LAPORAN AKHIR SEMENTARA
1.
Dermo : Perbatasan
Merbabu terletak di se
Merbabu tergolong sed
BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Kondisi jalan dan bangu
wilayah Merbabu masih
10% dari keseluruhan pe aspal. 2. Merbabu I-VIII Di Kelurahan Dermo
terletak di pinggiran ko
KLB 60-120, bangunan
permukiman kumuh me
tergolong dalam kondis Sumber air baik untuk dalam
hal
pengolah
pengolahannya masih m Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman prioritas dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012.
dengan kondisi baik dan
3. Dermo : Perumahan De
Perumahan Intan Asri m Penentuan kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu TAHAP I untuk menentukan indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan dan TAHAP II untuk menentukan prioritasisasi dari daftar indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan.
dengan tingkat kepada
80-120. Kondisi bangun
diperkeras aspal. Sumb
drainasenya tergolong d
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
meliputi 80-160 dan 90-135 sedangkan KDBnya meliputi 80-90. Kondisi bangunan, jalan dan
Permukiman bunga te
lingkungan cukup baik dengan lebar jalan 6-8 m sedangkan sumber air utamanya yaitu sumur
permukiman kumuh d
dan PDAM. Pengolahan sampahnya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar.
terdapat di wilayah ters
6. Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa
yang memiliki MCK p
S.Bahrun terletak di sekitar perdagangan da jasa dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-
setempat masih cend
100 bangunan. KLB S.Bahrun meliputi 80-160 dan 90-135, sedangkan KDB S.Bahrun meliputi 80-
Kepadatan bangunann
90. Kondisi bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya
KLBnya mencapai 60-12
yaitu permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang
10. Mojoroto : Jalan kolekt
mendominasi hampir 10% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di S.Bahrun mencapai
Permukiman penduduk
5-10 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan
jasa. Kepadatan bangu
sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan
90 bangunan dimana
menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup trotoar dan terbuka
Kondisi bangunan dan j
semen.
5-10m. Sumber air bers
7. Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas
selain itu juga sudah b
Gatot Subroto terletak di Kelurahan Mrican-Ngampel dimana permukiman tersebut terletak di
pengelolaan sampahny
bantaran sungai brantas dengan kelas jalan kolekto dan dekat dengan pusat perdagangan jasa.
sampahnya untuk diam
Kepadatan bangunan tergolong tinggi yaitu 80-100 bangunan, KLB Gatot Subroto meliputi 70-
11. Mojoroto : Pinggiran su
140 dan 90-180 sedangkan KDBnya meliputi 70-90. Kondisi bangunan terdiri dari bangunan
Permukiman yang terle
permanen dan semi permanen dengan kondisi baik dan sedang. Pada kawasan tersebut
Sungai Brantas dengan
terdapat kawasan kumuh dengan prosentase 15% dari keseluruhan wilayah permukiman. Luas
meliputi 70 – 140 dan
jalan meliputi 4-10 m dengankondisi baik, sedangkan untuk sumber air bersih meliputi PDAM
bangunan tergolong b
an sumur. Pada kawasan tersebut juga sudah terdapat gerobak-gerobak sampah untuk
permanen dan semi p
mengangkut sampah ke TPS terdekat.
hampir 20% wilayah pem
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
13. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
yang baik. Lebar jalann
Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor di pinggir sungai dimana kepadatan
Untuk pengolahan sam
bangunannya mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105
untuk selanjutnya diola
dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
18. Mojoroto : Sekitar perd
yang baik. Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan
Veteran terletak di Ke
sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan
bangunan tinggi menca
menggunakan gerobak.
140 dan 90-135. Kondi
14. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
kondisi yang baik. Leb
Botolengket utara terletak di Kelurahan Bujel-Sukorame dimana wilayah tersebut terletak di
sumur. Untuk pengolah
pinggiran kota kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80
masing untuk selanjutn
sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah
19. Lirboyo : Sekitar pondo
tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-12m. Sumber air
KH. Abdul Karim meru
bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil
sekitar daerah Pondok
sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
KDBnya 60-90 sedangk
15. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
di wilayah tersebut pe
Mastrip terletak di Bujel-Sukorame yaitu dipinggir sungai kecil dimana wilayah tersebut
Sumber air bersihnya b
memiliki kepadatan bangunan sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 60-80
membuang di tempa
sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah
kebersihan. Sedangkan
tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-15m. Sumber air
20. Lirboyo : Sekitar pondo
bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang
Dr. Saharjo terletak di k
mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
90 bangunan dan KDB
16. Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata Permukiman Selomangleng terletak di Pojok-Mojoroto dimana peruntukan kawasan
bangunan yang terdap
jalannya meliputi 10-14m
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
22. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
bangunan dalam keada
Taman Sari terletak di pinggiran kota dan dekat dengan terminal, kepadatan bangunannya
baik. Lebar jalannya me
tegolong sedang yaitu antara 60-80 dengan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140
pengolahan sampah
dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
lingkungan karena apab
yang baik. Lebar jalannya meliputi 2-6 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.
27. Mojoroto : Perkantoran
Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing
Kawasan permukiman J
untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.
brantas dengan kepad
23. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
sedangkan KLBnya me
Kawasan permukiman Raung terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan kepadatan
permanen sedangkan j
sedang 70-90 dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi
Sumber air bersihnya
bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar
setempat sangat kuran
jalannya meliputi 3-8 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan
maka sampah hanta
sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya
tersebut menggunakan
diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS. 24. Bandar Kidul : Sentra industry tenun
28. Bandar Kidul – Banjar M
KH. Hasyim Ashari terd
Kawasan permukiman KH. Agus Salim terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan
merupakan kawasan pi
kepadatan tinggi 80-100 dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180.
tergolong rendah yaitu
Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.
KLB yaitu antara 60-120
Lebar jalannya meliputi 3-10 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk
pada kawasan tersebut
pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk
adalah PDAM dan Sum
selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
dilaksanakan oleh petug
25. Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor Kawasan Penanggungan terletak di Bandarlor-Lirboyo yaitu pada jalan kolektor dengan
29. Manisrenggo – Ngrongg
Kawasan Sersan Sumar
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah
diaspal dan lebarnya 8
PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan
Untuk sistem pengola
oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk
sampah hanya dibuang
diambil petugas atau dibakar sendiri. 31. Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor
35. Betet : Pinggiran kota
Betet Bawang merupak
Kawasan permukiman terletak di kawasan perdagangan dan jasa yaitu pada jalan kolektor.
