BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Proses produksi
Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol “Badak” ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1. FRYING SUGAR
SARINGAN GULA MASUK BOTOL
MIXER
WASHER
TRIMEK
INSPECTOR 1
FILLER
INSPECTOR 2
PACKING
VALVING
Gambar 3.1
Sistem Proses Produksi Minuman Botol “Badak”
Universitas Sumatera Utara
3.1.1. Uraian Proses Produksi Proses produksi dibagi 3 proses yaitu 1.
Tempat proses pembuatan soda limun yang dibagi atas beberapa proses yaitu Pemasakan gula (Frying Sugar), Saringan Gula, Mixer, Trimek, Filler.
2.
Tempat proses masuk dan pembersihan botol yang dibagi atas beberapa proses yaitu Insert, Washer, Inspector 1.
3.
Tempat pengisian soda limun kedalam botol dibagi atas beberapa proses yaitu Filler, Inspector 2, Packing and Valving.
3.1.1.1.Uraian Proses Produksi Pembuatan Soda Limun Pembuatan soda limun terdiri dari proses Pemasakan gula, Saringan gula, Mixer, Trimek, Filler. a.
Pemasakan gula (Frying Sugar) o Gula dimasukkan ke sebuah tabung sebanyak 1500 kg untuk dimasak dengan suhu 100oc selama 2 jam o Setelah gula berbentuk cairan maka suhu diturunkan menjadi 80oc dan dipanaskan selama 1 jam
b.
Saringan gula o Gula yang sudah dipanaskan dialirkan melalui pipa ke saringan gula. o Gula yang berbentuk cairan disaring untuk memisahkan gula yang masih berbentuk batu dengan gula yang sudah mencair.
c.
Mixer [ Tabung pencampuran] o Gula yang susah disaring dialirkan ke tabung mixer untuk dicampurkan dengan air 1500L o Setelah dicampur air,diaduk hingga merata lalu ditambahkan dengan bahan-bahan yang lain seperti essence sarsapila dan pewarna agar terbentuk lah sirup sarsapila.
d.
Trimek o Setelah sirup sarsapila terbentuk,dialirkan menuju ke trimek o Didalam trimek sirup dicampur dengan Co2 dan air 250L. diaduk hingga menjadi larutan sirup soda sarsapila atau soda limun.
Universitas Sumatera Utara
e.
Filler o Setelah terbentuk soda limun,makan dialirkan ke filler untuk melakukan proses pengisian soda limun kedalam botol.
3.1.1.2.Uraian Proses Masuk dan Pembersihan Botol Tempat proses masuk dan pembersihan botol terdiri dari proses Insert, Washer, Inspector 1. a.
Insert o Disini adalah awal masuknya botol kedalam proses,botol disusun satu persatu kedalam sebuah mesin rel menuju proses selanjutnya yaitu proses pensterilan botol
b.
Washer o Botol yang sudah dijalankan akan terlibah dahulu tersusun 6 botol perbaris didalam sistem dimana terdapat 3 kali perputaran. o Setelah botol tersusun maka direndam didalam air panas dan diputar lalu dibersihkan serta didinginkan. o Lalu botol dijalankan satu persatu untuk di inspeksi oleh Inspector 1, lanjutkan berulang kali sampai jumlah permintaan produksi terpenuhi
c.
Inspector 1 o Botol-botol yang sudah dibersihkan oleh washer akan diperiksa lagi oleh Human Inspector 1. o Disini Human Inspector 1 akan memeriksa apakah ada botol yang kurang bersih atau ada botol yang mengalami kerusakan, maka botol tersebut akan diambil dan dibuang dari proses.
3.1.1.3. Uraian Proses Pengisian Soda Limun Kedalam Botol Proses pengisian soda limun ke botol terdiri dari proses Filler, Inspector 2, Packing and Valving. a.
Filler o Botol yang telah melewati Inspector 1 akan diisi soda limun didalam filler o Didalam filler botol akan diproses satu persatu dimulai dari pengisian soda limun kedalam botol.
Universitas Sumatera Utara
o Setelah diisi, botol akan diperiksa oleh Inspector 2 lalu botol akan melalui proses filler yang kedua yaitu proses penutupan botol. b.
