BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Yang Digunakan Jenis penelitian yang peneliti gunakan bersifat deskriptif – asosiatif, dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel – variabel yang digunakan, serta mendefinisikan pengaruh serta hubungan kausal antara variabel – variabel. Unit analisis pada penelitian ini adalah pelanggan dimana statusnya sebagai individual. Study setting yang digunakan adalah studi lapangan karena pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan satu kali tanpa ada perbandingan (cross – sectional). Pada tabel dibawah ini, peneliti menunjukan desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian T–1 T–2 T–3
Jenis Penelitian Deskriptif – Asosiatif Deskriptif – Asosiatif Deskriptif – Asosiatif
Desain Penelitian Metode Unit Analisis Penelitian Survey
Pelanggan
Survey
Pelanggan
Survey
Pelanggan
Sumber : Peneliti (2013)
28
Time Horizon Cross – Sectional Cross – Sectional Cross – Sectional
29
Keterangan : 1. T – 1
:
Untuk mengetahui pengaruh Brand Community dalam lingkungan Social Media terhadap Customer Centric Model pada PT. XL Axiata Tbk.
2. T – 2
:
Untuk mengetahui pengaruh Customer Centric Model terhadap Brand Trust pada PT. XL Axiata Tbk.
3. T – 3
:
Untuk mengetahui pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty pada PT. XL Axiata Tbk.
3.2 Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan kontruksi, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain
untuk
melakukan
replikasi
pengukuran
dengan
cara
yang
sama
atau
mengembangkannya (Indriantoro & Supomo, 2002). Definisi operasional untuk masing – masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Independent Variable). Adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brand Community dalam lingkungan Social Media.
30
2. Variabel Perantara (Intervening Variable). Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan dependent, tetapi tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2006). Variabel perantara dalam penelitian ini adalah Customer Centric Model (Product, Brand, Company, Other Customer). 3. Variabel Terikat (Dependent Variable). Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Brand Trust dan Brand Loyalty.
31
Berikut adalah model penelitiannya :
Customer/Product Relationship
H1a
H2a
Customer/Brand Relationship Brand Community (On Social Media)
H1b
H2b
H1c
H2c
Brand
Brand H3
Trust
Loyalty
Customer/Company Relationship
H1d
H2d
Customer/Other Customers Relationship
Gambar 3.1 Model Penelitian Sumber : Adaptasi dari International Journal Of Information Management 33 (Laroche et al., 2013).
32
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Brand Community Variabel
Indikator Pengukuran BC1 – Keuntungan dari komunitas untuk para anggota
Brand BC2 – Ikatan anggota – anggota dengan komunitas lainnya Community BC3 – Para anggota berafiliasi dengan anggota lainnya
Sumber : International Journal Of Information Management 33 (Laroche et al., 2013).
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Customer Centric Model Dimensi
Indikator Pengukuran P1 – Produk dari merek ini, disukai Customer/Prod P2 – Produk ini membuat bangga uct P3 – Produk ini adalah barang berharga Relationship P4 – Produk ini sangat menyenangkan untuk digunakan B1 – Menghargai warisan dari merek ini Customer/Bran B2 – Jika produk ini harus diganti, akan saya ganti dengan d Relationship produk dengan merek yang sama B3 – Merek ini mempunyai kualitas terbaik Customer/Com C1 – Perusahaan mengerti kebutuhan pelanggan pany C2 – Perusahaan perduli terhadap opini dan keluhan pelanggan Relationship OC1 – Bertemu dengan orang – orang luar biasa karena Customer/Othe komunitas ini r Customer OC2 – Merasa seperti keluarga dengan pemilik lain Relationship OC3 – Mempunyai minat bergabung dengan komunitas karena pemilik lain dari merek lain
Sumber : International Journal Of Information Management 33 (Laroche et al., 2013).
33
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Brand Trust Variabel
Indikator Pengukuran BT1 – Merek ini memberikan apa yang pelanggan inginkan dari suatu produk
Brand Trust BT2 – Merek ini sangat diandalkan BT3 – Merek ini tidak pernah mengecewakan
Sumber : International Journal Of Information Management 33 (Laroche et al., 2013).
