23
Bab 3 Metode Perancangan Model 1.1
Metode Penelitian Tahapan penelitian ini dibagi menjadi 5 langkah, yaitu : 1. Rumusan masalah 2. Pengumpulan data 3. Input data dan analisis data 4. Perhitungan dan pemprograman 5. Implementasi dan analisis hasil
Pemodelan tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Model Tahapan Penelitian
24
1. Rumusan masalah Pada tahap rumusan masalah akan dilakukan dengan membuat pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari data yang akan diperoleh dan bagaimana pemprosesan data. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Bagaimana mendapatkan hasil iklim dari pengklasifikasian iklim Koppen dengan metode Polygon Thiessen berdasarkan data curah hujan, suhu dan luas wilayah. b. Bagaimana mengkategorikan iklim kabupaten di Jawa Tengah dari tahun 2007-2011 menjadi (Af) hutan hujan tropis, (Am) tropis monsun, (Aw) basah dan kering atau sabana tropis.
2. Pengumpulan data Pengumpulan data dan analisis diisi dengan pencarian informasi dan kebutuhan data untuk mengetahui jelas masalah yang telah dirumuskan. Proses pengumpulan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah yang terdiri dari curah hujan bulanan dan tahunan, suhu bulanan dan suhu tahunan serta luas wilayah, dari buku Jawa Tengah Dalam Angka tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Selanjutnya data tersebut dianalisis sesuai kebutuhan sistem dan mendefinisikan data tersebut sebelum dilakukan pemodelan iklim pada peta dengan menggunakan klasifikasi iklim Koppen, pemodelan ini akan menghasilkan data iklim di provinsi Jawa Tengah di setap kabupaten. Data prediksi pengaruh iklim setempat terhadap iklim di wilayah sekitarnya juga akan digambarkan dalam bentuk peta iklim Koppen.
25
3. Analisis data dan input data Data dari BPS tersebut dianalisis terlebih dahulu agar mendapatkan variable curah hujan minimum bulanan pada tahun 2007-2001, suhu rata-rata dari tahun 2007-2011 dan luas kabupaten dan masing - masing kota yang sesuai dengan perumusan klasifikasi iklim Koppen dan metode Polygon Thiessen. Data tersebut kemudian di inputkan ke dalam excel berformat .csv sebagai database dalam program R, data tersebut dibuat dalam bentuk tabel, dan menyangkut seluruh provinsi kabupaten di Jawa Tengah.
4. Perhitungan dan pemprograman Perhitungan dilakukan menggunakan program R untuk analisis dan perhitungan hasil klasifikasi iklim, serta pemprograman untuk menampilkan plot dalam bentuk peta yang mendukung analisis. Hasil tersebut dapat pula digunakan untuk analisis pendukung metode yang dapat digunakan untuk melengkapi analisis.
5. Implementasi dan analisis hasil Tahap ini berisi Implementasi dan analisis hasil perhitungan untuk melihat kesimpulan akhir dari analisis, dan melihat apakah perhitungan sesuai atau tidak sesuai dari yang diharapkan. Analisis hasil mencangkup analisis tabel - tabel dan plot yang dihasilkan dari pemprograman, dan melihat kesesuaian klasifikasi iklim yang telah dihitung dengan metode polygon thiessen.
26
1.2
Analisis Model Tahapan analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui
dan
menterjemahkan
semua
permasalahan
serta
kebutuhan
perangkat lunak dan kebutuhan sistem yang dibangun. Oleh karena itu, dalam tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data-data untuk sistem. Secara garis besar, analisis sistem meliputi analisis kebutuhan sistem, analisis alur kerja sistem, dan analisis kebutuhan hardware dan software. 1.2.1
Analisis Kebutuhan Model Analisis kebutuhan sistem merupakan proses identifikasi dan
evaluasi permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga nantinya sistem yang dibangun sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Sistem yang akan dibangun memerlukan masukan berupa data luas wilayah kabupaten, curah hujan, suhu dan data Jawa Tengah dalam angka pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Sistem harus dapat memenuhi kebutuhan untuk: 1. Memberikan informasi tentang hasil analisis iklim pada tiap kabupaten di Jawa Tengah pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 2. Dapat melihat indikator apa saja yang berpengaruh, dan seberapa besar pengaruhnya. 3. Menggambarkan pengaruh persebaran iklim yang ada terhadap iklim
di
wilayah
sekitarnya
dan
melihat
persebaran
penggolongannya. 4. Menampilkan hasil iklim pada tiap kabupaten apakah kabupaten tersebut memiliki iklim Af, Am atau Aw di Jawa Tengah pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
27
1.2.2
Analisis Alur Kerja Model Berikut adalah alur kerja sistem yang ditempuh dalam sistem
yang dibuat : 1. Pengguna memasukkan data curah hujan, suhu dan luas wilayah kedalam excel yang berformat .csv yang akan digunakan sebagai database. 2. Pengguna memasukkan data suhu rata – rata dalam tiap tahun gunanya untuk mengetahui apakah kabupaten tersebut memiliki iklim A, B, C, D atau E variabel tersebut digunakan untuk menyatakan tipe utama dari iklim menurut suhu rata – rata pertahun dari tiap kabupaten di provinsi Jawa Tengah, curah hujan minimum perbulan dari tiap kabupaten di Jawa Tengah untuk menentukan f, m, w atau pengaruh hujan terhadap tipe iklim utama, jika tingkat curah hujan minimum besar maka kabupaten akan digolongkan sebagai kabupaten beriklim Af, jika curah hujan minimum lebih besar dari presipitasi yang ada maka kabupaten akan digolongkan sebagai kabupaten beriklim Am, jika curah hujan lebih kecil dari presipitasi yang ada maka kabupaten tersebuat akan digolongkan sebagai kabupaten yang memiliki iklim Aw. Lalu selain itu, pengguna juga harus memasukkan data luas wilayah pada masing – masing kabupaten, tiap kabupaten akan dibandingkan dengan kabupaten – kabupaten lain yang bersinggungan jika kabupaten – kabupaten yang bersinggungan tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap kabupaten tersebut maka iklim pada kabupaten tersebut akan berubah, semua itu dimasukkan ke dalam suatu tabel.
28
3.
Pengguna memasukkan data tabel tersebut ke dalam fungsi yang akan dihitung dalam program R. Dari fungsi - fungsi tersebut dapat dilihat fungsi polygon thiessen, neighbour list, fungsi untuk mencari iklim koppen, fungsi untuk mendapatkan pengaruh iklim dari suatu kabupaten dari iklim kabupaten di wilayah sekitar, dan fungsi fungsi pendukung analisis lainnya seperti tingkat korelasi antar variabel, fungsi yang melihat pengelompokan sebenarnya.
1.2.3
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras yang
digunakan pengguna untuk merancang dan perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk membangun sistem Spesifikasi
perangkat
keras
yang
digunakan
dalam
merancang adalah: •
Intel Core I5
•
RAM 2 GB
•
Harddisk 500 GB
Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem: •
Windows 7
•
R 2.15.0
29
1.3
Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya
Bulan Basah Klasifikasi Iklim Schmidt- Ferguson
Kriteria Nilai Q Bulan Kering
Bulan Basah Klasifikasi Iklim Oldeman
Diagram Oldeman Bulan Kering
Suhu
Aw : p2 < p1 Klasifikasi Iklim Koppen Dengan Metode Polygon Thiessen
Luas Wilayah
Am : p2 > p1 Af : p2 > p3
Curah Hujan
Gambar 3.2 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya
Gambar 3.2 menunjukkan perbandingan metode SchmidtFerguson,
Oldeman,
Koppen.
Metode
Schmidt-Ferguson
Menghitung nilai Q yang didapat dari curah hujan yang terdapat pada bulan basah (curah hujan > 200mm) dan bulan kering (curah hujan < 100mm) nilai Q akan menentukan iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, Metode Oldeman juga menghitung curah hujan yang terdapat pada bulan basah (curah hujan > 200mm) dan bulan kering (curah hujan < 100mm) banyaknya bulan basah akan menentukan tipe utama iklim dan banyaknya bulan kering akan menentukan sub tipe iklim. Sedangkan Klasifikasi Koppen dengan metode Polygon Thiessen menggunakan variabel Suhu sebagai tipe utama iklim, curah hujan sebagai sub tipe iklim, dan membandingkan hasil
30
tersebut dengan luas wilayah yang ada untuk menentukan iklim Af, Am dan Aw.
1.4
Perancangan Antarmuka Model Rancangan antarmuka Iklim Koppen pada Gambar 3.2
menampilkan dua buah menu yang terdiri dari menu Statistik Koppen – Polygon Thiessen dan menu Output Pemetaan serta dua menu tambahan dalam menu Statistik Koppen – Polygon Thiessen untuk mempermudah pemanggilan hasil iklim peta yang akan dipanggil.
Gambar 3.3 Perancangan Model
Gambar 3.3 menunjukkan pada menu Statistik Koppen – Polygon Thiessen terdapat drop down menu dan clear button, pada drop down menu terdapat statistik iklim koppen pada tahun 2007
31
sampai dengan tahun 2011 dan probabilitas iklim koppen yang dipengaruhi oleh wilayah sekitar dengan menggunakan metode polygon thiessen, clear button digunakan untuk menghapus peta yang ditampilkan dalam menu Output Pemetaan Sedangkan menu Output Pemetaan berisi peta provinsi Jawa Tengah yang telah diklasifikasikan iklimnya menurut peta yang telah dipilih pada menu Statistik Koppen – Thiessen.