Inspector 2 o Botol yang sudah melalui proses filler maka akan melalui Human Inspector 2 o Disini Human Inspector 2 akan memeriksa apakah ada kesalahan dalam pengisian dalam hal ketidak setimbangan volume ataupun ada botol yang mengalami kerusakan dalam proses pengisian, maka botol akan dibuang dari proses.
c.
Packing(Krak) and Valving o Botol-botol yang sudah diperiksa dan ditutup akan melalui rel dan menuju ke tempat packing dimana disusun kedalam krak. o Disini 1 krak akan diisi 24 botol. Lalu krak-krak tersebut akan disusun dalam valvet. o Didalam 1 valvet akan diisi 24 krak. Lalu dijalankan untuk dimasukkan kedalam gudang. Dengan volume gudang mencapai 4500 krak.
3.2
Pengumpulan data
Data yang didapat dari perusahaan adalah sebagai berikut: e. Jumlah permintaan perhari pembuatan minuman “Badak” pada bulan januari 2015 hingga maret 2015. f. Jumlah persediaan botol pada januari-Maret 2015. g. Jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari-Maret 2015 h. Biaya - biaya yang diperlukan dalam produksi. i. Jam kerja dalam setiap sistem produksi
3.2.1
Jumlah Permintaan Produksi Bulan Januari – Maret 2015
Jumlah permintaan produksi pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Jumlah Permintaan Produksi Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)
3.2.2
Hari ke
Januari
Februari
Maret
1
800
700
700
2
1200
800
1300
3
1300
700
1200
4
700
2000
1300
5
1700
800
700
6
1000
1100
800
7
1000
1400
800
8
900
1200
700
9
1600
1000
1200
10
800
900
700
11
1200
400
1600
12
1300
1200
800
13
600
1200
800
14
900
600
1700
15
1100
800
1500
16
1100
1100
1200
17
1600
1100
1500
18
1000
1500
1700
19
900
1500
1800
20
1200
700
1600
21
1100
600
1300
22
800
900
800
23
1200
1200
24
600
1600
Jumlah
25600
22200
28500
Jumlah Persediaan Botol Bulan Januari – Maret 2015
Data jumlah botol minuman pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat dari Tabel 3.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Jumlah Persediaan Botol Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)
3.2.3
Hari ke
Januari
Februari
Maret
1
850
750
750
2
1200
850
1300
3
1300
700
1200
4
750
2000
1300
5
1600
800
700
6
1000
1150
850
7
1000
1400
850
8
900
1200
750
9
1600
1000
1150
10
800
900
700
11
1250
450
1600
12
1300
1200
850
13
700
1200
800
14
1000
600
1700
15
1150
750
1500
16
1100
1100
1200
17
1600
1100
1500
18
1000
1500
1700
19
900
1500
1800
20
1200
700
1600
21
1200
600
1350
22
850
900
750
23
1250
1200
24
650
1600
Jumlah
26150
22350
28700
Jumlah Produksi yang Dihasilkan Bulan Januari – Maret 2015
Data jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Jumlah Produksi yang Dihasilkan Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)
3.2.4
Hari ke
Januari
Februari
Maret
1
810
710
736
2
1170
845
1285
3
1275
685
1173
4
728
2052
1284
5
1650
793
685
6
1025
1128
824
7
950
1375
837
8
895
1163
746
9
1626
989
1158
10
775
895
685
11
1245
438
1628
12
1280
1175
834
13
660
1204
769
14
910
589
1715
15
1140
746
1524
16
1120
1086
1157
17
1620
1133
1478
18
960
1457
1685
19
870
1524
1823
20
1175
678
1578
21
1165
589
1326
22
834
893
783
23
1236
1221
24
635
1586
Jumlah
25754
22147
28520
Biaya – biaya yang diperlukan dalam produksi
Biaya – biaya yang diperlukan dalam sistem produksi antara lain :
Universitas Sumatera Utara
•
Biaya Bahan Baku Tabel 3.4 Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku
•
Bulan
(Rp)
Januari 2015
382,031,020.00
Februari 2015
335,056,460.50
Maret 2015
296,230,290.00
Biaya Gaji Operator Tabel 3.5 Biaya Gaji Operator jumlah gaji
•
Operator
(Rp per bulan)
Inspector 1
2,000,000
Inspector 2
2,000,000
Packing
1,800,000
Biaya Perawatan Mesin Tabel 3.6 Biaya Perawatan Mesin Biaya Perawatan
•
Mesin
(Rp per bulan)
Filler
25,000,000
