26
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
STUDI PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diagram Paretto
Diagram Fishbone
FMEA
Merancang Konsep Perbaikan
KESIMPULAN
SELESAI
Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian
Dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam unit produksi metal cutting diperlukan langkah-langkah yang sistematis untuk
26
27
mendapatkan perbaikan kualitas. Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi masalah – masalah yang terjadi pada unit produksi UPT B Polman Astra dengan memperhatikan dan mengamati secara langsung proses produksi di lapangan. Metode wawancara juga dilakukan sebagai salah satu penelusuran masalah yang terjadi sehingga dapat didefinisikan masalah – masalah yang dihadapi unit produksi UPT B. 3.2 Identifikasi Masalah Tahap selanjutnya adalah melakukan proses klasifikasi hasil temuan data pada studi pendahuluan. Hasil identifikasi yang ada selanjutnya diklasifikasikan penyebab masalahnya dengan menggunakan data produksi periode januari – September 2007. Dari data tersebut didapati masalah paling dominan yang dihadapi unit produksi UPT B Polman adalah tingginya tingkat keterlambatan pengiriman produk, sehingga diperlukan perancangan prosedur penanganan proses yang lebih baik untuk menurunkan tingkat keterlambatan pengiriman produk. 3.3 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan bersamaan dengan proses identifikasi masalah untuk dapat mencari metode landasan teori yang sesuai untuk mengatasi masalah yang sedang ditangani. Studi pustaka ini dilakukan dengan membaca, mengumpulkan informasi, mencatat serta mempelajari buku – buku dan sumber data lain yang berhubungan dengan metode pecahan masalah yang dihadapi.
27
28
3.4 Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan difokuskan pada isu-isu kritis yang didapat dari hasil identifikasi di lapangan. Isu tersebut berupa kumpulan masalah yang dihadapi setiap unit kerja dalam melakukan tugasnya, sehingga diperoleh data kuantitatif maupun kualitatif sebagai informasi untuk dapat melakukan pemecahan masalah. Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut : 1.
Data Primer
Data sejarah umum perusahaan, yaitu data yang berisi keterangan dan profil perusahaan atau unit produksi Polman Astra.
Data Struktur Organisasi perusahaan, yaitu data yang berisi keterangan struktur organisasi dan areal tanggung jawab pekerjaan setiap bagian di Polman Astra
2.
Data Sekunder
Data Produksi, yaitu data produksi bulanan unit produksi UPT B Polman yang diambil dalam periode produksi Januari hingga September 2007.
Data Jenis Masalah, yaitu data yang menjelaskan jenis-jenis masalah yang timbul pada saat proses produksi pada periode januari hingga September 2007 sehingga menyebabkan tingginya keterlambatan pengiriman produk dalam kurun waktu tersebut.
Data keluhan pelanggan, data ini merupakan data tentang jenis kerusakan atau penyimpangan dari produk yang sudah terkirim.
Data aliran input – output proses, yaitu data mengenai aliran
28
29
input – output proses yang berlaku pada operasi unit produksi Polman.
3.5 Pengolahan Data dan Analisa Semua data yang sudah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan sebagai berikut : 3.5.1 Diagram Paretto Metode pengolahan ini adalah untuk mendapatkan probabilitas dari setiap penyebab masalah keterlambatan pengiriman produk, sehingga diperoleh sumber– sumber penyebab yang paling dominan mencapai 80% untuk dilakukan prioritas penanganannya. 3.5.2 Diagram Fishbone Metode pengolahan data ini digunakan untuk mempertimbangkan dan menelusuri lebih detail akar dari penyebab masalah melalui faktor – faktor penyebab masalah yaitu : manusia, mesin, material, metode, lingkungan dan informasi. 3.5.3 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Metode analisa masalah ini digunakan untuk mencari gambaran semua modus kegagalan yang mungkin terjadi dan pengaruhnya pada sistem yang berjalan. Sehingga dapat di lakukan proses perbaikan yang paling tepat dengan biaya yang rendah. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung tingkat resiko kegagalan dengan faktor pertimbangan severity, probability occurrence, dan detectability.
29
30
3.5.4 Perancangan Konsep Perbaikan Pada tahap ini dilakukan proses pembuatan konsep perbaikan dari hasil analisa masalah yang ada dengan penerapan quality built in process system sebagai prosedur penanganan proses produksi pada unit produksi UPT B Polman Astra. 3.5.5 Kesimpulan Merupakan uraian langkah secara garis besar untuk dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam penerapan konsep rancangaan perbaikan sistem pengendalian kualitas. Sehingga permasalahan tingkat ketelambatan pengiriman produk dapat diatasi. 3.6 Ukuran Kinerja Ukuran kinerja dari sistem quality built in process yang dirancang ini adalah peningkatan kualitas dari produk hasil proses produksi pada unit produksi UPT B Polman. Ukuran dari peningkatan kualitas dapat dilihat dengan: a. Penurunan persentase keterlambatan pengiriman produk b. Proses pengendalian kualitas produk memiliki sifat terus menerus dalam upaya perbaikan proses produksi
3.7 Analisa Sistem yang Berjalan Laboratorium metal cutting merupakan unit produksi yang berbasis pada proses permesinan manufaktur, dimana urutan proses menjadi bagian yang berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan baik secara kemudahan dalam proses machiningnya maupun pencapaian geometri standarnya. Dalam
30
31
pelaksanaan penanganan kerja unit produksi, proses perencanaan dan kegiatan kerja di tangani langsung oleh bagian PPC dan selanjutnya didistribusikan sesuai prosesnya ke bagian-bagian permesinan terkait yang lainnya. Perangkat kontrol kerja yang digunakan masih sangat sederhana, yaitu dengan gambar kerja saja tanpa lembar kontrol pantauan proses detail. Pada sistem pengendalian kualitas yang berjalan, proses untuk penangan masalah yang muncul adalah dengan pengambilan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam proses yang berjalan ini, kualitas dibangun pada produk (quality built in product) dimana bila terjadi kerusakan pada produk maka akan dilakukan proses perbaikan terhadap produk yang dihasilkan sehingga diperlukan pemeriksaan untuk memilah produk yang harus diperbaiki dengan produk yang siap untuk dikirim. Dokumentasi pada sistem yang berjalan sekarang kurang diperhatikan sehingga banyak faktor yang seharusnya dapat digunakan untuk perbaikan dari proses tidak teridentifikasi.
31