67 BAB 3 KARAKTERISTIK LOKASI PENELITIAN
3.1.
Kondisi Umum Wilayah Studi Pengelolaannya Jalan tol Jakarta-Cikampek ditangani oleh PT Jasa
Marga. Jalan tol ini memiliki panjang 72 km, yang menghubungkan Jakarta hingga Cikampek. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek terletak pada Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, yang mencakup 6 kabupaten/kota, yaitu Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta. Secara total, jalan tol ini melewati 31 kecamatan dan 149 desa, yang secara rinci disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Wilayah Administratif Jalan Tol Jakarta-Cikampek Provinsi Jawa Barat
Kabupaten/Kota KabupatenBekasi Kabupaten Karawang Kota Bekasi Kabupaten Purwakarta DKI Jakarta Kota Jakarta Selatan Kota Jakarta Timur Total Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009
Jumlah Kecamatan 8 5 9 2 3 4 31
Jumlah Desa 35 44 29 11 8 22 149
Perkembangan jalan tol Jakarta-Cikampek ini membawa dampak terhadap pertumbuhan wilayah, seperti Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi sebagai bagian wilayah pengembangan Jabotabek masih relatif memiliki lahan yang cukup untuk menampung limpahan perkembangan Kota Jakarta. Perkembangan ini didukung pula oleh adanya akses jalan tol Jakarta-Cikampek, sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar-kedua wilayah. Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru atau permukiman berskala besar di Kabupaten Bekasi, seiring dengan berkembangnya kawasan industri. Kota-kota baru tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang dlengkapi dengan berbagai sarana pendukungnya, serta aktivitas kawasan industri sebagai basis ekonomi kota baru. Gambaran spasial batas administratif jalan tol Jakarta-Cikampek disajikan pada Gambar 18.
68
Gambar 18. Batas Administratif Jalan Tol Jakarta-Cikampek
69 3.2.
Kondisi Tofografi dan Hidrologi Jalan tol Jakarta-Cikampek terletak pada dataran pantai Jayakarta, yang
merupakan bagian dari pegunungan zona Bogor bagian utara (Gambar 19). Lahan jalan tol ini berada pada variasi ketinggian (16-25) m, dari KM 0 hingga KM 40, dan pada ketinggian bervariasi antara (25-64) m di bagian timur, mulai dari KM 40 hingga akhir ruas jalan tol ini. Berdasarkan peta geologi lembar Jakarta dan Karawang diketahui bahwa wilayah ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini bagian dari permukaan tersusun oleh endapan aluvium, yang terdiri atas endapan banjir, endapan sungai Resen, endapan sungai purba, dan endapan pematang pantai. Endapan bersifat vulkanis berumur pliosen serta batu lempung dan batu gamping berumur miosen. Struktur geologi yang berkembang di sepanjang jalan tol dan sekitarnya adalah struktur lipatan dan sesar. Struktur lipatan merupakan struktur sinklin dan antiklin dengan arah Barat Laut-Tenggara dan Barat-Timur. Sedangkan struktur sesar terdapat pada sebelah selatan jalan tol. Kemiringan lereng Ruang Milik Jalan sepanjang ruas jalan tol ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, seperti yang terdapat pada Tabel 16. Tabel 16. Kemiringan Lereng Rumija Jalan Tol Jakarta-Cikampek No.
Kelas Lereng (%)
1.
0–8
Total Panjang Segmen (km) 63,5
2.
8 – 15
7,5
3. > 15 Sumber: Jasa Marga, 2005
2,5
Lokasi Lereng KM 0 – KM 39,5 KM 40,5 – KM 43 KM 45 – KM 49 KM53 – KM 64 KM 65 – KM 69 KM 71 – KM 73 KM 39,5 – KM 40,5 KM 43 – KM 45 KM 49,5 – KM 50,5 KM 64 – KM 65 KM 69 – KM 71 KM 50,5 – KM 53
Jalan tol Jakarta-Cikampek mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sepanjang ruas. Hal ini disebabkan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek ini berada pada kondisi topografi yang berbeda-beda. Kondisi topografi sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek meliputi daerah datar, lembah dan berbukit-bukit, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 20. Namun pada saat dibangun, jalan tol sudah dirancang sedemikian rupa menjadi jalan yang datar.