Washer
15,000,000
Biaya Pembelian Mesin Tabel 3.7 Biaya Penambahan Mesin Biaya Mesin
•
Mesin
(Rp per bulan)
Filler
35,000,000
Harga Jual Produk Tabel 3.8 Tabel Harga Jual Produk Harga(Rp) Krak
3.3
100,000
Pengolahan Data
Di dalam pengolahan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Menentukan distribusi yang digunakan pada data permintaan 2. Menentukan distribusi yang digunakan pada data persediaan botol 3. Menentukan distribusi yang digunakan pada data produksi
3.3.1
Distribusi Data Permintaan
Data distirbusi permintaan diolah dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 1 dimana distribusi didalam data permintaan dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal
dengan
batas
angka
1090,352
atau
dapat
ditulis
menjadi
N[1.09e+003,352].
3.3.2
Distribusi Data Persediaan Botol
Data distirbusi persediaan botol dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 2 dimana distribusi didalam data persediaan botol dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan batas angka 1190,350 atau dapat ditulis menjadi N[1.1e+003,350].
3.3.3
Distribusi Data Produksi
Data distirbusi produksi dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 3 dimana distribusi didalam dat permintaan dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan batas angka 1090,350 atau dapat ditulis menjadi N[1.09e+003,350].
3.4
Model Simulasi Sistem Nyata
Model simulasi dibuat dengan bantuan software ProModelTM. Model simulasi yang berhasil dibangun yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam sistem nyata dalam setiap proses nya seperti yang digambarkan pada pada lampiran 4.
Universitas Sumatera Utara
Didalam model simulasi ProModelTM ada beberapa bagian keterangan dalam pembuatan model antara lain : a.
Lokasi/Location Lokasi yang digunakan di dalam model berjumlah 20 lokasi dengan kapasitas setiap lokasi nya berbeda dengan satuan krak serta menggunakan prinsip antrian FIFO(First In First Out) dengan keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 5.
b.
Entitas/Entities Entitas atau dapat disebut juga bahan-bahan yang digunakan dalam sistem produksi seperti gula, botol, soda, krak_isi, krak_kosong dapat dilihat pada lampiran 6.
c.
Kedatangan/Arrival Proses awal kedatangan bahan(entitas) ke dalam sistem produksi dimana botol masuk dari lokasi pickup dengan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak, gula masuk dari lokasi frying_sugar hingga trimek dengan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak, dan krak_kosong masuk dari lokasi empty_krak denggan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak. Agar lebih jelas nya terdapat pada lampiran 7.
d.
Proses/Process Sistem dimulainya proses produksi dari awal kedatangan gula dari frying_sugar, botol ke pickup, lalu gula dan botol digabungkan menjadi soda ke jalur_krak1, hingga akhir dari proses produksi soda dimasukkan ke krak_kosong menjadi krak_isi dari krak menuju vallet. Proses didalam sistem ini tergambarkan dalam lampiran 8.
Universitas Sumatera Utara
3.5
Analisis Simulasi Sistem Nyata
Simulasi yang dihasilkan dengan menggunakan jam kerja selama 8 jam perhari nya dan dilakukan perulangan sebanyak 24 kali dengan satuan krak dimana 1 krak terdapat 24 botol. Data hasil produksi yang dihasilkan menggunakan data yang didapat dari perusahaan dengan menggunakan distribusi yang didapat. Data yang dihasilkan dalam simulasi jika terdapat data yang kosong maka dapat dilakukan beberapa cara antara lain : a.
Mean (rata-rata) Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari rata-rata dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Penggunaan mean dapat dilakukan jika data yang kosong terdapat 1 data yang kosong.
b.