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Brand Loyalty Variabel
Indikator Pengukuran BL1 – Mempertimbangkan loyal dengan merek ini
Brand Loyalty
BL2 – Jika produk dari merek ini tidak tersedia di toko, saya akan membeli produk dari merek ini di toko lain
Sumber : International Journal Of Information Management 33 (Laroche et al., 2013).
3.3 Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, dimana data tersebut didapat dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Lalu peneliti
34
menggunakan data primer sebagai sumber datanya melalui penggunaan kuesioner yang didapat secara langsung dari konsumen sebagai responden.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Berikut adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti : 1. Studi Kepustakaan. Peneliti mengumpulkan informasi dari buku – buku, jurnal – jurnal, maupun artikel – artikel yang ada baik dalam internet maupun buku, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan variabel – variabel yang dibahas dalam penelitian ini. 2. Kuesioner. Dalam melakukan penyebaran kuesioner, responden yang akan peneliti sebarkan kuesioner adalah pengguna Sim Card XL yang juga ‘follow’ account XL di twitter. Hal ini ditetapkan oleh peneliti setelah melakukan wawancara dengan Head Digital Marketing dari XL yang berkata bahwa 95% followers XL di twitter, adalah pengguna Sim Card XL. Kuesioner ini diajukan dengan menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Urutan skala ini menggunakan lima angka penelitian, yaitu :
35
Tabel 3.6 Tanggapan Responden (Likert) No.
Pertanyaan
Skor
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Ragu – ragu (R)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber : Peneliti (2013)
3.5 Teknik Pengambilan Sampel Menurut (Sugiyono, 2011), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Metode pengambilan sampel yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan cara purposive sampling, dimana terbatas pada jenis tertentu orang – orang yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, baik karena mereka adalah satu – satunya orang yang memilikinya, atau sesuai dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Sekaran, 1999). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Head Digital Marketing dari pihak XL, dikatakan bahwa 95% followers XL di twitter, adalah pengguna Sim
36
Card XL. Jadi, kriteria yang akan dijadikan sampel adalah siapa saja responden yang sudah ‘follow’ XL di twitter. Tingkat kesalahan yang peneliti gunakan adalah sebesar 10%, dimana hal tersebut mengacu kepada (Arikunto, 2008) yang berkata bahwa, apabila populasi kurang dari 100, maka untuk sampel, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya, bila populasinya besar, maka dapat menggunakan tingkat kesalahan 10% – 15% atau lebih. Dalam mengaplikasikannya, peneliti menggunakan rumus Slovin, untuk menghitung jumlah sampel yang harus disebarkan kuesioner. Berikut adalah ilustrasinya :
Keterangan : n
:
Jumlah Sampel
N
:
Jumlah Populasi
e
:
Tingkat Kesalahan
Jadi berdasarkan hasil ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa, jumlah populasi yang peneliti ambil berdasarkan dari followers twitter di XL adalah sebesar 342.583 orang, dengan tingkat kesalahan 10%. Hasilnya adalah sampel sebesar 99.97, dan dibulatkan oleh peneliti menjadi 100 orang.