80 bangunan. KDB bang
Kepadatannya tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-
Kondisi bangunan baik
90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu
lebarnya 3-6 m. Sumbe
pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga
pengolahan sampah, k
adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya
ditimbun dan dibakar.
dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri. 32. Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan
36. Betet – Blabak : Sentra
Betet Pagut merupakan
meliputi 60-80 banguna
Kawasan permukiman Sunan Ampel terletak di kawasan pendidikan dengan kepadatan sedang
dan 80-160. Kondisi ba
yaitu antara 70-90. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan
diaspal dan lebarnya 3-6
90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal
Sumber air yang digu
dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk
sampah, kesadaran ma
sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan
dibakar. Untuk jaringan
saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau
37. Bawang – Ngletih : Ping
dibakar sendiri. 33. Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota
Ngletih terletak pinggi
kawasan tersebut yaitu
SMAN 6 terletak di Kelurahan Rejomulyo yaitu pada kawasan pendidikan di pinggiran kota,
antara 70-140 dan 90-1
Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu antara 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu
jalan yang diaspal dan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
39. Tinalan : Perumahan developer
paving yang memiliki ko
Akasia merupakan perumahan permata jingga dimana pada kawasan permukiman tersebut
sedang-tinggi yakni se
kepadatan bangunan yang tergolong rendah yaitu meliputi 50-60 bangunan. KDBnya yaitu 60-
bersifat permanen sert
80 dan KLBnya 60-120 dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan
terdapat permukiman
kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM
PDAM dan sumur. Seba
dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang
jaringan drainase meng
dimana sampah hanya dibuang. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan
yang baik.
terbuka. 40. Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren
44. Bangsal – Burengan – S Permukiman Letjend
Akasia terletak di Kecamatan pesantren dimana kawasan tersebut terletak di sekitar PG.
Singonegaran. Permuki
Pesantren. Kepadatan bangunan yang tergolong tinggi yaitu meliputi 60-80 bangunan.
yang memiliki kondisi ba
KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen
jasa. Kepadatan bangu
begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 4-6 m. Sumber air yang digunakan
60-80 rumah. Mayorit
warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat
memiliki kondisi lingku
masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang di dekat rumah tanpa diolah terlebih
kumuh. Untuk pemenuh
dahulu.Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
sistem sanitasi, perm
41. Ngronggo : Perumahan developer Permukiman Kapten tendean ini terletak di kelurahan Ngronggo yang juga terletak di kawasan perumahan permata biru. 42. Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
menggunakan sistem dr
45. Bangsal – Burengan – S Permukiman Letjend
Singonegaran. Permuki
Permukiman yang terletak di jalan D.I. Panjaitan merupakan permukiman yang terletak di 3
yang memiliki kondisi b
kelurahan yakni kelurahan Banaran, Tosaren, dan kelurahan Tinalan. Permukiman ini terletak di
dan jasa. Kepadatan b
jalan sepanjang jalan kolektor yang memiliki kepadatan bangunan sedang-tinggi yakni sekitar
sekitar 60-80 rumah. M
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
kondisi rumah di ermu
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
yang baik. Pada permu
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di
bersih, masyarakat men
kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase
menggunakan jamban
menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
depan rumah, kemudia
47. Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA
sistem drainase tertutu
Permukiman Letjend Hariyono ini terletak di dua kelurahan yakni Tosaren dan Kaliombo.
50. Ngadirejo : Perbatasan,
Permukiman ini terletak di jalan kolektor sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan
Permukiman A. Yani ini
aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah
memiliki perkerasan tan
perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
ini juga terdapat di da
tinggi yakni sekitar 60-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat
pada permukiman ters
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
kondisi rumah di perm
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
yang baik. Pada permu
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
bersih, masyarakat men
sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak
menggunakan jamban
sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi
tetapi di tempatkan p
yang baik.
drainase menggunakan
48. Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
51. Ngadirejo : Jalan kolekt
Permukiman HOS. Cokroaminoto ini terletak di kelurahan Singonegaran. Permukiman ini
Permukiman Imam Bon
terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.
kolektor yang memiliki
Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan
permukiman ini juga
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
permukiman tersebut
kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
rumah di permukiman t
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
yang baik. Pada permu
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
bersih, masyarakat men
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
menggunakan jamban
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang
plastik yang kemudian
disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan
sistem drainase terbuka
memiliki kondisi yang baik. 53. Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor
56. Setono Gedong – Kema
Permukiman Hayam Wu
Permukiman Adi Sucipto ini terletak di kelurahan Ngadirejo, dandangan dan banjaran.
ini terletak di jalan sepa
Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang
kondisi baik. Selain itu,
memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
Kepadatan bangunan p
tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
rumah. Mayoritas kond
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
kondisi lingkungan yang
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
pemenuhan air bersih
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sanitasi, permukiman m
sampahnya dibuang disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase
buang di kantong plast
terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
menggunakan sistem d
54. Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran
57. Setono Gedong – Kema
Permukiman Hasanuddin ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan
Permukiman Doho ini
sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi
terletak di jalan yang m
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perkantoran. Kepadatan bangunan
permukiman ini juga te
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
pada permukiman ters
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
kondisi rumah di perm
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
yang baik. Pada permu
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat
permanen serta memil
menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan
permukiman kumuh. U
jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang
sumur. Sebagai sistem
kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase
sampahnya Dibakar, d
tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
drainase tertutup seme
59. Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
62. Ngronggo – Kaliombo :
Permukiman Yos Sudarso ini terletak di kelurahan Setonogedong dan pakelan. Permukiman ini
Permukiman Urip Sumo
terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
terletak di jalan arteri y
permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta bantaran sungai
itu, permukiman ini ju
brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni
sungai brantas. Kepad
sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen
yakni sekitar 60-80 r
serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman
permanen serta memil
kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai
permukiman kumuh. U
sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di
sumur. Sebagai sistem
buang di depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan
sampahnya dibuang d
memiliki kondisi yang baik.
menggunakan sistem d
60. Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
63. Pocanan : Perkantoran,
Permukiman P Sudirman ini terletak di kelurahan ringinanom dan kampung dalem.
Permukiman Brawijaya
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
memiliki perkerasan as
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta
terdapat di sekitar dae
bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
pada permukiman ters
tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
kondisi rumah di perm
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
yang baik. Pada permu
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
Mayoritas kondisi ruma
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
lingkungan yang baik.