Median (titik tengah) Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari titik tengah dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Jika terdapat 2 data yang kosong dan terdapat 1 median maka data kosong tersebut akan menggunakan data yang sama. Jika terdapat 1 data kosong dan 2 median maka akan dicari rata-rata dari median..
c.
Modus (nilai yang sering muncul) Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari data yang paling sering muncul dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Penggunaan modus dapat dilakukan didalam single ataupun multiple data yang kosong.
3.5.1
Analisis Hasil dari Simulasi
Hasil dari simulasi ini akan dibuat ke dalam tabel antara lain : •
Hasil Produksi dari Simulasi Nyata Lokasi : Vallet
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.9 Jumlah Produksi yang Dihasilkan n
X
1
1008
2
1008
3
1008
4
1010
5
1011
6
1006
7
1005
8
1006
9
1006
10
1004
11
1006
12
1008
13
1009
14
1005
15
1006
16
1008
17
1008
18
1010
19
1010
20
1010
21
1006
22
1009
23
1009
24
1007
Jumlah
24183
Keterangan : n = jumlah replikasi
3.5.2
X = jumlah produksi yang dihasilkan
Analisis Simulasi Nyata Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.5.2.1 Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Waktu Didalam sistem simulasi produksi nyata yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1008 krak, sedangkan di
Universitas Sumatera Utara
dalam sistem proses produksi yang ideal akan menghasilkan 1500 krak per hari dalam waktu 8 jam kerja. Ini karena besarnya jumlah botol rusak dan tidak layak untuk digunakan yang mengakibatkan efisiensi waktu terhadap hasil produksi hanya sebesar 67.2%. Maka akan dilakukan usulan penambahan guna untuk meningkatkan hasil produksi seperti penambahan operator ataupun mesin yang digunakan. Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi nyata dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Botol rusak L
E
botol rusak 2
53
failed
27
total
80
Keterangan : L = Location
E = jumlah botol (krak)
3.5.2.2 Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Biaya Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.9. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel yang terdapat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Biaya Produksi Hasil Produksi (krak per bulan) Biaya yang dihasilkan
24183
Harga (Rp) Biaya Bahan Baku (per bulan) Biaya yang dikeluarkan jumlah gaji (per bulan) Biaya Perawatan (Rp per bulan) Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)
2,418,300,000 337,772,590 5,800,000.00 40,000,000.00 2,034,727,410
Dari Tabel 3.12 dapat kita lihat hasil dari biaya produksi simulasi sistem nyata. Langkah selanjutnya akan dilakukan simulasi usulan penambahan operator ataupun mesin dengan memperhatikan penambahan gaji operator ataukah harga pembelian mesin serta biaya perawatan mesin. Setelah itu akan dibandingkan manakah biaya yang dihasilkan paling maksimum dari semua usulan-usulan penambahan yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
3.6
Pengembangan Simulasi Model Usulan
Pengembangan model usulan dilakukan dengan cara memodifikasi model aktual. Pengembangan model ini bertujuan untuk mengurangi banyak nya kerusakan botol dan kelambatan mesin dalam proses produksi yang mengakibatkan hasil produksi yang tidak efisien. Untuk hal ini maka ada 3 (tiga) alternatif usulan yang bisa dikembangkan yaitu: pertama dengan penambahan operator, kedua dengan penambahan stasiun kerja (elemen mesin) dan ketiga penambahan stasiun kerja serta penambahan operator.
