BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Pola pikir. Dalam penyelesaian thesis ini digunakan pola pikir yang dimaksudkan
agar thesis tetap dalam koridor identifikasi masalah serta penyelesaian masalahnya. Pola pikir ini ini berbentuk diagram alur yang dapat dilihat pada bagian lampiran 2 yang ada pada thesis ini.
3.2.
Skenario dalam penyelesaian masalah. Secara garis besar adalah membandingkan konfrigurasi pasokan listrik
yang dipakai oleh BTS selular selama ini yaitu konfigurasi listrik dari PLN dan diesel genset sebagai tenaga cadangan dengan konfigurasi listrik PLN dan genset gas yang menggunakan bahan bakar LPG, CNG dan natural gas yang disuplai oleh gas kota. Selain itu juga dianalisa pemanfaatan energi surya. Skenario yang disusun guna menganalisa penyediaan serta jaminan ketersediaan energi listrik adalah sebagai berikut : 1. Genset solar dan genset gas bahan bakar LPG. a. Genset gas bahan bakar LPG sebagai sumber tenaga utama dan sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 2 buah genset yang selanjutnya kita sebut Genset gas LPG (1+1). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 1A. b. Genset gas bahan bakar LPG sebagai sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 1 buah genset gas yang selanjutnya kita sebut Genset gas LPG (1+0). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 1B. c. PLN sebagai sumber tenaga utama dan genset solar sebagai sumber tenaga cadangan. Selanjutnya skenario ini disebut skenario 1C. 2. Genset solar dan genset gas bahan bakar CNG. a. Genset gas bahan bakar CNG sebagai sumber tenaga utama dan sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 2 60
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
61
buah genset yang selanjutnya kita sebut Genset gas CNG (1+1). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 2A. b. Genset gas bahan bakar CNG sebagai sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 1 buah genset gas yang selanjutnya kita sebut Genset gas CNG (1+0). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 2B. c. PLN sebagai sumber tenaga utama dan genset solar sebagai sumber tenaga cadangan. Selanjutnya skenario ini disebut skenario 2C. 3. Genset solar dan genset gas bahan bakar gas kota. a. Genset gas bahan bakar gas kota sebagai sumber tenaga utama dan sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 2 buah genset yang selanjutnya kita sebut Genset gas gas kota (1+1). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 3A. b. Genset gas bahan bakar gas kota sebagai sumber tenaga cadangan. Dalam hal ini artinya ada 1 buah genset gas yang selanjutnya kita sebut Genset gas gas kota (1+0). Selanjutnya skenario ini disebut skenario 3B. c. PLN sebagai sumber tenaga utama dan genset solar sebagai sumber tenaga cadangan. Selanjutnya skenario ini disebut skenario 3C. 4. Panel Surya. a. Pada skenario ini penggunaan sel surya pada BTS dengan akan dibandingkan dengan listrik yang berasal dari PLN. Selanjutnya skenario ini disebut skenario 4. Skenario 1 hingga 3 nantinya akan dihitung revenue margin NPV berdasarkan simulasi pemadaman listrik PLN dalam jam per minggu dan generator mengambil alih tugas suplai listrik. Variabel pemadaman akan menentukan biaya operasi daripada BTS. Untuk skenario 4 ditujukan kepada daerah – daerah dimana akses terhadap sumber gas, produk gas (CNG ataupun LPG) sangat sulit dan mahal. Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
62
Selain itu seiring dengan rencana penggunaan natural gas yang bersumber dari gas kota sebagai sumber bahan bakar, akan diteliti berapa jarak ekonomis antara pipa distribusi ke metering yang terletak di BTS. Dalam penetuan jarak ekonomis ini akan disimulasikan jarak pipa dari tapping point gas kota ke generator sebagai variabel yang akan menghasilkan nilai investasi yang berbeda sebagai fungsi dari jarak kemudian dibandingkan dengan nilai investasi dari pemakaian CNG, LPG dan Solar.
3.3.
Unit Konversi dan Penetapan konstanta. Unit konversi dan penetapan konstanta dalam thesis ini adalah sebagai
berikut : 1. Untuk tinjauan Tehnis.
1 Tahun = 365 hari.
1 Tahun = 52 minggu.
1 Hari = 24 jam.
1 Feet = 0.305 meter.
Nilai Kalori daripada LPG = 21,000 BTU/Lb. 12
Nilai kalori dari CNG = 8,600 Kcal/m3 = 34,128 BTU/m3.
Nilai kalori gas kota
13
= 900 BTU/Ft3 = 30,000
BTU/m3.
1 MMBTU = 293.1 KWH atau 1 KWH = 3,412 BTU.
1000 ft3 = 1 MMBTU.
1 ft3 = 0.0283 m3.
1GJ = 0.9478 mmbtu.
1GJ = 1,000 MJ
Power factor = 1 untuk penggunaan PLN dan Genset gas (Seperti tercantum dalam datasheet genset gas).
Biaya maintenance genset adalah sebesar 7% dari nilai Capex per tahunnya.
Biaya maintenance pipa gas ditetapkan sebesar USD $0.3/mmbtu. 14 Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
63
2. Untuk tinjauan Net Margin NPV.
1 USD (United States Dollar ) = Rp 9,500,-
Harga gas kota di level pipa transmisi ditetapkan sebesar $5.76/MMBTU. 15
LPG yang dipakai adalah kelas 50 Kg/tabung.
Harga LPG untuk saat ini adalah Rp 7,355/Kg.
Harga CNG untuk saat ini Rp 4,365/m3
16
(Sudah
termasuk harga tangki penyimpanan, instalasi, gas metering, pressure reduction unit (PRU) dan PPN 10%.
