BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metodologi Penelitian
3.1.1
Pendekatan Penelitian
Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan ata menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep atau variabel yang ditelilit dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset. Desain riset ini sudah harus ditentukan sebelum riset dimulai.
Riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri yaitu : a. Hubungan riset dengan subjek : jauh b. Ruset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. c. Riset harus dapat digeneralisasikan. d. Prosedur riset rasional-empiris. (Kriyantono, 2006: 55-56)
Seperti diketahui bahwa penelitian kuantitatif yang pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Proses penelitian bersifat linier, dengan langkah-langkah yang jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik mengumpulkan data, 33
analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran saran yang diajukan peneliti. (Ruslan, 2010: 253)
3.2
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif atau korelasional, yang termaksud untuk menjelaskan hubungan yang kausal antar variabel melalui ujian hipotesa. Sedang menurut Rakhmat, metode korelasional bertujuan meneliti hubungan–hubungan diantara variabel–variabel dengan menguji hipotesis. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. (Singarimbun, 2011: 8)
Dalam jenis penelitian ini, sangat diwajibkan untuk membuat hipotesis penelitian dan mengujinya dilapangan, karena dalam format penelitian kuantitatif, peneliti harus mencari hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y. Dengan menggunakan penelitian Eksplanatif ini, peneliti ingin mencoba menjelaskan hubungan antara Variabel X (bebas) dengan Variabel Y (terikat) yang mana adalah antara pengaruh tayangan “Jalan-Jalan Men!” di Channel Youtube malesbanget.com terhadap minat masyarakat untuk berwisata di dalam negri.
3.3
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan metode survey, dalam metode survey ini sering digunakan instrument kuesioner sebagai upaya pengumpulan data atau memperoleh informasi mengenai jumlah Koresponden yang dianggap sebagai sampel yang mewakili populasi tertentu. Pelaksanaan survey dilakukan melalui proses pengumpulan informasi, fakta, dan analisis data sosial yang bersifat terstruktur serta mendetail melalui instrument kuesioner atau daftar pertanyaan tertentu secara tersusun. Menurut Mulyana (2001: 180), survey dilakukan melalui wawancara terstruktur, dimana susuna pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner sudah disiapkan, termasuk pilihan yang jawabannya telah tersedia untuk diisi oleh Koresponden. (Ruslan, 2010: 253-254)
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan survey online, yang pada dasarnya survey dilakukan di Internet, dengan ketetapan dan kegunaan kuesioner yang sama hanya berbeda media / penyalur saja.
3.4
Variabel Penelitian
Variabel
Bebas
(X)
sering
disebut
sebagai
variabel
stimulus,
prediktor, anteceden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat. (Sugiyono, 2009: 39) Sedangkan Variabel Tergantung (Y) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengarui oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya di asumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel tergantung adalah apa yang priset inginkan untuk dijelaskan. Contoh “bila X, maka Y”, X adalah variabel pengaruh dan Y adalah variabel tergantung. (Kriyantono, 2012: 21)
3.4.1 Variable Independent (variabel pengaruh/bebas)
Variabel Bebas di dalam penelitian ini adalah tayangan “Jalan-Jalan Men!” di Channel Youtube malesbanget.com. Variabel ini akan diturunkan menjadi 3 dimensi yaitu Presenter, Jenis Wisata, dan Tips wisata. Presenter akan diturunkan menjadi 3 sub dimensi yaitu Cerdas, Antusiasme, dan Mampu Bekerja Sama. Jenis Wisata akan diturunkan menjadi 3 sub dimensi yaitu Wisata Alam, Wisata Budaya/Heritage, dan Wisata Kota. Lalu Tips Wisata akan diturunkan menjadi 3 sub dimensi, yaitu Tips Transportasi, Tips Akomodasi dan Tips Kuliner. Yang kemudian dari 3 dimensi diatas, lahirlah sub dimensi yang akan diturunkan menjadi indicator-indikator dalam menentukan tabel operasionalisasi konsep.
3.4.2
Variable Dependent (variabel tergantung/tak bebas)
Variabel Tergantung di dalam penelitian ini adalah minat masyarakat untuk berwisata di dalam negri. Variabel ini diturunkan menjadi 3 Dimensi yaitu faktor dari dalam, faktor Emosional, dan faktor sosial.