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
pemenuhan air bersih
depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki
sanitasi, permukiman m
kondisi yang baik.
dan ditimbun. Jaringan
65. Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam
memiliki kondisi yang b
Permukiman Medang Kamulan ini terletak di kelurahan Balowerti. Permukiman ini terletak di
68. Semampir : Permukima
jalan yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
Permukiman ini terleta
permukiman ini juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada
baik. Selain itu, permu
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi
Gudang Garam. Kepad
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
yakni sekitar 70-90 r
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
permanen serta memil
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
permukiman kumuh. U
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
sumur. Sebagai sistem
depan rumah, ditempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah.
sampahnya dibakar dan
Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang
tertutup semen dan me
baik. 66. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
69. Betet – Jamsaren : Seki
Permukiman Myor Bism
Permukiman Balowerti ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan
yang memiliki perkeras
yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini
juga terdapat di sekita
juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan
termasuk sedang-tingg
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
tersebut bersifat perma
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
tidak terdapat permuk
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
dan dibiang di lahan de
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan
semen dan memiliki kon
dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki
74. Ngadirejo : Permukiman
kondisi yang baik. 71. Singonegaran : Perumahan developer
Permukiman Kapten Te
jalan kolektor yang me
Permukiman ngletih ini terletak di kelurahan bawang Permukiman ini terletak di jalan yang
Selain itu, permukiman
memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman
permukiman tersebut
ini juga terletak di pinggiran kota. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk
rumah di permukiman t
sedang-tinggi yakni sekitar 50-70 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut
Pada permukiman ini
bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak
masyarakat mengguna
terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
menggunakan jamban
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk
dekat rumah. Jaringan
pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase
kondisi yang baik.
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik. 72. Blabak : Perumahan developer
75. Ngadirejo : Permukiman Permukiman singosari
Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di
singosari yakni di kel
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
perkerasan aspal halus
permukiman ini perumahan permata hijau. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut
tersebut termasuk rend
termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman
kondisi llingkungan ya
tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini
pengolahan sampahnya
tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan
sistem drainase semen
air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.
76. Jagalan : Permukiman k
Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase
Permukiman Ngadisimo
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
sekitar 50-60 rumah. Permukiman tersebut memiliki kondisi llingkungan yang kurang baik
81. Pojok : Pinggiran kota
dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan
Permukiman yang terl
dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan
pinggiran kota. Permuk
memiliki kondisi yang baik.
yang memiliki kondisi b
78. Kampungdalem : Permukiman kumuh
sedang. Mayoritas kon
Permukiman di jalan sriwijaya merupakan permukiman kumuh yang terletak di kelurahan
kondisi lingkungan yang
Jagalan. Permukiman kumuh ini juga terletak disekitar rel kereta api. Kepadatan bangunan
air PDAM dan sumur.
pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Perkerasan
Untuk pengolahan sa
jalan disekitar permukiman kumuh ini yakni aspal kasar dengan kondisi yang baik. Kondisi
menggunakan sistem d
lingkungan di permukiman ini kurang baik serta pengolahan sampahnya dengan cara dibakar
82. Semampir : Permukima
dan dibuang didepan rumah.
Permukiman sempadan
Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang
terletak di jalan kolekto
baik.
buruk dan terletak di
79. Bandar Kidul : Pemukiman kumuh
tersebut termasuk sed
Permukiman di jalan brigjen katamso yang terletak di kelurahan kampung dalem, sebagian
permukiman tersebut b
tergolong dalam permukiman kumuh. Salah satu penyebab timbulnya permukiman kumuh
Untuk pemenuhan air
terseut dikarenakan jalan Brigjen Katamso juga dilalui oleh jalur kereta api. Kepadatan
permukiman menggun
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
dibuang ditepi sungai.
Perkerasan jalan yakni aspal halus dengan kondisi baik. Jaringan drainase menggunakan sistem
83. Pakelan : Sentra industr
drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
Permukiman sentra ind
Permukiman di jalan Panglima sudirman yang terletak di kelurahan Kampung dalem, sebagian
jalan yang memiliki per
tergolong dalam kategori permukiman kumuh. Perkerasan jalan yakni aspal halus. Kepadatan
bangunan pada permu
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
Mayoritas kondisi ruma
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur No 1
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
10%
Sedang 50 – 60
KDB 70 – 80 KLB 70 - 80
Baik
Permanen Baik
L=8m Aspal Baik
Baik Sedang
Merbabu I VIII
25%
Pinggiran Kota
Sedang 50 - 60
KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 120
L=6m Aspal Baik
Sedang Baik
Semi Permanen – Permanen Sedang - Baik 3
Kondisi Lingkungan
Dermo : Perbatasan
Pemukiman sekitar PG. Mrican 2
Kepadatan Bangunan
Baik - Sedang
Dermo : Perumahan Developer
-
Tinggi 80 - 90
KDB 70 – 80 KLB 70 -140, 80 - 120
Baik
Permanen Baik
Baik
L=6– Aspal K Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 5
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
-
Tinggi 80 -90
KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Baik - Sedang
Permanen Baik - Sedang
L=6– Aspal kasar Baik
Baik
Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa
10 %
Tinggi 80-100
KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Baik – Sedang Permanen – Semi Permanen Baik - Buruk
Sekitar Perdagangan Jasa 7
Kondisi Bangunan
Mrican : Sekitar PG. Mrican
Sekitar PG. Mrican dan Perdagangan Jasa 6
Kepadatan Bangunan
Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas
L = 10 Aspal kasar Baik
Baik - Buruk 15 %
Bantaran sungai brantas, jalan
Tinggi 80-100
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,
Baik - sedang
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 8
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Ngampel – Gayam : Pinggir kota dan perbatasan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
10 %
Baik - Sedang
Pemukiman pinggir kota dan perbatasan
Tinggi – sedang – rendah 60 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180 Permanen – semi permanen Baik - sedang
9
Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota
Lebar 8 Aspal kasar Baik -
Baik - sedang 10%
Pinggiran Kota
Sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 10
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Mojoroto : Jalan kolektor dan perdagangan jasa
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
-
Jalan kolektor, perdagangan jasa
Baik Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen Baik
Baik
L: 10 – Aspal kasar Baik 11
Mojoroto : Pinggiran sungai
20%
Tinggi 80-90
Baik - sedang Pinggiran sungai
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen, semi permanen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan Permanen Baik
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Baik
L: 10 – Aspal kasar kondisi baik 13
Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
-
Jalan kolektor, pinggir sungai kecil
Sedang - Tinggi 70 - 90
14
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik - sedang
Baik
L: 10 aspal kasar Kondis
Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil Pinggiran kota
Sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120,
Permanen
Permanen Baik - sedang
Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk Aspal kasar Baik
16
Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata
Sekitar pendidikan dan Pariwisata
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120 Rendah sedang 60 - 80
17
Sedang
Permanen Permanen Baik - sedang
–
L: 8 – 4 Aspal h Baik
Mojoroto : Perkotaan
Perkotaan
Sedang 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – Aspal h Kondis
18
Mojoroto :
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 19