Harga BBG adalah Rp 2,562 per liter setara premium (LSP) 17
Harga Solar Industri untuk saat ini Rp 6,100 per liter.
Tarif PLN adalah kategori multiguna dengan tarif sebesar Rp 1,380/KWH. 18
Harga tanah dalam kaitannya dengan pembebasan tanah adalah sebesar Rp 1,500,000 / m2 untuk daerah perkotaan dan Rp 1,000,000 /m2 untuk daerah kabupaten dan daerah terisolasi.
Tinjauan investasi selama 15 tahun berdasarkan asumsi umur bangunan BTS.
Tahun investasi adalah tahun 2009 yang merupakan tahun ke-0 dalam tinjauan keekonomian.
3.4.
Komposisi gas. Gas density dari gas kota perlu dihitung guna perhitungan dimensi pipa
menggunakan rumus Penhandle A. Data gas gas kota mengambil sampel sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
64
Tabel 3- 1 : Sampel gas kota Component
Mole Mole Component Fraction Fraction (Yi) (Yi)
N2 CO2 H2S C1
Sumber
0.006741 0.033452 0.000001 0.888827
:
C2 C3 iC4 nC4
0.038864 0.018811 0.003872 0.004584
Mole Component Fraction (Yi)
Mole Component Fraction (Yi)
nC5 iC5 nC6 nC7
nC8 nC9 nC10 H2O
0.000785 0.001917 0.00145 0.00062
0.000017 0.000059 0 0.00002
Simulasi Proses Untuk Jaringan Pipa Distribusi Gas Bumi, Universitas Indonesia, Herman Dinata Saputra, Desember 2009.
Tekanan pada pipa gas kota ditetapkan 120 kPa (1.2 Bar) dan suhu sebesar 30º celcius. Perhitungan gas density dan kompresibilitas menggunakan rumus dari Kay’s rule 19. Rumus tersebut menyatakan : ……………………………………………………...(3.1) ………………………………………………………(3.2) Dimana : Yi
= Fraksi mol pada setiap komponen didalam mixture.
Pci
= Nilai kritis Tekanan (psi).
Tci
= Nilai kritis suhu (ºR)
Hasil diatas akan memberikan nilai reduksi daripada tekanan dan suhu yang nantinya akan menentukan kompressibilitas faktor (Z) berdasarkan grafik Katz’s kompressibilitas faktor. Rumus tekanan (P’i) dan suhu (T’i) reduksi adalah sebagai berikut : ..............................................................................................(3.3) ..............................................................................................(3.4) P adalah tekanan pada pipa (psia) dan T adalah suhu gas (ºR). Aktual density gas (Lb/Ft3) dapat dihitung dengan formula: ........................................................................(3.5) Dimana : P
= Tekanan pada pipa (psia)
MW’ = Berat Molekul x Fraksi Mol Z
= Kompressibilitas Faktor Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
65
R
= 10.73 psia ft3/(lb-mol)(ºR)
T
= Suhu Pipa (ºR)
20
Relative density daripada gas dihitung dengan formula sebagai berikut : .
3.5.
……………………………………………………………(3.6)21
Tipe Generator.
3.5.1. Generator Solar. Dalam perhitungan kebutuhan generator berbahan bakar solar, mengacu pada data sheet / spesifikasi generator tersebut. Dataseheet yang diambil adalah Generator merk Cummins, model DNAD 60 Hz. Kebutuhan bahan bakar adalah sebagai berikut: Tabel 3- 2 : Kebutuhan bahan bakar tipe Solar
Sumber : Cummin Power Generation Website
3.5.2. Generator Gas Dalam perhitungan kebutuhan generator berbahan bakar solar, mengacu pada data sheet / spesifikasi generator tersebut. Dataseheet yang diambil adalah Generator merk Cummins, model GNAB 60 Hz. Kebutuhan bahan bakar adalah sebagai berikut: Tabel 3- 3 : Kebutuhan bahan bakar tipe natural gas
Sumber : Cummin Power Generation Website
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
66
Tabel 3- 4 : Kebutuhan bahan bakar tipe LPG
Sumber : Cummin Power Generation Website
Tekanan supplai gas di titik inlet generator gas berbahan bakar natural gas ataupun LPG yang diperbolehkan adalah sebesar 34 hingga 270 kPa. 22 3.6.
Rumus perhitungan dimensi pipa.
3.6.1. Tipe aliran gas dalam pipa. Jenis aliran dalam pipa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
23
yaitu : 1. Aliran Laminer (Re < 2000). 2. Aliran Transisi (2000 < Re < 2500). 3. Aliran Turbulen (Re
2500).
Pengelompokkan tersebut diatas berdasarkan bilangan Reynold. Bilangan Reynold (Re) tergantung daripada sifat – sifat gas, diameter pipa dan kecepatan aliran dalam gas. Bilangan Reynold ini merupakan bilangan yang tidak berdimensi. Persamaan dasar untuk mencari bilangan Reynold (Re) adalah :
...........................................................................................(3.8) Dimana : Re
= Bilangan Reynold.
= Densitas gas rata – rata (Lb/Ft3).
V
= Kecepatan rata – rata gas sepanjang pipa (Ft/s).
D
= Diameter pipa bagian dalam (ft).
= Viskositas gas (Lb/Ft.s).
Aliran laminer adalah aliran dimana fluida dianggap mengalir pada lapisan masing – masing dengan kecepatan konstan dan tidak ada pencampuran partikel – partikel antar lapisan. Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
67
Aliran turbulen adalah aliran dengan kecepatan tinggi, fluida encer dan terjadi pencampuran partike antar lapisan bahkan seperti bergulung – gulung.