3.6.1
Analisis Simulasi Penambahan Operator
Untuk usulan pertama yaitu dengan penambahan operator akan dilakukan penambahan sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi dan 1 operator didalam proses packing. Penggunaan penambahan operator guna mengurangi human error agar dapat mengurangi kerusakan pada botol serta dapat melakukan proses packing yang lebih cepat yang mengakibatkan bertambahnya hasil produksi yang dihasilkan. Setelah dibuat model dan melakukan simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan hasil sebagai berikut : •
Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator Lokasi : Vallet Tabel 3.12 Jumlah produksi yang dihasilkan n
X
1
1143
2
1142
3
1141
4
1144
5
1138
6
1140
7
1145
8
1139
9
1138
10
1129
Universitas Sumatera Utara
n
X
11
1147
12
1135
13
1133
14
1138
15
1132
16
1147
17
1148
18
1150
19
1134
20
1138
21
1144
22
1136
23
1135
24
1145
Jumlah
27361
Keterangan : n = jumlah replikasi
X = jumlah produksi yang dihasilkan
3.6.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya 3.6.1.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1140 krak jika dibandingkan dengan hasil dari simulasi nyata yang rata-rata hanya menghasilkan 1008 krak maka sudah mengalami peningkatan efisiensi waktu terhadap hasil produksi dari 67.2% menjadi 76.0%. Namun hasil yang didapat masih belum cukup dekat dengan efisiensi waktu yang ideal. Maka akan dilakukan usulan selanjutnya. Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.13 Botol rusak L
E
botol rusak 2
61
Failed
29
Total
90
Keterangan : L = Location
E = jumlah botol(krak)
3.6.1.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dengan Efisiensi Biaya Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.12. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel yang terdapat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Biaya Produksi Hasil Produksi (krak per bulan)
27361
Biaya yang dihasilkan
Harga (Rp) Biaya Bahan Baku (per bulan) Biaya yang dikeluarkan jumlah gaji (per bulan) Biaya Perawatan (Rp per bulan) Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)
2,736,100,000 337,772,590 11,600,000.00 40,000,000.00 2,346,727,410
Dari Tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan operator mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 312.000.000,00. Pada usulan penambahan operator biaya yang dikeluarkan untuk jumlah gaji operator bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang lebih besar dari gaji operator maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Tabel 3.15 Perbandingan Simulasi Nyata dan Usulan 1
Jumlah
Human Error
Hasil Produksi
Operator
Peningkatan
Jumlah
Biaya
keuntungan
A
3
17%
1008
-
2,034,727,410
A1
6
5%
1140
5,800,000
2,346,727,410
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : A = Simulasi nyata A1 = Usulan penambahan operator
3.6.2
Analisis Simulasi Penambahan Mesin
Untuk usulan kedua yaitu penambahan mesin akan dilakukan penambahan 1 mesin dimana mesin yang ditambahkan adalah mesin filler ataupun mesin yang digunakan untuk mengisi soda limun kedalam botol kosong. Penambahan mesin ini berguna untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada mesin filler. Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut : •
Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Mesin Lokasi : Vallet Tabel 3.16 Jumlah Produksi Yang Dihasilkan n
X
1
1097
2
1098
3
1098
4
1098
5
1098
6
1098
7
1098
8
1098
9
1098
10
1098
11
1098
12
1098
13
1098
14
1097
15
1098
16
1097
17
1098
Universitas Sumatera Utara
n
X
18
1098
19
1098
20
1098
21
1098
22
1098
23
1097
24
1098
Jumlah
26348
Keterangan : n = jumlah replikasi
3.6.2.1
X = jumlah produksi yang dihasilkan
Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.6.2.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Didalam sistem simulasi produksi penambahan mesin yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1098 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi dari 67.2% menjadi 73.2%. Tetapi jika dibandingkan dengan usulan pertama yaitu denga penambahan operator mengalami penurunan efisiensi dari 76.0% menahdi 73.2%. Disini terlihat bahwa human error lebih mempengaruhi dalam hasil produksi daripada kecepatan mesin. Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan mesin dapat dilihat pada Tabel 3.17. Tabel 3.17 Botol rusak L
E
botol rusak 2
12
Failed
68
Total
80
Keterangan : L = Location
E = jumlah botol(krak)
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dengan Efisiensi Biaya Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.16. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel yang terdapat pada Tabel 3.18. Tabel 3.18 Biaya Produksi Hasil Produksi (krak per bulan)
26348
Biaya yang dihasilkan
Harga (Rp) Biaya Bahan Baku (per bulan) jumlah gaji (per bulan) Biaya yang dikeluarkan Biaya Perawatan (Rp per bulan) Biaya Penambahan Mesin (per bulan) Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)
2,634,800,000 337,772,590 5,800,000 65,000,000 35,000,000 2,191,227,410
Dari Tabel 3.18 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 156.500.000,00. Pada usulan penambahan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya penambahan mesin serta biaya perawatan mesin bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan
sehingga
biaya
yang
dihasilkan
pun
bertambah.
