BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pikir Selain
mengharapkan
suatu
imbal
hasil,
investor
juga
harus
mempertimbangkan risiko yang akan timbul dalam berinvestasi pada suatu saham. Keadaan tersebut membuat para investor mencari pendekatan yang tepat untuk dapat mengukur hubungan antara risiko dan imbal hasil yang diharapkan. Salah satu pendekatan yang biasa digunakan yaitu dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM), dimana terdapat Beta ( β ) yang merupakan risiko pasar. Beta menunjukan volatilitas hubungan imbal hasil individual / portofolio saham terhadap imbal hasil pada pasar (Indeks Harga Saham Gabungan). Semakin tinggi nilai Beta maka semakin tinggi risiko fluktuasi harga saham terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Beta sangatlah penting bagi para investor karena berpengaruh terhadap persepsi risk-return trade off para investor. Selain pertimbangan risiko, perlu juga diperhatikan komposisi struktur permodalan perusahaan, yang terdiri atas hutang dan modal, untuk membiayai asetasetnya. Besarnya penggunaan hutang suatu perusahaan dapat memperbesar tax shield, sehingga berdampak pada besarnya earning perusahaan. Tetapi besarnya jumlah hutang juga menyebabkan meningkatnya risiko perusahaan yang berarti akan semakin meningkat imbal hasil yang diharapkan oleh investor. Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
37
38
Theory
Hipothesis
Kumpulan data
Laporan
Return Saham dan IHSG
Perhitungan Rasio Keuangan
• • • • •
Beta
Uji Regresi
Uji Hipotesis
Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Pikir
D/TA Ratio D/E Ratio PM Ratio DOL DFL
39
3.2
Metode Pengumpulan data Dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama diperlukan data saham-saham
mana saja yang selalu termasuk dalam kelompok LQ45 sejak tahun 2003 hingga 2007 dan saham-saham perusahaan lain diluar kelompok LQ45 sebagai pembanding. Dari tiap saham tersebut, diperlukan data harga penutupan saham mingguan dan IHSG sejak tahun 2003 sampai 2007. Disamping itu juga diperlukan laporan keuangan kuartalan dari saham-saham tersebut untuk kurun waktu yang sama. Semua data yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Jakarta.
3.3
Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang tercatat pada papan perdagangan Bursa Efek Jakarta dari tahun 2003-2007. Untuk memperkecil luasnya populasi, digunakan data sampel dimana pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Stratified Random Sampling sesuai dengan tujuan penelitian atau kriteria tertentu dari peneliti. Kriteria tersebut antara lain : 1. Sampel merupakan perusahaan-perusahaan yang tercatat pada papan perdagangan Bursa Efek Jakarta, baik yang termasuk ke dalam kelompok LQ45 (Strata-1) maupun yang diluar kelompok LQ45 (Strata-2) sebagai benchmark selama periode tahun 2003-2007.
40
2. Untuk melakukan seleksi populasi yang memenuhi ruang lingkup, maka dari data saham-saham tersebut, penelitian ditarik mundur untuk diseleksi dengan kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per kuartal selama lima tahun yaitu tahun 2003 sampai 2007 lengkap dengan data rasio keuangan yang menjadi variabel terikat penelitian ini. b. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ekuitas negatif atau telah mengalami kebangkrutan secara teknis, tidak dimasukkan dalam penelitian. c. Perusahaan-perusahaan yang memiliki laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh perbedaan waktu dalam pengukuran variabel. Perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan kriteria tersebut antara lain : Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Sesuai dengan Kriteria No.
Nama Perusahaan
Kode
1 2 3 4 5 6
Kelompok LQ45 PT. Astra Agro Lestari, Tbk. PT. Astra International, Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. PT. Indosat, Tbk. PT. Timah, Tbk. PT. Unilever Indonesia, Tbk.
AALI ASII INDF ISAT TINS UNVR
7 8 9 10 11 12
Kelompok Non LQ45 PT. Aqua Golden Missisipi, Tbk. PT. Astra Graphia, Tbk. PT. Gudang Garam, Tbk. PT. HM Sampoerna, Tbk. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. PT. Mayora Indah, Tbk.
AQUA ASGR GGRM HMSP INTP MYOR
41
3.4
Metode Analisis Dalam melakukan penelitian dan uji hipotesis digunakan dua metode analisis
yaitu model deskriptif dan analitik, dimana model deskriptif adalah model penelitian dengan menyajikan permasalahan melalui diagram, grafik, disertai dengan penjelasannya. Sedangkan dengan model analitik, dilakukan uji statistika dengan menggunakan metode regresi liniear, dan regresi berganda. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai Beta untuk masing-masing saham dengan melakukan regresi linier terhadap IHSG sebagai variabel bebas (independent variabel) dan harga penutupan saham mingguan sebagai variabel terikat (dependent variable). 2. Melakukan uji hipotesis (F-Test) dengan menggunakan metode regresi berganda pada variabel bebas secara keseluruhan, yaitu D/TA Ratio, D/E Ratio, PM Ratio, DOL, dan DFL terhadap Beta saham, Uji regresi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gabungan dari kelima rasio tersebut terhadap Beta Saham. Jika minimal ada satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji regresi terhadap masingmasing variabel bebas 3. Melakukan uji hipotesis (F-Test) dengan menggunakan metode regresi berganda pada variabel bebas secara keseluruhan, yaitu D/TA Ratio, D/E Ratio, PM Ratio, DOL, dan DFL terhadap Beta saham dengan dami variabel yang membedakan antara 2 kelompok perusahaan yang diuji, Uji regresi ini dilakukan untuk
42
mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok perusahaan LQ45 dengan kelompok perusahaan non LQ45.