3.6.2. Koefesien kekasaran pipa. Faktor friksi merupakan suatu bilangan yang tidak berdimensi dimana bilangan tersebut menyatakan besarnya friksi atau gesekan yang terjadi di sepanjang pipa. .
=(
Dimana :
) .
……………………………………………………(3.9)
Q
= Gas Rate (m3/hari) .
= Relative density daripada gas.
D
= Diameter dalam pipa (m).
3.6.3. Persamaan aliran fluida gas. Persamaan aliran fluida didalam pipa yang digunakan merupakan persamaan aliran fluida gas untuk perencanaan sistim pipa distribusi dan transmisi gas. Rumus Panhandle A merefleksikan aliran gas pada pipa halus (Smooth pipe). Persamaan ini dapat dipakai pada sistim perpipaan dengan diameter besar (lebih dari 10 in) dan kapasitas alir (flow rate) yang tinggi serta aliran dengan bilangan Reynold 4 juta – 40 juta. Bentuk persamaan dari Penhandle A 24 sebagai berikut: .
=
.
.
.
( ).................................(3.11)
Dimana : Q
= Gas Rate (m3/hari) .
K
= 1.364 x 107 .
Tsc
= Suhu pada kondisi standar ( K).
Psc
= Tekanan pada kondisi standar ( Kpa).
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
68
P1
= Tekanan pada titik tapping pipa distribusi gas kota ke generator (Kpa).
3.7.
P2
= Tekanan pada titik generator (Kpa).
L
= Panjang dari pipa (meter).
Tm
= Suhu pada pipa distribusi ( K).
Zm
= Kompresibility faktor.
E
= Effesiensi pipa.
D
= Diameter dalam pipa (m).
= Relative density daripada gas.
DASAR – DASAR ELEKTRONIKA. Berikut adalah dasar – dasar di dalam ilmu elektronika yang banyak
dipakai pada bab pembahasan.
Volt
: Nilai beda potensial listrik.
Ampere
: Nilai kuat arus listrik.
Watt
: Nilai daya listrik atau nilai suplai / konsumsi energi listrik.
Watt
merupakan
bentuk
perkalian
antara
volt
x
ampere…………………………………………….…………….(3.17).
Watt–Jam : Merupakan energi yang disuplai / dikonsumsi selama waktu tertentu. Watt-Jam merupakan bentuk perkalian Watt x lama waktu (jam)…………………………………………………………….(3.18).
Voltase pada maksimum daya (Voltage at Maximum Power atau Vmp) merupakan voltase tertinggi yang dihasilkan oleh suatu sistim dan beroperasi pada saat effesiensi tertinggi. Nilai ini banyak ditemukan pada spesifikasi solar sel yang dikeluarkan oleh manufaktur yang bersangkutan.
Kuat arus maksimum (Imp) merupakan kuat arus maksimum yang tersedia disaat solar panel dioperasikan pada kondisi effesiensi yang tertinggi . Imp ini memiliki satuan ampere dan banyak ditemukan pada
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
69
spesifikasi solar sel yang dikeluarkan oleh manufaktur yang bersangkutan.
Pemasangan serial merupakan cara pemasangan beberapa sistim menjadi satu kesatuan dimana akan meningkatkan beda potensial tetapi tidak meningkatkan kuat arusnya. Misalkan kita memiliki 2 buah 6 volt baterai yang memiliki kuat arus sebesar 350 ampere, dengan mengkoneksikan terminal positif dari baterai pertama ke terminal negatif pada baterai lainnya maka kita akan mendapatkan nilai akhir 12 volt baterai dengan kuat arus sebesar 350 ampere. Misalkan kita memasang secara serial 4 buah baterai diatas maka akan didapatkan 24 volt – 350 ampere.
Gambar 3- 1 : Pemasangan secara serial
Pemasangan paralel merupakan cara pemasangan beberapa sistim menjadi satu kesatuan dimana akan meningkatkan kuat arus tetapi tidak meningkatkan beda potensialnya. Misalkan kita memiliki 2 buah 6 volt baterai yang memiliki kuat arus sebesar 350 ampere, dengan mengkoneksikan terminal positif dari baterai pertama ke terminal positif pada baterai lainnya serta demikian juga antar terminal negatif maka kita akan mendapatkan nilai akhir 6 volt baterai dengan kuat arus sebesar 700 ampere.
Gambar 3- 2 : Pemasangan secara paralel.
Pemasangan secara paralel dan serial merupakan kombinasi dari sistim pemasangan yang telah disebutkan diatas. Pada gambar dibawah terdapat 4 buah baterai dimana 2 baterai dipasang secara serial Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
70
(kelompok A) dan 2 baterai selanjutnya juga dipasang secara serial (Kelompok B). Kemudian kelompok A dan B dihubungkan secara paralel. Dari masing baterai yang memiliki spesifikasi 6 volt 200 ampere didapatkan 12 volt 400 ampere.
Gambar 3- 3 : Pemasangan secara paralel dan serial
3.8.
Perhitungan sel surya (solar cell). Langkah langkah dalam perhitungan kebutuhan sel surya adalah sebagai
berikut: 1.
Inventarisasi kebutuhan daya perangkat baik yang memiliki sistim AC (Alternate Current) ataupun DC (Direct Current).
2.
Menghitung kebutuhan modul surya yang disesuaikan dengan datasheet sel surya yang dikeluarkan dari manufaktur sel surya yang bersangkutan,
3.
Menghitung kebutuhan battery yang menampung arus DC yang dihasilkan oleh sel surya tersebut. Battery akan mensuplai arus listrik di malam hari atau pada saat terjadinya permasalahan cuaca dimana
sel
surya
tidak
secara
optimum
bekerja
dalam
menghasilkan listrik.
