BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitiian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2007,p10),” jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya ada 3 yaitu penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, dan menurut Sugiyono (2008, p55-56) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan dalam hal ini hubungan tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Dengan desain eksperimen yang tergolong cross
sectional. Unit analisis yang digunakan untuk masing-masing identifikasi masalah adalah unit analisis tingkat individu yaitu karyawan RSIA Mutiara Bunda. Time horizon yang digunakan adalah cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Untuk lebih ringkasnya, desain dari penelitian ini dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian
T-1
Asosiatif
T-2
Asosiatif
T-3
Asosiatif
Unit Analisis Individu Karyawan Mutiara Bunda Individu Karyawan Mutiara Bunda Individu Karyawan Mutiara Bunda
34
Time Horizon RSIA
Cross sectional
RSIA
Cross sectional
RSIA
Cross sectional
35
Keterangan : •
T-1 : untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan RSIA Mutiara Bunda.
•
T-2 : untuk mengatahui seberapa besar pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan RSIA Mutiara Bunda.
•
T-3 : untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan RSIA Mutiara Bunda.
3.2 Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel merupakan penjelasan mengenai pengertian mengenai dari teori variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Varibel
Dimensi
Indikator • • • •
aktualisasi diri Penghargaan Motivasi Kerja
•
Kebutuhan sosial
• Kebutuhan rasa aman Kebutuhan fisik
Supervision
(atasan) Kepuasan Kerja
Work
it
(Pekerjaan sendiri)
self itu
• • • • • • • • •
potensi keterampilan potensi kemampuan penerimaan promosi merasa dikenal di lingkungan kerja menjadi bagian dalam kelompok kerja berpartisi dalam fungsi sosial keamanan dalam kerja tunjangan kesehatan makanan pakaian rumah pemahaman akan kebutuhan karyawan sikap supervisor pekerjaan menarik pekerjaan yang bermanfaat
Model skala pengukuran Skala likert Skala likert Skala likert
Skala likert Skala likert Skala likert Skala likert
36
Pay (Gaji) Kepuasan kerja
Work group (Rekan kerja)
Working
condition
• • • •
(kondisi kerja)
• •
Kemampuan
• •
Kinerja karyawan
Inisiatif
• •
Ketepatan waktu
•
Kualitas hasil kerja
• • •
Komunikasi
• •
keseuaian tunjangan gaji sesuai pekerjaan mampu bekerja sama rekan kerja yang bersahabat ruang kerja nyaman kondisi lama waktu kerja kemampuan yang dimiliki keterampilan yang dimilki pemberian ide tindakan untuk menyelesaikan masalah ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja menyelesaikan tugas mencapai target kerja kesesuaian dengan tujuan organisasi komunikasi sesama karyawan hubungan dengan atasan
Skala likert Skala likert Skala likert
Skala likert
Skala likert
Skala likert
Skala likert Skala likert
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Berdasarkan
pendapat
Sugiyono
(2005,
p129)
pengumpulan
data
dapat
menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Umar (2005, p42) data primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisisan kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
37
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Library research Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku wajib (textbook), bukubuku pelengkap atau referensi, dan jurnal yang relevan dengan permasalahannyang diteliti. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan untuk studi perbandingan.
2. Field Researh Data dihimpun secara langsung dengan menggunakan kuesioner, dan wawancara secara langsung dengan responden. •
Wawancara Melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
•
Pengisian kuesioner Merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan
dengan
cara
menyebarkan kuesioner daftar pertanyaan yang berkaitan dengan cara menyebarkan kuesioner daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3.5 Populasi Menurut Istijanto (2005, p115) populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti. Sedangkan menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p38) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian atau populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
38
Populasi yang akan diteliti dan digunakan adalah karyawan RSIA Mutiara Bunda dengan jumlah populasi sebanyak 77 orang.
3.6 Metode Analisis Di
dalam
suatu
penelitian,
data
merupakan
hal
yang
terpenting
karena
menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan metode sebagai berikut: Tabel 3.3 Metode Analisis TUJUAN PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
TEKNIK ANALISIS
T-1
Asosiatif
Regresi
T-2
Asosiatif
Regresi
T-3
Asosiatif
Regresi Berganda
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan skala yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya dilakukan uji normalitas, validitas dan reliabilitas. Berikut akan dijelaskan pula teknik-teknik analisis yang digunakan dalam pengolahan data.