3.5
Populasi & Sampel
Pengertian populasi (universal), menurut Sugiyono dalam buku “Statistika Untuk Penelitian” (2002: 55), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. (Ruslan, 2010: 133) Populasi dari penelitian ini adalah viewers seluruh episode tayangan “JalanJalan Men!” di Playlist :Jalan-Jalan Men!”, di Channel Youtube malesbanget.com. Berikut detail viewers dari seluruh episode tayangan “Jalan-Jalan Men!” per tanggal 9 Maret 2014 Pukul 20.29 WIB :
Tabel 3.1 Season 1 (2012) Episode Kota Tujuan
Tema
Tanggal Publis
Viewers Youtube
1
Yogyakarta
Taman Sari
24 Juli 2012
322.901
2
Yogyakarta
Gua & Kuliner
31 Juli 2012
183.155
3
Yogyakarta
Candi & Gunung
7 Agustus 2012
149.749
4
Yogyakarta
Keraton
15 Agustus 2012
151.003
Total : 806.808 Viewers
Tabel 3.2 Season 2 (2013) Episode
Kota Tujuan
Tema
Tanggal
Viewers
Publis
Youtube
1
Bandung
Kuliner & Tempat Berseni
22 Mei 2013
267.623
2
Medan
Kuliner & Wihara
30 Mei 2013
184.512
3
Aceh
Wisata Religi
5 Juni 2013
167.287
4
Pulau Weh
Snorkeling & Diving
14 Juni 2013
213.084
Total : 832.506 Viewers
Tabel 3.3 Season 3 (Jawa Timur) Episode
Kota Tujuan
Tema
Tanggal Publis
Viewers Youtube
1
Malang
Kuliner & Musium
15 Agustus 2013
179.913
2
Kota Batu
Theme Park
28 Agustus 2013
139.116
3
Bromo
Gunung
29 Agustus 2013
169.682
4
Surabaya &
Kuliner & Sejarah
5 September 2013
120.509
Madura Total : 609.220 Viewers
Tabel 3.4 Season 4 (2013) Episode
Kota Tujuan
Tema
Tanggal Publis
Viewers Youtube
1
Bali (Part 1)
Wisata Pura &
7 November 2013
170.929
Kuliner 2
Bali (Part 2)
Pulau Lembongan
7 November 2013
116.055
3
Labuhan Bajo
Budaya
14 November 2013
94.563
4
Wae Rebo (Part
Air Terjun &
24 November 2013
94.799
1)
Hutan
Wae Rebo (Part
Budaya
24 November 2013
65.507
Pulau Komodo
Snorkeling &
12 Desember 2013
102.652
(Part 1)
Diving
Pulau Komodo
Taman Nasional
12 Desember 2013
68.234
(Part 2)
Komodo
5
2) 6
7
Total : 712.739 Viewers
Tabel 3.5 Season 5 (masih berlanjut) Episode
Kota Tujuan
Tema
Tanggal Publis
Viewers Youtube
1
Tanjung Puting
Borneo
20 Januari 2014
58.399
2
Makassar (Part 1)
Theme Park
27 Januari 2014
54.861
3
Makassar (Part 2)
Wisata Religi
27 Januari 2014
42.169
4
Balikpapan
Kuliner &
2 Februari 2014
41.546
9 Februari 2014
51.272
9 Februari 2014
36.702
Water Sport 5
Derawan (Part 1)
Snorkeling & Diving
6
Derawan (Part 2)
Wisata Danau
Total : 284.949 Viewers
Dari total 5 Season dengan 21 Episode di 24 Juli 2012 tanggal 9 Maret 2014 Jam 20.29 WIB, total viewers dari keseluruhan episode tayangan “Jalan-Jalan Men!” adalah 3.246.222 sehingga rata-rata per-episode hasilnya adalah 154.582 viewers di Channel Youtube malesbanget.com rata-rata per episode. Maka jumlah populasi dari penelitian ini adalah sebesar 154.582.
3.5.1 Sample
Dalam riset sosial, seorang periset tidak harus meriset seluruh objek yang dijadikan pengamatan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimiliki periset, baik biaya, waktu atau tenaga. Kenyataannya periset dapat mempelajari, memprediksi, dan menjelaskan sifat-sifat suatu objek atau fenomena hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari objek atau fenomena tersebut. Sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati inilah yang disebut sampel. Sedangkan keseluruhan objek atau fenomena disebut populasi. (Kriyantono, 2012: 153) Dari keseluruhan sampel yang berjumlah 154.582, maka Teknik pengambilan sampel di ambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Kriyantono, 2012: 164) sebagai berikut :
n=
N
N.d2 + 1
Dimana: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi d2= Batas kesalahan yang ditetapkan 10%
n=
154.582 154.582 x 0,01 + 1
n = 99.67 dibulatkan menjadi 100 orang.