3.8.1. Inventarisasi kebutuhan listrik. Masing masing perangkat yang akan dipasang di dalam suatu BTS termasuk lampu penerangan ataupun pendingin ruangan membutuhkan daya dalam watt agar perangkat dapat berjalan. Kebutuhan daya tersebut dibuat dalam tabel yang terpisah ( daya dengan sistim AC (Alternate Current) dan daya dengan sistim DC (Direct Current) kemudian masing – masing dijumlah sehingga didapatkan total kebutuhan daya (Ptotal). Total kebutuhan daya kemudian Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
71
dikalikan dengan lama pengoperasian alat dalam jam (T jam) tersebut sehingga didapatkan: Beban Kerja (Watt – Jam) = Ptotal (watt) x T(jam)…………………(3.19).
Formulir rencana kebutuhan daya seperti dibawah ini: Tabel 3- 5 : Form rencana kebutuhan daya A. AC (Alternating Current) Load
No 1. 2.
Deskripsi Air Conditioning (AC) 1/2 PK - 2 Buah Lampu Penerangan - 2 Buah
Watts
Jam / Minggu
720.00 40.00
168.00 168.00
Sub Total Jam / Minggu
Keterangan
120,960.00 6,720.00 127,680.00 (A)
Sub Total AC Inverter Loss dan Battery Effeciency Factor Inverter DC Input Voltage (12, 24, 48) Total Amps Jam per Minggu Pembulatan Keatas
1.25 48.00 3,325.00 3,325.00
(B) (C) (D) = (A) x (B) / (C) (E)
B. DC (Direct Current) Load No 1. 2.
Deskripsi 2/2/2 Single Band Telecomm System Microwave (1+1)
Watts
Jam / Minggu
781.00 100.00
Sub Total AC Sistim DC Voltage (12, 24, 48) Total Amps Jam per Minggu Pembulatan Keatas
168.00 168.00
Sub Total Jam / Minggu 131,208.00 16,800.00
Keterangan
148,008.00 (F) 48.00 (G) 3,083.50 (H) = (F) / (G) 3,084.00 (J)
C. Total Amps Jam Per Hari Total Amps per Minggu untuk AC Load Total Amps per Minggu untuk DC Load Total Amps per Minggu untuk AC + DC Load Total Amps per Hari untuk AC + DC Load
3,325.00 3,084.00 6,409.00 915.57
(E) (J) (K) = (E) + (J) (L)
Sumber : http://www.solar4power.com/solar-power-loads.html.
3.8.2. Kebutuhan modul surya. Pada perhitungan kebutuhan modul surya langkah yang perlu diketahui sebelumnya adalah : 1.
Intensitas radiasi matahari di daerah kita dalam KWh/m2.
2.
Spesifikasi dari modul surya yang akan kita pakai. Pada thesis ini, spesifikasi modul surya yang diambil dari produk “Canadian Solar” dengan tipe CS6C-120. Produk tersebut memiliki Optimum Operating Current (Imp) = 6.92 Ampere, Optimum Operating
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
72
Voltage (Vmp) = 17.3 volt dan Nominal maximum power (P) pada standar test condition (STC) = 120 watt. 3.
Dimensi daripada modul surya yang akan kita pakai dimana nantinya akan menentukan luas lahan yang diperlukan guna menempatkan modul surya tersebut. Modul surya dengan tipe diatas memiliki dimensi 1485 x 666 x 40 mm.
4.
Spesifikasi dari baterai yang akan kita pakai.Pada perhitungan baterai yang dipakai adalah 2 volts 1500 Ah.
Perhitungan kebutuhan modul sel surya kemudian dapat dihitung seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 3- 6 : Form perhitungan kebutuhan modul surya SOLAR ARRAY SIZING WORKFORM No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13 14.
De s k r ips i Total A mps per Hari untuk A C + DC Load Battery Charge & Dis c harc e f ac tor tidak boleh dibaw ah 20% Intens itas Radias i Matahari (KWh/M2 ) Total Solar A rray A mps diperlukan Optimum Peak A mps Solar Module (A mbil dari Module Spec if ic ation) Jumlah Solar Module dalam paralel Jumlah Solar Module dalam paralel (Pembulatan) Jumlah Module dalam s eries untuk DC battery V oltage DC Battery V otage Total Solar Module y ang diperlukan Dimens i Solar Module Panjang (m) Lebar (m) Luas Module (m2) Total Luas Module Kes eluruhan (m2) 20% Faktor untuk ins peks i & maintenanc e Total Kebutuhan Lahan Total Luas Lahan Pembulatan Terdekat
Re s ults 915.57 0.80 5.17 221.37 6.92 31.99 32.00 4.00 48.00 128.00 1.49 0.67 0.99 126.59 25.32 151.91 152.00 DC Batte r y V oltage (V olt) 12 24 48
Ke te r angan (L) (M) (N) (P) = (L)/(M)/(N) (Q) (S) = (P)/(Q) (T) (W) (X) = (T) x (W) (Y ) (Z) (i) = (Y ) x (Z) (ii) = (X) x (i) (iii) = 20% x (ii) (iv ) = (ii)+(iii)
Jum lah M odule dalam tiap Se r ie s 1 2 4
Sumber : http://www.solar4power.com/solar-power-solar_form.html
Langkah perhitungan kebutuhan sel surya secara kasar (Rough Estimate ) dapat dilakukan sebagai berikut : 1.
Inventarisasi
kebutuhan
daya
keseluruhan
(watt).