3.4.1 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan, meliputi kekuatan hubungan dan bentuk/arah hubungan. Koefisien korelasi yang dilakukan dengan menggunakan data dari sampel, dinotasikan sebagai r. Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada antara -1 dan 1. Secara singkat dapat ditunjukan sebagai berikut : •
Jika r = 0 atau mendekati, korelasi variabel lemah atau tidak ada korelasi.
•
Jika r = -1 atau mendekati, korelasi variabel sangat kuat dan arah negatif.
•
Jika r = 1 atau mendekati, korelasi variabel sangat kuat dan arah positif. Untuk bentuk dan arah hubungan, nilai koefisien korelasi dinyatakan dalam
positif (+) dan negatif (-). Tanda positif menunjukan adanya hubungan positif antara dua variabel, dimana kenaikan satu variabel, akan diikuti oleh kenaikan variabel lainnya. Demikian pula sebaliknya, penurunan satu variabel akan diikuti oleh penurunan variabel lainnya. Sedangkan tanda negatif menunjukan adanya hubungan negatif antar variabel. Kenaikan satu variabel, akan menyebabkan penurunan variabel yang lain, dan penurunan satu variabel, akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain. Koefisien korelasi dapat dihitung menggunakan rumus :
43
r=
n∑ xy − (∑ x)(∑ y ) n (∑ x ) − (∑ x ) 2 2
n( ∑ y ) − ( ∑ y ) 2 2
Tes hipotesis korelasi untuk menentukan ada tidaknya hubungan linier yang siginifikan antara kedua variabel yang diujikan. Tes hipotesis korelasi menggunakan bentuk dasar dari null dan alternative hypothesis sebagai berikut : Ho : p = 0 (Tidak adanya hubungan linier yang signifikan) Ho : p ≠ 0 (Adanya hubungan linier yang signifikan) Uji signifikansi tes hipotesis korelasi pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%, dimana kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : •
Apabila nilai p-value ≤ 5% dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan linier yang signifikan antar kedua variabel yang diuji.
•
Apabila nilai p-value ≥ 5% dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier yang signifikan antar kedua variabel yang diuji.
3.4.2 Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda pada prinsipnya sama seperti regresi linier sederhana. Perbedaan antara regresi linier berganda dengan regresi linier sederhana terletak pada jumlah variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat (y). Dimana untuk regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel bebas (x) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y), sedangkan pada regresi linier berganda terdapat lebih dari satu variabel bebas (x 1 , x 2 ,...,x n ) yang dapat mempengaruhi nilai variabel terikat (y). Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
44
∧
y = b 0 + b 1 x 1 + b 2 x 2 + ... b n x n Untuk menghitung b 0 , b 1 , dan b 2 digunakan persamaan sebagai berikut :
∑ y = nb
0
+ b1
∑x y = b ∑x 1
∑x
0
1
∑x
1
+ b2
∑x
+ b1
∑x
+ b2
y = b 0 ∑ x2 + b 1
2
2 1
∑x x 1
2
2
∑x x
+ b2
1 2
∑x
2 2
Untuk mengukur korelasi antara variabel-variabel tersebut digunakan persamaan koefisien determinasi atau R Square. Koefisien determinasi mengukur proporsi dari variasi pada Y (variabel terikat) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dalam suatu model regresi. R Square juga berfungsi untuk mengukur kegunaan dari suatu model regresi berganda. Koefisien determinasi sama dengan Regression Sum of Squares (SSR) dibagi dengan Total Sum of Squares (SST). Perhitungan koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut: 2
SSR SST
R =
SST = SSR + SSE SSR =
n
i =1
SSE =
∧
∑ (Y − Y ) n
2
i
∧
∑ (Yi − Y i ) 2 i =1
Setelah menghitung nilai koefisien determinasi, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode F-Test, karena pengujian dilakukan untuk lebih dari
45
dua variabel. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan penelitian memiliki arti bila digunakan dalam penarikan kesimpulan mengenai pengaruh jumlah variabel yang dipelajari. Hipotesis null dan hipotesis alternatif yang digunakan dalam F-test adalah : − H 0 : β 1 = β 2 = ... β n = 0 (tidak ada satupun variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat). − H 1 : minimal satu β i ≠ 0 (minimal ada satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat). Uji signifikansi tes hipotesis regresi berganda pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dan F-tabel, dimana nilai F-hitung dihasilkan oleh SPSS. Sedangkan nilai F-tabel dapat dilihat dari tabel F dimana ada dua degree of freedom yaitu k dan (n-k-1), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel bebas yang digunakan. Kesimpulan diberikan dengan kriteria sebagai berikut: − Jika F-hitung > F-tabel maka tolak H 0 , sehingga disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. − Jika F-hitung ≤ F-tabel maka terima H 0 , sehingga disimpulkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
46
3.5
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003, p31). Jadi, kalau ada pertanyaan tentang apa yang diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan 5 (lima) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Adapun kelima variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Debt to Total Asset Ratio (D/A). Rasio ini mencerminkan kemampuan aktiva perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total aktiva. 2. Debt to Equity Ratio (D/E). Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjuk oleh berapa bagian modal yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total ekuitas/modal. 3. Profit Margin Ratio (PM). Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasi dengan penjualan. 4. The Degree of Operating Leverage (DOL). Rasio ini untuk mengukur tingkat sensitivitas laba operasional (EBIT) terhadap perubahan penjualan.