3.5.2 Teknik Penarikan Sample
Pada penelitian ini, 100 sampel akan diambil dari daftar orang menulis komentar dan yang menonton di setiap episode dari tayangan Jalan-Jalan Men di dalam Channel Youtube malesbanget.com. Caranya adalah setiap episode akan diambil 5-6 orang sehingga total 21 episode akan mendapatkan 100 orang sample.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-probabilitas. Yang dimaksud dengan non probabilitas adalah sampel tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan pertimbangan pertimbangan tertentu oleh periset. (Kriyantono, 2012: 158)
Teknik pengambilan sampel yang di sediakan dan dipilih oleh penulis teknik pengambilan sampel adalah sampel purposif. Dalam teknik non-probabilitas ada beberapa teknik pengambilan sample, dalam penelitian ini peneliti menggunakan Sampling Purposif. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan advertising. (Kriyantono, 2012: 158)
3.6
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti memilih metodologi kuantitatif. Dalam riset kuantitatif ada beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu : a. kuesioner (angket) b. wawancara berstruktur c. dokumentasi. (Kiryantono, 2012: 97) Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai teknik pengambilan sample yang akan disebarkan ke populasi yang sudah terjaring.
3.6.1 Jenis Data
Disini penulis menggunakan data primer, yang definisinya sendiri adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer ini dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karateristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil suatu pengujian tertentu. Ada dua metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer, yaitu melalui survei dan observasi. (Ruslan, 2010: 138)
Data menurut sumbernya dan yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu data internal dan data eksternal, penjelasannya sebagai berikut : 1. Data Internal Data Internal adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga mengenaik kegiatan internal dan hasilnya dipergunakan oleh yang bersangkutan. (Ruslan, 2010: 137) 2. Data Eksternal Data Eksternal adalah data yang didapatkan dari sumber luar. Data Eksternal sendiri terbagi menjadi 2, yaiut data primer & data sekunder.
3.7
Kuesioner (Angket)
Dalam riset kuantitatif, kuesioner pun menjadi pilihan kebanyakan peneliti untuk mengumpulkan data. Karena pada dasarnya di dalam kuesioner dibuat suatu pertanyaan oleh periset yang nantinya akan diisi oleh Koresponden. Dan kuesioner pun bisa diisi sendiri, tanpa kehadiran peneliti saat mengisi, dan prosesnya mudah, peneliti bisa mendatangi Koresponden langsung, atau hanya mengirim kuesioner lewat pos, atau mungkin media online.
Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari Koresponden tanpa merasa khawatir bila Koresponden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Dalam kuesioner, ada 2 jenis kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner terbuka itu pada dasarnya pertanyaan yang di tulis didalam kuesioner diformulasikan sedemikian rupa sehingga Koresponden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya alternative jawaban yang diberikan. (Kriyantono, 2012: 97) Sedangkan kuesioner tetutup pada dasarnya pertanyaan yang ditulis, mempunyai jawaban alternatif yang diberikan peneliti. Koresponden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialami. (Kriyantono, 2012: 98)
3.7.1 Skala Likert
Metode pengumpulan data dengan kuesioner rata rata menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh periset. Indikator Indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pernyataan dan pernyataan yang harus diisi Koresponden. Setiap pertanyaan-pernyataan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata yaitu :
a. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5
b. Setuju (S) dengan skor 4 c. Ragu Ragu dengan skor 3 d. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 (Kriyantono, 2012: 138-139)
3.8
Teknik Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti membaca data melalui proses pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola kategori. Maleong (2000: 13) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema baru dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (Kiryantono, 2012: 167)
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis ini adalah analisis terhadap 1 variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistic deskriptif. Hasil perhitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antara variabel.
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas). Kiryantono, 2012: 168)
Analisis Bivariat dalam penelitian mencakup analisi korelasi dan regresi linear sederhana. Disini peneliti menggunakan Analisis Bivariat sesuai dengan penelitian yang hanya menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan tidak bebas. Menurut Husein Umar dalam bukunya Metode Riset Komunikasi (2002) Pada analisis Bivariat ini, hanya dilakukan analisis regresi sederhana untuk mengatahui besar
suatu pengaruh variabel terhadap variabel lainnya. Pada analisis ini juga tidak menggunakan uji korelasi karena didalam uji regresi akan terlihat koefisien korelasi guna melihat kuat atau lemahnya suatu variabel.