3.6.1 Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosisal. Dalam penelitian ini gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang disebut sebagai variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : - Variabel X1 (bebas)
= Motivasi
39
- Variabel X2 (bebas)
= Kepuasan kerja
- Variabel Y (terikat)
= Kinerja karyawan
Dengan mengggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dalam kata-kata sebagai berikut : •
Sangat setuju
: berbobot 5
•
Setuju
: berbobot 4
•
Ragu-ragu
: berbobot 3
•
Tidak setuju
: berbobot 2
•
Sangat tidak setuju : berbobot 1 Bobot dari setiap jawaban kuesioner akan diuji validitas, reliabilitas, dan
normalitasnya untuk mengetahui apakah kuesioner sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.
3.6.2 Uji Validitas Menurut
Riduwan
(2007,
p109-110),
validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur, dimana alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suaru kuesioner dikatakan valid jika setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus :
40
Dimana : r
= koefisien kolerasi
N
= jumlah data
X
= variabel bebas
Y
= variabel terikat
(∑X)²
= kuadrat jumlah skor total X
(∑Y)²
= kuadrat jumlah skor total Y
∑X²
= jumlah kuadrat skor total X
∑Y²
= jumlah kuadrat skor total Y
Dasar pengambilan keputusan adalah : •
Jika rhitung positif, serta rhitung > rtabel, maka butir atau variabel tersebut valid
•
Jika rhitungpositif, serta rhitung< rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid
•
Jika rhitung> rtabel, tapi berganda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid
Selanjutnya dengan uji t dengan rumus :
t hitung =
√ ²
Dimana : t
= nilai thitung
r
= koefisien kolerasi hasil rhitung
n
= jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : jika thitung > ttabel berarti valid, dan sebaliknya : jika thitung < ttabel tidak valid Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks kolerasinya (r) sebagai berikut :
41
•
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah
•
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
•
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
•
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
•
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
3.6.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan salah satu atau ciri karakter utama instrumen pengukuran yang baik, karena pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang tepercaya (reliabel). Maka reliabel disebut juga keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan dan sebagainya. Pengujian reliabillitas dilakukan untuk menilai konsistensi dan stabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Instrumen dianggap reliabel apabila Cronbach
Alpha > 0.6. Perkiraan Cronbach Alpha juga menunjukkan kepada kita bagaimana tingginya butir-butir dalam kuesioner berkolerasi atau berinteraksi. Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha sebagai berikut: 1. Menghitung varians skor tiap-tiap item 2. Menjumlahkan varians semua item 3. Menghitung varians total 4. Masukkan nilai Alpha Setelah semua butir-butir pertanyaan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2000, p250) :
•
Jika ralpha positif dan ralpha > rtabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel
•
Jika ralpha positif dan ralpha < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel
42
•
Jika ralpha > rtabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel
3.6.4 Uji Normalitas Pengujian normalitas mempunyai tujuan untuk mengtahui apakah dalam sebuah model regresi baik variabel terikat (independent variabel) mempunyai distribusi yang normal ataupun tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data variabel terikat adalah normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data distribusi tersebut dinyatakan normal. Menurut Priyatno (2008, p28), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut : •
Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
3.6.5 Analisis Regresi Sederhana dan Ganda Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Jadi, regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang
43
terjadi dimasa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang terbaik. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p83-84). Kegunaan dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisi karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadapa variabel terikat (Y). Asumsi-asumsi model regresi terpusat pada (1) data yang dianalisis jenis data interval dan ratio, (2) data yang dipilih secara acak (random), (3) data yang dihubungkan distribusi normal, (4) data yang dihubungkan berpola linier, (5) data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Adapaun persamaan regresi sederhana adalah : Y = a+bx Dimana : a = Y pintasan (nilai Y bila X = 0) b = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y untuk setiap perubahan satuan X) atau koefisien regresi, yang mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit. X = nilai tertentu dari variabel bebas Y= nilai yang ditukar atau dihitung pada variabel tidak bebas Menurut Sugiyono (2003, p250), analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent, bila 2 atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor manipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi ganda akan dilakukan jika jumlah variabel independentnya minimal dua.
44
3.7 Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian akan diuji dengan analisis regresi sederhana dan ganda (menggunakan software SPSS) untuk mencari hubungan setiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, terdapat 3 hipotesis yang akan menjelaskan hubungan dari variabel motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Berikut adalah cara pengambilan hipotesis yang akan dibahas dalam penelitian : Pengujian hipotesis : 1. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien korelasi (uji r) adalah sebagai berikut : a. Formulasi Hipotesa -
Ho : b = 0, tidak terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y
-
Ho : b ≠ 0, terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y
b. Menentukan nilai tingkat nyata (α) T α/2 : (n – 2) c.
Menentukan uji statistika -
Dalam menggunakan uji statistika digunakan cara perhitungan SPSS 16.0.
d. Asumsi -
Y = nilai variabel dependen (Kinerja)
-
X1 = variabel independen satu yang digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen (Motivasi kerja)
45
-
X2 = variabel independen dua yang digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen (Kepuasan kerja)
Untuk
mengetahui
koefisien
determinasi,
maka
nilai
koefisien
korelasi
(r)
dikuadratkan akan mendapatkan hasil “koefisien penentu” (r2) yaitu seberapa kontribusi Motivasi dan Kepuasan kerja dapat mempengaruhi Kinerja. Koefisien penentu ditulis KP, maka untuk menghitung KP adalah sebagai berikut : KP = r2 x 100% Pada akhirnya perhitungan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan cara SPSS yang akan menghasilkan persamaan dimana dari hasil SPSS akan diketahui apakah perhitungan signifikan / tidak serta akan menjelaskan hubungan ke 3 variabel tersebut. 2. Uji t Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui variabel bebas memiliki hubungan signifikan/tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel. Uji t yang dilakukan adalah uji 2 arah maka dibaca t ½ (0,05) atau t = 0,025. Rumusnya adalah:
t=
r n−2 1− r2
Keterangan : t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel r = korelasi parsial yang ditemukan
46
n = jumlah sampel Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah : Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 diterima, dan Ha ditolak (tidak ada pengaruh
-
yang signifikan). Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ditolak, dan Ha diterima ( ada pengaruh yang
-
signifikan). -
T tabel dilihat dengan derajat bebas = n - k
3. Uji F Uji f digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Selain itu dengan uji F dapat diketahui pula apakah model regresi linear yang digunakan sudah tepat atau belum. Rumusnya adalah :
F=
R2 k 1 − R 2 (n − k − 1)
(
)
Keterangan : F
= F hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel
R2
= Korelasi parsial yang ditemukan
n
= jumlah sampel
k
= jumlah variable bebas Dasar pengambilan keputusan diambil dengan membandingkan f hitung dengan f tabel
47
-
Jika f hitung ≥ f tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima (tidak ada pengaruh yang signifikan)
-
Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak (ada pengaruh yang signifikan)
-
F tabel dilihat pada α = 0,05 Dengan derajat bebas pembilang = (k – 1) Dengan penyebut = (n – k) n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel yang digunakan Kriteria lain jika nilai p atau prob yaitu : (F – statistic) < 0.05 maka Ho ditolak.
Rancangan uji hipotesis ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presesi atau batas ketidakakuratan sebesar α = 5% = 0.05. Dasar pengambilan keputusan: Sig ≥ 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sig ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Keterangan : X1 : Motivasi X2 : Kepuasan Kerja Y : Kinerja
48
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diarahkan di atas maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut : 1. Mencari pengaruh antara motivasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) •
H0
: Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
•
Ha
: Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
2. Mencari pengaruh antara kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) •
H0
: Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
•
Ha
: Kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Karyawan 3. Mencari pengaruh antara Motivasi (X1) dan Kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan •
H0 : Motivasi dan Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
•
Ha : Motivasi dan Kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
3.8 Rancangan Implikasi metode penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data terkumpul dari kuesioner yang dibagikan kepada karyawan di RSIA Mutiara Bunda, maka data tersebut akan digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan tersebut. Dari analisis tersebut, apabila terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja maka artinya karyawan menunjukkan sesuatu yang baik dan seharusnya memiliki kinerja yang baik pula dalam melakukan pekerjaannya.
49
Apabila motivasi dan kepuasan kerja baik tetapi hasil kinerjanya masih rendah berarti ada faktor lain yang menyebabkan hal ini. Dengan adanya gambaran tersebut, maka hal ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai peningkatan motivasi dan kepuasan kerja karyawan RSIA Mutiara Bunda selama ini, agar dapat menghasilkan kinerja yang baik.