70 Ruas jalan tol yang melewati wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kota Bekasi relatif datar, sedangkan ruas jalan yang terletak di wilayah Kabupaten Karawang berada pada wilayah yang berbukit-bukit. Ruas jalan tol Jakarta-Cikampek juga melintasi daerah aliran sungai atau daerah lembah, yaitu di Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Teluk Jambe, dan Kecamatan Klari. Untuk memenuhi standar pembangunan jalan tol, pada tahap konstruksi telah dilakukan pekerjaan atau pengupasan (clearing and grubbing) serta pekerjaan penggalian dan penimbunan. Aktivitas penggalian dan penimbunan banyak dilakukan pada bagian-bagian cekungan, rawa, dan daerah banjir. Kondisi hidrologi jalan tol Jakarta-Cikampek digambarkan dengan keberadaan sungai sepanjang ruas jalan. Sepanjang ruas tersebut terdapat 4 sungai utama, dari arah barat ke timur berturut-turut, meliputi kali Bekasi, Cikarang, Cibeet, dan Citarum. Di antara sungai-sungai tersebut terdapat juga sungai-sungai kecil, yaitu kali Jambe, kali Sadang, dan Cikedokan. Sungaisungai kecil ini terletak di antara kali Bekasi dan Cikarang. Di antara Cikarang dan Citarum terdapat Cilemahabang, Cibarebeg, Cibarengkok, Kali Tanjung, dan Cisubah. Di antara Citarum-Cibeet terdapat Cirandeui, Cikaranggelam, dan Cimahi. Sungai-sungai tersebut mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa. Pola aliran
anak-anak sungai pada umumnya dendritik, tetapi secara
keseluruhan sungai-sungai yang ada bertipe aliran radial dan berbentuk kipas. Dengan adanya sungai-sungai, di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini telah dibuat jembatan pada sungai-sungai tersebut. Ukuran-ukuran jembatan pada sungai-sungai besar disajikan pada Table 17. Tabel 17. Ukuran Jembatan pada Sungai-Sungai yang Dilewati Jalan Tol Lokasi Jembatan Lebar Sungai (m) Lebar Jembatan (m) Kali Bekasi 58,6 64 Citarum 63,3 70 Cikarang 31,4 40 Cibeet 52,0 60 Sumber: Jasa Marga, 2005
71
Gambar 19. Kondisi Geografi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
72
Gambar 20. Kondisi Topografi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
73 3.3.
Kondisi Tataguna Lahan Wilayah yang dilalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada umumnya berupa
daerah permukiman, pertanian, dan perkebunan dengan sebagian di antaranya dialokasikan bagi pengembangan industri. Ditinjau dari tataguna lahannya, penggunaan tanah di sepanjang jalan Tol dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Segmen I; berada di antara Jakarta-Bekasi, dengan tataguna tanah lebih didominasi oleh perumahan. b. Segmen II; berada di antara Bekasi-Cikarang, dengan tataguna tanah didominasi oleh persawahan dengan indikasi untuk dikembangkan sebagai wilayah industri. c. Segmen III; berada di antara Cibitung-Karangan-Klari, dengan tataguna tanah
lebih
didominasi
oleh
persawahan
dengan
indikasi
untuk
