BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan judul penelitian, yaitu “Pengaruh Program Merajut Asa TRANS7 terhadap Perubahan Sikap (Studi Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi Peminatan Broadcasting Angkatan 2009)”, maka dapat diketahui bahwa penelitian bersifat kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah
penelitian
yang menggambarkan
dan
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel (Kriyantono, 2006). Metode penelitian kuantitatif sering disebut sebagai positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistik. Metode kuantitatif juga disebut metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan (Sugiyono, 2009 : 7). Menurut Smith (dalam Rakhmat 2005 : 24), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka yang datanya berwujud bilangan (skor atau yang dianalisis dengan menggunakan statistik) untuk menjawab pertanyaan atau 53
54
hipotesis penelitian yang bersifat spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Tujuan
penelitian
kuantitatif
yaitu
untuk
mengembangkan
dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubunganhubungan kuantitatif (Creswell : 2003). Pada umumnya, penelitian kuantitatif dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representative. Proses penelitian kuantitatif mempunyai sifat deduktif, dimana maksudnya adalah untuk menjawab rumusan masalah dengan menggunakan konsep ataupun teori sehingga dapat dirumuskan menjadi hipotesis. Pengumpulan data lapangan dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan instrumen penelitian. Hipotesis dapat disimpulkan terbukti atau tidak melalui analisa data yang terkumpul secara kuantitatif dengan statistik deskriptif atau inferensial. Beberapa ciri penelitian kuantitatif (Hamidi, 2007 : 138) yaitu : 1. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengukur satu atau lebih variabel penelitian. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengukur hubungan (korelasi atau pengaruh) antara dua variabel atau lebih. 2. Penelitian
kuantitatif
permasalahannya
adalah
menanyakan
pengaruh atau keeratan hubungan antar dua variabel atau lebih.
tentang
55
3. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk menguji teori (retest) yang sudah ada yang telah terpilih oleh peneliti. 4. Penelitian kuantitatif menggunakan hipotesis sejak awal ketika peneliti telah menetapkan teori yang akan digunakan. 5. Penelitian kuantitatif lebih mengutamakan teknik pengumpulan data kuesioner. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu antara pengaruh pesan inspiratif program Merajut Asa terhadap perubahan sikap dan perilaku.
3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif, yang mempunyai maksud menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui uji hipotesa. Penelitian eksplanatif juga berupaya menjelaskan mengapa suatu fenomena ataupun gejala sosial dapat terjadi. Penelitian ini menghubungkan satu fenomena atau gejala sosial dengan fenomena dan gejala sosial lainnya. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab-akibat (Martono, 2010 : 16). Menurut David Kline yang dikutip Sugiyono dalam buku “Metode Penelitian Administrasi”, penelitian menurut tingkat eksplanasinya (level of eksplanation) adalah tingkat penjelasan, menurut tingkat eksplanasi adalah
56
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005 : 11). Pada format eksplanasi survey, penelitian diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan karena format penelitian ini bertujuan mencari hubungan sebab-akibat dari variable-variabel yang diteliti, dengan demikian statistik inferensial merupakan alat utama dalam analisis data. (Bungin, 2009 : 38). Dengan menggunakan penelitian eksplanatif, maka penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antara tayangan program “Merajut Asa” (sebagai variabel X) dengan perubahan sikap (sebagai variabel Y).
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut (Suharsimi Arikunto Prof, Dr : 2002 ; 108) dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek” mengatakan bahwa : “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus”. Menurut (Sugiyono : 2002 : 55) dalam buku “Statistika Untuk Penelitian” menyatakan bahwa :
57
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan”. Universitas Bina Nusantara merupakan populasi dalam penelitian ini dimana jumlah mahasiswa pada jurusan Marketing Komunikasi peminatan Broadcasting angkatan 2009 adalah 100 orang yang informasinya diperoleh melalui layanan mahasiswa Universitas Bina Nusantara.