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Sekitar Pondok pesantren
Sedang – tinggi 60 - 90
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Lirboyo : Sekitar pondok pesantren Permanen Sedang - baik
Baik
L: 5 m Aspal h Baik
Permanen 20
Lirboyo : Sekitar pondok pesantren Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Baik
Permanen Permanen Baik
L: 10 – Aspal kasar Baik
21
Campurejo – Lirboyo :
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 22
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal Pinggiran kota dan dekat terminal
Rendah sedang 60 - 80
–
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 6 Aspal paving Baik 23
Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal Pinggiran kota dan perbatasan
Sedang 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Permanen
Permanen Sedang - baik
Sedang - baik
L: 3 – 8 Aspal kasar Paving Baik 24
Bandar Kidul : Sentra industry tenun
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
26
27
Lokasi/Nama Permukiman
Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai
Jenis Permukiman
Pendidikan, perdagangan dan jasa, bantaran sungai Brantas
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Permanen
Sedang – tinggi 80 - 100
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Sedang – tinggi 80 - 100
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160,
Kondisi Bangunan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Permanen Baik Baik
L: 3 – 1 Aspal h Baik
Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai Perkantoran, Bantaran
Kondisi Lingkungan
Permanen
Permanen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
L: 3 – 8 Aspal kasar Baik 29
Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai
Sepanjang rel kereta api, bantaran sungai
Sedang 50 - 60
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
L: 10 – Aspal kasar Paving Baik 30
Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor
Sedang 60 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik Baik
L: 10 – Aspal
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 32
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 - 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
Rendah- sedang 60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan
L: 3 – 6 Aspal h Baik
Pendidikan
33
Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota Pendidikan, Pinggiran kota
L: 3 – 6 Aspal h Baik 34
Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota
Sedang 70 - 90
KDB 70 - 90 KLB 70 – 140, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 36
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
pinggiran kota
Rendah 60 – 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng Permanen
Permanen Sedang - baik
Sedang - baik
L: 3 – 6 Aspal kasar Paving Baik 37
Bawang – Ngletih : Pinggiran kota Pinggiran kota
38
KDB 60 – 90 KLB60 – 120, 90 - 180
Rendah sedang 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Baik Permanen
Permanen Sedang - baik
L: 3 – 6 Aspal kasar
Bawang – Ngletih : Pinggiran kota Pinggiran kota
39
Rendah 50 - 60
Tinalan :
–
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 6 – 8 Aspal kasar Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 40
Lokasi/Nama Permukiman
Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Permukiman sekitar PG. Pesantren
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Dominasi Kondisi
Permanen
Kondisi Bangunan
Permanen Baik
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Sedang - baik
L: 4 – 6 Aspal kasar Baik 41
Ngronggo : Perumahan developer Perumahan Permata Biru
42
Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 1 Aspal h Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 44
Lokasi/Nama Permukiman
Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Jenis Permukiman
Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Sedang - Tinggi 60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Dominasi Kondisi
Permanen
Kondisi Bangunan
Permanen Baik
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Baik
L: 3 – 8 Aspal h Baik 45
Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 8 Aspal h Baik 46
Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
L: 3 – 1 Aspal h Baik 48
Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa, jalan kolektor
Tinggi 60 – 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 1 Aspal h Baik 49
Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa, jalan kolektor
KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 160 Tinggi 60 - 80
Permanen
Permanen Baik
Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 51
Lokasi/Nama Permukiman
Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Jalan kolektor, kawasan militer
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160
Dominasi Kondisi
Permanen
Kondisi Bangunan
Permanen Baik
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Baik
L: 2 – 8 Paving halus Baik 52
53
Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa
Sekitar perdagangan dan jasa
Sedang – tinggi 60 - 80
Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
Permanen
Permanen Baik
Baik
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
L: 5 m Aspal h Baik
Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor Permanen Baik KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180
Permanen
Baik
L: 2 – 6 Aspal
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 55
Lokasi/Nama Permukiman
Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam
Jenis Permukiman
Sepanjang rel kereta api, sekitar PR. Gudang Garam
Kepadatan Bangunan
Sedang 60 - 80
KDB KLB
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Permanen Baik
L: 4- 8 Aspal h Baik
Permanen Baik 56
Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa
Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor, perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 1 Aspal Baik 57
Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Permanen
Baik Permanen Baik
L: 3 – 1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk Baik
59
Pakelan – Setonogedon g : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Perdangan dan jasa, bantaran sungai brantas
Tinggi 60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 8 Aspal h Baik 60
Ringinanom – Kampungdale m : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Perdagangan dan jasa, bantaran sungai brantas
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik Baik
L: 2 – 1 Aspal h Baik 61
Setonopande – Kampungdale m : Sepanjang
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 62
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
Tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
Permanen
Permanen Baik
Baik
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
L: 3 - 1 Aspal h Baik
Bantaran sungai Brantas, jalan arteri, perdagangan dan jasa 63
64
Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas
Perkantoran, bantaran sungai Brantas
L: 3 - 1 Aspal h Baik
Pocanan – Balowerti : Perkantoran Perkantoran
Tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
L: 3 – 1 Aspal h Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk Baik
66
67
68
Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam
Sedang – tinggi 60 - 80 Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam
Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam
Permukiman sekitar PR Gudang Garam
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Baik
Permanen Permanen Baik
Sedang – tinggi 70 - 90
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen
L: 3 – 6 Aspal h Baik
Permanen Baik
Baik
Permanen Baik
Baik
L: 6 – 8 Aspal H Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No 70
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
73
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Rendah sedang 50 - 70
-
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160.
Permanen
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
Permanen baik
Baik
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 6 Aspal halus Baik
Singonegaran : Perumahan developer Perumahan Permata hijau
72
KDB KLB
Bawang : Pinggiran kota Pinggiran kota
71
Kepadatan Bangunan
Blabak : Perumahan developer Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor
Sedang – tinggi 60 - 80
L: 4 – 8 Aspal h Baik
Perumahan Permata Wisata
Perdagangan dan jasa, kolektor
Sedang 60 - 80
L: 4 – 1 Aspal kasar Baik 74
Ngadirejo :
Permukiman
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
No
78
Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman Kumuh
J perk
Permukiman kumuh Kampungdale m: Permukiman kumuh Permukiman kumuh
79
80
81
82
Bandar Kidul : Pemukiman kumuh Bandar Kidul : Pemukiman kumuh Pojok : Pinggiran kota Semampir : Permukiman kumuh
Permukiman kumuh Permukiman kumuh Pinggiran kota
Buruk
Bantaran Sungai Brantas 83
84
Pakelan : Sentra industri tahu Jagalan : Sentra
Sedang – tinggi 40 - 50
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 – 135
Semi permanen
Buruk
L: 3 – 4 Aspal tanah Buruk
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Di Kota Kediri terdapat se
3.2 Tipologi Kawasan
16.
Berdasarkan sebaran permukiman cluster besar Kota Kediri maka tipologi permukiman terbagi menjadi 15 dimana pada masing-masing tipologi berisi cluster-cluster kecil yang sesuai dengan tipologi
9.
Sekitar Pondok pesantren
Terdapat sebaran kawasa
permukiman tersebut.
cluster 19. 1.
Permukiman sekitar industri Berdasarkan cluster yang terdapat di sekitar indutri besar maka wilayah tersebut digolongkan
10. Pendidikan
Pada kawasan-kawasan p
menjadi permukiman di sekitar industri besar, yaitu meliputi cluster 1, 5, 65, 68, 40, 55, 67 dan 69 2.
Pinggiran Kota Cluster yang terletak di pinggiran kota maka akan terklasifikasi dalam tipologi pinggiran kota, di Kota Kediri cluster tersebut meliputi cluster 3, 8, 9, 22, 23, 70, 35, 36, 37, 38, 80, 82, 22, 81 dan 51.
3.
Perumahan Developer Cluster yang masuk ke dalam tipologi Perumahan Developer adalah cluster yang termasuk di dalam sebuah permukiman yang diselenggarakan oleh Developer. Cluster-cluster yang termasuk di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 2, 39, 41, 71 dan 72.
4.
Sekitar perdagangan dan jasa Cluster yang masuk ke dalam tipologi Sekitar perdagangan dan jasa adalah cluster permukiman yang termasuk di dalam sebuah kawasan dengankegiatan utamanya dalam sektor pergadangan dan jasa . Cluster-cluster yang termasuk di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 6, 18, 21, 46, 52, 57, 58, 10, 24, 31, 44, 45, 48, 49, 73, 34, 56, 62, 54 dan 59.
5.
sebaran permukiman pend
Bantaran Sungai Brantas Di bantaran Sungai Brantas banyak terdapat permukiman-permukiman penduduk, permukimanpermukiman tersebut diklasifikasikan ke dalam cluster-cluster yang termasuk dalam tipologi
meliputi cluster 26,23 dan 3 11.
Kawasan Militer Selain berfungsi sebagai
permukiman yaitu pada c
diperuntukan untuk anggo 12. Sepanjang rel kereta api
Selain pada kawasan-kawa
permukiman liar yang me
daam cluster 61 yang meru 13. Perkantoran
Meskipun terbatas, namun
ketentuan-ketentuan terte
permukiman di kawasan pe 14. Permukiman Kumuh
LAPORAN AKHIR SEMENTARA Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
infrastruktur bidang cipta
3.3 Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
jalan
Kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan,
ai
sanitasi/limbah,
yaitu pendekatan permasalahan dan pendekatan arahan kebijakan, dengan rincian dan kerangka
p
drainase, serta penataan
pemikiran sebagai berikut:
dan lingkungan.
3.3.1 Pendekatan Persoalan Pendekatan ini dilakukan dengan melihat karakteristik kawasan permukiman perkotaan
lingkungan,
Dari
kelima
elemen
elemen kondisi fisik lingkung
berdasarkan persoalan yang dihadapi. Adapun kriteria, indikator, dan parameter yang digunakan
dan
untuk menilai/ memetakan kondisi eksisting kawasan permukiman di dalam kawasan perkotaan di
dipertimbangkan.
Hal
Kota Kediri setidaknya dapat dilihat dari elemen-elemen pembentuk permukiman, yang meliputi: (1)
elemen
fisik
kondisi fisik lingkungan (nature), (2) manusia (man), (3) masyarakat (society), (4) layanan (shell), dan
diasumsikan sudah dipertimba
(5) jaringan infrastruktur (network)1. Dalam konteks penentuan kawasan permukiman prioritas, kelima
elemen manusia sifatnya terla
elemen ini dipahami sebagai berikut:
kriteria dan indikator yang digu
kondisi fisik lingkungan (nature) adalah kondisi lingkungan yang memberikan dasar dimana
manusia (man) adalah kebutuhan tiap individu terhadap permukiman yang pada akhirnya membentuk preferensi tiap individu akan permukiman, yang meliputi kebutuhan biologis (ruang,
(man)
kondisi
da ini
ling
Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kri Prioritas untu
permukiman berkembang atau dibangun yang meliputi kondisi geologi, topografi, kondisi tanah, ketersediaan air, dan sejenisnya;
manusia
ELEMEN
KRITERIA
KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)
Kebencanaan
MANUSIA
Preferensi
udara, suhu, dan sebagainya), kebutuhan emosional (keamanan, keindahan, dan sebagainya), nilai moral yang dianut, dan sebagainya; masyarakat (society) adalah kondisi masyarakat di dalam kawasan, yang meliputi tingkat kepadatan penduduk, pola budaya yang berkembang, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
ELEMEN
KRITERIA
SUB KRITERIA
INDIKATOR
STANDAR YANG TERSEDIA
miskin per total penduduk
LAYANAN (SHELL)
Kondisi lingkungan perumahan
karakteristik pola bermukim masyarakat
prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap
-
tingkat kepadatan permukiman
jumlah bangunan perumahan per luas kawasan
kualitas rumah
prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total rumah (jenis, kondisi material lantai, dinding, atap, ventilasi)
-kepadatan bangunan ≥100 rumah/ha (padat) -kepadatan bangunan 60100 rumah/ha (sedang) -kepadatan bangunan < 60 rumah/ha (rendah) ***) -prosentase jumlah rumah semi permanen dan nonpermanen ≥ 50% (tingggi) -prosentase jumlah rumah semi permanen
PARAMETER miskin25%- 50% (sedang) =3 -prosentase penduduk miskin < 25% (rendah) = 1 -prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap ≥ 50% (tinggi) =5 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap 25%- 50% (sedang) = 3 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap < 25% (rendah) = 1 -kepadatan bangunan padat = 5 - kepadatan bangunan sedang = 3 -kepadatan bangunan rendah = 1
-prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen tingggi = 5 -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non sedang = 3 -prosentase jumlah rumah semi permanen
ELEMEN
KRITERIA Karakteristik ekonomi kawasan
JARINGAN INFRASTRUKTU R (NETWORK)
Tingkat pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
ELEMEN
KRITERIA
SUB KRITERIA
tingkat pelayanan jalan lingkungan
Tingkat mobilitas
INDIKATOR
STANDAR YANG TERSEDIA
daerah pelayanan IPAL
-
prosentase jalan yang yang rusak
SPM tingkat aksesibilitas 100%*)
prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan
prosentase alokasi luas untuk jaringan jalan sebesar 25% dari total luas kawasan *****)
jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan
-
PARAMETER -prosentase tingkat pelayanan 30%- 60% (sedang) = 3 -prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) =5 belum dilayani oleh IPAL =1 sudah dilayani oleh IPAL =0 -tingkat pelayanan =100% (baik) = 1 -kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 3 -kondisi jalan < 50% (buruk) = 5 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan = 25% (baik) = 1 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 15%25% (sedang) = 3 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan < 15% (buruk) = 5 -Tidak ada rute angkutan umum yang melalui kawasan = 1 - jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan 1- 2 = 3 -Jumlah rute angkutan
ELEMEN
KRITERIA
LAPORAN AKHIR SEMENTARA Keterangan: *)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang **) BPS dalam NUDS 2000 ***) Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan ****) Diktat Prasarana Wilayah dan Kota, 2003 *****) Time Server Standard
ELEMEN
KRITERIA
S stra
kes den pem
3.3.2 Pendekatan Arahan Kebijakan Pendekatan arahan kebijakan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila sudah tereksplisit dalam kebijakan yang sifatnya legal, maka merupakan sesuatu yang harus
PERENCANAAN PROVINSI DAN NASIONAL
Kesesuaian dengan kebijakan eksternal
diimplementasikan. Selain itu, sebagai suatu bagian dari pembangunan Kota Kediri secara keseluruhan, pembangunan kawasan permukiman tidak dapat dipisahkan dengan arahan kebijakan yang berlaku di Kota Kediri secara keseluruhan, baik kebijakan perencanaan pembangunan maupun kebijakan penataan ruang. Kebijakan pembangunan kawasan permukiman hendaknya mengakomodir dan mensinkronkan kedua sistem perencanaan yang berkembang ini. Terkait dengan hal ini, maka
kes den pen kaw stra keb eks (na pro
Keterangan: *)
Peraturan Menteri Minimal Bidang Peke **) BPS dalam NUDS 20 ***) Pedoman Identifikas
kebijakan yang seharusnya dipertimbangkan meliputi kebijakan perencanaan pembangunan dan kebijakan penataan ruang. Dalam hal ini kebijakan perencanaan pembangunan diarahkan pada kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan di dalam RPJPD dan RPJMD, sedangkan terkait kebijakan penataan ruang diarahkan pada kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan dan pembangunan di dalam RTRW. Secara rinci kriteria, sub-kriteria, dan indikator yang digunakan untuk pertimbangan kesesuaian kebijakan dapat dilihat pada Tabel berikut.
KRITERIA Kesesuaian dengan arahan
SUB KRITERIA kesesuaian dengan arahan pola ruang
INDIKATOR kesesuaian kawasan permukiman
STANDAR -prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan
kriteria mana yang akan dipak
kota. Selain itu disesuaikan pula
3.4 Kriteria Dan Indikato
3.4.1 Penentuan Kriter
Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan ELEMEN PERENCANAAN KOTA
Dasar dari penentuan i
PARAMETER -prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan
Kawasan prioritas pe kawasan permukiman yang
berdasarkan penilaian keterdes permasalahan yang signifikan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Kesalahan dalam mengantisipasi pola penanganan dan pemberian prioritas pada kawasan dengan kebutuhan khusus akan berdampak pada proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas tersebut dapat berupa: Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan yang memiliki nilai ekonomis atau strategis. Dan apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah/kota. Kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah/kota yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria kawasan konservasi kultural, kawasan sekitar industri, dan sejenisnya. Kawasan yang berada di pinggiran kota dan berfungsi sebagai hinterland atau buffer/penyangga bagi kota induknya. Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan segera agar program lain dapat terselenggara pada waktunya Secara umum penentuan Kawasan Prioritas didahului oleh Perumusan proses oleh tim pokjanis
Gambar 3.1 Me
dalam kertas kerja. Selanjutnya pembahasan tersebut disistematikan dalam bentuk bagan proses penentuan kawasan prioritas.
Sedangkan kriteria dan
dengan dasar pertimbangan se diagram berikut.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Kriteria dan indikator diatas untuk kemudian dilakukan penyepakatan mengenai bobot untuk
ELEMEN
KRITERIA
masing-masing indikator dan kriteria.
3.4.2 Pembobotan Kriteria diatas yang menjadi dasar dalam penentuan indikasi kawasan prioritas, direduksi
7
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Kota untuk kemudian diberikan bobot pada masing-masing kriteria. Pembobotan dilakukan pada waktu Pra-FGD 2 dimana pada waktu FGD tersebut disepakati mengenai bobot masing-masing kriteria. Hasil pembobotan dari Pra-FGD 2 ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas ELEMEN KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)
MANUSIA (MAN)
MASYARAKAT (SOCIETY)
KRITERIA Kebencanaa n
Preferensi
Kondisi masyarakat
SUB KRITERIA 1. kerawanan kawasan terhadap bencana alam 2. status lahan di kawasan permukiman
BOBOT 6
3. arahan pengembangan
5
4. tingkat kepadatan penduduk
5
5
INDIKATOR keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan keberadaan status lahan asset negara di kawasanpermukim an sebaran lokasi yang dikuasai oleh pengembang
jumlah penduduk per luas kawasan
PARAMETER ada = 6 tidak ada = 1
8 berada di asset negara =5 tidak berada di asset negara = 1 lokasi tidak sesuai dengan arahan RTRW=5 lokasi sesuai dengan arahan RTRW=1 tingkat kepadatan penduduk ≥ 50 jiwa/ha (tinggi) = 5 tingkat kepadatan penduduk 25- 50
Karakteristik ekonomi kawasan
9
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
ELEMEN
KRITERIA
SUB KRITERIA 11. kualitas ketersedian air bersih
BOBOT 5
INDIKATOR Tingkat kualitas air bersih di tiap kawasan permukiman
12. tingkat pelayanan air limbah/sanitasi
5
ketersediaan MCK di dalam kawasan
Daerah pelayanan IPAL
13. tingkat pelayanan jalan lingkungan
5
prosentase jalan yang yang rusak
Prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan
PARAMETER tingkat kualitas air bersih termasuk di kelas I = 1 tingkat kualitas air bersih di bawah kelas I =5 prosentase tingkat pelayanan ≥ 60% (baik) =0 prosentase tingkat pelayanan 30%-60% (sedang) = 1 prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 3 belum dilayani oleh IPAL = 2 sudah dilayani oleh IPAL = 1 tingkat pelayanan =100% (baik) = 1 kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 2 kondisi jalan < 50% (buruk) = 3 prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan=25% (baik) = 0 prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 25%-15% (sedang) = 1 prosentase luas lahan untuk jaringan jalan
ELEMEN
KRITERIA
1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
ELEMEN
PERENCANAAN KOTA
KRITERIA
Kesesuaian dengan arahan kebijakan internal
SUB KRITERIA
BOBOT
INDIKATOR
17. tingkat penyediaan RTH
4
prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman
18. kesesuaian dengan arahan pola ruang
7
kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman
19. kesesuaian dengan arahan pengembanga n kawasan strategis TOTAL Sumber: Pra FGD 2 dan Hasil Analisis, 2012
7
kesesuaian kawasan sebagai pengembangan kawasan strategis
PARAMETER Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan<25% (buruk) = 2 prosentase RTH publik ≥ 25% (baik) = 1 prosentase RTH publik 10%- 25% (sedang) = 2 prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 4 prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) = 7 prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%50% (sedang) = 4 prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1 ada = 7 tidak ada = 0
NO CLUSTER 3
Perumahan Develope
4
Sekitar perdagangan
5
Bantaran sungai Bran
6
Pinggiran sungai keci
7
Jalan kolektor
8
Pariwisata
9
Sekitar Pondok pesan
10
Pendidikan
11
kawasan militer
12
Sepanjang rel kereta
13
Perkantoran
14
Permukiman kumuh
15
Sentra Industri kecil
TIPOLOGI
100
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub K
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
SUB KRITERIA Kerawanan kawasan terhadap bencana alam Status lahan di kawasan permukiman Arahan pengembangan Tingkat kepadatan penduduk Tingkat kesejahteraan masyarakat Tingkat kepadatan permukiman Kualitas rumah Kualitas lingkungan permukiman Kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan Tingkat pelayanan air minum Kualitas ketersedian air bersih Tingkat pelayanan air limbah/sanitasi Tingkat pelayanan jalan lingkungan Tingkat Mobilitas Tingkat Pengelolaan Persampahan Tingkat Pelayanan Drainase Tingkat Penyediaan RTH Kesesuaian dengan Pola Ruang Kesesuaian dengan Kawasan Strategis TOTAL RANKING Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5.
Permukiman sekitar industri besar Pinggiran kota Perumahan Developer Sekitar perdagangan dan jasa Bantaran sungai Brantas
BOBOT 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 4 7 7 100
NO. C 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 4 7 78 III
2 1 5 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 3 3 5 5 3 1 1 49 X
3 1 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 29 XII
4 1 5 5 5 3 3 3 3 5 3 3 3 1 3 3 3 3 4 7 66 VI
5 6 1 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 7 1 76 V
6 6 5 5 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 59 VIII
7 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 25 XIV
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat ditarik kawasan permukiman yang akan menjadi
Dari hasil perhitungan t
indikasi kawasan prioritas. Indikasi kawasan prioritas dari hasil perhitungan dan rekomendasi adalah
akan dihitung untuk menjadi Ka
sebagai berikut:
1.
Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas
NO
LOKASI
JUML
RANK
KETERANGAN
PERMUKIMAN KUMUH
2. SENTRA INDUSTRI KECIL
REKOMENDASI
3. PERMUKIMAN SEKITAR IND
4. SEPANJANG REL KERETA A 1.
PERMUKIMAN KUMUH
87
I
-
-
2.
SENTRA INDUSTRI KECIL
86
II
-
-
3.
PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR
78
III
-
-
4.
SEPANJANG REL KERETA API
78
IV
-
-
V
OVERLAP DENGAN KAWASAN KUMUH
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
5.
BANTARAN SUNGAI BRANTAS
76
66
VI
-
-
7.
PENDIDIKAN
60
VII
-
-
9.
PINGGIRAN SUNGAI KECIL
PARIWISATA
59
51
VIII
IX
3.5 Identifikasi Kawasan
Proses penilaian dalam
permasalahan yang sangat u
menimbulkan masalah-masalah
SEKITAR PERDAGANGAN & JASA
8.
6. PENDIDIKAN
untuk memperoleh kawasan y
6.
MEMERLUKAN WAKTU DAN KESIAPAN PEMKOT DALAM PENATAAN BANGUNAN MASIH JARANG
5. SEKITAR PERDAGANGAN &
Proses penilaian dan p
Kota Kediri. Proses penilaian pe
kemudian disesuaikan kemba TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
berdasarkan indikator dan para
bobot kemudian diakumulasik kawasan prioritas pertama.
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
Pada tahap ini, indikasi
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
memiliki multiplier effect dalam penanganan permasalahan dan menstimulasi pembangunan dan pengembangan wilayah secara keseluruhan.
DASAR PERTIMBANGAN
KRITERIA
Mengacu pada keenam prasyarat tersebut, maka dasar pertimbangan digunakan untuk penentuan urutan prioritas dari indikasi kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut: Jaminan keberlanjutan penanganan. Kondisi ini dijadikan pertimbangan karena penanganan kawasan tidak dapat dilakukan hanya dalam jangka pendek, namun harus kontinyu, sehingga keberadaan jaminan bahwa penanganan kawasan ini akan terus berlanjut dan tidak sekedar dokumen semata menjadi penting; Dukungan sumber daya. Hal ini perlu dijadikan dasar pertimbangan karena suatu bentuk
Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan & pengembangan wilayah secara keseluruhan
pengaruh penanganan kawasan terhadap permasalahan yang dapat diselesaikan
b p y d
Sumber: Hasil Analisis, 2012
penanganan tidak akan dapat terwujud tanpa ada sumber daya yang memadai; Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan dan pengembangan wilayah secara keseluruhan. Hal ini dijadikan dasar pertimbangan karena dengan menangani kawasan permukiman yang memiliki multiplier effect yang tinggi akan dapat menyelesaikan banyak persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang berkembang. Mengacu pada keempat dasar pertimbangan ini, maka kriteria/sub-kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan prioritas kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:
Dari tabel diatas untu
dihitung indikasi kawasan yang
Hasil penilaian bobot tersebut d
Tabel 3.9 Bobot Tia DASAR PERTIMBANGAN Jaminan keberlanjutan program
KR
keters progr
Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan DASAR PERTIMBANGAN Jaminan keberlanjutan program
KRITERIA
SUB KRITERIA
INDIKATOR
STANDAR
ketersediaan program
keberadaan program yang sedang
jumlah program yang sedang
-
PARAMETER -jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan ≥ 2 = 1
Dukungan sumber daya
keber sumb
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Sedangkan dari hasil analisis penentuan indikasi kawasan sebelumnya, diketahui bahwa
Tabel 3.10 Lokasi Kaw
terdapat 6 tipologi yang nantinya akan dinilai berdasarkan keterdesakan antara lain: 1.
PERMUKIMAN KUMUH
NO.
TIPOLOGI
1
Permukima Kumuh
2
Sentra Indus Kecil
3
Sepanjang Re
4
Sekitar Perdagangan Jasa
2. SENTRA INDUSTRI KECIL 3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR 4. SEPANJANG REL KERETA API 5. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA 6. PENDIDIKAN Untuk lebih memperjelas lokasi kawasan, maka dari tipologi diatas, di breakdown lagi ke dalam kawasan-kawasan yang lebih kecil. Kawasan-kawasan tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel berikut:
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas
NO.
1
2 3
4
TIPOLOGI
LOKASI KAWASAN
Ngadirejo Jagalan Permukiman Kampungdalem Kumuh Bandar Kidul Semampir Bandar Kidul-Banjar Mlati Sentra Industri Betet-Blabak Kecil Pakalan-Jagalan Sepanjang Rel KA Setonopande-Kampung Dalem Mrican Mojoroto Mojoroto Campurejo-Lirboyo Bandar Kidul Ngronggo, Rejomulyo Blabak, Ngronggo Sekitar Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran Perdagangan & Kampungdalem-Singonegaran Jasa Burengan, Banjaran, Singonegaran Banjaran, Ngadirejo Dandangan Setono Gendong, Kemasan Setonopande Pakalan, Setonogendong Ngronggo, Kaliombo Singonegaran
NOMOR CLUSTER 74, 75 76 77, 78 79 82 28 36 83, 84 61 6 10 18 21 24 31 34 44, 45 46 48, 49 52 54 56, 57 58 59 62 73
Ketersediaan Program Bobot 30 N BxN 5 150 5 150 4 120 3 90 4 120 5 150 3 90 4 120 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 3 90 4 120 3 90 3 90 4 120 3 90 3 90 3 90
KRITERIA KAWASAN Keberadaan Sum Pendanaan Bobot 15 B N BxN N 4 60 4 3 45 3 3 45 3 3 45 3 3 45 3 4 60 3 3 45 4 3 45 3 3 45 2 3 45 2 3 45 2 3 45 2 2 30 3 3 45 2 3 45 2 3 45 2 3 45 2 3 45 2 3 45 2 2 30 2 4 60 2 4 60 2 2 30 2 3 45 2 3 45 2 3 45 2
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Setelah dilakukan skoring, maka dilakukan rekomendasi mengenai pemilihan lokasi kawasan
NO.
TIPOLOGI
prioritas untuk di RPKPP-kan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kawasan yang dimungkinkan untuk
LOKA KAWA
dijadikan satu kawasan besar sehingga perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam RPKPP dapat lebih efektif dan efisien. Hasil rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP
NO.
TIPOLOGI
LOKASI KAWASAN
Ngadirejo
Jagalan
1
Permukiman Kumuh
Kampungdalem
Bandar Kidul
NOMOR CLUSTER
RANKING
74, 75
I
76
II
77, 78
V
79
VI
REKOMENDASI Lokasi Kawasan Dapat dijadikan satu dengan Kawasan Dandangan dan Balowerti Semampir (Ranking 1) Lokasi Kawasan Dapat dijadikan satu dengan kawasan Pakalan-Jagalan Butuh Waktu dan Kesiapan Untuk Pemantapan Pelaksanaan Lokasi Kawasan dapat dijadikan satu dengan kawasan Permukiman Sentra Industri
REKOMENDASI RANKING
3
Sepanjang Rel KA
1
3
5
2
4
Sekitar Perdagangan & Jasa
Setonopa Kampung Dalem Mrican Mojoroto Mojoroto Campure Lirboyo Bandar K Ngronggo Rejomuly Blabak, Ngronggo Bangsal, Tilangan, Burengan Singoneg Kampung Singoneg Burengan Banjaran, Singoneg Banjaran, Ngadirejo Dandang Setono Gendong
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
NO.
6
TIPOLOGI
Pendidikan
LOKASI KAWASAN
BalowertiSemampir Betet, Jamsaren Bandar LorBandar Kidul NgrongoRejomulyo
NOMOR CLUSTER
RANKING
REKOMENDASI
65, 66, 67, 68
IV
69
X
Kawasan Ngadirejo (Ranking 1) Lokasi Kawasan Dapat dijadikan satu dengan Kawasan Ngadirejo (Ranking 1) -
26
VIII
-
32, 33
VIII
-
REKOMENDASI RANKING
Kawasan Prioritas Semampir
Kawasan prioritas yang terpil
Semampir (Nomor Cluster 82 Kawasan Prioritas Kampung
Kawasan prioritas yang terp 1
Dari hasil skoring diatas, diketahui kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman Kota Kediri adalah Kawasan Ngadirejo yang diintegrasikan pula dengan kawasan Dandangan dan Kawasan Balowerti. Sedangkan profil singkat 5 besar lokasi kawasan yang terpilih berdasarkan hasil skoring dan rekomendasi antara lain: Kawasan Prioritas Ngadirejo-Dandangan (Kawasan Nomor 55, 65, 66, 67, 68, 74, 75) Kawasan prioritas 1 yang terpilih dari hasil analisa skoring dan rekomendasi adalah Permukiman Kumuh Kawasan Ngadirejo dengan nomor cluster 74 dan 75 yang diintegrasikan dengan kawasan sekitar industri besar dandangan (cluster 55) dan kawasan Balowerti (cluster 65, 66, 67, 68). Terpilihnya kawasan ini dapat diterima dikarenakan sesuai dengan hasil dari dokumen RPIJM Kota Kediri 2010-2014. Selain itu di sekitar kawasan (kawasan Dandangan) sudah dilakukan revitalisasi
kumuh Kampung Dalem (Nom
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Peta 3.2 Kawasan Prioritas
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur .............................................................................................................................................................. Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kondisi Eksisting Kawasan Permu Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan ............................ Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas .................................................................................... Tabel 3.5 Lokasi Kawasan dan Nomor cluster untuk masing-masing tipologi.................................................................................................................................... Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub Kriteria ..................................................................................................... Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas ....................................................................................................................... Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan ..... Tabel 3.9 Bobot Tiap Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas ......................................................................................................................... Tabel 3.10 Lokasi Kawasan dan Nomor Cluster untuk masing-masing Tipologi Prioritas ................................................................................................................... Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas ........................................................................................................................................................ Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP .......................................................................................................................
Gambar 3.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas pada SPPIP Kota Kediri ....................................................................................................................................... Gambar 3.2 Penentuan Kriteria dan Indikator Kawasan Prioritas ......................................................................................................................................................
Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri ................................................................................................................................................................................. Peta 3.2 Kawasan Prioritas .................................................................................................................................................................................................................
bab 3
KRITERIA dan indikator kawasan permukiman prioritas ...........................................................................................................................................
3.1
Identifikasi Kawasan .................................................................................................................................................................................................
3.1.1
Identifikasi Kluster Kawasan .............................................................................................................................................................................
3.2
Tipologi Kawasan ......................................................................................................................................................................................................
3.3
Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas ............................................................................................................................
3.3.1
Pendekatan Persoalan ......................................................................................................................................................................................