3.8.2.1 Koefisien Korelasi
Nilai korfisien korelasi r, yaitu antara -1 sampai +1, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai r > 0, terjadi hubungan linear positif dan makin besar nilai variabel X, maka makin besar nilai variabel Y. Atau sebaliknya makin kecil nilai X, maka nilai Y makin kecil. b. Jika nilai r < 0, terjadi hubungan linear yang negative c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan Variabel Y d. Jika nilai r = 1 atau = -1, terkado hubungan sempurna dan berbentuk garis lurus, dan sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka nol maka garis tidak lurus. (Ruslan, 2010: 187-188)
Jadi berikut saya berikan pedoman tabel untuk melihat kuat lemahnya hubungan menurut Sugiyono :
Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 − 1,00 Sangat kuat 0,60 − 0,799
Kuat
0,40 – 0,599 0,20 – 0,399
Sedang Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah Sumber : Sugiyono, 2002: 183
Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1 atau -1 < r < 1. Dengan kata lain koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar +1 dengan kriteria sebagai berikut :
1.Jika r = +1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif. 2.Jika mendekati +1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan positif. 3.Jika r = -1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan negatif. 4.Jika mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan negatif. 5.Jika r = 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan Y 6.Jika mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah.
3.8.2.2 Analisis Regresi
Pengukuran pengaruh tayangan “Jalan-Jalan Men!” terhadap minat masyrakat untuk berwisata di dalam negri. Dilakukan dengan menggunakan uji analisis regresi sederhana. Analisis regresi linear sederhana digunakan jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu. Rumus regresi linear sederhana (Kriyantono, 2012 : 184) adalah :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = variabel tidak bebas (subjek dalam variabel tidak bebas/dependen yang diprediksi) X = variabel bebas (subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu) a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0 b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka menjadi penurunan.
Nilai a dihitung dengan rumus :
Nilai b dihitung dengan rumus :
3.9
Keabsahan Penelitian
3.9.1 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. (Sarwono, 2007: 100)
Uji realibilitas pada kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan rumus yang dikemukakan (Simamora, 2004; 190) :
Metode alpha diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompokan kedalam lima kelas dengan rank yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat di interpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai alpha cronbach 0,00 s/d 0,20 berarti kurang realibel 2. Nilai alpha cronbach 0,21 s/d 0,40 berarti agak realibel 3. Nilai alpha cronbach 0,41 s/d 0,60 berarti cukup realibel 4. Nilai alpha cronbach 0,61 s/d 0,80 berarti realibel 5. Nilai alpha cronbach 0,81 s/d 100 berarti sangat reliabel
3.9.2 Uji Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat nonparametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. (Sarwono: 2007: 100) Untuk menghitung validitas dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis faktor KMO.
Analisis faktor merupakan suatu teknik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa variabel yang berhubungan. Analisis faktor menghasilkan suatu tabel di mana baris menunjukkan faktor atau variabel tersembunyi yang menjelaskan sebanyak mungkin perbedaan di dalam variabel ini.
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan variabel yang diuji dalam analisis faktor. Dengan teknik ini akan diperoleh nilai Kaiser Mayer Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan faktor terhadap variabel-variabel yang diukur. Bila KMO > 0,5 dengan signifikasi < 0,05 maka variabel tersebut layak diuji dengan menggunakan analisis faktor (Malhotra, 2007).
Analisis faktor adalah analisis statistik yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang paling mempengaruhi variabel independen dari serangkaian uji yang dilakukan atas serangkaian variabel independen sebagai faktornya.
Korelasi antar variabel independen dalam analisis faktor harus > 0,5 dengan signifikansi < 0,05. Korelasi antarvariabel independen dilakukan melalui penghitungan SPSS ver.21. Caranya adalah klik Analyze > Dimension Reduction > Factor > Masukkan seluruh variabel independen > Klik tombol Descriptives... > Pada kotak dialog Factor Analysis: Descriptives, khususnya pada Correlation Matrix ‘centang’ KMO and Bartlett’s Test of Sphericity dan Anti-image > klik continue > klik Ok (Basri, 2012).