Hitung
pemakaian daya tersebut dalam 1 hari (misalkan 24 jam per hari) guna mendapatkan rencana pemakaian dalam 1 hari. Misalkan didapatkan kebutuhan daya dalam 1 hari untuk arus AC sebesar 18,240 watt jam dan arus DC sebesar 21,114 watt jam. Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
73
2.
Tetapkan voltase yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat tersebut. Misalkan voltase yang dibutuhkan adalah 48 Volt DC.
3.
Observasi lama sinar matahari yang optimum / intensitas sinar matahari optimum pada daerah yang akan dipasang sel surya tersebut. Biasanya data diberikan dalam KWh/m2. Misalkan didapat 5 KWH/m2 maka intensitas matahari optimum pada daerah tersebut selama 5 jam.
4.
Lihat datasheet yang diberikan oleh manufaktur sel surya tersebut, berapa output listrik yang dihasilkan. Biasanya nilai tersebut tertera pada Nominal maximum power (P) pada standar test condition (STC). Misalkan didapat P = 120 watt. Maka untuk 5 jam intensitas matahari, sel surya tersebut diharapkan mengeluarkan output sebesar 5 jam x 120 watt = 600 watt – jam.
5.
Pertimbangkan efesiensi yang dihasilkan oleh baterai, inverter & sistim perkabelan. Untuk inverter & sistim pengkabelan terjadi kehilangan rata – rata sebesar 25%. Pengisian baterai diasumsikan pada saat kondisi 20% dari kondisi baterai penuh.
6.
Jumlah sel surya yang didapatkan (n) adalah :
................(3.20)
Maka sel surya yang dibutuhkan :
3.8.3. Kebutuhan battery. Langkah – langkah yang ditempuh guna menentukan jumlah batterai yang diperlukan sebagai tenaga cadangan adalah sebagai berikut : 1.
Spesifikasi daripada batterai yang akan dipakai. Pada spesifikasi tersebut biasanya diberikan keterangan mengenai voltase (Volt) dan kuat arusnya (Ampere). Pada thesis ini dipakai batterai 2 Volts Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
74
– 1500 Ah. Selain itu pada spesifikasi tersebut juga diberikan discharge rate yang akan diperlukan pada perhitungan nantinya. Perhitungan jumlah batterai dituangkan pada form dibawah ini: Tabel 3- 7 : Form perhitungan kebutuhan batterai BATTERY SIZING WORKFORM No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10 11.
De s k r ips i Total A mps per Hari untuk A C + DC Load Kemampuan Baterai membackup listrik bila tidak ada matahari (Hari) Discharge Faktor Periode A mp Hari Y ang Dibutuhkan Rata Rata A mbient Temperature Temperatur Battery Optimum Ukuran Batterai amp-Jam A mp Jam Batterai Y ang dipilih Total paralel Battery yang diperlukan Pararel Batterai yang diperlukan Jumlah Baterai yang diperlukan
Note : 1 Buah Batterai = 2 volts
Re s ults 915.57 3.00 0.80 3,433.39 1.00 80º F / 26.7º C 3,433.39 1,500.00 2.29 3.00 72.00 Te m pe r atur Batte r y 80º F / 26.7º C 70º F / 21.2º C 60º F / 15.6º C 50º F / 10º C 40º F / 4.4º C 30º F / -1.1º C 20º F / -6.7º C
Ke te r angan (L) (M) (N) (P) = (L) x (M)/(N) (Q) (T) = (P) x (Q) (U) (V ) = (T) / (U) (V ) (W)=(V )x(48/2) Fak tor Pe ngali 1 1.04 1.11 1.19 1.3 1.4 1.59
Sumber : Sumber : http://www.solar4power.com/solar-power-solar_form.html
3.9.
Perhitungan biaya investasi. Dalam rencana penggunaan bahan bakar gas atau solar untuk generator
dan penggunaan sel surya, pihak penyelenggara mengeluarkan biaya investasi guna mewujudkan hal tersebut. Layout dari rencana penggunaan bahan bakar gas ataupun sel surya diperlihatkan gambar dibawah.
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
75
Gambar 3- 4 : Layout rencana penyaluran bahan bakar ke generator dan tata letak sel surya.
3.9.1. Gas LPG sebagai suplai bahan bakar generator. Komponen – komponen yang terlibat pada investasi generator gas berbahan bakar LPG sebagai berikut:
Pengadaan genset 8.5 KVA dengan bahan bakar LPG…(A)
Pengadaan accessories genset yang meliputi Automatic Transfer Switch (ATS), Grounding, pengkabelan dan lain lain…(B)
Pengadaan Rumah Genset yang berbentuk pagar besi sekeliling genset dan dilengkapi oleh atap sebagai penahan panas ataupun hujan juga pondasi setempat bagi genset…(C)
Pengadaan Genset Rack untuk tabung LPG@50 Kg yang dapat memuat 6 buah Tabung LPG@50 Kg…(D)
Jasa Instalasi Genset…(E)
Total investasi merupakan penjumlahan komponen (A) hingga komponen (E).
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
76
3.9.2. Compressed Natural Gas (CNG) sebagai suplai bahan bakar generator. Komponen – komponen yang terlibat pada investasi generator gas berbahan bakar CNG sebagai berikut:
Pengadaan Genset 8.5 KVA dengan bahan bakar CNG…(A).
Pengadaan Accessories Genset yang meliputi Automatic Transfer Switch (ATS), Grounding, pengkabelan dan lain lain…(B).
Pengadaan Rumah Genset…(C).
Jasa Instalasi Genset…(D).
Pembebasan Lahan peruntukkan CNG trailer & Administrasi…(E).
Pembetonan pada lahan tersebut 30 cm (K175)….(F).