Dengan
bertambahnya biaya hasil produksi yang lebih besar dari penambahan biaya yang dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun mengalami penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan simulasi usulan penambahan operator. Tabel 3.19 Perbandingan Simulasi Nyata , Usulan 1 dan Usulan 2
Jumlah
Waktu kerja
Jumlah
Human
Filler
Filler (sec)
Operator
Error
A
1
8
3
17%
A1
1
8
6
A2
2
4
3
Hasil Produksi
Peningkatan
Jumlah
Biaya
keuntungan
1008
-
2,034,727,410
5%
1140
5,800,000
2,346,727,410
16%
1098
60,000,000
2,191,227,410
Keterangan : A = Simulasi nyata A1 = Usulan penambahan operator A2 = Usulan penambahan mesin
Universitas Sumatera Utara
3.6.3
Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin
Untuk usulan ketiga ini kita akan menggabungkan usulan pertama dan kedua yaitu dengan penambahan 1 mesin filler dan penambahan operator dimana penambahan operator sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi dan 1 operator didalam proses packing. Penambahan operator dan mesin ini berguna untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada mesin filler serta mengurangi Human Error yang membuat bertambahnya hasil produksi yang dihasilkan dan berkurangnya botol yang mengalami kerusakan. Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut : •
Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Lokasi : Vallet Tabel 3.20 Jumlah produksi yang dihasilkan n
X
1
1161
2
1161
3
1161
4
1161
5
1161
6
1161
7
1161
8
1161
9
1161
10
1161
11
1161
12
1160
13
1161
14
1161
15
1161
16
1161
17
1161
18
1161
Universitas Sumatera Utara
n
X
19
1161
20
1161
21
1161
22
1161
23
1161
24
1161
Jumlah
27863
Keterangan : n = jumlah replikasi
3.6.3.1
X = jumlah produksi yang dihasilkan
Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.6.3.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator danmesin yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1161 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi dari 67.2% menjadi 77.4%. Disini terlihat bahwa penggabungan human error dan kecepatan mesin untuk berproses meningkatkan efisiensi hasil produksi yang cukup signifikan. Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dan mesin dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 3.21. Tabel 3.21 Botol rusak L
E
botol rusak 2
25
Failed
30
Total
65
Keterangan : L = Location
E = jumlah botol(krak)
Universitas Sumatera Utara
3.6.3.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin Dengan Efisiensi Biaya Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.20. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel yang terdapat pada Tabel 3.22. Tabel 3.22 Biaya Produksi Hasil Produksi (krak per bulan)
27863
Biaya yang dihasilkan
Harga (Rp) Biaya Bahan Baku (per bulan) jumlah gaji (per bulan) Biaya yang dikeluarkan Biaya Perawatan (Rp per bulan) Biaya Penambahan Mesin (per bulan) Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)
2,786,300,000 337,772,590 11,600,000 65,000,000 35,000,000 2,336,927,410
Dari Tabel 3.22 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan operator dan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 302.200.000,00. Pada usulan penambahan operator dan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya penambahan mesin, biaya perawatan mesin, serta biaya gaji operator bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang lebih besar dari penambahan biaya yang dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun mengalami
penurunan
keuntungan
jika
dibandingkan
dengan
simulasi
penambahan operator.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.23 Perbandingan Simulasi Nyata dan Simulasi Usulan
Jumlah
Waktu kerja
Jumlah
Human
Filler
Filler (sec)
Operator
Error
A
1
8
3
17%
A1
1
8
6
A2
2
4
A3
2
4
Hasil Produksi
Peningkatan
Jumlah
Biaya
keuntungan
1008
-
2,034,727,410
5%
1140
5,800,000
2,346,727,410
3
16%
1098
60,000,000
2,191,227,410
6
8%
1161
65,800,000
2,336,927,410
Keterangan : A = Simulasi nyata A1 = Usulan penambahan operator A2 = Usulan penambahan mesin A3 = Usulan penambahan operator dan mesin