3.3.2 Sampel Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Ini berarti
selalu ada resiko kesalahan dalam menarik kesimpulan untuk
keseluruhan populasi. Oleh karena itu setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan selalu berusaha untuk memperkecil resiko kesalahan tersebut (Soeharto, 2002). Menurut (Suharsimi Arikunto Prof, Dr. : 2002 : 109) dalam bukunya yang berjudul “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, menyatakan bahwa : “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggenerlisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel non-probabilitas (non-acak). Pengambilan sampel dengan non acak dilakukan jika semua elemen belum tentu memiliki peluang
58
yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, misalnya terdapat bagian populasi yang dengan sengaja tidak dijadikan anggota sampel yang mewakili populasi
(http://ssantoso.umpo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/BAB-III.-
METODE-PENGAMBILAN-SAMPEL-DAN-PENGUMPULAN-DATA.pdf). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang dalam hal ini termasuk kedalam kategori pengambilan sampel non-probabilitas (non-acak) karena dalam hal ini tidak semua mahasiswa Universitas Bina Nusantara memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel dan dapat dijadikan sampel yang mewakili populasi karena Universitas Bina Nusantara terdiri dari berbagai macam jurusan dan pada penelitian ini peneliti ingin meneliti hanya pada jurusan Marketing Komunikasi peminatan Broadcasting angkatan 2009 saja. Terdapat enam cara pengambilan sampel secara non acak (Husein Umar, 1999), yaitu : 1. Cara Keputusan (Judgement Sampling), yaitu pengambilan sampel dengan terlebih dahulu memutuskan jumlah maupun sampel yang akan diambil dengan tujuan tertentu. 2. Cara Kuota (Quota Sampling), yaitu jika penelitian untuk mengkaji fenomena tertentu maka responden yang akan dipilih adalah yang diperkirakan dapat menjawab semua permasalahan yang terkait dengan penelitian. 3. Cara Dipermudah (Convinience Sampling), yaitu peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai responden.
59
4. Cara Bola Salju (Snowball Sampling), yaitu penentuan sampel yang semula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain yang dianggap tahu terkait dengan permasalahan yang diteliti untuk dijadikan sampel lagi dan seterusnya. 5. Area Sampling, yaitu populasi dibagi menjadi sub populasi dan sub populasi dibagi menjadi sub-sub populasi sampai dengan sub yang terkecil dan baru diambil sampel untuk masuk ke bagian populasi yang lebih besar dan dari bagian populasi yang besar juga diambil sampelnya. 6. Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Cara pengambilan sampel secara non-acak dalam penelitian ini termasuk kedalam convinience sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja mahasiswa Universitas Binus jurusan Marketing Komunikasi peminatan Broadcasting angkatan 2009 yang akan dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai responden. Menurut Sugiyono (2007: 130) dalam ilmu sosial kerap menggunakan tingkat kesalahan 10%. Tingkat kesalahan sebesar 10% artinya sampel yang akan dibagikan memiliki tingkat kesalahan paling kecil, hal ini menunjukan bahwa sampel tersebut dapat dipercaya dan akurat. Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini maka digunakan rumus, yaitu rumus Taro Yamane yang ditulis oleh Rakhmat (Ridwan, 2004 : 65).
60
Rumus TARO YAMANE N n= N. (d)2 + 1 Keterangan : n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
(d)2
= derajat ketelitian (0,1)2
Rumus : n=
N N. (d)2 + 1
n=
100 100. (0,1)2 + 1
n=
100 1+1
n=
100 2
n=
50 Sehingga sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 50
orang responden. Sampel penelitian adalah para mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting.
61
Dengan perhitungan diatas berjumlah 50 orang sampel dari populasi 100 orang mahasiswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2009 : 193). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data kuesioner. Menurut Sugiyono, kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011 : 143). Kuesioner merupakan kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk mendapatkan informasi dari para responden (Widayat, 2004:120). Sedangkan Arikunto (2002 : 129) menjelaskan tentang angket dipandang dari bentuknya, maka kuesioner dalam penelitian ini adalah berbentuk skala, yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, contohnya dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Dalam angket atau kuesioner terdapat beberapa tipe dan bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian tentang sesuatu hal. Dan pertanyaan tertutup memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan juga memudahkan peneliti melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang terkumpul. Pertanyaan atau
pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan
negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap lebih serius.
62
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian berisi beberapa pertanyaan dengan format jawaban skala Likert yang berguna untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang suatu isu atau fenomena sosial yang terjadi. Dengan format jawaban skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator variabel itu dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011 : 93). Responden akan diberikan jawaban yang berbentuk pernyataan yang diberikan skor sebagai berikut: 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Ragu-ragu (RG) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data Sugiyono (2011 : 147) mendefinisikan analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data yaitu : mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
63
Analisis data kuantitatif berbeda dengan analisis data kualitatif, yaitu pada jenis datanya. Pada riset kuantitatif datanya berupa angka dan memerlukan uji statistik. Data dikumpulkan dan setelah itu dilakukan perhitungan ulang, setelah itu barulah data dapat disimpulkan. 1. Analisis Univariat Analisis data univariat disampaikan melalui distribusi frekuensi untuk memperlihatkan sebaran jawaban dari tiap indikator. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil
perhitungan
deskriptif
ini
nantinya
merupakan
dasar
bagi
penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antar variabel (Rachmat Kriyantono, 2010 : 168). 2.
Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Pertama memiliki hubungan yang sifatnya simetris yaitu tidak saling mempengaruhi. Kedua, dua variabel memiliki hubungan dan saling mempengaruhi. Ketiga, satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Analisis bivariat terdiri dari: a) Analisis Korelasi Analisis Korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara dua variabel. Tingkat hubungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negatif dan tidak mempunyai hubungan. b) Analisis Regresi
64
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu akan sekarang yang dimiliki agar dapat memperkirakan perubahan (Riduwan, 2004: 145). Regresi digunakan untuk mengetahui variabel independen apa yang berhubungan dengan variabel dependen dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan masing-masing variabel independen lainnya. Dari analisis ini, maka diketahui variabel mana yang paling dominan atau paling besar mempengaruhi variabel dependen Y yang ditunjukkan dengan koefisien regresi (beta). Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan nilai : 1. Nilai signifikansi anova: 0,05, untuk melihat pengaruh antara variabel dependen dengan independen. 2. Nilai R model summary, untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan independen. 3. Nilai R² (Coeficients of Determination) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau kontribusi variabel independent menjelaskan variabel dependen. 4. Nilai beta (β) untuk menunjukkan kontribusi masing-masing variabel independen. (Husein Umar, 2002 : 164-165). Regresi sederhana, pengaruh satu x terhadap satu y, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + bX Dimana :
Y
= Variabel tidak bebas atau variabel dependen
X
= Variabel bebas atau variabel independen
65
a b
= Nilai konstan atau harga Y bila X=0 = Koefisien peningkatan
arah
regresi,
atau
yaitu
penurunan
angka variabel
dependent yang didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan. Nilai a dihitung dengan rumus : ∑Y(∑X2) - ∑X ∑XY a = ————————— n ∑X2 – (∑X)2 Nilai b dihitung dengan rumus : n∑XY - ∑X ∑XY b = ————————— n ∑X2 – (∑X)2 Untuk menghitung a, b₁ dan b₂ dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Ŷ
= Perubahan Sikap dan Perilaku
a
= Konstanta
b₁ b₂
= Koefisien regresi
66
X₁
= Tayangan program Merajut Asa
ԑ
= error term
Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis regresi sederhana untuk mengetahui besar pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lain. Peneliti tidak melakukan uji korelasi sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien korelasi untuk melihat kuat lemahnya hubungan dua variabel (Husein Umar, 2002 : 142). Menurut Sugiyono (2008, 183), untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan pengaruh dapat diklasifikasikan sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Klasifikasi
0,000 – 1,999
Sangat Rendah
0,200 – 0,399
Rendah
0,400 – 0,599
Sedang
0,600 – 0,799
Kuat
0,800 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2008)
Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1 atau -1
67
a. Jika r= +1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif b. Jika mendekati +1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan positif c. Jika r=-1, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan negatif. d. Jika mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan Y kuat dan negatif. e. Jika r=0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan Y f. Jika mendekati 0, maka hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah sekali.
3.6 Keabsahan Penelitian 1. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkatan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat pengukur dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan dapat dipercaya apabila alat tersebut memberikan hasil yang sama atau relatif konsisten ketika dilakukan beberapa kali pengukuran pada sesuatu hal atau gejala yang sama. Reliabel instrumen dalam penelitian ini adalah teknik alpha croncbach yang menunjukkan bahwa : - Jika Cronbach’s alpha positif dan Cronbach’s alpha > 0,6 = reliabel. - jika Cronbach’s alpha negatif dan Cronbach’s alpha < 0,6 = tidak reliabel
68
2. Validitas Validitas mempunyai maksud untuk menyatakan mengenai sejauh mana suatu kuesioner penelitian akan mengukur hal-hal apa saja yang ingin diukur. Dalam penelitian ini, validitas ingin mengukur seberapa besar pengaruh program Merajut Asa terhadap perubahan sikap dan perilaku, dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Komunikasi peminatan Broadcasting Angkatan 2009, maka seluruh pertanyaan dalam kuesioner harus berkaitan dengan topik yang dibahas tersebut dan bukan mengenai topik lain.
3.7 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian 1. Adanya kemungkinan perbedaan persepsi diantara responden dengan peneliti saat proses pengisian kuesioner. 2. Adanya faktor ketidakjujuran dari beberapa responden dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. 3. Interpretasi jawaban yang kurang tepat oleh para responden yang disebabkan oleh pemilihan kata yang kurang tepat yang digunakan peneliti ketika menyusun instrumen penelitian. 4. Waktu dalam proses penelitian ini relatif pendek.