BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Sugiyono mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Obyek alamiah yang dimaksud oleh Sugiyono (2013:8) adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah data dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna (Sarwono, 2006). Alasan memilih pendekatan kualitatif karena hal ini berkaitan dengan konsep judul dan rumusan masalah yang dikemukakan pada pendahuluan yang mengarah pada studi kasus.
3.2.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, baik dari kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Metode deskriptif-kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut Seltiiz, Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang insightmulating, yakni peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian (Ardianto, 2010: 60)
31
32 Dalam penelitian ini berusaha untuk menggambarkan bagaimana adanya fakta-fakta yang ditemukan pada penelitian saat ini, selanjutnya menganalisa dan menafsirkan fakta-fakta tersebut serta mengambil kesimpulannya.
3.3.
Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi. Dimana
dalam buku Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitaif dan Kualitatif (Ardianto, 2010: 64) menjelaskan bahwa dalam pandangan fenomenologi peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi adalah filosofi sekaligus pendekatan metodologis yang mencangkup berbagai metode. Sebagai sebuah filosofi, fenomenologi adalah salah satu tradisi intelektual utama yang telah mempengaruhi riset kualitatif. Menurut Orleans, fenomenologi adalah instrument untuk memahami lebih jauh hubungan antara kesadaran individu dan kehidupan sosialnya. Sifat-sifat dasar penelitian kualitatif yang relevan mengambarkan posisi metodologis fenomenologi dan yang membedakannya dengan metode-metode penelitian kualitatif yang lain: (a) menggali nilai-nilai dalam pengalaman dan kehidupan manusia; (b) fokus penelitiannya adalah seluruh bagia, bukan per bagian yang membentuk keseluruhan; (c) tujuan penelitiannya adalah menemukan makna dan hakikat dari pengalaman, bukan sekedar mencari penjelasan atau mencari ukuran-ukuran dari realitas; (d) memperoleh gambaran kehidupan dari sudut padang irang pertama melalui wawancara formal dan informal; (e) data yang diperoleh adalah dasar bagi pengetahuan ilmiah untuk memahami perilaku manusia; (f) pertanyaan yang dibuat merefleksikan kepentingan keterlibatan dan komitmen pribadi dari peneliti; (g) melihat pengalaman dan perilaku sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisagkan, baik itu kesatuan antara subjek dan objek, maupun antara bagian dan keseluruhannya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi karena melihat bahwa metodologi fenomenologi sesuai dengan pendekatan dan jenis penelitian ini yaitu kualitatif dan deskriptif kualitatif.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data untuk penelitian ini diperoleh data-
data dari dua sumber yaitu:
33 1. Data Primer Data primer adalah data atau informasi dari sumber pertama yang biasa disebut dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi (Sarwono, 2006:16). a) Wawancara Mendalam Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik. Sedangkan menurut Poerwandri wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu (Gunawan,
2013:161). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
teknik
wawancara
mendalam.
Wawancara
mendalam adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana
seorang responden
atau
kelompok responden
mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Dengan wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari responden (Ardianto, 2010: 61). Dalam pelaksanaan wawancara mendalam, pertanyaanpertanyaan akan dikemukakan kepada informan yang telah dipilih sebelumnya dan disesuai dengan ruang lingkup penelitian. Dan diharapkan dengan wawancara tersebut dapat memperoleh informasi serta data yang sesuai dari informasi yang diberikan oleh informan mengenai suatu masalah yang ditelitinya.
b) Observasi Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Poerwandari (dalam Gunawan,
34 2013:143) observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang bearti “melihat” dan “memerhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memerhatikan secara akurat,
mencatat
fenomena
yang
muncul,
dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses komunikasi nonverbal dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, body language atau bahasa tubuh subjek, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2013:228) ada beberapa alasan bahwa hasil observasi menjadi data penting yaitu: a. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh. b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalamn langsung, menggunakan
sehingga
memungkinkan
pendekatan
induktif,
peneliti jadi
tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dank arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara. d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak terungkapkan oleh responden
35 dalam wawancara karena bersifat sensisitf atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
daya
yang
kaya,
tetapi
juga
memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
2. Data Sekunder Data sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang digunakan berasal dari studi kepustakaan dan dokumentasi (Sarwono, 2006:17). a) Penelitian Kepustaakan (Library Research) Dalam penelitian ini dibutuhkan sumber-sumber pustaka yang dapat membantu
dan mendukung penelitian,
selain itu untuk memperoleh teori-teori. Sumber yang dipakai berasal dari buku yang menjadi pedoman dan bahan-bahan yang didapatkan dari internet, yang berhubungan dengan komunikasi verbal dan non verbal.
b) Dokumentasi Dalam penelitian ini akan digunakan dokumentasi untuk membantu pengumpulan data. Dimana dokumentasi dalam bentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dalam hal dokumentasi Bogdan (Sugiyono, 2013:240) menyatakan bahwa: “In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which
36 describes his or her own action, experience and belief.” Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel / dapat dipercaya karena didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kesil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel dengan didukung oleh foto – foto atau karya tulis akademik an seni yang telah ada. Foto dapat menangkap, “membekukan” suatu situasi pada detik tertentu. Dengan demikian, foto memberikan bahan deskriptif yang berlaku saat itu (Ardianto, 2010: 186). Dalan penelitian ini akan dilakukan pengambilan foto informan saat melakukan presentasi rapat dengan tujuan untuk menyesuaikan data yang diambil dari hasil wawancara dan observasi serta sebagai pendukung hasil penelitian.