Analisis hasil yang didapat dari sistem simulasi nyata dan simulasi ketiga usulan dapat dilihat dalam Tabel 3.24 serta grafik pada Gambar 3.2 hingga Gambar 3.6. Tabel 3.24 Perbandingan Hasil Simulasi Sistem Nyata Dan Simulasi Usulan Hasil Simulasi
Sistem Nyata
A1
A2
A3
Jumlah hasil produksi (krak)
24183
27361
26348
27863
(krak)
1008
1140
1098
1161
Utilitas hasil produksi
67.2%
76.0%
73.2%
77.4%
Jumlah botol rusak (krak)
80
90
80
65
Keuntungan (Rp)
2,034,727,410
2,346,727,410
2,191,227,410
2,336,927,410
Rata-rata hasil produksi
Keterangan : A1 = usulan 1
A2 = usulan 2
A3 = usulan 3
Usulan 1 = penambahan operator Usulan 2 = penambahan mesin Usulan 3 = penambahan operator dan mesin
Universitas Sumatera Utara
Jumlah hasil produksi 29000 28000
27863
27361
27000
26348
26000 25000 24000
Jumlah hasil produksi
24183
23000 22000 Sistem Nyata
A1
A2
A3
Gambar 3.2 Perbandingan Jumlah Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Rata-rata hasil produksi 1200 1150
1161
1140
1100
1098
1050 1000
Rata-rata hasil produksi
1008
950 900 Sistem Nyata
A1
A2
A3
Gambar 3.3 Perbandingan Rata-rata Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan rata-rata hasil produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki rata-rata hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Utilitas hasil produksi 80.0% 78.0% 76.0% 74.0% 72.0% 70.0% 68.0% 66.0% 64.0% 62.0%
77.4%
76.0% 73.2%
Utilitas hasil produksi
67.2%
Sistem Nyata
A1
A2
A3
Gambar 3.4 Perbandingan Utilitas Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan utilitas hasil produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan utilitas hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki utilitas hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah botol rusak 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
90 80
80 65 Jumlah botol rusak
Sistem Nyata
A1
A2
A3
Gambar 3.5 Perbandingan Jumlah Botol Rusak Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah botol rusak yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami penurunan jumlah botol rusak jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki kerusakan botol yang paling sedikit jika dibandingkan dengan usulan lain nya dan sistem nyata.
Keuntungan 2,400,000,000 2,350,000,000 2,300,000,000 2,250,000,000 2,200,000,000 2,150,000,000 2,100,000,000 2,050,000,000 2,000,000,000 1,950,000,000 1,900,000,000 1,850,000,000
2,346,727,410
2,336,927,410
2,191,227,410 Biaya keuntungan
2,034,727,410
Sistem Nyata
A1
A2
A3
Gambar 3.6 Perbandingan Keuntungan Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan Keuntungan yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan biaya produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 1 memiliki Keuntungan yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Dari Tabel 3.24 serta Gambar 3.2 hingga 3,.6 kita dapat melihat bahwa dalam hasil produksi, rata-rata hasil produksi, utilitas hasil produksi, serta jumlah botol yang rusak usulan 3 memiliki efisiensi waktu terhadap hasil produksi yang lebih mendekati ideal dibandingkan sistem usulan lain nya. Namun untuk Keuntungan usulan 1 yang memiliki efisiensi biaya yang paling menguntungkan dalam proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis pada bab sebelumya dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari sistem simulasi nyata yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.034.727.410 2. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1140 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.346.727.410 3. Dari sistem simulasi usulan penambahan mesin yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1098 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.191.227.410 4. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator dan mesin yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1161 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.336.927.410 4.2 Saran Peneliti menyarankan agar pihak perusahaan ingin mendapatkan hasil produksi yang optimal dalam efisiensi waktu dan biaya pihak perusahan dapat menambahkan 3 operator dan 1 mesin dalam proses produksi minuman botol “Badak” tersebut.
Universitas Sumatera Utara