dikembangkan sebagai wilayah industri. d. Segmen IV; berada di antara Klari-Cikampek, dengan tataguna tanah lebih didominasi oleh persawahan dengan indikasi untuk dikembangkan sebagai wilayah industri. Berdasarkan pengelompokkan tersebut, Jalan Tol Jakarta-Cikampek dibagi menjadi 4 segmen rona lingkungan yang menunjukkan perbedaan sesuai dengan tataguna dan prioritas peruntukannya. Sejalan dengan dilaksanakannya pembangunan jalan tol, pemerintah juga menetapkan kebijakan berupa beberapa wilayah di sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek, yaitu Bekasi dan Karawang, dikembangkan menjadi kawasan industri. Dalam lingkup yang lebih mikro, berdasarkan pengolahan data Potensi Desa dari BPS, didapatkan hasil bahwa sebagian besar wilayah yang memiliki status administratif “kota”, memiliki luas lahan yang sebagian besar dijadikan permukiman dan bangunan, yaitu rata-rata mencapai lebih besar dari 80%. Sementara wilayah yang memiliki status kabupaten memiliki lahan untuk permukiman dan bangunan yang lebih kecil dibandingkan untuk fungsi lainnya. Tabel 18. Penggunaan Lahan di Sepanjang Jalan Tol Jakarta Cikampek Kabupaten/Kota
Sawah
Ladang
Kebun
Jakarta Selatan 0 Jakarta Timur 1.670 Karawang 37.702 Kota Bekasi 925 Sumber: BPS, 2005
14 195 51.107 138
2 0 50.755 7
Holtikul tura 0 0 1.213 0
Peruma han 7.054 32.531 11.497 10.711
Bangun an 823 7.961 373 1.377
Lainnya
Total
1.513 6.965 3.599 897
9.406 49.322 156.246 14.055
74
Gambar 21. Kondisi Penggunaan Lahan Sepanjang Jalan Tol JakartaCikampek
75 3.4.
Kependudukan Penduduk
merupakan
salah
satu
modal
dalam
pelaksanaan
pembangunan, karena penduduk itu sendiri merupakan objek sekaligus subjek dari pembangunan. Jumlah penduduk sepanjang koridor Jakarta-Cikampek Ditunjukkan pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sepanjang Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek Provinsi
Kabupaten/Kota
DKI Jakarta Jakarta Selatan DKI Jakarta Jakarta Timur Jawa Barat Karawag Jawa Barat Kota Bekasi Jumlah Sumber: BPS, 2006
Jumlah (Jiwa)
Penduduk 267.558 819.324 123.154 293.977 1.504.010
Kepadatan (Jiwa/km2) 24.300,67 21.800,82 700,16 10.900,85
Sebaran penduduk di sepanjang koridor jalan tol Jakarta-Cikampek relatif tidak merata, yang merupakan dinamika perkembangan daerah dan bukan merupakan masalah bagi pengembangan wilayah. Hal ini menyangkut berbagai aspek geografis, tingkat pembangunan daerah, dan aspek lainnya. Sebaran penduduk kota dan perdesaan yang tidak merata sangat erat kaitannya dengan perpindahan penduduk dari desa ke kota serta perubahan status wilayah dari desa menjadi kota. Tingkat kepadatan penduduk terbesar berada di kecamatan Makasar, mencapai 56.600 penduduk/km2, sedangkan kepadatan rendah di kecamatan Cikampek, yaitu sebanyak 300 penduduk /km2. Dalam lingkup kabupaten, terlihat bahwa kepadatan tertinggi ada di Jakarta Selatan, yang mencapai lebih dari 24 ribu jiwa per km2, sementara kepadatan terendah di Kabupaten Karawang, yang hanya sebesar 700 jiwa per km2 . Kondisi kesejahteraan penduduk secara umum dalam lingkup desa ditunjukkan dalam tingkat kategori miskin, cukup, dan kaya. Data hasil olahan menunjukkan bahwa sebagian kecil memiliki kategori ‘kaya’ berada di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang meliputi Desa Jatimakmur, Jatibening, dan Jatiwaringin. Beberapa desa dalam kategori miskin adalah 1 desa di Jakarta Timur (Pondok Bambu), 2 desa di Kota Bekasi (Jati Mekar dan Marga Jaya), dan 6 desa di Kabupaten Karawang (Gintungkerta, Wanasari, Kutanegara, Mulyasari, Mulyasejati, dan Pinayungan).
76
.