Tabel 3.7 Ukuran Validitas Nilai KMO
Tingkat Varian
0,90 – 1,00
Marvellous (Sangat Bermanfaat)
0,80 – 0,89 0,70 – 0,79 0,60 – 0,69
Meritorious (Sangat Bermanfaat) Middling (Cukup Bermanfaat) Mediocre (Sedang)
0,50 – 0,59
Miserable (Tidak Bermanfaat)
0,00 – 0,49
Unnaceptable (Tidak Bisa Diterima) Sumber : (Gozhali, 2005)
3.10 Hipotesis
Salah satu tujuan penelitian (research objective) adalah menguji hipotesis dan jika berdasarkan penelitian bersifat kuantitatif maka hipotesis merupakan jawaban atas suatu masalah yang rasional (ilmiah) harus berlandaskan teoritis tertentu. Tujuan pengujian hipotesis untuk menentukan apakah jawaban teoritis tersebut telah tertuang dalam pernyataan hipotesis yang didukung fakta-fakta di kumpulkan dan dianalisa yang kemudian diproses melalui pengujian secara ilmiah. (Ruslan, 2010: 171) Hipotesis sendiri sebenarnya adalah suatu pendapat awal yang sifatnya sementara dan berarti nantinya hipotesis dapat diubah atau diganti dengan hipotesis yang lebih tepat. Karena hipotesis pada dasarnya harus diuji dan pengujiannya membutuhkan waktu yang sangat lama, jadi ketika hipotesis sudah melalui proses
pengujian dan lolos dalam proses itu, kebenaran akan semakin menguat.
3.10.1 Hipotesis Teori
Penelitian ini menggunakan Teori Penggunakan dan Efek. Teori ini mengatakan bahwa isi media akan menghasilkan efek pada masyrakat & penggunaan media akan menghasilkan konsekuensi pada masyrakat. Lalu, setelah menghasilkan efek, teori ini pun aka menghasilkan conseffect yang dalam penelitian ini berupa minat masyrakat untuk berwisata di dalam negri.
3.10.2 Hipotesis Penelitian
- Hipotesis Alternatif (Ha) Adanya pengaruh antara tayangan “Jalan-Jalan Men!” di Channel Youtube malesbanget.com terhadap minat masyarakat untuk berwisata di dalam negri.
- Hipotesis Nol (Ho) Tidak adanya pengaruh antara tayangan “Jalan-Jalan Men!” di Channel Youtube malesbanget.com terhadap minat masyarakat untuk berwisata di dalam negri.
3.10.3 Hipotesis Statistik
Ha
: R2 x y > 0
H0
: R2 x y ≤ 0
3.11 Operasionalisasi Konsep
Sebuah konsep harus dioperasionalkan, agar dapat diukur. Proses ini disebut dengan operasionalisasi konsep atau definisi operasional. Hasilnya berupa konstruk dan variabel beserta indicator-indikator pengukurannya. Riset tergantung pada pengamatan dan pengamatan tidak
dapat dibuat tanpa sebuah pertanyaan atau
batasan yang jelas mengenai apa yang diamati.
Pernyataan ini adalah hasil dari kegiatan mengoperasionalkan konsep, yang
memungkin riset mengukur konsep/konstruk/variabel yang relevan dan berlaku bagi semua jenis variabel. Pada dasarnya, mengoperasionalkan konsep sama dengan menjelaskan konsep berdasarkan parameter atau indikator-indikatornya. Dengan kata lain hasil mengoperasionalkan konsep ini adalah variabel. Dinamakan variabel karena mempunyai variasi nilai nilai yang dapat diukur. Nilai-nilai inilah yang biasa disebut Indikator. (Kiryantono, 2012, 26)
Sample daripada penelitian ini adalah 100 orang penulis komentar dan yang sudah menonton tayangan “Jalan-Jalan Men” sesuai pernyataan mereka nanti di kuesioner online yang diberikan. Pernyataan di dalam kuesioner terbentuk dari berbagai macam indikator yang diturunkan menjadi dimensi dan sub dimensi dari 2 variabel yang diteliti. Turunan variabel dan dimensi tertera di sub bab tentang variabel terikat dan tidak terikat di dalam Bab ini. Selanjutnya akan saya jabarkan di dalam table operasionalisasi konsep tentang pernyataan pernyataannya.