37
3.6 Metode Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan program WarpPLS 3.0. Analisis PLS dengan menggunakan WarpPLS 3.0 ini digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh diantara variabel – variabel yang diteliti. 3.6.1
Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) merupakan pendekatan berbasis komponen untuk pengujian model persamaan struktural (Urbach & Ahlemann, 2010). PLS digunakan untuk memudahkan estimasi parameter karena tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu. Model evaluasi PLS berdasarkan pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non – parametrik. Kemudian dalam kondisi tertentu, PLS bekerja dengan ukuran sampel yang relatif kecil. Analisis PLS menurut (Ghozali et al., 2008) dalam (Hartono et al., 2010) meliputi uji outer model dan inner model. Outer model digunakan untuk mengetahui validitas dan realibilitas indikator, sedangkan inner model digunakan untuk menguji signifikansi parameter yang dirumuskan dalam hipotesis. Evaluasi model dalam PLS meliputi evaluasi outer model atau model pengukuran dan evaluasi inner model atau model struktural. Pada evaluasi model pengukuran (outer model) meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite validity dengan kriteria sebagai berikut :
38
Tabel 3.7 Kriteria Evaluasi Model Pengukuran Pengujian Convergent Validity
Kriteria Nilai Faktor Loading AVE
Cross Loading Discriminant Validity Square Foot Of AVE
Internal Consistency Realibility
Composite Realibility Cronbach Alpha
Keterangan Nilai faktor loading setiap indikator > 0.5 dan p value > 0.1 AVE > 0.5 merupakan ukuran convergent validity yang baik Korelasi konstrak dengan setiap indikator lebih besar daripada ukuran konstrak lainnya, berarti konstrak laten memprediksi indikatornya lebih baik dari konstrak lainnya Nilai akar kuadrat AVE > nilai korelasi diantara konstrak, maka discriminant validity yang baik tercapai (Fornell & Lacker, 1981) Composite realibility ≥ 0.70 menunjukan realibilitas yang baik, sedangkan nilai 0.60 – 0.70 masih dapat diterima jika syarat validitas indikator dalam model baik. Cronbach alpha ≥ 0.7
Sumber : (Ghozali, 2008) ; (Yamin & Kurniawan, 2011) ; (Kock, 2011)
Pada evaluasi model struktural (structural model/inner model) meliputi R2 untuk konstruk dependent, uji p – value, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural adalah sebagai berikut :
39
Tabel 3.8 Kriteria Evaluasi Model Struktural Pengujian
Kriteria
Keterangan
APC
Average Path Coefficient (APC), p – value < 0.1
Model Fit ARS
Average R – Square (ARS), p – value < 0.1
AVIF
Average Variance Inflation Factor (AVIF) <
Indices
5 R2
Coefficient
Nilai
R
–
Square
sebesar
0.67
Of
mengindikasikan model baik, nilai 0.33
Determinatio
mengindikasikan model moderat, sedangkan
n (R2)
nilai 0.19 model dapat dikatakan lemah
Path
P – value
p – value < α, maka dikatakan signifikan
Coefficient
Sumber : (Yamin & Kurniawan, 2011) ; (Kock, 2011)
Koefisien determinasi untuk menunjukan pengukuran persentase pengaruh semua variabel independent terhadap nilai variabel dependent. P – Value tidak hanya mencerminkan kekuatan hubungan, tetapi juga kekuatan pengujian yang meningkat dengan ukuran sampel. (Kock, 2011), mengatakan bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin rendah sebuah koefisien jalur harus menghasilkan signifikan p – value secara statistik.
40
3.7 Rancangan Uji Hipotesis Dengan hipotesis yang telah dijelaskan di bab 2, langkah selanjutnya adalah menetapkan dasar pengambilan keputusan beserta level signifikansinya dalam langkah untuk menguji hipotesis – hipotesis tersebut. Pada penelitian ini, telah ditetapkan bahwa level signifikansinya sebesar 10%. Dasar pengambilan keputusan diperoleh dengan membandingkan antara p – value dengan alpha (tingkat kesalahan) sebesar 10% atau 0.1. Nilai dari p – value akan diperoleh dari output pengolahan data dengan menggunakan WarpPLS 3.0. Jika p – value ≥ 0.1, maka H0 diterima dan jika p – value < 0.1, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Peneliti juga menilai koefisien determinasi (R2), dimana koefisien determinasi (R2) pada persamaan struktural mengindikasikan jumlah varians pada variabel laten endogen yang dapat dijelaskan secara simultan oleh variabel – variabel laten independent. Semakin tinggi nila R2, maka semakin besar variabel – variabel independent tersebut dapat menjelaskan variabel endogen, sehingga semakin baik persamaan struktural.
3.8 Rancangan Pemecahan Masalah Hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada responden, memunculkan gambaran mengenai variabel brand community dalam lingkungan social media terhadap brand trust serta dampaknya terhadap brand loyalty dimana terdapat variabel customer centric model sebagai variabel intervening. Hasil kuesioner tersebut, diolah dengan menggunakan analisis PLS dengan menggunakan software WarpPLS 3.0.