1 Uji Validitas Menurut Simamora (2004, pp.58-59), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu Instrumen dianggap valid apabila mampu mengkur apa yang diinginkan, Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Misalnya,
57
meteran dapat mengukur tinggi badan dengan tepat (dalam hal ini tinggi badan adalah variabel penelitian). Dalam menyusun kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi subvariabel atau indikator. Apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuesioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian mengembangkan variabel penelitian, serta menyusun kuesioner. Validitas logis belum memiliki bukti empiris, Sebuah kuesioner yang disusun secara hati-hati dan dapat dipertimbangkan valid logis, ada baiknya diuji mengetahui validitas empirisnya. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti dapat melakukan Try-out dengan memakai responden terbatas dahulu. Dari Try-out ini, ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. a.
Validitas Eksternal Validitas instrumen dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen
tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel yang diteliti.Menurut Umar (2005, p185), validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, yang berupa alat ukur yang sudah valid. b.
Validitas Internal Menurut Simamora (2004, pp.59-60), validitas internal dapat dicapai apabila
terdapat kesesuaian antara bagian-bagian kuesioner dengan kuesioner secara keseluruhan. Denagn kata lain,apabila setiap bagian di dalam kuesioner mendukung “misi” kuesioner secara keseluruhan, yaitu mengungkap variabel penelitian yang
58
telah ditentukan sebelumnya. Bagian kuesioner dapat berupa butir-butir pertanyaan secara sendiri-sendri,dapat pula berupa faktor, yaitu kumpulan beberapa butir yang memiliki. Sehubunagn dengan kenyataan ini, maka dikenal adanya validitas butir dan validitas faktor. Dalam
Penelitian
ini
akan
digunakan
uji
validitas
internal
dengan
menggunakan teknik validitas butir. Teknik ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir-butir pertanyaan (sebagai Variabel X) dengan skor total (sebagai variabel Y). Menurut Masrun (1979) sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2005, p124),syarat suatu pertanyaan dianggap valid adalah bila korelasi anatar butir dengan skor total lebih dari 0,3. Jadi bila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Jika r hasil positif,serta r hasil > r tabel,maka butir atau variabel tersebut valid, Jika r hasil negatif,serta r hasil < tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid, (Modul pratikum lab statistik manajemen,universitas Bina Nusantara 2006, p10).
3.10.2 Uji reliabilitas Menurut Umar (2005, p194), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan suatu konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Menurut Simamora (2004, pp.63-69) reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.
59
Asumsinya, tidak terdapat perubahn psikologis pada responden. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. a. Reliabilitas Eksternal Secara garis besar,reliabilitas eksternal adalah reliabilitas yang diperoleh dengan membandingkan hasil dua kelompok data. Ada dua jenis cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu teknik pararel dan teknik ulang. b. Reliabilitas Internal Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian kuesioner.Adapun teknik reliabilitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik alpha. Menurut Simamora (2004, pp.77-78),teknik reliabilitas dengan menggunkana teknik alpha digunakan untuk mengukur reliabilitas kuesioner dengan kategorisasi jawaban selain 0 dan 1.Misalnya dari 1 sampai 5,1 sampai 7,-3 samapi 3,dan seterusnya. Teknik aplha dilakukan dengan menghitung varians tiap butir pertanyaaan dan varians total dari pertanyaan-pertanyaan.Selanjutnya varians butir dan varians total tersebut dimasukkan ke dalam rumus alpha :
60
Keterangan : r11
: Realibilitas kuesioner
k
: Banyaknya butir pertanyaan : Jumlah Varian Butir : Varians Total
Langkah berikutnya adalah membandingkan angka tersebut dengan r
product moment ( r tabel). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : -
Bila r hasil ( r11) > r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel
-
Bila r hasil ( r11) < r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.
3.11
Menguji Normalitas Data dan Varians Menurut singgih santoso (2007, pp.152-155), dalam melakukan kegiatan statistik
inferensi, ada dua hal yang harus diuji terlebih dahulu: a.
Apakah beberapa sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama (populasi data berdistribusi normal)?
b.
Apakah sampel-sampel tersebut mempunyai varians yang sama?
Dengan kata lain, uji normalitas data dan uji varians adalah hal yang lazim sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas dan kesamaan varians sebuah sampel data dilakukan dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK, LILLIEFORS, atau KOLMOGOROVSMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS.
61
Menurut Singgih Santoso (2007, p.154), dalam menjelaskan output tet of normality, ada pedoman pengambilan keputusan:
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, Distribusi adalah tidak normal.
Nilai Sig. Atau signifikansi atau niali probabilitas > 0.05, distribusi adalah normal. Dalam menjelaskan output test of homogenity of varians, ada pedoman pengambilan keputusan:
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, data berasal dari populasipopulasi yang mempunyai varians tidak sama.
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, data berasal dari populasipopulasi yang mempunyai varians sama. Selain itu, pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis itu berasal dari nilai z. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Menurut Uyanto (2006, pp.35-36) asumsi normalitas merupakan prasyarat dari
prosedur statistic inferensial. Ada beberapa cara untuk mengeksplorasi asumsi normalitas ini antar lain: Uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas Lilliefors ( Kolmogorov –Smirnov). Uji normalitas ini terdapat dalam prosedur SPSS Explore, selain itu juga akan ditampilkan secara grafis normal probability plot dan detrended nomal plot.
Nomal Probability Plot Dalam Normal Probabiliy Plot, setiap data yang diamati dipasangkan dengan nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari
62
populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik data akan terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus.
Deterended Normal Plot Dalam Deterended Normal Plot yang digambarkan adalah simpangan dari nilai data terhadap garis lurus. Jika sampel data berasal dari suatu populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan membentuk pola tertentu dan akan terkumpul disekitar garis mendatar yang melalui titik nol. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: Ho : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal •
Dalam pengujian hipótesis kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan P-value adalah sebagai berikut: Jika P-Value < a, maka Ho ditolak. Jika P-Value ≥ a, maka Ho diterima.
•
Dalam program SPSS digunakan istilah Significance ( yang disingkat Sig.) untuk P-Value dengan kata lain P-Value = Sig.