Total investasi merupakan penjumlahan komponen (A) hingga komponen (F). Dalam pengadaan rumah regulator yang menghubungkan antara CNG trailer dengan inlet generator merupakan tanggungjawab daripada penyedia jasa CNG seperti yang dijelaskan dalam salahsatu website mereka (sumber : www.cng.co.id). Komponen tersebut diatas merupakan biaya capex untuk suplai CNG berikut tabung yang disediakan oleh penyedia jasa CNG. Keterbatasan lahan kemungkinan akan dihadapi oleh pihak penyelenggara BTS mengingat lahan yang dibutuhkan untuk trailer CNG cukup besar. Untuk mengatasi hal ini, opsi penggunaan tabung BBG juga akan diperhtungkan.
3.9.3. Gas kota sebagai suplai bahan bakar generator. Komponen – komponen yang terlibat pada investasi generator gas berbahan bakar gas kota sebagai berikut:
Pengadaan Genset 8.5 KVA dengan bahan bakar natural gas …(A).
Pengadaan Accessories Genset yang meliputi Automatic Transfer Switch (ATS), Grounding,pengkabelan dan lain lain…(B).
Pengadaan Rumah Genset…(C).
Jasa Instalasi Genset…(D).
Pipa carbonsteel 2" dari pipe distribusi gas kota ke generator…(E). Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
77
o Material pipa dan assesoriesnya. o Pembebasan lahan bagi jalur pipa. o Hot Tap di titik pipa distribusi gas kota. o Ducting pipa, material dan instalasi. o Penggalian jalur pipa, stringing, instalasi pipa, welding dan lain lain. o Metering di titik dekat BTS (sedikit di luar battery limit BTS ). Total investasi merupakan penjumlahan komponen (A) hingga komponen (E).
3.9.4. Solar diesel sebagai supplai bahan bakar generator. Komponen – komponen yang terlibat pada investasi generator berbahan bakar solar sebagai berikut:
Pengadaan Genset 8.5 KVA dengan bahan bakar solar…(A).
Pengadaan Accessories Genset yang meliputi Automatic Transfer Switch (ATS), Grounding, pengkabelan dan lain lain…(B).
Pengadaan Rumah Genset dan Tanki 1000 liter berikut pondasi…(C).
Jasa Instalasi Genset…(D).
Total investasi merupakan penjumlahan komponen (A) hingga komponen (D).
3.9.5. Sel surya (Solar Cell). Komponen komponen yang terlibat pada investasi pengadaan sel surya adalah sebagai berikut:
PV Module …(A).
Battery 2Volts 1500 AH…(B).
Solar Controler…(C).
Switching Power Supply…(D).
Inverter apabila digunakan guna membangkitkan kebutuhan listrik AC…….(E) Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
78
Jasa Instalasi termasuk pengiriman…(F).
Pembelian Lahan…(G).
Total investasi merupakan penjumlahan komponen (A) hingga komponen (G).
3.10.
Analisa Ekonomi. Setelah dilakukan perhitungan tehnis maka perlu dilakukan analisa
ekonomis guna menambah keyakinan bahwa investasi mana yang memberikan nilai ekonomis (Net Margin NPV). Dalam melakukan analisa ekonomi tersebut langkah – langkah yang dilakukan sebagai berikut : 1.
Membuat arus kas keluar dan arus kas masuk. Arus kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan selama umur observasi investasi. Arus kas keluar misalkan biaya maintenance, biaya modal dan lain lain. Sedangkan arus kas masuk merupakan pemasukan uang selama umur investasi, misalkan penerimaan atas penggunaan servis telekomunikasi dan lain lain.
2.
Menetapkan suku bunga yang diambil guna perhitungan Net Present Value (NPV). Pada perhitungan NPV, suku bunga yang diambil adalah 12%.
3.10.1. Discount factor (DF). Discount faktor dihitung berdasarkan rumus : .......................................................................................(3.13) Dimana : i = tingkat suku bunga (dalam hal ini diambil 12%) n = umur investasi dalam hal ini diambil selama 15 tahun.
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
79
3.10.2. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah nilai arus kas penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama umur investasi yang ditinjau pada kondisi saat ini. Dalam melakukan perhitungan dengan metode NPV dibutuhkan nilai discount factor yang pada penelitian ini dilakukan penghitungan dengan besaran bunga sebesar 12%. Bentuk persamaan dari NPV adalah:
……………………………………………………….(3.14) Dimana : Xi
= Cash flow pada tahun ke – n.
I
= Suku bunga (discount rate).
Apabila NPV menunjukkan nilai positif maka investasi dianggap menguntungkan, sedangkan apabila nilai investasi maka proyek dianggap tidak layak. Apabila terdapat lebih dari satu nilai NPV yang positif, maka NPV yang dianggap paling menguntungkan adalah nilai NPV yang terbesar.
3.11.
Pertumbuhan harga listrik, bahan bakar generator diesel dan gas.
3.11.1. Harga listrik. Kementrian Negara BUMN
25
pada bulan September 2009 menegaskan
bahwa tarif daya listrik (TDL) dengan daya minimal 6600 VA atau 6.6 KVA pada tahun 2010 dipastikan naik antara 20 hingga 30% . Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa tarif yang disetujui oleh pemerintah akan berakhir pada kenaikan 20% dengan alasan kenaikan sebesar 30% pasti akan memukul perindustrian di Indonesia. Pertumbuhan tarif listrik antara 2010 hingga 2025 diasumsikan secara linear, yang mengikuti tren garis dibawah ini : Y
= 276.000x - 553,104.000, dimana
Y
= Perkiraan harga Listrik pada tahun perkiraan dalam Rp / KWH.
X
= Tahun perkiraan.
