48
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut M etodologi Penelitian. Hal ini ditujukan agar masalah yang diteliti dapat dikerjakan secara sistematis dan dalam pengerjaannya lebih teratur dan terarah sehingga pengerjaan bab demi bab merupakan satu rangkaian utuh. Adapun urut-urutan dari metodologi penelitian ini dapat dilihat seperti Diagram 3.1
49
Diagram 3.1 Diagram Alir M etodologi Penelitian
50
Lanjutan Diagram 3.1 Diagram Alir M etodologi Penelitian
3.1 S tudi Lapangan Studi lapangan merupakan aktivitas pengamatan secara langsung tentang kondisi di lapangan untuk mendapatkan informasi dan pokok permasalahan yang ada, yang dalam hal ini bertempat di Stitching Department pada PT. Pratama Abadi Industri, serta melakukan dialog dengan pihak yang bersangkutan. 9
Observasi (pengamatan) adalah suatu cara mendapatkan informasi secara langsung dengan melakukan peninjauan dan pengamatan ke PT. Pratama Abadi Industri. Dilakukan dengan mengamati secara langsung proses
51
produksi yang berlangsung pada Direct Line 9 di Stitching Departement untuk merumuskan masalah yang terjadi. 9
Wawancara yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya pada bagian stitching dan maintenance maupun para pekerja. Dilakukan untuk mengetahui dan menambah pemahaman kondisi pabrik dan permasalahan yang dialami.
3.2 Identifikasi Masalah Setelah dilakukan studi lapangan maka dapat diketahui permasalahan yang terdapat didalam perusahaan dan perlu diperbaiki, dengan melakukan identifikasi permasalahan terlebih dahulu, sehingga dapat diketahui faktor-faktor penyebab terjadinya masalah. M asalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah seringnya terjadi kerusakan mesin dan lamanya proses perbaikan mesin pada Stitching Departement.
3.3 S tudi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mendalami buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar teori dalam pembahasan masalah. Teori dasar yang digunakan adalah Total Productive Maintenance (TPM ) untuk meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dengan Autonomous Maintenance.
52
Studi pustaka dilakukan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diidentifikasi, disertai dengan landasan teori yang kuat yang didukung oleh referensi dan literatur untuk mendapatkan prioritas penyelesaian yang tepat bagi perusahaan serta hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3.4 Perumusan Tujuan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan maka perlu dibuat tujuan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan di PT. Pratama Abadi Industri adalah meningkatkan nilai OEE pada Stitching Department di setiap linenya dengan meminimalkan segala masalah yang ada pada setiap line Stitching. Sehingga waktu yang tersedia untuk berproduksi dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan output yang berkualitas.
3.5 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang harus dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan sehingga dapat diketahui gambaran perusahaan secara umum dan permasalahan yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Dalam penelitian, data yang digunakan ada dua, yaitu data primer dan data sekunder.
53
3.5.1
Data Primer
M erupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Data primer diperoleh dengan studi lapangan dan wawancara dengan pihak yang terkait.
3.5.2
Data S ekunder
M erupakan data yang didapat dari literatur, buku terbitan, referensi serta data dari dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan studi perusahaan yang merupakan studi dari data, laporan, atau dokumen perusahaan yang terdapat di perusahaan.
3.6 Pengolahan Data Setelah data yang diperoleh mencukupi, maka dilakukan pengolahan data yaitu untuk
menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada Direct Line 9
Stitching Department dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. M enghitung loading time, yaitu total waktu yang tersedia untuk operasi dihitung dengan rencana downtime seperti jadwal penghentian produksi, waktu pencegahan. 2. M enghitung operating time, yaitu loading time dikurangi dengan waktu henti dari mesin/line, ini mengarah kepada lamanya waktu operasi peralatan/line aktual.
54
3. M enghitung availability, yaitu perbandingan antara operating time dengan loading time. 4. M enghitung performance rate, yaitu perbandingan antara perkalian ideal cycle time dan total produksi dengan operating time. 5. M enghitung quality rate, yaitu perbandingan antara jumlah produk yang baik dengan total produk yang dihasilkan. 6. M enghitung Overall Equipment Effectiveness merupakan perkalian antara tiga faktor yaitu availability, performance rate, dan quality rate. 7. M elihat apakah terjadinya downtime telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan histogram. 8. M enghitung persamaan regresi linear dan korelasi untuk melihat apakah jumlah cacat yang terjadi mempengaruhi besarnya downtime. 9. M enghitung cost downtime yang dialami perusahaan yang disebabkan dari jumlah downtime yang terjadi selama bulan diadakannya penelitian.
3.7 Analisa Langkah ini merupakan pembahasan dari hasil pengolahan data dengan harapan menemukan pemecahan masalah yang dibahas. Analisis yang dilakukan adalah : 1. Analisa terhadap hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness pada Direct Line 9 Stitching Department.
55
2. Analisa terhadap pokok permasalahan yang ada dengan menggunakan diagram Plan, Do, Check, Action (PDCA) dan usulan pemecahan masalah dengan menggunakan 5W+1H.
3.8 Perumusan Kesimpulan dan S aran M emberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisa yang dilakukan yang bertujuan agar permasalahan yang ada bisa diperbaiki, dan memberikan saran yang bersifat membangun sebagai masukan bagi perusahaan.