3.11.1 Tabel Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.8 Tabel Operasionalisasi Konsep Variabel (X) Variabel
Dimensi
Variabel X Presenter Tayangan JalanJalan Men
Sub Dimensi
Indikator
1. Cerdas 1a. Presenter mempunyai wawasan 2. Antusiasme yang luas terhadap lokasi wisata 3. Mampu yang akan di tuju. Bekerja Sama 1b. Presenter mempunyai wawasan luas terhadap sejarah lokasi wisata. 1c. Presenter terlihat smart dan mempunyai wawasan yang luas dalam membawakan acara. 2a. Presenter sangat berantusias dalam membawakan acara. 2b. Presenter sangat berantusias saat sampai di lokasi wisata. 2c. Presenter sangat berantusias saat menyampaikan humor humor agar
acara menjadi lebih hidup. 3a. Presenter mampu bekerja sama dengan tim tayangan JJM. 3b. Presenter mampu bekerja sama dalam mengikuti aturan aturan yang berlaku di setiap tempat wisata.
Jenis Wisata
3c. Presenter mampu bekerja sama dengan penduduk sekitar yang menjadi guide mereka. 1. Wisata 1a. Wisata alam yang ditampilkan Alam menarik perhatian audience. 2. Wisata Budaya / 1b. Wisata alam yang didatangai Heritage mempunyai keunikan yang terkadang 3. Wisata Kota tidak banyak ditemui. 1c. Wisata alam yang ditampilkan sangat menonjol. 2a. Wisata Budaya yang ditampilkan sangat penuh dengan sejarah. 2b. Wisata Budaya yang ditampilkan sangat menarik bagi audience dan audience 2c. Wisata Budaya yang ditampilkan membuat audience bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang tempat tersebut. 3a. Wisata Kota yang di tampilkan adalah kota kota yang jarang dijadikan tempat wisata. 3b. Wisata Kota yang ditampilkan mencakup keseluruhan isi dari kota tersebut.
Tips Wisata
3c. Didalam Wisata Kota yang ditampilkan menunjukan kebiasaan penduduk asli sekitar dan cara hidup mereka. 1. Tips 1a. Tayangan JJM memberikan Tips Transportasi Transportasi yang diberikan sangat 2. Tips lengkap sampai melibatkan rute dan Akomodasi alternative transport.
3. Tips Kuliner 1b. Tayangan JJM Memberikan tips transportasi yang detail seperti naik apa, biaya berapa dan sebagainya. 1c. Tayangan JJM memberikan Tips Transportasi yang sangat membantu audience jika ingin pergi ke lokasi wisata tersebut. 2a. Tayangan JJM memberikan informasi tentang hotel yang ditempati berada di lokasi mana. 2b. Tayangan JJM memberikan informasi tentang harga hotel yang di inapi. 2c. Tayangan JJM memberikan informasi tentang alternatif hotel dan fasilitas yang berada di hotel yang diinapi. 3a. Tayangan JJM menampilkan banyak kuliner di setiap tempat yang dikunjungi. 3b. Tayangan JJM memberikan informasi tentang restoran tempat mereka hunting kuliner.
Penggunaan Media
3c. Tayangan JJM memberikan detail harga makanan di setiap restaurant untuk memberi tahu audience. Frekuensi, 1. Saya selalu menonton setiap Durasi dan episode JJM. Intensitas 2. Setiap saya menonton episode JJM saya selalu menontonnya dari awal sampe akhir tanpa di percepat.
Hubungan Dengan Media
3. Saya menonton itu dengan penuh perhatian tanpa melakukan hal hal lain. 1. Saya memberi komentar tentang tayangan JJM di Channel Youtube malesbanget.com 2. Saya membalas komentar orang lain tentang tayangan JJM di
Channel Youtube malesbanget.com 3. Saya memberi jempol (thumbs up) di setiap tayangan JJM yang ada di Channel Youtube malesbanget.com
Tabel 3.9 Tabel Operasionalisasi Konsep Variabel (Y) Variabel
Dimensi
Variabel Y Dorongan Minat berwisata Dari Dalam di dalam negri
Emosional
Sosial
Indikator 1. Masyrakat ingin berwisata setelah menonton tayangan “Jalan-Jalan Men” (JJM) 2. Masyrakat sudah mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk berwisata. 3. Masyrakat sudah melakukan berwisata setelah menonton acara JJM. 1. Masyrakat mendapatkan kepuasan setelah menonton tayangan JJM. 2. Masyrakat bersabar dalam mengumpulkan dana untuk berwisata. 3. Masyrakat merasakan minat untuk berwisata semakin kuat setelah menonton acara JJM. 1. 1. Masyrakat menjadikan Berwisata sebagai hobi. 2. Masyrakat selalu membicarakan soal berwisata 3. Masyrakat ikut dalam komunitas yang menyukai berwisata di internet maupun di masyarakat.
Skala Skala Likert 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu Ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju