BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Edukasi
Tekanan Darah
3.2. Definisi Operasional 1.
Edukasi
diberikan dalam bentuk penyuluhan berupa pengetahuan tentang
penyakit hipertensi kepada pasien hipertensi 2.
Edukasi yang diberikan terdiri atas definisi, penyebab, faktor risiko, komplikasi dan penatalaksanaan hipertensi
3.
Penatalaksanan hipertensi yang ditekankan disisni adalah modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat yang teratur sesuai dengan yang direkomendasikan
4.
Sebelum dilakukan pemberian edukasi, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tekanan darah untuk melihat perubahan tekanan darah setelah diberi edukasi
5.
Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan alat yaitu sphygmomanometer air raksa dan stetoskop sesuai standar.
6.
Pasien hipertensi yang diberi edukasi dan yang tidak diberi edukasi akan diikuti perjalanannya selama satu bulan untuk menilai perbedaan tekanan darah yang muncul pada kedua kelompok
7.
Pemberian edukasi dibantu dengan pemberian leaflet modifikasi gaya hidup.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Hipotesis Ada pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi RSUP.H. Adam Malik Medan
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan pretes-postes dengan kelompok kontrol
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, dengan alasan: a.
Jumlah populasi penderita hipertensi memadai
b.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan di kota Medan
c.
Waktu penelitian dilakukan antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus
4.3. Populasi dan sampel 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di RSUP.H. Adam Malik Medan 4.3.2. Sampel Pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara random sampling Adapun kriteria inklusi yaitu : a.
Pasien hipertensi yang menggunakan jenis terapi obat yang sama
b.
Pasien hipertensi yang belum mendapatkan edukasi sebelumnya
Adapun kriteria ekslusi yaitu : a.
Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta lainnya, seperti diabetes melitus, gagal ginjal, dan gagal jantung.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan sampel yang digunakan yaitu untuk estimasi proporsi suatu populasi (populasi infinit), dengan menggunakan rumus : n n= n = 86 Keterangan : n
= besar sampel minimum
Z1-α/2
= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
P
= harga proporsi di populasi
d
= kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir Dari perhitungan di atas diperoleh besar sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian adalah 86 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung tekanan darah pasien hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Pasien hipertensi yang sudah diberi edukasi dan yang tidak diberi edukasi akan diikuti perjalanannya selama sepuluh hari untuk melihat pengaruh edukasi yang diberikan terhadap tekanan darah.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada variabel tekanan darah akan dianalisis dengan membandingkan kadar tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan menggunakan uji statistik “T paired”. Analisis statistik akan dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS 17.0).
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelilitan ini dilakukan di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan. RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki misi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun diatas tanah seluas ± 10 Ha dan terletak di jalan Bunga Lau No.17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization supply Depart (CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaraan jenazah). 5.1.2. Karakteristik Subyek Penelitian Pada penelitian ini diperoleh 86 pasien hipertensi di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan, periode Juli-Agustus 2010. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol. Kelompok uji adalah kelompok yang diberi intervensi berupa edukasi tentang modifikasi gaya hidup untuk pasien hipertensi sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi intervensi.
Universitas Sumatera Utara
Pasien hipertensi yang menjadi sampel penelitian adalah pasien yang berumur 45-70 tahun. Tekanan darah yang diukur adalah tekanan darah sistolik. Tabel 5.1. Karakteristik Pasien Hipertensi di RSUP. H. Adam Malik Medan, Periode Juli-Agustus 2010 Kelompok
Jumlah
Frekuensi
Uji
Kontrol
Uji
Laki-laki
26
23
49
Perempuan
17
20
37
TD awal (mmHg)
130
130
1
140
140
150
Kontrol
% Uji
Kontrol
2
2.3
4.7
12
15
27.9
34.9
145
7
1
16.3
2.3
160
150
11
12
25.6
27.9
170
160
5
10
11.6
23.3
180
180
6
6
14.0
14.0
220
200
1
1
2.3
2.3
110
110
1
2
2.3
4.7
120
120
5
3
11.6
7.0
130
130
4
3
9.3
7.0
140
140
14
9
32.6
20.9
150
145
9
1
20.9
2.3
160
150
5
10
11.6
23.3
170
160
4
8
9.3
18.6
200
170
1
3
2.3
7.0
Jenis kelamin
TD akhir (mmHg)
180
1
2.3
Universitas Sumatera Utara
190
1
2.3
200
2
4.7
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan pasien hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 49 orang dan pasien hipertensi yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang. Pada kelompok uji dilakukan pengukuran tekanan darah awal dan tekanan darah akhir. Pada pengukuran awal didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmHg, tekanan darah terendah 130 mmHg, tekanan darah tertinggi 220 mmHg. Sedangkan pada pengukuran akhir didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmHg, tekanan darah terendah 110 mmHg, dan tekanan darah tertinggi 200 mmHg. Pada kelompok kontrol dilakukan juga pengukuran tekanan darah awal dan akhir. Pada pengukuran awal didapatkan tekanan darah tersering adalah 140 mmHg, tekanan darah terendah 130 mmHg, dan tekanan darah tertingggi 200 mmHg. Sedangkan pada pengukuran akhir didapatkan tekanan darah tersering adalah 150 mmHg, tekanan darah terendah adalah 110 mmHg, dan tekanan darah tertinggi adalah 200 mmHg. Pada kelompok uji, pasien yang menjalani edukasi modifikasi gaya hidup hanya 39 orang. Jadi jumlah sampel pada kelompok uji pada perhitungan uji T Paired berjumlah 39 orang, sedangkan pada kelompok kontrol tetap berjumlah 43 orang pasien hipertensi.
5.1.3. Hasil Analisis Statistik Tekanan darah merupakan variabel dengan skala numerik. Oleh karena itu untuk menilai perubahan tekanan darah awal dan akhir
pada kelompok uji dan
kelompok kontrol digunakan uji T paired.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Hasil Analisis Statistik Sampel Paired Mean
SD
SE
Uji
Kontrol
Uji
Kontrol
Uji
Kontrol
TD awal
158.72
149.88
17.5
12.56
2.80
1.92
TD akhir
144.62
149.65
18.04
20.42
2.9
3.12
N : uji;39, kontrol;43 Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis statistik sampel paired pada kelompok uji untuk data sebelum diberi edukasi (tekanan darah awal) diperoleh nilai rata-rata tekanan darah 158,72, jumlah data 39, standar deviasi 17,5, standar error mean 2,80. Sementara itu untuk data setelah diberi edukasi (tekanan darah akhir), nilai rata-rata tekanan darah 144,62 jumlah data 39, standar deviasi 18,04, standar error mean 2,9. Hasil analisis statistik sampel paired pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi edukasi) diperoleh nilai rata-rata tekanan darah awal 149,88, jumlah 43, standar deviasi 12,56, dan standar error mean 1,92. Sementara itu diperoleh juga nilai tekanan darah akhir 149,65, jumlah 43, standar deviasi 20,42, dan standar error mean 3,12. Tabel 5.3. Hasil analisis statistik sampel T test Mean Uji
TD Awal- 14.10
SD
T
Sig.(2-tailed)
Kontrol
Uji
Kontrol
Uji
Kontrol
Uji
Kontrol
.23
20.1
18.48
4.38
.083
.000
.935
TD akhir *CI 95% *df uji : 38, df kontrol : 42 Dari tabel di atas pada kelompok uji, diperoleh nilai t hitung > t tabel (4,38 > 2,042), dan signifikansi < 0,05 (0,0001 < 0,05), maka Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai tekanan darah antara sebelum dan
Universitas Sumatera Utara
setelah diberi edukasi. Dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai tekanan darah setelah diberi edukasi lebih rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya edukasi modifikasi gaya hidup memberikan andil dalam penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dari tabel diatas pada kelompok kontrol, diperoleh nilai t hitung < t tabel (0,83 < 2,021), dan signifikansi > 0,05 (0.935 > 0,05), maka Ha ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai tekanan darah antara sebelum dan setelah. Dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai tekanan darah akhir tidak jauh berbeda dengan tekanan darah awal. 5.2. Pembahasan Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, dengan peningkatan tekanan darah merupakan risiko pertama timbulnya kematian di seluruh dunia (WHO, 2002). Pengobatan hipertensi tidak hanya melalui obat-obatan, tetapi diperlukan juga modifikasi gaya hidup sehat untuk menunjang keberhasilan panatalaksanaan hipertensi. Pemahaman pasien tentang hipertensi sangatlah penting dalam terapi hipertensi. Salah satunya pemahaman mengenai hipertensi ini diperoleh dari seorang dokter. Menurut Boulware (2001), intervensi perilaku pada pasien, seperti konseling, terbukti efektif meningkatkan kontrol tekanan darah. Edukasi tentang modifikasi gaya hidup sangatlah dianjurkan. Modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah, mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (National Institutes of Health, 2003). Modifikasi gaya hidup untuk pasien hipertensi, antara lain seperti diet natrium tidak lebih dari 2400 mg/hari atau 100 meq/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg, menjaga berat badan normal (BMI = 18,5-24,9 kg/
) dan
penurunan berat badan per 10 kg dapat menurunkan takanan darah sistolik 5-20
Universitas Sumatera Utara
mmHg, olahraga aerobik secara teratur selama 30 menit setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg, diet DASH (the Dietary Approache to Stop Hypertension) yaitu diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan mengurangi jumlah lemak jenuh dan total dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-14 mmHg, begitu juga sama halnya dengan membatasi konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4 mmHg (Chobanian, 2003). Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama 18 bulan, didapatkan bahwa orang yang menderita prehipertensi dan hipertensi stadium 1 yang dapat menjalankan modifikasi gaya hidup meningkatkan kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit kronik (Patricia, 2006) Dalam sebuah penelitian tentang pengaruh modifikasi gaya hidup yang komprehensif pada kontrol tekanan darah yang dilakukan selama 6 bulan pada pasien yang berumur rata-rata 50 tahun, dengan tekanan darah diatas optimal dan hipertensi derajat 1, serta tidak mendapatkan pengobatan antihipertensi, dinyatakan bahwa orang yang memiliki tekanan darah diatas optimal dan hipertensi derajat 1 dapat menjalankan modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular, yaitu dengan menurunkan berat badan/menjaga berat badan ideal, diet garam, olahraga, mengurangi konsumsi alkohol, dan diet DASH ( Appel, 2003). Uji klinis dari efek pola diet terhadap tekanan darah, dinyatakan bahwa diet yang kaya buah-buahan, sayuran, dan makanan susu rendah lemak dan rendah lemak jenuh dan total dapat menurunkan tekanan darah secara substansial. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa kombinasi diet mengurangi tekanan darah sistolik 11,4 mmHg (Appel, 1997). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa edukasi tentang modifikasi gaya hidup berpengaruh terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata tekanan pada dua kelompok. Kelompok pertama yaitu kelompok uji (kelompok yang diberi edukasi) menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
adanya perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi, dimana rata-rata tekanan darah akhir (144,62) lebih kecil dibandingkan rata-rata tekanan darah awal (158,72) dapat dilihat pada tabel 5.2. dan dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (4,38 > 2,042) serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,0001 < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan ratarata tekanan darah pada pasien hipertensi yang diberi edukasi dapat dilihat pada tabel 5.3. Sedangkan pada kelompok kedua yaitu kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi edukasi) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi, dimana rata-rata tekanan darah akhir (149,88) lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tekanan darah awal (149,65) dapat dilihat pada tabel 5.2. dan dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel (0,083 < 2,021) serta nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,935 > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi yang tidak diberi edukasi dapat dilihat pada tabel 5.3.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di Poli Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 2. Edukasi modifikasi gaya hidup untuk penderita hipertensi dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. 3. Berdasarkan hasil uji T paired dapat diketahui bahwa pada kelompok uji (kelompok yang diberi edukasi) ada perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir. Dimana nilai t hitung > t tabel ( 4.38 > 2,042), dan signifikansi < 0,05 (0,0001 < 0,05). 4. Berdasarkan hasil uji T paired dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah awal dan akhir. Dimana nilai t hitung < t tabel (0,083 < 2,021), dan signifikansi > 0,05 (0,935 >0,05). 6.2. Saran 1. Modifikasi gaya hidup sangat baik diterapkan bagi pasien hipertensi. Selain untuk membantu menurunkan tekanan darah, juga berguna untuk mengontrol serta mencegah terjadinya komplikasi akibat hipertensi. 2. Petugas kesehatan diharapkan ikut memberikan edukasi modifikasi gaya hidup kepada pasien hipertensi guna mencapai keberhasilan terapi pada pasien hipertensi.
Universitas Sumatera Utara