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
80
y = 552.0000x - 1,102,266.0000 R² = 1.0000
Har ga sol ar Rp / liter
6800 6700 6600 6500 6400 6300 6200 6100 2007
2008
2009
Harga per Liter
2010
Tahun Linear (Harga per Liter)
Gambar 3- 5 : Pertumbuhan harga listrik
Tabel 3- 8 : Rencana pertumbuhan harga listrik TAHUN
Harga Listrik per KWH
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
1380 1656 1932 2208 2484 2760 3036 3312 3588 3864 4140 4416 4692 4968 5244 5520 5796 6072 6348 6624 6900 7176 7452 7728 8004 8280 8556
Sumber : Keputusan Presiden RI no 104 dan diolah kembali sesuai keperluan.
Sebagai dasar acuan pada tahun 2009, tarif dasar listrik (TDL) yang ditetapkan oleh pemerintah untuk kategori tarif multiguna adalah sebesar Rp 1,380,- dimana hal ini sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 104 yang dikeluarkan pada tahun 2004.
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
81
3.11.2. Bahan bakar solar. Berikut adalah data yang diambil sejak tahun 2008 hingga tahun 2009 dimana untuk tahun 2010 hingga tahun 2025 merupakan angka perkiraan yang diasumsikan secara liner dengan formula : Y = 552.0000x - 1,102,266.0000, dimana Y = Perkiraan Harga Solar pada tahun perkiraan dalam Rp / Liter. X = Tahun perkiraan. Data tahun 2008 hingga 2009 diambil dari beberapa website26 . Harga solar disini merupakan harga solar industri dimana harga tersebut lebih mahal daripada harga solar yang diperjualbelikan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Dari hasil pengolahan data maka didapatkan pertumbuhan harga solar per tahun sebesar Rp 552 / liter.
y = 552.0000x - 1,102,266.0000 R² = 1.0000
Harga sol ar Rp / liter
6800 6700 6600 6500 6400 6300 6200 6100 2007
2008 Harga per Liter
2009 Tahun
2010
Linear (Harga per Liter)
Gambar 3- 6: Pertumbuhan harga solar
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
82
Tabel 3- 9 : Rencana pertumbuhan harga solar Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Harga per Liter Solar Industri 6,150.00 6,702.00 7,254.00 7,806.00 8,358.00 8,910.00 9,462.00 10,014.00 10,566.00 11,118.00 11,670.00 12,222.00 12,774.00 13,326.00 13,878.00 14,430.00 14,982.00 15,534.00
Sumber : Berbagai website dan diolah kembali sesuai keperluan.
3.11.3. Bahan bakar Liquified Petroleum Gas (LPG). Berikut adalah data yang diambil sejak tahun 2005 hingga tahun 2009 dimana untuk tahun 2010 hingga tahun 2025 merupakan angka perkiraan yang diasumsikan secara liner dengan formula : Y = 770,000 X - 1,539,408.800, dimana Y = Perkiraan harga LPG @50kg pada tahun perkiraan dalam Rp / Kg X = Tahun perkiraan.
y = 770.000x - 1,539,408.800 R² = 0.981
Harga LPG 50 Kg (Rp / Kg)
8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Tahun Harga LPG 50 KG (Rp/Kg)
Linear (Harga LPG 50 KG (Rp/Kg))
Gambar 3- 7 : Pertumbuhan harga LPG Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
83
Tabel 3- 10 : Rencana pertumbuhan harga LPG Harga LPG 50 KG (Rp/Kg) 2005 4267 2006 5280 2007 6200 2008 6804 2009 7355 2010 8292 2011 9062 2012 9832 2013 10602 2014 11372 2015 12142 2016 12912 2017 13682 2018 14452 2019 15222 2020 15992 2021 16762 2022 17532 2023 18302 2024 19072 2025 19842
Tahun
Dari hasil pengolahan data didapatkan pertumbuhan harga LPG per tahun sebesar Rp 770 / Kg.
3.11.4. Bahan bakar gas kota. Berikut adalah data yang diambil sejak tahun 2005 hingga tahun 2009 dimana untuk tahun 2010 hingga tahun 2025 merupakan angka perkiraan yang diasumsikan secara liner dengan formula : Y = 0.366x - 728.779, dimana Y = Perkiraan Harga Gas kota pada tahun perkiraan dalam US$ / mmbtu X = Tahun perkiraan
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
84
y = 0.366x - 728.779 R² = 0.924
Harga gas bumi industri US$/mmbtu
7 6 5 4 3 2 1 0 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Tahun
Harga Gas Bumi Industri US$ per mmbtu
Linear (Harga Gas Bumi Industri US$ per mmbtu)
Gambar 3- 8: Pertumbuhan harga gas kota di level pipa distribusi.
Tabel 3- 11 : Rencana pertumbuhan harga gas bumi Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Harga Gas Bumi Industri US$ per mmbtu 3.9 4.5 5 5.5 5.5 5.76 6.9 7.3 7.7 8 8.4 8.8 9.1 9.5 9.9 10.2 10.6 11 11.3 11.7 12.1 12.4
Sumber : Berbagai website dan diolah kembali sesuai keperluan
Dari hasil tersebut diatas maka didapatkan pertumbuhan harga gas kota per tahun sebesar US$ 0.37/mmbtu.
3.11.5. Bahan Bakar Compressed Natural Gas (CNG). Untuk CNG, kenaikan harga diasumsikan sama dengan kenaikan gas kota. Kenaikan harga gas kota di perkirakan US$ 0.37 / mmbtu atau Rp 124 / m3. Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
85
BAB 3 ___________________________________________________________________________ 60 3.1.
Pola pikir._________________________________________________________________ 60
3.2.