3.5.
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian ini karena
dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan subtantif maupun formal. Pada hakikatnya, analisis data adalah sebuah kegiatan untuki mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode / tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola (Gunawan, 2013:209). Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan mencangkup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti. Bogdan dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2013:244) menyatakan bahwa: “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.”
37 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis menurut Strauss dan Corbin dalam buku Metode Penelitan Untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif (Ardianto, 2010: 223), yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding). a) Pengodean terbuka (open coding) Adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Peneliti disini memecahkan data dalam bagian-bagian terpisah, kemudian diuji dengan cermat dan mulai membandingkan persamaan dan perbedaannya. b) Pengodean berporos (axial coding) Meletakan data tersebut kembali ke belakang bersama-sama dalam caracara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori utama membentuk suatu rumusan salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean ini adalah pengkhususan sebuag kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang memberikan tambahan padanya: konteks (mewakili set spesifik yang berhubungan dengan suatu fenomena), strategi-strategi tindakan/ interaksional, konsekuensi-konsekuensi dari strategi ini. c) Pengodean selektif (selective coding) Setelah pengumpuan dan analisis data, selanjutnya tugas peneliti mengintergrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Beberapa langkah untuk melakukan pengintegrasian: (a) melibatkan penjelasan alur cerita (story line); menghubunga kategorikategori tambahan di sekitar kategori inti; (b) menghubungkan kategorikategori pada level dimensional; (c) menyertakan validasi hubunganhubungan ini dengan data; (d) memasukan ke dalam kategori-kategori yang mungkin memerlukan pembersihan dan/atau pengembangan lebih lanjut.
38 3.6.
Teknik Keabsahan Data Pada penelitian kualitatif, temuan dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Sugiyono juga mengemukakan beberapa cara untuk melakukan uji kredibilitas data, diantaranya perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check (Sugiyono, 2013:270). Dalam penelitian ini, cara untuk menguji keabsahan data penelitian dengan beberapa cara yang di kemukan oleh dalam buku Social Research Methods (Bryman, 2012). 1. Data Triangulation / Triangulasi Sumber Peneliti memerlukan pengumpulan data melalui beberapa strategi sampling, sehingga irisan data pada waktu yang berbeda dan situasi sosial, serta pada berbagai orang, yang berkumpul. Sedangkan menurut Gunawan (2013: 219) triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. 2. Investigator Triangulation / Triangulasi Peneliti Triangulasi peneliti mengacu pada penggunaan lebih dari satu peneliti di lapangan untuk mengumpulkan dan menafsirkan data yang nantinya akan digunakan sebagai pendukung penelitian. Triangulasi peneliti menurut Gunawan (2013: 220) adalah menggunakan lebih dari satu penelitian dalam mengadakan observasi atau wawancara. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau lebih pengamat / pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah.
39 3. Theoretical Triangulation / Triangulasi Teoritik Triangulasi teoretik mengacu pada penggunaan lebih dari satu posisi teoritis dalam menginterpretasikan dan membantu memperjelas data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Triangulasi teoritik adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu dan dipadu. Triangulasi teori menurut Bachri mencangkup penggunaan berbagai perspektif profesional untuk menterjemahkan satu, tunggal, atau sekumpulan data / informasi. Dimana triangulasi teoritik memerlukan penggunaan para profesional di luar bidang studi peneliti Gunawan (2013:221)
4. Methodological Triangulation / Triangulasi Metode Mengacu pada penggunaan lebih dari satu metode untuk mengumpulkan data. Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data, atau mengecek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode menurut Sugiyono (2010:274) dapat dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Sedangkan menurut Bachri dalam buku Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Gunawan, 2013:219) triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama.
Dalam penelitian ini, akan digunakan triangulasi sumber dengan menggunakan sumber ahli dosen Universitas Bina Nusantara jurusan Marketing Communication Bapak Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M.Si., yang dapat membantu peneliti untuk melengkapi dan memperkuat daya penelitian. Moleong (dalam Ruslan, 2010: 232) menyatakan bahwa dalam penilaian keabsahan riset kualitatif, biasanya data diperlukan dalam teknik pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria, yaitu sebagai berikut. 1.
Derajat Kepercayaan (Credibility) Pada dasarnya penerapan kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) berfungsi
untuk
menggantkan
konsep validitas internal dari
nonkualitatif. Kriteria ini memiliki dua fungsi: pertama, melaksanakan
40 inkuiri
sehingga
tingkat
kepercayaan
akan
tercapai;
kedua,
memperlihatkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian peneliti yang pada kenyataannya terdapat ganda sedang peneliti. 2.
Keterahlian (Transferability) Konsep validitas menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel secara representatif.
3.
Ketergantungan (Dependability) Mengulang studi dalam waktu yang sama dan mendapatkan hasil yang sama menunjukan bahwa penelitian itu memiliki ketergantungan.
4.
Kepastian (Confirmability) Konsep kepastian tergantung pada bagaimana pandangan orang terhadap penelitian tersebut. Dalam hal ini kepastian bahwa sesuatu objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuannya.