BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur variabel–variabel
yang
mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Variabel–variabel yang akan diteliti terdiri atas variabel terikat (dependent variable) yaitu pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi.
3.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS provinsi Sumatera Utara yang meliputi data PDRB atas dasar harga konstan (ADHK), pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja. Data penelitian ini merupakan data time series dari tahun 2003-2011.
3.3. Model Estimasi Determinan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi dalam kurun waktu 2003-2011 secara singkat dapat dijelaskan dengan fungsi sebagai berikut. PED = f(G,I,AK) Selanjutnya fungsi di atas dispesifikasi kedalam model estimasi dengan menggunakan model regresi linear berganda, yaitu : LOG PED= β0 + β1 G+ β 2 I + β3 AK + µ
115
Dimana : PED
: Pertumbuhan ekonomi yang di proxy dengn PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) harga konstan Kabupaten Dairi ( Juta Rupiah )
G
: Pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi (Juta Rupiah)
I
: Investasi pemerintah Daerah Kabupaten Dairi (Juta Rupiah)
AK
: Angkatan kerja (jiwa)
L β0
: logaritma natural : intersep (konstanta)
β 1,β 2, β 3 : koefisien regresi (kemiringan/slope) µ
: residual Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human error,
digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program Eviews 4.1 dengan tingkat signifikansi pada level of confidence 95 persen atau α = 0.05.
3.4 . Metode Pemecahan Data lnsukrindo Adapun data yang diambil merupakan time series dari tahun 2003 sampai tahun 2011, namun untuk memenuhi jumlah sampelnya maka data pertahun diubah menjadi pertriwulan dengan menggunakan metode pemecahan data menurut lnsukrindo dengan rumus sebagai berikut : Y1 = ¼ { Yt + (-4.5/12 < Yt - Yt-1>)} Y2 = ¼ { Yt + (-1.5/12 < Yt - Yt-1>)} Y3 = ¼ { Yt + ( 1.5/12 < Yt - Yt-1>)}
116
Y4 = ¼ { Yt + ( 4.5/12 < Yt - Yt-1>)} dimana Y1
= Nilai triwulan pertama
Y2
=
Nilai triwulan kedua
Y3
=
Nilai triwulan ketiga
Y4
=
Nilai triwulan keempat
Yt
= Nilai pada tahun yang dihitung
Yt-1
= Nilai pada tahun sebelumnya Dengan menggunakan metode ini maka didapat data triwulan dari tahun
2003 sampai dengan tahun 2011 sehingga observasi yang didapat menjadi 32 observasi.
3.5. Analisis Data 3.5.1. Uji Kesesuain (Test Of Goodness Of Fit) Uji Kesesuain (Test Of Goodness Of Fit) dilakukan berdasarkan uji t (partial test), uji F (over all tesst) dan perhitungan nilai koefisien Determinan (R2). Uji t dimaksudkan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk pengujian signifikansi ini, nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat keyakinan dan derajat kebebasan (degree of
freedom) tertentu. Rumus
perhitungan uji-t, yaitu: t = (β – β0) / Sβ dimana: t = nilai t-test β = nilai koefisien variabel eksogen yang sebenarnya
117
β0 = nilai koefisien variabel eksogen dengan hipotesa = 0 Sβ = standar error estimasi β Untuk pengujian pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variable dependen, hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : H0 : βi = 0
: Artinya variabel independen ke-i yang dihipotesiskan tidak berpengaruh secara individu terhadap variabel dependennya.
Ha : β1,β2,β3 > 0 : Artinya variabel independen ke-i yang dihipotesiskan berpengaruh secara individu terhadap variabel dependennya. Apabila t-hitung ≥ t-tabel maka Ho ditolak, sebaliknya apabila t-hitung ≤ t -tabel maka Ho tidak ditolak. Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh dari semua variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya. Disamping menguji berarti tidaknya variabel-variabel bebas secara bersamaan, uji F juga sekaligus menguji koefisien determinasinya ( R 2 ). Dengan demikian hasil uji F yang signifikan akan menyebabkan nilai R 2 yang diperoleh secara statistik tidak sama dengan nol. Hipotesis yang digunakan adalah : H0: semua variabel bebas
secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel tidak bebasnya. Ha: minimal salah satu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya. Apabila hasil pengujian menunjukkan nilai F-hitung ≥ F-tabel maka Ho ditolak, sebaliknya apabila F-hitung ≤ F -tabel maka Ho tidak ditolak. Derajat bebas (df).
118
df untuk pembilang, N1 = k – 1, k adalah banyaknya parameter. df untuk penyebut, N2 = n – k , n adalah banyaknya observasi. 3.5.2. Koefisien Determinasi (R2) Perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari independen variable (variable bebas) yang menerangkan dependen variable (variabel terikat) atau angka yang menunjukan seberapa besar independen variable (variabel bebas) dapat menjelaskan dependen variable (variabel terikat). Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0≤ R
2
≤1),
dimana jika nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dapat menjelaskan
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. 3.5.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Selain dilakukan uji statistika di atas, pada saat analisis regresi sering muncul beberapa masalah yang termasuk dalam pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya masalah normalitas, multikolinieritas dan autokorelasi. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian memiliki dimensi waktu (time series) sehingga untuk uji asumsi klasik hanya akan dilakukan berkaitan dengan mutlikolinieritas, dan autokorelasi. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah kesalahan penggangu menunjukkan µ mempunyai nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkolerasi dan mempunyai varian yang konstan. Dengan asumsi ini Estimator atau penaksir akan memenuhi sifat-sifat yang diinginkan, seperti ketidakbiasaan
119
dan mempunyai varian yang minimum. Untuk mengetahui normal tidaknya faktor penggangu µ dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B Test). Uji menggunakan hasil estimasi residual dan probabilitas X2, yaitu dengan membandingkan nilai JB hitung atau X2 hitung dengan X2 tabel. Kriteria keputusan sebagai berikut : H0 : µ terdistribusi normal Ha : µ tidak terdistribusi normal 1. Jika JB hitung > X2 tabel maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual µ I berdistribusi normal ditolak. 2. Jika nilai JB hitung < X2 tabel maka Hipotesis yang menyatakan bahwa resodual µi berdistribusi normal diterima. 3. Tahap uji Jarque Bera dengan menggunakan Eviews secara ringkas adalah sebagai berikut : a. Formulasi hipotesis Ho = distribusi µi Ha = distribusi µt tidak normal b. Menentukan tingkat signifikan (α) c. Menentukan kriteria pengujian Ho ditolak jika prob. JB < α, Ho diterima jika prob. JB>α d. Kesimpulan Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan diantara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menguji koefisien korelasi (r) antar variabel independen. Tanpa adanya perbaikan multikolinieritas tetap menghasilkan estimator yang BLUE karena masalah estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas hanya menyebabkan
120
kita kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil (Widarjono, 2005) Autokorelasi adalah adanya korelasi antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah metode Bruesch-Godfrey atau yang lebih dikenal dengan uji Lagrange Multiplier (LM). Mendeteksi terjadinya autokorelasi didasarkan pada probabilitas chisquare, yaitu : Jika probability chi square > α = 5%, berarti Ho tidak ditolak Jika probability chi square ≤ α = 5%, berarti Ho ditolak Dimana : Ho : tidak ada autokorelasi H1 : ada autokorelasi Jika probabilitas chi-square (X2) ≥ 5 persen maka Ho tidak ditolak atau tidak ada autokorelasi. Sebaliknya jika probabilitas chi-square (X2) ≤ 5 persen maka Ho ditolak atau terjadi autokorelasi.
3.6. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk memberikan batasan penelitian memudahkan analisis, dijabarkan beberapa definisi operasional variabel, yakni sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi adalah diproxy dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000 ( juta rupiah ).
121
2. Pengeluaran pemerintah adalah belanja yang penggunaannya untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan pemerintah daerah ( Juta rupiah). 3. Investasi (INV) adalah total investasi yang ditanamkan oleh investor baik dalam dan luar negri selama satu tahun ( juta rupiah). 4. Angkatan kerja (AK) adalah jumlah orang yang berada dalam usia kerja (jiwa).
122
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Dairi 4.1.1. Luas dan Letak Kabupaten Dairi mempunyai luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 Hektar). Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi yang terletak disebelah Barat laut Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Kabupaten Aceh Tenggara (NAD) dan Kabupaten Karo
Sebelah Selatan
: Kabupaten Pak-pak Bharat
Sebelah Barat
: Kabupaten Aceh Selatan
Sebelah Timur
: Kabupaten Toba Samosir
Wilayah Kabupaten Dairi terdiri dari 15 Kecamatan dan 148 Desa, dan 8 kelurahan didiami oleh berbagai macam penduduk dengan beragam etnis/suku bangsa, agama dan budaya. Sidikalang merupakan Ibukota Kabupaten dairi sebagai pusat pemerintahan, jaraknya dengan kota-kota kecamatan sangat bervariasi antara 4 km sampai 10 km. Kota-kota kecamatan yang letaknya relatif jauh (diatas 10 km). 4.1.2. Keadaan Alam dan Topografi Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukitbukit. Sebagian besar tanahnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah
123
ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter di atas permukaan laut. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Siempat Nempu dan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 – 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Parbuluan dan Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi yang bervariasi, dan sebagian besar merupakan pegunungan dan perbukitan. Keadaan iklim Kabupaten Dairi pada umumnya beriklim subtropis pada daerah dengan ketinggian 400-1000 m di atas permukaan laut dan iklim dingin pada daerah ketinggian di atas 1000 m diatas permukaan laut. Pertanian merupakan sektor utama yang mendukung perekonomian masyarakat Kabupaten Dairi, karena sebagian besar penduduknya adalah berusaha pada sektor ini. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi, yaitu sebesar 70,08% (BPS Kabupaten Dairi, 2007). Dalam pengelompokan sektor ekonomi, sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. 4.1.3. Visi dan Misi Kabupaten Dairi VISI : Meningkatnya kesejahtreraan masyarakat Kabupaten Dairi melalui pengembangan agribisnis yang berdaya saing.
124
MISI : 1. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia; 2. Memberikan pelayanan yang berkualitas; 3. Meningkatkan kualitas dan peran serta pemerintah, masyarakat dan dunia usaha untuk mengembangkan potensi daerah dalam pembangunan; 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta mengoptimalkan prasaranan dan sarana daerah; 5. Menciptakan dan memelihara suasana kondusif. 4.1.4. Perkembangan Perekonomian Kabupaten Dairi Kabupaten Dairi memiliki sumber daya alam yang dapat digali potensinya, dari sumber daya tersebut seperti pengolahan pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, pengolahan energi listrik, gas dan air bersih, disamping jasajasa perdagangan lainnya. Potensi ini masih dapat dieksploitasi dengan maksimal karena bahan baku cukup tersedia, sehingga mampu meningkatkan PDRB kabupaten Dairi. Pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerjajuga mengalami perubahan dari tahun 2003 sampai tahun 2011. PDRB Kabupaten Dairi atas harga dasar konstan (ADHK) pada tahun 2006 sebesar Rp.1.704,131 milyar. Sektor investasi pada tahun tersebut tumbuh 26,2 persen sehingga menjadi kontributor utama naiknya PDRB Kabupaten Dairi. PDRB Kabupaten Dairi terus mengalami kenaikan dan yang tertinggi adlah pada tahun 2011 sebesar Rp.2.166,790 milyar. Peningkatan PDRB Kabupaten Dairi seiring dengan peningkatan pengeluaran pemerintah dan investasi dimana pada tahun 2011 pengeluaran pemerintah mencapai Rp.514,757 milyar sementara investasi mencapai Rp.39,379 milyar.
125
Perkembangan PDRB, pengeluaran pemerintah, investasi dan penduduk Kabupaten Dairi disajikan pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah, Perekonomian Dan Kependudukan Kabupaten Dairi 2003 sampai dengan 2011 No
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pengeluaran Pemerintah 163.196.021.131,27 176.085.127.757,00 196.974.234.382,73 327.994.400.048,74 370.418.427.774,12 467.291.950.314,88 455.902.250.452,26 487.883.816.871,92 514.757.339.412,68
Investasi 8.392.780 10.298.690 11.876.320 14.986.800 16.324.675 18.482.850 23.487.850 25.092.850 39.379.100
Angkatan Kerja 64991 66013 67835 69221 70774 72113 73838 75543 77263
PDRB Harga Konstan 1.465.781,05 1.551.234,58 1.634.143,37 1.704.131,24 1.789.802,45 1.870.701,52 1.958.998,63 2.057.340,36 2.166.790,87
Sumber : BPS (2011)
4.1.5. Metode Pemecahan Data lnsukrindo Untuk mendapatkan jumlah observasi yang ideal maka dilakukan pemecahan data tahunan menjadi data pertriwulan dengan metode pemecahan data lnsukrindo Adapun data yang diambil merupakan time series dari tahun 2003 tahun 2011. Rumus metode pemecahan data menurut lnsukrindo dengan sebagai berikut : Y1 = ¼ { Yt + (-4,5/12 < Yt - Yt-1>)} Y2 = ¼ { Yt + (-1,5/12 < Yt - Yt-1>)} Y3 = ¼ { Yt + ( 1,5/12 < Yt - Yt-1>)} Y4 = ¼ { Yt + ( 4,5/12 < Yt - Yt-1>)} Dimana Y1
= Nilai triwulan pertama
Y2
=
Nilai triwulan kedua
Y3
=
Nilai triwulan ketiga
126
Y4
=
Nilai triwulan keempat
Yt
= Nilai pada tahun yang dihitung
Yt-1
= Nilai pada tahun sebelumnya
Contoh : PDRB Tahun 2003 adalah Rp. 1.465.781,05 dan di Tahun 2004 adalah Rp. 1.551.234,58. Maka untuk memecah data di Tahun 2004 adalah sebagai berikut : Y2004a
= ¼ { Y2004 + (-4,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (-4,5/12 < Y2004 - Y2003>)}
>)}
=
¼ { 1.551.234,58+ (-4,5/12 < 1.551.234,580000 – 1.465.781,05
=
¼ { 1.551.234,58+ (-4,5/12 <85453>)}
=
¼ { 1.551.234,58– 32045 }
=
¼ x 1.519.189,58
= 379.797,38 Y2004b
= ¼ { Y2004 + (-1,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (-1,5/12 < Y2004 - Y2003>)} =
¼ { 1.551.234,58+ (-1,5/12 < 1.551.234,58– 1.465.781,05 >)}
=
¼ { 1.551.234,58+ (-1,5/12 <85453>)}
=
¼ { 1.551.234,58– 10.681 }
=
¼ x 1.540.553,58
= 381.138,22 Y2004c
= ¼ { Y2004 + (1,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (1,5/12 < Y2004 - Y2003>)} =
¼ { 1.551.234,58+ (1,5/12 < 1.551.234,58– 750.000.000>)}
=
¼ { 1.551.234,58+ (1,5/12 <85453>)}
127
=
¼ { 1.551.234,58+ 10.681 }
=
¼ x 1.561.915,58
= 390.479,07 Y2004d
= ¼ { Y2004 + (4,5/12 < Y2004 - Y2004-1>)} = ¼ { Y2004 + (4,5/12 < Y2004 - Y2003>)} =
¼ { 1.551.234,58+ (4,5/12 < 1.551.234,58– 750.000.000>)}
=
¼ { 1.551.234,58+ (4,5/12 <85453>)}
=
¼ { 1.551.234,58 + 32045}
=
¼ x 1.583.279,58
= 395.819,91 Dimana : Y2004a
: Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Pertama
Y2004b
: Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Kedua
Y2004c
: Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Ketiga
Y2004d
: Nilai PDRB Tahun 2004 Triwulan Keempat Dengan menggunakan metode ini maka didapat data triwulan dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2011 sehingga didapat 32 observasi .
4.2. Deskripsi Variabel Penelitian Bagian ini menguraikan hasil-hasil selama periode penelitian, yaitu mengenai hasil analisis terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja.
128
4.2.1. Perkembangan PDRB tahun 2004 : 1 sampai tahun 2011 : 4 PDRB merupakan pendapatan regional dalam wilayah provinsi dan kabupaten /kota. PDRB sebagai indikator dari ekonomi dengan analisa pertumbuhannya. Jika didefinisikan secara singkat, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Makna kata proses dalam definisi tersebut adalah bahwa pertumbuhan bukan merupakan gambaran ekonomi pada suatu saat melainkan sebuah aspek dinamis dari suatu perekonomian yang berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga terkait erat dengan kenaikan output per kapita yang ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi output total suatu daerah (PDRB) dan dari sisi jumlah penduduk. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Dairi diukur atas dasar harga konstan tahun 2000 dalam satuan ribu Rupiah. Berikut tabel perkembangan PDRB di Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4. Tabel 4.2. Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi 2003 sampai dengan 2011 (Ribu) Q 2004 :1 2004 :2 2004 :3 2004 :4 2005:1 2005 :2 2005 :3 2005 :4 2006 : 1 2006: 2 2006 : 3
PDRB 379.797,38 385.138,22 390.479,07 395.819,91 400.763,14 405.944,94 411.126,74 416.308,54 419.471,45 423.845,69 428.219,93
Pertumbuhan 1,39 1,37 1,35 1,23 1,28 1,26 1,24 0,75 1,03 1,02
Q 2008 :1 2008 :2 2008 :3 2008 :4 2009 :1 2009 :2 2009 3 2009 :4 2010 :1 2010 :2 2010 :3
PDRB 460.091,09 465.147,28 470.203,48 475.259,67 481.471,80 486.990,37 492.508,94 498.027,51 505.115,55 511.261,91 517.408,27
Pertumbuhan 1,00 1,09 1,08 1,06 1,29 1,13 1,12 1,11 1,40 1,20 1,19
129
Lanjutan Tabel 42 2006 : 4
432.594,17 439.418,94 444.773,39 450.127,84 455.482,29
2007 :1 2007 :2 2007 :3 2007 :4
1,01 1,55 1,20 1,19 1,18
2010 :4 2011 :1 2011 :2 2011 :3 2011 :4
1,17 1,48 1,27 1,25 1,24
523.554,63 531.436,73 538.277,39 545.118,05 551.958,70
Sumber : BPS (2011)
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui perkembangan PDRB Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. PDRB yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar Rp 551.958. 700. PDRB (Ribu Rupiah) 560
520
480
Tahun
440
400
360 04
05
06
07
08
09
10
11
PDRB
Gambar 4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 -2011 : 4 Sedangkan PDRB yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 379.797.380. Secara keseluruhan perkembangan PDRB selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya PDRB yang terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 tersebut disebabkan adanya peningkatan investasi.
4.2.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Tahun 2004 : 1 Sampai
130
Tahun 2011 : 4 Pengeluaran pemerintah merupakan belanja yang penggunaannya untuk membiayai kegiatan rutin dan pembangunan pemerintah daerah. Berikut tabel perkembangan pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4. Tabel 4.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi 2004 : 1 sampai dengan 2011 : 4 Q
Pengeluaran Pemerintah 42.812.928.193,09
Pertumbuhan
Q
-
Pengeluaran Pemerintah 107.741.094.480,52 113.795.689.999,32
Pertumbuhan
2004 :1 2004 :2
43.618.497.357,20
1.881603
2008 :1 2008 :2
11.55417
2004 :3
44.424.066.521,30
1.846852
2008 :3
119.850.285.158,12
5.320584
2004 :4
1.813362
2008 :4
125.904.880.316,92
5.051799
2005:1
45.229.635.685,41 47.285.204.849,52
4.54474
2009 :1
115.043.346.975,19
-8.62678
2005 :2
48.590.774.013,63
2.761052
2009 :2
114.331.490.733,77
-0.61877
2005 :3
49.896.343.177,74
2.686866
2009 3
113.619.634.492,36
-0.62262
2005 :4
51.201.912.341,84
2.616563
2009 :4
112.907.778.250,94
-0.62653
2006 : 1
69.715.459.481,00
36.15792
2010 :1
118.972.682.366,14
5.371556
2006: 2
77.904.219.835,12
11.74597
2010 :2
120.971.530.267,37
1.68009
2006 : 3
86.092.980.189,25
10.51132
2010 :3
122.970.378.168,59
1.652329
2006 : 4
94.281.740.543,37
9.511531
2010 :4
124.969.226.069,82
1.625471
2007 :1
88.627.354.344,28
-5.99733
2011 :1
126.169.942.114,97
0.960809
2007 :2
91.278.856.077,11
2.991742
2011 :2
127.849.537.273,77
1.331217
2007 :3
93.930.357.809,95
2.904837
2011 :3
129.529.132.432,57
1.313728
2007 :4
96.581.859.542,78
2.822838
2011 :4
131.208.727.591,37
1.296693
5.619579
Sumber : BPS (2011) Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui perkembangan pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. Pengeluaran pemerintah yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar Rp 131.208.727.591,37.
131
Pengeluaran Pemerintah (Ribu Rupiah)
140
120
Tahun
100
80
60
40 04
05
06
07
08
09
10
11
G
Gambar 4.2. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 -2011 : 4 Sedangkan pengeluaran pemerintah yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 42.812.928.193,09. Secara keseluruhan perkembangan pengeluaran pemerintah selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. 4.2.3. Perkembangan Investasi Tahun 2004 : 1 Sampai Tahun 2011 : 4 Investasi merupakan total investasi yang ditanamkan oleh investor baik dalam dan luar negeri selama satu tahun. Kondisi perkembangan investasi di Kabupaten Dairi telah mengalami stagnasi dan kelesuan bahkan cenderung menjadi tidak kondusif sehingga berpengaruh terhadap perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Salah satu indikator yang dapat dilihat adalah dari turunnya jumlah proyek dan investasi PMDN yang telah disetujui dan realisasinya.
132
Berikut tabel perkembangan investasi di Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4. Tabel 4.4. Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi 2004 : 1 sampai dengan 2011 : 4 (Ribu) Q 2004 :1 2004 :2 2004 :3 2004 :4 2005:1 2005 :2 2005 :3 2005 :4 2006 : 1 2006: 2 2006 : 3 2006 : 4 2007 :1 2007 :2 2007 :3 2007 :4
Investasi 2.395.993,44 2.515.112,81 2.634.232,19 2.753.351,56 2.821.177,19 2.919.779,06 3.018.380,94 3.116.982,81 3.455.092,50 3.649.497,50 3.843.902,50 4.038.307,50 3.955.742,97 4.039.360,16 4.122.977,34 4.206.594,53
Pertumbuhan 1,39
Q 2008 :1 2008 :2
Investasi 4.418.383,59
Pertumbuhan 1,00 1,09
1,37 1,35 1,23 1,28 1,26
2008 :3 2008 :4 2009 :1 2009 :2 2009 3
4.553.269,53 4.688.155,47 4.823.041,41 5.402.743,75 5.715.556,25 6.028.368,75
1,24 0,75 1,03 1,02 1,01 1,55
2009 :4 2010 :1 2010 :2 2010 :3 2010 :4 2011 :1
6.341.181,25 6.122.743,75 6.223.056,25 6.323.368,75 6.423.681,25 8.505.439,06
1,11 1,40 1,20 1,19 1,17 1,48
1,20 1,19 1,18
2011 :2 2011 :3 2011 :4
9.398.329,69 10.291.220,31 11.184.110,94
1,27 1,25 1,24
1,08 1,06 1,29 1,13 1,12
Sumber : BPS (2011)
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui perkembangan investasi di Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. Investasi yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar Rp 11.184.110.940. Investasi (Ribu Rupiah)
Tahun
133
12
10
8
6
4
2 04
05
06
07
08
09
10
11
I Gambar 4.3. Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi Tahun 2004 :1 – 2011 : 4 Sedangkan investasi yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar Rp 2.395.993.440. Secara keseluruhan perkembangan investasi selalu menunjukkan kenaikkan dari tahun ke tahun. Besarnya investasi yang terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 tersebut disebabkan adanya kemudahan dalam perijinan. 4.2.4. Perkembangan Angkatan kerja Tahun 2004 : 1 sampai Tahun 2011 : 4 Sejalan
dengan
laju
perkembangan
dan
pertumbuhan
penduduk,
untuksektor tenaga kerja ini diprioritaskanpada penciptaan perluasan dan pemerataankesempatankerja serta perlindungan tenaga kerja. Menurut Badan Pusat Statistik,penduduk usia kerja didefiniskan sebagai penduduk berumur 10 tahun ke atas dandibedakan sebagai Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja.Angakatan kerja adalah penduduk yang siap terlibat dalam kegiatanekonomi
134
produktif. Mereka yang dapat diserap oleh pasar kerja digolongkanbekerja, sedangkan yang tidak/belum diserap oleh pasar kerja yaitu mereka yangsedang mencari pekerjaan. Di sisi lain, mereka yang tidakterlibat dalam kegiatanekonomi digolongkan sebagai Bukan Angkatan Kerja, yaitu mereka yang kegiatan 88 utamanya mengurus rumah tangga, sekolah atau mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena usia tua atau alasan fisik (cacat). Berikut tabel perkembangan angkatan kerjadi Kabupaten Dairi tahun 2004 : 1 sampai dengan tahun 2011 : 4. Tabel 4.5. Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Dairi 2004 : 1 Sampai Dengan 2011 : 4 (Jiwa)
2008 :1 2008 :2
Angkatan Kerja 17903 17987
2008 :3
18070
0.43544
2008 :4
18154
1.089902
2009 :1
18298
2009 :2
18406
0.590228
0.674476
2009 3
18514
0.586765
0.664081
2009 :4
18621
2010 :1
18726
0.50655
2010 :2
18833
0.571398
0.503997
2010 :3
18939
0.562842
0.495706
2010 :4
19046
0.648122
2011 :1
19155
0.55277
2011 :2
19262
0.558601
0.549731
2011 :3
19369
0.555498
2011 :4
19477
Q
Angkatan Kerja
Pertumbuhan
2004 :1 2004 :2
16408 16471
-
2004 :3
16535
2004 :4
16607
2005:1
16788
2005 :2
16902
2005 :3
17016
2005 :4
17129
2006 : 1
17175
2006: 2
17262
2006 : 3
17349
2006 : 4
17435
2007 :1
17548
2007 :2
17645
2007 :3
17742
2007 :4
17839
0.383959 0.388562
0.679056
0.26855
0.546725
Q
Pertumbuhan 0.358765 0.469195 0.461444 0.464859 0.793214
0.577941 0.563879
0.564972 0.572299
0.557592
Sumber : BPS Kab.Dairi (2011)
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui perkembangan angkatan kerja Kabupaten Dairi tahun 2004 kwartal 1 sampai tahun 2011 kwartal 4. Jumlah angkatan kerja yang paling besar terjadi pada tahun 2011 kwartal 4 yaitu sebesar 19477 jiwa.
135
Sedangkan jumlah angkatan kerja yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 kwartal 1 sebesar 16408. Peningkatan angkatan kerja diharapkan mampu meningkatkan peertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi Angkatan Kerja (Ribu)
Tahun
20000 19500 19000 18500 18000 17500 17000 16500 16000 04
05
06
07
08
09
10
11
AK Gambar 4.4. Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Dairi Tahun 2004 : 1 – 2011 : 4
136
4.3. Analisis Estimasi 4.3.1. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit) Untuk pengujian hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka dilakukan estimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) untuk data time series 32 bulan dengan menggunakan Program EViews. Hasil analisis regresi terhadap model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Lampiran 2. Tabel 4.6. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi LPDRB = 15.59927+ 1.83E-15LG + 2.19E-12 LINV+0.000113LAK Std.Er.
:
(5.92E-16)
t-stat
:
(3.095077)** (0.293333)
R2 DW-test
: 0.999314 : 1.834069
F-stat Prob
(7.46E-12)
(3.17E-06) (35.61648)***
: 13586.86*** : 0,0000
Sumber : Lampiran 4.
Ket.
: *** signifikan pada α 1 %. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0.999314 berarti bahwa variabel
pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerjavariasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 99,93 persen. Dilihat dari nilai F-statistik, yaitu sebesar 13586.86 yang signifikan pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %; berarti bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), dapat diketahui bahwa variabel pengeluaran pemerintah, investasi dan angkatan kerja berpengaruh
137
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi
pada α = 1 %.
Berikut ini hasil uji t dari masing-masing variabel bebas. a. Pengeluaran Pemerintah Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat pengeluaran pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin tinggi. Nilai koefisien regresi pengeluaran
pemerintah
sebesar
5.92E-16
berarti
bahwa
setiap
peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 1 juta, maka menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 5.92E-16 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 3.095077 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5% = 2,048). Hal ini berarti bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 95 persen atau α = 5 %. b. Investasi Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat investasi, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin tinggi. Nilai koefisien regresi investasi sebesar 0.293333 berarti bahwa setiap peningkatan investasi 1 juta, maka menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 0.293333 persen, ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 0.293333 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5% =
138
2,048). Hal ini berarti bahwa variabel investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %. c. Angkatan Kerja Dari hasil estimasi diketahui bahwa angkatan kerja berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Nilai koefisien regresi angkatan kerja sebesar 0.557805 berarti bahwa setiap peningkatan angkatan kerja sebesar 1 jiwa, akan menyebabkan naiknya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi sebesar 3.17E-06 persen, ceteris paribus. Hal ini berarti bahwa semakin banyak angkatan kerja, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin naik. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 35.61648 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5 % = 2,048). Hal ini berarti bahwa angkatan kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %.
4.3.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari multikolinieritas dan autokorelasi dan normalitas sebagai berikut.
139
a. Multikolinieritas Untuk
mendeteksi
masalah
multikolinearitas
dilakukan
dengan
membandingkan nilai R2y.x dengan nilai R2x.x. Kriteria keputusan sebagai berikut : 1. Jika nilai R2y.x < R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak. 2. Jika nilai R2y.x > R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Tabel 4.7. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas
Model Estimasi
Nilai R2
LPDRB
= f(G, I, AK)
0.999314
G
= f (I, AK)
0.914220
I
= f (G, AK)
0.895037
AK
= f (G, I)
0.965258
Sumber : Data diolah (Lampiran 3).
Nilai R2 LPAK
LPDRB, LG, LI, LAK
dan nilai R2
LAK, LI, LG,
lebih tinggi dari nilai R2
LG, LI, LAK;
nilai R2
LI, LG,
maka dalam model empiris tidak ditemukan adanya
multikolinieritas. b. Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan melalui uji Lagrange Multiplier Test (LM Test), yaitu dengan membandingkan nilai X² hitung dengan X² tabel, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
140
1. Jika nilai X2hitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak. 2. Jika nilai X2hitung < X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat ditolak. Uji autokorelasi dengan LM Test sebagai berikut. Tabel 4.8. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
5.570413 9.323834
Probability Probability
0.059911 0.055578
Sumber: Data diolah (Lampiran 3).