47
5. The Degree of Financial Leverage (DFL). Rasio ini untuk mengukur tingkat sensitivitas laba per lembar saham (positif atau negatif) terhadap perubahan Laba operasional (EBIT). Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Beta (β) atas suatu saham pada periode yang sama. Beta saham merupakan ukuran risiko pasar yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta yang tinggi menunjukkan saham perusahaan mempunyai variabilitas lebih besar jika terjadi perubahan dalam pasar. Beta dapat dicari dengan menggunakan persamaan regresi linier antara indeks harga saham individual dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Beta menunjukan kemiringan (slope) garis regresi tersebut. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gustina, Elisa Hartiningsih dan Cynthia Kumalasari menunjukkan hasil bahwa variabel Debt-to-Total Asset,
Debt-to-Equity, Degree of Operating Leverage, dan Degree of Financial Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Beta Saham, sedangkan untuk variabel Profit Margin Ratio belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Hubungan antara 5 (lima) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
48
Debt to Total Asset Ratio
Debt to Equity Ratio
Profit Margin Ratio
Beta Saham
The Degree of Operating Lev
The Degree of Financial Lev
Gambar 3.2 Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Jika dituliskan dalam notasi matematika, maka disebutkan beta suatu saham merupakan fungsi dari D/TA, D/E, PM, DOL, dan DFL. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
β = ƒ (D/TA, D/E, PM, DOL, dan DFL)
49
Operasionalisasi Variabel Berdasarkan uraian diatas, lebih jelasnya akan dibuat tabel operasionalisasi variabel-varibel dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel-Variabel Penelitian Variabel D/TA
Deskripsi
Debt to Total Asset Membagi Ratio
D/E
Debt to Equity Ratio
PM Bebas
Profit Margin Ratio
DOL
Indikator
The Degree of
Ukuran
total
hutang
dengan
total
asset
Membagi
total
hutang
dengan
total
modal
Membagi laba operasinal dengan penjualan Membagi
penjualan
Operating Leverage (setelah dikurangi dengan
Persen (%) Persen (%) Persen (%) Skala Perbandingan (x)
biaya variabel) dengan laba DFL
The Degree of Financial Leverage
Terikat
Beta
Beta
usaha
Membagi
laba
(EBIT) usaha
Skala
bersih
Perbandingan (x)
dengan
laba
sebelum
pajak (EBT)
Regresi
linier antara
indeks
harga
saham
individual dengan IHSG
3.6
Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Skala Perbandingan (x)
50
Hipotesis untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat (menggunakan uji regresi berganda antara variabel bebas terhadap variabel terikat) 1.
Seberapa besar pengaruh perubahan dari D/TA, D/E, PM, DOL, dan DFL terhadap Beta saham perusahaan. (Uji regresi berganda antara D/TA, D/E, PM, DOL, dan DFL terhadap Beta saham perusahaan) H 01 : β 1 = β 2 = ... = β 5 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari D/TA, D/E, PM, DOL dan DFL terhadap Beta saham) H 11 : β1 = β 2 = ... = β 5 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari D/TA, D/E, PM, DOL dan DFL terhadap Beta saham)
Hipotesis untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kedua kelompok perusahaan yang diuji yaitu kelompok LQ45 dan Kelompok Non LQ45. 2.
Terdapat perbedaan antara kelompok perusahaan LQ45 dengan kelompok perusahaan Non LQ45 (Uji regresi berganda antara D/TA, D/E, PM, DOL, dan DFL terhadap Beta saham perusahaan dengan dami variabel) H 02 : β1 = 0 (Tidak ada perbedaan antara kelompok LQ45 dengan Non LQ45) H 12 : β1 ≠ 0 (Ada perbedaan antara kelompok LQ45 dengan Non LQ45) Tabel 3.3 Deskripsi Hipotesis Penelitian Hipotesis
Deskripsi Hipotesis Penelitian
1
Ada pengaruh yang signifikan dari Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin Ratio, The Degree of Operating Leverage, The Degree of Financial Leverage terhadap Beta Saham Ada perbedaan antara kelompok LQ45 dengan kelompok non LQ45
2