Skenario dalam penyelesaian masalah. ________________________________________ 60
3.3.
Unit Konversi dan Penetapan konstanta. _______________________________________ 62
3.4.
Komposisi gas._____________________________________________________________ 63
3.5.
Tipe Generator. ____________________________________________________________ 65
3.5.1.
Generator Solar. ____________________________________________ 65
3.5.2.
Generator Gas ______________________________________________ 65
3.6.
Rumus perhitungan dimensi pipa. _____________________________________________ 66
3.6.1.
Tipe aliran gas dalam pipa. ____________________________________ 66
3.6.2.
Koefesien kekasaran pipa. ____________________________________ 67
3.6.3.
Persamaan aliran fluida gas. ___________________________________ 67
3.7.
DASAR – DASAR ELEKTRONIKA. _______________________________________________ 68
3.8.
Perhitungan sel surya (solar cell). _____________________________________________ 70
3.8.1.
Inventarisasi kebutuhan listrik._________________________________ 70
3.8.2.
Kebutuhan modul surya. ______________________________________ 71
3.8.3.
Kebutuhan battery. __________________________________________ 73
3.9.
Perhitungan biaya investasi. _________________________________________________ 74
3.9.1.
Gas LPG sebagai suplai bahan bakar generator. ___________________ 75
3.9.2.
Compressed Natural Gas (CNG) sebagai suplai bahan bakar generator. 76
3.9.3.
Gas kota sebagai suplai bahan bakar generator. ___________________ 76
3.9.4.
Solar diesel sebagai supplai bahan bakar generator.________________ 77
3.9.5.
Sel surya (Solar Cell). _________________________________________ 77
3.10.
Analisa Ekonomi.___________________________________________________________ 78
3.10.1.
Discount factor (DF). _________________________________________ 78 Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
86
3.10.2. 3.11.
Net Present Value (NPV) ______________________________________ 79
Pertumbuhan harga listrik, bahan bakar generator diesel dan gas. _________________ 79
3.11.1.
Harga listrik.________________________________________________ 79
3.11.2.
Bahan bakar solar.___________________________________________ 81
3.11.3.
Bahan bakar Liquified Petroleum Gas (LPG). ______________________ 82
3.11.4.
Bahan bakar gas kota. ________________________________________ 83
3.11.5.
Bahan Bakar Compressed Natural Gas (CNG). _____________________ 84
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
87
Gambar 3- 1 : Pemasangan secara serial............................................................. 69 Gambar 3- 2 : Pemasangan secara paralel........................................................... 69 Gambar 3- 3 : Pemasangan secara paralel dan serial........................................... 70 Gambar 3- 4 : Layout rencana penyaluran bahan bakar ke generator dan tata letak sel surya............................................................................................................. 75 Gambar 3- 5 : Pertumbuhan harga listrik............................................................ 80 Gambar 3- 6: Pertumbuhan harga solar .............................................................. 81 Gambar 3- 7 : Pertumbuhan harga LPG.............................................................. 82 Gambar 3- 8: Pertumbuhan harga gas kota di level pipa distribusi...................... 84
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.
88
Tabel 3- 1 : Sampel gas kota .............................................................................. 64 Tabel 3- 2 : Kebutuhan bahan bakar tipe Solar ................................................... 65 Tabel 3- 3 : Kebutuhan bahan bakar tipe natural gas .......................................... 65 Tabel 3- 4 : Kebutuhan bahan bakar tipe LPG .................................................... 66 Tabel 3- 5 : Form rencana kebutuhan daya ......................................................... 71 Tabel 3- 6 : Form perhitungan kebutuhan modul surya....................................... 72 Tabel 3- 7 : Form perhitungan kebutuhan batterai .............................................. 74 Tabel 3- 8 : Rencana pertumbuhan harga listrik ................................................. 80 Tabel 3- 9 : Rencana pertumbuhan harga solar ................................................... 82 Tabel 3- 10 : Rencana pertumbuhan harga LPG ................................................. 83 Tabel 3- 11 : Rencana pertumbuhan harga gas bumi .......................................... 84
12
http://www.pertamina.com/konversi/elpiji.php Yanwarizal.2007. Perancangan Sistim Perpipaan Gas Kota di Perumahan Dengan Studi Kasus di Pesona Kayangan Depok. 14 Hermawan (2007). Tinjauan pola investasi instalasi pipa distribusi gas bumi dengan aplikasi analisa resiko. Departemen Tehnik Kimia Fakultas Tehnik Universitas Indonesia, hal.66. 15 Harga-gas-senoro-sangat-mahal-bagi-pgn.http://www.inilah.com/berita/ekonomi. 16 PT. CNG Indonesia. CNG versus other fuel. http://www.cng.co.id. 17 Program.Langit.Biru.Terhambat. http://www1.kompas.com/printnews/xml/2010/04/20/18170685 18 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 (2004). Harga jual listrik. 19 John.M.Campbell, Gas Conditioning and Processing, p. 56. 20 John.M.Campbell, Gas Conditioning and Processing, p. 51. 21 John.M.Campbell, Gas Conditioning and Processing, p. 84. 13
22
Cummins corporation. Liquid cooled generator sets. P.125. http://www.cumminspower.com James Carvill. Mechanical Engineer’s Data Handbook. p.148. 24 John M. Campbell .Gas Conditioning and Processing Volume 1. hal. 339 25 http://www.mediaindonesia.com/read/2009/09/09/96740/21/2/Tarif-Listrik-2010-DipastikanNaik 26 http://supplierbbm.blogspot.com/2010/01/harga-solar-industri-1-15-februari-2010.html 23
Universitas Indonesia
Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, 2010.