Gambar 22. Kondisi Kepadatan Penduduk Jalan Tol Jakarta-Cikampek
77 Dalam lingkup mikro, kondisi kesejahteraan diwakili oleh besaran pendapatan perkapita penduduk yang dalam lingkup kabupaten/kota. Produk Domestik Regional Bruto untuk daerah di wilayah studi ini disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota di Sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kabupaten/Kota Kabupaten Bekasi Kota Bekasi Karawang Jakarta Selatan Jakarta Timur Purwakarta Indonesia Sumber: BPS, 2011
Tahun 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010
PDRB per Kapita 7.049.999,17 7.417.554,21 3.673.112,00 6.529.901,00 7.400.000,00 6.781.926,14 6.326.100,00
Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan perkapita di sepanjang ruas jalan tol Jakarta-Cikampek lebih tinggi dengan dibandingkan pendapatan per kapita nasional. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah di sepanjang ruas jalan tol merupakan pusat perekonomian yang memiliki peran vital dan membutuhkan dukungan fasilitas infratsruktur yang memadai.
78
Gambar 23. Kondisi Kesejahteraan Penduduk Ruas Jalan Tol JakartaCikampek
79 3.5.
Tingkat Pelayanan Jalan Tujuan pembangunan prasarana jalan, termasuk jalan tol, adalah untuk
melayani seluruh kebutuhan lalulintas (demand) dengan sebaik mungkin. Kualitas pelayanan jalan dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan (Level of Service, LOS).
Pengukuran tingkat pelayanan jalan dimaksudkan untuk
memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat peayanan jalan tersebut, yaitu kecepatan, waktu perjalanan, kebebasan bergerak, dan keamanan (Ditjen Bangda dan LPM ITB, 1994). .
Tingkat pelayanan jalan tol yang akan dikaji pada penelitian ini terletak
pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, yang ditunjukkan pada Gambar 24. Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan tersebut, dilakukan survei volume lalulintas di setiap gerbang tol yang teretak pada ruas ruas jalan tol tersebut. Hasil survei volume kendaraan kemudian diolah untuk mengetahui volume lalulintas maksimum, dansetelah diperoleh volume lalulintas maksimum dilakukan dianalisis tingkat pelayanan jalan.
Gambar 24. Lokasi Studi
80 3.6.
Inventarisasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki panjang sekitar 73 km, yang
membentang dari Cawang hingga Cikampek. Jumlah lajur pada jalan ini berkisar antara 3 hingga 5 lajur per arah. Terdapat beberapa gerbang tol yang melayani transaksi, yang disajikan pada Gambar 25.
SKETSA PEMBAGIAN RUAS JALAN TOL JAKARTA ‐ CIKAMPEK
GERBANG
CAWANG
POSISI GERBANG ( 0.0
JTBNG
4.5
4.5
PANJANG RUAS (K
PDKGD
KETERANGAN : CAWANG
8.4
3.9
1.6
= CAWANG
LL/JTA
BKSBRT BKSTMR
TAMBUNCIBITUNG
CKRBRT CKRUTAMA
CKR PST
KRWBRT
10.0
13.4
21.0
28.0
37.0
47.1
3.4
16.6
3.2
4.4
3.6
24.6
3.4
1.0
29.0
8.0
10.1
KRWTMR
54.4
7.3
SS DAWUAN KLIHRP
66.67
12.27
1.63
CIKAMPEK
68.3
73.0
4.7
CKRUTAMA = CIKARANG UTAMA
PDKGD
= PONDOK GEDE
CKR PST = CIKARANG PUSAT
JTBNG
= JATIBENING
KRWBRT = KARAWANG BARAT
LL/JTA
= LINGKAR LUAR/JATI ASIH KRWTMR = KARAWANG TIMUR
BKSBRT
= BEKASI BARAT
BKSTMR
= BEKASI TIMUR
TAMBUN
= TAMBUN
CIBITUNG
= CIBITUNG
CKRBRT
= CIKARANG BARAT
SS DAWUAN = SIMPANG SUSUN DAWUAN KLIHRP = KALIHURIP CIKAMPEK = CIKAMPEK
Gambar 25. Sketsa Pembagian Ruas Tol Jakarta - Cikampek