Hasil uji LM test di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai X2hitung (Obs*R-squared) = 9.323834 dengan X2tabel (9) α 5% = 16,92 yang berarti bahwa X2hitung < Xtabel, dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak. Artinya dalam model yang diestimasi tersebut tidak mengandung korelasi serial (autokorelasi) antar faktor pengganggu (error term). Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak korelasi antara data dengan data sebelumnya. C. Uji Normalitas (Jarque-Bera Test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya faktor pengganggu µi yang dapat diketahui melalui uji J-B Test. Uji menggunakan hasil estimasi residual dan Chi-square probability distribution. Berikut ini hasil estimasi yang dilakukan dengan uji J-B Test.
141
Tabel 4.9. Hasil Estimasi Uji Normalitas Series : Residuals Sample: 2004:1 2011:4 Observations : 32 Jarque-Bera Probability
1.551154 0.460438
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan hasil estimasi uji J-B Test, diperoleh probability JB ( sebesar 0.460438 atau 46 persen) lebih besar daripada α = 5 persen, maka (H0) diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan model empiris yang digunakan mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
4.4. Pembahasan 4.4.1. Pengeluaran Pemerintah Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hanum (2004) yang menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) antara lain menemukan bahwa untuk variabel pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hukum Wagner mengenai pengeluaran publik adalah salah satu usaha paling awal yang menekankan pertumbuhan ekonomi sebagai determinan mendasar dari pertumbuhan sektor publik. Sejumlah studi menemukan hubungan positif yang nyata antara pertumbuhan sektor publik dan pertumbuhan ekonomi hanya untuk negara berkembang tetapi bukan pada negara maju, yang lainnya malahan melaporkan hubungan negatif antara pembe- lanjaan pemerintah dan
142
GNP. 4.4.2. Investasi Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siti Aisyah Tri Rahayu (2000). Dalam penelitiannya tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menyebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah (ΔY) merupakan fungsi dari laju pertumbuhan angkatan kerja (ΔL), rasio investasi swasta PMA dan PMDN yang disetujui terhadap PDRB (IP),
rasio
investasi
pemerintah
daerah
terhadap
PDRB
(IG),
rasio
pengeluaran/konsumsi pemerintah (belanja rutin) daerah terhadap PDRB ((G/Y) ΔG) dan rasio penerimaan pemerintah daerah yang berasal dari pajak daerah dan penerimaan non pajak terhadap PDRB (R/Y). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi swasta dan laju pertumbuhan angkatan kerja tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional, tanpa memasukkan hasil migas ternyata investasi pemerintah daerah mempunyai efek yang negatif, sedangkan penerimaanpemerintah dari sektor pajak daerah dan non pajak memberikan efek positif yangsignifikan. 4.4.3. Angkatan Kerja Hasil estimasi menunjukkan bahwa angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Arief Hadiono (2001) Dalam penelitiannya tentang pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Tengah menggunakan data polling sampel populasi kab/kota di Jateng selama tahun 1994-
143
1998 menyebutkan bahwa output suatu daerah (PDRB) merupakan fungsi dari investasi pemerintah, penyerapan tenaga kerja dan sarana angkutan umum.
144
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab terdahulu maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi akan semakin meningkat dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi. 2. Secara bersama, hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. 3. Secara parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, angkatan kerja signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi. investasi walaupun berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
5.2. Saran 1. Untuk
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi,
pemerintah
hendaknya
mengambil kebijakan untuk mendukung iklim investasi yang kondusif, seperti pengurusan perizinan dan pajak, realisasi pembangunan infrastruktur dengan cepat, serta kepastian peraturan ketenagakerjaan.
145
2. Dianggap perlu untuk mengkaji kembali penelitian ini (atas masalah yang sama) dengan menggunakan metode pendekatan, serta konsep peninjauan yang berbeda agar dapat dilakukan studi komparasi dan mendukung temuantemuan baru. 3. Keterbatasan jumlah variabel yang ada pada penelitian ini hendaknya juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menambahkan variabel-variabel yang mempunyai pengaruh terhadappertumbuhan ekonomi seperti variabel yang berkaitan denganperkembangan tekhnologi dengan harapan dapat lebih memperkaya isi dan cakupan penelitian.
146